• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (MODEL TIM AHLI) PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMA METHODIST LUBUK PAKAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/20.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (MODEL TIM AHLI) PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMA METHODIST LUBUK PAKAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/20."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)

DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (MODEL TIM AHLI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS X SMA METHODIST

LUBUK PAKAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Esa Mariana Sinaga NIM. 308 311 023

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iv

ABSTRAK

Esa Mariana Sinaga, NIM. 308311023, Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) Dan Model Pembelajaran Jigsaw (Model Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran PKn kelas X SMA Methodist Lubuk Pakam Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diuji dengan model pembelajaran Problem Based Introduction dan model pembelajaran Jigsaw (model tim ahli). Penelitian ini dilakukan di SMA Methodist Lubuk Pakam.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh kelas X SMA Methodist Lubuk Pakam yang terdiri dari 4 kelas yang berjumlah 160 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling yaitu sebanyak 2 kelas yakni kelas X2 berjumlah

40 orang sebagai kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction dan kelas X4 berjumlah 40 orang sebagai kelas yang

menggunakan model pembelajaran Jigsaw (model tim ahli). Jadi jumlah seluruh sampel adalah sebanyak 80 orang.

Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan adalah tes hasil belajar. Teknik analisis data yang dipergunakan ialah dengan menggunakan metode kuantitatif karena dianalisis secara statistik sederhana.

Hasil pemberian postest yang dilakukan pada kedua kelas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw (Model Tim ahli) sebesar 67,5 dengan standar deviasi 11,435. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) ialah sebesar 58,875 dengan standar deviasi 11,350. Hasil analisis data menunjukkan berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung  ttabel ( 3,395 1,994).

(5)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 langkah- Langkah Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) ... 12 Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 25 Tabel 4.1 Data Pretest dan Postest Hasil Belajar Model Pembelajaran

Jigsaw (Model Tim Ahli) ... 35 Tabel 4.2 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Kelas Model Pembelajaran

Jigsaw (Model Tim Ahli) ... 37 Tabel 4.3 Data Pretest dan Postest Hasil Belajar Model Pembelajaran Problem

Based Introduction (PBI) ... 40 Tabel 4.4 Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi Kelas Model Pembelajaran

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas menggunakan model pembelajaran Jigsaw (model Tim Ahli)

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Memajukan pendidikan merupakan salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia. Karena kemajuan suatu bangsa tidak akan terlepas dari kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam menghadapi kemajuan teknologi dan informasi yang sudah menjalar hampir di segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan bangsa, melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh. Dalam meningkatkan pendidikan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan inti. Jadi, pendidikan harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dalam diri siswa ke arah yang lebih baik.

Dalam sistem pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, karena jalannya proses belajar mengajar tergantung oleh adanya guru. Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat membantu meningkatkan kualitas peserta didik ialah dengan meningkatkan hasil dari proses pembelajaran. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan strategi yang tepat.

Menurut Roestiyah (dalam Djamarah, 2006: 74) bahwa “guru harus memiliki

strategi agar siswa dapat belajar secara aktif dan efisien serta mencapai tujuan

(8)

2

yang diharapkan”. Salah satu langkahnya adalah guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut model pembelajaran. Dalam upaya pencapaian tujuan pengajaran hendaknya guru mampu menerapkan model pembelajaran yang relevan sehingga akan menimbulkan semangat tersendiri bagi siswa dalam proses pembelajaran dan juga membangkitkan keaktifannya dan meningkatkan hasil belajarnya.

Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Dalam hal ini penilaian digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu perbaikan dan penyempurnaan.

Disamping kurikulum yang cocok dan proses pembelajaran yang benar, perlu ada sistem penilaian yang baik dan terencana. Seperti diketahui bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional indonesia (UUSPN No. 20 Thn 2003 pasal 1 ayat 3). Seorang guru yang profesional harus menguasai ketiga dimensi proses pembelajaran, yaitu penguasaan materi, penguasaan metode pengajaran, dan penguasaan penilaian. Apabila guru memiliki kekurangan pada satu dimensi maka hasil belajar akan kurang optimum.

(9)

3

peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan”. Dari pengalaman penulis selama melaksanakan tugas Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) bahwa pada umumnya guru cenderung dalam penyampaian materi pelajaran belum sepenuhnya menggunakan model pembelajaran yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari reaksi siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Ini disebabkan model yang digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKn adalah dengan mencari cara atau metode pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab diganti dengan salah satu contoh model pembelajaran seperti model pembelajaran kooperatif Jigsaw.

Dewasa ini telah banyak digunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin(dalam Sanjaya, 2006 :242) mengemukakan dua alasan. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

(10)

4

bagian dan masing-masing siswa mendapat satu bagian. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang dipelajari, tetapi juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Siswa yang tidak mengerjakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah. Jigsaw menuntut langsung tanggung jawab dari setiap anggota tim, dan ini merupakan sikap yang baik dalam pembelajaran.

Tidak hanya model pembelajaran koooperatif, dalam proses pembelajaran ada terdapat banyak model-model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam meningkatkan pembelajaran, misalnya saja model pembelajaran berbasis masalah (PBI).

Berdasarkan model-model pembelajaran tersebut dapat menyebabkan adanya perbandingan hasil belajar siswa. Dimana terdapat siswa yang tidak mampu dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan tersebut, dan sebaliknya ada juga siswa yang memperoleh prestasi belajar yang bagus dengan menggunakan model pembelajaran yang dibuat oleh pendidik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa perlu mengangkat judul

“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

(11)

5

B.Identifikasi Masalah

Dalam setiap penelitian, permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diringi bagaimana cara pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan kita harus melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu.

Agar penelitian ini menjadi terarah dan jelas tujuannya, maka perlu dirumuskan identifikasi masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Model pembelajaran Jigsaw (Model Tim ahli) meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dengan model pembelajaran Jigsaw (model tim ahli).

4. Model pembelajaran yang digunakan guru kadang belum sesuai dengan materi pelajaran sehingga menyebabkan siswa kebanyakan bosan dalam mengikuti pelajaran.

C.Pembatasan Masalah

(12)

6

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Apakah terdapat perbandingan yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (PBI) dan model jigsaw (model tim ahli) pada mata pelajaran PKn?”.

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah (PBI) pada mata pelajaran PKn.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw (model tim ahli) pada mata pelajaran PKn.

(13)

7

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai model pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBI) dan model pembelajaran jigsaw (model tim ahli) sebagai model pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang nantinya dapat digunakan dalam mengajar.

2. Sebagai bahan masukan bagi SMA Methodist Lubuk Pakam tentang pentingnya penerapan model pembelajaran berbasis Masalah (PBI) dan model pembelajaran Jigsaw (model tim ahli) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.

(14)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, analisis data, pengujian hipotesis penelitian, penulis mengemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A.Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, dan sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah :

1. Rata-rata hasil belajar PKn siswa pada kelas model pembelajaran Jigsaw lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)

(15)

62

B.Saran

1. Guru hendaknya lebih mengembangkan potensinya dalam memilih strategi pembelajaran yang menarik guna memberikan suasana dan kondisi baru yang dapat merangsang minat belajar siswa.

2. Disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam upaya mengaktifkan aktifitas siswa dalam belajar, menumbuhkan kemampuan koooperatif (kerjaama kelompok) siswa dan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Dalam pembelajaran Problem Based Introduction (PBI), guru diharapkan mendampingi sekaligus sebagai fasilitator dan penengah mana kala pendapat siswa bertentangan.

4. Peneliti lain perlu meneliti lebih lanjut dengan model pembelajaran Jigsaw ini dengan pokok bahasan lain agar dapat dijadikan studi perbandingan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran PP-Kn.

(16)

61

DAFTAR PUSTAKA

a. buku

Abu Ahmadi, Widodo.2004. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Dimyati, Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo

Hamalik,O. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA. Bandung : Sinar Baru AlgenSindo.

Ibrahim, M.et,all. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press.

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sabri, Ahmad.2007. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat : PT. Ciputat Press

Sagala, Syaiful.2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(17)

62

Tarigan, Lemta.2010. Evaluasi Hasil Belajar PKn. Medan : Jurusan PKn FIS UNIMED. Diktat (tidak diterbitkan)

b. Internet

http://akhmadsudrajat.2001. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Wordpress.com/

2001/09/28/. Diakses: Hari Kamis, Tanggal: 2 Februari 2012. Online

Gambar

Tabel  2.1 langkah- Langkah Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) ...............

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya dan faktor pendukung serta penghambat keberhasilan guru Pendidikan Agama Islam Dalam Rangka Meningkatkan Pengamalan

Pada tahun ketiga telah dilaksanakan pengujian kompatibilitas pencampuran antara fungisida organic dengan mikroba antagonis dalam menekan perkembangan pathogen

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN AHMAD KHATIB SAMBAS Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah SSIII II.. Dosen Pembimbing

Penyajian dimulai dari data umum tentang karakteristik ibu inpartu yang meliputi umur ibu inpartu, pendidikan ibu inpartu, pekerjaan ibu inpartu, dan jumlah

Penelitian ini belum pernah dilakukan, namun penelitian yang mirip dengan Tingkat Pengetahuan Bahaya Pestisida dan Kebiasaan Pemakaian Alat Pelindung Diri dilihat dari

menetapkan Surat Keputusan Rektor tentang panitia Workshop Rencana Strategis Laboratorium Pendidikan Universitas Negeri Malang.. :

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase hasil angket dan observasi pada masing-masing aspek kualitas pembelajaran Biologi yang meliputi kinerja guru, iklim

KONTRIBUSI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP KARAKTER DISIPLIN SISWA DI SMA NEGERI 3 PANDEGLANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |