• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, SIKAP ILMIAH, DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMA NEGERI 1 SIMPANG EMPAT ASAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, SIKAP ILMIAH, DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA DI SMA NEGERI 1 SIMPANG EMPAT ASAHAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, SIKAP ILMIAH, DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

SISWA DI SMA NEGERI 1 SIMPANG EMPAT KABUPATEN ASAHAN

TESIS

Oleh:

DESI HAYATI PUTRI NIM : 8126173002

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan

Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi, Sikap Ilmiah, dan Keterampilan Proses Sains Siswa Di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan” disusun untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan pada Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si dan Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,

dan masukan mulai dari awal penyusunan hingga selesainya penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc, Dr. Syahmi Edi, M.Si, dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku narasumber

yang juga telah banyak memberi masukan untuk penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Dra. Adriana

Y. D. Lbn. Gaol, M.Kes dan Dr. Mufti Sudibyo, M.Si selaku validator. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Kepala dan keluarga besar SMA Negeri 1 Simpang Empat yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melaksanakan

penelitian. Serta ucapan terima kasih teristimewa kepada orang tuaku tercinta ayahanda Sugeng Prawoto, S.Pd dan ibunda Dra. Ratna Kemala, adinda Hilman

(5)

seperjuangan Biologi Dik A Pascasarjana, teman-teman Kursi_Roda_Community,

beserta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan maksimal melakukan yang terbaik dalam

penyelesaian tesis ini. Namun, ibarat kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan tesis ini yang masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi tesis ini. Akhir kata

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kemajuan dunia pendidikan. Aamiin yaa Rabbal’alamin.

Medan, September 2015

Penulis,

(6)

i ABSTRAK

Desi Hayati Putri. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi, Sikap Ilmiah, dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing, investigasi kelompok, dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Kehidupan Sel; (2) pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing, investigasi kelompok, dan tradisional terhadap sikap ilmiah siswa; (3) pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing, investigasi kelompok, dan tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan, pada kelas XI IPA semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan yang berjumlah 90 siswa yang terdiri dari tiga kelas paralel. Sampel yang diambil sebagai kelompok eksperimen adalah: (1) kelas XI IPA1 menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing; (2) kelas XI IPA2 menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok; dan kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran tradisional. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar, angket sikap ilmiah, dan tes keterampilan proses sains siswa. Metode penelitian ini termasuk kuasi ekperimental dengan teknik analisis data Analisis Kovarian (Anacova) dan Analisis Varian (Anava) satu jalur dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey. Teknik analisis yang digunakan dengan bantuan Microsoft excel dan SPSS 19.0. Hasil penelitian dan pengujian menunjukkan: (1) Ho1 ditolak dengan F hitung = 267,73 taraf signifikansi 0,000; (2) Ho2 ditolak dengan F hitung = 11,52 taraf signifikansi 0,000; dan (3) Ho3 ditolak dengan F hitung = 20,84 taraf signifikansi 0,000. Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi Sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Asahan; (2) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap sikap ilmiah siswa pada materi Sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Asahan; (3) Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi Sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Asahan.

(7)

ii ABSTRACT

Desi Hayati Putri. (2015). The Effect of Learning Models on Biology Learning Outcomes, Scientific Attitudes, and Scientific Process Skill in SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan.

This research revealed to know: (1) the effect of guided inquiry, group investigation, and traditional learning models to student’s biology learning outcomes on Cell matters; (2) the effect of guided inquiry, group investigation, and traditional learning models to student’s scientific attitude; (3) the effect of guided inquiry, group investigation, and traditional learning models to student’s scientific process skill. Research was in SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan at grade XI science program first semester 2014/2015 academic year. The research population was totally of grade XI science program in SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan that consists of 90 students divided in three class parallels. Sample taken as experimental class was: (1) class XI IPA1 with guided inquiry learning model; (2) class XI IPA2 with group investigation learning model; and (3) class XI IPA3 as control group with traditional learning model. Sampling technique was total sampling technique. Learning outcome test, scientific attitude questionnaire, and student learning process skill test used as the instrument of this research. The research method was included as quasi experimental research with Analysis Covariant (Anacova) and Analysis Variant (Anava) One Way data analysis technique continued with Tukey Test. Analysis technique helped with Microsoft Excel and SPSS 19.0. Results of research and testing showed: (1) Ho1 was rejected with a F = 267,73 significant level 0,000; (2) Ho2 was rejected with a F = 11,52 significant level 0,000; (3) Ho3 was rejected with F = 20,84 significant level 0,000. The summary of this study are: (1) There is a significant effect of student learning outcomes were learned with Guided Inquiry, Group Investigation, and Traditional learning models; (2) There is a significant effect of student scientific attitude were learned with Guided Inquiry, Group Investigation, and Traditional learning models; and (3) There is a significant effect of student scientific process skill were learned with Guided Inquiry, Group Investigation, and Traditional learning models.

(8)

iii

2.1.1 Hakikat Belajar dan Hasil Belajar 10

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 12 2.1.3 Hakikat Pembelajaran Investigasi kelompok 17

2.1.4 Sikap Ilmiah 19

2.1.5 Keterampilan Proses Sains 22

2.2 Penelitian yang Relevan 26

2.3 Kerangka Berpikir 26

2.4 Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 31

3.2 Populasi dan Sampel 31

3.3 Variabel Penelitian 32

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data 39

3.6 Uji Coba Instrumen 43

3.7 Teknik Analisis Data 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49

4.1 Hasil Penelitian 49

4.1.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa 49

4.1.2 Deskripsi Data Sikap Ilmiah 50

(9)

iv

4.2 Analisis Data 52

4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Beajar Siswa 52 4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Sikap Ilmiah Siswa 53 4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses

Sains Siswa 54

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 55

4.4 Keterbatasan Penelitian 60

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 62

5.1 Simpulan 62

5.2 Implikasi 63

5.3 Saran 64

(10)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian 36 Gambar 4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,

Investigasi Kelompok, dan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 1 Simpang Empat Asahan 53

Gambar 4.2 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Investigasi Kelompok, dan Tradisional Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1

Simpang Empat Asahan 54

Gambar 4.3 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Investigasi Kelompok, dan Tradisional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI IPA

(11)

vi

DAFTAR TABEL

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 RPP Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 69

Lampiran 3.RPP Pembelajaran Investigasi kelompok 76

Lampiran 4.RPP Pembelajaran Tradisional 83

Lampiran 2 Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi Siswa 87

Lampiran 3 Angket Sikap Ilmiah Siswa 95

Lampiran 4 Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Siswa 97

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 103

Lampiran 6 Analisis Data Uji Coba Tes Hasil Belajar Siswa 123 Analisis Data Uji Coba Tes Keterampilan Proses Sains 125 Lampiran 7 Analisis Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa

Kelas Inkuiri Terbimbing 126

Analisis Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa

Kelas Investigasi Kelompok 128

Analisis Data Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa

Kelas Tradisional 130

Lampiran 8 Analisis Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelas

Inkuiri Terbimbing 132

Analisis Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelas

Investigasi Kelompok 134

Analisis Data Hasil Angket Sikap Ilmiah Siswa Kelas

Tradisional 136

Lampiran 9 Analisis Data Hasil Pretes dan Postes Keterampilan

Proses Sains Kelas Inkuiri Terbimbing 138 Analisis Data Hasil Pretes dan Postes Keterampilan

Proses Sains Kelas Investigasi Kelompok 141 Analisis Data Hasil Pretes dan Postes Keterampilan

Proses Sains Kelas Tradisional 144

Lampiran 10 Data Hasil Belajar, Sikap Ilmiah, dan Keterampilan

Proses Sains 147

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya

Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu

pendidikan (Tjalla, 2007). Rendahnya mutu pendidikan ini dapat dilihat dari

berbagai gambaran studi literasi seperti Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) tahun 2007 yang memperlihatkan bahwa prestasi siswa

Indonesia dalam bidang sains, pencapaian skor sains anak Indonesia adalah 433,

sedangkan skor rata-rata internasional adalah 500. Ranking anak Indonesia dalam

bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta.

Selain itu, rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik Indonesia

juga diulas oleh studi internasional The Programme for International Student

Assessment (PISA) yang menyatakan bahwa skor yang dicapai anak Indonesia

dalam bidang sains juga masih di bawah rata-rata skor internasional, yakni 395

(skor rata-rata internasional adalah 451). Pencapaian ranking anak Indonesia

dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

Berdasarkan hasil studi TIMSS dan PISA tersebut, prestasi anak Indonesia

masih berada pada posisi ranking bawah dari negara peserta studi,

memperlihatkan perlunya dilakukan pembenahan secara sistemik dalam

hubungannya dengan permasalahan pendidikan, baik dalam hubungannya dengan

aspek penciptaan lingkungan sekolah, guru, kurikulum, kegiatan pembelajaran

(14)

2

siswa perlu dilakukan dengan jalan memberikan peluang untuk berkreasi secara

bebas dan bertanggung jawab tanpa menghambat kegiatan akademik lainnya. Di

samping itu, diperlukan berbagai model pembelajaran yang dapat meningkatkan

kreativitas guru di kelas dan kreativitas belajar siswa di sekolah dan di rumah.

Mengenai pembenahan kegiatan pembelajaran, maka pembelajaran sains

merupakan salah satu aspek pendidikan yang perlu dibenahi. Pembelajaran sains

menggunakan sains sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu

meningkatkan pemahaman terhadap dunia alamiah (Apriansari, 2010). Para ahli

pendidikan sains memandang sains tidak hanya terdiri dari fakta, konsep, dan teori

yang dihafalkan, tetapi juga meliputi kegiatan atau proses aktif menggunakan

pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari gejala alam yang belum terungkap.

Secara garis besar, sains dapat didefenisikan atas tiga komponen, yaitu (1)

scientific processes (proses ilmiah), (2) scientific product (produk ilmiah), dan (3)

scientific attitudes (sikap ilmiah) (Winarti, 2010).

Sains dipandang sebagai proses mengandung makna bahwa sains

merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan melalui sejumlah kegiatan

keterampilan proses sains dengan cara berinkuiri, observasi, dan eksperimen.

Sains dipandang dari segi produk artinya sains adalah ilmu pengetahuan yang

sistematis berupa kumpulan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan rumus.

Sedangkan sains dipandang sebagai sikap berarti bahwa bagaimana sains tersebut

dapat menanamkan nilai-nilai sikap (karakter) yang berkembang setelah siswa

melakukan proses ilmiah maupun proses pembelajaran.

Terkait dengan rendahnya prestasi anak Indonesia dalam bidang sains,

(15)

3

Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Asahan mendukung hasil studi TIMSS dan

PISA. Pembelajaran masih menerapkan pembelajaran tradisional, cenderung

dengan metode ceramah, dan guru sebagai sumber informasi tunggal (teacher

centered). Proses pembelajaran tradisional berpengaruh terhadap kebiasaan belajar

siswa yang lebih cenderung untuk mengorganisasikan sendiri pengetahuan yang

diperoleh yang akan berakibat pada prestasi belajar baik dalam kemampuan

kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Dalam proses pembelajaran terlihat bahwa siswa tidak menyenangi bidang

studi biologi yang terbukti dari kurangnya antusias siswa dalam menanggapi dan

menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Setelah dilakukan wawancara pada

siswa, para siswa menyatakan bahwa bidang studi Biologi tidak menarik untuk

dipelajari karena guru sering menerapkan metode hafalan dan meringkas isi buku

paket. Materi pelajaran yang dijelaskan saat pembelajaran hanya dengan

pengayaan tanpa media visual yang dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Selain itu, guru bidang studi menyatakan jarang melakukan praktikum karena

kurangnya sarana dan prasarana di laboratorium. Dalam hal penilaian, guru

bidang studi hanya memberikan penilaian kemampuan kognitif saja.

Biologi sebagai bagian dari bidang studi sains merupakan ilmu

pengetahuan atau kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk

melalui proses kreatif yang sistematis melalui proses inkuiri yang dilanjutkan

dengan proses observasi (empiris) secara terus menerus yang dilakukan oleh

individu untuk menyingkap rahasia alam semesta (Winarti, 2010). Sama halnya

dengan membelajarkan bidang studi sains lainnya, seperti fisika dan kimia,

(16)

4

metode ilmiah karena metode ilmiah merujuk pada proses-proses pencarian sains

yang dilakukan oleh siswa. Dalam proses pembelajaran, metode ilmiah dapat

dilakukan melalui pemberian pengalaman dalam bentuk kegiatan mandiri maupun

kelompok. Pembelajaran harus mengacu pada kegiatan yang memungkinkan

peserta didik tidak hanya mempelajari pengetahuan deskriptif saja yang berupa

fakta, konsep, hukum dan prinsip tetapi juga belajar mengenai pengetahuan

prosedural berupa cara memperoleh informasi melalui keterampilan ilmiah,

keterampilan berpikir sehingga bermuara pada sikap ilmiah.

Ditinjau dari segi proses, maka biologi memiliki berbagai keterampilan

ilmiah, misalnya: (1) mengidentifikasi dan menentukan variable bebas dan

variable terikat, (2) menentukan apa yang diukur dan apa yang diamati, (3)

keterampilan mengamati menggunakan panca indera, (4) mengumpulkan fakta

yang relevan, mencari persamaan dan perbedaan serta mengklasifikasikan, (5)

keterampilan dalam menafsirkan hasil pengamatan, (6) keterampilan menemukan

suatu pola dari seri pengamatan, (7) keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil

pengamatan, (8) keterampilan dalam menentukan hipotesis, (9) keterampilan

dalam menggunakan alat-alat laboratorium, dan lain sebagainya. Namun,

beberapa keterampilan tersebut tidak serta merta didapat sebagai produk hasil

pembelajaran biologi. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa biologi

adalah materi pelajaran yang kurang menyenangkan.

Pembelajaran biologi akan menjadi menyenangkan bagi peserta didik

apabila mampu menyajikan fenomena yang bisa diamati langsung oleh peserta

didik dan melibatkan lebih banyak indera dalam proses belajar (Sabahiyah, 2008).

(17)

5

dalam usaha mencari alternatif pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan

hasil IPA peserta didik. Salah satu strategi untuk mata pelajaran IPA yang

direkomendasikan oleh pakar adalah pendekatan inkuiri, karena pendekatan ini

dapat membantu guru membimbing peserta didik mencapai tingkat pemahaman

materi yang lebih tinggi dengan mengupayakan peserta didik aktif mencapai

pemahaman materi tersebut. Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim

yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi peserta didik

(Anonim, 2010).

Secara teoritis, inkuiri terbimbing dan investigasi kelompok dapat menjadi

solusi yang efektif untuk membelajarkan IPA (termasuk biologi) pada setiap

tingkat satuan pendidikan, khususnya pada kelas siswa yang masih baru

diperkenalkan dengan metode belajar mandiri seperti inkuiri (Rustaman, 2005).

Dalam proses belajar, baik inkuiri terbimbing maupun investigasi kelompok

sama-sama menggunakan pendekatan inkuiri, dimana peserta didik aktif

melakukan eksplorasi, observasi dan investigasi atas bimbingan guru bidang studi

(Damodjo dalam Sabahiyah, 2008). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tangkas

(2011) yang menyatakan bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri

terbimbing lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik bila

dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Hasil penelitian Mahyudin

(2010) juga menyatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif peserta didik yang

mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis lingkungan lebih baik

dibandingkan peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung.

Selain menekankan pada kemampuan kognitif, pendidikan sains melalui

(18)

6

(Anonim, 2010) sebagai manusia yang memiliki tenggang rasa terhadap sesame

yang dapat berpikir tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga kemampuan

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Fenomena adanya siswa yang baik

prestasi akademinya namun buruk perilaku sopan santunnya sopan santunnya

merupakan hal yang tidak asing ditemui. Untuk itu, melalui pendekatan inkuiri

baik secara individual dalam inkuiri terbimbing maupun secara berkelompok

dalam investigasi kelompok diharapkan dapat melatih dan menumbuhkan afektif

siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Fathurrohman, 2013).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan

yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Mata pelajaran biologi adalah materi yang kurang menyenangkan.

2. Cara mengajar guru yang monoton.

3. Kejenuhan siswa dalam mempelajari biologi di kelas.

4. Siswa jarang melakukan praktikum (observasi langsung).

5. Siswa belum pernah belajar dengan pendekatan inkuiri.

6. Kurangnya penekanan kemampuan keterampilan proses sains siswa.

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, maka permasalahan penelitian

dibatasi menjadi beberapa poin sebagai berikut:

1. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA semester I SMA Negeri 1

(19)

7

2. Hasil belajar biologi siswa dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom

pada kriteria C1 – C6 pada pokok bahasan Kehidupan Sel.

3. Sikap ilmiah yang diamati adalah (1) sikap ingin tahu, (2) Sikap respek

terhadap data/fakta, (3) sikap berpikir kritis, (4) sikap penemuan dan

kreativitas, (5) sikap berpikiran terbuka dan kerjasama, (6) sikap ketekunan,

dan (7) sikap peka terhadap lingkungan sekitar.

4. Keterampilan proses sains yang diamati adalah (1) mengidentifikasi dan

menentukan variabel bebas dan variabel terikat, (2) menentukan apa yang

diukur dan diamati, (3) keterampilan mengamati menggunakan panca indera,

(4) mengumpulkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan perbedaan,

serta mengklasifikasi, (5) menafsirkan hasil pengamatan, (6) menemukan pola

dari suatu pengamatan, (7) keterampilan dalam mencari kesimpulan hasil

pengamatan, (8) keterampilan dalam menentukan hipotesis, dan (9)

keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium.

5. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan inkuiri.

Model pembelajaran pada kelompok eksperimen A adalah model

pembelajaran inkuiri terbimbing, model pembelajaran investigasi kelompok

pada kelompok eksperimen B, dan model pembelajaran tradisional pada

kelompok kontrol.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka yang menjadi

(20)

8

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (inkuiri terbimbing,

investigasi kelompok, dan pembelajaran tradisional) terhadap hasil belajar

biologi siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (inkuiri terbimbing,

investigasi kelompok, dan pembelajaran tradisional) terhadap sikap ilmiah

siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan?

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran (inkuiri terbimbing,

investigasi kelompok, dan pembelajaran tradisional) terhadap keterampilan

proses sains siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan?

1.5Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran (inkuiri terbimbing, investigasi

kelompok, dan pembelajaran tradisional) terhadap hasil belajar biologi siswa

kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan.

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran (inkuiri terbimbing, investigasi

kelompok, dan pembelajaran tradisional) terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI

IPA di SMA Negeri 1 Simpang Empat Asahan.

3. Mengetahui pengaruh model pembelajaran (inkuiri terbimbing, investigasi

kelompok, dan pembelajaran tradisional) terhadap keterampilan proses sains

(21)

9

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat

menambah khasanah pengetahuan khususnya yang berkenaan dengan

pembelajaran biologi dan dapat digunakan sebagai rujukan untuk melakukan

penelitian lanjutan. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat member

masukan kepada guru bidang studi biologi dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada kemampuan peserta didik pada

ranah kognitif namun juga memerhatikan sikap dan keterampilan-keterampilan

(22)

62

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada

materi Sel di kelas XI SMA Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Asahan. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Investigasi

Kelompok 76,60 ± 8,11 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbi

73,40 ± 7,27 dan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran tradisional 71,03 ± 7,53.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap sikap ilmiah siswa pada

materi Sel di kelas XI SMA Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten Asahan. Sikap ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Investigasi Kelompok 64,24 ± 5,07 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan sikap

ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Tradisional 59,67 ± 7,37 dan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing

56,16 ± 6,95.

3. Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi Sel di kelas XI SMA Negeri 1 Simpang Empat Kabupaten

Asahan. Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Investigasi Kelompok 78,67 ± 6,22 secara signifikan lebih tinggi

(23)

63

model pembelajaran tradisional 74,83 ± 6,01 dan yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran Inkuiri Terbimbing 68,50 ± 8,11.

5.2 Implikasi

Hasil pengujian hipotesis memberikan kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok memberikan pengaruh signifikan pada

hasil belajar biologi, sikap ilmiah, dan keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model

pembelajaran tradisional. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok lebih tinggi dibanding siswa yang

dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran tradisional. Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki hasil belajar biologi yang lebih tinggi dibanding siswa yang

dibelajarkan dengan pembelajaran tradisional.

Sikap ilmiah dan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok lebih baik dibanding siswa

yang dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran tradisional. Namun, sikap ilmiah dan keterampilan proses sains siswa yang

dibelajarkan dengan pembelajaran tradisional ternyata lebih baik dibanding siswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing.

Kecenderungan model pembelajaran investigasi kelompok lebih baik

dalam mempengaruhi hasil belajar biologi, sikap ilmiah dan keterampilan proses sains siswa cukup beralasan karena dalam penerapan model ini siswa dituntut

(24)

64

hingga penyajian presentasi hasil pada akhir pembelajaran. Siswa diberi tanggung

jawab penuh bersama kelompoknya dalam penyelesaian topik yang didiskusikan. Dalam kelompoknya siswa harus bekerja sama dengan baik dan

menanggungjawabi tugas masing-masing yang telah disepakati bersama sebelumnya. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator yang membantu menyediakan sumber-sumber belajar dan referensi bagi siswa untuk melakukan

eksperimen.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka dikemukakan

beberapa saran berikut:

1. Bagi para guru, khususnya guru bidang studi biologi, perlu disadari bahwa prestasi belajar biologi dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran yang

tepat sehingga lebih memacu antusiasme siswa dalam mempelajari biologi. 2. Populasi dan sampel yang dilibatkan dalam penelitian ini jumlahnya kecil,

untuk itu disarankan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dengan jumlah populasi dan sampel yang lebih besar sehingga hasil penelitian bisa diterapkan dalam ruang lingkup yang lebih luas.

3. Untuk penelitian selanjutnya, disamping kepada guru yang menjadi mitra peneliti, perlu juga untuk mensosialisasikan prosedur pelaksanaan model pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa agar pelaksanaan

(25)

65

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, N. 2008. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Akinbobola, Olufunminiyi, A., dan Afolabi, F. 2010. Analysis of Science Process Skills in West African Senior Secondary School Certificate Physics Practical Examination in Nigeri. American-Eurasian Journal of Scientific Research 5(4): 234-240.

Ambarsari, W. 2012. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMPN7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi 1(1): 1-17.

Anonim. 2010. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Di

Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Anonim. 2013. Buku Pedoman Guru Biologi Edisi Ke-4. Jakarta: Penerbit PT. Indeks.

Annur, U. D., Wartono dan Mudjihartono. 2010. Upaya Peningkatan

Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 21 Malang Melalui Implementasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Kalor. (Online). Diakses pada Februari 2014.

Apriansari, Y. 2010. Edutainment For Children: Membangun Karakter Anak Usi

Sekolah Dasar Melalui Pendidikan Sains. Yogyakarta: UNY.

Budimansyah. 2007. Pembelajaran Group Investigation. (Online). Diakses pada 20 Desember 2014.

Damanik, D. P., dan Bukit, N. 2013. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training (IT) dan Direct Instruction (DI). Jurnal Online Pendidikan Fisika 2(1): 16-25.

(26)

66

Dimyati dan Mudjiono. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Djamarah, S. B., dan Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Fathurrohman, P., Suryana, A., dan Fatriany, F. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Penerbit Refika Aditama.

Handayani, P. 2010. Pembelajaran Biologi dengan Group Investigation dan Cooperative Integrated Reading Composition Ditinjau dari Minat dan Kedisiplinan Belajar Siswa (Studi Kasus pada Materi Sistem Pencernaan pada Manusia Di SMP Negeri 1 Colomadu Tahun Ajaran 2009/2010). Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Ince, A. E., Guven, E., dan Aydogdu, M. 2010. Effect of Problem Solving Method on Science Process Skills and Academic Achievement. Journal of Turkish Science Education 7(4): 13-25.

Islamia, N. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dengan Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Fisika pada Fluida Dinamis kelas XI IPA SMA Negeri 1 Purwoharjo. Tesis. Jember: Universitas Jember.

Kartono. 2012. Pengembangan Model Penilaian Sikap Ilmiah IPA Bagi

Mahasiswa PGSD. (Online). Diakses pada 20 Desember 2014.

Kholifuddin, M. Y. 2009. Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. Disajikan pada Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng dan DIY, Purwerojo 14 April 2012.

Kostania, G. 2011. Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan GI terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Sikap Ilmiah Mahasiswa. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

MacNabb, C., dan Schmitt, L. 2006. Neuroscience in Middle Schools: A Professional Development dan Resource Program That Models Inquiry-based Strategies and Engages Teachers in Classroom Implementation. CBE-Life Science Education 5(1): 144-157.

Nurhidayat, A. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

(27)

67

Pokok Bahasan Archaebacteria dan Eubacteria Siswa Kelas X SMAN 3 Bantul. Tesis. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Universitas Negeri Makasar. (Online) Hal. 159-189.

Primarinda, I., Maridi, Marjono. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi 4(2): 60-71.

Quitadamo, I. J., Faiola, C. L., Johnson, J. E., dan Kurtz, M. J. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. CBE-Life Science Education 7(1): 327-337.

Rustaman, N. Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri

dalam Pendidikan Sains. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia bekerjasama dengan FPMIPA UPI, 22-23 Juli.

Rustaman, N. Y. 2010. Pendidikan dan Penelitian Sains Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Untuk Pembangunan Karakter. (Online). Diakses pada 14 September 2013.

Rissing, S. W., dan Cogan, G. C. 2009. Can Inquiry Approach Improve Collage Student Learning in A Teaching Laboratory? CBE-Life Science Education 8(1): 55-61.

Ristanto, R. H. 2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 3(1): 1-8.

Sabahiyah, W. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik

Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Semiawan, C. 1994. Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan

Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.

(28)

68

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Subali, B. 2011. Pengukuran Kreativitas Keterampilan Proses Sains dalam Konteks Assessment for Learning. Jurnal Cakrawala Pendidikan 30(1): 130-144.

Sullaisah, M. F. J. 2014. Pengembangan LKPD Berbasis Pembelajaran

Kooperatif GI dan Pengaruhnya terhadap Keterampilan Bekerjasama, Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Materi Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah di Kelas X SMA. Tesis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tangkas, I. M. 2013. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMAN 3 Amlapura. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 3(1): 1-17.

Tjalla, A. 2007. Potret Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Hasil-hasil Studi Internasional. (Online). Diakses 20 September 2013.

Usman, U. M. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Wahyudin, Sutikno, dan Isa, A. 2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6(1): 58-62.

Winarti. 2010. Pembangunan Karakter Dalam Pembelajaran Sains Melalui

Metode Ilmiah. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi “Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya Menuju Pembangunan Karakter”, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Alur Perlakuan Penelitian
Tabel 3.1 Pretes-Postes Control Group Design

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang

Berbagai acara telah disusun oleh panitia, di hari pertama diadakan sarasehan yang membahas tentang pembangunan jaringan antar alumni dengan jurusan yang diperuntukkan para alumni saja

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

[r]

Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 50 orang dengan kriteria subyek yang tergabung dalam salah satu band yang memiliki kontrak kerja dengan pihak Cafe.. Pengumpulan

Penulisan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Perpustakaan di Universitas Sebelas

Gambar 3.68 Rancangan Antarmuka Halaman Tambah Data Pembobotan Metode Singh

setting dengan ASPn terhadap viabilitas sel pulpa secara in vitro. Membandingkan efek penambahan KMTn pada ASPn sebelum