UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN
TERBIMBING DI KELAS VIII SMP SWASTA RAKSANA MEDAN
Oleh:
MAYA UTAMI NINGSIH NIM. 409411027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Matematika
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Di Kelas SMP Swasta
Raksana Medan T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak Drs.
Togi, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penulisan
skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Elvis
Napitupulu, Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si, dan Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si, M.Si.
yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si, M.Si selaku
dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku
Rektor Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan Fmipa Unimed,
dan Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Fmipa Unimed
yang telah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Drs. S. Manik selaku Kepala
Sekolah dan Bapak H. Panggabean selaku guru mata pelajaran matematika di SMP
Swasta Raksana Medan yang telah membantu selama penelitian. Teristimewa penulis
sampaikan terima kasih kepada Ibunda tersayang Rita Zahara, Ayahanda Ibnu Abbas,
SE, dan Ketiga Saudara kandung saya T. Khairul Amri, T. Sulaiman Basri dan T.
Riyan Hidayat beserta seluruh keluarga besar yang sudah berdoa, memberikan kasih
sayang yang dalam dan dorongan semangat serta dana kepada penulis dalam
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman terbaikku,
teman-teman seangkatan 2009, khususnya buat kelas A Reguler. Terima kasih juga buat
Desman Ferinta Ambarita, Dwiyana Wulandari, Lidya Karmila Berutu, Indarianni,
dan teman-teman PPL saya lainnya yang selalu memberi doa, mendukung dan
menemani penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis. Tidak lupa
juga ucapan terimakasih kepada teman-teman satu bimbingan Ammamiarihta
Tarigan, kakak Donna Simbolon dan teman seperjuangan saya lainnya yang selalu
memberi doa dan dukungan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun tata
bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya
ilmu pendidikan.
Medan, September 2013
Penulis,
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN
TERBIMBING DI KELAS VIII SMP SWASTA RAKSANA MEDAN
Maya Utami Ningsih (NIM. 409411027)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa pada materi teorema pythagoras di kelas VIII SMP swasta Raksana Medan tahun pelajaran 2013 / 2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Swasta Raksana Medan yang berjumlah 35 orang dan objek penelitian ini adalah penggunaan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa pada materi teorema pythagoras. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi dan wawancara. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dan lembar observasi digunakan untuk melihat proses pembelajaran dan kemandirian belajar siswa. Sedangkan analisis data yang dilakukan di dalam penelitian adalah teknik/metode analisis
Penelitian ini dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan observasi terhadap kemandirian belajar siswa dan observasi pembelajaran serta di akhir dari siklus diberikan tes hasil belajar. Dari siklus I diperoleh skor pengamatan kemandirian siswa dalam kategori kurang baik dan belum memenuhi target peneliti sedangkan di siklus II diperoleh skor pengamatan kerjasama siswa dalam kategori baik dan terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I mencapai 59,38% dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan di siklus II menjadi 71,5% dengan kategori baik. Pada tes hasil belajar I dari 35 orang siswa sebanyak 10 siswa (28,6%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 25 siswa lainnya (71,4%) belum tuntas. Pada tes hasil belajar II, sebanyak 30 orang (85,7% ) telah mencapai ketuntasan belajar dan 5 orang siswa lainnya (14,3%) tidak tuntas. Karena hasil pengamatan kemandirian siswa mengalami peningkatan dan ketuntasan belajar klasikal telah tercapai maka pelaksanaan tindakan berhenti di siklus II.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii Kata Pengantar iv Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix Daftar Tabel x Daftar Lampiran xi BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Hasil Belajar 9
2.1.3. Metode Pembelajaran 11
2.1.4. Metode Penemuan Terbimbing 12
2.1.5. Pendidikan Karakter 16
2.1.6. Kemandirian 22
2.1.7. Materi Pokok Pythagoras 27
2.2. Kerangka Konseptial 30
2.3. Hipotesis 30
vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 31
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 31
3.3 Jenis Penelitian 31
3.4 Prosedur Penelitian 31
3.5 Alat Pengumpul Data 36
3.6 Teknik Analisis Data 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Siklus I 40 4.1.1 Permasalahan I 40 4.1.2 Perencanaan Tindakan I 41 4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 42 4.1.4 Observasi 44
4.1.5 Analisis Data I 45 4.1.6 Refleksi I 55
4.2 Siklus II 56
4.2.1 Permasalahan II 56
