PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA SD ST. ANTONIUS MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Progran Studi Teknologi Pendidikan
Oleh :
JUNIANTO FRANSISCO SITANGGANG
NIM. 8126121023
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
Junianto Fransisco Sitanggang, Registration Number: 8126121023. The Effect of Cooperative Instructional Model and Personality Type Towards Learning Result to The Natural Sciences Education of SD ST. Antonius Medan School Year 2013/2014. A Thesis. Educational Technology Study Program Post Graduate Program of State University of Medan. 2015
The objectives of the research are to find out the effect of: (1) The difference of student’s learning result on natural sciences studies that taught by using student team achievement division learning model and expositori learning model, (2) The difference of natural sciences education learning result between who have extrovert personal type and introvert personal type, (3) The interaction between learning model and personal type in influencing the learning result of
student’s natural sciences education.
The methods of the research are quasy experiment. The population consist of 90 (ninethy) students from SD ST. Antonius Medan that have three classes. Meanwhile cluster random sampling is used for sixty students from two classes as the samples. Before giving observing, first observing samples given personal type test to differ the kinds of personal type of the students. The result learning test is used first to be tested to know the validity of the test and reliability test. The result from thirty six question tested, and thirthy six questions that’s answered correctly. Statistic descriptive is used in this statistic observing showing data and statistic inferential to test observing hypothesis. Observing hypothesis is tested by using two Anova lines after analysist data test. Normality test Lilliefors test and homogeneity varians test and also Fisher test and Bartlett test.
The hypothesis testing result showed that: (1) Learning result of student’s
natural sciences education that learned by student team achievement division learning model is better than ekspositori learning model. It’s shown by Fc = 32.15 > Ftable = 4.02 at significant level α = 0.05; (2) the students who have ekstorvert personal type acquired natural sciences education learning result higher than introvert personal type. This can be indicated by Fc = 11.67 > Ftable = 4.02 at
significant level α = 0.05, (3) there is an interaction between cooperative learning model and personal type in influencing the student’s natural sciences educational
learning result. It’s shown by Fc = 4.77> Ftable = 4.02 at significant level level α = 0.05.
Therefore, the result of experiment been hoped that it can used for teachers to apply the right instructional model in accordance with the learning objective. It is suggested that teachers should be trained to apply different instructional models
ABSTRAK
Junianto Fransisco Sitanggang, Nomor registrasi: 8126121023. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis. Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Ekspositori, (2) perbedaan hasil belajar IPA siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert, (3) interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar ipa siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 90 orang yang berasal dari 3 kelas. Sedangkan sampel berjumlah 60 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes tipe kepribadian untuk membedakan tipe kepribadian yang dimiliki oleh siswa. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas tes dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 36 soal yang diujikan, sebanyak 36 soal yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliforss dan uji homogenitas varians dengan uji F dan uji Barltlett.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar ipa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran eksposiotori. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 32,15 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (2) siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memperoleh hasil belajar ipa lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert dalam mempengaruhi hasil belajar ipa siswa. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 11,67 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (3) adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan tipe kepribadian siswa terhadap hasil belajar ipa . Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberi kekuatan dan rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya, penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan dosen dan motivasi dari isteri saya dan rekan-rekan mahasiswa pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat di jajaran civitas akademika Universitas Negeri Medan.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para asisten direktur dan staf, yang membantu kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.
3. Ketua program studi Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd yang sekaligus sebagai narasumber, sekretaris program studi Teknologi Pendidikan Dr. R. Mursid, M.Pd sekaligus sebagai notulen, para dosen pembimbing yakni Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sekaligus sebagai asisten direktur II dan Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd yang memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat berarti dalam penyelesaian tesis ini. Juga kepada narasumber yakni Prof. Dr. Effendi Napitupulu, M.Pd dan Prof. Dr. Asih Menanti, M.S, S.Psi yang dengan keluasan dan kedalaman ilmunya masing-masing telah banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti untuk penyelesaian tesis ini. 4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Medan
Pendidikan yang saling membantu dalam kondisi mudah maupun sulit demi meraih kesuksesan bersama.
