• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DAN IDENTIFIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM ISOLASI DAN IDENTIFIKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

FITOKIMIA

PERCOBAAN KE 4

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI PIPERIN DARI FRUCTUS PIPERIS

NIGRI

Nama : Diah Ayu Puspitasari

NIM : 1606067067

Kelompok : A2

Hari, Tanggal Praktikum :

Dosen Pembimbing : Andy Wijaya, M.Farm., Apt

LABORATURIUM FITOKIMIA

(2)

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN IV

A. TUJUAN

Dapat memahami prinsip dan melakukan isolasi piperin dari Piperis nigri fructus atau Piperis albi fructus beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode kromatografi lapis tipis.

B. DASAR TEORI

Merica adalah sejenis tanaman obat yang diambil buahnya. Dikalangan masyarakat merica juga dikenal dengan nama lada. Terdapat dua macam merica yaitu merica putih dan merica hitam.

Piperin terdapat dalam lada hitam dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Terdapat beberapa senyawa pada lada hitam baik sebagai perasa maupun tidak dan memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan Sclerotium rolfsi dan Fusarium solani sepenuhnya. Terdapat beberapa senyawa pada lada hitam baik sebagai perasa. Piperin memiliki aktivitas fungisida dan insektisida (Saha et al, 2013).

Soxhlet

Merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan pemanasan untuk destilasi pelurut sehingga terjadi sirkulasi pelarut melalui serbuk simplisia. Metode ini efsiensi dalam pemanfaatan pelarut tetapi berisiko pembentukan artefak akibat penggunaan panas. Pelarut yang digunakan pada metode Soxhlet minimal cukup untuk 2 kali penyarian. Proses ekstraksi dengan Soxhlet dihentikan apabila warna pelarut yang ada didalam Soxhlet sama seperti warna pelarut awalnya.

Piperin

(3)

karena jika suatu sampel ukuran partikelnya diperkecil maka partikel mudah terbasahi oleh solvent sehingga senyawa dalam simplisia mudah tersari. Proses isolasi piperin dari ekstrak lada hitam dapat dilakukan dengan metode rekristalisasi. Secara harfah rekristalisasi berarti pembentukan kristal kembali. (Harborne. J.B., 1987)

Kromatograf

Kromatograf adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatograf menggunakan dua fase yaitu fasa tetap ( stationary ) dan fasa gerak ( mobile ), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut. Cara-cara kromatograf dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatograf serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatograf partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem kromatograf yaitu kromatograf serapan yang terdiri dari kromatograf lapis tipis dan kromatograf penukar ion, kromatograf padat, kromatograf partisi dan kromatograf gas-cair serta kromatograf kolom kapiler (Hostettmann, K., dkk., 1995).

Prinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.

(4)

digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi.

Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifkasikan senyawa. Bila identifkasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.

C. ALAT DAN BAHAN ALAT

1. Alat penyari soxhlet 2. Seperangkat alat KLT BAHAN

1. Piper nigrum 2. Etanol 96%

3. KOH-etanolik 10% 4. Diklormetana 5. Etil Asetat

D. CARA KERJA

1. EKSTRAKSI DAN ISOLASI

(5)

jernih yang didapat didiamkan dalam almari es sampai hari praktikum yang akan datang, atau sampai pembentukan kristal optimal.

2. PEMURNIAN

Kristal yang timbul dipisahkan, dicuci dengan etanol 96% (dingin) dan dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 40ᴼC selama 30-45 menit kemudian disimpan dalam eksikator yang dilengkapi kapur tohor. Kristal yang diperoleh ditimbang dan diidentifkasi dengan KLT.

3. IDENTIFIKASI

Ambil sedikit padatan dengan ujung spatel kecil, larutkan dalam etanol. Larutan siap dianalisis secara kualitatif dengan kromatograf lapis tipis dengan kondisi sebagai berikut: a. Fase diam : Silika gel GF 254 b. Fase gerak : Diklormetana : Etil asetat (75:25) c. Cuplikan : Larutan sampel d. Deteksi : UV 254, disemprot dengan anisaldehid asam sulfat dan dipanaskan 110ᴼC selama 10 menit Catat harga Rf yang diperoleh.

E. HASIL

Nama simplisia : Fructus Piperis Nigri (lada putih) Metode ekstraksi : soxhlet

Jumlah pelarut : 350 ml Jumlah siklus : 5

(6)

Rotari ecaporator pada suhu 50o

Kecepatan putaran 80rpm

Hasil pengamatan dengan kromatograf

Sinar tampak UV 254 UV 366

Fase diam : silica gel GF 254

Fase gerak : diklormetana : etil asetat (75:25) Cuplikan : larutan sampel

Deteksi : UV 254, disemprot dengan anisaldehid asam sulfat dan dipanaskan 110o selama 10 menit

F. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah praktikum Isolasi Piperin dari Fructus Piperis Nigri. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengisolasi piperin dari Piperis Nigri, menganalisa secara kualitatif hasil isolasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), dan melakukan isolasi dengan metode sokhletasi.

(7)

selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi, waktu yang digunakan pun lebih cepat. Prinsip dari isolasi dengan metode sokhletasi adalah piperin disari dari buah piper dengan menggunakan etanol 96%, kemudian dipisahkan dari senyawa resin dengan penambahan KOH-etanol 10%. Piperin merupakan senyawa amida basa lemah. Selanjutnya ekstraksi jernih yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50oc, dengan kecepatan 80rpm.

Ekstrak kental yang telah didapat kemudian di dinginkan kembali dan diberikan KOH etanolik 10%. Tujuan dari pemberian KOH etanolik ialah untuk menghidrolisis senyawa yang didapat agar menghasilkan kalium piperinat dan piperin. Piperin yang didapatlah yang kemudian akan diambil. Selain itu, penambahan KOH etanolik juga bertujuan untuk memisahkan senyawa piperin dari resin pengotor. Setelah penambahan KOH etanolik, dilakukan penyaringan kembali dengan kertas saring untuk memisahkan filtrat dan endapan resin akibat pemberian KOH etanolik.

Filtrat jernih yang telah didapat kemudian dimasukkan ke dalam lemari es untuk proses kristalisasi. Tujuan dari proses kristalisasi ialah untuk memurnikan sampel dari pengotornya. Prinsip dari kristalisasi ialah senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap, membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kristal yang diperoleh berbau menyengat khas piperin dengan warna coklat kekuningan.

(8)

pengujian KLT didapatkan nilai Rf 0.15, hal ini menunjukan bahwa bercak bersifat non polar. Rendemen tidak dapat dihitung karena kristal yang diperoleh terlalu sedikit. Tetapi pada sinar UV terdapat bercak tunggal berwarna jingga dengan disemprot pereaksi dragendorf. Berdasarkan literatur, nilai Rf standar dari piperin adalah 0.42 (Vyas et al, 2011). Sedangkan nilai Rf yang diperoleh dari hasil praktikum adalah 0,15. Hal ini menunjukan Rf yang diperoleh berbeda dengan harga Rf standar. Hal ini dimungkinkan karena sampel tersebut belum terhidrolisis dengan baik oleh KOH etanolik serta belum mengalami pemisahan dari pengotor sehingga senyawa tersebut belum merupakan piperin murni sehingga tidak memiliki Rf yang sama dengan Rf standar.

G. KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa hasil nilai Rf sampel berbeda dengan nilai Rf standar, yaitu pada nilai Rf sampel diperoleh 0.15 dan nilai Rf standar 0.42. Hal ini dimungkinkan bercak tersebut merupakan sampel yang belum terhidrolisis sempurna oleh KOH etanolik.

H. DAFTAR PUSTAKA

Hosstettman, K., dkk. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Penerbit ITB. Bandung Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung

Saha, K.C., H. P. Seal., M. A. Noor. 2013. Isolation and

Referensi

Dokumen terkait

ORGANOLEPTIS - Bentuk - Warna - Bau - Rasa Serbuk Putih Tidak berbau Tidak berasa Serbuk kristal Coklat kekuningan Bau asam Agak asam Serbuk halus Putih Tidak berbau Tidak berasa

teknik ekstraksi yang lebih tepat sehingga yield dari senyawa piperin

Serbuk halus daun ketepeng cina sebanyak 3 kg dimaserasi dengan menggunakan metanol selama 3x24 jam untuk menarik senyawa metabolit sekunder yang ada pada daun

Proses ekstraksi ini tidak dilakukan dengan metode soxhlet karena dikhawatirkan ada golongan senyawa tanin yang tidak tahan panas, selain itu senyawa tanin mudah

Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap tumbuhan Benalu. Nangka berupa serbuk halus yang kering sebanyak

Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi dimana ekstraksi merupakan proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan dalam senyawa organik untuk

Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan.. Bagian tabung reaksi

Pada praktikum kali ini menggunakan metode Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa Pada praktikum kali ini menggunakan metode Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap