• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN AJARAN 2011-2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN MINAT BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP SWASTA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN AJARAN 2011-2012."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think – Talk - Write (TTW)

dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas

VIII SMP Swasta Dharma Pancasila Medan

Tahun Ajaran 2011 - 2012

TESIS

Oleh:

ROSDIANA DALIMUNTHE NIM: 809182031

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program S tudi Pendidikan Dasar

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think – Talk - Write (TTW)

dan Minat Belajar terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas

VIII SMP Swasta Dharma Pancasila Medan

Tahun Ajaran 2011 - 2012

TESIS

Oleh:

ROSDIANA DALIMUNTHE NIM: 809182031

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program S tudi Pendidikan Dasar

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Nilai Hasil Kemampuan M enulis Puisi Di SMP Swasta Dharma

Pancasila M edan ... 4

Tabel 2.1. Sintaks Strategi Pembelajaran Cooperatif.... ... 52

Tabel 2.2. Fase – fase Strategi Think Talk Write ……….... ...… 59

Tabel 2.3. Sintaks Strategi Pembelajaran Ekspositori... 73

Tabel 2.4. Perbedaan Strategi Think Talk Write dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 75

Tabel 3.1. Desain Faktorial 2 x 2 ...… 91

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian M enulis Puisi ………. 99

Tabel 3.3. Kisi – kisi Instrumen M inat Belajar ……… 101

Tabel 4.1. Data Kemampuan M enulis Puisi Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran Think Talk Write ... 109

Tabel 4.2. Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran ... 112

Tabel 4.3. Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran Think Talk Write... 114

Tabel 4.4. Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar Tinggi dan Rendah setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 116

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Kemampuan M enulis Puisi dan Hasil Kemampuan M enulis Puisi Siswa... 118

(8)

DAFTAR GAMB AR

Halaman

Gambar 2.1. Skenario Pembelajaran M enulis Puisi dengan M enggunakan Strategi

Think Talk Write ………... 62

Gambar 2.2. Skenario Pembelajaran M enulis Puisi dengan M enggunakan Strategi

Ekspositori ... 76

Gambar 4.1. Sebaran Data Kemampuan M enulis Puisi setelah Dibelajarkan dengan

Strategi Think Talk Write dan Strategi Ekspositori ... 110

...

Gambar 4.2.Sebaran Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar

Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi

Pembelajaran ... 113

Gambar 4.3.Sebaran Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar

Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi

Think Talk Write …….…………...………. 115 Gambar 4.4. Sebaran Data Kemampuan M enulis Puisi dengan M inat Belajar

Tinggi dan M inat Belajar Rendah setelah Diterapkan Strategi

Ekspositori ... 117 Gambar 4.5. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan

M enulis Puisi pada Siswa SM P Kelas VIII ... 120 Gambar 4.6. Pengaruh M inat Belajar Tinggi dan M inat Belajar Rendah

terhadap Kemampuan M enulis Puisi ... 121

Gambar 4.7. Pengaruh Interaksi Penerapan Strategi Pembelajaran dan M inat

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Strategi Think Talk Write...137

Lampiran 2. RPP Strategi Ekspositori...141

Lampiran 3. Instrumen Tes Kemampuan M enulis Puisi...144

Lampiran 4. Instrumen M inat Belajar ...145

Lampiran 5. Data Kemampuan M enulis Puisi Siswa ...148

Lampiran 6. Uji Normalitas Data Kemampuan M enulis Puisi...150

Lampiran 7. Uji Homogenitas Data Kemampuan M enulis Puisi...152

Lampiran 8. Hasil Uji Varians Data Kemampuan M enulis Puisi...153

Lampiran 9. Foto – foto Penelitian ...155

Lampiran 10. Hasil Lembar Kegiatan Siswa ...162

Lampiran 11. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing Tesis...176

Lampiran 12. Surat Izin M elakukan Penelitian dari PPs Unimed ...178

Lampiran 13. Surat Keterangan Telah M elakukan Penelitian dari SM P Swasta Dharma Pancasila M edan...179

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, budaya, dan

emosional, kompetensi kebahasaan merupakan penunjang keberhasilan belajar untuk mata

pelajaran lain. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan membantu siswa mengenal dirinya

sendiri, budayanya, lingkungannya, dan budaya orang lain. Selain itu, bahasa merupakan

sarana bagi siswa untuk mengemukakan gagasan, pendapat, perasaan, agar dapat

berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya.

Dalam KTSP SM P, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik

dan benar, baik secara lisan maupun tulis serta menumbuhkan dan mengembangkan apresiasi

terhadap karya kesastraan manusia Indonesia (BSNP, 2004:8). Standar kompetensi mata

pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa dapat

menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan berbicara, keterampilan

berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini

merupakan langkah awal atau langkah dasar bagi siswa kelas VIII untuk memahami,

mendengarkan, dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Di saat proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk

memiliki strategi itu adalah dengan menguasai “strategi belajar”. Jika seorang guru

menguasai model mengajar, siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan

(11)

M enurut Kurikulum KTSP bahasa Indonesia 2006 SMP (2006:15) menyatakan bahwa

dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini diharapkan

sebagai berikut : (1) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,

kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya

kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; (2) Guru dapat memusatkan perhatian kepada

pengembangan kompetensi bahasa Indonesia siswa dengan menyediakan media pembelajaran

berbagai kegiatan berbahasa Indonesia dan sumber belajar Bahasa Indonesia; (3) Guru lebih

mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan Indonesia dan kesastraan

Indonesia sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya; (4) Orangtua

siswa dan masyarakat di lingkungan sekolah dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan

program pembelajaran kebahasaan Indonesia dan kesastraan Indonesia di sekolah; (5)

Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan Indonesia, kesastraan

Indonesia sesuai dengan keadaan siswa, media pembelajaran, dan sumber belajar yang

tersedia di sekolah; (6) Daerah dapat menentukan bahan ajar, media pembelajaran, dan

sumber belajar kebahasaan Indonesia dan kesastraan Indones ia sesuai dengan kondisi, situasi,

dan kekhasan daerah masing-masing siswa dengan tetap memperhatikan kepentingan

nasional khususnya kebudayaan Indonesia.

Sastra merupakan nilai keindahan sehingga memiliki peranan penting dalam

kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena sastra dapat memberikan kesenangan pada

pembacanya. Selain itu, semakin banyak kita membaca karya sastra semakin banyak pula kita

memperoleh pengetahuan tentang pemahaman hidup.

Salah satu bagian sastra adalah puisi yang memiliki nilai – nilai keindahan dalam

setiap untaian kata – katanya dan mampu mengungkapkan suatu hal sesuai keinginan

(12)

tertuang dalam puisi merupakan pengalaman jiwa penulisnya. Jadi, setiap peristiwa dapat

dijadikan puisi jika diolah dengan kata – kata yang tepat.

Puisi merupakan ungkapan pikiran dan perasaan hasil perenungan (refleksi) penulis

dengan menggunakan bahasa yang singkat dan padat, namun indah. Untuk itu di dalam

menulis puisi haruslah banyak berlatih untuk mengasah keterampilan tersebut.

Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan sebuah proses belajar mengajar yang

lebih menarik. Oleh karena itu, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis adalah dengan menggunakan strategi yang dapat membuat siswa menjadi aktif

menulis. Sesuai dengan penjelasan tersebut, strategi yang dianggap dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis adalah strategi pembelajaran Think – Talk – Write (TTW).

Setiap strategi yang digunakan oleh guru dikelas turut mempengaruhi hasil belajar siswa;

merupakan strategi pembelajaran yang sama-sama menuntut siswa untuk belajar aktif dan

mengembangkan semua potensi yang dimiliki.

Sedangkan strategi pembelajaran Ekspositori merupakan strategi pembelajaran

berbentuk penguraian, baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan atau penyajian

verbal.Pengajar mengolah materi secaratuntas sebelum disampaikan di kelas.Strategi

pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem

instruksional mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peserta didik secara

langsung.Dalam strategi ini pengajar berperan sangat dominan, sedangkan peserta didik

berperan sangat pasif atau menerima saja.

Pembelajaran strategi kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan suatu kelompok

kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah,

menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama

(13)

Strategi Think – Talk – Write (TTW) adalah suatu strategi pembelajaran yang

diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi bahasa

siswa adalah strategi Think – Talk – Write (TTW).Strategi yang diperkenalkan oleh Huiker

dan Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Dimulai

dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses

membaca, selanjutnya berbicara dan menulis. Alur kemajuan strategi Think – Talk – Write

(TTW) dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri

setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya

sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen

dengan 5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil,

menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya

melalui menulis.

Secara khusus, data yang diperoleh dari SM P Swasta Dharma Pancasila M edan dalam

3 tahun terakhir menunjukkan/ bahwa nilai hasil kemampuan menulis puisi masih rendah

dari KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kelas VIII. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 1.1 berikut ini.

(14)

Data yang terdapat pada Tabel 1.1 menunjukkan nilai hasil belajar bahasa indonesia

dalam 3 tahun terakhir belum menunjukkan hasil belajar. Hal ini dilakukan

pembenahan-pembenahan sehingga perolehan nilai hasil belajar bahasa Indonesia dapat lebih ditingkatkan.

Kesulitan siswa dalam menulis puisi yaitu : (1) menentukan diksi (pilihan kata) yang

ingin ditulis atau dianalisis, (2) menemukan rima dengan kata-kata sendiri dari puisi yang ada

di buku atau puisi orang, (3) menentukan amanat puisi, (4) menentukan majas puisi.

Kesulitan yang dialami anak seperti di atas biasanya pada kemampuan menulis puisi,

karena menulis puisi memerlukan pengetahuan yang kompleks dan imajinasi. Selain

pengetahuan di atas, penulis hendaknya memiliki pengetahuan tentang amanat puisi, rima

atau irama puisi, diksi (pilihan kata), dan majas puisi (Gaya bahasa). Oleh karena itu, tidak

mengherankan jika pelajaran menulis banyak tidak disukai siswa khususnya menulis puisi.

Survei terhadap guru bahasa Indonesia, umumnya responden menyatakan bahwa aspek

pelajaran yang paling tidak disukai siswa dan gurunya adalah menulis. Demikian juga,

Akhadiah (1997 : 5) mengatakan bahwa menulis adalah aktivitas berbahasa yang tidak

banyak orang menyukainya.

Berdasarkan fakta – fakta yang terjadi di lapangan tersebut dan dikaitkan dengan

kondisi ideal yang mungkin dapat dicapai siswa dalam pembelajaran seperti telah dipaparkan

sebelumnya, maka diperlukan upaya dari guru dan pemerhati proses belajar – mengajar

Bahasa Indonesia untuk mendesain strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan menulis khususnya menulis puisi. Salah satunya adalah dengan mengujicobakan

strategi Think Talk Write yang selanjutnya ditulis TTW.

Salah satu alternatif strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran ekspositori

dan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Dengan strategi pembelajaran

(15)

berikut menerapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar. Namun perlu disadari bahwa tidak

semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan belajar dan

semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam menyelesaikan suatu

pembelajaran kepada siswa khususnya bidang studi Bahasa Indonesia (Sanjaya, 2008: 176).

M enurut Hiebert dan Carpenter (dalam Hudojo, 2002: 427), Goldin (2002: 210), dan

Bruner (dalam Hasanah, 2004: 58) Think merupakan proses representasi internal. Pada tahap

Think ini, siswa menginterpretasikan informasi berupa pernyataan atau pertanyaan yang

dibacanya dari bahan ajar yang diberikan oleh guru khususnya materi pelajaran menulis puisi.

Kemudian, siswa merepresentasikan ide – ide dan konsep secara internal dalam fikirannya

sendiri mengenai puisi. Selanjutnya, siswa menuangkan hasil representasi internalnya dalam

wujud representasi eksternal yang beragam yaitu membuat catatan penting lainnya menjadi

bahan kajian dalam tahap Talk.

Tahap Talk terjadi ketika siswa dalam kelompok kecil mendiskusikan hasil yang

diperolehnya dari tahap Think. Pada tahap Talk ini, siswa-siswa dalam satu kelompok saling

mengobservasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, dan mengklarifikasi hal-hal yang berbeda

dari representasi yang dihasilkan temannya tentang puisi. M enurut Huinker dan Laughlin

(1996: 81) dalam tahap ini siswa diberi kesempatan saling mengungkapkan pendapat;

menjelaskan alasan dengan mengemukakan analisis atau sintesis ide tentang puisi,

memodifikasi pemahaman tentang cara menulis puisi, serta mengkonstruksi tentang puisi,

melakukan negosiasi (tawar menawar) tentang puisi, dan menyempurnakan pemaknaan ide

dengan siswa lain agar diperoleh representasi yang tepat dan memadai. Dengan kata lain,

pada tahap Talk inilah terjadinya proses pengetesan (pengujian) hasil representasi internal

(16)

M enurut M anzo (dalam Ansari, 2003: 26) Write atau menulis dapat meningkatkan

taraf berpikir siswa kea rah yang lebih tinggi. Pada tahap write, secara individual siswa

bekerja keras menuliskan hasil diskusi dan menyempurnakan representasi ide dan konsep

secara eksternal berupa unsur – unsur intrinsik puisi yaitu : amanat, rima/ irama, diksi

(pilihan kata), gaya bahasa (majas).

M enurut hasil wawancara dan pengamatan langsung adapun strategi pembelajaran

yang digunakan guru selama ini adalah strategi pembelajaran ekspositori. Strategi

pembelajaran ekspositori ini menekankan kepada proses bertutur. M ateri pelajaran sengaja

diberikan secara langsung.Peran siswa dalam strategi pembelajaran ekspositori ini adalah

menyimak untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru ke siswa di dalam kelas.

M enurut Sanjaya (2011:181) dalam strategi pembelajaran ekspositori ini guru

menularkan pengetahuannya kepada siswanya secara lisan, sementara dalam pelaksanaannya

memerlukan keterampilan tertentu agar penyampaiannya tidak membosankan kepada siswa.

Di samping itu dalam strategi pembelajaran ekspositori yang digunakan oleh guru lebih

menekankan aspek kognitif tanpa memperhatikan minat belajar siswa. Dalam situasi

demikian biasanya siswa dituntut untuk menerima apa saja yang dianggap penting bagi guru

terhadap materi pelajaran Bahasa Indonesia.

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan

kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa

dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal khususnya

materi pelajaran puisi. Killen (1998:198) menekankan strategi ekspositori ini dengan istilah

strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Karena dalam strategi ini materi pelajaran

(17)

pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada

proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.

Terdapat beberapa karakteristik strategi pembelajaran ekspositori. Pertama, strategi

pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara

verbal, artinya bertutur secara lisan tentang puisi merupakan alat utama dalam melakukan

strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentifikasikannya dengan ceramah. Kedua,

biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti

data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa

untuk berpikir ulang tentang puisi. Ketiga, tujuan utamanya, setelah proses pembelajaran

adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir

siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan

kembali materi yang telah diuraikan khususnya materi pelajaran puisi.

M inat belajar siswa selama ini kurang mendapat perhatian dari seorang guru, hal ini

dapat dilihat di dalam proses pembelajaran, setelah menyampaikan pendahuluan guru

langsung menyajikan materi pelajaran kepada siswa sehingga terkesan bahwa siswa dituntut

untuk menerima materi pelajaran yang dianggap penting bagi guru ke siswa.

Seharusnya minat belajar siswa harus mendapat perhatian sebelum memulai

pembelajaran agar seorang guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi

setiap siswa.Kesesuaian strategi pembelajaran yang digunakan kepada siswa baik yang

berminat belajar tinggi maupun yang berminat belajar rendah diharapkan dapat menciptakan

hasil belajar yang lebih baik.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai

(18)

1. Kemampuan menulis puisi masih rendah.

2. Pemilihan strategi pembelajaran yang kurang tepat.

3. Kurangnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran yang masih rendah.

4. Kurangnya interaksi antar siswa dan guru dalam pembelajaran di dalam sekolah.

5. Penyampaian bahan ajar tentang materi pelajaran puisi masih kurang baik.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi masalah di atas, perlu dilakukan

pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada masalah yang akan

diteliti. M asalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh dua strategi pembelajaran

yaitu “Pengaruh Penerapan Strategi Think Talk Write dan minat belajar terhadap kemampuan

menulis puisi pada siswa SM P swasta Dharma Pancasila M edan Tahun Ajaran 2011-2012.”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

diajar dengan strategi Think – Talk-Write dan kelompok siswa yang diajar dengan

strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write dan

kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi

ekspositori?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

(19)

kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi

ekspositori?

4. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar siswa

terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa Kelas VIII SM P Swasta Dharma

Pancasila M edan?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang pengaruh

strategi pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII

semester genap tahun ajaran 2011-2012 SM P Swasta Dharma Pancasila M edan.

Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang :

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

diajar dengan strategi Think – Talk-Write (TTW) dan kelompok siswa yang diajar

dengan strategi ekspositori.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) dan

kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi

ekspositori.

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi Think-Talk-Write (TTW)

dan kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi

ekspositori.

4. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan minat belajar siswa

(20)

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberi manfaat

secara teoretis maupun praktis.

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

pengetahuan, khususnya tentang strategi pembelajaran, minat belajar siswa, dan kemampuan

menulis, sebagai berikut :

1. Bagi guru: untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai strategi pembelajaran

Think – Talk-Write (TTW) dan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Bagi guru: untuk mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap kemampuan

menulis.

3. Sebagai referensi dalam bidang penelitian yang relevan, bagi penelitian selanjutnya.

4. Bagi siswa: untuk meningkatkan minat belajar.

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sekaligus bahan masukan

sebagai berikut :

1. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk digunakan mengembangkan atau

menerapkan alternatif strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan minat siswa.

2. Bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia digunakan untuk memotivasi siswa agar

bertambah minat belajarnya terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.

3. Bagi Kepala Sekolah dapat digunakan sebagai bahan masukan di dalam menerapkan

strategi pembelajaran khususnya, pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang sesuai

(21)

BAB V

KESI MPULAN, IMPLI KASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan yaitu,

sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang diajar dengan

strategi Think Talk Write dan kelompok siswa yang diajar dengan strategi ekspositori

dengan nilai . Dalam hal ini, rata – rata hasil kemampuan

menulis puisi siswa yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) sebesar 95, lebih

baik dan rata – rata hasil kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan strategi

ekspositori yaitu sebesar 86.

2. Terdapat perbedaan hasil kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan

kelompok siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori . Dalam hal ini rata – rata hasil

kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan

strategi Think – Talk – Write (TTW) sebesar 95 lebih baik dari rata – rata hasil

kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi kelompok siswa yang

diajar dengan strategi ekspositori yaitu 88.

3. Tidak terdapat perbedaan hasil kemampuan menulis puisi antara kelompok siswa yang

memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) dan

kelompok siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan strategi

(22)

kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar rendah yang diajar dengan

strategi Think Talk Write (TTW) sebesar 65, lebih baik dari rata – rata hasil kemampuan

menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar rendah kelompok siswa yang diajar

dengan strategi ekspositori yaitu sebesar 60.

4. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan minat belajar siswa terhadap

kemampuan menulis puisi dengan nilai .

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan pertama dari hasil penelitian ini, kemampuan menulis puisi

siswa yang diajarkan dengan strategi Think Talk Write lebih tinggi dibandingkan dengan

kemampuan menulis puisi siswa yang diajarkan dengan strategi ekspositori. Hal ini dapat

dijadikan pertimbangan bagi guru Bahasa Indonesia untuk menggunakan strategi Think Talk

Write (TTW) dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada

tingkat SM P khususnya materi pelajaran menulis puisi.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi Think Talk Write

menitikberatkan kerja sama antara sesame siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pada

strategi pembelajaran ini, siswa yang memiliki minat belajar tinggi dapat berbagi informasi

kepada temannya yang belum memahami topik yang sedang dibahas. M elalui kegiatan yang

demikian akan terjadi interaksi yang meliputi penyampaian ide, konsep, gagasan, dan

prosedur kerja dalam memecahkan masalah pembelajaran. Kesempatan ini dapat diperoleh

siswa pada saat pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW).

Kemampuan menulis puisi yang diajar dengan strategi Think Talk Write (TTW) terbukti

lebih tinggi dari strategi ekspositori. Hasil temuan penelitian ini perlu disosialisasikan kepada

(23)

penelitian ini dapat dilakukan lewat seminar, lokakarya, atau pendidikan dan pelatihan.

Upaya sosialisasi hasil penelitian ini dilakukan dengan cara menjadikan hasil ini sebagai

makalah pada seminar dan lokakarya tentang strategi Think Talk Write (TTW).

M emperkenalkan strategi Think Talk Write (TTW) melalui pendidikan dan pelatihan kepada

guru – guru bidang studi Bahasa Indonesia dan kepala sekolah sebagai salah satu alternatif

sebagai pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan simpulan kedua, bahwa karakteristik siswa berupa minat belajar siswa

terbukti memberi pengaruh dalam mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa.

Kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan

strategi Think Talk Write (TTW) lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan menulis puisi

siswa yang memiliki minat belajar tinggi yang diajar dengan strategi ekspositori. Para guru

perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang karakteristik siswa yang salah satunya minat

belajar. Dengan dibekalinya guru dengan pengetahuan karakteristik siswa, guru dapat

menyadari dan memahami karakter siswa tersebut. Dengan penggunaan strategi pembelajaran

yang sesuai dengan karakteristik siswa, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna

sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik.

Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi

pelajaran memberi pengaruh pada kemampuan menulis siswa. Oleh sebab itu sangat penting

untuk merancang strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi internal siswa

seperti minat belajar siswa.

Dalam merancang pembelajaran dengan strategi Think Talk Write (TTW) diperlukan

penataan yang tepat agar terjadi kerja sama yang efektif, siswa terlibat aktif dan suasana

(24)

kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja

sama dan terlibat aktif dalam setiap langkah pembelajaran yang direncanakan.

C. S aran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa hal sebagai

berikut, yaitu :

1. Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru menerapkan strategi pembelajaran

untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi khususnya mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

2. Guru perlu memperhatikan karakteristik siswa, karena kemampuan menulis siswa bisa

memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan menulis puisi siswa.

3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat

memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan

penelitian yang lebih baik lagi sehingga mendapatkan hasil kemampuan menulis puisi

(25)

DAFTAR PUS TAKA

Ahmadi, A. dan Supriyono, W., 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Ansari, B. I. 2003. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi

Matematik melalui Strategi Think – Talk – Write ( Eksperimen di SMAN Kelas X

Bandung). Disertasi Doktor pada FPM IPA UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S., 2007. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi VII. Penerbit: PT.

Bumi Aksara, Jakarta.

Ary, D. Jacob, L.C & Razavieh, A.1982. Pengantar Penelitian.Terjemahan oleh Arief

Fuchan. Surabaya : Pustaka Pelajar.

Aini, D. N. 2009. Penerapan Teknik Think – Talk - Write ( TTW ) untuk Peningkatan

Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi pada Siswa Kelas X MAN 1 Semarang

(Studi Kuasi Eksperimen).

Akhadiah, S. 1997. Menulis 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta.

Budiningsih, C. A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Burhan, Jazir. 1983. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia, Kongres Bahasa

Indonesia III, Editor Amran Halim dan Yayah B. Lumintang. Jakarta : Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Chear, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati, M . 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dick, W and L. Carey, J. O. Carey. 2005. The systematic Design of Instruction. New York :

Logman.

Daniel. 2005. “Pengaruh Penggunaan Media dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar

Bahasa Indonesia siswa SMA Negeri 5 Medan”. Tesis, M edan : Pascasarjana Unimed.

Djamarah, S. B. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.

Dahlan, M .D. 1984. Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gie. The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

(26)

Http: //WWW.Kapasitor.net/community/post/1577. Lima Tahap Proses Menulis Puisi.

27 Agustus 2011.

Johnson, Lou Anne. 2005. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta: Indeks.

Kemp, J. E. 1985. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan : Asril M arjohan.

Bandung : ITB.

Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Jakarta: Sabda.

Kosasih, E. 2004. Kompetensi Kebahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Yarma Widya.

M udjiman, H. 2006. Belajar Mandiri. Surakarta : Lembaga Pengembangan Pendidikan

UNS.

M uktiono. 2002. Menumbuhkan Kegemaran Menulis dalam Diri Siswa. Surabaya:

Rosdiakarya.

Purwanto. (2001). Prinsip – prinsip Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sadiman, A. M . 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Ganecca.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.

Suparno dan M . Yunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Rawamangun Jakarta : Kencana Prenada M edia Group.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Surapranata, S. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Syah, M . 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Tarigan. H. G. 1982. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS

IKIP

Bandung.

Gambar

Gambar 2.1. Skenario Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Strategi
Tabel 1.1 berikut ini.

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan oleh Pengusaha. 2) Impor Barang Kena Pajak. 3) Penyerahan Jasa kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh.. Pengusaha. 4) Pemanfaatan Barang Kena Pajak

Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Modal dalam Rangka Pembangunan atau Pengembangan Industri Pembangkitan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.. The Investment Coordinating

[r]

Bisa juga diartikan sebagai sistem ajaran (doktrin) dan praktek yang didasarkan pada sistem ke- percayaan seperti itu, atau sebagai kepercayaan akan keberadaan dan pengaruh

REMEDIASI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI UNTUK

Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang.. Lepasnya

Mengapa penulis memilih shonen anime adalah karena objek penelitian yang ingin diteliti merupakan kata ganti orang kedua omae sebagai danseigo (bahasa pria), sehingga

Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga dalamkelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada.Lembaga tersebut juga institusi atau pranata, sedangkan