• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bubur Beras Putih Dibandingkan Bubur Oat terhadap Kebugaran Tubuh.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Bubur Beras Putih Dibandingkan Bubur Oat terhadap Kebugaran Tubuh."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH BUBUR BERAS PUTIH DIBANDINGKAN BUBUR OAT TERHADAP KEBUGARAN TUBUH

Cresentia Cyndy K.S, 2015; Pembimbing I: Stella Tinia Hasiana, dr., M.Kes, IBCLC Pembimbing II: Budi Widyarto Lana, dr., M.H

Kebugaran tubuh adalah kemampuan tubuh dalam beradaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Sumber energi utama untuk melakukan aktivitas ini adalah karbohidrat, seperti yang terkandung di beras putih dan oat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek bubur beras putih dibandingkan bubur oat terhadap kebugaran tubuh.

Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pre test-post test dan cross over method. Subjek penelitian terdiri dari tiga puluh wanita berusia 18-23 tahun, dengan perlakuan pemberian bubur beras putih atau oat dan ditukar 1 minggu kemudian. Data yang diukur adalah denyut nadi pada 3 interval waktu yang berbeda kemudian dihitung berdasarkan rumus Modifikasi Harvard Step Up Test . Data selanjutnya diuji menggunakan uji t berpasangan dengan α= 0,05.

Rata-rata peningkatan kebugaran tubuh setelah mengonsumsi bubur beras putih dibandingkan sebelum mengonsumsi adalah dari 1.444 dan pada subjek yang mengonsumsi bubur oat adalah dari 20.216, dengan perbedaan bermakna (p = 0.000).

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bubur oat meningkatkan kebugaran tubuh lebih baik dibandingkan bubur beras putih.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF WHITE RICE PORRIDGE COMPARED TO OATS PORRIDGE TOWARDS PHYSICAL ENDURANCE

Cresentia Cyndy K.S, 2015; Supervisor I: Stella Tinia Hasiana, dr., M.Kes, IBCLC Supervisor II: Budi Widyarto Lana, dr., M.H

Physical endurance is the body's ability to adapt in everyday’s physical loading

without causing excessive fatigue. The best energy source for the body is carbohydrates, such as nutrients contained in the white rice and oats.

The objective of this experiment was to determine the effect of white rice porridge compared with oats porridge towards physical endurance.

This study was a pre consumption-post test quasi-experimental design using a completely randomized design and the cross-over method. Subjects consisted of thirty women aged 18-23 years, given white rice porridge or oats porridge, crossed over 1 week later. The measured data from the study is the pulse of the subjects at 3 different time intervals, subsequently calculated based on the formula Harvard step test.

Collected data were analyzed using a paired t-test with α = 0.05.

Mean increase in physical endurance after consuming white rice porridge compared before consumption is 1.444, significantly different from oats porridge that has mean increase 20,216 (p = 0.000).

From this research we concluded that oats porridge improve physical endurance better than white rice porridge.

(3)

DAFTAR ISI

PENGARUH BUBUR BERAS PUTIH DIBANDINGKAN ... i

BUBUR OAT ... i

TERHADAP KEBUGARAN TUBUH ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat karya tulis ilmiah ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis ... 7

BAB II ... 8

TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Otot Rangka ... 8

2.1.1 Histologi Otot Rangka ... 8

2.1.2 Fisiologi Anatomi Otot Rangka ... 10

(4)

2.1.3.1 Mekanisme Umum Kontraksi Otot ... 12

2.1.3.2 Sumber Energi Untuk Kontraksi Otot Lurik ... 13

2.2 Pembuluh darah ... 15

2.2.1 Histologi Pembuluh Darah ... 15

2.2.2 Fisiologi Pembuluh Darah ... 16

2.4 Kebugaran tubuh ... 19

2.4.1 Komponen Kebugaran Tubuh dan Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Tubuh ... 19

2.4.2 Pengukuran Kebugaran Tubuh ... 24

2.5 Karbohidrat ... 26

2.5.1 Definisi Karbohidrat... 26

2.5.2 Klasifikasi Karbohidrat ... 27

2.5.3 Pencernaan Karbohidrat ... 28

2.5.4 Absropsi Karbohidrat ... 29

2.5.5 Metabolisme Karbohidrat ... 30

2.5.5.1 Metabolisme Karbohidrat dalam Membentuk Energi Tubuh ... 31

2.5.6 Glikemik Indeks ... 33

2.5.7 Glikemik Indeks dan Glikemik Loads ... 35

2.5.8 Glikemik Indeks pada Makanan... 35

2.6 Beras putih ... 37

2.7 Oat ... 40

2.8 Kandungan Nutrisi Beras Putih dan Oat ... 41

BAB III ... 43

METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 43

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 43

(5)

3.1.3 Ukuran Sampel ... 44

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Data yang diukur ... 46

3.3.3 Analisis Data ... 46

3.3 Variabel penelitian dan Definisi Operasional ... 47

3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 47

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.4 Prosedur Kerja ... 48

3.4.1 Persiapan Sebelum Penelitian ... 48

3.4.2 Prosedur Penelitian ... 49

3.4.3 Uji Pendahuluan ... 52

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 52

BAB IV ... 53

HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 53

4.1 Uji Homogenitas ... 53

4.2 Hasil Penelitian ... 54

4.3 Pembahasan Penelitian ... 56

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 57

BAB V ... 60

SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Glikemik Indeks dan Glikemik Loads beberapa makanan

sehari-hari...36 Tabel 2.2 Komposisi nutrisi pada padi-padian per 100 gram porsi...41 Tabel 3.1 Interpretasi Skor Modifikasi Harvard Step Up Test Cara Lambat..51

Tabel 4.1 Uji Homogenitas Hasil Penghitungan Skor Harvard Step-Up Test dengan Rumus Harvard Cara Cepat dan Cara Lambat Setelah Mengonsumsi Bubur Beras Putih dan Bubur Oat...53 Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Penghitungan Skor Harvard Step-Up Test dengan

Rumus Harvard Cara Cepat dan Cara Lambat Setelah Mengonsumsi Bubur Beras Putih...54 Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Penghitungan Skor Harvard Step-Up Test dengan

Rumus Harvard Cara Lambat Sebelum dan Setelah Mengonsumsi Bubur Oat...55 Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Penghitungan Skor Harvard Step-Up Test dengan

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur otot yang terdiri dari serabut otot dan dibungkus oleh jaringan ikat dari luar ke dalam: epimissium-perimissium-endomissium...9 Gambar 2.2 Serabut otot yang tersusun dari rangkaian sarkolemma, myofibril, sarkoplasma, reticulum sarkoplasma dan filament aktin & myosin...11 Gambar 2.3 Proses terjadinya kontraksi otot yang dimulai dari pengikatan ATP oleh

myosin dan setiap siklus kontraksi akan berlanjut jika ATP tetap tersedia dan kandungan Ca2+ pada sarkoplasma mencukupi...14 Gambar 2.4 Penampang melintang Arteri dan Vena dengan pulasan Hematoxylin & Eosin (H&E)...16 Gambar 2.5 Skema Pencernaan Karbohidrat...29 Gambar 2.6 Rantai transport elekton pada proses pembentukan adenosine trifosfat (ATP) dalam sel, menunjukan bahwa sebagian besar ATP dibentuk dalam mitokondria...31 Gambar 2.7 Siklus asam sitrat / siklus Krebs dalam pembentukan ATP...32 Gambar 2.8 Perbedaan absorbsi glukosa pada gastrointestinal dan peningkatan kadar

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian...64

Lampiran 2 Informed Consent...65

Lampiran 3 Hasil Penelitian...66

Lampiran 4 Uji T-Berpasangan...68

Lampiran 5 Hasil Uji Pendahuluan...70

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap harinya, tubuh kita melakukan aktivitas fisik yang beragam, baik itu ringan maupun berat. Untuk dapat melakukan aktivitas fisik dengan baik, diperlukan pula kondisi tubuh yang baik yang biasa kita kenal sebagai kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh merupakan kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan adaptasi terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran tubuh pada setiap orang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti: (a) genetik, (b) usia, (c) jenis kelamin, (d) kegiatan fisik, (e) kebiasaan, dan (f) asupan gizi. (A.Purba, 2009)

Dari keenam faktor tersebut, faktor yang dapat dimodifikasi adalah kegiatan fisik, kebiasaan dan asupan gizi. Kebugaran tubuh yang baik dapat diperoleh dengan adanya asupan gizi yang baik dan seimbang. Karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang terkandung dalam makanan sangat memengaruhi tingkat kebugaran tubuh seseorang. Di antara zat gizi tersebut, karbohidrat dan protein memegang peranan yang penting karena karbohidrat merupakan sumber energi utama yang digunakan saat tubuh beraktivitas seperti tertulis pada Research Digest, bahwa 45-65% energi berasal dari karbohidrat, 10-35% dari protein dan 20-35% dari lemak. (Manore, 2004)

(10)

oat merupakan jenis bubur yang mudah kita temukan dan jumpai. Saat ini banyak orang yang mengonsumsi oat dikarenakan maraknya iklan dan sumber yang berlomba-lomba mempromosikan efek oat terhadap kesehatan, terutama kesehatan jantung dan kolesterol tanpa mencantumkan penelitian yang bermakna terutama bagi kebugaran tubuh. (Humble, 1991)

Bubur beras putih merupakan bentuk makanan lembek berair, dan merupakan hasil dari perebusan beras putih. Bubur beras putih mengandung berbagai zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, di antaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, alkohol, sodium, potasium, thiamin. Sebagian besar kandungan bubur beras putih terdiri dari karbohidrat (70,7%) , dan sebagian kecil nya adalah protein (8,9%). Lemak yang terkandung dalam bubur beras putih sangat sedikit, yaitu 1,95%. Sedangkan sisa nya terdiri dari sodium, potasium, dan mineral lainnya. (Fat Secret Indonesia, 2010; Calorie Counter, 2014).

Karbohidrat tinggi yang terkandung dalam bubur beras putih akan memengaruhi kebugaran tubuh dan aktivitas dari tubuh oleh karena karbohidrat akan diproses dan menghasilkan ATP lalu mengalami proses pemecahan sehingga bermanfaat sebagai energi bagi tubuh. Namun, kandungan karbohidrat yang tinggi ini akan meningkatkan gula darah dan energi secara cepat dan turun secara cepat pula. (Ministry of Health, 2003)

Bubur oat merupakan bentuk makanan lembek dan berair yang berasal dari pengolahan biji gandum. Bubur oat dikenal sebagai salah satu makanan yang paling sehat dan bermanfaat bagi tubuh, baik kesehatan jantung maupun sebagai sumber energi (Humble, 1991). Kandungan yang terdapat pada bubur beras putih juga terdapat di dalam bubur oat, namun bubur oat mengandung lebih banyak lemak dan protein, selain itu kandungan sodium pada bubur oat lebih rendah dibandingkan bubur beras putih. (Fat Secret Indonesia, 2010; Calorie Counter, 2014)

(11)

Bubur beras putih lebih sering kita jumpai dibandingkan bubur oat, bubur beras putih merupakan makanan yang umum, tapi tidak banyak orang tahu kandungan pasti yang terkandung di dalamnya. Namun, penelitian tentang kandungan bubur di Indonesia masih minim sehingga banyak masyarakat belum mengetahui manfaat dan pengaruh mengkonsumsi bubur, baik beras putih maupun oat. Hingga saat ini, penelitian tentang bubur, baik bubur beras putih maupun bubur oat di Indonesia masih minim, sehingga pengetahuan masyarakat akan kandungan bubur beras putih dan bubur oat masih kurang. Selain itu, pengaruh bubur beras putih dan bubur oat penting untuk diketahui oleh karena bubur merupakan makanan yang sering dijumpai sebagai makanan alternatif pada saat kondisi tertentu, seperti sakit (WebMD, 2015).

Permasalahan tersebut melatarbelakangi penelitian ini untuk mengetahui dan membandingkan antara bubur beras putih dengan bubur oat terhadap kebugaran tubuh.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui:  Bagaimana pengaruh bubur beras putih terhadap kebugaran tubuh  Bagaimana pengaruh bubur oat terhadap kebugaran tubuh

 Bagaimana pengaruh bubur beras putih dibandingkan bubur oat terhadap kebugaran tubuh

1.3 Maksud dan Tujuan

 Mengetahui pengaruh bubur beras putih terhadap kebugaran tubuh  Mengetahui pengaruh bubur oat terhadap kebugaran tubuh

(12)

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat Akademis

 Menambah wawasan di dunia kesehatan dan gizi tentang pengaruh bubur beras putih dibandingkan bubur oat terhadap kebugaran tubuh Manfaat Praktis

 Memberikan informasi tentang kandungan bubur beras putih, kandungan bubur oat, serta manfaat nya bagi kebugaran tubuh dan aspek lain nya

1.5 Kerangka Pemikiran

Kebugaran tubuh berkaitan erat dengan status kesehatan seseorang dan diperlukan dalam menunjang aktivitas sehati-hari. Komponen yang termasuk didalam nya adalah: (1) daya tahan kardiovaskuler / cardiovascular endurance, (2) daya tahan otot / local muscular endurance, (3) kekuatan otot / muscular strength, (4) kelenturan / flexibility, (5) speed dan (6) komposisi tubuh. Untuk

mengukur kebugaran tubuh seseorang, kita dapat melakukan pengukuran dari komponen kebugaran tubuh itu sendiri seperti, pengukuran daya jantung dan paru, pengukuran kemampuan otot saraf dan pengukuran komposisi tubuh. (A.Purba, 2009)

(13)

Glukosa, yang didapatkan dari hasil pemecahan karbohidrat, merupakan sumber energi utama yang dibutuhkan oleh otot selama melakukan aksi kontraksi. Pada saat melakukan latihan fisik, akan terjadi turnover ATP pada otot skelet yang sangat meningkat. Hal tersebut disebabkan adanya katabolisme dari karbohidrat (intramuskular glikogen, gula darah), dan asam lemak (intramuskular trigliserida, blood lipids). Maka dari itu, asupan karbohidrat seseorang sangat berpengaruh terhadap derajat kebugaran tubuh seseorang. (Richter, 2005)

Bubur merupakan makanan alternatif yang sering dijumpai sehari-hari. Kandungan yang terkandung dalam bubur bergantung bahan dasar yang digunakan dan zat-zat yang ditambahkan ke dalam bubur tersebut. Bubur beras putih menggunakan beras putih sebagai bahan dasar, sedangkan bubur oat menggunakan biji gandum. Kandungan yang berbeda antara beras putih dan biji gandum akan menimbulkan perbedaan pula terhadap efek yang diberikan bubur terhadap kebugaran tubuh. (Rose, 2005)

Kandungan karbohidrat, lemak dan protein yang digunakan tubuh selama aktivitas fisik dipengaruhi oleh jarak waktu antara aktivitas dimulai dengan kapan asupan makanan terakhir dari subjek penelitian. (Manore, 2004). Sebagai contoh, pada penelitian yang dilakukan oleh Bregman and Brooks (1999), pada saat subjek penelitian di uji aktivitas fisik nya setelah makan malam, energi yang digunakan lebih banyak berasal dari lemak dibandingkan dengan subjek yang di uji setelah makan siang.

(14)

(Guyton & Hall, 2006).

Pemecahan 1 gr karbohidrat di dalam tubuh akan menghasilkan 16.7 kJ energi atau 4,1 kkal yang dapat digunakan tubuh. Karbohidrat akan dicerna didalam tubuh dan dipecah menjadi oligosakarida, disakarida hingga menjadi monosakarida. Monosakarida yang digunakan sebagai sumber utama energy bagi tubuh adalah glukosa, yang nantinya akan diproses lebih lanjut secara biokimiawi dan menghasilkan energi / ATP. Hal ini tentu saja akan menunjang aktivitas tubuh dan tubuh seseorang akan lebih bugar dalam melakukan aktivitasnya. Di samping itu, 1 gr lemak akan menghasilkan 37 kJ energi tetapi proses pemecahan nya berlangsung lebih lambat dibadingkan dengan karbohidrat. Namun kandungan lemak yang terkandung di dalam bubur beras putih sangat rendah jumlahnya, sehingga efek yang ditimbulkan terhadap kebugaran tubuh jangka waktu nya akan lebih singkat oleh karena energi yang dihasilkan lebih sedikit namun peningkatan kebugaran akan berlangsung cepat setelah bubur beras putih dikonsumsi. (Ministry of Health, 2003)

Kandungan bubur oat sebagian besar juga terdiri dari karbohidrat sebagai sumber energi utama, namun kandungan lemak dan protein nya lebih tinggi dibandingkan bubur beras putih. Selain itu, jumlah serat yang terkandung di dalam bubur oat adalah 17,05%, yaitu 4 kali lipat dibandingkan jumlah serat pada bubur beras putih (Fat Secret Indonesia, 2013). Selain itu, lemak yang terkandung dalam bubur oat lebih banyak jumlah nya dibandingkan dengan bubur beras putih. Bubur oat juga memiliki kandungan β-glucan yang tinggi dan berguna untuk memperpanjang waktu absorbsi bubur oat di dalam tubuh. Hal ini memengaruhi lama dari pencernaan bubur oat yang lebih lama untuk dipecah di dalam tubuh, namun energi yang dihasilkan akan bertahan lebih lama. (Ministry of Health, 2003 ; Rebello, Johnson, Martin, 2013)

(15)

sedangkan Glycemic Index pada beras putih adalah 81±3. GI berpengaruh pada waktu yang diperlukan tubuh untuk mencerna suatu makanan. Berdasarkan GI tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa untuk mencerna beras putih diperlukan waktu yang lebih lama dibandingkan mencerna oat (FAO, 2015). Namun, jika kita melihat dari kandungan beras putih maupun oat sebelum dan setelah dijadikan bubur, ada perbedaan signifikan dalam nutrisi nya yang tentu saja akan berpengaruh terhadap GI nya.

Perbedaan kandungan zat gizi pada kedua bahan dasar ini menentukan lama dari proses pencernaan di dalam tubuh. Waktu yang dibutuhkan untuk mencerna karbohidrat lebih cepat dibandingkan waktu untuk mencerna lemak. Maka dari itu proses pencernaan pada bubur beras putih berlangsung lebih cepat dan ATP yang dihasilkan untuk digunakan sebagai energi akan didapatkan lebih cepat namun tidak bertahan untuk waktu yang lama jika dibandingkan dengan bubur oat. (FAO, 2015)

Oleh karena itu, efek yang ditimbulkan bubur oat terhadap kebugaran tubuh jangka waktu nya akan lebih panjang oleh karena penyimpanan energi di dalam tubuh akan lebih banyak jumlah nya dan waktu untuk pencernaan dibutuhkan lebih lama pada bubur oat di bandingkan bubur beras putih.

1.6 Hipotesis

 Bubur beras putih meningkatkan kebugaran tubuh  Bubur oat meningkatkan kebugaran tubuh

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Baik bubur oat maupun bubur beras putih meningkatkan kebugaran tubuh. Peningkatan nilai kebugaran tubuh pasca konsumsi bubur oat lebih tinggi dibandingkan bubur beras putih.

5.2 Saran

 Penelitian lebih lanjut menggunakan metode pengukuran kebugaran jasmani selain modifikasi Harvard Step-Up Test.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

A.Purba. (2009). Pengukuran Komponen Kebugaran Jasmani. Bandung: Bagian Ilmu Faal Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

A. Purba, A. S. (2003). In Pedoman Kesehatan Olahraga. Bandung: Proyek Strengthening of Community Urban Health.

C. Ronald Leeson, T. S. (1985). Textbook of Histology (5th Edition ed.). Orlando: E.B. Saunders Company.

Calorie Counter. (2014). Retrieved January 2015, from Calorie Counter : caloriecount.com

Candida Joan Rebello, W. J. (2013). Effect of Two Oat-based Breakfast Cereals on Appetite, Satiety, and Food Intake. The FASEB Journal .

Conner-Ogorzaly, B. B. (1986). Economic Botany Plants in Our World (International Edition ed.). Singapore: McGraw Gill, Inc.

Data, N. (2014). Self Nutrition Data. Retrieved January 2015, from Nutrition Data: http://nutritiondata.self.com/facts/cereal-grains-and-pasta/5708/2

Database, U. N. (2014). Self Nutrition Data. Retrieved January 2015, from Nutrition Data: http://nutritiondata.self.com/facts/cereal-grains-and-pasta/5708/2 Eroschenko, V. P. (2010). diFiore's Atlas of Histology with Functional Correlations

(11th Edition ed.). USA: Lippincott Williams & Wilkins/Wolters Kluwer Health Inc.

Fat Secret Indonesia. (2010). Retrieved January 2014, from Fat Secret :

www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum

Food and Agriculture Organizations of the United Nations.(2013). Retrieved January

2015, from FAO : fao.org

(18)

Philadelphia, Pennyslyvania: Elsevier Saunders.

Health, M. o. (2003). A Background Paper. Food and Nutrition Fuidelines for Healthy Adults .

Hopkins, P. M. (2006). Skeletal Muscle Physiology - Continuing Education in Anaesthesia, Critical Care & Pain. Oxford Journals .

Houssay BA. (1955). Human Physiology. New York. McGraw – Hill Book Company. Humble, C. G. (1991). Oats and Cholesterol: The Prospects for Prevention of Heart

Disease. American Journal of Public Health , 159-160.

Hutagalung, H. (Karbohidrat). 2004. Sumatera Utara: Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hutagalung, H. (2004). Karbohidrat. Sumatera Utara: Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Kaye Foster-Powell, S. H.-M. (2002). The American Journal of Clinical Nutrition. International Table of Glycemic Index and Glycemic Loads Values .

Kenney, W. (2012). Physiology of Sports and Excercise. Champion: Human Kinetics. Manore, M. M. (2004, March). President's Council on Physical Fitness and Sports -

Research Digesr Series 5 No. 1. (D. o. Management, Ed.) Nutrition and Physical Activity: Fueling the Active Individual" .

Margaret J. McMahon, A. M. (2002). Hartmann's Plant Science "Growth,

Development and Utilization of Cultivated Plants" (3th Edition ed.). New

Jersey: Prentice Hall.

Miller, J. B. (2002). Glycemic Index. The University of SYdney .

Richter, A. J. (2005). Skeletal Muscle Glucose Uptake During Excercise: How is it Regulated? . Department of Human Physiology, Insitute of Excercise and Sport Sciences .

Robert K. Murray, D. A. (2009). Harper's Biochemistry Illustration (28th Edition ed.). USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

(19)

WebMD. (2015). Retrieved February 2015, from WebMD:

http://www.webmd.com/vitamins-supplements/ingredientmono-814-oats.aspx ?activeingredientid=814&activeingredientame=oats

Gambar

Tabel 2.1  Glikemik Indeks dan Glikemik Loads beberapa makanan
Gambar 2.10 Tanaman Oat (Avena sativa)................................................................40

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data-data tersebut maka menunjukkan bahwa faktor politik bisa mempengaruhi isu dan sentimen terhadap kerukunan umat beragama. Atau dengan kata lain Pemilu

Formulated research problem: Is there a significant average difference significantly to efficiency indicators of financial performance indicators (return on capital employed)

Hasil deteksi dari sensor akan membuat 3 kondisi yaitu: jika tingkat kekeruhan air lebih besar 25 NTU maka akan menuju filter air keruh, jika lebih kecil dari 25 NTU dan lebih

[r]

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Hurley dan Hult (1998) dalam rekomendasi penelitian yang akan datang yang menyatakan bahwa pada umumnya penelitian tentang

Menurut Undang-undang No.10/1998 pasal 1 ayat 5 (1998:6) yang memberikan pengertian simpanan pada bank adalah sebagai berikut: Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ikin Solikin dan Memen Kustiawan (2011) menyatakan bahwa, agar kualitas informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk

Jika tidak :Buka fail baru dan masukkan rekod ke dalam fail baru Tamat 1 Ya Tidak.. Carta Aliran Prosedur Penutupan Fail/ Pembukaan