• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA PADA ORANG TUA BKB : Studi Deskriptif Di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh Dalam Keluarga Di Dusun Tegal Mantri Kelurahan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA PADA ORANG TUA BKB : Studi Deskriptif Di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh Dalam Keluarga Di Dusun Tegal Mantri Kelurahan Lembang Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor Daftar FIP: 001/S/PLS/II/2013

PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA

PADA ORANG TUA BKB

(Studi Deskriptif di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh dalam

Keluarga di Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

MUTIARA MAHAR DWINANDIA 0805439

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA

PADA ORANG TUA BKB

(Studi Deskriptif di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh dalam Keluarga di Dusun Tegal Mantri Desa Lembang

Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Mutiara Mahar Dwinandia 0805439

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mutiara Mahar Dwinandia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MUTIARA MAHAR DWINANDIA 0805439

PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM

OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA PADA ORANG TUA

BKB

(Studi Deskriptif di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh dalam Keluarga di Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Mustofa Kamil, M.Pd NIP. 19611109 198703 1 001

PEMBIMBING II

Drs. Ade Cahyana, M.Sc NIP. 19501108 197803 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Peran Kader Bina Keluarga Balita (BKB) Dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga Pada Orang Tua BKB

(Studi Deskriptif Di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh Dalam Keluarga Di Dusun Tegal Mantri Kelurahan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Penelitian ini mengungkapbagaimana peran kader Bina Keluarga Balita (BKB) dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga di BKB Amarilis Lembang. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data dan informasi mengenai:1)perencanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB. 2) strategi yang digunakan oleh kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB 3). pelaksanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB. 4) evaluasi yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB. 5) faktor pendukung dan penghambat optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB.

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari konsep bina keluarga Balita, konsep pendidikan luar sekolah, konsep penyuluhan, konsep keluarga serta konsep pola asuh.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu ketua penyelenggara, kader BKB, dan orang tua BKB berjumlah dua informan.

Temuan hasil penelitian mengenai. 1)perencanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga yaitu kader berperan dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan dan potensi, perumusan tujuan, pemilihan sasaran program. Berdasarkan hasil penelitian, sosialisasi dinilai dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap terselenggaranya pelaksanaanprogram penyuluhan pola asuh,karena pemahaman tentang pola asuh Balita sudah disosialisasikan terlebih dahulu. Metoda yang digunakan dalam sosialisasi perencanaan program BKB yang dinilai efektif adalah metoda ceramah dikombinasikan dengan tanya jawab. 2) strategi yang digunakan oleh kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua dilakukan melalui penyuluhan kepada orang tua dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Dalam penyampaian informasi, metode diskusi dan simulasi dinilai efektif dalam merubah perilaku orang tua dan proses pertukaran pengalaman secara langsung (learning-exchange) antara orang tua dengan kader pada aspek-aspek pola asuh tertentu dalam mengevaluasi penerapan pola asuh yang diterapkan dengan referensi pemahaman yang diberikan oleh kader BKB saat tanya jawab diskusi dilakukan.3)Pelaksanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga yaitu melakukan penyuluhan kepada orang tua dengan materi yang paling diminati yaitu tentang perkembangan anak karena perkembangan anak dirasakan sangat penting oleh para orang tua dalam mengoptimalkan potensi anak pada masa golden age.4)evaluasi yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluargadiketahuiterdapat peningkatan pemahaman orang tuadalam perkembangan anak sesuai dengan tahapan-tahapan usia anak meliputi aspek gizi, kognitif, afektif dan psikomotorik anak. 5)faktor pendukung yang terungkap dalam penelitian ini yaitu terjalinnya kerjasama yang baik antara kepengurusan dan masyarakat serta adanya dukungan dari aparat desa, Posyandu, kecamatan baik berupa dukungan gagasan saran atau pemikiran,sedangkan faktor penghambat dalam kegiatan optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada penelitian ini yaitu, keterbatasan pengetahuan yang dimiliki setiap kader dalam penyampaian materi membuat orang tua kadang menjadi kurang paham, dan terbatasnya dana yang tersedia dalam pelaksanaan program.

(5)

Role ofBina Keluarga Balita (BKB) Cadre In The Optimization Of Educational Functions Family To Parent

(In BKB Amarilis Descriptive Study Regarding Extension Family Parenting In The Tegal Mantri Village, Lembang, West Bandung)

The research reveals how the role of the cadre of BKB (BKB) in the optimization of educational functions in BKB Amarilis Lembang family. The purpose of this study is to obtain data and information on: 1) planning conducted cadre BKB educating families in the optimization function in the elderly BKB. 2) strategies used by the cadres BKB educating families in the optimization function in the elderly BKB 3). BKB cadre implementation conducted in the optimization function in the elderly family education BKB. 4) evaluation of cadres BKB educating families in the optimization function in the elderly BKB. 5) the factors supporting and inhibiting the function optimization educate families on parental BKB.

Concepts andtheoriesused iscommunity development concept Toddler family, the concept of school education, counseling concept, the concept of family and the concept of parenting.

This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques used were observation, interviews, documentation, and literature study. Research subjects in this study that the organizing committee, volunteers BKB, and parents BKB totaled two informants.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR BAGAN...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Bina Keluarga Balita ... 11

1. Dasar Pembentukan BKB ... 11

2. Ciri Program BKB ... 11

3. Tujuan Penyelenggaraan Bina Keluarga Balita ... 12

B. Konsep Kader ... 13

1. Pengertian Kader ... 13

2. Peran Kader ... 13

3. Syarat-syarat Kader BKB ... 14

4. Tugas Kader ... 15

C. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 15

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah ... 15

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 18

(7)

4. Ciri-Ciri Pendidikan Luar Sekolah ... 20

5. Azas Pendidikan Luar Sekolah ... 21

6. Komponen, Proses dan Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 23

D. Bina Keluarga Balita Sebagai Program Pedidikan Luar Sekolah ... 26

1. Pengertian Perencanaan ... 27

2. Pengertian Pelaksanaan ... 28

3. Pengertian Evaluasi ... 29

E. Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalaui Program Penuluhan BKB ... 30

1. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 30

2. Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat ... 31

3. Kendala dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 32

F. Konsep Keluarga ... 35

1. Arti dan Jenis Keluarga ... 35

2. Struktur Keluarga ... 36

3. Ciri Struktur Keluarga ... 37

4. Tipe/Bentuk Keluarga ... 37

5. Pemegang Kekuasaan Keluarga ... 38

6. Peranan Keluarga ... 38

7. Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga ... 40

G. Pola Asuh Keluarga ... 44

1. Pengertian Pola Asuh ... 44

2. Jenis-jenis Pola Asuh ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 47

1. Lokasi Penelitian ... 47

2. Subjek Penelitian ... 47

B. Desain Penelitian ... 48

1. Tahap Pra Lapangan ... 48

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan ... 49

(8)

4. Pelaporan ... 50

C. Metode Penelitian ... 50

D. Definisi Operasional ... 52

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 57

1. Observasi ... 57

2. Wawancara ... 59

3. Studi Dokumentasi ... 61

4. Studi Literatur/Studi Pustaka... 61

G. Triangulasi Data ... 62

H. Analisis Data ... 63

1. Reduksi Data ... 64

3. Penyajian Data/ Display Data ... 64

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

1. Sejarah BKB Amarilis ... 64

2. Struktur Organisasi BKB Amarilis ... 66

3. Tujuan Program BKB Amarilis ... 67

4. Pelaksanaan Program BKB ... 70

B. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ... 74

1. Identitas Subjek Penelitian ... 74

2. Perencanaan yang dilakukan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga kepada Orang Tua BKB ... 75

3. Strategi yang digunakan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga kepada Orang Tua BKB ... 90

(9)

5. Evaluasi yang digunakan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga kepada Orang Tua BKB...100 6. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi

Keluarga kepada Orang Tua BKB...104 C. Pembahasan Hasil Penelitian...107

1. Perencanaan yang dilakukan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga kepada Orang Tua BKB...107 2. Strategi yang digunakan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi

Edukasi Keluarga kepada Orang Tua BKB...110 3. Pelaksanaan yang dilakukan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi

Edukasi Keluarga kepada Orang Tua...113 4. Evaluasi yang digunakan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi

Edukasi Keluarga kepada Orang Tua BKB...114 5. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi

Keluarga kepada Orang Tua BKB...115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...119 B. Saran...122

DAFTAR PUSTAKA...125

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL HAL

Tabel 4.1 Data Informan... 74 Tabel 4.2 Jawaban Informan untuk Perencanaan Dalam Program BKB… 75 Tabel 4.3 Jawaban Informan untuk Perencanaan Dalam Sumber Daya

Manusia... 82 Tabel 4.4 Jawaban Informan untuk Perencanaan Dalam Sarana... 85 Tabel 4.5 Jawaban Informan untuk Perencanaan Dalam Sumber Dana... 87 Tabel 4.6 Jawaban Informan untuk Strategi Program dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga... 90 Tabel 4.7 Jawaban Informan untuk Pelaksanaan dalam Penyuluhan.... 94 Tabel 4.8 Jawaban Informan untuk Evaluasi... 100 Tabel 4.9 Jawaban Informan untuk Faktor Pendukung dan

(11)

DAFTAR BAGAN

BAGAN HAL

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional negara Indonesia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, pemerintah Indonesia telah menetapkan tiga jalur pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.

Definisi dan fungsi pendidikan non formal sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yaitu:

Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

(13)

tua terutama ibu adalah sekolah pertama anak yang akan menjadi landasan pola asuh dan pola pembelajaran kehidupan yang akan anak dapatkan untuk dapat menumbuh kembangkan berbagai kecerdasan yang dimiliki anak.

Salah satu hal yang harus diperhatikan secara khusus adalah masalah pembinaan dan pengembangan sedini mungkin yaitu sejak masih dalam kandungan dan semasa balita. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, pembinaan tumbuh kembang anak diselenggarakan secara holistik sebagai bagian integral dari upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan perlindungan ibu dan anak (BKKBN, 2002).

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peran yang penting dalam pembangunan nasional, oleh karena itu perlu dibina dan dikembangkan kualitasnya agar senantiasa dapat menjadi keluarga sejahtera serta menjadi sumber daya manusia yang effektif bagi pembangunan nasional (PP No.21 Tahun 1994 Tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera).

Apabila suatu keluarga dapat menjalankan fungsi-fungsi sosialnya dengan baik, maka keluarga tersebut akan saling berinteraksi dengan keluarga lainnya sehingga dapat membentuk pembangunan keluarga sejahtera. Hal tersebut menuntut anggota keluarga dapat menjalankan tugas-tugas kehidupan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Menurut Sudjana dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Non Formal (2010: 49-50), menjelaskan bahwa untuk mengembangkan kehidupan keluarga diperlukan upaya dalam bidang pendidikan, sebagaimana dikemukakannya yakni:

(14)

3

Bina Keluarga Balita merupakan sebuah program dari pemerintah dalam rangka pembinaan keluarga untuk mewujudkan tumbuh kembang Balita secara optimal dalam jalur pendidikan non formal. Dikatakan, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran, dan sikap orangtua serta anggota keluarga untuk mempersiapkan pendidikan anak usia nol sampai dengan bawah lima tahun, dalam rangka menumbuh kembangkan kecerdasan Balita. Sebagai orangtua baru, atau orangtua muda, banyak yang tidak mengenyam pendidikan secara memadai, belum memahami pola asuh dan tumbuh kembang anak yang baik.

BKB merupakan program yang strategis dalam upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. BKB secara kontinyu menanamkan kepada orang tua agar tetap memperhatikan perkembangan anak secara komprehensif. BKB sendiri memiliki banyak kegiatan, diantaranya adalah kegiatan pelayanan, mulai dari penyuluhan seputar tumbuh kembang anak dan gizi Balita. Setiap BKB memiliki beberapa orang kader yang berperan dalam penyelenggaraan program-program pelayanan BKB. Melalui program-program pelayanan yang ada di BKB, para kader akan membimbing ibu-ibu anggota BKB dan memberikan keterampilan tentang pola pengasuhan dan mendidik anak yang baik. Pada intinya setiap program yang diselenggarakan oleh BKB menitik beratkan pada pengoptimalan fungsi-fungsi keluarga. Dimana peranan fungsi tersebut bertujuan untuk menciptakan kondisi keluarga yang sejahtera.

(15)

perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang nantinya dapat memengaruhi sikap dan perilakunya dimasa yang akan datang (BKKBN, 2008). Oleh karena itu orang tua perlu menerapkan pola pengasuhan yang tepat sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Sehingga kader dapat memberikan penyuluhan untuk mengoptimalkan fungsi edukasi keluarga bagi orang tua BKB. Dalam pelaksanaan.

Saat ini di Indonesia sudah banyak terdapat lembaga BKB, di wilayah Jawa Barat jumlah BKB yang ada adalah 63.652 BKB dengan jumlah keluarga balita 295.117 keluarga yang tersebar dibeberapa desa dan salah satunya adalah Desa Lembang yang mempunyai enam BKB yaitu Anggrek Mekar, Bhayangkara Ceria, Jeruk Manis, Amarilis, Melati, Mawar 3. Dengan mengikuti program ini orang tua dapat menjadi lebih pandai mengurus dan merawat anak, pandai membagi waktu dan mengasuh anak. Bertambah wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak, serta meningkatnya keterampilan dalam mengasuh dan mendidik anak Balita.

Alasan utama, orangtua yang mempunyai Balita harus mengetahui pola asuh anak, adalah untuk pembentukan karakter sejak dini. Masa ini merupakan tahap awal dari kehidupan seseorang, Balita dipandang penting karena di masa inilah diletakkan dasar-dasar kepribadian yang akan memberi warna ketika kelak Balita tersebut tumbuh dewasa. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan dalam membina dan memantau tumbuh kembang anak.

(16)

5

perkembangan fisik anak yang dipantau dalam KKA (Kartu Kembang Anak), gerakan kasar dan gerakan halus anak Balita 0–24 bulan, kemampuan pengamatan anak Balita, komunikasi aktif dan pasif pada Balita, perkembangan kecerdasan Balita, kemampuan menolong diri sendiri pada Balita, serta tingkah laku sosial anak. BKB adalah sebuah catatan penting untuk bisa menambah pengetahuan dan informasi mengenai tumbuh kembang anak Balita.

BKB yang peneliti teliti adalah BKB yang ada di Desa Lembang, RT 01 RW 12 yaitu BKB Amarilis. BKB ini mempunyai kegiatan penyuluhan diantaranya Kesehatan Keluarga, Sanitasi Gizi, Air Susu Ibu (ASI), Imunisasi, KB, motivasi dan memberikan solusi tentang tumbuh kembang yang dilakukan oleh kader. BKB Amarilis memiliki 11 kader yang enam kader sebagai kader inti dan lima kader sebagai kader pembantu yang terlibat langsung dalam pendidikan pola asuh pada orang tua, para kader berasal dari tingkat pendidikan dan disiplin ilmu yang beragam dan hanya seorang kader yang berasal dari disiplin ilmu pendidikan yang mengerti akan pentingnya pola asuh.

Karakteristik orang tua Balita yang berada di sekitar lingkungan Rw 12 pada umumnya berkarier, ini membuat kesempatan untuk selalu hadir dalam setiap kegiatan penyuluhan BKB yang dilaksanakan sedikit terhambat. Namun, hal tersebut tidak mengurangi partisipasi masyarakat untuk mengakses layanan penyuluhan pola asuh anak, terbukti anggota yang terlibat di BKB tersebut mencapai 35 orang tua dari 72 orang tua yang berada di sekitar Rw 12.

(17)

anggota masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan serta menjalankan tugasnya dengan sukarela. Kemudian kader tersebut adalah seorang atau sejumlah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus di bidang tertentu, serta mampu dan mau menyebarluaskan pengetahuan serta ketermpilannya pada sasarannya secara teratur dan terencana (BKKBN, Buku Pedoman BKB, 1997: 16). Sehingga dalam setiap kegiatan yang dilakukan sudah terjadwal. Hal ini dapat menfokuskan kepada setiap kader agar lebih maksimal dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan alur peneliti di atas, peneliti memiliki tujuan untuk meneliti peran kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga yang sangat diperlukan bagi para anggota BKB. Kader BKB pada nantinya dapat menjalankan tugasnya dengan sukarela dan menyebarluaskan pengetahuan serta keterampilan kepada sasarannya.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah dan hasil observasi di lapangan maka teridentifikasi masalah yaitu sebagai berikut:

1. Latar belakang pendidikan orang tua BKB yang beragam membuat pemahaman dan kesadaran orang tua dalam penerapan pola asuh anak yang benar dalam kehidupan sehari-hari cukup terbatas.

(18)

7

3. Masih rendahnya tingkat pendidikan dari para kader yaitu SD 18%, SMP 27% dan tingkat SMA 55% sehingga berpengaruh terhadap cara penyampaian informasi mengenai penyuluhan pola asuh kepada orang tua BKB.

4. Tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi dalam kegiatan. Hal ini ditandai dengan kehadiran dalam rapat desa dan keikutsertaan mereka dalam meyumbangkan berupa pemikiran dan tenaga perkembangan program BKB.

Dari identifikasi masalah diatas, agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti, lingkup permasalahan akan dibatasi. Perumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: “Bagaimana peran kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi di keluarga pada orang tua?”. Untuk memperjelas lingkup penelitian, peneliti mencoba untuk merumuskan ke dalam beberapa pertanyaan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimana strategi yang digunakan oleh kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua yang dilaksanakan di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

(19)

4. Bagaimana evaluasi yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

5. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat dalam optimalisaasi fungsi edukasi pada orang tua yang dilakukan oleh kader di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penelitian ini secara umum untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang peran kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi dalam keluarga.

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan kader BKB dalam

optimalisasi fungsi edukasi oleh orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh kader BKB dalam

optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat 3. Untuk mengetahui pelaksanaan yang dilakukan kader BKB dalam

(20)

9

4. Untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi oleh orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

5. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada semua pihak yang berhubungan dengan pembinan kader terhadap program BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Kelurahan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk memecahkan permasalahan tersebut demi keberhasilan program. Selain itu manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Secara Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dan mengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan luar sekolah.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain adalah sebagai berikut:

a. Sebagai rujukan kerja dalam memberikan pelayanan informasi kepada kader dan anggota keluarga BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi. b. Sebagai bahan studi lanjutan bagi peneliti yang memiliki penelitian

(21)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti mengurutkan sistematika penulisan skripsi yang terdiri atas :

BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika organisasi skripsi.

BAB II, Kajian Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian seperti

konsep bina keluarga balita, konsep pendidikan luar sekolah, konsep penyuluhan, konsep keluarga dan konsep pola asuh.

BAB III, Metodologi Penelitian, membahas mengenai metode penelitian, dan alat

pengumpulan data, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpul data, prosedur penelitian dan pengolahan data.

BAB IV, Hasil penelitian meliputi gambaran objektif daerah penelitian, gambaran

Lembaga BKB Amarilis, gambaran responden penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V, Kesimpulan dan Saran, membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan

(22)
(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian mengenai program BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga ini dilakukan di Bina keluarga Balita (BKB) Amarilis berlokasi di RT. 01 RW. 12 Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Lokasi penelitian tersebut merupakan tempat penelitian yang diharapkan mampu memberikan informasi tentang pola asuh dalam keluarga serta meningkatkan tumbuh kembang Balita.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini adalah orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat. Mereka adalah orang tua anggota BKB yang berkeinginan untuk mengoptimalisasi fungsi edukasi keluarga. Berdasarkan pertimbangan sumber utama untuk memberikan informasi yang diperlukan, yaitu dua orang tua yang mengikuti penyuluhan. Kemudian peneliti mengadakan triangulasi dengan salah seorang sumber kader/narasumber dan ketua penyelenggara BKB.

(24)

48

Dari penyelenggara penyuluhan data yang akan digali yaitu yang berhubungan dengan latar belakang pelaksanaan penyuluhan. Sedangkan dari nara sumber atau Kader informasi data yang diperlukan adalah yang berkaitan dengan dalam pengelolaan pendidikan pola asuh baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi pendidikan pola asuh pada orang tua.

B. Desain Penelitian

Secara umum tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini ada empat tahap, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moleong (2007: 127) yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dilaksanakan peneliti sebelum pengumpulan data. Tahap ini mulanya peneliti mealakukan :

a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus penelitian.

b. Mempersiapakan surat ijin dari lembaga terkait untuk pelaksanaan penelitian.

c. Penentuan lapangan penelitian dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dengan mempelajari serta mendalami fokus serta rumusan masalah.

d. Peneliti melakukan studi pendahuluan ke BKB Amarilis untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai fokus permasalahan.

(25)

f. Peneliti ikut serta menjadi warga belajar di dalam dalam pengelolaan pendidikan pola asuh di BKB Amarilis.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan dilaksankan peneliti ke dalam tiga bagian yaitu:

a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Latar penelitian disini adalah latar tertutup yaitu BKB Amarilis dimana hubungan antara peneliti dan responden perlu akrab sebab latar tertutup bercirikan orang-orang sebagai subyek yang perlu diamati secara teliti dalam wawancara mendalam.

b) Tahap memasuki lapangan dimana mulai terjalin keakraban antara peneliti dan subyek sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantaranya. Dengan demikian responden dengan sukarela dapat menjawab pertanyaan atau memberikan informasi yang diperlukan peneliti.

c) Tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data langsung di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan

3. Tahap Analisis Data

(26)

50

akhir penelitian. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi. Data yang telah terkumpul tersebut diolah sesuai dengan kaidah pengolahan data yang relevan dengan pendekatan penelitian kualitatif.

4. Pelaporan

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan penyusunan data sehingga menjadi sebuah laporan penelitian yang disusun secara sistematis dalam bentuk skripsi yang akan dipertanggungjawabkan secara ilmiah

C. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran kader BKB dalam mengoptimalkan fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Penggunaan pendekatan kualitatif didasari oleh pemikiran bahwa pendekatan tersebut memiliki kesesuaian dengan fokus penelitian yang pada hakikatnya ingin melakukan eksplorasi pada objek penelitian atau memperoleh gambaran secara mendalam mengenai proses dan hasil tentang fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB.

(27)

secara teliti dan teratur dengan kaidah tertentu untuk menjawab suatu pertanyaan serta menyelidiki untuk menjelaskan suatu fenomena.

Dengan demikian metode penelitian merupakan cara dalam memecahkan suatu permasalahan dalam proses penelitian.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2011: 3) bahwa “Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguanaan tertentu”. Artinya metode penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari objek yang sedang diteliti berdasarkan data-data dan dapat diuji kevaliditasannya.

Pemilihan metode penelitian dilandaskan pada suatu permasalahan yang akan diteliti, karena penggunaan metode penelitian secara tepat menunjukan tingkat relevansi dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.

Surakhmad, (1998: 139) menyatakan bahwa

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah peneliti memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penelitian”.

(28)

52

Bertitik tolak dari tujuan yang telah dirumuskan, peneliti dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mengenai Peran Kader Bina Keluarga Balita (BKB) Dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga Pada Orang Tua BKB. Masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini, yang pertama adalah Perencanaan pendidikan pola asuh pada orang tua yang

dilakukan oleh kader di BKB Amarilis. Kedua, strategi yang digunakan oleh kader BKB Amarilis. Ketiga, Pelaksanaan pendidikan pola asuh pada orang tua yang dilakukan oleh kader di BKB Amarilis . Keempat, evaluasi pendidikan pola asuh pada orang tua yang dilakukan oleh kader di BKB Amarilis. Kelima, faktor pendukung dan penghambat pendidikan pola asuh pada orang tua yang dilakukan oleh kader di BKB Amarilis.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah pengelolaan pendidikan pola asuh baik dalam perencanaan, strategi, pelaksanaan evaluasi maupun faktor pendukung dan penghambat pendidikan pola asuh pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Definisi Operasional

1. Peran

(29)

Dengan demikian, peran yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu yang terlibat dalam kegiatan Bina Keluarga Balita dalam memberikan pengetahuan, pendapat dan informasi tentang pola asuh pada anak agar dapat mengoptimalkan fungsi edukasi keluarga.

Sehingga kader mempunyai peran yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat setempat untuk ikut serta terlibat baik fisik maupun psikis mereka, kader berasal dari masyarakat untuk mengelolah BKB.

Untuk itu kader mempunyai peranan menurut Muniarti (2006: 54-55) sebagai berikut:

1) Sebagai motivator, yaitu memberikan bimbingan dan penyuluhan serta petunjuk-petunjuk baik kepada perorangan, keluarga maupun masyarakat yang sedang menghadapi permasalahan sehingga menimbulkan suatu gagasan dan kemampuan untuk dapat mengadakan perbaikan pada dirinya, pada keluarga maupun pada lingkungannya.

2) Sebagai dinamitor, yaitu menggerakan baik perorangan, keluarga maupun masyarakat menghadapi permasalahan untuk segera diatasi secara swadaya, serta mengajak tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat dengan memberikan petunjuk untuk kesehatan ibu dan anak lingkunganya.

(30)

sarana-54

sarana yang diperlukan oleh masyarakat baik secara perorangan atau swadaya masyarakat, serta kader diharapkan dapat memenuhi permintaan dari masyarakat dan wilayah sekitar.

4) Sebagai inovator, yaitu kader diharapkan mempunyai gagasan baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kader diharapkan tanggap dan cepat memahami permasalahan yang ada di masyarakat, berkemampuan untuk memahami masalah dan gambaran-gambaran yang ada di masyarakat, berkemampuan menghadapi situasi yang ada di masyarakat dalam rangka penciptaan inovasi baru serta berkemampuan memakai teknik-teknik untuk dapat diterapkan didesanya.

2. Kader

Kader adalah seorang atau sejumlah orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus di bidang tertentu, serta mampu dan mau menyebarluaskan pengetahuan serta ketermpilannya pada sasarannya secara teratur dan terencana. (BKKBN, Buku Pedoman BKB, 1997: 16).

Kader menurut BKB Amarilis yaitu anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membina dan memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang bagaimana cara merawat dan mengasuh anak dengan baik dan benar. Kader BKB terdiri dari :

a. Kader Inti : bertugas sebagai penyuluh yang menyampaikan materi kepada orang tua dan bertanggung jawab atas jalannya penyuluhan.

(31)

kader piket demi kelancaran tugas mereka, dan dapat menggantikan tugas apabila kader piket dan kader inti berhalangan.

Dari pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kader adalah anggota masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan serta menjalankan tugasnya dengan sukarela dan mampu mengembangkan pengetahuannya dan keterampilannya kepada orang tua dan anggota keluarga yang lainya mengenai bagaimana mendidik, mengasuh dan memantau pertumbuhan dan pengembangan anak.

3. Pola asuh

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau system dalam menjaga, merawat dan mendidik (gofur et al. 2009). Dalam hal ini Baumrind (Gofur et al.2009) menjelaskan bahwa “pola asuh terbagi menjadi empat tipe yaitu : pola

(32)

56

4. Keluarga

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997: Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, isteri atau suami isteri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

Keluarga yang dimaksud dalam skripsi ini adalah unit anggota terkecil di masyarakat ada yang dikaitan dengan hubungan darah dan ada yang dikaitkan dengan hubungan sosial.

5. Pogram Bina Keluarga Balita (BKB)

Bina Keluaraga Balita (BKB) adalah salah satu media pelayanan kesehatan yang memiliki berbagai jenis kegiatan yaitu penyuluhan dan bermain dengan Alat Permainan Eduaktif (APE). (BKKBN, 1997)

BKB yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua dan anggota keluarga lainya mengenai bagaimana mendidik, mengasuh dan memantau pertumbuhan dan pengembangan anak.

E. Instrumen Penelitian

(33)

Dengan langkah diatas diharapkan data yang terkumpul dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi yang meyakinkan peneliti, sehingga hasil penelitian yang diperoleh akan memenuhi persyaratan peneliti kualitatif.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan utama dari penelitian untuk mendapatkan data. Alat yang digunakan adalah buku catatan, tape recorder dan camera foto untuk mendokumentasikan berlangsungnya kegiatan penyuluhan di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kabupaten Bandung Barat. Adapun teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumetasi. Jenis pengumpulan data tersebut, menurut peneliti yang sesuai karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Adapun teknik yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Obsevasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data. Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipatif sehingga peneliti tidak terlibat di dalam program BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang.

(34)

58

“…dalam observasi partisipatif peneliti terlibat langsung dengan

aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi non partisipatif tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent.”

Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2011: 203) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Lima diantara yang terpenting adalah proses-proses sebagai berikut:

a. Dengan pertanyaan penelitian “Bagaimana peran kader dalam perencanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga kepada orang tua BKB”.

b. Dengan pertanyaan penelitian “Bagaimana peran kader dalam strategi yang digunakan oleh kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga kepada orang tua BKB”.

c. Dengan pertanyaan penelitian “Bagaimana peran kader dalam pelaksanaan dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga kepada orang tua BKB”.

d. Dengan pertanyaan penelitian “bagaimana peran kader dalam pelaksanaan dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga kepada orang tua BKB.

(35)

2. Wawancara

Menurut Moleong (2007: 186) bahwa wawancara adalah percakapan tertentu, sifat pertanyaan tidak terstuktur. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu wawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dalam penelitian kualitatif, wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan dan merupkan teknik yang efektif. Wawancara sering digunakan untuk mendapatkan informasi dari orang atau masyarakat. Setiap interaksi orang-per-orang di antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang spesifik dalam pikirannya disebut sebagai wawancara.

Dalam wawancara kita dapat mengetahui inti yang terkandung dalam fikiran responden sehingga tidak dapat kita ketahui melalui observasi. Data yang diperoleh dapat berupa verbal maupun non verbal. Data verbal biasanya diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab. Data non-verbal pun tidak kurang pentingnya seperti gerak-gerik badan, tangan atau perubahan mimik wajah ketika responden diwawancarai sebab hal tersebut mempunyai makna tersendiri. Sehingga dapat dijelaskan oleh (Nasution, 2003: 70) bahwa “pesan verbal kaya akan informasi sedangkan pesan non-verbal kaya akan konteks” Keduanya diperlukan untuk memahami makna ucapan dalam wawancara.

(36)

60

a. Perencanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

b. Strategi yang digunakan oleh kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi kepada orang tua yang akan dilaksanakan di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

c. Pelaksanaan yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

d. Evaluasi yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

e. Faktor pendukung dan penghambat yang dilakukan kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi pada orang tua di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Sedangkan subjek penelitian yang digunakan metode wawancara tersebut adalah

1)Ketua penyelenggra 2)kader

(37)

3. Studi Dokumentasi

Peneliti akan menggunakan dokumentasi ini sebagai pelengkap dalam penelitian, sehingga peneliti akan mendapatkan data lain dengan mengumpulkan, mempelajari data yang dikumpulkan. Metode dokumentasi dalam metode untuk pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa transkrip, catatan buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain-lain (Arikunto, 2009: 236).

Sehingga dalam metode dokumentasi ini dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif tempat yang menjadi objek penelitian, serta dapat mengetahui administrasi suatu lembaga tempat penelitian berlangsung. Adapun tujuan tersebut dilakukan untuk melengkapi data yang sudah dihasilkan dari proses observasi dan wawancara.

4. Studi Literatur/Studi Pustaka

(38)

62

secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

G. Triangulasi Penelitian

Trangulation is qualitative cross-vaidation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple

data collection procedures (Wiliam Wiersma, 1986) dalam Sugiyono (2011:

372). Triangulasi dalam pengujian kredibelitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Dalam mengumpulkan data mengenai peran kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB, yang dilakukan pada BKB Amarilis yang menjadi informan kunci:

1. Orang tua BKB Amarilis

(39)

Sementara untuk melengkapi informan kunci, maka yang menjadi informan pelengkap yaitu:

2. Ketua penyelenggara

Melakukan wawancara menegenai awal berdirinya, tujuan didirinya BKB amarilis, alasan mendirikan bina keluarga Balita Amarilis, pendekatan yang dilakukan baik kader maupun orang tua BKB mengenai (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi) yang dilakukan, dan faktor pendukung dan penghambat yang dihadapai oleh penyelenggaran dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga mengenai pola asuh pada orang tua BKB.

3. Kader BKB Amarilis

Dengan melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan yang berkaitan optimalisasi fungsi edukasi keluarga yang diselenggarakan di BKB Amarilis dan faktor penghambat dan pendukung yang dihadapai oleh kader dalam meneyelenggarakan kegiatan optimalisasi fungsi edukasi keluarga mengenai penyuluhan pola asuh yang diselenggarakan di BKB.

H. Analisis Data

(40)

64

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasaan dalam wawasan yang tinggi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data, data ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel dan sebagainya. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011: 341) menyatakan “The most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion/Kesimpulan

[image:40.595.126.514.248.626.2]
(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada Bab ini akan mengemukakan hasil pengolahan wawancara dan observasi yang merupakan kristalisasi hasil penelitian, berkaitan dengan peran kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga pada orang tua BKB (studi deskriptif mengenai penyuluhan pola asuh di BKB Amarilis Dusun Tegal Mantri Desa Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat), dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi Pada Orang Tua di BKB

Amarilis

Perencanaan program didahului oleh kegiatan kader dalam melakukan kajian kebutuhan (needs-assessment) masyarakat. Setelah kebutuhan terduga (expected needs) diketahui, disusunlah program penyuluhan sesuai dengan kebutuhan

(42)

120

2. Strategi yang Digunakan oleh Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi

Edukasi kepada Orang Tua yang Dilaksanakan di BKB Amarilis.

Strategi yang digunakan kader dalam optimalisasi fungsi edukasi kepada orang tua dalam program BKB dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Metode simulasi merupakan metoda yang paling efektif di dalam mengubah perilaku orang tua. Informasi yang disampaikan, disimulasikan dengan perilaku empirik pola asuh orang tua terhadap anaknya dapat tersampaikan dengan baik, sehingga semakin mudah dipahami, dihayati, dan kemudian pesan tertentu yang disampaikan berpeluang ditindaklanjuti karena sesuai dengan kerangka pemahaman mereka.

3. Pelaksanaan Optimalisasi Fungsi Edukasi Pada Orang di BKB Amarilis

Dalam pelaksanaan program BKB terdapat interaksi fungsi edukasi berupa proses penyuluhan tentang pola asuh antara pendidik (kader BKB), dengan peserta didik (warga belajar/orang tua), dengan modus kegiatan yang dilakukan sebulan sekali selama 60 menit, setiap setelah kegiatan Posyandu dilaksanakan.

(43)

terselenggara dengan baik, ini ditunjukan dengan tingkat kehadiran orang tua yang tinggi untuk mengikuti penyuluhan yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman orang tua akan pola asuh Balita.

4. Evaluasi yang Dilakukan Kader BKB dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi

Pada Orang di BKB Amarilis

Evaluasi yang dilakukan merujuk pada buku pegangan penyelengaraan BKB meliputi: program kerja kader dan pengelolaan program, hambatan yang dialami, pemahaman warga belajar serta pengaruh kegiatan BKB terhadap orang tua dengan melihat supervisi dan monitoring yang dilakukan oleh intansi terkait seperti BKKBN dan pemerintahan Desa.

Dari evaluasi yang dilakukan ditemukan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program yaitu sarana dan prasarana penunjang kegiatan, pengetahuan dan pemahaman kader yang masih perlu ditingkatkan melalui penataran dan pelatihan kader, yang berimplikasi pada kebutuhan dana untuk penyelenggaraan kegiatan.

(44)

122

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Optimalisasi Fungsi Edukasi

Pada Orang Tua yang Dilakukan oleh Kader di BKB Amarilis

a. Faktor Pendukung

Walaupun dalam penyelenggaraan kegiatan tempat yang digunakan berpindah-pindah, dan waktu pelaksanaan kegiatan terkadang tidak tepat waktu karena beragamnya aktivitas anggota BKB, namun hal tersebut tertutupi oleh adanya kerjasama yang baik antara pengurus BKB dengan anggota, masyarakat setempat, aparat desa, dan Posyandu kecamatan, baik berupa dukungan gagasan saran atau pemikiran, maupun berupa tenaga yang mendukung keberlangsungan pelaksanaan program pada saat dibutuhkan.

Adanya keterampilan ekonomi produktif yang diturunkan oleh kader BKB kepada anggota BKB berupa keterampilan tangan yaitu roncean (sejenis menyulam) dan pembuatan telur asin sehingga dapat menambah penghasilan keluarga anggota BKB.

b. Faktor Penghambat

Beberapa faktor penghambat yang ditemukan pada penelitian ini yaitu, keterbatasan pengetahuan yang dimiliki beberapa orang kader BKB dalam penyampaian materi kegiatan, dan terbatasnya dana yang tersedia dalam pelaksanaan program.

(45)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi beberapa pihak yang terkait yang berhubungan dengan peran kader dalam pengelolahan program BKB Amarilis.

1. Saran untuk Pemerintah

Pada penyuluhan pola asuh dalam optimalisasi fungsi edukasi keluarga ini merupakan program yang baik bagi warga masyarakat. Hendaknya pemerintah tingkat kecamatan dapat mengadakan supervisi dan monitoring program BKB agar kegiatan penyuluhan tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat diselenggarakan secara berkesinambungan.

2. Saran untuk Lembaga dan Kader BKB Amarilis

a. Hendaknya Kader BKB Amarilis berupaya lebih besar dalam memberikan motivasi bagi orang tua untuk mengikuti penyuluhan yang diadakan setiap bulannya. Cara yang dapat dilakukan oleh kader, antara lain dengan melakukan berbagai jenis simulasi kegiatan yang dikombinasikan dengan sejenis talk show sehingga terbuka peluang transfer pengetahuan kepada warga peserta diskusi dan warga masyarakat setempat yang hadir menyaksikan talk-show tersebut.

(46)

124

masyarakat, dan penentuan nara sumber serta bahan dukungan yang dibutuhkan termasuk tempat kegiatan yang dapat digunakan selama keberlangsungan program.

3. Saran untuk peneliti selanjutnya

Penelitian yang dilakukan oleh penulis pada garis besarnya baru mampu menemukan aspek-aspek yang mendukung dalam pelaksanaan program melalui langkah persiapan yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam rangka menyesuaikan konten kegiatan dengan kebutuhan masyarakat sehingga memberi peluang untuk mentransformasikan pengetahuan pola asuh dengan mengoptimalkan fungsi edukasi keluarga.

(47)

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dariyo, Agus. (2007). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Hikmat, H. (2010). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Humaniora

Utama Press.

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif. Bandung: Tarsito. Natawidjaya, Rochman, (1987). Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan

Kelompok 1. Bandung : CV Diponegoro.

Roesmidi dan Risyanti, R. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alqaprint Jatinangor.

Sihombing, U. (1999). Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan. Jakarta: PD. Mahkota.

Soekanto, S.(1992). Sosiologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta

Soelaman. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung : CV Alfabeta

Stewart, A.M. (1998). Empowering People: Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Kanisius

Sudjana, D. (1992). Pengantar Manajemen Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Nonformal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori Pendukung, Asas. Bandung:Falah Production

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

(48)

126

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Pemerintah RI No: 21 Tahun 1994 Tentang: Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1991 Tentang: Pendidikan Luar Sekolah.

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1992 Tentang: Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera.

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Keluarga

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 23 tahun 2003 Tentang: pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 13 Tentang: pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal.

Literature Kelembagaan

BKKBN. (2000). Tentang : Pedoman Pengembangan Model Keterpaduan Bina Keluarga Balita (BKB) Dengan Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Jakarta: BKKBN

BKKBN. (2007). Tentang: Buku Pegangan Kader Keluarga Balita. Bandung: Provinsi Jawa Barat

BKKBN. (1997). Pedoman Bina Keluarga Balita. Jakarta: BKKBN

Keluarga Sejahtera (1998). Buku Pegangan Kader Pengelolaan Bina Keluarga Balita (BKB). Jakarta : Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana.

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber Lainnya

Anisah. (1995). Pengelolaan Sekolah Dasar. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

(49)

Murniati, N. (2006). Peran Kader Bina Keluarga Balita Dalam Pengelolaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Terintegrasi Bina Keluarga Balita (Studi Deskripsi Di BKB Aster Kelurahan Sukapura Kecamatan

Kiaracondong Kota Bandung). FIP UPI Bandung, Tidak diterbitkan.

Sumber Internet:

Mardiyana ( 2011). Optimalisasi Fungsi Keluarga Upaya Strategis Membangun SDM Berkualitas [Online].

http://www.kulonprogokab.go.id/v2/files/Optimalisasi_Fungsi_Keluarga.pd f [ 1 Desember 2011].

Sumarto (2011). Kebijakan BKB [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 4.1 Data Informan.......................................................................
gambaran yang jelas tentang peran kader BKB dalam optimalisasi fungsi edukasi
gambaran yang jelas mengenai fokus permasalahan.
tabel dan sebagainya. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2011:

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti juga melakukan survey diwarung makan yang menjual menu masakan dengan daging bebek yang berada di beberapa warung makan(warung makan Khrismon, warung makan Tenda biru,

Untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan tugas organisasi, maka forum pengambilan keputusan selain dilaksanakan dalam bentuk Musyawarah dapat dilakukan dalam

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D ALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BEBAS SISWA KELAS IV SD N 5 CIKID ANG KABUPATEN BAND UNG BARAT..

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana Penguasaan Pengetahuan Alat Boga Makanan Oriental 1 pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga Angkatan 2011..

[r]

Sistem pakar bisa menjadi solusi untuk memecahkan masalah karena sistem ini bekerja layaknya seperti pakar dan dirancang menggunakan metode naive bayes dengan melihat rule dan

Molekul monomer dihubungkan satu sama lain dengan ikatan disulfida pada , yaitu regio engsel (hinge , mempunyai sifat fleksibel dan juga merupakan terbentuknya

peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil