• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NURUL ISLAM INDONESIA MEDAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NURUL ISLAM INDONESIA MEDAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

NURUL ISLAM INDONESIA MEDAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: NUR AZIZAH NIM. 8136172061

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

NUR AZIZAH. Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Nurul Islam Indonesia Medan Melalui Pendekatan Realistik. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa (2) meningkatkan kemandirian belajar siswa (3) mengetahui aktivitas aktif siswa (4) mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran (5) menganalisis proses jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan koneksi matematis siswa. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMP Nurul Islam Indonesia Medan kelas VIII-2 sebanyak 30 orang. Instrument yang digunakan terdiri dari: tes kemampuan koneksi matematis dan angket kemandirian belajar siswa. Analisis data yang dilakukan dengan menentukan persentase ketuntasan belajar. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II terdiri dari 6 pertemuan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh hasil penelitian yaitu: (1) meningkatnya kemampuan koneksi matematis siswa. (2) meningkatnya kemandirian belajar siswa. (3) Aktifitas aktif siswa meningkat pada siklus II dengan kategori baik. (4) Proses penyelesaian jawaban siswa menyelesaikan tes kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa lebih baik. Sehingga pembelajaran menggunakan pendekatan realistik dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa. Pembelajaran dengan pendekatan realistik dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru matematika dalam menyajikan materi pelajaran.

(7)

ii ABSTRACT

Nur Azizah. Effort to Improve The Mathematics Connection Ability and Self Regulated students Junior Class VIII Nurul Islam Indonesia Medan Throght Realistic Approach, Thesis Mathematics Education Graduate Medan State University, 2016.

This study aims: (1) improve the mathematics connection ability (2) increase the independence of student learning (3) determine the activities of active students (4) determine the ability of teachers manage learning (5) analyzes the responses of the students in solving mathematical connection ability of students. This research is the Classroom Action Research held at SMP Nurul Islam Indonesia Medan. Research subjects in class VIII-2 as many as 30 people. The study consisted of two cycles of the first cycle and the second cycle consist of 6 meetings. The results of this study are (1) improve of mathematics student connection ability. (2) increasing independence of student. (3) activ in activity increased in the second cycle student in both categories. (4) the process of settlement of the answers the students completed tests of mathematics connection ability and self regulated of student better. So learning to use the realistic approach can improve the mathematical connection capability and independence of student learning. Learning with a realistic approach can be used as an alternative for mathematics teachers in presenting the subject matter.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, karena berkat segala rahmat dan izin-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan

Koneksi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP Nurul Islam

Indonesia Medan Melalui Pendekatan Realistik”. Tesis ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Matematika di Program Pasca Sarjana Universitas

Negeri Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan segala

ketulusannya baik langsung maupun tidak langsung sampai selesainya tesis ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan tersebut dengan kebaikan yang

lebih banyak. Terima kasih dan penghargaan khususnya penulis sampaikan

kepada:

1. Terutama kepada Ayahanda Zulhanuddin, kakakku Ummi Hanifah S.Pd ,

Abanganda Rahmat Tua S.Pd dan adikku Khoirul Syarip, S.Pd yang telah

memberikan doa, rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan serta dorongan

selama pendidikan hingga terselesaikannya studi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta motivasi yang sangat berarti bagi penulis

(9)

iv

3. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, sebagai Pembimbing II yang telah

mengarahkan dan memberikan motivasi yang sangat berarti bagi penulis

sehingga terselesaikannya tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah banyak membantu dalam

memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. Mulyono, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED sekaligus narasumber yang telah banyak

memberikan arahan dalam penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd

dan Ibu Dr. Yulita Moliq Rangkuti, M.Sc selaku narasumber yang telah

banyak memberikan arahan dalam penyempurnaan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Prodi Pendidikan Matematika Program

Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan

yang bermakna dan membantu penulis selama menjalani pendidikan.

8. Bapak Dapot Tua Manullang, SE, M.Si selaku Staf Prodi Pendidikan

Matematika Pascasarjana UNIMED.

9. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana

UNIMED.

10.Bapak Erwanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Nurul Islam Indonesia

Medan dan seluruh guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada

(10)

v

11.Sahabat seperjuangan angkatan XXII Prodi Pendidkan Matematika khususnya

teman-teman R.B-4, yang setia mengingatkan dan berdiskusi bersama,

memberikan dorongan, semangat serta bantuan lainnya kepada penulis.

12.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan

dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik atas bantuan dan

bimbingan yang diberikan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis

berharap semoga tesis ini dapat memberi sumbangan dalam memperkaya

penelitian-penelitian sebelumnya dan menjadi masukan bagi penelitian lebih

lanjut.

Medan, Februari 2017

Penulis

(11)

vi 2.1 KemampuanKoneksi Matematis ... 16

2.1.1Proses Penyelesaian Siswa Dalam Mengoneksikan Matematika.21 2.2 Kemandirian Belajar Siswa ... 22

2.2.1Karakteristik Siswa yang Memiliki kemandirian Belajar ... 27

2.2.2Strategi Kemandirian Belajar ... 27

2.2.3Pengembangan Kemandirian Belajar Matematika Siswa ... 30

2.3 Pendekatan Realistik Matematika ... 33

2.3.1Prinsip-Prinsip Realistik ... 35

2.3.2Karakteristik PMR ... 39

2.3.3Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik ... 40

2.3.4Sajian Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ... 46

2.3.5Teori-Teori yang Mendukung PMR... 48

2.3.6Respon Siswa ... 52

2.4 Kerangka Konseptual ... 54

2.5 Penelitian yang Relevan ... 55

2.6 HipotesisTindakan ... 59

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 61

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 62

3.3 Subjek dan Objek Penelitian... 63

3.4 Mekanisme dan rancangan penelitian... 63

3.5 Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian ... 67

3.6 Instrumen danTeknik Pengumpulan Data ... 74

3.6.1InstrumenTes Kemampuan Koneksi Matematis ... 74

3.6.2Angket Kemandirian Belajar... 79

3.6.3Observasi ... 81

3.6.4Dokumen ... 81

(12)

vii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 90 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 92 4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II………...122 4.2 Temuan Penelitian ...146 4.3 Pembahasan Penelitian ...148

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...159 5.2 Saran ...160

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika dengan PMR ... 42

Tabel 2.2 Sintaks Pendidikan Matematika Realistik ... 45

Tabel 3.1 Rerata Skor Validasi ... 66

Tabel 3.2 Hasil Validasi RPP ... 67

Tabel 3.3 Hasil Validasi LAS ... 70

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis Materi SPLDV ... 72

Tabel 3.5 Rubrik Penskoran ... 73

Tabel 4.1 Hasil Analisis Angket Kemandirian Belajar Siswa Sebelum ... 91

Tabel 4.2 Hasil Analisis Angket kemandirian Siswa Sesudah ... 95

Tabel 4.10 Proses penyelesaian Jawaban Siswa ... 136

Tabel 4.11 Refleksi Siklus II... 141

Tabel 4.12 Perbandingan Antara Siklus I dan Siklus II ... 142

(14)

ix

Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Diskusi siklus I ... 104

Gambar 4.6 Proses Jawaban Siswa LAS 3 ... 106

Gambar 4.7 Grafik Persentase Aktivitas Siswa I ... 109

Gambar 4.8 Grafik Persentasi Aktivitas Guru I ... 109

Gambar 4.9 Grafik Persentase TKKM I ... 112

Gambar 4.10 Proses Penyelesaian Jawaban TKKM Butir 1 ... 114

Gambar 4.11 Aktivitas Guru Menjelaskan ... 124

Gambar 4.12 Proses Penyelesaian Jawaban Siswa ... 125

Gambar 4.13 Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Diskusi Siklus II ... 126

