• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP TERHADAP PEKERJAAN DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP TERHADAP PEKERJAAN DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Setiawati, 071188130020. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Sikap Terhadap Pekerjaan dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya: (1) hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru, (2) hubungan antara sikap terhadap pekerjaan dengan kinerja guru, dan (3) hubungan antara motivasi berprestasi dan sikap terhadap pekerjaan secara bersama-sama dengan kinerja guru. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang yang tersebar di 2 sekolah yaitu SMP Negeri 1 Medan dan SMP Negeri 30 Medan dengan jumlah 138 orang, dan penarikan sampel menggunakan cara stratified proportional random sehingga diperoleh sampel sebanyak 55 orang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif jenis survey dengan pola kajian korelasi. Instrumen penelitian ini adalah angket dengan model skala Likert untuk variabel motivasi berprestasi dan sikap terhadap pekerjaan, sedangkan untuk variabel kinerja guru digunakan APKG tahun 2010. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi, regresi sederhana dan regresi ganda.

(2)

ABSTRACT

Setiawati, 071188130020. The Relationship of the Achievement Motivation and Attitude to the Job with Teachers Performance of Junior High School in Medan Selayang Sub Regency. Thesis, Post Graduate Studies. Medan State University, 2012.

The objectives of this research were to know: (1) the relationship between achievement motivation with teachers performance,(2) the relationship between attitude to the job with teachers performance and (3) the relationship between achievement motivation and attitude to the job altogether with teachers performance. The population was all teachers in state junior high school in Medan Selayang sub regency in 2 schools that is SMP Neger 1 Medan and SMP Negeri 30 Medan for 138 persons. Only 55 persons were taken as the sample using stratified proportinal sampling. The method of the research was quantitative with survey using correlation study pattern. The instrument of the research was questionnaire using Likert scale model and APKG 2010. Analysis techniques used was correlation technique, simple regression and multiple regression.

The conclution of research were: (1) there was the relationship between achievement motivation with teachers performance with correlation coefficient for 0.576 and determination coefficient for 0.332, whereas the effective

(3)

i

2. Hakikat Motivasi Berprestasi ... 16

3. Hakikat Sikap Guru Terhadap Pekerjaan ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 31

(4)

ii

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 42

F. Ujicoba Instrumen ... 46

G. TeknikAnalisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Data ... 54

B. Uji Persyaratan Analisis ... 60

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 66

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

E. Keterbatasan Penelitian ... 77

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 78

A. Simpulan ... 78

B. Implikasi ... 79

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 84

(5)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian. ... 37

Tabel 3.2. Sebaran Populasi Penelitian Berdasarkan Strata ... 37

Tabel 3.3. Hasil Perhitungan Penentuan Besarnya Sampel ... 39

Tabel 3.4. Hasil Penentuan Sampel Penelitian... 40

Tabel 3.5. Kisi-kisi Angket Tentang Motivasi Berprestasi ... 43

Tabel 3.6. Kisi-kisi Angket Tentang Sikap Guru Terhadap Pekerjaan ... 44

Tabel 3.7. Kisi-kisi Angket Tentang Kinerja Guru ... 45

Tabel 3.8. Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 48

Tabel 3.9. Tingkat Kecenderungan Data Penelitian... 49

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi ... 54

Tabel 4.2. Tingkat Kecenderungan Motivasi Berprestasi ... 55

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Sikap Terhadap Pekerjaan ... 56

Tabel 4.4. Tingkat Kecenderungan Sikap Terhadap Pekerjaan ... 57

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru ... 58

Tabel 4.6. Analisis Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru ... 59

Tabel 4.7. Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas Data ... 60

Tabel 4.8. Ringkasan Anava Untuk Uji Linearitas Antara X1 dan Y ... 63

Tabel 4.9. Ringkasan Anava Untuk Uji Linearitas Antara X2 dan Y ... 65

Tabel 4.10. Rangkuman Uji Independensi Antara Variabel X1 dan X2 ... 66

Tabel 4.11. Koefisien Korelasi Pearson Antar Variabel Penelitian ... 66

Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Analisis Koef. Korelasi X1 dengan Y... 67

