• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD ST. ANTONIUS MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SD ST. ANTONIUS MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA SD ST. ANTONIUS MEDAN

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Progran Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

JUNIANTO FRANSISCO SITANGGANG

NIM. 8126121023

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

Junianto Fransisco Sitanggang, Registration Number: 8126121023. The Effect of Cooperative Instructional Model and Personality Type Towards Learning Result to The Natural Sciences Education of SD ST. Antonius Medan School Year 2013/2014. A Thesis. Educational Technology Study Program Post Graduate Program of State University of Medan. 2015

The objectives of the research are to find out the effect of: (1) The difference of student’s learning result on natural sciences studies that taught by using student team achievement division learning model and expositori learning model, (2) The difference of natural sciences education learning result between who have extrovert personal type and introvert personal type, (3) The interaction between learning model and personal type in influencing the learning result of

student’s natural sciences education.

The methods of the research are quasy experiment. The population consist of 90 (ninethy) students from SD ST. Antonius Medan that have three classes. Meanwhile cluster random sampling is used for sixty students from two classes as the samples. Before giving observing, first observing samples given personal type test to differ the kinds of personal type of the students. The result learning test is used first to be tested to know the validity of the test and reliability test. The result from thirty six question tested, and thirthy six questions that’s answered correctly. Statistic descriptive is used in this statistic observing showing data and statistic inferential to test observing hypothesis. Observing hypothesis is tested by using two Anova lines after analysist data test. Normality test Lilliefors test and homogeneity varians test and also Fisher test and Bartlett test.

The hypothesis testing result showed that: (1) Learning result of student’s

natural sciences education that learned by student team achievement division learning model is better than ekspositori learning model. It’s shown by Fc = 32.15 > Ftable = 4.02 at significant level α = 0.05; (2) the students who have ekstorvert personal type acquired natural sciences education learning result higher than introvert personal type. This can be indicated by Fc = 11.67 > Ftable = 4.02 at

significant level α = 0.05, (3) there is an interaction between cooperative learning model and personal type in influencing the student’s natural sciences educational

learning result. It’s shown by Fc = 4.77> Ftable = 4.02 at significant level level α = 0.05.

Therefore, the result of experiment been hoped that it can used for teachers to apply the right instructional model in accordance with the learning objective. It is suggested that teachers should be trained to apply different instructional models

(6)

ABSTRAK

Junianto Fransisco Sitanggang, Nomor registrasi: 8126121023. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis. Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran Ekspositori, (2) perbedaan hasil belajar IPA siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert, (3) interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan tipe kepribadian dalam mempengaruhi hasil belajar ipa siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 90 orang yang berasal dari 3 kelas. Sedangkan sampel berjumlah 60 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes tipe kepribadian untuk membedakan tipe kepribadian yang dimiliki oleh siswa. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas tes dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 36 soal yang diujikan, sebanyak 36 soal yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliforss dan uji homogenitas varians dengan uji F dan uji Barltlett.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar ipa siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran eksposiotori. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 32,15 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (2) siswa yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert memperoleh hasil belajar ipa lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert dalam mempengaruhi hasil belajar ipa siswa. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 11,67 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (3) adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan tipe kepribadian siswa terhadap hasil belajar ipa . Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberi kekuatan dan rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya, penulis banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan dosen dan motivasi dari isteri saya dan rekan-rekan mahasiswa pascasarjana akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat di jajaran civitas akademika Universitas Negeri Medan.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para asisten direktur dan staf, yang membantu kelancaran studi dan penyelesaian tesis ini.

3. Ketua program studi Teknologi Pendidikan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd yang sekaligus sebagai narasumber, sekretaris program studi Teknologi Pendidikan Dr. R. Mursid, M.Pd sekaligus sebagai notulen, para dosen pembimbing yakni Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd sekaligus sebagai asisten direktur II dan Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd yang memberikan bimbingan dan petunjuk yang sangat berarti dalam penyelesaian tesis ini. Juga kepada narasumber yakni Prof. Dr. Effendi Napitupulu, M.Pd dan Prof. Dr. Asih Menanti, M.S, S.Psi yang dengan keluasan dan kedalaman ilmunya masing-masing telah banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti untuk penyelesaian tesis ini. 4. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pascasarjana Universitas Negeri Medan

(8)

Pendidikan yang saling membantu dalam kondisi mudah maupun sulit demi meraih kesuksesan bersama.

5. Para guru dan staf SD ST. Antonius Bangun Mulia Medan, begitu juga siswa-siswi yang telah bersedia menjadi responden sehingga penelitian yang dilaksanakan penulis dapat selesai sesuai dengan yang direncanakan. 6. Yang paling khusus dan istimewa kusampaikan rasa terima kasih kepada

isteri saya Eskawati Sipangkar, ayahanda almarhum Drs. Sumilla Sitanggang, ibunda Theresia Purba, ayah mertua Edison Sipangkar, ibu mertua Rusni Simbolon serta adik-adikku (Desta, Ibeth, Pimpin dan Alex) yang selalu memberikan semangat dan menjadi penguat bagi penulis dalam melaksanakan studi dan menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih. Semoga atas kebaikan semua pihak kiranya Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalasnya dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda.

Medan, Juni 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

A. Kajian Teoretis ... 14

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar IPA ... 14

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 23

2.1Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Achievement Division)... 30

2.2Model Pembelajaran Ekspositori ... 36

3. Hakikat Tipe Kepribadian ... 43

3.1Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 44

3.2Tipe Kepribadian Introvert ... 46

B. Penelitian Relevan ... 49

C. Kerangka Berpikir ... 50

1. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara Siswa yang diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Dengan Model Pembelajaran ekspositori ... 50

(10)

2. Perbedaan Hasil Belajar IPA Antara Siswa Yang Memiliki Kepribadian Ekstrovert dengan Kepribadian

Introvert. ... 52

3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil Belajar IPA ... 54

D. Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58

C. Metode dan Desain Penelitian... 59

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 60

E. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ... 61

F. Pengontrolan Perlakuan ... 63

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 65

H. Teknik Analisis Data ... 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... A. Deskripsi Data Penelitian ... 75

1. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 75

2. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 77

3. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 78

4. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert ... 79

5. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Kepribadian Ekstrovert ... 81

6. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Memiliki Tipe Kepribadian Intovert ... 82

7. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 83

(11)

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 86

1. Uji Normalitas Data ... 86

2. Uji Homogenitas Data ... 97

C. Pengujian Hipotesis ... 89

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

E. Keterbatasan Penelitian ... 106

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 108

A. Simpulan ... 108

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(12)

DAFTAR TABEL 1.1

1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPA Kelas IV

SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013……….....

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 29

3. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 40

4. Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Model Ekspositori ... 42

5. Perbedaan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert ... 53

6. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 63

7. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Materi IPA ... 70

8. Kisi-kisi Instrumen Kepribadian Siswa ... 73

9. Perbandingan Data Hasil Belajar IPA Siswa berdasarkan Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa... 75

10. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkankan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 76

11. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori ... 77

12. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang memiliki Kepribadian Ekstrovert ... 78

13. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang memiliki Kepribadian Introvert ... 80

14. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 81

15. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe Kepribadian Introvert ... 82

16. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian Ekstrovert ... 84

17. Daftar Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian Introvert ... 85

18. Hasil Uji Normalitas Data berdasarkan Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa ... 87

19. Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok Sampel A1 dan A2 dengan Uji F ... 87

20. Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok Sampel B1 dan B2 dengan Uji F ... 88

21. Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok berdasarkan Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa Menggunakan Uji Barlett ... 88

22. Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur ... 89

23. Rangkuman Hasil Uji Schefee ... 91 Halaman Tabel

(13)

DAFTAR GAMBAR

1. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (A1)... 76 2. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model

Pembelajaran Ekspositori (A2) ... 78 3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki Tipe

Kepribadian Ekstrovert (B1) ... 79 4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki Tipe

Kepribadian Introvert (B2) ... 80 5. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe

Kepribadian Ekstrovert (A1B1) ... 82 6. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan memiliki Tipe

Kepribadian Introvert (A1B2) ... 83 7. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model

Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian

Ekstrovert (A2B1) ... 85 8. Histogram Hasil Belajar IPA Siswa Yang diajarkan dengan Model

Pembelajaran Ekspositori dan memiliki Tipe Kepribadian

Introvert (A2B2) ... 86 9. Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Silabus Pembelajaran IPA Kelas V SD ... 117

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 120

3 Instrumen Tes Hasil Belajar IPA dan Kunci Jawaban ... 142

4 Instrumen Angket Tipe Kepribadian Siswa ... 148

5 Data Perhitungan Berdasarkan Absensi Siswa ... 152

Data Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 153

Data Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 154

Data Perhitungan Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 156

Data Perhitungan Distraktor Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 158

Data Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 160

Data Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 162

6 Perhitungan Validitas,Reliabilitas,Daya Pembeda,Indeks Kesukaran Butir Tes, Validitas Nontes dan Reliabilitas Butir NonTes ... 167

7 Data Perhitungan Angket Kepribadian Kelas V.A ... 170

Data Perhitungan Angket Kepribadian Kelas V.B ... 172

Data Pretes V.A Berdasarkan Peringkat ... 176

Data Posttes V.A Berdasarkan Peringkat ... 177

Data Pretes V.B Berdasarkan Peringkat ... 179

Data Postes V.B Berdasarkan Peringkat ... 180

8 Pengujian Homogenitas Varians Data ... 181

9 Analisis Varians Data Dua Jalur ... 192

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan

oleh pemerintah dan pihak swasta dengan melakukan penelitian-penelitian yang

berhubungan dengan siswa dan kurikulum. Tujuan dari penelitian tersebut adalah

membuat siswa dapat belajar secara aktif di dalam kegiatan belajar mengajar yang

nantinya berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Tetapi bila

dilihat dewasa ini hasil belajar siswa belumlah memuaskan atau seperti apa yang

diharapkan karena mutu pendidikan di Indonesia secara umum masih kurang dari

harapan.

Salah satu usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak swasta

adalah dengan mengadakan seminar-seminar dan penataran tentang

metode-metode mengajar dan perbaikan kurikulum. Adapun kurikulum yang dibuat

dewasa ini adalah Kurikulum 2013 dengan tujuan kurikulum ini dapat membekali

siswa dengan berbagai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan jaman dan

reformasi, guna menjawab arus globalisasi yang berkontribusi pada pembangunan

masyarakat dan kesejahteraan sosial.

Supaya tujuan kurikulum dapat tercapai, maka dibutuhkan pendekatan

belajar yang tepat, yang mana siswanya tidak pasif, dan hanya mendengarkan

penjelasan guru, tetapi siswa harus aktif, dan guru berperan memperhatikan dan

(16)

atau generasi tua mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup

secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas kehidupannya dengan

sebaik-baiknya. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa : “mendidik ialah menuntun

segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan

sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang

setinggi-tingginya”.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang didasarkan pada

perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai

ilmu yang mempelajari fenomena alam, IPA memberikan pelajaran yang baik

kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan

sumber daya alam dan ligkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak

akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang IPA.

Selain memberikan bekal ilmu kepada siswa, pelajaran IPA dimaksudkan

sebagai wahana untuk menumbuh kembangkan kemampuan berpikir yang

berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Berikutnya,

untuk membekali siswa dalam pengetahuan, pemahaman dan kemampuan

memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan

teknologi. Pelajaran IPA dilaksanakan secara inquiri ilmiah untuk menumbuhkan

kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai

salah satu aspek penting kecakapan hidup (life skill).