4.2.2 Perencanaan Tindakan II 56
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 57 4.2.4 Observasi II 59
4.2.5 Analisis Data II 60 4.2.6 Refleksi II 67
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 67 4.4 Diskusi Penelitian 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 71
5.2. Saran 71
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kelebihan dan kelemahan metode penemuan terbimbing 15
Tabel 2.2 Indikator keberhasilan pendidikan karakter 21
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Observasi 38
Table 3.2 Tingkat Penguasaan Siswa 39
Tabel 4.1 Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Diagnostik 40
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I 45 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran untuk Guru 47
Tabel 4.4 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 50
Tabel 4.5 Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I 50
Tabel 4.6 Aspek kesulitan siswa di siklus I 51
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kemandirian Belajar siswa di siklus II 58
Tabel 4.8 Deskripsi Kemandirian Belajar Siswa pada Siklus II 60
Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran untuk Guru 62
Tabel 4.10 Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II 64
Tabel 4.11 Tingkat Ketuntasan Tes Siklus II 65
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di
Negara-negara maju membawa pengaruh dan manfaat yang besar terhadap kehidupan
social dan kebudayaan umat manusia, seperti dalam aspek komunikasi,
transportasi, mekanisme industri serta termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Namun satu sisi, perkembangan IPTEK menjadi salah satu permasalahan untuk
sebagian Negara-negara yang masih berkembang. Untuk menghadapi
permasalahan IPTEK tersebut, diperlukan Sumber Daya Manusia(SDM) yang
handal dan mampu bersaing secara global. Salah satu upaya yang dapat ditempuh
untuk memenuhi tuntutan tersebut yaitu melalui pendidikan
Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya. Sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,
dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa.
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II tentang dasar, fungsi,
dan Tujuan pendidikan Nasional Pasal 3, yang berbunyi Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencedaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan funsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di
setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan
tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik
sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi
dengan masyarakat. Menurut salah satu penelitian dari Amerika (Ali Ibrahim
Akbar, 2000) mengungkapkan bahwa “Kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20
2
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang
berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya
sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya
dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan
kesadaran, emosi, dan moivasinya (perasaannya)
Kegiatan proses belajar mengajar di sekolah merupakan usaha dalam
meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang mampu membentuk karakter
anak didik di sekolah merupakan salah satu perangkat pendidikan. Mengingat
matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di setiap jenjang
pendidkan, maka sudah sewajarnya mata pelajaran matematika dikembangkan dan
diperhatikan oleh semua pelaku pendidikan sehingga melalui mata pelajaran
matematika tidak hanya potensi (kemampuan) siswa yang dikembangkan dalam
hal pemahaman konsep matematika melainkan melaui mata pelajaran matematika
integrasi karakter untuk pembentukan karakter khususnya karakter kemandirian
siswa dapat dilakukan sehingga mempengaruhi prestasi siswa.
Dalam upaya peningkatan karakter membutuhkan model atau metode
pembelajaran. Disini peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing.
Pembelajaran dengan penemuan, mendorong siswa untuk belajar sebagian besar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip. Selain itu, dalam pembelajaran penemuan siswa juga belajar pemecahan
masalah secara mandiri dan keterampilan-keterampilan berpikir, Karena mereka
harus menganalisis dan memanipulasi informasi.
Namun dalam proses penemuan ini siswa mendapat bantuan atau
bimbingan dari guru agar mereka lebih terarah sehingga baik proses pelaksanaan
pembelajaran maupun tujuan yang dicapai terlaksana dengan baik. Bimbingan
guru yang dimaksud adalah memberikan bantuan agar siswa dapat memahami
tujuan kegiatan yang dilakukan berupa arahan tentang prosedur kerja yang perlu
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) di salah satu SMP Negeri di Gebang, rata-rata karakter siswa
3
kemandirian dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Selain itu
dalam kegiatan belajar mengajar siswa hanya diberikan teori-teori matematika dan
siswa mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan materi yang dipelajari.
Semua kegiatan hanya berpusat pada guru. Akibatnya siswa kurang mampu
memahami dan menerapkan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi siswa yang memiliki hasil belajar yang rendah juga ditemukan di
SMP Swasta Raksana Medan, melalui hasil observasi awal yang dilakukan pada
tanggal 15 April 2013, jika ditinjau dari cara belajar yang dilakukan oleh siswa,
diketahui bahwa mereka kurang termotivasi dalam belajar. Saat guru
menerangkan pelajaran, sebagian siswa tidak memperhatikan dengan
sungguh-sungguh. Mereka hanya mencatat meskipun tidak memahami apa yng mereka
catat. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran, maka
hanya satu atau dua siswa saja yang bertanya kepada guru. Demikian juga saat
menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa tidak mau mengacungkan
tangan sebagai tanda ingin menjawab walaupun ada di antara mereka yang tahu
menjawab pertanyaan tersebut.
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat jika
permasalahan tersebut masih terus berlangsung. Siswa akan beranggapan bahwa
bukanlah kebutuhan, melainkan hanya tuntutan kurikulum saja, karena siswa
merasa tidak memproleh makna dari pelajaran matematika yang dipelajarinya
sehingga akan berdampak pada kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh
siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti dengan salah seorang siswa kelas VIII SMP Swasta Raksana Medan,
yang mengatakan bahwa dirinya merasa sulit belajar matematika dan dia hanya
belajar karena materi itu diajarkan di sekolah sehingga walaupun ada materi
pelajaran yang tidak dimengerti, dia akan membiarkannya begitu saja tanpa
bertanya kepada teman yang lebih tahu atau kepada guru.
Berdasarkan hasil observasi di kelas VIII SMP Swasta Raksana, peneliti
menemukan ketuntasan belajar siswa dalam kelompok hanya 16,89 % dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hanya ada tujuh orang yang
4
Dari hasil observasi, Peneliti melihat bahwa penguasaan siswa terhadap
materi masih kurang dan terdapat kesalahan pada perumusan teorema pythagoras.
Kesalahan ini disebabkan kurangnya ketelitian siswa dalam mengerjakan tes..
Siswa tersebut tidak mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
peneliti.
Selain itu, peneliti juga melihat kemandirian Belajar siswa yang masih
rendah, pada saat guru memberikan tugas individu yang seharusnya dikerjakan
masing-masing siswa, banyak siswa yang masih menyontek pekerjaan temannya.
Dan hanya siswa-siswa tertentu yang tidak menyontek pekerjaan temannya
dikarenakan memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan teman-teman lainnya.
Pada tahap observasi ini, secara keseluruhan, kemandirian siswa masih sangat
rendah. Ini dapat diketahui dari hasil pengamatan yang didapat. Sesuai dengan
hasil wawancara pada salah satu guru matematika di SMP Raksana Medan yang
mengajar di sekolah tersebut, Drs. T. Sihite mengatakan bahwa
Sudah mengimplementasikan kemandirian belajar di kelas, namun masih belum terlalu diterapkan oleh siswa, terutama kemandirian belajar siswa dalam hal mengerjakan tugas khususnya siswa yang tidak menyukai dengan mata pelajaran matematika, siswa tersebut hanya mengandalkan siswa yang lebih pintar darinya.
Seperti yang dikatakan di atas, penemuan terbimbing merupakan salah
satu metode pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan mandiri siswa.
Dalam metode ini setiap peserta didik ditugaskan untuk mempelajari materi secara
mandiri. Dengan metode ini peserta didik akan dibimbing untuk menemukan
suatu pola yaitu teorema Pythagoras. Dengan menggunakan LKS siswa kelas VIII
tersebut akan lebih mudah untuk menemukan pola dari teorema Pythagoras
tersebut.
Dengan demikian, secara umum penyelenggaraan metode penemuan
terbimbing dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan kemandirian
siswa sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan
dan menyelesaikannya.
Meningkatkan kemandirian belajar siswa sangatlah penting dalam proses
5
secara mandiri untuk memperoleh hasil walaupun dengan bimbingan guru.
Dengan pembelajaran penemuan terbimbing ini diharapkan setiap siswa memiliki
kemandirian yang membuat siswa lebih mengerti dan memahami permasalahan
yang ada dan mampu menyelesaikan tersebut dengan baik.
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan
Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing
Pada Di Kelas VIII SMP Swasta Raksana.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya kemandirian belajar siswa dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
2. Penggunaan model atau metode pembelajaran yang tidak tepat.
3. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.
4. Siswa kesulitan dalam memahami konsep teorema phytagoras.
5. Hasil belajar siswa yang rendah
1.3. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi
dibandingkan waktu dab kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar lebih terarah dan
jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada metode pembelajaran yang
digunakan guru dalam hal ini penemuan terbimbing untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa pada materi teorema Pythagoras di kelas VIII SMP
Swasta Raksana Medan Tahun Pelajaran 2013/2014
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus
6
1. Dapatkah dengan Metode Penemuan Terbimbing meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras di Kelas VIII SMP di
SMP Swasta Raksana Medan?
2. Dapatkah dengan menggunakan metode penemuan terbimbing
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi teorema Pythagoras di
kelas VIII SMP Swasta Raksana Medan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua
permasalahan pokok penelitian, yaitu :
1. Untuk Mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa dengan
menggunakan Metode Penemuan Terbimbing pada materi Teorema
Pythagoras di Kelas VIII SMP di SMP Raksana Medan.
2. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing pada materi teorema
Pythagoras di kelas VIII SMP Swasta Raksana Medan.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya
sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Sebagai usaha untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dan
aktivitas belajar siswa pada pelajaran matemakai melalui metode
penemuan terbimbing.
2. Bagi calon guru / guru matematika
Sebagai bahan informasi mengenai metode penemuan terbimbing
dalam peninigkatan karakter kemandirian siswa.
3. Bagi pihak sekolah
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah
7
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam
menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang
71 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil
kesimpulan yaitu:
1. Pembelajaran metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemandirian
belajar siswa pada materi teorema pythagoras Di Kelas VIII SMP Swasta
Raksana Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Pembelajaran metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi teorema pythagoras Di Kelas VIII SMP Swasta Raksana
Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan metode penemuan terbimbing sebagai
salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada guru matematika untuk dapat mempertimbangkan metode penemuan
terbimbing yang sudah dimodifikasi untuk digunakan dalam pembelajaran
matematika pada materi pythagoras karena metode ini dapat meningkatkan
kemandirian belajar siswa.
3. Agar siswa tertarik dan termotivasi dalam belajar, hendaknya guru selalu
melibatkan siswa secara aktif dan membuat media pembelajaran untuk
mengefektifkan waktu dalam proses belajar mengajar.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan penelitian
yang sama di sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat
dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas
72
5. Pada penelitian ini hendaknya peniliti selanjutnya menambahkan alat ukur
yang lain seperti angket untuk memperoleh data yang lebih akurat.
73
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan,C, (2002), Matematika untuk SMP/MTS kelas VIII, Erlangga, Jakarta
Arikunto,S, (2009),Manajemen Penelitian, Rineka Cipta , Jakarta
Arikunto, S, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta
Arends, http://p3matyo.go.id/26 April 2013
Asmani. 2011, Cara Mudah Menerapkan Pendidikan Karakter Anak Di Kelas. Ar Ruz Media, Yogyakarta
Aqib, Zainal, (2011), Pendidikan Karakter . Yrama Widya, Bandung
Aqib, Zainal, (2011), Penelitian Tindakan Kelas . Yrama Widya, Bandung
Bahara, (2008), http://digilib.unimus.ac.id/ 27 Juli 2013
Fadillah, Muhammad,(2012),Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Ar-Ruz Media, Yogyakarta
Fitri, A. Zaenul.(2012),Pendidikan Karakter Berbasis nilai dan etika di sekolah, Ar Ruz Media , Yogyakarta
Fitriana, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Teorema Phytagoras di Kelas VIII SMP Negeri 1 Tebing Tinggi, FMIPA, Medan
Hamdani,(2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung
Naim, Ngainun,(2012), Capital Building,Ar-Ruz, Trenggalek
Nurkacana, Wawan, (1986), Evaluasi Pendidikan, Usaha Nusantara, Surabaya
Rusman, (2012), Model – model pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
74
Situmorang, Manihar,(2010),Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA Unimed,FMIPA Unimed, Medan
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, Nana, (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT REMAJA ROSDAKARYA, Jakarta
Sugiono,(2009), Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung
Sulhan, N., (2011), Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa,Jaring Pena, Surabaya
Suparman, http://subang-gemilang.blogspot.com/2011/05/pendidikan-karakter-mandiri/6 Mei 2013
Tim Dosen, (2012).Psikologi Pendidikan,FIP Unimed, Medan