5. Para guru dan staf SD ST. Antonius Bangun Mulia Medan, begitu juga siswa-siswi yang telah bersedia menjadi responden sehingga penelitian yang dilaksanakan penulis dapat selesai sesuai dengan yang direncanakan. 6. Yang paling khusus dan istimewa kusampaikan rasa terima kasih kepada
isteri saya Eskawati Sipangkar, ayahanda almarhum Drs. Sumilla Sitanggang, ibunda Theresia Purba, ayah mertua Edison Sipangkar, ibu mertua Rusni Simbolon serta adik-adikku (Desta, Ibeth, Pimpin dan Alex) yang selalu memberikan semangat dan menjadi penguat bagi penulis dalam melaksanakan studi dan menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih. Semoga atas kebaikan semua pihak kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalasnya dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda.
Medan, Juni 2015 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14
A. Kajian Teoretis ... 14
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar IPA ... 14
2. Hakikat Model Pembelajaran ... 23
2.1Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Achievement Division)... 30
2.2Model Pembelajaran Ekspositori ... 36
3. Hakikat Tipe Kepribadian ... 43
3.1Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 44
3.2Tipe Kepribadian Introvert ... 46
B. Penelitian Relevan ... 49
C. Kerangka Berpikir ... 50
1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara Siswa yang diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Dengan Model Pembelajaran ekspositori ... 50
2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara Siswa Yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert dengan Kepribadian
Introvert. ... 52
3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Belajar IPA ... 54
D. Hipotesis Penelitian ... 56
BAB III METODE PENELITIAN ... 58
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58
C. Metode dan Desain Penelitian... 59
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 60
E. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ... 61
F. Pengontrolan Perlakuan ... 63
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 65
H. Teknik Analisis Data ... 73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... A. Deskripsi Data Penelitian ... 75
1. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 75
2. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 77
3. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 78
4. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert ... 79
5. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Kepribadian Ekstrovert ... 81
6. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Tipe Kepribadian Intovert ... 82
7. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 83
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 86
1. Uji Normalitas Data ... 86
2. Uji Homogenitas Data ... 97
C. Pengujian Hipotesis ... 89
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95
E. Keterbatasan Penelitian ... 106
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 108
A. Simpulan ... 108
B. Implikasi ... 109
C. Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 115
DAFTAR TABEL 1.1
1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPA Kelas IV
SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013……….....
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 29
3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 40
4. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Model Ekspositori ... 42
5. Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert ... 53
6. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 63
7. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Materi IPA ... 70
8. Kisi-kisi Instrumen Kepribadian Siswa ... 73
9. Perbandingan Data Hasil Belajar IPA Siswa berdasarkan Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa... 75
10. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkankan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 76
11. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 77
12. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang memiliki Kepribadian Ekstrovert ... 78
13. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang memiliki Kepribadian Introvert ... 80
14. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 81
15. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe Kepribadian Introvert ... 82
16. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 84
17. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian Introvert ... 85
18. Hasil Uji Normalitas Data berdasarkan Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa ... 87
19. Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok Sampel A1 dan A2 dengan Uji F ... 87
20. Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok Sampel B1 dan B2 dengan Uji F ... 88
21. Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok berdasarkan Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa Menggunakan Uji Barlett ... 88
22. Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur ... 89
23. Rangkuman Hasil Uji Schefee ... 91 Halaman Tabel
DAFTAR GAMBAR
1. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (A1)... 76 2. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model
Pembelajaran Ekspositori (A2) ... 78 3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki Tipe
Kepribadian Ekstrovert (B1) ... 79 4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki Tipe
Kepribadian Introvert (B2) ... 80 5. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe
Kepribadian Ekstrovert (A1B1) ... 82 6. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe
Kepribadian Introvert (A1B2) ... 83 7. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model
Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian
Ekstrovert (A2B1) ... 85 8. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model
Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian
Introvert (A2B2) ... 86 9. Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan
DAFTAR LAMPIRAN
1 Silabus Pembelajaran IPA Kelas V SD ... 117
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 120
3 Instrumen Tes Hasil Belajar IPA dan Kunci Jawaban ... 142
4 Instrumen Angket Tipe Kepribadian Siswa ... 148
5 Data Perhitungan Berdasarkan Absensi Siswa ... 152
Data Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 153
Data Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 154
Data Perhitungan Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 156
Data Perhitungan Distraktor Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 158
Data Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 160
Data Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 162
6 Perhitungan Validitas,Reliabilitas,Daya Pembeda,Indeks Kesukaran Butir Tes, Validitas Nontes dan Reliabilitas Butir NonTes ... 167
7 Data Perhitungan Angket Kepribadian Kelas V.A ... 170
Data Perhitungan Angket Kepribadian Kelas V.B ... 172
Data Pretes V.A Berdasarkan Peringkat ... 176
Data Posttes V.A Berdasarkan Peringkat ... 177
Data Pretes V.B Berdasarkan Peringkat ... 179
Data Postes V.B Berdasarkan Peringkat ... 180
8 Pengujian Homogenitas Varians Data ... 181
9 Analisis Varians Data Dua Jalur ... 192
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan
oleh pemerintah dan pihak swasta dengan melakukan penelitian-penelitian yang
berhubungan dengan siswa dan kurikulum. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
membuat siswa dapat belajar secara aktif di dalam kegiatan belajar mengajar yang
nantinya berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Tetapi bila
dilihat dewasa ini hasil belajar siswa belumlah memuaskan atau seperti apa yang
diharapkan karena mutu pendidikan di Indonesia secara umum masih kurang dari
harapan.
Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta
adalah dengan mengadakan seminar-seminar dan penataran tentang
metode-metode mengajar dan perbaikan kurikulum. Adapun kurikulum yang dibuat
dewasa ini adalah Kurikulum 2013 dengan tujuan kurikulum ini dapat membekali
siswa dengan berbagai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan jaman dan
reformasi, guna menjawab arus globalisasi yang berkontribusi pada pembangunan
masyarakat dan kesejahteraan sosial.
Supaya tujuan kurikulum dapat tercapai, maka dibutuhkan pendekatan
belajar yang tepat, yang mana siswanya tidak pasif, dan hanya mendengarkan
penjelasan guru, tetapi siswa harus aktif, dan guru berperan memperhatikan dan
atau generasi tua mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup
secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupannya dengan
sebaik-baiknya. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa : “mendidik ialah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya”.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang didasarkan pada
perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai
ilmu yang mempelajari fenomena alam, IPA memberikan pelajaran yang baik
kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan
sumber daya alam dan ligkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak
akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang IPA.
Selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, pelajaran IPA dimaksudkan
sebagai wahana untuk menumbuh kembangkan kemampuan berpikir yang
berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Berikutnya,
untuk membekali siswa dalam pengetahuan, pemahaman dan kemampuan
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan
teknologi. Pelajaran IPA dilaksanakan secara inquiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
salah satu aspek penting kecakapan hidup (life skill).
Hal ini berarti bahwa IPA harus diajarkan pada siswa secara utuh baik dari
sikap ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang
dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Pada
dasarnya IPA mempelajari fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Namun pada kenyataanyya, IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan
menarik untuk yang lain karena pada prinsipnya dalam pelajaran IPA memerlukan
lebih banyak pemahaman konsep dari pada hafalan sehingga sebahagian besar
siswa kurang bergairah dalam belajar dan berakibat pada hasil belajar siswa yang
rendah atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Secara umum proses pembelajaran di dalam kelas masih didominasi oleh
guru, dimana siswa dianggap sebagai kertas kosong yang akan ditulis dengan
pengetahuan yang belum tentu sesuai dengan keperluannya. Ketidaktahuan
peserta didik mengenai kegunaan IPA dalam praktek sehari-hari menyebabkan
siswa lekas bosan dan tidak tertarik untuk memahami konsep. Guru beranggapan
bahwa pengetahuan yang diberikan dapat diterima seluruhnya oleh siswa dalam
proses belajar mengajar (PBM). Siswa harus menerima informasi yang diberikan
guru, siswa lebih banyak mendengar, menulis apa yang diinformasikan guru dan
latihan mengerjakan soal. Jika diamati secara seksama, pembelajaran di
sekolah-sekolah masih berpusat pada guru sebagai penyampai materi pelajaran. Guru lebih
bersifat otoriter, instruktif dan hanya melakukan komunikasi searah.
SD ST. Antonius adalah salah satu sekolah swasta di kota Medan yang
terletak di Jl. Sisingamangaraja Km.11 no. 68 yang berdiri pada tahun 1986.
Penelitian dilaksanakan di kelas IV yang seluruhnya ada tiga kelas dengan jumlah
120 orang dan sampelnya hanya dua kelas saja. Berdasarkan wawancara penulis
IPA adalah kurangnya antusias siswa selama pembelajaran. Siswa lebih
cenderung menerima apa saja yang disampaikan guru, diam dan enggan dalam
mengungkapkan pertanyaan maupun pendapat. Data hasil belajar siswa selama ini
belum menunjukkan hasil optimal dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) IPA 70 (tujuh puluh). Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar Ujian Akhir
Semester mata pelajaran ipa kelas V SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran
2007 s/d 2013
Tabel 1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPA Kelas V SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013
Tahun
Dari tabel 1. diatas dapat dilihat bahwa siswa kelas V memiliki nilai yang
belum optimal. Rendahnya rata-rata perolehan nilai tersebut diduga disebabkan
rendahnya penguasaan materi oleh siswa. Disamping itu kegiatan pembelajaran
ipa di SD ST. Antonius Jl. Sisingamangaraja Km.11 no. 68 masih berjalan secara
konvensional, dimana masih didominasi kegiatan ceramah dan berpusat pada
apa adanya semua penjelasan dari guru tanpa dimengerti sama sekali, yang
akibatnya siswa menjadi tidak aktif. Siswa lebih cenderung menerima apa saja
yang disampaikan guru, diam dan enggan dalam mengungkapkan pertanyaan
maupun pendapat. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus bisa memilih
metode atau model pembelajaran yang dapat membuat pelajaran matematika
menjadi lebih menyenangkan dan dapat memancing siswa untuk mempelajari
matematika. Guru dituntut untuk berusaha mengaktifkan siswa selama proses
pembelajaran IPA sehingga IPA dapat dipahami dengan baik dan diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Mata Pelajaran IPA di SD merupakan pemahaman materi yang didasarkan
pada pada fenomena alam. IPA memberikan pelajaran yang baik kepada manusia
untuk hidup selaras berdasarkan hokum alam. Salah satu materi dalam IPA kelas
IV adalah tentang perubahan wujud benda. Wujud benda terdiri dari tiga yaitu
benda padat, benda cair, dan gas. Ketiga wujud benda ini dapat mengalami
perubahan wujud secara alami maupun oleh perilaku manusia. Terjadinya
perubahan wujud benda padat menjadi cair disebut mencair. Sebaliknya
perubahan wujud benda cair menjadi padat disebut membeku. Hal ini bisa terjadi
karena fenomena alam yaitu penurunan suhu, sedangkan secara buatan manusia
adalah pembekuan air di lemari pendingin. Perubahan wujud benda padat menjadi
gas disebut menyublim, dicontohkan kapur barus. Perubahan wujud benda cair
menjadi gas disebut menguap. Hal ini bisa disebabkan oleh pemanasan langsung
matahari maupun ketika seseorang memanaskan air. Sebaliknya perubahan wujud
Terkadang siswa sulit untuk memahami perubahan wujud benda hanya
dari penyampaian guru saja. Sebagai makhluk sosial, seseorang harus berinteraksi
sosial dengan manusia lainnya. Oleh sebab itu siswa perlu berinteraksi dengan
siswa lain agar tercipta pembelajaran lebih efektif dalam menciptakan komunikasi
yang multi arah, sehingga diharapkan juga menimbulkan dan meningkatkan
interaksi yang proaktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru diharapkan mampu
membentuk kelompok-kelompok dengan berhati-hati agar semua anggotanya
dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan
pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok
bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman
anggota untuk mempelajarinya juga.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru agar siswa aktif, antusias, dan
mampu bekerja sama dalam belajar IPA adalah melalui penggunaan model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
kegiatan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang memilki struktur kelompok-kelompok yang heterogen dengan
mempertimbangkan keragaman karakteristik siswa misalnya kepribadian.
Kepribadian merupakan salah satu faktor internal dan sebagai faktor utama yang
menentukan sukses gagalnya siswa belajar.
Faktor-faktor organisasi materi dan metode juga sangat menentukan dalam
pencapaian berhasilnya proses belajar mengajar (PBM). Salah satu upaya yang
dapat dilakukan guru selama ini pola penyampaiannya berpusat pada guru,
mengakibatkan pelajaran kurang menarik serta guru juga tidak menunjukkan
contoh-contoh lebih konkrit dalam pelajaran tersebut. Pembelajaran akan semakin
efektif apabila model pembelajaran yang digunakan semakin sesuai dengan
karakteristik siswa yang diajar, begitu juga tipe materi pelajaran itu sendiri
(Gagne,1979).
Parveen (2012) mengemukakan dalam hasil penelitiannya bahwa
pengajaran membutuhkan tingkat fleksibilitas yang tinggi, kemampuan adaptasi
dan kegesitan yang baik. Pembelajaran kooperatif dalam pengaturan siswa bekerja
dalam kelompok kemampuan campuran dan diberikan atas dasar keberhasilan
kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok kecil
dan penghargaan didasarkan pada seluruh kelompok kinerja, ini adalah metode
kelompok kecil atau kegiatan secara terstruktur siswa harus bertanggung jawab
atas kontribusi mereka, partisipasi dan belajar, mereka juga diberikan insentif
untuk bekerja sebagai tim dalam mengajar orang lain dan belajar dari yang lain.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran di mana siswa
melakukan kegiatan yang mempromosikan kolaborasi dan kerja sama tim.
Berdasarkan literatur penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok ekperimen yang diajarkan melalui pembelajaran
kooperatif dan kelompok kontrol diajarkan melalui pengajaran tradisional.
Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam
pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong
dalam kehidupan bermasyarakat. Sebenarnya, pembagian kerja kelompok jika
Banyak pengajar hanya membagi siswa dalam kelompok, lalu memberi tugas
kemunian ditinggal sendiri dan karena mereka belum berpengalaman, merasa
bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelesaikan tugas
tersebut. Kekacauan dan kegaduhanlah yang terjadi.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
pencapaian hasil belajar siswa dan akibat-akibat lain yang dapat mengembangkan
hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas dan meningkatkan
kepercayaan diri. Di samping itu, dapat menumbuhkan kesadaran siswa untuk
belajar berpikir, menyelesaikan masalah, mengintegrasikan, dan mengaplikasikan
kemampuan serta pengetahuan siswa. Pembelajaran kooperatif dapat juga
mengembangkan hubungan antar siswa dari latar belakang etnis, akademis,
keluarga sosial yang berbeda-beda sehingga tercipta suatu interaksi yang saling
menghargai dan dihargai.
Dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif dapat mengubah
peran guru dari peran terpusat pada guru ke peran pengelola kegiatan
kelompok-kecil. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif bergantung pada
efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Singkatnya, model pembelajaran
kooperatif mengacu pada kegiatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama
dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar dengan kecerdasan
interpersonal. Model pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok
yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang
Selain model pembelajaran sebagai faktor luar yang mendukung hasil
belajar siswa, juga terdapat faktor-faktor dari dalam diri siswa yang
mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian masing-masing dan berbeda antara satu dengan lainnya
sehingga kepribadian yang ada pada diri seseorang sedikit banyaknya
mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
Kepribadian seseorang dibentuk oleh faktor psikologis dan faktor fisik dari
orang tersebut dimana kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan
belajarnya. Karakteristik kepribadian siswa akan sangat berpengaruh dalam
pemilihan model pembelajaran yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pengaturan pembelajaran sebab tiap orang mempunyai karakteristik kepribadian
yang berbeda yang sedikit banyaknya mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif.
Beberapa diantaranya adalah Jigsaw, Group Investigation (GI), Team Accelerated
Instruction (TAI), Think Pair Share (TPS), Student Team Achievement Divisions
(STAD),Team Games Tournament (TGT), Two Stay Two Stray (TS-TS), dan
Numbered Head Together (NHT). Penulis mencoba melihat hasil belajar siswa
melalui dua model kooperatif saja yang sesuai dengan materi perubahan wujud
benda yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement
Divisions (STAD), dengan Model Pembelajaran ekspositori.
Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu siswa dalam
kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya. Siswa
akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompoknya. Dan siswa akan diminta untuk
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan meneliti “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil
Belajar IPA siswa pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud Benda di kelas V SD
ST. Antonius Jl. Sisingamangaraja Km.11 no.68 Medan Tahun Pelajaran
2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapatlah menerapkan
teori-teori belajar kepada siswa apakah ada pengaruh pembelajaran dengan
dilakukannya pengelompokan pada siswa terhadap hasil belajar siswa? Apakah
ada pengaruh keaktifan siswa di dalam kelas terhadap hasil belajar IPA? Apakah
tipe kepribadian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa? Apakah model
pembelajaran kooperatif cocok bagi siswa yang memiliki tipe kepribadian
ekstrovert atau introvert? Jika dihubungkan dengan tipe kepribadian siswa, apakah
tipe kepribadian yang berbeda akan mendapatkan hasil belajar yang berbeda pula?
Kapan digunakan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau
interaksi antara penggunaan model pembelajaran tipe STAD dan tipe kepribadian
siswa terhadap hasil belajar siswa?
C. Pembatasan Masalah
Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai ruang lingkup penelitian
yang akan dilaksanakan, maka permasalahan yang akan diteliti perlu diberikan
batasan-batasan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : model
pembelajaran tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori. Sedangkan tipe
kepribadian siswa dibatasi pada kepribadian ekstrovert dan kepribadian introvert.
Hasil belajar IPA dibatasi pada ranah kognitif saja, yaitu C1 (pengetahuan), C2
(pemahaman), dan C3 (penerapan) dan materi pembelajaran dibatasi pada
kompetensi dasar (KD) menjelaskan tentang perubahan wujud benda.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar IPA kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori?
2. Apakah kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian ektrovert memperoleh
hasil belajar lebih tinggi dari pada siswa dengan kepribadian introvert?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh
masukan tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan model pembelajaran ekspositori, sedangkan secara khusus
penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui hasil belajar IPA kelompok siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model
pembelajaran ekspositori.
2. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa yang memiliki tipe kepribadian
ekstrovert dan yang mampunyai tipe kepribadian introvert.
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan kepribadian dalam
mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas V SD ST. Antonius.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, peneltitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap landasan konsep, prinsip, dan prosedur penelitian model
pembelajaran kooperatif.
2. Manfaat penelitian bagi sekolah, guru, dan siswa adalah :
a). Bagi sekolah, memberikan kontribusi dengan adanya model
pembelajaran kooperatif.
b). Bagi guru, berguna untuk membantu memecahkan masalah belajar
hasil belajar IPA siswa dan meningkatkan pemanfaatan sumber belajar
dan media pembelajaran yang ada.
c). Bagi siswa, dengan model pembelajaran yang baru berguna untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran dan dapat dilakukan kapan
dan dimana saja.
d). Bagi peneliti, diharapakan dapat mengimplementasikan model
pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan hasil belajar IPA.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengelolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar IPA yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar ipa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori pada siswa SD ST. Antonius Medan.
2. Hasil belajar IPA yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert tinggi lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar IPA yang memiliki tipe kepribadian introvert.
B. Implikasi
1. Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Lebih Baik Dibandingkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori Siswa Kelas IV SD ST. Antonius Medan
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori.
Kesiapan guru dalam mengelola pembelajaran dengan kedua model pembelajaran kooperati tersebut tidaklah kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, karena setiap guru memiliki gaya mengajar yang berbeda. Idealnya, setiap guru memiliki kompetensi untuk membawakan pembelajaran dengan berbagai model. Namun kenyataannya, masih banyak guru memiliki kesiapan yang kurang memadai untuk membawakan setiap model pembelajaran. Guru lebih membawakan pembelajaran berdasarkan kecenderungan dirinya, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal.
guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, diikuti dengan kegiatan memberikan contoh, mengadakan latihan dan memberikan tugas. Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang pada setiap pertemuan.
2. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian ekstrovert Lebih Tinggi dari Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPA. Siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert secara rata-rata mempunyai hasil belajar IPA lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kepribadian introvert. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa tipe kepribadian signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih memiliki keinginan dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga pada hakekatnya, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah sehingga siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajarnya.
tindakan-tindakan lain misalnya siswa dengan kepribadian ekstrovert diberikan tugas atau latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi sedangkan untuk siswa yang memiliki kepribadian introvert diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetaghuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Di samping itu, siswa diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi-materi penting bukan karena diberitahukan orang lain (guru).
3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan tipe kepribadian siswa. Bagi siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan juga bagi siswa yang memiliki kepribadian introvert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru dapat menentukan tingkah laku yang bagaimana yang akan diperankan dalam merancang suatu pembelajaran sehingga dapat membentuk karakter siswa yang memberikan dampak positif bagi dirinya dalam menjalankan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.
pembelajaran yang benar-benar sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik materi pembelajaran. Namun hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru mata pelajaran IPA untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dan disesuaikan dengan alokasi waktu dalam mengajarkan materi pelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik dan optimal dalam tujuan meningkatkan hasil belajarnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta implikasinya, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan, yaitu:
1. Guru IPA diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi yang harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan kepribadian siswa.
2. Agar penerapan model pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan terutama tipe kepribadian siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, guru diharapkan bukan sekedar meletakkan penyebab kegagalan pembelajaran pada model pembelajaran semata, tetapi guru perlu lebih memperhatikan tipe kepribadian siswa.
evaluasi terhadap keefektifan model pembelajaran tersebut. Dengan dilakukannya evaluasi tersebut, maka guru lebih mudah untuk mendesain pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
4. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tak terlepas dari pemahaman dan menyatukan diri dengan keadaan alam, maka disarankan bagi guru IPA lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran tersebut dengan membuat desain yang menggugah keaktifan siswa dalam memahami pembelajaran IPA sehingga dapat diaplikasikan dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asmani, 2009. Jurus – Jurus Belajar Efektif untuk SD dan SMP.
Yogyakarta : DIVA Press.
Badan Standar Nasional Pendidikan, (2006) Standar Isi. Jakarta
Bloom, B. S,et. All (1982). Taxonomy of Education Objectives: The
Classification of Educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York: Logman Inc.
Dahar. 2006. Teori-teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dick, W. and Carey Lou (1985) The Systematic Design of Instruction, Edition,
Glenview, Illinois, Foresman and Company.
Eysenk, M.W. (1981). “Learning Memory and Personality,” A Model For
Personality, ad. H.J Eysenk, New York: Spring-Verlag
Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Hamid K, Abdul. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara
Hariwijaya.M. (2005). Tes Kepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelaja
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Indrawati, Surya. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik di SD Negeri 064978 Medan. http://digilib.unimed. ac.id. diakses 24 Januari 2014.
Johnson, David W., dkk. 2010. Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media
Kesmapuri, E.(2006). Perbedaan Motif Sosial Pada Remaja dengan Kepribadian
Ekstrovert dan Kepribadian Introvert. Skripsi. Universitas Guna Darma. http://gunadarma.ac.id diakses Februari 2014
Koeswara. E.(1991). Teori-teori Kepribadian.Bandung: Eresco
Panjaitan, Keisar. 2009. Pendidikan Masa Depan. Gorontalo: BMT Nurul Jannah
Panjaitan, Keisar. 2010. Merancang Butir Soal dan Instrumen Untuk Penelitian. Gorontalo: BMT Nurul Jannah.
Permendiknas, (2007). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta
Rosalinda, A. (2006) Perbedaan Perilaku non asertif berdasarkan tipe
Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Mahasiswa Universitas GunaDarma http://library.gunadarma.ac.id diakses Februari 2014
Rusman, 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta : PT. RajaGrafindo.
Sanjaya, W.(2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sari, Rita. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA 3 MAN 2 Tanjung Pura. http://digilib.unimed.ac.id. diakses 24 Januari 2014.
Siska, Firayanti. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kuala.
http://digilib.unimed.ac.id. diakses 24 Januari 2014.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana & Wari Suwariyah. 1991. Model – Model Mengajar CBSA.
Bandung : Sinar Baru Bandung.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito : Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Genap.
Jakarta:Indonesia Jaya.
Suparman, Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.
Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Warsono. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: ROSDA