Hal ini berarti bahwa IPA harus diajarkan pada siswa secara utuh baik dari

sikap ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk mencapai hasil yang

(17)

dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Pada

dasarnya IPA mempelajari fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari. Namun pada kenyataanyya, IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan

menarik untuk yang lain karena pada prinsipnya dalam pelajaran IPA memerlukan

lebih banyak pemahaman konsep dari pada hafalan sehingga sebahagian besar

siswa kurang bergairah dalam belajar dan berakibat pada hasil belajar siswa yang

rendah atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Secara umum proses pembelajaran di dalam kelas masih didominasi oleh

guru, dimana siswa dianggap sebagai kertas kosong yang akan ditulis dengan

pengetahuan yang belum tentu sesuai dengan keperluannya. Ketidaktahuan

peserta didik mengenai kegunaan IPA dalam praktek sehari-hari menyebabkan

siswa lekas bosan dan tidak tertarik untuk memahami konsep. Guru beranggapan

bahwa pengetahuan yang diberikan dapat diterima seluruhnya oleh siswa dalam

proses belajar mengajar (PBM). Siswa harus menerima informasi yang diberikan

guru, siswa lebih banyak mendengar, menulis apa yang diinformasikan guru dan

latihan mengerjakan soal. Jika diamati secara seksama, pembelajaran di

sekolah-sekolah masih berpusat pada guru sebagai penyampai materi pelajaran. Guru lebih

bersifat otoriter, instruktif dan hanya melakukan komunikasi searah.

SD ST. Antonius adalah salah satu sekolah swasta di kota Medan yang

terletak di Jl. Sisingamangaraja Km.11 no. 68 yang berdiri pada tahun 1986.

Penelitian dilaksanakan di kelas IV yang seluruhnya ada tiga kelas dengan jumlah

120 orang dan sampelnya hanya dua kelas saja. Berdasarkan wawancara penulis

(18)

IPA adalah kurangnya antusias siswa selama pembelajaran. Siswa lebih

cenderung menerima apa saja yang disampaikan guru, diam dan enggan dalam

mengungkapkan pertanyaan maupun pendapat. Data hasil belajar siswa selama ini

belum menunjukkan hasil optimal dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) IPA 70 (tujuh puluh). Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar Ujian Akhir

Semester mata pelajaran ipa kelas V SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran

2007 s/d 2013

Tabel 1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPA Kelas V SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013

Tahun

Dari tabel 1. diatas dapat dilihat bahwa siswa kelas V memiliki nilai yang

belum optimal. Rendahnya rata-rata perolehan nilai tersebut diduga disebabkan

rendahnya penguasaan materi oleh siswa. Disamping itu kegiatan pembelajaran

ipa di SD ST. Antonius Jl. Sisingamangaraja Km.11 no. 68 masih berjalan secara

konvensional, dimana masih didominasi kegiatan ceramah dan berpusat pada

(19)

apa adanya semua penjelasan dari guru tanpa dimengerti sama sekali, yang

akibatnya siswa menjadi tidak aktif. Siswa lebih cenderung menerima apa saja

yang disampaikan guru, diam dan enggan dalam mengungkapkan pertanyaan

maupun pendapat. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus bisa memilih

metode atau model pembelajaran yang dapat membuat pelajaran matematika

menjadi lebih menyenangkan dan dapat memancing siswa untuk mempelajari

matematika. Guru dituntut untuk berusaha mengaktifkan siswa selama proses

pembelajaran IPA sehingga IPA dapat dipahami dengan baik dan diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Mata Pelajaran IPA di SD merupakan pemahaman materi yang didasarkan

pada pada fenomena alam. IPA memberikan pelajaran yang baik kepada manusia

untuk hidup selaras berdasarkan hokum alam. Salah satu materi dalam IPA kelas

IV adalah tentang perubahan wujud benda. Wujud benda terdiri dari tiga yaitu

benda padat, benda cair, dan gas. Ketiga wujud benda ini dapat mengalami

perubahan wujud secara alami maupun oleh perilaku manusia. Terjadinya

perubahan wujud benda padat menjadi cair disebut mencair. Sebaliknya

perubahan wujud benda cair menjadi padat disebut membeku. Hal ini bisa terjadi

karena fenomena alam yaitu penurunan suhu, sedangkan secara buatan manusia

adalah pembekuan air di lemari pendingin. Perubahan wujud benda padat menjadi

gas disebut menyublim, dicontohkan kapur barus. Perubahan wujud benda cair

menjadi gas disebut menguap. Hal ini bisa disebabkan oleh pemanasan langsung

matahari maupun ketika seseorang memanaskan air. Sebaliknya perubahan wujud

(20)

Terkadang siswa sulit untuk memahami perubahan wujud benda hanya

dari penyampaian guru saja. Sebagai makhluk sosial, seseorang harus berinteraksi

sosial dengan manusia lainnya. Oleh sebab itu siswa perlu berinteraksi dengan

siswa lain agar tercipta pembelajaran lebih efektif dalam menciptakan komunikasi

yang multi arah, sehingga diharapkan juga menimbulkan dan meningkatkan

interaksi yang proaktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru diharapkan mampu

membentuk kelompok-kelompok dengan berhati-hati agar semua anggotanya

dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan

pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok

bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman

anggota untuk mempelajarinya juga.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru agar siswa aktif, antusias, dan

mampu bekerja sama dalam belajar IPA adalah melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

kegiatan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang memilki struktur kelompok-kelompok yang heterogen dengan

mempertimbangkan keragaman karakteristik siswa misalnya kepribadian.

Kepribadian merupakan salah satu faktor internal dan sebagai faktor utama yang

menentukan sukses gagalnya siswa belajar.

Faktor-faktor organisasi materi dan metode juga sangat menentukan dalam

pencapaian berhasilnya proses belajar mengajar (PBM). Salah satu upaya yang

dapat dilakukan guru selama ini pola penyampaiannya berpusat pada guru,

(21)

mengakibatkan pelajaran kurang menarik serta guru juga tidak menunjukkan

contoh-contoh lebih konkrit dalam pelajaran tersebut. Pembelajaran akan semakin

efektif apabila model pembelajaran yang digunakan semakin sesuai dengan

karakteristik siswa yang diajar, begitu juga tipe materi pelajaran itu sendiri

(Gagne,1979).

Parveen (2012) mengemukakan dalam hasil penelitiannya bahwa

pengajaran membutuhkan tingkat fleksibilitas yang tinggi, kemampuan adaptasi

dan kegesitan yang baik. Pembelajaran kooperatif dalam pengaturan siswa bekerja

dalam kelompok kemampuan campuran dan diberikan atas dasar keberhasilan

kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok kecil

dan penghargaan didasarkan pada seluruh kelompok kinerja, ini adalah metode

kelompok kecil atau kegiatan secara terstruktur siswa harus bertanggung jawab

atas kontribusi mereka, partisipasi dan belajar, mereka juga diberikan insentif

untuk bekerja sebagai tim dalam mengajar orang lain dan belajar dari yang lain.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran di mana siswa

melakukan kegiatan yang mempromosikan kolaborasi dan kerja sama tim.

Berdasarkan literatur penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara kelompok ekperimen yang diajarkan melalui pembelajaran

kooperatif dan kelompok kontrol diajarkan melalui pengajaran tradisional.

Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam

pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong

dalam kehidupan bermasyarakat. Sebenarnya, pembagian kerja kelompok jika

(22)

Banyak pengajar hanya membagi siswa dalam kelompok, lalu memberi tugas

kemunian ditinggal sendiri dan karena mereka belum berpengalaman, merasa

bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelesaikan tugas

tersebut. Kekacauan dan kegaduhanlah yang terjadi.

Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

pencapaian hasil belajar siswa dan akibat-akibat lain yang dapat mengembangkan

hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas dan meningkatkan

kepercayaan diri. Di samping itu, dapat menumbuhkan kesadaran siswa untuk

belajar berpikir, menyelesaikan masalah, mengintegrasikan, dan mengaplikasikan

kemampuan serta pengetahuan siswa. Pembelajaran kooperatif dapat juga

mengembangkan hubungan antar siswa dari latar belakang etnis, akademis,

keluarga sosial yang berbeda-beda sehingga tercipta suatu interaksi yang saling

menghargai dan dihargai.

Dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif dapat mengubah

peran guru dari peran terpusat pada guru ke peran pengelola kegiatan

kelompok-kecil. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif bergantung pada

efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Singkatnya, model pembelajaran

kooperatif mengacu pada kegiatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama

dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar dengan kecerdasan

interpersonal. Model pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok

yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang

(23)

Selain model pembelajaran sebagai faktor luar yang mendukung hasil

belajar siswa, juga terdapat faktor-faktor dari dalam diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah kepribadian. Setiap orang

memiliki kepribadian masing-masing dan berbeda antara satu dengan lainnya

sehingga kepribadian yang ada pada diri seseorang sedikit banyaknya

mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

Kepribadian seseorang dibentuk oleh faktor psikologis dan faktor fisik dari

orang tersebut dimana kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan

belajarnya. Karakteristik kepribadian siswa akan sangat berpengaruh dalam

pemilihan model pembelajaran yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pengaturan pembelajaran sebab tiap orang mempunyai karakteristik kepribadian

yang berbeda yang sedikit banyaknya mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif.

Beberapa diantaranya adalah Jigsaw, Group Investigation (GI), Team Accelerated

Instruction (TAI), Think Pair Share (TPS), Student Team Achievement Divisions

(STAD),Team Games Tournament (TGT), Two Stay Two Stray (TS-TS), dan

Numbered Head Together (NHT). Penulis mencoba melihat hasil belajar siswa

melalui dua model kooperatif saja yang sesuai dengan materi perubahan wujud

benda yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement

Divisions (STAD), dengan Model Pembelajaran ekspositori.

Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu siswa dalam

kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan

(24)

membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya. Siswa

akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga akan

dikenakan untuk semua anggota kelompoknya. Dan siswa akan diminta untuk

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam

kelompok kooperatif.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan meneliti “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan Tipe Kepribadian terhadap Hasil

Belajar IPA siswa pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud Benda di kelas V SD

ST. Antonius Jl. Sisingamangaraja Km.11 no.68 Medan Tahun Pelajaran

2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapatlah menerapkan

teori-teori belajar kepada siswa apakah ada pengaruh pembelajaran dengan

dilakukannya pengelompokan pada siswa terhadap hasil belajar siswa? Apakah

ada pengaruh keaktifan siswa di dalam kelas terhadap hasil belajar IPA? Apakah

tipe kepribadian berpengaruh terhadap hasil belajar siswa? Apakah model

pembelajaran kooperatif cocok bagi siswa yang memiliki tipe kepribadian

ekstrovert atau introvert? Jika dihubungkan dengan tipe kepribadian siswa, apakah

tipe kepribadian yang berbeda akan mendapatkan hasil belajar yang berbeda pula?

Kapan digunakan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau

(25)

interaksi antara penggunaan model pembelajaran tipe STAD dan tipe kepribadian

siswa terhadap hasil belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai ruang lingkup penelitian

yang akan dilaksanakan, maka permasalahan yang akan diteliti perlu diberikan

batasan-batasan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : model

pembelajaran tipe STAD dan model pembelajaran ekspositori. Sedangkan tipe

kepribadian siswa dibatasi pada kepribadian ekstrovert dan kepribadian introvert.

Hasil belajar IPA dibatasi pada ranah kognitif saja, yaitu C1 (pengetahuan), C2

(pemahaman), dan C3 (penerapan) dan materi pembelajaran dibatasi pada

kompetensi dasar (KD) menjelaskan tentang perubahan wujud benda.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah hasil belajar IPA kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan

menggunakan model pembelajaran ekspositori?

2. Apakah kelompok siswa yang memiliki tipe kepribadian ektrovert memperoleh

hasil belajar lebih tinggi dari pada siswa dengan kepribadian introvert?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tipe kepribadian

(26)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk memperoleh

masukan tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dan model pembelajaran ekspositori, sedangkan secara khusus

penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui hasil belajar IPA kelompok siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model

pembelajaran ekspositori.

2. Untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa yang memiliki tipe kepribadian

ekstrovert dan yang mampunyai tipe kepribadian introvert.

3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan kepribadian dalam

mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas V SD ST. Antonius.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, peneltitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap landasan konsep, prinsip, dan prosedur penelitian model

pembelajaran kooperatif.

2. Manfaat penelitian bagi sekolah, guru, dan siswa adalah :

a). Bagi sekolah, memberikan kontribusi dengan adanya model

pembelajaran kooperatif.

b). Bagi guru, berguna untuk membantu memecahkan masalah belajar

(27)

hasil belajar IPA siswa dan meningkatkan pemanfaatan sumber belajar

dan media pembelajaran yang ada.

c). Bagi siswa, dengan model pembelajaran yang baru berguna untuk

membantu siswa dalam proses pembelajaran dan dapat dilakukan kapan

dan dimana saja.

d). Bagi peneliti, diharapakan dapat mengimplementasikan model

pembelajaran kooperatif yang mampu meningkatkan hasil belajar IPA.

(28)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengelolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar IPA yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar ipa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori pada siswa SD ST. Antonius Medan.

2. Hasil belajar IPA yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert tinggi lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar IPA yang memiliki tipe kepribadian introvert.

(29)

B. Implikasi

1. Hasil Belajar IPA Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Lebih Baik Dibandingkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Ekspositori Siswa Kelas IV SD ST. Antonius Medan

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran ekspositori.

Kesiapan guru dalam mengelola pembelajaran dengan kedua model pembelajaran kooperati tersebut tidaklah kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, karena setiap guru memiliki gaya mengajar yang berbeda. Idealnya, setiap guru memiliki kompetensi untuk membawakan pembelajaran dengan berbagai model. Namun kenyataannya, masih banyak guru memiliki kesiapan yang kurang memadai untuk membawakan setiap model pembelajaran. Guru lebih membawakan pembelajaran berdasarkan kecenderungan dirinya, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal.

(30)

guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, diikuti dengan kegiatan memberikan contoh, mengadakan latihan dan memberikan tugas. Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang pada setiap pertemuan.

2. Hasil Belajar IPA Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian ekstrovert Lebih Tinggi dari Siswa Yang Memiliki Tipe Kepribadian Introvert

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal siswa berpengaruh terhadap hasil belajar IPA. Siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert secara rata-rata mempunyai hasil belajar IPA lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kepribadian introvert. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa tipe kepribadian signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih memiliki keinginan dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga pada hakekatnya, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah sehingga siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert cenderung lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajarnya.

(31)

tindakan-tindakan lain misalnya siswa dengan kepribadian ekstrovert diberikan tugas atau latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi sedangkan untuk siswa yang memiliki kepribadian introvert diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetaghuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Di samping itu, siswa diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi-materi penting bukan karena diberitahukan orang lain (guru).

(32)

3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan Tipe Kepribadian Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan tipe kepribadian siswa. Bagi siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan juga bagi siswa yang memiliki kepribadian introvert lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru dapat menentukan tingkah laku yang bagaimana yang akan diperankan dalam merancang suatu pembelajaran sehingga dapat membentuk karakter siswa yang memberikan dampak positif bagi dirinya dalam menjalankan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.

(33)

pembelajaran yang benar-benar sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik materi pembelajaran. Namun hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru mata pelajaran IPA untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dan disesuaikan dengan alokasi waktu dalam mengajarkan materi pelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik dan optimal dalam tujuan meningkatkan hasil belajarnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta implikasinya, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan, yaitu:

1. Guru IPA diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi yang harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan kepribadian siswa.

2. Agar penerapan model pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap karakteristik, kebutuhan terutama tipe kepribadian siswa, hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe kepribadian sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, guru diharapkan bukan sekedar meletakkan penyebab kegagalan pembelajaran pada model pembelajaran semata, tetapi guru perlu lebih memperhatikan tipe kepribadian siswa.

(34)

evaluasi terhadap keefektifan model pembelajaran tersebut. Dengan dilakukannya evaluasi tersebut, maka guru lebih mudah untuk mendesain pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

4. Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tak terlepas dari pemahaman dan menyatukan diri dengan keadaan alam, maka disarankan bagi guru IPA lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran tersebut dengan membuat desain yang menggugah keaktifan siswa dalam memahami pembelajaran IPA sehingga dapat diaplikasikan dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asmani, 2009. Jurus – Jurus Belajar Efektif untuk SD dan SMP.

Yogyakarta : DIVA Press.

Badan Standar Nasional Pendidikan, (2006) Standar Isi. Jakarta

Bloom, B. S,et. All (1982). Taxonomy of Education Objectives: The

Classification of Educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York: Logman Inc.

Dahar. 2006. Teori-teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dick, W. and Carey Lou (1985) The Systematic Design of Instruction, Edition,

Glenview, Illinois, Foresman and Company.

Eysenk, M.W. (1981). “Learning Memory and Personality,” A Model For

Personality, ad. H.J Eysenk, New York: Spring-Verlag

Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Hamid K, Abdul. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Hariwijaya.M. (2005). Tes Kepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelaja

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Indrawati, Surya. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik di SD Negeri 064978 Medan. http://digilib.unimed. ac.id. diakses 24 Januari 2014.

Johnson, David W., dkk. 2010. Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media

Kesmapuri, E.(2006). Perbedaan Motif Sosial Pada Remaja dengan Kepribadian

Ekstrovert dan Kepribadian Introvert. Skripsi. Universitas Guna Darma. http://gunadarma.ac.id diakses Februari 2014

Koeswara. E.(1991). Teori-teori Kepribadian.Bandung: Eresco

(36)

Panjaitan, Keisar. 2009. Pendidikan Masa Depan. Gorontalo: BMT Nurul Jannah

Panjaitan, Keisar. 2010. Merancang Butir Soal dan Instrumen Untuk Penelitian. Gorontalo: BMT Nurul Jannah.

Permendiknas, (2007). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta

Rosalinda, A. (2006) Perbedaan Perilaku non asertif berdasarkan tipe

Kepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Mahasiswa Universitas GunaDarma http://library.gunadarma.ac.id diakses Februari 2014

Rusman, 2010. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : PT. RajaGrafindo.

Sanjaya, W.(2008). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sari, Rita. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA 3 MAN 2 Tanjung Pura. http://digilib.unimed.ac.id. diakses 24 Januari 2014.

Siska, Firayanti. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kuala.

http://digilib.unimed.ac.id. diakses 24 Januari 2014.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana & Wari Suwariyah. 1991. Model – Model Mengajar CBSA.

Bandung : Sinar Baru Bandung.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito : Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta. Genap.

Jakarta:Indonesia Jaya.

Suparman, Atwi. 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga.

Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Warsono. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: ROSDA

Gambar

Gambar
Tabel 1. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPA Kelas V SD ST. Antonius Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran pembangunan yang diturunkan dari 7 (tujuh) misi pembangunan Kabupaten Dharmasraya yaitu terdiri dari 28 sasaran pokok dan 63 arah kebijakan pembangunan

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

Kekurangan dari proses thresholding pada sistem ini yaitu nilai threshold hanya dapat melakukan thresholding pada citra dengan warna gelap, sehingga pada beberapa

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi

38 Oleh karena itu, filsafat tidak hanya menjadi sebuah wacana pemikiran, namun sejatinya telah menjadi satu identitas dari sekian produk pandangan hidup yang memberikan

Program aplikasi untuk pengolahan data maupun untuk kegiatan yang menyangkut transaksi penjualan barang merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan, karena informasi yang

Setelah tugas kelompok selesai, siswa mengerjakan lembar eva- luasi akhir siklus I terkait materi mengubah pecahan ke dalam ben- tuk persen dan sebaliknya untuk mengetahui