Saeful Bahri, 2013
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KINERJA KEPEMIMPINAN WASIT BOLA VOLI INDOOR JAWA BARAT
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratMemperolehGelarSarjanaSains
Program StudiIlmuKeolahragaan
Oleh:
SAEFUL BAHRI 0807749
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KINERJA KEPEMIMPINAN WASIT BOLA VOLI INDOOR JAWA BARAT
Oleh Saeful Bahri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Saeful Bahri 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Saeful Bahri, 2013
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : SAEFUL BAHRI
NIM : 0807749
JUDUL :HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
DENGAN KINERJA KEPEMIMPINAN WASIT BOLA VOLI INDOOR JAWA BARAT
Disetujuidandisahkanoleh:
PEMBIMBING I
Dr. Herman Subarjah, M.Si NIP. 196009181986031003
PEMBIMBING II
Drs. H. AmingSupriatna, M.Pd
NIP. 195001151980021001
Mengetahui:
Ketua Program StudiIlmuKeolahragaan FPOK UPI
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
DENGAN KINERJA KEPEMIMPINAN WASIT BOLA VOLI
INDOOR JAWA BARAT
Saeful Bahri
Permainan bola voli merupakan permainan yang digemari oleh masyarakat, baik perkotaan maupun pedesaan. Permainan bola voli adalah permainan beregu, setiap regu berada dipetaknya masing-masing dengan dibatasi oleh sebuah net. Dalam sebuah bertandingan bola voli dibutuhkan peraturan untuk memberikan ketentuan bertanding dan cara pelaksanaan pertandingan, agar pertandingan dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Dengan adanya peraturan pertandingan yang harus dilaksanakan oleh pemain, maka dibutuhkan pula seorang pengawas atau hakim dalam pertandingan supaya peraturan yang ada benar-benar diterapkan sehingga tidak merugikan salah satu pihak. Untuk itulah wasit dibutuhkan untuk memberikan kontribusi terhadap permainan yang jujur, adil, dan tertib, dengan catatan wasit bertindak sebagai pengadil yang baik, tegas, adil, dan yang paling penting wasit harus menerapkan peraturan yang ada dengan tepat dan cepat. Seorang wasit harus memiliki kecakapan emosional dan kepercayaan diri yang baik agar keputusannya dilapangan dapat tepat, adil, dan tidak mudah terprofokasi sehingga kinerja wasit saat memimpin pertandingan baik. Permasalahan dalam penelitian ini adalah hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah wasit bola voli indoor Jawa Barat, sedangkan sampelnya sebanyak 15 orang. Hasil penelitian ini diperoleh
kesimpulan bahwa “Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa
Barat”, namun terdapat pengaruh sebesar 8% dan 92% dipengaruhi oleh faktor lain.
v
Saeful Bahri, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR BAGAN ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Batasan Masalah Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teori ... 5
1. Karakteristik Permainan Bola Voli ... 5
2. Wasit Bola Voli Indoor ... 7
3. Kepercayaan Diri ... 8
4. Kinerja ... 15
5. Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor ... 19
6. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kinerja ... 21
vi
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ... 23
B. Pelaksanaan Penelitian ... 25
C. Populasi dan Sampel ... 26
D. Langkah-langkah dan Desain Penelitian ... 27
E. Definisi Operasional ... 29
F. Teknik dan Pengumpulan Data ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisa Data ... 39
1. Analisis Deskriptif ... 39
2. Uji Normalitas ... 43
3. Uji Homogenitas ... 43
4. Uji Korelasi ... 44
5. Uji Regresi ... 45
B. Diskusi Penemuan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN
vii
Saeful Bahri, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri ... 31
3.3 Skor Tes Kinerja Kepemimpinan Wasit ... 32
3.4 Skor Tes Kepercayaan Diri ... 32
3.5 Hasil Tes Validitas Instrumen Kepercayaan Diri dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit ... 35
3.6 Hasil Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri ... 37
4.1 Data Hasil Tes Kepercayaan Diri ... 38
4.2 Data Hasil Tes Kinerja Kepemimpinan Wasit ... 39
4.3 Frekuensi dan Persentasi Tes Kepercayaan Diri ... 40
4.4 Frekuensi dan Persentasi Tes Kinerja Kepemimpinan Wasit ... 41
4.5 Statistik Deskriptif Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit ... 41
4.6 Uji Normalitas ... 42
4.7 Uji Homogenitas ... 43
4.8 Uji Korelasi ... 43
viii
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR BAGAN
ix
Saeful Bahri, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Uji Validitas Quesioner Kepercayaan Diri Lampiran 2 Uji Validitas Tes Kinerja Kepemimpinan Wasit Lampiran 3 Input Validitas Quesioner Kepercayaan Diri Lampiran 4 Input Validitas Tes Kinerja Wasit
Lampiran 5 Output Uji Validitas Quesioner Kepercayaan Diri Lampiran 6 Output Uji Validitas Tes Kinerja Wasit
Lampiran 7 Questioner Kepercayaan Diri Lampiran 8 Tes Kinerja Kepemimpinan Wasit
Lampiran 9 Input Penelitian Quesioner Kepercayaan Diri Lampiran 10 Input Penelitian Tes Kinerja Kepemimpinan Wasit Lampiran 11 Output Analisis Deskriptif
Lampiran 12 Uji Normalitas Lampiran 13 Uji Homogenitas
Lampiran 14 Uji Korelasi dan Regresi Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian Lampiran 16 SK. Skripsi
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Dalam sebuah pertandingan dibutuhkan peraturan untuk memberikan ketentuan bertanding dan cara pelaksanaan pertandingan, agar pertandingan dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Dengan adanya peraturan pertandingan yang harus dilaksanakan oleh pemain, maka dibutuhkan pula seorang pengawas atau hakim dalam pertandingan supaya peraturan yang ada benar-benar diterapkan sehingga tidak merugikan salah satu pihak. Untuk itulah wasit dibutuhkan untuk memberikan kontribusi terhadap permainan yang jujur, adil, dan tertib, dengan catatan wasit bertindak sebagai pengadil yang baik, tegas, adil, dan yang paling penting wasit harus menerapkan peraturan yang ada dengan tepat dan cepat.
Karena perannya yang sangat penting dalam sebuah pertandingan, wasit dituntut memiliki pengetahuan tentang peraturan permainan, kemampuan memimpin pertandingan ketegasan dalam menerapkan peraturan yang yang ditentukan, dan berjiwa adil. Wasit juga harus memiliki kemampuan fisik yang prima, gerak yang lincah, gesit, dan kejelian, karena itu merupakan dasar yang paling utama dalam menghadapi situasi pertandingan yang akhirnya tidak akan terjadi keragu-raguan dalam mengambil keputusan sehingga pertandingan berjalan dengan aman dan lancar.
2
Saeful Bahri, 2013
pemimpin pertandingan dilapangan, dengan cara mengawasi dan menerapkan peraturan pertandingan dengan baik, tegas, tepat, dan adil.
Sedangkan dari segi psikologi seorang wasit juga harus memiliki kemampuan emosional yang baik, berupa kepercayaan diri yang baik. Kemampuan emosional sangat berperan terhadap kecakapan, ketegasan wasit dalam mengambil sebuah keputusan, dimana seorang wasit yang memiliki kemampuan emosional yang baik akan mengambil sikap dan keputusan dengan tenang, tepat, dan tidak terburu-buru, sebab keputusan wasit tidak boleh terpengaruh oleh keadaan sekitar, baik pengaruh yang ditimbulkan oleh pemain, penonton, pelatih, dan official. Karena itulah seorang wasit harus memiliki kecakapan emosional dan kepercayaan diri yang baik agar keputusannya dilapangan dapat tepat, adil, dan tidak mudah terpropokasi.
Banyak kasus yang terjadi dan mengganggu jalannya pertandingan yang disebabkan ketidakpuasan atas keputusan yang diberikan oleh wasit karena keputusan wasit yang dianggap tidak sesuai, tidak adil dan tidak tegas. Seperti pada saat PORDA Jabar Tahun 2010 di Bandung, pertandingan dihentikan karena para pemain tidak akan bermain sebelum wasit yang memimpin diganti karena pemain merasa dirugikan dan wasit tersebut tidak tegas. Wasit selalu menjadi kambing hitam setiap terjadi keributan dalam suatu pertandingan, dan tim yang kalah biasanya menyalahkan kepemimpinan wasit. Kejadian seperti itu biasanya timbul karena saat wasit memimpin pertandingan tidak memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga mempengaruhi sikapnya dalam mengambil keputusan, dimana terjadi keragu-raguan untuk menentukan sikap yang mesti diambil , dan saat kepercayaan diri hilang atau berkurang secara otomatis tindakan yang diambil seorang wasit tidak tegas dan akan memberikan dampak berupa keputusan yang tidak memuaskan sehingga menimbulkan permasalahan dalam kepemimpinannya.
3
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat dikatakan bahwa seorang yang memiliki kepercayaan diri akan optimis didalam melakukan semua aktivitasnya, dan mempunyai tujuan yang realistic, artinya individu tersebut akan membuat tujuan hidup yang mampu untuk dilakukan sehingga apa yang direncanakan akan dilakukan dengan keyakinan akan berhasil atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Selain itu seorang wasit mesti memiliki kepemimpinan yang baik pula, dalam batasan yang sangat sederhana Terry dalam Lemhannas (2011: 17)
menjelaskan bahwa “Leader is the relationship in which one person or the leader influences other to work together willingly on related task to affair that which the leader desires”, dalam arti kata bahwa kepemimpinan merupakan hubungan seseorang dengan pemimpin dimana pemimpin tersebut dapat mempengaruhi untuk bekerka bersama-sama secara ikhlas. Dalam hal ini wasit berperan sebagai pemimpin suatu pertandingan dimana wasit tersebut mempengaruhi jalannya suatu pertandingan dan bekerjasama dengan tim yang sedang bertanding, pelatih, dan official supaya pertandingan berjalan dengan lancar dan aman.
Hal inilah yang membuat peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat.
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dan analisis dari data tersebut sehingga akhirnya akan menjadi sebuah kesimpulan atau hasil dari suatu penelitian. Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
“Adakah hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan
kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat”
4
Saeful Bahri, 2013
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang serta tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberi gambaran tentang hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat.
2. Secara praktis, dapat digunakan untuk menentukan wasit yang akan menentukan pertandingan yang penting, sesuai dengan tingkat kepercayaan diri yang baik dan kinerja kepemimpinannya.
E. Batasan Masalah Penelitian
22 Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode merupakan cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Sesuai dengan penelitian ini, tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tentang hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat. Adapun metode yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif, menurut Nazir (2005: 54): “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Dalam metode deskriptif,
tujuan yang hendak dicapai adalah menggambarkan atau mendeskripsikan fakta-fakta, atau sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Nazir (2005:
54) mengungkapkan tentang tujuan metode deskriptif, “Tujuan metode deskriptif
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar phenomena yang diselidiki”.
Kemudian juga mengenai metode deskripsi, Surakhmad (2002: 139) mengemukakan sebagai berikut :
“Metode deskriptif bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada masa
sekarang karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskripsi. Diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasi, penyelidikan dengan teknik survey, dengan teknik
23
Saeful Bahri, 2013
Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisa dan tafsiran mengenai arti dari data itu sendri. Sifat umum dari metode deskriptif dikemukakan oleh Surakhmad (2002: 39) sebagai berikut :
“Metode penelitian deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang
ada, permasalahannya adalah tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, suatu kegiatan dengan kegiatan lain, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung”.
Dari pernyataan Surakhmad tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat umum dari segala bentuk deskriptif adalah menuturkan dan menafsirkan data. Ciri khusus dari metode deskriptif antara lain tertuju pada pemecahan masalah yang pada masa sekarang dan masalah-masalah tertentu yang dianggap popular.
Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad (2002: 140) sebagai berikut :
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang aktual
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena metode ini sering juga disebut metode analisis)
Dalam penelitian deskriptif yang akan penulis lakukan, informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrument tes, yaitu berupa pemberian angket kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, yaitu menggunakan teknik atau metode survey. Mengenai metode survey Nazir(2005: 55) mengungkapkan :
“Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intitusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu
24
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam metode survey penelitian dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sampel.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena hal diatas, maka penulis menggunakan metode deskriptif dalam pelaksanaan penelitian ini. Hal ini dikarenakan penelitian ini ingin mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Secara spesifik dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti sejauh mana hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat.
B. Pelaksanaan Penelitian
Adapun waktu penelitian adalah saat penelitian itu akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini data dan informasi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti diambil pada saat olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) SMP tingkat provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan di gor pajajaran Bandung. Oleh karena itu, peneliti merencanakan pengambilan data akan dilakukan pada 21 mei 2013. Angket tersebut diberikan kepada pada sampel penelitian sebanyak 15 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
25
Saeful Bahri, 2013
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya”. Selain itu Arikunto (2010: 173)
menjelaskan: “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Maka oleh karena
itu, peneliti menyimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan suatu objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memiliki berbagai karakteristik tertentu didalam suatu penelitian.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Wasit Bola Voli Indoor yang terdaftar di PENGPROV PBVSI Jawa Barat. Peneliti menetapkan jumlah subyek yang dijadikan populasi berjumlah 15 orang.
2. Sampel
Sampel menurut Sudjana (2005: 8), “Sampel adalah sebagian dari populasi
yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 15 orang. Jumlah tersebut, juga dijadikan sebagai sumber jumlah sampel penelitian yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sampling seadanya, sebagaimana Sudjana mengemukakan:
“Pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan kereprensiannya dapat digolongkan kedalam sampling seadanya (convienience sampling)”.
Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 174) bahwa: “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Tentang jumlah sampel penelitian, penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto (2010: 184) sebagai berikut:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau
26
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pada penjelasan diatas, maka penulis menentukan sampel yang akan digunkan sebagai subyek penelitian berjumlah 15 orang. Adapun ciri-ciri sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel terdaftar sebagai wasit bola voli indoor Jawa Barat.
2. Sampel tersebut pernah memimpin pertandingan, ataupun pernah bertugas mewasiti pertandingan bola voli indoor baik ditingkat kota atau kabupaten, provinsi maupun nasional.
3. Sampel tersebut bertugas pada kegiatan O2SN (Olimpyade Olahraga Siswa Nasional) SMP tingkat provinsi Jawa Barat.
D. Langkah-langkah dan Desain Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah c. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan d. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian
e. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan
f. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
27
Saeful Bahri, 2013
Bagan 3.1
Langkah-langkah Penelitian
PopP
2. Desain Penelitian
Menurut Nazir (2005: 84) Desain penelitian adalah “Semua proses yang
dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dalam pengertian lebih sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisi data saja. Dalam desain penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup didalamnya, yaitu sebagai berikut, Nazir (2005: 84);
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji
d. Membangun penyelidikan dan percobaan
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variable-variabel
POPULASI
SAMPLE
PENGAMBILAN DATA
TES KINERJA WASIT
BOLA VOLI INDOOR TES TINGKAT
KEPERCAYAN DIRI
PENGOLAHAN DATA
28
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
h. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistic untuk mengadakan generalisasi secara inferensi statistic
i. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang
Dari proses diatas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagi atas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari penelitian.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian, maka penulis menjelaskan istilah-istilah penting dalam penelitian, yaitu :
1. Hubungan adalah suatu kaitan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Purwadarminta (1998: 158)
2. Menurut Hakim, rasa percaya diri yaitu suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. 3. Menurut A.P Mangkunegara (2001: 67), kinerja adalah job Performance atau
Actual Performance ( prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang ), hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
4. Terry dalam Lemhannas (2011: 17) menjelaskan bahwa Leader is relationship
in which one person or the leader influences other to work together willingly
29
Saeful Bahri, 2013
kepemimpinan merupakan hubungan seseorang dengan pimpinannya dimana pemimpin tersebut dapat mempengaruhi untuk bekerja bersama sama.