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Analisis Koef. Korelasi X2 dengan Y... 68

Tabel 4.14. Rangkuman Analisis Koef. Korelasi X1 dan X2 terhadap Y ... 70

Tabel 4.15. Rangkuman Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 71

(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Model Teori Kepuasan tentang Motivasi. ... 20

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian ... 42

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Skor Motivasi Berprestasi ... 55

Gambar 4.2. Histogram Distribusi Skor Sikap Terhadap Pekerjaan ... 57

Gambar 4.3. Histogram Distribusi Skor Kinerja Guru ... 59

Gambar 4.4. Uji Linearitas Untuk Motivasi Berprestasi... 62

(7)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Motivasi Berprestasi (X1) ... 87

Lampiran 2. Angket Sikap Guru Terhadap Pekerjaan (X2) ... 89

Lampiran 3. Angket Instrumen Penilaian Kinerja Guru (Y) ... 91

Lampiran 4. Ujicoba Validitas dan Reliabilitas Motivasi Berprestasi ... 97

Lampiran 5. Ujicoba Validitas dan Reliabilitas Sikap Terhadap Pekerjaan 98

Lampiran 6. Data Induk Penelitian ... 99

Lampiran 7. Deskripsi Data Penelitian ... 100

Lampiran 8. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 104

Lampiran 9. Uji Normalitas Data Penelitian ... 107

Lampiran 10. Uji Indepensi Antar Variabel Bebas ... 111

Lampiran 11. Uji Linearitas dan Keberartian Garis Regressi ... 113

Lampiran 12. Analisis Regressi Linear Sederhana ... 115

Lampiran 13. Analisis Regressi Linear Berganda... 119

(8)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP

TERHADAP PEKERJAAN DENGAN KINERJA

GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN

MEDAN SELAYANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar MAGISTER PENDIDIKAN

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

S E T I A W A T I

NIM. 071188130020

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(9)
(10)
(11)

ATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Tesis dengan judul: “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Sikap Terhadap Pekerjaan dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang” ini dapat diselesaikan. Penulisan Tesis ini dimaksudkan untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian Tesis ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang begitu besar manfaatnya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Zainuddin, M. Pd, dan bapak Prof. Dr. A. Hamid K, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas, dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran yang sangat berarti dalam penyusunan Tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. selaku Ketua Program Studi dan Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd, Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M. Si. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan yang sangat berharga bagi kesempurnaan penelitian ini.

(12)

6. Bapak Kepala LPMP Sumatera Utara yang telah memberikan izin belajar bagi penulis untuk mengikuti Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan. 7. Para bapak dan ibu guru serta Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Medan dan SMP

Negeri 30 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian ini.

8. Keluarga tercinta, suami Mochamad Achyar, anak-anakku tersayang, Firsa Gusti Amalia, Mochamad Dwi Hamdani dan Mochamad Fegamas Triatmaja, yang selalu memanjatkan do’a, memberikan dukungan, dorongan dan semangat dalam penyusunan Tesis ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang saling memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan Tesis ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang mendukung penulis dalam penyusunan Tesis ini.

Kiranya Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan Tesis ini. Terima kasih.

Medan, Juni 2012 Penulis,

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dewasa ini dunia pendidikan Indonesia dituntut untuk mampu bersaing dengan negara lain dan menciptakan sumber daya manusia yang handal serta kompetitif dalam dunia internasional. Lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, membawa suasana baru bagi dunia pendidikan Indonesia. Salah satu implementasi dari Undang-Undang tersebut adalah program sertifikasi guru. Profesionalitas menjadi syarat mutlak, prosedur menjadi guru maupun dosen lebih selektif, tidak sembarang orang bisa menjadi guru maupun dosen. Dampak globalisasi telah mengakibatkan tingginya tingkat persaingan dalam segala bidang, oleh karena itu ke depan perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas secara menyeluruh di bidang pendidikan, serta perlu dikaji relevansi antara kegiatan pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan aspirasi masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilaksanakan berbagai tahapan kegiatan yang saling mendukung dan peningkatan kualitas harus menjadi tujuan pada penciptaan output dan outcomes sebagai bagian dari akuntabilitas masyarakat.

(14)

2

pada landasan formal berupa undang-undang pendidikan,dan dibantu oleh sarana dan prasarana yang memadai serta dimotori oleh tenaga kependidikan yang professional, dan bertanggung jawab. Sarana dan prasarana apapun yang dihadirkan oleh teknologi maju untuk pengembangan pendidikan, tidak akan pernah mampu menggantikan peranan guru yang begitu sentral.

Guru sebagai pemimpin di antara murid-muridnya bertanggung jawab untuk mengorganisasikan dan mengontrol kelas serta menciptakan situasi kondusif agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang maksimal. Karena itu, tugas guru bukan hanya pemberi ilmu pengetahuan, tetapi juga menciptakan situasi belajar untuk menghasilkan pengalaman belajar serta merangsang kreativitas mereka. Guru dikatakan sebagai pendidik dan pembimbing. Guru sebagai pendidik, karena disamping menyampaikan ilmu pengetahuan, juga transfer of value, menanamkan nilai-nilai dan sikap guru mental serta melewati berbagai ketrampilan dalam upaya mengantarkan anak didik ke arah kedewasaannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki kepribadian yang baik, dapat sebagai panutan, sehingga nantinya dapat memanusiakan manusia. Untuk itu, maka guru harus juga melakukan kegiatan bimbingan yakni menuntun anak didik dan memberi lingkungan yang sesuai dengan arah dan tujuan yang dicita-citakan (Sadiman, 2000:56).

(15)

3

langsung dengan peningkatan mutu sumber daya manusia bangsa yang kompeten menghadapi tantangan zaman dan kemajuan teknologi, yang menghendaki setiap individu mampu bertahan hidup dan bersaing dalam kemajuan tersebut.

Pandangan masyarakat umum bahwa mutu sekolah atau keunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah ekstra kurikuler yang disediakan. Sebagian kecil masyarakat berpendapat bahwa kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan sekolah tersebut yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk dapat memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil.

(16)

4

Salah satu usaha meningkatkan mutu guru adalah dengan meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini dinyatakan karena kunci utama keberhasilan pendidikan dan faktor penentu adalah guru yang bermutu. Setiap mutu dan keberhasilan guru selalu dipertanyakan melalui tindakan dan perlakuan guru yang dirasakan baik di sekolah maupun di masyarakat sekitarnya.

Kinerja guru selalu menjadi bahan kajian oleh para ahli pendidikan, sehingga muncul paradigma baru pendidikan dengan berbagai konsep pendidikan yang belum tentu dapat diwujudkan. Hal ini dilandasi oleh adanya sub sistem dari sistem yang telah ada, tidak memberikan dukungan secara sempurna, baik kebijakan tentang pendidikan, sumber daya manusia (guru) ataupun lembaga-lembaga lainnya, yang kurang mempunyai perhatian yang serius terhadap perkembangan dunia pendidikan saat ini.

Bermula dari kegiatan proses pembelajaran yang berkualitas akan tersistematis dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal, jika memiliki dukungan yang memadai, teratur, tertib dan disiplin, membuat kinerja guru itu akan lebih baik. Hal ini berarti bahwa optimalnya kinerja guru disebabkan oleh sistem dan komponen pendukung pendidikan memiliki satu pandangan yang serasi dan sejalan. Jika terjadi demikian secara berkesinambungan maka tidak perlu diragukan lagi, bahwa kualitas pendidikan secara bertahap akan mencapai harapan yang dicita-citakan.

(17)

5

guru. Jika terjadi anomali-anomali pendidikan, gurulah yang pertama selalu disalahkan karena kehilangan karakter paedagogiknya, sementara keberadan guru dengan berbagai permasalahannya tidak pernah mendapat perhatian yang serius, maka akhirnya terjadilah kesenjangan. Kesenjangan antara status sosial ekonomi guru dan tuntutan masyarakat yang semakin besar ini menempatkan guru dalam posisi dilemnatis (terjepit). Jika mutu pendidikan turun maka gurulah yang pertama disalahkan.

Rendahnya kinerja dalam suatu komunitas maupun organisasi secara umum disebabkan rendahnya produktivitas kerja orang-orang yang ada di dalamnya, termasuk pemimpin dan bawahannya. Maksudnya, bahwa faktor yang utama adalah produktivitas kerja, yaitu jika produktivitas kerja rendah akan mengakibatkan rendahnya prestasi dan kinerja. Berkaitan dengan hal tersebut dapat disebutkan bahwa bila kinerja guru rendah, maka salah satu penyebabnya adalah rendahnya sikap guru terhadap pekerjaan dan motivasi berprestasi sehingga produktivitas guru-guru tersebut menjadi rendah (Sugiyono, 2010:72).

(18)

6

melalui kinerja guru yang baik. Kinerja tersebut berasal dari guru-guru yang memiliki kompetensi tinggi, sedangkan penguasaan kompetensi ini tidak terlepas dari motivasi berprestasi guru dan sikap guru terhadap pekerjaan guru itu sendiri.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan beberapa guru dan kepala sekolah pada saat studi pendahuluan pada bulan Oktober 2011 di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 30 Kecamatan Medan Selayang, menunjukkan bahwa masih ada guru yang memberi tugas kepada siswa namun tidak dikoreksi dengan baik, beberapa guru setelah selesai mengajar langsung pulang, beberapa guru hadir di sekolah tidak tepat waktu dan masih banyak guru yang kurang memanfaatkan lingkungan sekolah misalnya perpustakaan sebagai sumber belajar (guru jarang memasuki ruang perpustakaan), ada guru yang tidak membuat perangkat pengajaran yaitu program tahunan, program semester, rencana program pembelajaran, materi ajar, lembar kerja siswa dan catatan kelas atau baru menyusun perangkat pengajaran tersebut apabila hendak naik pangkat atau golongan saja, serta masih ada guru yang hadir di sekolah hanya jika ada jam mengajar saja. Dalam observasi pendahuluan yang dilakukan, juga diperoleh informasi bahwa masih ada sebagian guru yang mengaku bahwa motivasi berprestasi guru masih kurang memuaskan dan sikap guru terhadap pekerjaan untuk sebagian guru juga masih kurang baik.

(19)

7

saja sebagai akibat dari adanya pengaruh motivasi berprestasi guru dan sikap guru terhadap pekerjaan itu sendiri, termasuk hasil pendidikan yang digambarkan sebagai mutu pendidikan antara masing-masing mata pelajaran berbeda-beda.

Berdasarkan isu dan hasil observasi yang telah dikemukakan di atas maka dirasa perlu untuk meneliti motivasi berprestasi guru dan sikap guru terhadap pekerjaan serta hubungannya dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

B. Identifikasi Masalah

(20)

8

manajemen sekolah yang memberi otoritas kepada guru, merupakan upaya peningkatan mutu guru untuk lebih bertanggungjawab memajukan sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasai dengan maksud untuk memperoleh ruang lingkup penelitian yang lebih jelas atau fokus, dan menghindari terjadinya pengembangan analisis data yang mengambang. Fokus penelitian ini dibatasi pada dua faktor yang diduga dominan berhubungan dengan kinerja guru yakni faktor motivasi berprestasi guru dan sikap guru terhadap pekerjaan.

Motivasi berprestasi indikatornya adalah keinginan untuk sukses, bertanggung jawab, berprakarsa, dan ingin melakukan pekerjaan menantang. Sikap guru terhadap pekerjaan indikatornya adalah kepercayaan terhadap pekerjaan, kepuasan terhadap pekerjaan, dan perilaku guru. Sedangkan kinerja guru diukur dengan indikator proses pembelajaran mulai dari kegiatan perencanaan dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

Pembatasan masalah ini bukan berarti mengecilkan atau mengabaikan kontribusi faktor lain, akan tetapi lebih pada pertimbangan-pertimbangan fenomena awal dan kemampuan penulis yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel yang berhubungan dengan kinerja guru.

D. Rumusan Masalah

(21)

9

1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang?

2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap guru terhadap pekerjaan dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang? 3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi

guru dan sikap guru terhadap pekerjaan secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara motivasi berprestasi guru dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang.

2. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara sikap guru terhadap pekerjaan dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang.

3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara motivasi berprestasi guru dan sikap guru terhadap pekerjaan secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis: 1. Manfaat secara teoretis

a) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan khazanah ilmu pengetahuan mengenai peningkatan kinerja guru.

(22)

10

2. Manfaat secara praktis

a) Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Medan dan bahan evaluasi tentang kinerja guru.

b) Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang memberikan motivasi dalam memimpin guru-guru.

(23)

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang.. Hal ini berarti semakin baik motivasi berprestasi maka semakin tinggi pula kinerja guru di sekolah tersebut. Dari hasil temuan penelitian, motivasi berprestasi memberikan sumbangan efektif terhadap kinerja guru sebesar 38,56%, masih tergolong cukup. Hal ini berarti bahwa variasi yang terjadi pada variabel motivasi berprestasi sebesar 38,56% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja guru. Selain itu ditemukan pula bahwa variabel motivasi berprestasi masih cenderung cukup. Selanjutnya terdapat linearitas dan keberartian regresi variabel motivasi berprestasi terhadap variabel kinerja guru dengan adanya persamaan garis regresi Yˆ= 44,575+0,461X1 yang bermakna terjadi peningkatan pada setiap satu skor motivasi berprestasi akan meningkatkan 0,461 skor pada variabel kinerja guru, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

(24)

79

sebesar 39,19% yakni masih tergolong cukup. Hal ini berarti bahwa variasi yang terjadi pada variabel sikap terhadap pekerjaan guru sebesar 39,19% dapat diprediksi dalam meningkatkan kinerja guru. Selain itu ditemukan pula bahwa variabel sikap terhadap pekerjaan masih cenderung cukup. Selanjutnya terdapat linearitas dan keberartian regresi variabel sikap terhadap pekerjaan guru terhadap variabel kinerja guru dengan adanya persamaan garis regresi Yˆ= 44,909+0,461X2 yang bermakna terjadi peningkatan pada setiap satu skor variabel sikap terhadap pekerjaan seorang guru akan meningkatkan 0,461 skor pada variabel kinerja guru, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. 3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dan

sikap terhadap pekerjaan secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Selayang. Motivasi berprestasi dan sikap terhadap pekerjaan secara bersama-sama memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru SMP di Kecamatan Medan Selayang. Hal ini berarti bahwa motivasi berprestasi dan sikap terhadap pekerjaan secara bersama-sama mempunyai hubungan yang kuat dan memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan kinerja guru .

B. Implikasi.

1. Upaya Peningkatan Kinerja guru Melalui Motivasi Berprestasi

(25)

80

penyelesaian tugas belum baik. Hal ini terjadi karena kepala sekolah percaya begitu saja dengan kinerja guru. Berhubung penyelesaian tugas belum baik, maka cara memperbaikinya adalah guru harus sering dibimbing agar memiliki keinginan untuk selalu sukses, guru juga harus gigih dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai sumber ilmu dan contoh teladan bagi perkembangan pengetahuan anak didiknya. Selain itu juga guru harus sering diberi nasehat agar tetap memiliki tanggung jawab yang besar dalam keberhasilan pembelajarannya, serta ditantang agar mampu mengemukakan ide atau gagasan baru agar kinerja guru mengalami peningkatan yang berarti.

2. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Sikap Terhadap Pekerjaan

(26)

81

3. Upaya Peningkatan Kinerja Guru Melalui Motivasi Berprestasi Dan

Sikap Terhadap Pekerjaan

Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi adalah 0.687 berarti ada hubungan diantara Variabel (X1) dan Variabel (X2) secara bersama-sama dengan variabel (Y) dan hubungannya termasuk cukup kuat. Hal ini terjadi berdasarkan temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi sudah baik dan telah sesuai dengan profesinya, dan hendaknya sudah mulai memiliki kesadaran untuk bekerja sama dengan sesama guru. Agar peningkatan kinerja guru terus berlangsung secara kontiniu di sekolah, perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain dengan melakukan penataran atau penyegaran bagi para guru agar tetap memiliki visi tentang kualitas dan komitmen terhadap perbaikan mutu. Selain itu para guru dianjurkan untuk membentuk kelompok belajar yang aktif bagi para guru agar muncul sikap, tanggung jawab dan keinginan sukses serta prakarsa dari para guru yang secara keseluruhan akan meningkatkan kinerja guru di sekolah.

C. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan temuan hasil penelitian ini adalah:

(27)

82

menyenangkan bagi para guru. Meskipun alat yang digunakan dalam mengumpulkan data variabel motivasi berprestasi adalah angket yang disusun oleh penulis dan divalidasi oleh pakar pendidikan serta telah diujicobakan dengan hasil valid dan reliabel, masih terbuka kemungkinan ada sebagian responden tidak menjawab sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pada penelitian lanjutan disarankan agar menggunakan alat pengumpul data yang lebih komplit, misalnya dengan menambah jumlah butir pernyataan pada angket.

(28)

83

yang leih akurat, misalnya dengan menambah indikator serta butir-butir pernyataan, atau dengan melakukan observasi/pengamatan oleh peneliti terhadap sikap/ perilaku baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(29)

84

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, M.Sofa. (2010). “Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru di SMK Rayon

02 Medan”.Tesis : Universitas Negeri Medan.

Anthony, William P., K. Michele Kacmar and Pamela L. Perrewe.(2001).Human Resources Management: A Strategic Approach. The DrydenPress.

Arikunto,S, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2009).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.(Edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

As’ad, Moh. (2000). Psikologi Industri: Seri Sumber Daya Manusia. Edisi

keempat. Yogyakarta: Liberty.

Asmial. (2010).”Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Kontingensi dan Implementasi Supervisi Demokratis Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA di Kota Subulussalam”. Tesis: Universitas Negeri Medan.

Azwar, Saifuddin. (1988). Sikap Guru Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Liberty

Baltus, Rita K. (1983). Personal Psychologyfor Life and Work. New York: McGraw-Hill Book Company.

Bambang Budi Wiyono. (2000). Motivasi berprestasi guru dan Semangat Kerja Guru dalam Melaksanakan Tugas Jabatan di Sekolah Dasar. (abstrak) Ilmu Pendidikan: Jurnal Filsafat, Teori, dan Praktik Kependidikan. Universitas Negeri Malang.(Accessed, 31 Oct 2002).

Bogdan, R. C. and Bikken, S. K. (1982).Qualitative Research for Educcation: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon Inc.

Depdiknas.(2006). Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya

Donald R. Cruickshank, Deborah Bainer Jenkins, and Kim K. Metcalf, (2006).The Act ofTeaching, Boston: Mc. Graw Hill.

Gerungan.(1991). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

(30)

85

Irawan, dkk.(1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIA LAN Press.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru (Buku 2). Jakarta: Dirjen PMTK

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi, Terjemahan, Yogjakarta: Perpustakaan Nasional.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia Permasahan Remaja. Bandung: Rusda Karya

Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi Guru dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Nasution, S. (2008).Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, N. (1995). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

National Board for Professional Teaching Standards.(2002). Five Core Propositions. NBPTS Home Page.(Accessed, 31 Oct 2011).

Oppenheim, A.N. (1966). Questionare Design and Attitude Measurement. New York: Basic Books Inc.

Papalia, Diane E. and Oldes, Sally Wendkos.(1985). Psychology. New York: McGraw-Hill Inc.

Purba, R. (2005). “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Kerja dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Medan Kota”. Tesis: Universitas Negeri Medan.

Rivai, Vetrizal. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Grafindo Remaja.

Riyanto, Y. (2001). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC. Rokeah, Milton. (1976). Beliefs Attitudes and Values. San Francisco: Jossey-Bass

Publisher.

Robbins, Stephen.P. (1996). Essentials of Organizational Behavior, New Jersey: Prentice Hall.

(31)

86

Saifuddin, Awar. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengaruhnya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Simamora, Henry. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogjakarta: STIE YKPN.

Simanjuntak, Rivai.M. (2010). “Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kecerdasan, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri Kabupaten Deli Serdang. Tesis: Universitas Negeri Medan.

Soecipto, Raflis Kosasi. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudarwan Danim. (2002). Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Sudjana, D. (2005). Penilaian Dalam Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah Production.

Sudjana, N. dan Ibrahim (2001).Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono.(1999). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alpha Beta.

Sunarto. (2010). “Hubungan antara Motivasi dan Sikap Terhadap Profesi dengan Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Delitua Kabupaten Deli

Serdang”. Tesis: Universitas Negeri Medan.

Suryadi, Ace dan Tilaar, H.A.R. (2001).Analisis Kebijakan Pendidikan, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Suryabrata, S. (2000).Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyanto dan Djihad Hisyam.(2000). Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki Millenium III.Yogyakarta : Adi Cita.

Thoha, Miftah. (1983). Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Tim Penyusun, (2006), Standar Nasional Pendidikan (SNP), Jakarta: Asa Mandiri.

Gambar

Gambar 2.1. Model Teori Kepuasan tentang Motivasi.  .............................    20

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis, karakteristik bahasa yang digunakan dalam wacana persuasi pada artikel Islami di majalah Hadila dalam penelitian ini dibedakan menjadi

dijalankan. Dilihat dari aspek pasar, usaha ini memiliki peluang pasar yang cukup besar karena permintaan ikan maanvis di Vizan Farm cukup tinggi. Berdasarkan

1. Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau gabungan antara puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau tekan. Oleh karena

Salah satu Prinsip dalam ISO 14001 yang belum diterapkan Perusahaan yang menandakan kekurangan-siapan perusahaan dapat terlihat pada belum terdokumentasikannya dan

7 Untuk meredakan konflik pada bulan Februari, dalam pertemuanya di Riyadh, pada 10 Maret 2011 menteri luar negeri Arab Saudi menyimpulkan bahwa GCC meyediakan

Total marjin pemasaran pemasaran wortel dari pusat produksi ke konsumen sebesarRp. Dari hasil tersebut tampak bahwa.. marjin keuntungan pemasaran yang lebih besar diterima

Catatan : UTS Kelas Non reguler untuk mata kuliah PSIA belum diselenggarakan, sessi perkuliahan belum memadai untuk UTS KETENTUAN SELAMA UJIAN BERLANGSUNG :1. PESERTA UJIAN

Dengan terus memperhatikan faktor yang mempengaruhi kualitas produk dan pelayanan maka akan dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan lebih baik lagi yang