Gambar 4.14 Aktivitas Siswa dalam Kelompok ... 128

Gambar 4.15 Proses Jawaban Siswa TKKM II ... 129

Gambar 4.16 Persentase Aktivitas Siswa Siklus II ... 133

Gambar 4.17 Persentase Aktivitas Guru Siklus II ... 133

Gambar 4.18 Persentase TKKM Siklus II ... 136

Gambar 4.19 Proses Penyelesaian Jawaban Siswa Siklus II ... 138

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan pembelajaran di sekolah menurut kurikulum 2013 adalah untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi yang beriman dan produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

berkonstribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut

NCTM 2000 (Van de walle, 2008 : 3) kurikulum lebih dari sekedar kumpulan

aktivitas, kurikulum harus koheren, difokuskan pada matematika yang penting dan

berkaitan dengan baik antar tingkat kelas.

Matematika sebagai ratunya ilmu pengetahuan (queen of sciences) sangat

dibutuhkan dalam era globalisasi, karena melalui matematika ilmu pengetahuan

yang lain menjadi sempurna dalam menjawab berbagai masalah kehidupan

sehari-hari. Melihat pentingnya peranan matematika dalam ilmu pengetahuan dan

teknologi serta dalam kehidupan sehari-hari maka matematika perlu dipahami

oleh peserta didik mulai dari tingkat pendidikan prasekolah hingga tingkat

perguruan tinggi.

Maka pendidikan di Indonesia mengalami perkembangan dari tahun ke

tahun, salah satunya matematika. Pendidikan matematika dari hari ke hari

semakin berkembang dan senantiasa menjadi penyokong dalam perkembangan

teknologi, sains dan dalam dunia bisnis.

Dengan perkembangan IPTEK yang semakin pesat diperlukan adanya

sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Untuk

(16)

2

mempersiapkan insan yang dapat berpartisipasi dalam meningkatkan pendidikan

matematika. Setidaknya seseorang itu bisa dalam matematika dasar dan untuk

lebih spesifiknya mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order

thinking). Akan tetapi pada kenyataannya, kita tidak dapat memungkiri bahwa

masih banyak guru matematika sekarang ini yang masih menganut paradigma

transfer of knowledge dalam hal mengambil keputusan di kelas, di mana interaksi

dalam pembelajaran hanya terjadi satu arah yaitu dari guru sebagai sumber

informasi dan siswa sebagai penerima informasi, dalam hal ini siswa tidak

diberikan banyak kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

belajar mengajar (KBM) di kelas, dengan kata lain pembelajaran lebih berpusat

pada guru, bukan pada siswa. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan

dewasa ini orientasinya lebih cenderung ditujukan pada pencapaian target materi

ataupun pencapaian hasil belajar.

Salah satu mata pelajaran yang merefleksikan tujuan dari kurikulum 2013

adalah matematika. Teknologi penting dalam belajar dan mengajar matematika,

teknologi mempengaruhi matematika yang diajarkan dan meningkatkan proses

belajar siswa (Van de walle, 2008: 3). Karena matematika merupakan ilmu yang

berkembang sesuai dengan perkembangan IPTEK menyebabkan matematika

dipandang sebagai ilmu yang terstruktur, hubungan cara berpikir dan memahami

dunia sekitar. Siswa diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajarai berbagai ilmu

lainnya yang penekanannya pada penataan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan

pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika.

(17)

3

meliputi pertama tujuan yang bersifat formal, yang memberi tekanan pada

penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak kedua tujuan yang bersifat

material yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan

memecahkan masalah matematika. Hal ini di perkuat oleh NCTM (2000: 67) yang

merekomendasikan lima kompetensi standar matematika yaitu kemampuan

pemecahan masalah (Problem Solving), Komunikasi (Communication), Koneksi

(Connection),Penalaran(Reasoning), dan Representasi (Representation). Kelima

standar kompetensi yang dikenal sebagai keterampilan matematika (Doing Math )

ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik pada masa kini dan

masa datang melalui tugas matematika yang dapat mendukung tujuan di atas.

Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah

rendahnya penguasaan siswa tentang matematika.Hal ini dapat dilihat dari

rendahnya prestasi siswa di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan

rangking TIMSS 2011 Indonesia jauh di bawah Internasional yaitu menempati

rangking ke 52 dari 56 negara yang berpartisipasi dalam kompetisi matematika

(http://nces.ed.gov/timss/tables11.asp) sedangkan dalam rangking PISA 2012

Indonesia menempati rangking 64 dari 65 negara

(http://www.kopertis12.or.id/2013/12/05/skor-pisa-posisi-indonesia-nyaris-jadi-juru-kunci.html). Keberhasilan belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor,

ada yang berasal dari diri siswa itu sendiri dan ada juga faktor dari luar seperti

dalam pembelajaran.

Peneliti pernah bertanya kepada siswa SMP NURUL ISLAM INDONESIA

MEDAN tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap pelajaran matematika.

(18)

4

karena itu siswa menjadi malas dan enggan untuk membuka pelajaran

matematika.Jadi pada akhirnya dari ketidaksukaan siswa dalam mempelajari

matematika, maka menurunlah prestasi belajar matematika siswa. Rata-rata nilai

yang diperoleh siswa disekolah hanya mencapai KKM yang ditentukan oleh

sekolah.Dimana nilai matematika yang diperoleh siswa masih banyak yang hanya

sebatas KKM sementara KKM yang ditentukan sekolah adalah 70. Hal ini dilihat

dari nilai rapor siswa dimana dari 30 siswa dalam kelas tersebut masih 40 % siswa

yang mendapatkan nilai di atas KKM.

Salah satu yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran matematika

adalah rendahnya koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa. Kurikulum

2013 tentang matematika SMP siswa dituntut memiliki kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Menurut Fauzi (2011 : 1) pemahaman erat kaitannya dengan

koneksi matematis (mathematics conection), dikarenakan dalam pemahaman

siswa dituntut untuk memahami lebih dari satu konsep dan merelasikannya.

Dalam pembelajaran matematika siswa harus menguasai kemampuan koneksi

matematis yaitu siswa harus mampu mengaitkan antara ide-ide dan konsep yang

ada dalam pelajaran matematika.

Matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematik mengandung arti

bahwa konsep dan prinsip dalam matematika adalah saling berkaitan antara satu

dengan lainnya.Dalam belajar matematika untuk mencapai pemahaman yang

bermakna siswa harus memiliki kemampuan koneksi matematis yang memadai.

Menurut NCTM (2000) berpikir matematis melibatkan mencari koneksi dan

membuat koneksi untuk membangun pemahaman matematik. Tanpa koneksi,

(19)

5

Melalui koneksi matematis siswa juga bisa membangun pemahaman baru pada

pengetahuan sebelumnya.Agar siswa lebih berhasil dalam belajar matematika,

maka siswa harus lebih banyak diberi kesempatan untuk melihat keterkaitan

antara konsep-konsep yang satu dengan yang lainnya.

Menurut NCTM oleh Yulianti (Rendya, dkk, 2012 : 1) koneksi matematik

merupakan bagian penting yang harus mendapatkan penekanan disetiap jenjang

pendidikan. Sedangkan tujuan koneksi matematis menurut NCTM dalam Herdian

(Rendya, dkk, 2012 : 1) yang diberikan pada siswa di sekolah menengah adalah

agar siswa dapat: 1) Mengenali representasi yang ekuivalen dari suatu konsep

yang sama, 2) Mengenali hubungan prosedur satu representasi ke prosedur

representasi yang ekivalen, 3) Menggunakan dan menilai koneksi beberapa topik

matematika, 4) Menggunakan dan menilai koneksi antara matematika dan disiplin

ilmu yang lain

Kenyataan yang terjadi, kemampuan koneksi matematis siswa masih belum

baik. Hasil pekerjaan siswa masih tidak sesuai dengan prosedur penyelesaian yang

diajarkan, dimana siswa belum mampu mengaitkan konsep-konsep yang telah

mereka pelajari sebelumnya dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan

topik pelajaran. Salah satu hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan

koneksi matematis masih rendah adalah hasil penelitian Ruspiana (Nurul, ddk ,

2013 :151) yang menunjukkan nilai rata-rata kemampuan koneksi matematis

siswa sekolah menengah masih rendah yaitu kurang dari 60 pada skor 100 (22,2%

untuk koneksi matematis pada pokok bahasan lain, 44% untuk koneksi pada

bidang studi lain, dan 67,3% untuk koneksi matematika pada kehidupan

(20)

6

Dari hal di atas diperkuat oleh hasil penelitian awal yang dilakukan peneliti

dengan memberikan soal kepada siswa untuk melihat bagaimana siswa

menyelesaikan soal tersebut. Dari 30 orang siswa hanya 5 orang yang menjawab

benar dan lengakap. Jawaban siswa tentang soal yang diberikan sebagai berikut.

Pada tempat parkir yang luasnya 870 terdapat bus dan mobil dimana jumlah

bus dan mobil adalah 40 buah. Jika tiap bus membutuhkantampat 24 dan tiap

mobil membutuhkan tempat 6 . Maka banyak bus pada tempat parkir tersebut

adalah…(jika model semua parkir bus dan mobil sama).

Gambar: 1.1 Model penyelesaian yang dibuat oleh siswa dalam tes kemampuan koneksi matematis

Dari jawaban soal siswa tersebut terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan

untuk memahami maksud soal tersebut, mengidentifikasi unsur-unsur yang

(21)

7

tersebut, menentukan rumus yang digunakan, dan rencana penyelesaian siswa

tidak terarah dan strategi penyelesaian dari jawaban yang dibuat siswa tidak

benar. Kemampuan koneksi matematis siswa belum nampak dari penyelesaian

yang dibuat oleh siswa. Dimana siswa belum bisa menghubungkan

penyelesaiannya menggunakan sistem persamaan linear dua variabel dengan

kehidupan sehari-hari. Siswa juga belum mampu menguraikan langkah-langkah

dalam menggunakan strategi koneksi matematis serta belum bisa memberikan

argumentasi yang baik dalam pembuktian kebenaran pilihan jawaban yang

disajikan. Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan koneksi

matematis siswa masih kurang. Siswa menunjukkan kemampuan koneksi

matematis ketika mereka memberikan bukti bahwa mereka dapat memenuhi

indikator matematis menurut NCTM yaitu: 1) Mengenali dan menggunakan

hubungan antar ide-ide dalam matematika, 2) Memahami keterkaitan ide-ide

matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga mengahsilkan

suatu keterkaitan yang menyeluruh, 3) Mengenali dan mengaplikasikan

matematika ke dalam dan lingkungan di luar matematika.

Dengan koneksi matematis diharapkan siswa mampu memahami apa yang

menjadi akar persoalan dan mencari strategi yang tepat untuk persoalan yang

dimaksud, serta memiliki kemampuan untuk memeriksa kembali hasil yang

diperoleh. Oleh karenanya penelitian ini diharapkan akan mampu memperbaiki

proses pembelajaran. Selain dari koneksi matematis kemandirian belajar siswa

sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah dan prestasi belajar siswa.

Dalam pembelajaran matematika kemandirian sangat penting karena

(22)

8

Kebanyakan siswa masih banyak yang belum mampu secara mandiri menemukan,

mengenal, merinci hal-hal yang berlawanan dan menyusun pertanyaan-pertanyan

yang timbul dari masalahnya. Dikarenakan siswa masih terfokus terhadap guru

dan masih tergantung kepada guru. Hal ini senada dengan Fauzi (2011)

pentingnya kemandirian belajar matematika karena dituntut kurikulum agara

siswa dapat menghadapi persoalan di dalam kelas maupun di luar kelas yang

semakin kompleks dan mengurangi ketergantungan siswa dengan orang lain

dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, peserta didik mengatur pembelajarannya sendiri

dengan mengaktifkan kognitif, afektif dan perilakunya yang ada pada dirinya

sehingga tercapai tujuan belajar yang diinginkan. Pada kemandirian belajarhal

yang paling penting adalah adanya inisiatif dan motivasi dalam diri siswa sendiri

sehingga pembelajaran akan lebih efektif. Ada beberapa indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur kemandirian belajar yaitu: 1) inisiatif belajar, 2)

mendiagnosa kebutuhan belajar, 3) menetapkan target dan tujuan belajar, 4)

memonitor, mengatur dan mengontrol kemajuan belajar, 5) memandang kesulitan

sebagai tantangan, 6) memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan, 7)

memilih dan menerapkan strategi belajar, 8) mengevaluasi proses dan hasil belajar

dan 9) memiliki self -concept atau konsep diri (Sumarmo:2010).

Perlunya pengembangan kemandirian belajar pada individu yang belajar

matematika juga didukung oleh beberapa hasil studi temuan antara lain adalah

individu yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi cenderung belajar lebih

baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif;

(23)

9

secara efisien, dan memperoleh skor yang lebih tinggi dalam pelajaran sains

(Hargis dalam Sumarmo, 2010).

Guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar harus mampu

memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran. Kesulitan belajar yang di

rasakan oleh siswa bukan semata – mata sulitnya materi pelajaran matematika,

tetapi disebabkan juga oleh metode penyampaian guru dalam mengelola

pembelajaran matematika kurang efektif. Menurut Turmudi (2008 : 24)

pembelajaran matematika yang efektif memerlukan pemahaman apa yang siswa

ketahui dan perlukan untuk dipelajari, kemudian memberikan tantangan dan

dukungan kepada mereka agar siswa dapat belajar dengan baik.

Untuk mengoptimalkan kemampuan koneksi matematis siswa dan

kemandirian belajar siswa khususnya siswa kelas VIII SMP NURUL ISLAM

INDONESIA MEDAN dengan solusi memperbaiki strategi pembelajaran

matematikanya.Perbaikan yang dilakukan adalah mencari pendekatan

pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa

dan kemandirian belajar siswa yakni pendekatan yang lebih bermakna.Melalui

pendekatan tersebut siswa mampu menemukan sendiri pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkanya.

Untuk menyikapi permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran

matematika, perlu dicari solusi pendekatan pembelajaran yang dapat

mengakomodasi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika dan

minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Menyarankan perubahan

(24)

10

siswa aktif belajar dalam pencarian pengetahuan dan belajar yang menyenangkan

yang akan mencegah kebosanan ketika belajar.

NCTM (Van de Walle, 2008) menyarankan reformasi pembelajaran

matematika:

“Mengubah kelas dari sekedar kumpulan siswa menjadi komunitas matematika, menjauhkan otoritas guru untuk memutuskan suatu kebenaran,mementingkan pemahaman daripada hanya mengingat prosedur. Mementingkan membuat dugaan, penemuan, pemecahan masalah dan menjauhkan dari tekanan pada penemuan jawaban secara mekanis, mengaitkan matematika ide-ide dan aplikasinya dan tidak memperlakukan matematika sebagai kumpulan konsep dan prosedur yang terasingkan”

Untuk merealisasikan reformasi pembelajaran matematika seperti yang

dikemukakan di atas, diperlukan suatu pengembangan materi pembelajaran

matematika yang dekat dengan kehidupan siswa, sesuai dengan tahap berpikir

siswa, serta metode evaluasi yang terintegrasi pada proses pembelajaran yang

tidak hanya berujung pada tes akhir.

Agar siswa lebih mudah memahami dan menghubungkan konsep-konsep

dalam belajar matematika digunakan pendekatan realistik. Pendekatan realistik,

ini dipilih karena di dalam pendekatan ini terkandung proses yang bersifat

membangun pemahaman konsep matematika siswa melalui pengetahuan informal

yang mereka miliki. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan dalam

pendidikan matematika yang berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah

aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap

konteks sehari-hari. De corte, dkk. (dalam Dar dan Fisher, 2004), mengemukakan

komponen-komponen pengajaran yang membantu perkembangan kemandirian,

yaitu: 1) Memberikan tugas-tugas realistik dan menantang. 2) Adanya variasi

(25)

11

pengajaran klasikal. 3) Menciptakan ruang kelas yang membantu perkembangan

disposisi positif terhadap pembelajaran matematika.

Memberikan masalah yang kontekstual dan melihat keterkaitan antara

materi matematika dan bidang lainnya pada siswa yang merupakan karakteristik

dari PMR.Karakteristik dari PMR diduga dapat memberikan korelasiyang positif

dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan perkembangan

kemandirian belajar siswa.

Dalam pembelajaran dengan pendekatan realistik tidak hanya berhubungan

dengan dunia nyata saja, tetapi juga menekankan pada masalah nyata yang dapat

dibayangkan. Artinya penekanannya pada membuat sesuatu masalah itu menjadi

nyata dalam pikiran siswa. Dengan demikian konsep-konsep yang abstrak dapat

sesuai dan menjadi masalah siswa selama konsep itu nyata dan dapat diterima

pikiran siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Nurul Islam Indonesia Medan Melalui

Pendekatan Matematika Realistik”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan beberapa

permasalahan yakni:

1. Hasil belajar matematika siswa SMP Nurul Islam Indonesia Medan masih

rendah

2. Kemampuan koneksi matematis siswa SMP Nurul Islam Indonesia Medan

(26)

12

3. Kurangnya kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika

4. Pembelajaran di SMP Nurul Islam Indonesia Medan masih bersifat

konvensional

5. Pemilihan strategi dalam peningkatan kemampuan koneksi matematis kurang

efektif

6. Kurangnyainteraksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah

Beberapa masalah yang sudah teridentifikasi di atas, peneliti perlu

membatasi penelitian ini supaya yang diteliti bisa terfokus pada permasalahan

yang mendasar dan member dampak yang luas terhadap hasil belajar apabila

permasalahan ini di teliti. Penelitian ini dibatasi pada permasalahan:

1. Kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa SMP Nurul

Islam Indonesia Medan

2. Pembelajaran matematika yang digunakan adalah pendekatan matematika

realistik.

3. Respon siswa terhadap pendekatan matematika realistik

4. Tidak nampaknya proses penyelesaian jawaban siswa dalam mengoneksikan

masalah matematika

1.4. Rumusan masalah

Sesuai pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas pembelajaran melalui pendekatan realistik dalam

meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa

(27)

13

2. Bagaimana peningkatan kemampuan koneksi matematis dan kemandirian

belajar siswa kelas VIII SMP Nurul Islam Indonesia Medan di pokok bahasan

sistem persamaan linear dua variabel pada pembelajaran dengan pendekatan

realistik?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan

pendekatan matematik realistik?

4. Bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa dalam mengoneksikan

matematika pada sub bahasan sistem persamaan linear dua variabel?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan pendekatan realistik pada

sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel kelas VIII SMP

Nurul Islam Indonesia Medan.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa setelah

mengikuti pembelajaran melalui pendekatan realistic mathematics education

3. Mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran melalui pendekatan realistic mathematics education

4. Mendiskripsikan proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam

mengkoneksikan konsep-konsep dalam sistem persamaan linear dua variabel

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan koneksi

matematis dan kemandirian belajar serta memperoleh informasi cara belajar

(28)

14

2. Guru diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran tentang upaya merancang

pembelajaran menggunakan pendekatan realistic mathematics education pada

materi lain yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat

tinggi pada siswa

3. Peneliti dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran, perlu adanya penjelasan

dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan koneksi matematis siswa adalah keahlian siswa dalam

mengaitkat atau menghubungkan konsep-konsep matematika baik antar

konsep matematika sendiri, dengan konsep bidang lain maupun dengan

kehidupan sehari-hari.

2. Kemandirian belajar siswa adalah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

khususnya dalam bidang matematika.

3. Pendekatan realistik adalah salah satu pendekatan yang ada pada PMR yang

memiliki 5 karakteristik yaitu (1) menggunakan konteks dunia nyata, (2)

model-model, (3) produksi dan konstruksi, (4) interaktif, (5) keterkaitan

(intertwinment)

4. Respon siswa adalah tanggapan siswa tentang senang, tidak senang, baru,

tidak baru terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran,

berminat,tidakberminat mengikuti pembelajaran berikutnya dan pendapat

(29)

15

5. Proses penyelesaian jawaban siswa dalam mengoneksikan matematika adalah

suatu rangkaian tahapan penyelesaian secara lebih rinci dan benar berdasarkan

indikator koneksi yaitu:

- Menyelesaikan masalah menggunakan grafik, hitungan numerik, ljabar

dan representasi verbal

- Menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru

- Menyadari hubungan antar topik dalam matematika

(30)

159 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan

yang berkaitan dengan penerapan pemebelajaran matematika realistik untuk

meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa pada

pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel sebagai berikut:

1. Pembelajaran melalui pendekatan realistik efektif dalam meningkatkan

kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa. Hal ini

diketahui dari hasil observasi terhadap kemampuan guru mengelola

pembelajaran dari siklus I berkategori cukup meningkat menjadi baik pada

siklus II dan memenuhi indikator keberhasilan.

2. Penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan

kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa kelas VIII-2

SMP Nurul Islam Indonesia Medan. Hal ini diketahui dari persentase siswa

yang telah mampu mengoneksikan matematika pada siklus I adalah 50 %

meningkat menjadi 90 % pada siklus II. Sedangkan untuk kemandirian belajar

siswa meningkat diketahui dari persentase tiap indikator siswa yang memiliki

kemandirian belajar sebelum diberikan tindakan dan sesudah diberikan

tindakan dari kategori kurang menjadi baik.

3. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan realistik dapat meningkatkan

(31)

160

aktivitas siswa pada siklus I 72,59% berada pada kategori cukup meningkat

menjadi 86.56% dengan kategori baik.

4. Berdasarkan hasil analisis terhadap proses penyelesaian jawaban siswa dalam

mengoneksikan matematika pada siklus I setiap aspek indikator koneksi

masih kurang dari 80% secara klasikal menjawab minimal benar. Sedangkan

pada siklus II terdapat secara klasikal 80% menjawab minimal benar pada

setiap aspek indikator koneksi.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, dapat dikemukan

beberapa saran sebagai berikut:

1) Penerapan pembelajaran dengan pendekatan realistik mampu meningkatkan

kemampuan koneksi dan kemandirian belajar siswa. Temuan penelitian, hasil

analisis data, perangkat pembelajaran, maupun intrumen yang dihasilkan

dalam penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya meningkatkan

kemampuan koneksi matematis pada jenjang yang berbeda maupun mata

pelajaran yang berbeda dengan penelitian ini.

2) Dalam penelitian ini meneliti kemampuan koneksi matematis dan

kemandirian belajar siswa. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk

meneliti kemampuan lain yang belum terjangkau penulis, seperti kemampuan

penalaran dan kemampuan berfikir kritis melalui penerapan pembelajaran

(32)

161

3) Bagi guru matematika pembelajaran dengan pendekatan realistik dapat

menjadi salah satu alternatif dikelas yang dinilai dapat meningkatkan

kemampuan koneksi matematis dan kemandirian belajar siswa serta aktivitas

Gambar

Gambar: 1.1 Model penyelesaian yang dibuat oleh siswa dalam tes kemampuan  koneksi matematis

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa

[r]

Hasil penelitian ini yaitu diperolehnya: (1) model desain kurikulum diklat pemeriksaan infrastruktur jalan dan jembatan mengacu pada model problem centered design,

[r]

Hasil uji korelasi Pearson’s antara jumlah keempat insisivus rahang atas dengan nilai ukur interpremolar dan intermolar pada mahasiswa suku India Tamil Fakultas Kedokteran

Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc sebagai Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan

(2011) Measurement of Forces on A Cutterhead Using a Laboratory Model Cutter Suction Dredge, Journal of Dredging Engineering, Western Dredging Association (WEDA)