5. Wasit adalah seorang pemimpin, pengadil, dalam suatu pertandingan, seperti dijelaskan menurut Poewadarmita dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1998: 1001) adalah sebagai berikut : “Wasit adalah pelerai, penengah, pengantara, pemimpin, pemisah, pendamai, dalam sebuah pertandingan”. 6. Menurut Subroto dan Yudiana (2010: 36) “bola voli adalah permainan
memantul-mantulkan bola (to volley) oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain diatas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu.
F. Teknik dan Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat dalam memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel yang telah ditentukan. Arikunto (2010: 262) mengungkapkan bahwa:
“Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu mode”.
Berdasarkan hal itu, maka peneliti menggunakan instrumen Selft Confidence
Questionnarie yang diadopsi dari The Inner Coach (2009) dan tes kinerja wasit
yang diadopsi dari skripsi Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan
Kepercayaan diri dengan Kinerja Wasit Bulutangkis dalam Memimpin Suatu
Pertandingan (Dadan Heryana, 2012). Adapun langkah-langkah yang penulis
lakukan dalam menyusun angket adalah sebagai berikut :
a). Menyusun kisi-kisi angket
30
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket Kinerja Wasit Bola Voli Indoor
Variabel Sub Variabel Indikator SB B C J SJ
Sumber : BWF/PBSI Yang dimodifikasi (Dadan Heryana, 2012)
b). Penyusunan angket dan penilaian
Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam kisi-kisi tersebut selanjutnya dijadikan menjadi butiran-butiran pernyataan atau soal angket tersebut.
31
Saeful Bahri, 2013
Tabel 3.3
Skor Tes Kinerja Wasit
Jawaban Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Cukup 3
Jelek 2
Sangat Jelak 1
Tabel 3.4
Skor Tes Kepercayaan Diri
Jawaban Skor
Selalu 4
Hampir Selalu 3
Kadang-kadang 2
Pernah 1
Penilaian kepercayaan diri dan kinerja penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala Likert, mengenai hal ini Sudjana (2005: 107) mengungkapkan:
“Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak melalui rentan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan ada dua kategori yakni
pernyataan positif dan pernyataan negatif”.
32
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Butiran-butiran soal atau pernyataan yang diberikan kepada responden berjumlah 25 untuk tes kepercayaan diri, dan 23 butir soal atau pernyataan untuk tes kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat. Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahkan, yaitu hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat.
2. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Prosedur pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data tentang aspek kepercayaan diri dan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat melalui pemberian angket kepada sampel
b. Menghitung skor dari setiap jawaban dari butir-butir soal dengan menggunakan Program Statistik (SPSS)
Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif (Sugyono, 2012: 207)
“Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang berfungsi untuk
mengumpulkan data, menentukan nilai-nilai statistik dan pembuatan diagram atau grafik mengenai suatu hal agar dapat lebih mudah dibaca dan dipahami.
Adapun teknik perhitungan untuk masing-masing butir dalam angket menggunakan persentase.
3. Uji Coba Angket
33
Saeful Bahri, 2013
angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian tentang hubungan tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat.
Lokasi penelitian adalah tempat untuk memperoleh informasi dan data, serta tempat dimana penelitian itu akan dilakukan. Sesuai dengan populasi dan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah di Jawa Barat.
4. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum menggunakan suatu angket atau kuisioner dalam suatu penelitian, sebelumnya angket tersebut harus di uji coba terlebih dahulu kepada subjek dengan keadaan yang sama namun bukan sampel yang diteliti. Peneliti mengadakan uji validitas dan realibitas dengan membagikan angket yang sudah peneliti buat kepada 18 sampel. Setelah dilakukan pengambilan data kepada sampel, maka peneliti melakukan validitas untuk menilai kesahihan instrumen. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto (2010: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Hasil validasi yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yaitu 20 butir soal atau pernyataan yang sebelumnya 25 butir soal untuk tes kepercayaan diri dan 23 butir soal untuk tes kinerja. Berikut adalah kisi-kisi instrumen yang telah di validitas oleh peneliti pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Validitas Instrumen Kepercayaan diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Q1 .396 Valid
34
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
Saeful Bahri, 2013
Q40 .769 Valid
Q41 .411 Valid
Q42 .757 Valid
Q43 .366 Valid
Q44 .677 Valid
Q45 .738 Valid
Q46 .497 Valid
Q47 .564 Valid
Q48 .497 Valid
Hasil uji validitas dan reliabilitas dari hasil pengujian instrumen data analisis dengan teknik statistik perangkat lunak Statistical Product and Service Solution
(SPSS) for Windows versi 16.0. Pada uji validitas dan reliabilitas pada angket
hubungan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat dengan menggunakan reliability scale didapatkan dengan hasil 0.812 untuk tes kepercayaan diri dan 0.923 untuk tes kinerja kepemimpinan.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas dengan reliabilty scaledidapat hasil uji per item statistik. Menurut Nisfiannoor Muhammad (2009: 229), bahwa
“untuk menyatakan bahwa butir valid atau tidak valid digunakan patokan 0,2”.
Berdasarkan hasil uji seluruh item yang memiliki nilai diatas 0,2 berarti item dari angket self-confidance adalah valid dan reliabel, namun setelah melakukan uji validitas didapat 5 penyataan yang memiliki nilai kurang dari 0,2 yaitu soal no 4, no 7, no 14, no 22, no 24.
Tabel 3.6
Hasil Reliabilitas Instrumen Kepercayaan Diri
Cronbach's
36
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam buku pendekatan statistik Nisfianoor (2009: 203) bahwa “apabila
cronbach alpa lebih besar dari 0,05 berarti hasil uji validitas dan reliabilitas dari suatu instrumen adalah valid dan reliabel.” Hasil dari uji validitas dan reliabilitas
menyatakan bahwa nilai Cronbach’s Alpha instrumen sebesar 0,905, oleh karena itu instrumen ini valid dan reliabel digunakan dalam penelitian ini.
5. Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan Pearson Correlation dengan alpha
level 0,05. Analisis data penelitian ini dioperasikan dengan menggunakan
46
Saeful Bahri, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data serta pembahasan pada
bab IV, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah “Tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan diri dengan kinerja
kepemimpinan wasit bola voli indoor Jawa Barat”.
B. Saran
1. Untuk wasit bola voli indoor Jawa Barat agar dapat meningkatkan kemampuan mewasiti dan kinerja dalam memimpin pertandingan guna meningkatkan kualitasnya dalam memimpin pertandingan.
2. Untuk PENGPROV PBVSI Jawa Barat, khususnya bidang perwasitan pada saat penugasan wasit untuk setiap pertandingan atau kompetisi yang dilaksanakan agar melihat kemampuan wasit terlebih dahulu, tidak hanya melihat kepercayaan diri saja namun mesti melihat kemampuan serta motivasi wasit tersebut.
47
47
Saeful Bahri, 2013
Hubungan Antara Tingkat Kepercayaan Diri Dengan Kinerja Kepemimpinan Wasit Bola Voli Indoor Jawa Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu (2002), Managemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara, A.P (2001), Managemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda
Ma’mun, (2011), Kepemimpinan dan Kebijakan Pembangunan Olahraga.
Bandung: FPOK UPI Bandung
Nazir, Moh, (2005), Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nisfiannoor, Muhammad, (2009), Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba Humanika.
Nurhasan, dan Cholil, H (2007), Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Poerwadarminta, (1998), Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Depdikbud.
Penulisan Karya Ilmiah (2012), UPI Bandung.
Subroto, Yudiana, (2010), Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK UPI. Sudjana, (2005), Metoda Statistika. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Sugyono, (2012), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B.Bandung: CV. Alfabeta
Surakhmad, W (2002). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, Singgih (2009), Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 16. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Saeful Bahri, 2013
Sumber Lain:
Tersedia: [http:/miclotof.worldpress.com/2010/06/23/pengertian-kinerja/ (tanggal 25 juli 2012 pukul 09.25).
Tersedia: [http://belajarpsikologi.com/pengertian-percaya-diri/ (tanggal 25 juli 2012 pukul 09.25).
Tersedia: [http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134169-pengertian-percaya-diri/ (tanggal 25 juli 2012 pukul 09.31).
Tersedia: [http://penjaskes.pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2012/03/selft-confidance.html (tanggal 25 juli 2012 pukul 09.56).