MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION
DI DEPARTMENT STORE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Tata Busana
Oleh
Ema Wijayanti 0900627
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Hasil Belajar
Fashion Merchandising
Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola
Bisnis
Fashion
di
Department Store
Oleh Ema Wijayanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Ema Wijayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ema Wijayanti
MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION
DI DEPARTMENT STORE
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing:
Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Arifah. A.Riyanto, M.Pd NIP. 19460829 197501 2 001
Pembimbing II
Winwin Wiana, S.Pd, M.Ds NIP. 19710110 199802 2 001
Diketahui oleh:
Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK Universitas Indonesia
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Tinjauan Pembelajaran Fashion Merchandising ... 8
1. Tujuan Pembelajaran Fashion Merchandising... 8
2. Materi Pembelajaran Fashion Merchandising ... 8
a. Fashion Merchandising ... 9
b. Job Description Fashion Merchandiser ... 11
c. Keterampilan yang Diperlukan Dalam Fashion Merchandising ... 13
d. Perencanaan Fashion Merchandising ... 43
B. Hasil Belajar Fashion Merchandising... 49
1. Hasil Belajar ... 49
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 51
a. Faktor Internal ... 51
b. Faktor Eksternal ... 52
C. Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ... 52
1. Konsep Kesiapan ... 52
a. Pengertian Kesiapan ... 52
b. Prinsip Kesiapan ... 53
c. Aspek Kesiapan ... 54
2. Konsep Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ... 55
a. Pengertian Department Store ... 55
b. Pengertian Pengelola Bisnis Fashion ... 57
c. Deskripsi Kerja Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ... 58
d. Kriteria Pengelola Bisnis Fashion di Department Store... 58
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 60
B. Metode Penelitian ... 61
C. Definisi Operasional ... 61
D. Instrumen Penenlitian... 63
E. Proses Pengembangan Instrumen ... 64
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 64
G. Analisis Data ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Data... 66
B. Pembahasan Data... 104
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 112
B. Saran ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 115
LAMPIRAN
I .Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 119
II . Instrumen Penelitian 123
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
IV.1 Tabel motivasi masuk dan memilih melanjutkan kuliah di Universitas Telkom ...
66
IV.2 Tabel alasan memilih Program Studi Kriya Tekstil dan Mode ... 67 IV.3 Tabel sumber Belajar Fashion Merchandising ... 67 IV.4 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Teori Fashion Merchandising
Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store 68
IV.5 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pemahaman Fungsi Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department
Store...
70
IV.6 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan Konsep Dasar Fashion
Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
71
IV.7 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Job Description Fashion
Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
72
IV.8 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Melakukan Apparel
Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
73
IV.9 Tabel Manfaat Hasil Blajar Kemampuan dalam Melakukan Ativitas
Merchandise Planner Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
74
IV.10 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Fashion Buyer Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
75
IV.11 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Merchandise Managing Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
76
IV.12 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan Retail Merchandising Planner Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
78
IV.13 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pemahaman Teori Fashion Trend Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
79
IV.14 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan Cara Memprediksi Fashion
Trend Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store...
80
IV.15 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fashion Trend Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
81
IV.16 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan Membaca Siklus Fashion Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IV.17 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Sumber Informasi Fashion
Trend Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
84
IV.18 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan Analisis dalam Fashion
Communication Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
85
IV.19 Tabel Manfaat Hasil Belajar Penerapan Identitas Produk Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
86
IV.20 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan dalam Branding Produk Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
87
IV.21 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Jenis-Jenis Brand Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
88
IV.22 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Fungsi Brand Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
90
IV.23 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Fashion Marketing Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
91
IV.24 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan dalam Menjalankan Tugas dan Tanggung Jawab Fashion Marketing Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
92
IV.25 Tabel Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Fashion Market Sectors Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
93
IV.26 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Menganalisis Produk Pesaing Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di
Department Store...
94
IV.27 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan dalam Melakukan Strategi Pemasaran Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di
Department Store...
95
IV.28 Tabel Manfaat Hasil Belajar Penerapan Perencanaan Fashion
Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store...
96
IV.29 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Menentukan Anggaran Pada Proses Perencanaan Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
98
IV.30 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan dalam Menyusun Rencana Pada Proses Perencanaan Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
99
IV.31 Tabel Manfaat Hasil Belajar Keterampilan dalam Proses Pembelian
Merchandise Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store...
100
IV.32 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Melakukan Rencana Pembelian dan Pemesanan Merchandise Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
101
IV.33 Tabel Manfaat Hasil Belajar Kemampuan dalam Mengvaluasi
Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store...
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar
II.1 Fashion merchandiser yang sedang memilih item fashion ... 11
II.2 Organisasi yang membuat perkiraan tren di Paris dan Inggris ... 16
II.3 Printed pants ... 16
II.4 Pengaruh sosial dan gaya hidup yang berdampak pada fashion trend ... 17
II.5 Pengaruh budaya, lingkungan, dan geografi yang berdampak pada fashion trend ... 18 II.6 Pengaruh ekonomi yang berdampak pada fashion trend ... 18
II.7 Majalah fashion yang dapat dengan mudah ditemukan di pasaran ... 19
II.8 Tas chanel asli dan tiruan sebagai salah satu produk pada tingkat kenaikan poularitas ... 21 II.9 Jelly bag dengan merek yang berbeda sebagai salah satu produk pada tingkat puncak poularitas ... 21 II.10 Riset pasar melalui foto (Tren Mode phasmina chifon motif) ... 22
II.11 Stella Rissa, disainer Indonesia yang menerapkan citra rancangannya yaitu elegan dan simple ... 25 II.12 Busana dari kain batik dan songket yang menampilkan citra khas lokal ... 25
II.13 Busana yang memunculkan citra khas nasional ... 26
II.14 Busana muslim yang menampilkan kesan religi ... 27
II.15 Brand-brand produk yang dijual di Matahari Department Store untuk kalangan menengah ke atas ... 27 II.16 Brand mark ... 28
II.17 Trade mark ... 29
II.18 Beberapa contoh hang tag fashion ... 29
II.19 Slogan Levi’s ... 30
II.20 Kemasan (packaging) ... 30
II.21 Brand Mas Holdings yang merupakan corporate brand ... 31
II.22 (a) Brand Lycra yang merupakan manufacturer brand ... 31
II.23 (b) Classic Entire sebagai privat brand yang dimiliki oleh toko Nordstrom ... 32
II.24 (c) Ralph Lauren yang memproduksi brand dengan jenis endorsed brand ... 32
II.25 Produk kolaborasi Y-3 dan Addidas ... 33
II.26 (d) Poster, sebagai salah satu promosi produk celana jeans ... 34 II.27 Istana Plaza, Mall yang berada ditengah-tengah perkotaan sehingga mudah
dijangkau ... 41
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
II.29 Promosi department store berupa program diskon ... 43
II.30 (e) Department store di Jakarta ... 55
II.31 Matahari Department Store di Semarang ... 56
II.32 Sogo Department Store ... 57
DAFTAR GRAFIK
Grafik
IV.1 Data Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Ditinjau dari Konsep Dasar Fashion Merchandising sebagai Kesiapan menjadi Pengelola Bisnis
Fashion di Department Store ...
105
IV.2 Data Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Ditinjau dari Penguasaan Job Description Fashion Merchandiser sebagai Kesiapan menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ...
106
IV.3 Data Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Ditinjau dari Penguasaan Keterampilan Fashion Merchandising Mengenai Fashion
Trend, Fashion Communication dan Fashion Marketing sebagai Kesiapan
menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store...
108
IV.4 Data Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Ditinjau dari Penguasaan Keterampilan dalam Perencanaan Fashion Merchandising meliputi Perencanaan Merchandise, Pembelian, Record Keeping, dan Evaluasi Merchandising sebagai Kesiapan menjadi Pengelola Bisnis
Fashion di Department Store ...
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan
II.1 Job description fashion merchandiser ... 11
II.2 Fashion cycle ... 20
II.3 Fashion market sectors ... 37
II.4 Brand pyramid... 37
II.5 Price pyramid ... 42
1
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Busana merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap orang, dalam hal
ini manusia merasakan pentingnya suatu kebutuhan serta aspek kenyamanan
yang dirasakan saat mengenakan suatu busana. Sejalan dengan bergeraknya
masa yang berperan dalam membentuk parameter baru terhadap eksistensi
suatu busana, konsep suatu busana seakan-akan berevolusi sejalan dengan
perkembangan zaman yang diikutinya. Busana atau yang lebih dikenal
dengan kata fashion yang merupakan kata yang sangat populer dikalangan
masyarakat Indonesia dan dunia, dalam perkembangannya menjadi sangat
penting, sehingga dapat merubah kebutuhan menjadi tuntutan untuk hidup
berbudaya dan berubah mengikuti zamannya. Munculnya perilaku simbolik
hingga menimbulkan hasrat untuk dapat cepat menyesuaikan diri dan menjadi
berbeda dengan orang lain adalah salah satu ketertarikan manusia terhadap
fashion.
Perkembangan suatu tren fashion tentu berkaitan erat dengan gaya
hidup, oleh karena itu fashion selalu mencoba relevan dengan suasana
kekiniannya. Trend fashion bergantung pada selera dan fenomena
perkembangan zaman yang pada akhirnya menjelma menjadi sebuah
komoditi. Sebagai komoditas, fashion memberikan keuntungan yang sangat
baik terhadap pola perdagangan produk fashion bagi masyarakat luas,
sekaligus memberikan peluang bagi pelaku usaha untuk bereksplorasi dalam
bidang ini sebagai lahan usahanya.
Para pelaku profesi di bidang fashion pun harus siap dengan rencana
pemerintah untuk mengeksplorasi fashion sebagai komoditi berkaitan dengan
regulasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memasukkan
fashion sebagai bagian dari 15 industri kreatif di Indonesia, oleh karena itu
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertokoan yang menyediakan produk fashion pun semakin banyak, termasuk
department store yang menjual berbagai macam kebutuhan fashion baik
aksesoris maupun milineris yang sedang tren.
Sebuah department store dalam menjalankan mekanisme bisnisnya
membutuhkan seorang pengelola bisnis fashion untuk mengerjakan beberapa
tugas yang berkaitan dengan produk fashion yang akan dijual secara berkala
dan terencana. Pengelola bisnis fashion di department store adalah seseorang
yang mengelola dan menangani barang-barang yang berhubungan dengan
produk fashion pada suatu department store.
Dalam menghadapi pasar global, sikap dan pola pikir pengelola bisnis
fashion sebagai pelaku utama dalam menyediakan komoditas busana untuk
masyarakat luas, harus mengikuti perkembangan dalam menciptakan
inovasi-inovasi baru untuk mengantisipasi kedinamisan pasar. Kemampuan untuk
melakukan upaya yang penuh inovasi merupakan cara sebuah department
store agar dapat bertahan hidup dan berkembang dalam persaingan usaha
yang semakin mengglobal. Setiap usaha department store dapat tetap berjalan
dan berhasil dengan baik apabila dalam programnya selalu berorientasi untuk
mengadakan produk-produk baru secara terus menerus pada setiap masa
perjalanannya.
Namun yang paling penting adalah bahwa produk-produk tersebut
harus dapat menarik perhatian konsumen untuk menggunakannya, karena
apabila produk tersebut tidak berhasil menguasai pasar atau tidak dibeli
masyarakat, maka dampak terhadap department store pun akan sangat besar,
khususnya berkaitan dengan jam kerja, investasi, serta berbagai macam biaya
operasional lainnya pada saat produk tersebut dipasarkan. Para pengelola
department store harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap produk
fashion, agar dapat memberikan titik temu antara permintaan pasar
(masyarakat/konsumen) dengan produk (perusahaan/industri) yang
dihasilkannya.
Seorang pengelola bisnis fashion pada sebuah department store harus
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membaca tren fashion yang sesuai dengan target pasar dan pelanggan untuk
membantu menentukan produk fashion yang harus dibeli untuk dijual di
department store. Selain itu keahlian dalam melakukan branding antara
produk yang dijual di department store satu dengan department store yang
lainnya juga sangat diperlukan.
Dari pernyataan deskripsi kerja di atas dapat dianalogikan bahwa,
pengelola bisnis fashion mempunyai peran yang cukup besar pada
mekanisme bisnis di sebuah department store. Oleh karena itu menjadi
seorang pengelola bisnis fashion di department store juga harus memiliki
pengetahuan mendasar seperti merchandise, fashion trend, branding dalam
produk, dan strategi pemasaran fashion yang dapat diperoleh dalam mata
kuliah Fashion Merchandising. Mata kuliah ini termasuk pada salah satu
program mata kuliah di Universitas Telkom Bandung. Universitas Telkom
sebagai lembaga pendidikan formal yang di dalamnya terdapat Prodi Kriya
Tekstil dan Mode membekali mahasiswanya dengan pengetahuan, wawasan,
juga keterampilan melaui program-program perkuliahan yang harus ditempuh
oleh mahasiswanya.
Mata kuliah fashion merchandising merupakan salah satu mata kuliah
yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi Kriya Tekstil dan
Mode yang diselenggarakan pada semester 5 dengan bobot 3 SKS. Tujuan
mata kuliah fashion merchandising sebagaimana dideskripsikan pada
kompetensi mata kuliah Universitas Telkom adalah agar mahasiswa mampu
mengkomunikasikan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip perancangan kriya
tekstil dan mode dalam industri kreatif, mampu mengidentifikasi dan
menganalisa kebutuhan dan atau keinginan konsumen, dan dapat menguasai
teknik pemasaran.
Mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan ini dengan
sungguh-sungguh akan memiliki perubahan perilaku akibat belajar yang dinamakan
dengan hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto (2011:46),
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil belajar perubahan perilaku tersebut disebabkan karena ia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar, dan hasil belajar tersebut dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar fashion merchandising diorientasikan untuk membekali
mahasiswa salah satunya adalah sebagai kesiapan untuk memasuki dunia
kerja khususnya untuk menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
Kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store berupa
penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang pengelolaan bisnis
fashion diharapkan dapat diakomodasi oleh mata kuliah fashion
merchandising, karena kemampuan untuk menjadi pengelola bisnis fashion
selain diperoleh dari hasil belajar juga harus ditunjang oleh kesiapan, baik
kesiapan fisik, mental, maupun bekal ilmu pengetahuan mengenai dunia
fashion. Seperti yang dikemukakan oleh W.S. Winkel (2005:287) bahwa:
“Kesiapan mencangkup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.”
Pemikiran yang telah diuraian pada latar belakang di atas, penulis
jadikan sebagai dasar pemikiran untuk mengadakan penelitian mengenai
manfaat hasil belajar fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi
pengelola bisnis fashion di department store.
B. Indentifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah perlu ditentukan terlebih dahulu untuk dapat
memudahkan dan mengetahui masalah yang akan dikaji dalam penelitian.
Identifikasi masalah yang berkaitan dengan penelitian manfaat hasil belajar
fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store meliputi:
1. Hasil belajar fashion merchandising diharapkan dapat mempengaruhi
perubahan tingkah laku mahasiswa sehingga hasil belajar yang
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fashion marketing dapat menjadi bekal dan keterampilan yang
bermanfaat bagi mahasiswa sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
2. Berdasarkan job description pengelola bisnis fashion di departement store
yaitu membaca perkembangan fashion trend yang ada dipasar,
menentukan style fashion department store secara keseluruhan, melakukan
perencanaa merchandise, melakukan pengelolaan privat brand, serta
perencanaan marketing akan tercapai apabila tugas-tugas dalam mata
kuliah fashion merchandising telah dilaksanakan dengan baik oleh
mahasiswa.
3. Kesiapan adalah kondisi individu yang memungkinkan siswa belajar.
Seorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan tugas fashion trend,
branding produk, dan fashion marketing dalam pembelajaran fashion
merchandising akan mengalami kesulitan menguasai kemampuan untuk
menjadi pengelola bisnis fashion di department store. Kesiapan dengan
kata lain merupakan kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi, latar
belakang, pengalaman, hasil belajar yang lalu dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang belajar.
Rumusan masalah dimaksudkan untuk merumuskan masalah yang akan
diungkap dalam penelitian ini sehingga diperoleh masalah yang jelas.
Permasalahan yang dapat dirumuskan dengan mengacu pada identifikasi
masalah pada penelitian ini adalah: Berapa besar manfaat hasil belajar fashion
merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store? Pada mahasiswa program studi Kriya Tekstil dan Mode
Universitas Telkom angkatan 2011.
Luasnya permasalahan yang akan diteliti maka penulis batasi agar tidak
terlalu luas dan tidak menyimpang dari maksud penelitian. Oleh karena itu
permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kompetensi dasar yang
mencakup mempelajari fashion merchandising, fashion trend, fashion
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data mengenai manfaat hasil belajar fashion merchandising
sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store yaitu:
1. Manfaat hasil belajar ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep dasar
fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion
di department store.
2. Manfaat hasil belajar ditinjau dari kemampuan penguasaan job description
fashion merchandiser yaitu apparel merchandising, merchandise planner,
fashion buyer, merchandise managing, dan retail merchandising planner
sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
3. Manfaat hasil belajar ditinjau dari penguasaan materi fashion
merchandising mengenai fashion trend, fashion communication dan
fashion marketing sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
4. Manfaat hasil belajar ditinjau dari kemampuan keterampilan dalam
perencanaan fashion merchandising meliputi perencanaan merchandise,
pembelian, record keeping, dan evaluasi merchandising sebagai kesiapan
menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak terutama dalam rangka pengembangan disiplin ilmu dan
peningkatan mutu pendidikan, serta peningkatan sumber daya manusia. Hasil
penelitian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
khasanah keilmuan, wawasan, dan pengalaman dalam mengembangkan mutu
pendidikan dengan melakukan penelitian serta penulisan karya ilmiah,
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan
informasi tentang seberapa besar manfaat hasil belajar fashion merchandising
dalam menumbuhkan kesiapan mahasiswa menjadi seorang pengelola bisnis
fashion di department store.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Secara sistematis skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab
berisi pemaparan setiap bagian yang ada dalam skripsi. Bab I berisi uraian
tentang pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi. Bab II berisi kajian pustaka yang memaparkan hasil belajar
kompetensi fashion merchandising yang terdiri dari tinjauan pembelajaran
dan materi fashion merchandising, kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion
di department store, hasil belajar fashion merchandising sebagai kesiapan
menjadi pengelola bisnis fashion di department store, dan pertanyaan
penelitian. Bab III berisi uraian mengenai metode penelitian yang terdiri atas
lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan
data penelitian dan analisa data. Bab IV berisi pengolahan data untuk
menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian dan
pembahasan hasil temuan penelitian. Bab V berisi simpulan dan saran
terhadap hasil analisis temuan penelitian manfaat hasil belajar fashion
merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
60
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan data tertentu. Data dan informasi tersebut dapat
diperoleh dari populasi dan sampel yang telah ditentukan di lokasi penelitian
dan digunakan untuk menjawab adanya suatu masalah penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan kegiatan
penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Lokasi penelitian ini
bertempat di Universitas Telkom, Jl. Telekomunikasi, Terusan Buah Batu
Bandung 40257. Telp: (022) 88884024/25/26/27, fax: (022) 8888 4028,
Email info: tcis@telkomuniversity.ac.id Website: tcis.telkomuniversity.ac.id.
Adapun beberapa alasan dijadikannya Universitas Telkom sebagai
lokasi penelitian karena adanya permasalahan penelitian yang akan diteliti
oleh penulis, subjek penelitian yang relevan dengan permasalahan yang akan
di teliti, serta adanya model pembelajaran dari masalah yang diteliti.
2. Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti, populasi
berhubungan dengan data, bukan faktor manusianya. Jika setiap manusia
memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
dengan banyaknya manusia. Selain itu, yang diperhatikan bukan hanya
jumlah akan tetapi seluruh kualitas dan karakteristik yang dimiliki oleh
subyek atau obyek tersebut.
Adapun populasi yang diambil oleh peneliti untuk penelitian ini adalah
mahasiswa Kriya Tekstil dan Mode angkatan 2011 berjumlah 40 orang, yang
telah mengikuti pembelajaran kompetensi dasar fashion merchandising.
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek
penelitian dengan karakteristik tertentu. Jumlah populasi yang menjadi
sumber data (responden) berjumlah 40 orang yang terdapat dalam satu kelas
angkatan 2011, namun mahasiswa yang aktif dalam mengikuti perkuliahan
fashion merchandising jumlahnya 30 orang sehingga sampel yang digunakan
berjumlah 30 orang mahasiswa yang telah menyelesaikan mata kuliah fashion
merchandising. Dari kondisi tersebut, maka teknik sampling yang dipakai
adalah sampel purposive. Dalam teknik ini pertimbangan sampel sepenuhnya
ada pada peneliti sehingga sangat subjektif sifatnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana (2010:96) yang menyatakan bahwa “Sampel
purposive digunakan apabila peneliti punya pertimbangan tertentu dalam
menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitiannya”.
B. Metode Penelitian
Setelah populasi dan sampel ditentukan, maka hal yang harus
ditentukan selanjutnya adalah menentukan teknik atau metode yang
digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif, yang memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
aktual yang memberikan gambaran secara umum mengenai suatu masalah,
sejalan yang dipaparkan oleh Nana Sudjana (2010:64):
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif, mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Metode deskriptif pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai bagaimana manfaat hasil belajar fashion merchandising
sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store di
Universitas Telkom Bandung.
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi operasional sangat diperlukan untuk menghindari
kesalahpahaman antara penulis dan pembaca. Adapun beberapa istilah yang
ada dalam penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising
a. Manfaat
Manfaat dapat diartikan sebagai “guna, faedah” (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 1999:236)
b. Hasil belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” (Sudjana 2011:22)
c. Fashion merchandising
Fashion merchandising merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode yang
mempelajari pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai faktor
strategis yang erat kaitannya dengan proses pemasaran produk fashion
yang efektif di Information Comunication dan Technology. Mata kuliah
ini mencangkup materi mengenai fashion merchandising, fashion trend,
identitas produk, branding produk dan fashion marketing.
Manfaat hasil belajar fashion merchandising pada penelitian ini
berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas adalah kegunaan atau
manfaat dari segala perubahan tingkah laku yang dimiliki peserta didik yang
diperoleh setelah mengikuti kompetensi fashion merchandising yang
diaplikasikan untuk menyiapkan mahasiswa memiliki keahlian dan
keterampilan dalam bidang fashion merchandising.
2. Kesiapan menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store
a. Kesiapan
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rangkaian gerakan, kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan
jasmani dan mental.”
b. Pengelola Bisnis Fashion di Departement Store
Kelola memiliki arti mengendalikan; menyelenggarakan; mengurus
(perusahaan, proyek, dan sebagainya); menjalankan perusahaan.
Sedangkan pengelola memiliki arti orang yang mengelola.
Definisi bisnis menurut Steinford (1979, dapat diakses pada
http://www.slideshare.net/djhony/beberapa-definisi-bisnis-menurut-para-ahli) bisnis adalah “....all those activities involved in providing the goods
and services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis
sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau
diinginkan oleh konsumen.
Fashion dapat diartikan sebagai gaya yang sedang populer pada
tempat dan kurun waktu tertentu, mempunyai kaitan erat dengan istilah
mode dan style serta bersangkut paut dengan masalah daya tembus
(penerimaan, acceptence), pasar, dan perubahan waktu (timeliness).
(Achmad Haldani, 2011: 3).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelola
bisnis fashion adalah orang yang mengelola aktivitas dari penyediaan
produk di bidang mode dan pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen
serta bersangkut paut dengan masalah acceptence, market, dan timeliness
pada sebuah department store.
Kesiapan menjadi pengelola bisnis fahion di department store pada
penelitian ini berdasarkan pengertian yang dipaparkan di atas adalah
keseluruh kondisi siswa yang telah siap bekerja menjadi pengelola bisnis
fashion di department store berdasarkan job description dan kriteria yang
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian
Prinsip dalam meneliti, adalah melakukan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur berupa instrumen penelitian. Menurut Sugiyono
(2010:92) “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data dengan
mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis kepada responden penelitian
mengenai manfaat hasil belajar fashion merchandising yang ditinjau dari
kompetensi pemahaman mengenai merchandising, fashion trend, identitas
produk, brand, dan marketing dalam fashion. Instrumen selengkapnya dapat
dilihat dalam kisi-kisi instrumen serta butir soal instrumen yang dilampirkan.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan mengkaji masalah
yang diteliti, membuat kisi-kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal,
mengkonsultasikan butir-butir instrumen dengan menganalisis butir-butir soal
tersebut.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan yang dipilih adalah dengan
menggunakan angket. Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan data
Pengecekan data angket dilakukan setelah lembar jawaban angket diisi
oleh responden. Pengecekan yang dilakukan berupa penghitungan ulang
jumlah angket yang disebar, jumlah angket yang tidak terpakai, dan jumlah
angket yang rusak. Selain pengecekan jumlah, pengecekan kelengkapan
jawaban dan cara pengisianpun dilakukan.
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabulasi data dilakukan untuk mengolah dan mengetahui frekuensi
tiap item option dalam tiap item sehingga terlihat jelas setiap frekuensi
jawaban responden. Proses tabulasi data dilakukan dengan cara membuat
tabel untuk jawaban instrumen penelitian.
3. Pengolahan data
Pengolahan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendeskripsian atau penggambaran hasil dari data yang diperoleh dengan
melakukan pengolahan data dalam bentuk presentase. Presentase data
merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya
frekuensi jawaban angket yang telah diberikan kepada para responden
dikarenakan jumlah jawaban dari responden pada setiap itemnya akan
berbeda-beda. Adapun rumus yang akan digunakan dalam menghitung
presentase jawaban mengacu pada Anas Sudjiono (2003:43) sebagai berikut:
f
P = X 100 % n
Keterangan:
p : angka presentase
f : jumlah frekuensi yang dicari presentasenya
n : Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
100% : bilangan tetap
G. Analisis data
Analisis/penafsiran data dilakukan untuk memperoleh data seberapa
banyak jumlah responden yang merasakan manfaat hasil belajar fashion
merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store. Penafsiran data dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang jelas terhadap pertanyaan yang diajukan.
Data ditafsirkan dengan menggunakan kriteria berdasarkan
batasan-batasan sebagai berikut ini:
100% : Seluruhnya
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51%-75% : Lebih dari setengahnya
50% : Setengahnya
26%-49% : Kurang dari setengahnya
1%-25% : Sebagian kecil
0% : Tidak seorangpun
Keterangan : Data yang ditafsirkan adalah data yang prosentasenya paling
besar. Teknik pengolahan data dan penafsiran data untuk lebih jelasnya dapat
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dan saran yang dipaparkan berikut ini, disusun berdasarkan
seluruh kegiatan penelitian mengenai manfaat hasil belajar fashion merchandising
sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store pada
peserta didik Program Studi Kriya Tekstil dan Mode angkatan 2011 Universitas
Telkom Bandung.
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,
pertanyaan penelitian, pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian yang
dipaparkan sebagai berikut:
1. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari konsep dasar
fashion merchandising menunjukkan bahwa pada umumnya lebih dari
setengah responden menyatakan terdapat manfaat dari hasil belajar tersebut
sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
Manfaat yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah manfaat pemahaman
teori fashion merchandising sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
2. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari penguasaan job
description fashion merchandiser menunjukkan bahwa pada umumnya lebih
dari setengah responden menyatakan terdapat manfaat dari hasil belajar
tersebut sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store. Manfaat yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah manfaat
kemampuan apparel merchandising dan kemampuan untuk melakukan
merchandise planner sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
3. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari penguasaan materi
fashion merchandising mengenai fashion trend, fashion communication dan
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden menyatakan terdapat manfaat dari hasil belajar tersebut sebagai
kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. Manfaat yang
sangat dirasakan oleh peserta didik adalah manfaat untuk dapat melakukan
strategi pemasaran sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store
4. Manfaat hasil belajar fashion merchandising ditinjau dari penguasaan
keterampilan dalam perencanaan fashion merchandising menunjukkan bahwa
pada umumnya sebagian besar responden menyatakan terdapat manfaat dari
hasil belajar tersebut sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store. Manfaat yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah
manfaat kemampuan dalam menentukan anggaran pada proses perencanaan
fashion merchandising.
B. Saran
Rekomendasi hasil penelitian disusun berdasarkan pada kesimpulan dan
implikasi hasil penelitian yang telah di kemukakan sebelumnya. Rekomendasi
yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
bersangkutan, yaitu:
1. Mahasiwa
Mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom
angkatan 2011 pada umunya menunjukkan lebih dari setengahnya
memanfaatkan hasil belajar fashion merchandising, dari hasil yang telah
dicapai hendaknya mahasiswa pada angkatan selanjutnya lebih
bersungguh-sungguh dalam mengikuti perkuliahan fashion merchandising dan lebih
meningkatkan pengetahuan tentang fashion merchandising berkaitan dengan
kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. Penelitian ini
diharapkan juga dapat dijadikan bahan informasi bahwa hasil pembelajaran
ternyata kurang maksimal, hasil yang telah dicapai hendaknya dapat
diimplementasikan dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merchandising sehingga peserta didik dapat lebih siap bekerja menjadi
pengelola bisnis fashion di department store.
2. Staf pengajar (dosen)
Dosen Program Studi Kriya Tekstil dan Mode khususnya dosen Mata Kuliah
Fashion Merchandising agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
proses pembelajaran materi mata kuliah fashion merchandising, untuk lebih
meningkatkan motivasi pada peserta didik agar siap mengkondisikan diri ke
arah pengembangan, pemahaman, dan sikap positif terhadap keterampilan
fashion merchandising yang dapat mendorong kesiapan menjadi pengelola
bisnis fashion di department store. Sumber belajar mengenai fashion
merchandising berupa buku sebaiknya di tambah untuk mempermudah dan
115
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Easey, M. (2009). Fashion Marketing Third Edition. United Kingdom: Willey- Blackwell
Fadlia, A. dan Kusmayadi, T. (2012). Menjadi Desainer Mode. Solo: Metagraf
Frings, G.S. (1987). Fashion: Fashion From Concept To Consumer. New Jersey: Prentice-Hall
Haldani, A. (2011). Catatan Kuliah Fashion. Bandung: Penerbit ITB
Kotler, P. dkk. (2005). Principles of Marketing. Canada: Pearson Education
Maharani, S. (2009). Teknik Menguasai Trend Fashion Yang Akan Datang. Jakarta: ATALIER MODE
Melianan, P. (2012). I am a Fashion Designer. Jakarta Selatan: Sunray Books
Palgunadi, B. (2008). Desain Produk 2: Analisis dan konsep desain. Bandung: Penerbit ITB
Posner, H. (2011). Marketing Fashion. Inggris: Laurence King Publishing.
Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA
Sanjaya W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan . Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi
Cetakan 5. Jakarta: Rineka Cipta
Stanton, W.J. (1978). Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha, McGraw-Hill Book Company.
116
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Steele, V. (2005) Scribner Library of Daily Life: Encyclopedia of Clothing and
Fashion Volume 2. America: Thomson Gale
Sudijono, A (2011) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, N. dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algasindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: ALFABETA
Surakhmad, W. (1990). Pengantar Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syarief, A. (2011). Catatan Kuliah Pengantar Kajian Desain dan Gaya Hidup. Bandung: Penerbit ITB
Wiana, W. (2011). Fenomena Desain Fesyen. Bandung: Gapura Press
Winkel. W.S. (2005). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Internet:
Arif, H. (2007). Fungsi Marketing di Dalam Merchandising. [Online] Tersedia: yahoogroups.com [24 September 2013]
Anita. (2007). Desain Kemasan Menentukan Nilai Produk. [Online] Tersedia: http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/artic
leType/ArticleView/articleId/5/Desain-Kemasan-Menentukan-Nilai-Produk.aspx [30 Oktober 2013]
Darma, A. (2010). Tes Kesiapan Belajar. [Online] Tersedia: http://vrgnlove.blogspot.com/2010/11/tes-kesiapan-belajar.html
[30 September 2013]
117
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Haerudin, D. (2011). Pengertian Identitas dan Logo. [Online] Tersedia: http://hd-style.blogspot.com/2011/09/pengertian-identitas-dan-logo.html [5 Oktober 2013]
Harry. (2007). Fungsi Marketing di Dalam Merchandising. [Online] Tersedia: yahoogroups.com [24 September 2013]
Haryanto. (2010). Kenali Aspek Kesiapan Belajar Anda. [Online] Tersedia: www.belajarpsikologi.com [5 September 2013]
Iskandar, R. (2009). Prinsip-Prinsip Dasar Pemasaran [Online] Tersedia: http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/03/2-prinsip-prinsip-dasar-pemasaran.pdf [3 Oktober 2013]
Istanalabel. (2012). Manfaat Menggunakan Hang Tag. [Online] Tersedia: http://istanalabel.com/manfaat-menggunakan-hang-tag [29 Oktober 2013]
Malik, R. (2013). Analisa Pesaing Pada Marketing (Pemasaran). [Online] Tersedia: http://rakhmatmalik.blogspot.com/2013/05/analisa-pesaing-pada-marketing-pemasaran.html [2 Oktober 2013]
Michael, G. (TT) Job Description Fashion Merchandising. [Online] Tersedia: http://everydaylife.globalpost.com/job-descriptions-retail-merchandising-3030.html [31 Juli 2013]
Sekar, P (2013). Cara Melakukan Riset Pasar Dasar. [Online] Tersedia: http://www.marketing.co.id/cara-melakukan-riset-pasar-dasar/ [1 Oktober 2013]
Serena, S. (TT). Definition of Fashion Merchandising [Online] Tersedia:
http://www.ehow.com/facts_5075299_definition-fashion-merchandising.html [31 Juli 2013]
Sondang. (2013). Manajemen Strategi Sogo. [Online] Tersedia: http://ikamuflikha.blogspot.com/2013/05/manajemen-strategi-sogo.html [24 September 2013]
Sudrajat, A. (2008). Sumber Belajar untuk Mengefektifkan Pembelajaran Siswa.
[Online]. Tersedia: http://
akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkan-pembelajaran-siswa/. [1 Februari 2014]
118
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[Online] Tersedia: http://www.smartbisnis.co.id/insight/inisiasi-bisnis/langkah-tepat-tentukan-target-pasar [2 Oktober 2013]
[Online] Tersedia: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-image-produk.html [29 Oktober 2013]
[Online] Tersedia: http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/definisipengertian-hasil belajar.html [13 Juli 2013]
[Online] Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Trademark [29 Oktober 2013]
[Online] Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Department Store [24 Agustus 2013]
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INSTRUMEN PENELITIAN
“MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING SEBAGAI
KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION DI DEPARTMENT STORE”
Skripsi
Oleh
Ema Wijayanti 0900627
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepada Yth:
Peserta Didik Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Angkatan 2011
Universitas Telkom Bandung Di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Sehubungan dengan penelitian yang akan penulis lakukan dengan judul
“Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising sebagai Kesiapan menjadi
Pengelola Bisnis Fashion di Department Store” untuk memenuhi penyelesaian
akhir studi pada Program Studi Tata Busana PKK FPTK UPI, maka penulis
mohon bantuan dan kesediaan saudara untuk mengisi instrumen penelitian yang
terlampir dalam surat ini.
Instrumen penelitian ini, dimaksudkan untuk memperoleh data objektif,
sehingga jawaban saudara merupakan data primer yang penulis perlukan, oleh
karena itu penulis mohon bantuan kesediaan saudara menjawab dengan jujur
sesuai dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan selama belajar. Penulis
mengharapkan saudara dapat mengisi instrumen dengan teliti dan seksama agar
data yang didapat benar-benar dapat dipercaya dan sesuai dengan kondisi yang
ada.
Atas kesediaan, bantuan dan kerjasama saudara, penulis menyampaikan
ucapkan terima kasih. Semoga amal kebaikan saudara mendapat imbalan dari
Allah SWT. Aamin.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Bandung, Januari 2014
Penulis,
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Berikut merupakan sejumlah keterangan tentang cara pengisian angket
untuk membantu mengerjakan dan mengisi instrumen penelitian.
1. Isilah terlebih dahulu keterangan mengenai identitas diri anda dengan lengkap.
2. Bacalah baik-baik pertanyaan setiap item dalam instrumen ini.
3. Isilah daftar pertanyaan yang tersedia dengan cara memberikan jawaban yang
paling sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman di antara lima pernyataan
yang ada dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf alternatif
jawaban.
4. Jika terjadi salah pengisian, lingkarilah jawaban yang salah tersebut (O)
kemudian beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar.
5. Apabila Anda menemukan kalimat “dapat memilih lebih dari satu jawaban”, maka Anda diharapkan dapat memilih lebih dari satu jawaban. 6. Periksa kembali hasil jawaban, sehingga anda yakin tidak ada pertanyaan yang
terlewat.
7. Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
A. Identitas Responden
1. Motivasi masuk dan memilih melanjutkan kuliah di Universitas Telkom: a. Keinginan sendiri
b. Saran dan anjuran dari guru SMA/SMK c. Dorongan dari orangtua
d. Mengikuti teman
e. Kemauan sendiri dan dorongan dari orang tua
2. Alasan memilih Program Studi Kriya Tekstil dan Mode: a. Ingin mendapatkan pengetahuan di bidang tekstil dan mode b. Ingin menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki
c. Ingin bekerja di bidang industri mode
d. Ingin membuka usaha di bidang tekstil dan mode e. Untuk melanjutkan studi
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu INSTRUMEN PENELITIAN
MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION MERCHANDISING TERHADAP KESIAPAN MENJADI PENGELOLA BISNIS FASHION
DI DEPARTMENT STORE
A. Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion di Department Store ditinjau dari konsep dasar fashion merchandising:
1. Setelah mempelajari teori fashion merchandising, manfaat apa yang Anda peroleh sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store? (Dapat memilih lebih dari satu jawaban)
Pengetahuan teori fashion merchandising memberikan manfaat, untuk dapat... a. melakukan aktivitas yang terkait dengan proses suatu produk dari mulai menentukan tema pengadaan produk jadi pada sebuah fashion store hingga produk tersebut sampai ketangan konsumen sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
b. menjadi mediator dari suatu produk yang selesai diproduksi hingga dibeli oleh konsumen sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
c. melakukan aktivitas yang terkait dengan proses menata produk yang telah tersedia dalam jumlah tertentu pada sebuah fashion store hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
d. melakukan aktivitas yang terkait dengan proses perencanaan pemasaran produk pada sebuah fashion store hingga produk tersebut sampai ketangan konsumen sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
e. melakukan aktivitas yang terkait dengan proses pemilihan produk yang sesuai dengan tren dan image brand tertentu untuk kemudian dibeli dan dipasarkan kepada konsumen sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
2. Setelah mempelajari fungsi fashion merchandising, manfaat apa yang Anda peroleh sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store? (Dapat memilih lebih dari satu jawaban)
Pengetahuan fungsi fashion merchandising memberikan manfaat, untuk mampu...
a. membantu proses penjualan merchandise dengan tujuan akhir memperoleh keuntungan sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
b. menyediakan produk-produk baru secara berkala untuk mendapatkan profit sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. merencanakan produk-produk yang akan dijual sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
d. membantu sebuah department store dalam menjalankan mekanisme bisnisnya sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
e. menangani pembelian merchandise pada fashion market dan branding produk sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store.
3. Setelah mempelajari konsep dasar fashion merchandising, manfaat keterampilan apa yang Anda peroleh sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store? (Dapat memilih lebih dari satu
jawaban)
Pengetahuan konsep dasar fashion merchandising memberikan manfaat, menjadi terampil...
a. membaca mode yang sedang tren sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
b. melakukan branding produk sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
c. membaca citra (image) produk sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
d. membuat strategi pemasaran sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
e. melakukan marketing mix sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
B. Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store ditinjau dari penguasaan job description fashion merchandiser yaitu apparel
merchandising, merchandise planner, fashion buyer, merchandise managing, dan retail merchandising planner:
4. Setelah mempelajari materi mengenai job description fashion merchandising, manfaat apa yang Anda peroleh sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store? (Dapat memilih lebih dari satu jawaban)
Pengetahuan job description fashion merchandising memberikan manfaat, untuk dapat...
a. merencanakan seluruh aspek yang terkait dengan merchandise untuk menghasilkan profit sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
b. merencanakan seluruh aspek penjualan merchandise pada suatu fashion
store untuk dapat melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan
sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. c. merencanakan seluruh aspek penjualan untuk menghasilkan profit yang
Ema Wijayanti, 2014
Manfaat Hasil Belajar Fashion Merchandising Sebagai Kesiapan Menjadi Pengelola Bisnis Fashion Di Department Store
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. mengelola corporate brand dan privat brand sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
e. merencanakan proses penjualan produk fashion sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
5. Setelah mempelajari materi apparel merchandising, apa manfaat yang anda peroleh sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store? (Dapat memilih lebih dari satu jawaban)
Pengetahuan apparel merchandising memberikan manfaat, saya mampu... a. menyusun dan mengimplementasikan tampilan produk di lingkungan ritel
yang berfokus pada penjualan pakaian dan aksesoris sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
b. menentukan pakaian mana yang akan didisplay pada window display sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store. c. menyediakan pakaian yang sedang tren sebagai kesiapan menjadi
pengelola bisnis fashion di department store.
d. menentukan warna merchandise yang akan dipilih berdasarkan analisis tren di lingkungan fashion store ketika produk baru telah dipilih sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
e. menentukan ukuran dan gaya merchandise berdasarkan analisis demografi di lingkungan fashion store sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis
fashion di department store.
6. Setelah mempelajari materi merchandise planner, apa manfaat yang Anda peroleh sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store? (Dapat memilih lebih dari satu jawaban)
Pengetahuan merchandise planner memberikan manfaat, untuk melakukan aktivitas...
a. pembuatan perencanaan strategi merchandise sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department store.
b. membuat perencanaan strategi merchandise mengenai jenis produk apa yang harus dibeli sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.
c. membuat perencanaan strategi merchandise mengenai kapan produk harus dibeli sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di department
store.
d. menentukan produk apa saja yang harus tersedia sebagai komoditas sebuah fashion store sebagai kesiapan menjadi pengelola bisnis fashion di
department store.