PERB A NDI NGAN HAS IL B E LAJA R, BERPIK IR K RIT IS DAN K ERJASAM A SISWA DEN GAN M ENG GUNAK AN M ODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA
Oleh : Lydia Pramesti NIM 4103131036
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA
Lydia Pramesti (NIM. 4103131036) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Student Team Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama
Senyawa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA SMAN 1 Percut Sei Tuan, yang berjumlah 5 kelas dan setiap kelas terdiri dari 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan dua tahap, tahap pertama yaitu pengambilan sampel kelas secara acak sebanyak 2 kelas dan tahap kedua yaitu pengambilan sampel siswa secara purposif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non tes. Intrumen tes dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang memiliki validitas isi dalam kategori baik, reliabel, tingkat kesukaran soal dalam kategori sedang, kriteria daya pembeda memenuhi syarat dan distruktor yang memenuhi syarat. Berdasarkan uji hipotesis 1 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung ≥ ttabel, yakni thitung = 3,50 > ttabel = 2,056, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD)
pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Untuk uji hipotesis 2 thitung = 3,90 > ttabel = 2,056, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada materi
pokok Tata Nama Senyawa. Untuk uji hipotesis 3 thitung = 0,14 < ttabel = 2,056, berarti Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada materi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 4
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Batasan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 6
1.7 Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Model Pembelajaran 8
2.1.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning 8 2.1.2.1 Langkah-Langkah dalam Problem Based Learning 9 2.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning 11
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 12
2.1.3.1 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 13
2.1.4 Belajar 14
2.1.5 Hasil Belajar 15
2.1.6 Kemampuan Berpikir Kritis 15
vii
2.1.6.2 Tujuan dan Manfaat Berpikir Kritis 17
2.1.7 Kerjasama 18
2.1.8 Tata Nama Senyawa 19
2.1.8.1 Penamaan Senyawa Ionik 20
2.1.8.2 Penamaan Senyawa Kovalen Biner 24
2.1.8.3 Tata Nama Senyawa Hidrokarbon 25
2.1.8.4 Tata Nama IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi 26
2.2 Penelitian yang Relavan 27
2.3 Kerangka Berpikir 28
2.4 Hipotesis Penelitian 29
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 32
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 32
3.2.1 Populasi 32
3.2.2 Sampel 32
3.3 Variabel Penelitian 33
3.4 Instrumen Penelitian 33
3.4.1 Instrumen Tes 33
3.4.2 Instrumen Non Tes 34
3.4.3 Standarisasi Instrumen Penelitian 35
3.5 Rancangan/Desain Penelitian 39
3.6 Teknik Pengumpulan Data 40
3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian 40
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 40
3.6.3 Tahap Akhir Penelitian 41
3.7 Teknik Analisis Data 43
3.7.1 Pedoman Penilaian Instrumen Tes 43
3.7.2 Pedoman Penilaian Instrumen Non-tes 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47
4.1 Hasil Penelitian 47
viii
4.1.1.1 Analisis Instrumen Tes 47
4.1.1.2 Analisis Instrumen Non Tes 48
4.1.2 Data Hasil Penelitian 49
4.2 Analisis Data Pre-test 50
4.3 Uji Persyaratan Analisis Uji Hipotesis 52
4.3.1 Uji Normalitas 52
4.3.2 Uji Homogenitas 53
4.4 Uji Hipotesis 54
4.5 Pembahasan 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62
5.1 Kesimpulan 62
5.2 Saran 62
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan dalam Pembelajaran Problem Based Learning 10 Tabel 2.2 Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 13 Tabel 2.3 Logam yang Membentuk lebih dari Satu Ion Monoatomik 20
Tabel 2.4 Ion Poliatomik 21
Tabel 2.5 Penamaan Kelompok Anin Oksihalogen 23
Tabel 2.6 Awalan Latin untuk Jumlah Hidrat dan Jumlah Atom dalam
Senyawa-Senyawa Kovalen Biner 23
Tabel 2.7 Rumus dan Nama Senyawa-Senyawa 25
Tabel 2.8 Rumus dan Nama Senyawa Biner Menurut Aturan IUPAC 26
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi 35
Tabel 3.3 Klasifikasi Analisis Validasi Isi 36
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian 39
Tabel 3.5 Penolong Untuk Uji Normalitas 44
Tabel 3.6 Persentase Nilai Sikap Siswa 46
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test 51
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test 51
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Post-test dan Data Observasi Karakter 53 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Post-test dan Data Observasi Karakter 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis 55
Tabel 4.6 Deskriptif Nilai Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian 42
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 66
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68
Lampiran 3. Kuisioner 91
Lampiran 4. Lembar Analisis Masalah 92
Lampiran 5. Lembar Diskusi Kelompok 96
Lampiran 6. Lembar Observasi Penilaian Sikap 100 Lampiran 7. Lembar Validasi Isi Instrumen Tes dan Non-test 112
Lampiran 8. Instrumen Tes 140
Lampiran 9. Validasi Isi 143
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 145
Lampiran 11. Perhitungan Daya Beda Test 147
Lampiran 12. Perhitungan Distruktor Test 150
Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas 153
Lampiran 14. Rekap Analisis Instrumen Test 155
Lampiran 15. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen I 156 Lampiran 16. Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen II 158 Lampiran 17. Korelasi Data Hasil Belajar dan Karakter Siswa 160
Lampiran 18. Perhitungan Uji Normalitas 162
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 168
Lampiran 20. Pengujian Hipotesis 174
Lampiran 21. Tabulasi Data Nilai Hasil Belajar Sampel Siswa 177 Lampiran 22. Tabulasi Data Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Sampel Siswa 178 Lampiran 23. Tabulasi Data Nilai Sikap Kerjasama Sampel Siswa 179 Lampiran 24. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 180 Lampiran 25. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 181 Lampiran 26. Daftar Nilai Pesrsentil Untuk Distribusi F 182 Lampiran 27. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t 185
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), karena melalui pendidikan segala potensi yang ada dalam diri manusia dapat dibina dan dikembangkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk menyiapkan kehidupan yang berarti dan bermakna dengan cara meningkatkan kualitas hidup dalam segala aspek kepribadian yang dimilikinya. Proses pendidikan harus berorientasi kepada siswa dan akhir dari proses pendidikan itu berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan intelektual serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan SDM berkualitas yang mampu berpikir kritis, logis, mengkomunikasikan gagasan dan sistematis dalam menghadapi dan menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya (Lisa, 2012)
2
sedangkan 65,83% siswa dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian tersebut dengan KKM yang diterapkan oleh sekolah yaitu 75, yang sesuai dengan Daftar Kumpulan Nilai (DKN) di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Data tersebut, menunjukkan kualitas pendidikan masih rendah yang disebabkan oleh mutu pembelajaran yang belum optimal. Ada beberapa faktor penyebab rendahnya pelajaran belum optimal diantaranya guru belum menggunakan model, strategi, metode dan media pembelajaran yang tepat, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, sehingga siswa tidak aktif dan menjadi bosan oleh karena itu hasil belajar siswa menjadi rendah.
Sementara itu pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan melalui perbaikan kurikulum sehingga muncul kurikulum 2013, kurikulum 2013 merupakan hasil perbaikan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih meninggalkan sejumlah permasalahan. Pemerintah tidak hanya melakukan penataan pola pikir perumusan kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, serta penyesuain beban guru dan murid tetapi pemerintah menekankan juga dalam penguatan proses pembelajaran. Pada kurikulum 2013 proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang
memiliki karakter antara lain materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika serta mendorong dan menginspirasi siswa
berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam memecahkan masalah serta
mengaplikasikan materi pembelajaran, menuntun siswa untuk mencari tahu
(discovery learning) bukan diberitahu. Penguatan proses pembelajaran pada
kurikulum 2013 ini menghasilkan 3 alternatif model pembelajaran yaitu Discovery
Learning / Inkuiri, Problem Based Learning, dan Project Based Learning (Modul
PLPG : 2013).
Untuk itu tugas guru selanjutnya adalah memilih model pembelajaran yang
3
menggunakan dua model pembelajaran yaitu Problem Based Learning dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang
didasarkan pada suatu permasalahan. Adanya permasalahan yang dimunculkan dalam pembelajaran, diharapkan menjadikan siswa dapat berperan dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu permasalahan dapat digunakan sebagai pendorong bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan dan mengorganisasikan informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu diingat dan diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan dihadapi selanjutnya (Purwaningsih, 2011).
PBL adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya (Nasrudin, 2010). Berbeda dengan model pembelajaran PBL yang memakai permasalahan pada awal pembelajaran sehingga memacu siswa untuk berpikir kritis dalam penyelesaiannya, model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang memakai permalasahan pada akhir pembelajaran (setelah guru memberikan materi pembelajaran).
Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement
Division) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Siswa dalam satu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan tinggi, sedaang dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu untuk memahami bahan pelajaran melalui diskusi (Tambunan, 2012).
4
Tempel, telah membuktikan penerapan model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas X B MAN Tempel dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa dengan peningkatan penguasaan konsep siswa ditunjukkan dengan adanya nilai effect size sebesar 1,51. Hal ini sejalan dengan penelitian Haani (2010) pada siswa SMA Swasta YAPIM Medan pada pokok bahasan struktur atom menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar dan peningkatan kemampuan penalaran berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Tata nama senyawa merupakan salah satu materi kimia yang sulit
dipahami siswa. Karena selain harus mengingat aturan IUPAC (International
Union of Pure and Apllied Chemistry), siswa juga harus dapat membedakan nama
senyawa walaupun ciri-ciri fisiknya mirip dan terdiri dari unsur-unsur yang sama.
Dalam penyampaian materi secara konvensional, materi tata nama senyawa ini akan sulit dipahami dan dimengerti siswa. Untuk itulah pokok bahasan tata nama senyawa diharapkan sesuai bila menggunakan model pembelajaran PBL. Sehingga diharapkan siswa lebih tertarik mempelajari materi ini dan dapat membuat siswa berpikir kritis dan meningkatkan kerja sama siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan keterangan di atas tentang kesulitan siswa dalam memahami pelajaran kimia, khususnya pada pokok bahasan tata nama senyawa dan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team Achievement Division (STAD) Pada Materi Pokok Tata Nama Senyawa”.
1.2 Ruang Lingkup
5
1.3 Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini maka dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada materi pokok tata nama senyawa ?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada materi pokok tata nama senyawa ?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada materi pokok tata nama senyawa ?
1.4 Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dititik beratkan pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X MIA semester Genap SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem
Based Learing (PBL) untuk kelas eksperimen I dan Model Pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) untuk kelas eksperimen II.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Tata Nama Senyawa. 4. Hasil belajar mata pelajaran kimia siswa hanya dalam ranah kognitif
6
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada materi pokok tata nama senyawa.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment
Division pada materi pokok tata nama senyawa.
3. Untuk mengetahui perbedaaa sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan model menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada materi pokok tata nama senyawa.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman cara belajar siswa.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan masukan tentang penggunaan model pembelajaran PBL dalam mengajarkan pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan tata nama senyawa.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.
4. Bagi peneliti/mahasiswa, hasil penelitan akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
7
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut:
1. Problem Based Learning
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, dimana permasalahan tersebut diberikan kepada siswa sebelum guru memberikan materi ajarnya.
2. Student Team Achievement Division
Model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan permasalahan-permasalahan dalam pembelajarannya, dimana permasalahan-permasalahan tersebut diberikan kepada siswa setelah guru memberikan materi ajarnya.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini merupakan nilai post test siwa. 4. Berpikir Kritis
Berpikir kritis dalam penelitian ini merupakan aspek penilaian terhadap siswa dimana siswa dapat mengenali masalah, siswa dapat bersikap dan berpikir terbuka dan siswa dapat memecahkan masalah/menarik kesimpulan.
5. Kerjasama
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
2. Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
3. Tidak ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Student Team
Achievement Division (STAD) pada materi pokok Tata Nama Senyawa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :
1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) yang mampu meningkatkan
hasil belajar, kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa pada materi Tata Nama Senyawa.
63
DAFTAR PUSTAKA
Apriono, Djoko., (2011), Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa dalam
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif, Prospektus Jurnal, Tahun IX
Nomor 2. (Diakses Bulan Februari 2014).
Arikunto, Suharsimi., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta.
Bonimariska., (2009), Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang
Didukung Media Audiovisual dengan Metode Demonstrasi Di Kelas XI
SMA Negeri 15 Medan., Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Divisi PLPG Rayon 102., (2013), Buku Kurikulum 2013, Universitas Negeri Medan Press, Medan.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Jakarta.
Lisa., (2012), Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa SMP Negeri I Hokseumawe Melalui Pendekatan
Matematika Realistik, Tesis, Universitas Negeri Medan, Medan.
Manik, Reymon., (2010), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat-Zat Adiktif dan
Psikotropika, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Nasruddin, Toha., (2010). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (Pbl) Sebagai Upaya Peningkatan Partisipasi dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X B Man Tempel Yogyakarta Pada Pokok Bahasan
Keanekaragaman Hayati. Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
(Diakses Bulan Februari 2014).
64
Purwaningsih, Heni. (2011). Pengaruh Penggunaan Peta Konsep Pada Model
Problem Based Learning Terhadap Metakognisi Siswa, Skripsi, UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (Diakses Bulan Februari 2014).
Pratiwi, Yenny P., (2012), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa Pada
Pembelajaran Biologi, Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
(Diakses Bulan Februari 2014).
Ruandini, W., dkk, (2012), Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa N 14 Purworejo Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Fisika. (Diakses Bulan Februari
2014).
Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Simamora, Khairul F., (2010), Pengaruh Metode Problem Based Learning (PBL)
dengan Menggunakan Media Komputer Animasi Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Di SMA Negeri 2
Tanjung Balai, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi
Mahasiswa Calon Guru. Desertasi, UPI, Bandung.
Suryani., (2013), Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah Matematika dan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah di Kelas VC SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa, Tesis,
Universitas Negeri Medan, Medan.
65
Tarigan, Amos A., (2012), Perbedaan Kreatifitas Siswa dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Model Pembelajaran PBL
di Kelas VIII SMP Negeri 1 Namorambe, Skripsi, Universitas Negeri
Medan, Medan.
Watoni, A. Haris., (2013), Kimia Untuk Sma/Ma Kelas X Peminatan, Yrama Widya, Bandung.
Yusfy., (2012), Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning,