• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK LAGU DAN MAKNA ENDE BUE-BUE PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KELURAHAN LOSUNG PADANGSIDIMPUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK LAGU DAN MAKNA ENDE BUE-BUE PADA MASYARAKAT MANDAILING DI KELURAHAN LOSUNG PADANGSIDIMPUAN."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK LAGU DAN MAKNA ENDE BUE-BUE PADA

MASYARAKAT MANDAILING DI KELURAHAN

LOSUNG PADANGSIDIMPUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

OCTA MARIA SIHOMBING

NIM. 2103340041

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Octa Maria Sihombing, NIM 2103340041. Bentuk Lagu dan Makna Ende Bue-bue Pada Masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan. Jurusan Sendratasik. Program Studi Pendidikan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk lagu ende bue-bue pada masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan, untuk mengetahui makna yang terkandung dalam ende bue-bue pada masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan, untuk mengetahui fungsi

ende bue-bue pada masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung

Padangsidimpuan.

Teori yang digunakan adalah bentuk, makna, fungsi dan Ende. Bentuk adalah susunan rangka lagu yang ditentukan menurut bagian-bagian kalimatnya. Makna adalah maksud yang tersimpul dari hal yang mau ditunjukkan oleh sesuatu atau mau diungkapkan, dipaparkan, dengan kata sebenarnya tidak mencampuri nilai rasa. Fungsi musik adalah untuk mengekspresikan rasa, dan sekaligus sebagai suatu aktivitas dari berbagai jenis komunikasi manusia. Ende adalah nyanyian tradisional (folksong), menampilkan representasi struktur, fungsi dan nilai-nilai budaya.

Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa aspek yaitu, pengamatan observasi,wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di Padangsidimpuan, tepatnya di Kelurahan Losung dan penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2014 sampai dengan Februari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Mandailing yang tinggal di Kelurahan Losung Padangsidimpuan. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah penyanyi 1 orang, seniman 1 orang, dan masyarakat Kelurahan Losung 5 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk lagu pada Ende Bue-bue terdiri dari bentuk lagu satu bagian, dengan bentuk A-A’. Makna dari Ende Bue-bue adalah makna kasih sayang orang tua kepada anaknya dan nyanyian ini adalah nyanyian untuk menidurkan anak. Fungsi ende bue-bue adalah sebagai media hiburan, media ekspresi emosional dan media pelestari kebudayaan. Ende Bue-bue perlu dilestarikan karena mulai dilupakan dan tertinggal. Untuk itu, sangat perlu dikembangkan dan diperkenalkan pada generasi muda agar tidak hilang begitu saja.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan kasih dan hikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir/Skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Bentuk Lagu dan Makna Ende Bue-bue

Pada Masyarakat Mandailing Di Kelurahan Losung Padangsidimpuan”.

Dengan penyelesaian Skripsi ini, banyak dukungan dan bantuan yang di

dapatkan penulis. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi I.

4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik Jurusan

Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Mukhlis Hasbullah, M.Sn selaku Dosen Pembimbing II.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Musik Jurusan

Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

7. Yang tercinta Bapak TS. Sihombing dan Ibu As. Pakpahan, S.Th, yang

(8)

iii

kesabaran, doa dan bantuan moril dan materi sampai proses perkuliahan

ini selesai.

8. Saudara-saudara penulis Astuti Sihombing, Yenita Sihombing, Daniel

Sihombing, Ester Sihombing, Tulang Samuel Pakpahan, Tulang dan

Nantulang Moan, Tante Erni, Tante Evi serta keluarga besar lainnya yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

9. Sahabat-sahabat Susi Simanjuntak, Putri Br. Ginting, Dina Simamora,

Devi Hutapea, Deasy Nainggolan, Risna Damanik, Gusti Tamba.

10.Teman-teman seperjuangan Febri Yanti, Yose Yuliana, Suci Ramadhani,

Friskila Pandia, Frans Tarigan, Patar Banjarnahor, Ica Paskalis dan teman

stambuk 2010.

11.Paduan Suara Solfeggio Choir yang sudah menjadi keluarga.

12.Narita Pranata yang telah memberikan doa serta motivasi sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu serta mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini,

semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Medan, Maret 2015 Penulis

(9)

iv A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teoritis ... 9

1. Pengertian Musik ... 10

2. Teori Bentuk ... 14 A. Metodologi Penelitian ... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 32

(10)

v

D. Teknik pengumpulan Data ... 34

1. Observasi... 34

2. Wawancara ... 35

3. Dokumentasi ... 35

4. Studi Kepustakaan ... 36

E. Teknik Analisis Data... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Letak Geografis Daerah Penelitian ... 39

B. Bentuk Lagu Ende Bue-Bue ... 43

C. Makna yang Terkandung pada Ende Bue-Bue ... 64

D. Fungsi dari Ende Bue-Bue ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Peta Kota Padangsidimpuan ... 39

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

aneka budaya yang beranekaragam. Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu,

Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua.

Setiap pulau terdiri dari beberapa Provinsi yang masing-masing memiliki

keunikan dan ciri khas tersendiri, seperti suku, bahasa, musik, nyanyian dan

adat-istiadat pada masyarakatnya.

Pulau Sumatera terletak di sebelah Barat Indonesia yang memiliki suku

serta bahasa yang beragam. Pulau Sumatera merupakan pulau keenam terbesar di

dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera). Pulau Sumatera juga dikenal

dengan nama lain, yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa

Sanskerta, berarti “Pulau Emas”). Pulau Sumatera terdiri dari beberapa Provinsi

yaitu, Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi,

Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan

Lampung.

Pada masyarakat Sumatera Utara kebudayaan yang hidup dan melekat di dalam

lingkungan masyarakatnya sangat beraneka karena terdiri dari beberapa suku,

seperti suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailling, Nias,

Pak-pak, Melayu, dan sebagian lagi penduduknya adalah masyarakat pendatang yang

(13)

2

Mandailing merupakan salah satu suku yang berada di daerah Kabupaten

Tapanuli Selatan. Ibu kota dari Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Sipirok.

Kabupaten ini dilintasi oleh bukit barisan, sehingga dimana-mana terlihat bukit.

Di sebelah utara, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah

dan Tapanuli Utara. Di bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten Padang

Lawas dan Padang Lawas Utara, sebelah barat dan selatan berbatasan dengan

Kabupaten Mandailing, dan tepat di tengah wilayahnya terdapat kota

Padangsidimpuan yang seluruhnya dikelilingi oleh kabupaten ini.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,

sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tidak terpisahkan dari diri manusia

sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Pelestarian budaya dilakukan dengan berbagai hal, dari segi seni musik, seni

pahat, seni rupa dan tekstil. Pada masyarakat Mandailing, budaya masih sangat

kental dan dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

Menurut Edi Nasution pada

(http://gondang.blogspot.com/2013/03/ende-ende-ende.html), masyarakat Mandailing memiliki dua jenis folklor yang cukup

terkenal, yaitu ende dan ende-ende. Ende adalah nyanyian tradisional (folksong),

sedangkan ende-ende adalah kesusasteraan lama berbentuk puisi (adakalanya

disebut pantun) yang dilantunkan secara oral (lisan), dimana keduanya merupakan

(14)

ende-3

ende menampilkan representasi struktur, fungsi, dan nilai-nilai budaya yang

sebagian masih berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Mandailing sampai

sekarang.

Ende dan ende-ende pada umumnya menggunakan kosa kata dari dua

ragam, Hata Mandailing yaitu hata somal (ragam bahasa Mandailing yang

dipergunakan oleh orang-orang Mandailing dalam percakapan sehari-hari sampai

saat ini) dan hata andung (ragam bahasa sastra, yang dahulu khusus digunakan

oleh orang-orang Mandailing pada saat meratapi jenazah dalam upacara

kematian), hata andung juga digunakan oleh seorang gadis ketika meratap di

hadapan orang tuanya, yang mana gadis tersebut akan menikah dan akan dibawa

ke rumah keluarga calon suaminya.

Kebudayaan merupakan warisan leluhur yang dimiliki masyarakat

setempat, kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakatnya.

Salah satu bagian dari kebudayaan yang sangat berperan adalah musik tradisional

dan lagu daerahnya masing-masing, karena musik dan lagu tersebut merupakan

alat untuk menyampaikan sesuatu hal yang telah terjadi seperti, kerinduan,

kebahagiaan, kesedihan, dan keluh-kesah. Musik merupakan simponi kehidupan,

tidak hanya sekedar hiburan tetapi mampu memberikan makna untuk

membangkitkan gairah dan semangat hidup dalam memaknai kehidupan.

Sebagai suatu karya seni, musik pada hakikatnya merupakan bagian dari

kebudayaan yang tidak terpisahkan dari peradaban manusia, masyarakat atau

bangsa. Pada dasarnya karya musik merupakan refleksi perasaan, pikiran atau

(15)

4

tersebut. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya,

sebab kebudayaan ada karena adanya masyarakat pendukungnya.

Masyarakat Mandailing memiliki berbagai nyayian tradisional (folksongs)

dan mereka menyebutnya sebagai “ende, salah satunya adalah Ende bue-bue.

Ende bue-bue merupakan sebuah nyanyian tradisi untuk menidurkan anak. Isi

nyanyian biasanya berupa pengharapan dan doa, kelak jika sudah dewasa nanti

anaknya mendapat kehidupan yang baik. Ende bue-bue memiliki fungsi sebagai

media hiburan. Disini penulis tidak hanya mencari apa yang menjadi arti dari

syair yang dinyanyikan, namun mencari makna yang terkandung dalam Ende

bue-bue.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menjadikannya sebagai

topik penelitian. Maka untuk itu penulis mengambil judul “Bentuk Lagu dan

Makna Ende Bue-bue pada Masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung

Padangsidimpuan”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berasal dari uraian

latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup

permasalahan yang lebih luas. Dalam penelitian perlu dilakukan identifikasi

masalah, tujuannya agar penelitian yang dilakukan lebih terarah serta mencakup

masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Hal ini sesuai pendapat Riduan (2004:21)

“Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek

(16)

5

akan diteliti”. Sesuai dengan pendapat di atas maka permasalahan penelitian ini

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk lagu Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing di

Kelurahan Losung Padangsidimpuan?

2. Bagaimana makna yang terkandung dalam Ende Bue-bue pada masyarakat

Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan?

3. Apa fungsi Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing di Kelurahan

Losung Padangsidimpuan?

4. Bagaimana perkembangan Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing di

Kelurahan Losung Padangsidimpuan?

5. Bagaimana tanggapan masyarakat setempat dalam melestarikan Ende

Bue-bue pada masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah dan untuk mempersingkat

cakupan, keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis, maka penulis

mengadakan pembatasan masalah untuk mempermudah dalam memecahkan

masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Tujuan pembatasan masalah adalah

untuk mempersempit ruang lingkup permasalahan agar topik yang dibahas

menjadi lebih fokus dan permasalahan tidak melebar. Sesuai dengan pendapat

Sukardi (2006:30) mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan atau membatasi permasalahan permasalahan

(17)

6

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk lagu Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing di

Kelurahan Losung Padangsidimpuan?

2. Bagaimana makna yang terkandung dalam Ende Bue-bue pada masyarakat

Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan?

3. Apa fungsi Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing di Kelurahan

Losung Padangsidimpuan?

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang

hendak dilakukan, mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk

menemukan jawaban pertanyaan, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik,

sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban.

Berdasarkan uraian di atas, hal ini sejalan dengan pendapat Maryeni

(2005:14) yang menyatakan bahwa:

“Rumusan masalah merupakan jabatan detail fokus penelitian yang digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasa disikapi sebagai jabatan fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian senantiasa berfokus pada butir-butir masalah yang dirumuskan”.

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar

(18)

7

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Bentuk Lagu dan Makna Ende Bue-bue

Pada Masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan?”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan manusia selalu berorientasi kepada tujuan tertentu. Salah

satu keberhasilan penelitian adalah tercapainya tujuan penelitian. Tanpa adanya

suatu tujuan yang jelas maka kegiatan tersebut tidak akan terarah karena tidak

tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Tujuan penelitian selalu

dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan

dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2007:75) yang menyatakan,

“Tujuan penelitian adalah dibuat untuk mengungkapkan keinginan peneliti dalam

suatu penelitian”.

Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk lagu Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing

di Kelurahan Losung Padangsidimpuan.

2. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam Ende Bue-bue pada

masyarakat Mandailing di Kelurahan Losung Padangsidimpuan.

3. Untuk mengetahui fungsi Ende Bue-bue pada masyarakat Mandailing di

(19)

8

F. Manfaat Penelitian

Selain tujuan penelitian, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat

sehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tetapi dapat dipakai oleh

pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan

bahwa: “Manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian

tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan

ilmu dan manfaat di bidang praktik”.

Berdasarkan pendapat tersebut, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai wawasan bagi peneliti sendiri.

2. Sebagai bahan informasi kepada setiap pembaca untuk mengenal kesenian

tradisional masyarakat Mandailing.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang berniat

melakukan penelitian yang relevan di kemudian hari.

4. Sebagai upaya dalam melestarikan salah satu kebudayaan Mandailing

guna mencegah kepunahan.

5. Menambah perbendaharaan perpustakaan Jurusan Sendratasik Universitas

(20)

70 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kota Padangsidimpuan merupakan kota yang berada di Provinsi Sumatera

Utara dan dikenal dengan sebutan “Kota Salak”. Kota ini merupakan

persimpangan jalur darat menuju kota Medan, Sibolga dan Padang

(Sumatera Barat) di jalur lintas barat Sumatera. Semboyang dari kota ini

adalah “Salumpat Saindege” yang artinya “Selangkah, Seirama, Seia

Sekata”. Kelurahan Losung merupakan salah satu kelurahan yang terletak

di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.

2. Bentuk lagu dari Ende Bue-bue adalah bentuk lagu satu bagian yaitu A-A’.

Bentuk A terdiri dari frase pertanyaan dan frase jawaban yang terdapat

pada birama 1 sampai birama 7. Bentuk A’ terdiri dari frase jawaban dan

frase jawaban yang terdapat pada biram 8 sampai birama 13. Pada lagu ini

banyak terdapat pengulangan pada melodinya sedangkan syair/kalimat

berubah-ubah sesuai dengan suasana hati yang menyanyikannya.

3. Makna yang terkandung pada Ende Bue-Bue adalah makna kasih sayang

orang tua kepada anaknya. Bagi kehidupan masyarakat Mandailing lagu

ini adalah satu wadah yang menggambarkan bagaimana orang tua dahulu

menidurkan anak mereka agar tidak menangis dan segera tidur sehingga

(21)

71

4. Fungsi Ende Bue-bue ini adalah nyanyian untuk menidurkan anak dan

bersifat sebagai hiburan. Lagu ini juga sebagai sarana untuk

menyampaikan rasa kasih sayang orang tua kepada anaknya dan sekaligus

sebagai doa kepada Yang Maha Kuasa kelak anaknya apabila sudah besar

nanti menjadi anak yang berhasil dan orang yang hebat. Selain itu juga

sebagai media ekspresi emosional dan sebagai pelestari kebudayaan.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran

antara lain:

1. Memberikan contoh kepada generasi muda agar mempertahankan hasil

peninggalan budaya nenek moyang karena itu merupakan sejarah budaya dan

nilai suatu budaya dan kebiasaan-kebiasaan daerah tersebut sebelum zaman

sekarang.

2. Hendaknya Nyanyian Ende Bue-bue tetap diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari dan tetap melestarikannya dengan cara menyanyikan lagu tersebut

setiap hari dan setiap akan menidurkan anak sehingga generasi muda akan

mengetahui adanya lagu tersebut karena bagaimana pun hasil budaya harus

tetap dikembangkan dan dipertahankan agar bukti sejarah budaya tersebut ada.

3. Penulis berharap nyanyian yang merupakan peninggalan nenek moyang

hendaknya dipertahankan dari masa kemasa karena penerus bangsa akan

mengingatnya sebagai sebuah sejarah yang harus tetap dipertahankan

(22)

72

Contohnya nyanyian Ende Bue-bue yang menggambarkan suatu budaya atau

kebiasaan pada zaman dahulu, bagaimana cara mereka menidurkan anaknya.

4. Penulis berharap semua pihak memberi apresiasi tinggi terhadap orang-orang

yang berperan dan mengambil tindakan untuk siapapun yang mempertahankan

nyanyian etnik ini.

5. Setiap daaerah ataupun bangsa memiliki sejarah masing-masing dan sejarah

itu ada karena nenek moyang kita yang lebih dahulu lahir sebelum kita.

Mereka juga ingin menceritakan kepada generasi muda tentang mereka

dahulu, bagaimana dan seperti apa budaya mereka. Karena itu hendaknya kita

sama-sama memperlajarinya karena kita generasi mudalah yang seharusnya

mempertahankan budaya kita tersebut.

6. Penulis juga berharap semoga masih banyak orang yang tetap

mempertahankan budaya Mandailing terkhusus nyanyian etnik yang sudah

lama tidak terdengar karena pengaruh kehidupan budaya modern yang

mengikis budaya tradisional, sehingga masyarakat menjadi tabu akan seni dan

budaya sendiri. Padahal budaya kita bukan tidak memiliki nilai sejarah yang

lebih dibandingkan dengan negara lain hanya karena kita merasa malu dengan

budaya kita yang tidak terlalu berkembang dibandingkan dengan budaya

negara lain. Dan anehnya ketika negara lain merebut budaya kita, kita baru

merasa seolah-olah kehilangan dan berusaha menuntut budaya yang selama ini

tidak kita jaga dan pertahankan. Oleh karena itu kita harus menjaga dan

(23)

73

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Ponoe. 2003. Kamus Musik. Jakarta: Kanisius

. 2007. Kamus Musik. Jakarta: Kanisius

Budilinggono. 1993. Bentuk dan Analisis Musik. Jakarta. Depdikbud

Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafondo Persada

Danandjaja, James. 1984. Foklor Indonesia. Jakarta

Girsang, Rosenta. 2014. Tinjauan Bentuk dan Makna Lagu Taur-taur Sibuat Gulom di Desa Binalang Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang: Quantum Taeching

Hardjana. 2004. Musik Antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Hariwijaya, M. Pedoman Penulisan Ilimiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Oryza

Hurd, Michael. 2002. The Oxford Ilustrared Dictionary of Music. Melbourn Oxford University Press

Kamien, Roger. 2004. Music: An appreciation USA: Mc Grow Hill, Inc

Koentjaraningrat. 2004. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana

Kustap, Moh. Muttaqim. 2003. Seni Musik Klasik. Jakarta: Depdikbud

Lubis, Pangaduan. 2003. Pluralitas Musik Etnik Mandailing. Medan

Manullang, Obed Samois. 2006. Peranan Nyanyian dalam Pengambilan Air Nira (Maragat) di Dusun Bertungen Jehe I Desa Sukandebi Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Miles, M. B. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

(24)

74

Pasaribu, Ben M. 2004. Pluralitas Musik Etnik. Medan: Pusat Dokumentasi Dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen

Piliang, Yasraf Amir. 2010. Semiotika dan Hipersemiotika, Kode, Gaya dan Matinya Makna. Bandung: Matahari

Prier, Karl-Edmund. 2009. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Purba, Mauly. 2004. Fungsi Sosial Ensambel Gordang Sambilan pada Masyarakat mandailing di Desa Tamiang, Kecamatan Kota Nopan, Kabupaten Tapanuli Selatan. Medan

Riduan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta

. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Jakarta: Alfabeta

Rohman, Saifur.2012. Pengantar Metodologi Pengajaran Sastra. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Salim, Djohan. 2010. Psikologimusik. Yogyakarta: Best Publisher

Sinaga, Eva Jwita. 2014. Bentuk dan Makna Ende Sitogol pada Masyarakat Mandailing di Desa Aek Bayur Padangsidimpuan. Medan: Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet

. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Penddikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sukardi. 2006. Metodologi Penelitian Kepedidikan. Jakarta: Bumi Aksara

(25)

75

http://abrahkreatif.blogspot.com/2009/06/pengertian-manfaat-dan-fungsi-musik.html

http://gondang.blogspot.com/2013/03/ende-ende-ende.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tapanuli_Selatan

http://id.wikipedia.org/wiki/sumatera

Gambar

Gambar 4.1. Peta Kota Padangsidimpuan ............................................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna nilai lagu yang terkandung dalam syair lagu haholongi ma sidoli karya Dompak sinaga, untuk mengetahui nilai lagu yang

MUSIK IRINGAN TARI MENDULANG EMAS PADA MASYARAKAT MANDAILING ANGKOLA.. DI SANGGAR

Hasil Penelitian menunjukan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan program bina keluarga lansia di Kelurahan Kayuombun Kecamatan Padangsidimpuan dilihat dari tiga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi masyarakat multikultural dengan studi kasus pada beberapa etnis di Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia. Metode

Untuk membahas tentang Kajian Bentuk dan Makna Lagu Gambiri Topi Pasar di Desa Sarimatondang Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun, teori yang digunakan dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk interaksi masyarakat multikultural dengan studi kasus pada beberapa etnis di Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia.. Metode

Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam lirik “bue-bue”. Makna lirik bue-bue dalam masyarakat Bajo akan diungkapkan melalui proses

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data tentang Keberadaan Alat Musik Gordang Sambilan pada masyarakat Mandailing di Kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan