• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Kelompok A Di BA ’Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Kelompok A Di BA ’Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK

MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK

A DI BA ’AISYIYAH MIRENG I TRUCUK KLATEN

TAHUN AJARAN 2013 / 2014

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Diajukan Oleh :

NAMA : ERNA KURNIANINGSIH N I M : A.53B111040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

UPAYA MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BA AISYIYAH

MIRENG I TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2013 / 2014

ERNA KURNIANINGSIH, A53B111040 Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta 2013, halaman.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan kognitif melalui metode eksperimen pada anak kelompok A di TK BA Aisyiyah Mireng I Trucuk Kabupaten Klaten tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) yang dilaksanakan dua kali siklus dengan enam kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah guru dan anak didik kelompok A TK BA „Aisyiyah Mireng I Trucuk tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 16 anak.Data tentang prilaku guru, perilaku siswa, dan situasi kelas dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, sedangkan data tentang kemampuan membaca permulaan anak dikumpulkan dengan metode penugasan. Analisis data dengan tehnik analisis kritis untuk proses dan tehnik analisis komparatif untuk kognitif anak dikumpulkan melalui permainan eksperimen. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode eksperimen dengan permainan mengenal warna dapat mengembangkan kognitif pada anak di TK BA Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten. Berdasarkan hasil tindakan prasiklus, siklus I, siklus II, yang telah dilaksanakan selama penelitian menunjukkan perkembangan kemampuan kognitif anak didik TK BA ‟Aisyiyah Mireng I Trucuk Tahun ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perkembangan kemampuan kognitif yang baik dalam eksperimen yang telah dilaksanakan pada prasiklus mencapai 37,5%, siklus I mencapai 68,27%, siklus II mencapai 78,27%. Dengan demikian penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak didik TK BA ‟Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun ajaran 2013/2014.

(4)

A. PENDAHULUAN

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Taman Kanak-Kanak (TK)

merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang

bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis

dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian,

kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.

Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak tahun 2011, kegiatan berhitung

terdapat dalam bidang pengembangan kemampuan dasar kognitif yang

tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir, anak dapat mengolah

perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan

masalah, membantu anak mengembangkan logika matematikanya dan

pengetahuan akan ruang waktu serta mempunyai kemampuan untuk

memilih-milih mengelompokkan pengembangan kemampuan berpikir dan teliti.

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki

karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6

tahun) merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi

seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan

selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan

masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Pada masa ini

pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Pada usia 3 tahun, minat anak terhadap angka sangat besar. Di

(5)

dimana-mana, seperti pada jam dinding, mata uang, kalender, dan sebagainya. Jadi,

dapat dikatakan bahwa angka telah menjadi bagian dalam kehidupan

sehari-hari dan pada saat inilah permainan berhitung sebaiknya mulai diperkenalkan

pada anak (Depdiknas, 2000:1).

Usia dini pra sekolah merupakan usia yang efektif untuk

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui

permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan

kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional,

karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik dan

menyenangkan (Depdiknas, 2007:1).

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika. Permainan ini

diperlukan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang

merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun

kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007:1).

Kemampuan kognitif perlu dikembangkan agar anak mampu

mengeksplorasikan dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan

pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak akan dapat melangsungkan

hidupnya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga pada

akhirnya akan menjadi individu yang mau menolong dirinya sendiri dan

orang lain (Sujiono, 2005:1.16).

Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa

(6)

tua, guru pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak,

sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh

potensinya. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak

untuk dapat berkembang secara optimal.

Upaya pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar

tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya. Bermain merupakan suatu

kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain membantu anak mengenal

dirinya, dengan siapa dia hidup, serta lingkungan tempat ia hidup. Anak

dapat memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan,

dan mengekspresi perasaannya dengan bermain.

Permasalahan yang dihadapi anak didik kelompok A di BA Aisyiyah

Mireng I Trucuk Klaten yaitu adanya anak yang belum memahami konsep

bilangan, mengurutkan bilangan, dan menghitung hasil penambahan. Ada

anak yang masih terbalik dalam menulis angka karena rendahnya

kemampuan anak dalam berpikir. Pada saat ini, banyak orang tua murid yang

mengharapkan anak mereka jika keluar dari TK bisa berhitung dan membaca

dengan lancar. Apabila masalah ini tidak segera mendapat solusi, maka akan

sulit untuk mendapatkan hasil belajar anak didik yang memuaskan.

Hal tersebut bisa terjadi karena metode yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran kurang tepat, alat peraga yang digunakan kurang menarik, dan

kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan bahan ajar sehingga

anak-anak kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak antusias

(7)

meningkatkan kognitif anak didik kelompok A di BA Aisyiyah Mireng I

Trucuk Klaten adalah dengan menggunakan eksperimen.

Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif

Anak melalui Metode Eksperimen pada Anak Kelompok A di BA Aisyiyah

Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013/2014”.

Dari latar belakang diatas permasalahan yang ada dapat

diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Metode eksperimen yang digunakan

guru secara konvensional sehingga anak mengalami kebosanan, 2) Adanya

kenyataan bahwa dengan metode eksperimen anak-anak mengalami kesulitan

dalam proses belajar kognitif, 3) Adanya keterbatasan pengalaman dari guru

yang masih menggunakan metode eksperimen.

Dari identifikasi masalah diatas maka peneliti dapat membatasi

permasalahan sebagai berikut : Kemampuan kognitif anak dibatasi pada

permainan eksperimen untuk dapat mengenal berbagai macam warna.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : ”Apakah melalui model pembelajaran dengan

metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak

kelompok A TK BA Aisyiyah Mireng I, Trucuk Klaten Tahun Pelajaran

2013/2014 ?

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan

penelitian sebagai berikut : untuk mengembangkan kemampuan kognitif

(8)

Tahun Pelajaran 2013/ 2014, secara khusus tujuan penelitian ini untuk

mengetahui perkembangan kognitif anak kelompok A pada TK BA Aisyiyah

Mireng, Trucuk, Klaten melalui metode eksperimen.

B. METODE PENELITIAN

Setting penelitian kelas ini meliputi, tempat penelitian dan waktu

penelitian, sebagai berikut: penelitian dilakukan di TK BA Aisyiyah Mireng,

Trucuk, Klaten. Sekolah ini dipimpin oleh Anik sebagai kepala sekolah, yang

membawahi 2 guru. 1 orang guru kelompok A dan 1 orang guru untuk

kelompok B. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2012-2013

pada semester II.

Subjek penelitian pada TK BA Aisyiyah Mireng, Trucuk, Klaten adalah

guru dan anak didik kelompok A yang berjumlah 18 anak didik. Yang terdiri

dari 12 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Penelitian ini berupaya

untuk mendapatkan hasil yang maksimal melalui cara dan prosedur yang

paling efektif, desertai dengan penelaahan yang diteliti terhadap suatu

perlakuan dan mengkaji sejauh mana dampak perilaku dalam rangka

mengubah, memperbaiki dan mengembangkan mutu perilaku terhadap

perilaku yang diteliti.

Penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu: penelitian kuantitatif,

(9)

Arikunto (2006:91), menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,

dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian kelas dilakukan antara guru dengan

kolaborasi/orang lain yang bertujuan untuk mendeteksi dan memecahkan

masalah yang ada di kelas sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran

di dalam kelasnya.

Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas, dengan alasan

sebagai berikut: Judul penelitian yang diangkat merupakan proses dari

mengidentifikasi kendala-kendala belajar mengajar yang timbul di kelas TK

tempat peneliti mengajar. Dari proses identifikasi tersebut peneliti

mengangkat masalah yang sebagian besar dialami oleh anak didik dan layak

diselesaikan terlebih dahulu. Masalah yang diangkat pada penelitian ini

merupakan masalah yang nyata yang terjadi di TK BA Aisyiyah Mireng,

Trucuk Klaten. Pada penelitian ini, akan melakukan tindakan kelas dengan

menggunakan metode eksperimen, untuk meningkatkan kemampuan kognitif

anak kelompok A di TK BA Aisyiyah Mireng, Trucuk Klaten.

Pengumpulan data merupakan pekerjaan penelitian yang harus

dilakukan dalam kegiatan penelitian. Hubungan kerja antara peneliti dengan

subjek peneliti hanya berlaku untuk pengumpulan data penelitian.

Menurut Arikunto (2007: 129), data yang baik adalah data yang diambil

dari sumber yang tepat dan akurat. Data yang diambil pada penelitian ini

adalah data mengenai anak dan pelaksanaan kegiatan belajar kognitif dengan

metode ekperimen. Sumber data penelitian ini berasal dari guru dan anak

(10)

Ada beberapa cara untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian,

diantaranya: 1) Observasi, observasi dalam tindakan ini untuk mengetahui

tindak belajar dan mengajar guru dengan menggunakan permainan

eksperimen untuk mengembangkan kemampuan kognitif pada anak kelompok

A TK BA Aisyiyah, Mireng I, Trucuk, Klaten. 1) Interview, interview atau

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud mengadakan

wawancara adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,

perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan.

Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikikan sebagai yang dialami masa

lalu. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk

dialami pada masa yang akan datang. Memverifikasi, mengubah, dan

memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun

bukan manusia (triangulasi), dan memverifikasi, mengubah dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Interview dalam penelitian dilakukan kepada guru dan anak didik.

Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis

maupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis

tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi

dalam dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dalam

(11)

dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan,

dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen yang digunakan

dalam penelitian untuk mengumpulkan data tentang identitas anak, dan profil

sekolah.

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat atau

mendapatkan data yang diperlukan. Pembuatan instrument disusun sebelum

peneliti terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan

yaitu : pedoman observasi kemampuan kognitif yang berisi tentang catatan

hasil pelaksanaan kegiatan bermain eksperimen yang sesuai dengan indikator

yang akan dicapai.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalitan atau keabsahan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Validitas

yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya (http://violetatniyamani.blogspot.com/).

Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Sedangkan instrumen pengukuran yang memiliki

validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan

pengukuran.

Kesimpulan dari pengertian validitas di atas bahwa ketepatan pada

validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut

(12)

Untuk menjamin kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat oleh

peneliti maka digunakan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan

validitas yang diperoleh. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data dalam membandingkan hasil

wawancara terhadap objek penelitian (http://remenmaos.blogspot.com/).

Penelitian ini menggunakan triangulasi merupakan teknik untuk

mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng,

2004:330).

Denzin (dalam Moloeng, 2004) membedakan empat macam triangulasi

diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan, sumber, metode, penyidik

dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut,

peneliti hanya menggunakan triangulasi sumber.

Triangulasi dengan sumber artinya membadingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987:331). Adapun untuk

mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut a)

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

b) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas, c) membandingkan

(13)

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan

analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Menurut M.B Miles dan A.M Hubernan

(dalam Patilima 2005 :100) proses analisis interaktif dibagi menjadi 4 (empat)

tahap.

Indikator pencapaian kegiatan penelitian ini akan terlihat dengan adanya

peningkatan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : diharapkan kemampuan

kognitif anak terjadi peningkatan sebesar 75%.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sekolah Taman Kanak-Kanak BA Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten

terletak di kampung Mireng, desa Mireng dan Kecamatan Trucuk. Berdiri di

atas tanah seluas 2063 m2 yang diwakafkan oleh H. Sanusi, beliau

mewakafkan tanah guna didirikan sebuah sekolah untuk tempat pendidikan,

yang semula bertempat di rumah warga, Kemudian warga segera bergotong

royong mengumpulkan dana dan material. Akhirnya berkat kerja sama yang

baik dari warga sebagai tahap awal dapat mendirikan fondasi sekolah.

Berhubung bangunan belum memadahi maka ada sebidang tanah dari

Bp. H. Sanusi diwakafkan dan diberikan TK BA Aisyiyah. Kemudian

didirikan gedung TK sampai sekarang dan disebut TK BA Aisyiyah Mireng I

yang berada dibawah naungan yayasan Aisyiyah Ranting Trucuk yang

didirikan pada tanggal 20 juli 1996 dan diresmikan pada tanggal 28 Maret

(14)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 16 Juli - 18 Juli 2013 diawali

dengan dialog awal antara peneliti dengan (Kolaborator). Dalam dialog awal

peneliti mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan.

Dialog awal tersebut digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi pada

saat pembelajaran sebelum diadakan penelitian tindakan.

Dalam dialog awal peneliti dengan kepala sekolah berdiskusi untuk

mengetahui permasalahan yang dialami oleh anak didik kelompok A, TK BA

Aisyiyah Mireng I Trucuk memiliki 2 kelompok yaitu 1 kelompok A, 1

kelompok B. pengalaman guru selama mengajar, kendala-kendala apa yang

dihadapi guru media yang sering digunakan dalam pembelajaran kognitif,

serta metode yang sering diterapkan.

Dari dialog awal peneliti dengan kolaborator (kepala sekolah) dan

analisis data kemampuan kognitif anak TK BA Aisyiyah Mireng I Trucuk

pada kondisi pra-siklus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, terjadi

kendala dalam pembelajaran kognitif. Rata-rata kemampuan kognitif anak

dari jumlah sejumlah 16 anak didik baru mencapai sekitar 40% saja.

Masih rendahnya kemampuan kognitif, anak karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor.

Silkus I akan dilaksanakan mulai hari Selasa tanggal, 16 Juli 2013

sampai dengan hari kamis tanggal, 18 Juli 2013. Pelaksanaan siklus I ada 4

(empat) tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan, dan

Refleksi.

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah upaya perkembangan kemampuan

(15)

Dengan metode pengembangan kognitif untuk mengembangkan daya

pikir anak TK melalui pembelajaran aktif, kreatif juga menyenangkan maka

kemampuan kognitif anak dapat di kembangkan dengan cara belajar seraya

bermain sehingga anak tidak merasa terbebani dalam pembelajaran kognitif.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan mengenal

warna anak sebelum tindakan sampai dengan siklus II menunjukkan

perkembangan. Sebelum tindakan 40,47%, siklus I 70,47%, dan siklus II

mencapai 85,71%. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti,

perkembangan kemampuan mengenal warna dipengaruhi oleh eksperimen

dan metode pendukung yaitu belajar sambil bermain dalam penelitian ini

menggunakan permainan eksperimen yang dibuat bervariasi antara tiap

pertemuan. Dengan media pewarna makanan anak dapat ikut terlibat

langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dengan ikut terlibat

langsung memungkinkan anak untuk tidak segera lupa dengan kegiatan yang

telah diajarkan, denga media pewarna makanan ini anak dapat

menebak-nebak urutan warna berikutnya, anak dapat menghitung dengan benda-benda

yang berwrna dan dapat mengenal warna-warna beru hasil pencampuran

warna dasar. Hal ini di dukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh

Depdiknas (2007:4), bahwa berhitung adalah kegiatan mengurutkan warna

dengan diawali urutan terendah dengan menggunakan alat media atau praktek

langsung yang sesuai dalam kegiatan sehari-hari.

Selain dipengaruhi oleh media pewarna makanan keberhasilan

(16)

metode pendukung yang berupa permainan. Karena pada dasarnya masa anak

adalah masa bermain, dunia anak adalah dunia bermain.

Siklus I Peneliti mentargetkan pencapaian >70%, namun dari

pelaksanaan siklus I ini kemampuan anak masih ada yang prosentasenya <

70% dari yang ditargetkan peneliti yaitu sejumlah 7 anak. Pada siklus II ada 8

anak yang prosentasenya masih di bawah 85% dari yang ditargetkan peneliti.

Hal ini disebabkan karena anak yang bernama Ririt, Miki, Riski ini termasuk

anak yang usianya relatif masih kecil dan belum saatnya masuk kelompok A,

namun apa mau dikata karena mereka hanya d titipkan di TK BA Aisyiyah

Mireng I Trucuk, anak yang bemama Aldi, Ganang, dua anak ini tidak mau

diam ditempat, ia selalu mengganggu temannya dan bikin masalah sehingga

ia tidak bisa berkonsentrasi, sementara Siti. K, Widya dan Riski Dwi ketiga

anak ini sulit berkonsentrasi dan sangat lambat dalam berfikir. Namun jika

dilihat dari prasiklus hingga siklus II kemampuan mengenal warna anak

selalu berkembang.

Perkembangan kemampuan mengenal warna anak lebih lengkap dapat

dilihat pada tabel Skor perkembangan setiap butir amatan di bawah ini :

Dari tabel diatas dapat dilihat ada beberapa butir amatan yang mudah

dilakukan dan sulit dicapai anak. Beberapa butir amatan yang mudah

dilakukan oleh anak antara lain, menyebut warna yang ada dan menunjuk

benda berwarna secara urut. Hal ini disebabkan anak sudah menghafal urutan

warna tanpa pemahaman dan belum tahu warnanya. Sedangkan butir amatan

(17)

benda benda yang memiliki warna dasar dan mengurutkan warna yang ditata

acak. Hal ini dikarenakan anak membutuhkan ketelitian, daya ingat, dan

kesabaran. Biasanya dalam pencampuran warna anak sering keliru jumlah

warna pada benda yang di campur dan masih belum bisa urut.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui

beberapa tindakan dari siklus I dan siklus II serta dari seluruh hasil

pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut : kemampuan mengenal warna adalah kemampuan mengenal

warna dengan diawali urutan terendah dengan menggunakan alat media atau

pewarna makanan yang sesuai dalam kegiatan sehari-hari. Anak usia TK

berada pada fase perkembangan pra operasional menuju kekongkritan, jadi

belajar terbaik dengan menggunakan benda-benda atau media. Dunia anak

adalah dunia bermain, maka pengenalan/pembelajaran mengenal warna akan

lebih optimal dan menarik jika dilakukan dengan aktifitas bermain. Salah satu

perrnainan yang dapat mengembangkan kemampuan mengenal warna adalah

dengan media permainan eksperimen.

Media pewarna makanan dapat mengembangkan kemampuan mengenal

warna pada anak didik. Hal ini ditunjukkan dari adanya perkembangan

rata-rata prosentase kemampuan mengenal warna sebelum tindakan sampai pada

siklus II, yakni pada saat sebelum tindakan 40,47%, siklus I 70,47%, dan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

“T-100 Pohon Hitung” (online), pondokedukatif.com/t-100_pohon_hitu, diakses tanggal 7 Desember 2011).

“Angket dan Lembar Observasi” (ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/2007)

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Depag RI. 2004. Standar Supervisi dan Evaluasi Pendidikan RA/BA/TK dan PAI Pada TK. Jakarta : Departemen Agama Islam RI.

Depdiknas. 2004. Kurikulum TK 2004, Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di TK. Jakarta: Depdiknas.

Doman, 2005, Kecerdasan Anak, Grasindo, Jakarta.

Esterberg, 2002, ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24

Fanani, Abdul Halim, 2009. Matematika, Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamdani, Nizar Alam, 2008. Classroom Action Research Teknik Penulisan dan Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), : Rayasa Research and Training.

Handayani, Anik. 2011. “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Bermain dengan Gambar di TK Indria Putra I Semanggi Kec. Pasar Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010/2011”. Skripsi (tidak diterbitkan)

Isnawati, Nurlaela, 2009. Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari. Jakarta : Garailmu.

Jumiastuti, Erni. 2009. “Oprimalisasi Kemampuan Berhitung Melalui Alat Peraga Edukatif Batang Cruisenaire Pada Anak Didik Kelompok B Semester I TK Negeri Permbina Kab. Sukoharjo, Tahun 2008/2009”. Skripsi (tidak diterbitkan)

Maryadi, dkk. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta : BP-FKIP UMS.

(19)

Montolalu, B.E.F, 2007. Bermain dan Permainan Anak, Jakarta : Universitas Tertutup.

Mundilarto, Rustam, 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas.

Musbikin, Imam. 2004. Anak-Anak Didikan Teletubies. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pengenalan Matematika Anak Usia Dini <<failashofagmail.just_another_ wardpress.com/2011/ ...

Poerwadarminta, W.J.S, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Santyasa, I Wayan. 2007. “Metodplogi Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. (tidak diterbitkan).

Sujiono, Yuliani Nurani. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.

Wasis dan Karwono, 1992, (hhtp://metode praktek/2012/20/07) Metode Eksperimen/)

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya pada sampel berupa air sungai tempat pembuangan limbah suatu industri, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : sampel harus segera diproses segera

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta..

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Pengaruh Tipe Basis Krim

Salah satunya dengan mendirikan pabrik magnesium sulfat dengan bahan baku magnesium karbonat dan asam sulfat dengan kapasitas 40.000 ton per tahun direncanakan beroperasi selama

penyempurnaan produk akhir. Kualitas modul berbasis POE pada materi koloid pada aspek komponen kualitas isi, bahasa, penyajian dan kegrafisan dengan persentase

Tesis yang berjudul : “Hubungan Intensitas Olahraga dan Pola Tidur dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Satu Poltekkes Surakarta” ini adalah karya penelitian

Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan mengenai apakah ada perbedaan return portofolio antara penentuan portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal dengan penentuan

Produk es krim susu kambing etawa ubi ungu berdasarkan hasil kajian dapat memberikan tingkat kepuasan yang tinggi walaupun menggunakan produk harapan (E) es krim