DARI EKSTRAK ETIL ASETAT KAYU AKAR NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Kimia
Ai Rohimah 1000146
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Aktivitas
Biologi
dan
Isolasi
Senyawa
Flavonoid dari Ekstrak Etil Asetat Kayu Akar
Nangka (
Artocarpus heterophyllus
Lamk.)
Oleh Ai Rohimah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ai Rohimah
Universitas Pendidikan Indonesia November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Aktivitas Biologi dan Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etil Asetat Kayu Akar Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.)
Disusun oleh: Ai Rohimah
1000146
Telah disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. Iqbal Musthapa, S.Pd., M.Si. NIP. 19751223 200112 1 001
Pembimbing II
Gun Gun Gumilar, M.Si. NIP. 19790626 200112 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Malaria ... 6
2.2 Flavonoid dan Aktivitas Biologinya ... 8
2.3 Genus Artocarpus ... 9
2.4 Artocarpus heterophyllus Lamk ... 12
2.5 Tinjauan Fitokimia Artocarpus heterophyllus Lamk ... 14
2.6 Metode Pemisahan dan Pemurnian ... 15
2.6.3 Ekstraksi ... 15
2.6.4 Kromatografi ... 15
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.7.2 Spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR) ... 19
2.7.3 Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR) ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 22
3.2 Alat dan Bahan ... 22
3.3 Prosedur Penelitian ... 23
3.3.1 Pengumpulan Sampel ... 24
3.3.2 Ekstraksi ... 24
3.3.3 Uji Skrining Fitokimia ... 24
3.3.4 Uji Aktivitas Biologi ... 25
3.3.5 Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Murni... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
4.1 Ekstraksi Kayu Akar Artocarpus heterophyllus Lamk ... 27
4.2 Uji Aktivitas Biologi ... 27
4.3 Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etil Asetat Kayu Akar Nangka ... 29
4.3.1 Skrining Fitokimia ... 29
4.3.2 Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Flavonoid ... 29
4.3.3 Karakterisasi ... 33
4.4 Aktivitas Antioksidan Senyawa Murni ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
5.1 Kesimpulan ... 41
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artocarpus heterophyllus Lamk. atau yang dikenal sebagai nangka merupakan salah
satu tanaman yang merupakan sumber senyawa golongan flavonoid. Penelusuran literatur melaporkan bahwa senyawa golongan ini memiliki berbagai aktivitas biologi diantaranya sebagai antioksidan dan antimalaria. Pada penelitian ini dilaporkan mengenai aktivitas antioksidan dan antimalaria dari ekstrak etil asetat dan salah satu isolat yang diperoleh dari kayu akar A. heterophyllus. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan antimalaria dilakukan terhadap parasit Plasmodium
falciparum strain 3D7, sedangkan isolasi dan penentuan struktur senyawa dilakukan
dengan berbagai teknik kromatografi serta spektroskopi yang meliputi UV, IR, 1H NMR dan 13C NMR. Hasil pengujian antioksidan dan antimalaria ekstrak etil asetat kayu akar A. heterophyllus menunjukan aktivitas yang tinggi dengan nilai 62,3% (antioksidan) dan IC50 0,15µg/mL (antimalaria). Sementara itu, hasil pemurnian menunjukkan bahwa senyawa yang berhasil diisolasi adalah artokarpin dengan aktivitas antioksidan 91,6%.
Kata kunci: Artocarpus heterophyllus Lamk., antioksidan, antimalaria, flavonoid,
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Artocarpus heterophyllus Lamk. also known as jackfruit is one of source of flavonoid
compound. It has been reported that this compound had many kind of bioactivity such as antioxidant and antimalarial. In this study would be reported about antioxidant and antimalarial activity of etil acetate extract of A. heterophyllus (root) and one isolate of flavonoid from that extract. Test of antioxidant activity using DPPH assay and in vitro antimalarial activity against 3D7 strain of Plasmodium falciparum, while the isolation and structure determination of isolate compound made by various chromatographic and spectroscopic techniques such as UV, IR, 1H NMR and 13C NMR. Result of antioxidant and antimalarial acitivity of that extract showed high activity with 62.3% for antioxidant and IC50 = 0.150 µg/mL for antimalarial. Meanwhile, isolate of flavonoid from that extract is artocarpin with antioxidant activity 91.6 %.
Key Words: Artocarpus heteropyllus Lamk., antioxidant, antimalarial, flavonoid,
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam hayati terbesar.
Salah satu pemanfaatan dari keanekaragaman hayati tersebut adalah digunakan
sebagai sumber bahan baku obat tradisional, atau lebih dikenal sebagai jamu.
Berbagai khasiat dari jamu telah banyak dilaporkan (Tarigan et al, 2008; Zuhra et
al, 2008; Elfahmi et al, 2014; Chintamunnee dan Mahomoodally, 2012; dan
Scholichah, 2012), tetapi upaya untuk mengungkap kandungan senyawa yang
terdapat pada jamu tersebut belum banyak dilakukan.
Jenis jamu yang banyak diteliti adalah jamu yang dipergunakan sebagai
anti demam (Han, 2012; Sam et al, 2011; Skolnick, 1997). Demam merupakan
indikasi dari adanya infeksi pada bagian dalam tubuh. Salah satu penyakit yang
terindikasi dengan adanya demam adalah malaria.
Malaria merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di
dunia. WHO pada tahun 2013 melaporkan bahwa terdapat sekitar 207 juta kasus
malaria pada tahun 2012 yang mengakibatkan 627.000 kasus kematian. Begitu
pula dengan di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes tahun 2012, kasus positif
malaria diperkirakan mencapai 417.819 (Susanto, 2013). Hal tersebut menjadikan
Indonesia termasuk ke dalam negara endemis malaria, yaitu negara dengan
aktivitas malaria yang tinggi.
Pengobatan malaria sampai saat ini masih mengandalkan
senyawa-senyawa turunan kinin dan kloroquin. Pada tahun 2012, data dari US Centers for
Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa untuk beberapa wilayah
endemis malaria sudah menunjukkan adanya resistensi terhadap senyawa-senyawa
tersebut. Resistensi terjadi karena pemberian satu jenis obat secara terus menerus
(Ito J et al, 2002). Oleh karena itu pencarian senyawa lain yang berpotensi sebagai
2
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pencarian senyawa alternatif antimalaria, diawali dari informasi
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas antimalaria dari berbagai jenis ekstrak tanaman, antara lain yaitu : Carica
papaya Linn dan Swertia chirata asal India (Bhat dan Surolia, 2001), Coscinium
fenestratum asal Vietnam (Tran et al, 2003), Bambusa vulgaris dan Punica granatum
asal Cuban (Valdés et al, 2010), Commiphora parvifolia, Punica granatum, Punica
protopunica, Buddleja polystachya asal Yaman (Barzinji et al, 2014), Artocarpus
elasticus, Artocarpus lanceifolius, Artocarpus heterophyllus (Mustapha, 2010), daun
Erytrhina vareigata (Herlina et al, 2011), daun Schima wallichi (Barliana et al,
2012), daun Garagua floribunda serta daun Alectryon serratus asal Indonesia
(Widyawaruyanti et al, 2014) memberikan hasil yang baik. Tanaman-tanaman obat
tersebut termasuk dalam tanaman yang memiliki aktivitas antimalaria dengan nilai
IC50 antara 5-50 µg/mL.
Analisis lebih lanjut terhadap aktivitas antimalaria dari ekstrak
tanaman-tanaman tersebut, menunjukkan bahwa salah satu kelompok senyawa yang memiliki
aktivitas antimalaria yang baik adalah flavonoid. Sebagai contoh lonchokarpol A
(IC50 = 3,9 µM) yang diisolasi dari ekstrak etil asetat batang Erytrhina fusca Lour.
(Khaomek et al, 2008), biflavanon (IC50 = 157 nM) dari batang Ochna integerrima
Lour. (Ichino et al, 2006), Lanaroflavon (IC50 = 0,48 µM) dari tanaman
Campnosperma panamesis Standl. (Weniger et al, 2004) dan 6-prenilapigenin (IC50 =
4,8 µM) dari tanaman Cannabis sativa L (Radwan et al, 2008).
Selain memiliki aktivitas antimalaria, golongan senyawa flavonoid juga
dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antara lain quersetin 3-O-glukosa (IC50=
46.0 µM), luteolin 7-O-glukosa (IC50 = 54.5 µM), Apigenin 7-O-glukosa dan
kaempferol 3-O-glukosa (IC50 ≥ 500 µM) (Agati et al, 2012; Brunetti et al, 2013). Hal ini disebabkan karena aktivitas antimalaria memiliki korelasi dengan aktivitas
antioksidan.
Sumber senyawa flavonoid yang banyak terdapat di Indonesia adalah
4
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artocarpus endemik Indonesia dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
Artocarpus heterophylus Lamk. Atau lebih dikenal sebagai nangka. Penelusuran
literatur memperlihatkan bahwa penelitian terhadap tanaman ini meliputi jaringan
buah (Fang et al, 2008), biji (Gupta et al, 2011; Shanmugapriya et al, 2011), batang
(Arung et al, 2009; Venkataraman, 1972; Musthapa, 2010; Aida, 1994) dan kulit akar
(Lu, 1994; Hano, 1990), sedangkan jaringan akar belum banyak dilaporkan. Oleh
karena itu, penelitian yang bertujuan untuk mengungkap senyawa golongan flavonoid
dari jaringan akar (kayu akar) serta aktivitas biologi dari jaringan tersebut perlu
dilakukan.
Sama halnya dengan tanaman Artocarpus lainnya, spesies A. Heterophyllus
Lamk. Juga merupakan tanaman penghasil senyawa fenolik. Bahkan dalam bijinya
juga terkandung senyawa fenolik, termasuk flavonoid (Shanmugapriya, 2011). Xiaxia
Di (2013) telah mengisolasi senyawa fenolik baru yang berasal dari ranting tanaman
nangka. Selain itu, senyawa flavonoid terprenilasi juga ditemukan dari ekstrak batang
tanaman ini (Lin, 1995; Arung, 2010; Panthong, 2013). Namun belum banyak yang
meneliti mengenai senyawa-senyawa turunan flavonoid dari jaringan akarnya dan
belum ada yang melaporkan mengenai aktivitas biologi (antimalaria dan antioksidan)
dari jaringan ini.
Sejauh ini, penelitian mengenai aktivitas antimalaria dari tanaman Artocarpus
heterophyllus Lamk. Belum banyak dilakukan. Sementara itu, aktivitas antioksidan
yang telah dilaporkan dari tanaman ini biasanya diambil dari buah atau daunnya,
sehingga masih banyak jaringan yang belum diketahui aktivitas biologinya, salah
satunya dari jaringan akar bagian kayu. Selain itu, eksplorasi senyawa turunan
flavonoid dari jaringan ini juga belum banyak dilaporkan.
Penelitian yang dilakukan berupa pengujian aktivitas biologi dari ekstrak etil
asetat kayu akar nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) dan isolasi salah satu
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nangka ini karena pada bagian akar banyak terkandung metabolit sekunder yang
belum dikaji mengenai aktivitas biologinya. Selain itu, akar nangka ini banyak
digunakan secara tradisional untuk menurunkan demam (Heyne, 1987). Adanya fakta
tersebut mendorong peneliti untuk menguji aktivitas biologi (antimalaria dan
antioksidan) dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka dan mengisolasi salah satu
senyawa yang ada dalam ekstrak tersebut.
1. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aktivitas antimalaria dan antioksidan dari ekstrak etil asetat
kayu akar nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.)?
2. Senyawa flavonoid apa yang terdapat dalam ekstrak tersebut?
1. 3 Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada ekstrak etil asetat sampel kayu akar nangka
(Artocarpus heterophyllus Lamk.) yang dilakukan pengujian aktivitas antimalaria dan
aktivitas antioksidan. Selain itu, penelitian ini juga hanya mengungkap salah satu
senyawa turunan flavonoid yang terdapat dalam ekstrak etil asetat.
1. 4 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk melakukan saintifikasi terhadap aktivitas biologi
(antimalaria dan antioksidan) dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk.) dan mengisolasi salah satu senyawa yang terdapat dalam
ekstrak tersebut.
6
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam hal
perkembangan obat Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai potensi jaringan akar tumbuhan nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.)
sebagai antimalaria dan antioksidan.
1. 6 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi bab 1 tentang pendahuluan, bab
2 tentang tinjauan pustaka, bab 3 tentang metode penelitian, bab 4 tentang hasil dan
pembahasan, dan bab 5 tentang kesimpulan dan saran.
Bab 1 yang merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan. Bab 2 yang mencakup tinjauan pustaka membahas mengenai
teori-teori yang mendasari penelitian yang telah dilakukan serta telusur pustaka
mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Bab 3 berisi tentang
metode penelitian yang telah dilakukan, termasuk waktu dan tempat, alat dan bahan,
serta tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jawaban dari
permasalahan yang diangkat. Bab 4 berisi tentang hasil penelitian serta pembahasan
mengenai hasil yang diperoleh. Bab 5 berisi tentang kesimpulan yang dapat
menjawab permasalahan yang diangkat dan saran untuk penelitian yang dapat
dilakukan selanjutnya. Pada akhir skripsi ini terdapat rujukan-rujukan yang berasal
dari jurnal ilmiah maupun buku yang mendukung terhadap penelitian ini yang
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi
penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain:
a. Determinasi sampel dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan
Indonesia
b. Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Riset FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia
c. Proses pemisahan dan pemurnian, pengujian aktivitas antioksidan
dan IR dilakukan di Laboratorium Instrumen FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia
d. Pengujian aktivitas antimalaria dilakukan di Universitas Airlangga
e. Pengujian spektroskopi NMR dilakukan di Institut Teknologi
Bandung
3. 2 Alat dan Bahan
Dalam penelitian ini ditunjang oleh beberapa peralatan, antara lain
peralatan gelas, perangkat alat destilasi, vacuum rotatory evaporator, freeze dryer,
perangkat alat Kromatografi Kolom Gravitasi, perangkat alat Kromatografi Cair
Vakum, spektrofotometer UV-Visible, spektrometer FTIR SHIMADZU 8400, dan
spektrometer NMR AGILENT 500 MHz (1H NMR) dan 125 MHz (13C NMR).
Sampel yang digunakan berupa akar tumbuhan nangka (Artocarpus
hetrophyllus Lamk.) bagian kayu yang diperoleh dari daerah Garut, Jawa Barat
yang dikumpulkan pada bulan November 2013. Sedangkan bahan kimia yang
digunakan antara lain berbagai pelarut organik meliputi metanol, n-heksana, etil
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dahulu didestilasi dan pro analis (p.a). Selain itu, digunakan pula berbagai jenis
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
column, silika gel Merck 60 (35-70 mesh) dan plat KLT silica gel 60 F254 dengan
ketebalan 0,25 mm.
3. 3 Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahap penelitian, antara
lain: penyiapan sampel, ekstraksi, fraksinasi, uji fitokimia, uji aktivitas biologi
dan karakterisasi. Alur kegiatan penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Uji AktivitaAntioksidan
Uji Fitokimia Uji Aktivitas Biologi
24
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. 3. 1 Pengumpulan Sampel
Sampel akar nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) diperoleh dari
daerah Garut, Jawa Barat. Akar nangka yang telah diperoleh kemudian dipisahkan
antara bagian kayu dan kulitnya dan ditimbang untuk mengetahui massa awal
sampel. Kemudian bagian kayu akar tersebut dikeringkan dan diserbuk lalu
ditimbang kembali untuk mengetahui massa sampel dalam keadaan kering.
3. 3. 2 Ekstraksi
Serbuk kayu akar nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) diekstraksi
menggunakan pelarut metanol. Teknik ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi
padat-cair dengan metode maserasi. Sampel direndam dalam pelarut metanol
selama 1x24 jam dan dilakukan berulang sebanyak 3 kali yang dilakukan
penggantian pelarut setiap harinya. Ekstrak hasil maserasi kemudian disaring
menggunakan corong Buchner lalu dipekatkan menggunakan vacuum rotatory
evaporator. Ekstrak metanol yang diperoleh dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama (100 mL) dikeringkan dan dicatat sebagai ekstrak kasar, sedangkan
bagian lainnya dilakukan fraksinasi cair-cair menggunakan n-heksana dan etil
asetat sehingga diperoleh ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak sisa.
Masing-masing ekstrak dikeringkan untuk mengetahui perolehan massanya.
3. 3. 3 Uji Skrining Fitokimia
Ekstrak etil asetat diidentifikasi kelompok metabolit sekundernya
dengan pengujian secara kualitatif. Uji skrining fitokimia dilakukan terhadap
golongan senyawa tanin, saponin, terpenoid, alkaloid dan flavonoid. Adapun
prosedur kerja dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan Tanin
Pemeriksaan tanin dilakukan dengan cara, 1 mL ekstrak ditambahka
beberapa tetes FeCl3 5%. Timbulnya warna hijau kebiruan mengindikasikan
adanya tanin.
25
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemeriksaan saponin dilakukan dengan cara, 2 mL ekstrak dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan aquades. Kemudian tabung reaksi
tersebut dikocok selama ±10 menit. Terbentuknya buih mengindikasikan
adanya saponin.
c. Pemeriksaan Terpenoid
Pemeriksaan terpenoid dilakukan dengan cara, 1 mL ekstrak
ditambahkan 1 mL CH3COOH glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Timbulnya
warna merah sampai coklat menunjukkan adanya terpenoid.
d. Pemeriksaan Alkaloid
Pemeriksaan alkaloid dilakukan dengan cara, 1 mL ekstrak ditambahkan
2 mL kloroform dan beberapa tetes H2SO4 pekat hingga terbentuk dua
lapisan. Kemudian ditambahkan pereaksi Wagner hingga terbentuk endapan
coklat yang mengindikasikan adanya alkaloid.
e. Pemeriksaan Flavonoid
Pemeriksaan flavonoid dilakukan dengan cara, 1 mL ekstrak
ditambahkan 1 gram serbuk Mg dan beberapa tetes HCl pekat. Timbulnya
warna kuning menunjukkan adanya flavonoid.
3. 3. 4 Uji Aktivitas Biologi
Uji aktivitas biologi dilakukan terhadap ekstrak etil asetat dan metanol
untuk aktivitas antioksidan dan ekstrak etil asetat untuk aktivitas antimalaria.
Pengujian tersebut dilakukan untuk mengetahui besarnya aktivitas antioksidan dan
antimalaria dari ekstrak tersebut. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai
berikut:
a. Uji Aktivitas Antioksidan
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan membuat larutan
DPPH 0,5 mM dengan cara, menimbang 4,9 mg DPPH dan melarutkannya
dengan metanol dalam labu ukur 25 mL. Selain itu, dibuat pula larutan
sampel, larutan blanko dan larutan kontrol. Larutan sampel terdiri dari 0,5
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdiri dari 0,5 mL sampel dan 3,3 mL metanol. Sedangkan larutan kontrol
terdiri dari 3,5 mL metanol dan 0,3 mL DPPH 0,5 mM. Ketiga larutan
27
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UV-Visibel pada panjang gelombang 517 nm.
b. Uji Aktivitas Antimalaria
Pengujian aktivitas antimalaria mengikuti metode yang dilakukan oleh
Budimulja (1997). Tiap komponen dilarutkan dalam DMSO (10-2 mol L-1).
Parasit penyebab penyakit malaria (Plasmodium falciparum Strain 3D7)
dipropagasi dalam 24 sumur plat-kultur yang mengandung ekstrak etil asetat
kayu akar nangka dalam berbagai konsentrasi. Pertumbuhan parasit dimonitor
dengan Blood smear dalam MeOH dengan noda Geimsa sebagai penanda
parasit.
3. 3. 5 Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Murni
Dalam tahap isolasi senyawa murni digunakan beberapa teknik kromatografi,
antara lain Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan
Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Ekstrak yang digunakan dalam proses isolasi
senyawa flavonoid adalah ekstrak etil asetat.
Senyawa murni yang diperoleh dari hasil isolasi, selanjutnya dikarakterisasi
menggunakan beberapa teknik spektroskopi, antara lain spektroskopi UV-Visibel,
spektroskopi infra merah (IR) dan spektroskopi resonansi magnet inti (1H dan 13C
NMR). Teknik-teknik spektroskopi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Aktivitas antimalaria dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka yaitu IC50=
0,150 µg/mL yang termasuk dalam ekstrak yang aktif sebagai antimalaria
dan aktivitas antioksidannya sebesar 61,3%.
b. Senyawa flavonoid yang berhasil diisolasi dari ekstrak ini adalah artokarpin
dengan aktivitas antioksidannya yaitu 91,6%. Tingginya aktivitas antiosidan
artokarpin dapat menjadi acuan bahwa kemungkinan senyawa tersebut
berfungsi sebagai antimalaria juga tinggi.
5.2 Saran
Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan sampel
dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini bertujuan agar senyawa-senyawa minor
(massanya kecil) dapat diisolasi sehingga isolat senyawa yang diperoleh akan lebih
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agati, G., Azzarello, E., Pollastri, S., and Tattini, M. (2012). Flavonoids as Antioxidants in Plants: Location and Functional Significance. Plant
Science, 196: 67-76.
Aida, M., Shinomiya, K., Matsuzawa, K., Hano, Y., Nomura, T. (1994). Constituents of The Moraceae Plants. 19. Artonins Q, R, S, T, and U, Five New Isoprenylated Phenols from The Bark of Artocarpus heterophyllus Lamk. Heterocycle, 39: 847-858.
Aisyah, S. (2008). Bahan Ajar Penentuan Struktur Senyawa Organik. Bandung: FPMIPA UPI.
Arung, E.T., Yoshikawa, K., Shimizu, K., Kondo, R. (2010). Isoprenoid-Substituted Flavonoids from Wood of Artocarpus heterophyllus on B16 Melanoma Cells: Cytotoxicity and Structural Criteria. Fitoterapia, 81(2):120-123.
Attioua, B., Lagnika, L., Yeo, D., Antheaume, C., Kaiser, M., Weniger, B., Lobstein, A., Sénécheau, C.V. (2011). In Vitro Antiplasmodial and Antileishmanial Avtivities of Flavonoids from Anogeissus leiocarpus (Combretaceae). International Journal of Pharmaceutical Sciences Review
and Research, 11(2): 1-6.
Barliana, M.I., Diantini, A., Abdulah, R. (2012). Aktivitas Tanaman Asli
Indonesia Puspa (Schima wallichii) sebagai Senyawa Antimalaria Baru.
Bandung: Universitas Padjadjaran.
Barzinji, A.K.R., Nasher, A.K., Mothana, R.A. dan Al-Hamadi, M.S. (2014). In
Vitro Antimalarial Activity of Selected Yemeni Plants Used in Traditional
Medicine. International Journal of Medicinal Plants, 107:526-535.
Bhat, G.P. dan Surolia, N. (2001). In Vitro Antimalarial Activity of Extracts of Three Plants Used in The Traditional Medicine of India. The American
Society of Tropical Medicine and Hygiene, 65(4): 304-308.
Boonphong, S., Baramee, A., Kittakoop, P. Dan Puangsombat, P. (2007). Antitubercular and Antiplasmodial Prenylated Flavones from The Roots of
Artocarpus altilis. Chiang Mai J. Sci., 34(3): 339-344.
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Significance in Plants and Humans. International Journal of Molecular
Science, 14: 3540-3555.
Candrika. (2006). Hypoglycaemic Action Of The Flavanoid Fraction of
44
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cannel, R.J.P. (1998). How to Approach the Isolation of A Natural Product dalam
Natural Products Isolation. New Jersey: Humana Press.
Cartea ME, Francisco M, Lema M, Soengas P, Velasco P. (2010). Resistance of cabbage (Brassica oleracea capitata Group) Crops to Mamestra brassicae.
Journal of Economic Entomology, 103(5): 1866- 1874.
Chintamunnee, V. Dan Mahomoodally, M.F. (2012). Herbal Medicine Commonly Used Against Non-Communicable Diseases in The Tropical Island of Mauritius. Jornal of Herbal Medicine, 2(4): 113-125.
Day, R. A. Jr. dan Underwood, A. L. (2002). Analisis Kimia Kualitatif Edisi
Keenam. Jakartaa: Erlangga.
Devasagayam, T.P.A., Tilak, J.C., Singhal, R. (2001). Functional Foods in India;
History And Scope in Angiogenesis. In: Losso, J.N., Shahidi, F., Bagchi, D., Editor: Functional and Medicinal Foods. New York: New York In press.
Di, X., Wang, S., Wang, B., Liu, Y., Yuan, H., Lou, H., Wang, X. (2013). New Phenolic Compounds from the Twigs of Artocarpus heterophyllus. Drug
Discoveries and Therapeutics, 7(1): 24-28.
Elfahmi, Woeedenbag, H.J., Kayser, O. (2014). Jamu: Indonesia Traditional Herbal Medicine Towards Rational Phytopharmacological Use. Journal of Herbal
Medicine, 4(2): 51-73
Ersam, T. (2001). Senyawa Kimia Makro Molekul Beberapa Tumbuhan Artocarpus
Hutan Tropika Sumatera Barat. Bandung: Disertasi ITB
Ersam, T. (2001). Senyawa Kimia Makromolekul Beberapa Tumbuhan Artocarpus
Hutan Tropika Sumatera Barat. Bandung: ITB.
Fang, S.C., Hsu, C.L., Dan Yen, G.C. (2008). Anti-Inflammatory Effects Of Phenolic Compounds Isolated From The Fruits Of Artocarpus Heterophyllus. Journal
Agriculture Food Chem, 56 (12), 4463-4468.
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ghisalberti, E.L. (2008). Detection and Isolation of Bioactive Natural Products
dalam Bioactive Natural Product: Detection, Isolation and Structural Determination 2nd Edition. New York: CRC Press.
Gupta, D., Mann, S., Sood, A., Gupta, R.K. (2011). Phytochemical, Nutritional And Antioxidant Activity Evaluation Of Seeds Of Jackfruit (Artocarpous
heterolphyllus Lamk.). International Journal Of Pharma And Bio Science,
2(4),336-345.
Han, Jang-na. (2012). Treatment of Influenza: Chinese Medicine Vs. Western Medicine. Journal of Thoracic Disease, 4(1):10-11.
Hano, Y., Aida, M., Nomura, T. (1990). Two New Natural Diels-Alder Type Adducts from the Root Bark of Artocarpus heterophyllus. Journal of Natural Product, 53: 391-395.
Hawaii Tropical Botanical Garden. (2014). Hawaii Tropical Botanical
Garden-Artocarpus heterophyllus. [Online]. Tersedia:
http://www.htbg.com/Moraceae/ART-001-1-20-004/. [18 September 2014].
Herlina, T., Supratman, U., Urbanas, A., Sutardjo, S., Abdullah, N.R., Hayashi, H. (2011). Triterpenoid Pentacyclic Antimalarial Activity from the Leaves of
Erythrina variegata. Jurnal ILMU DASAR, 12:161-166.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan.
Hostettmann,K., Hostettmann, M., and Marston, A. (1995). Cara Kromatografi Preparatif . Bandung: ITB Press.
Ichino C, et al. (2006). Antimalarial Activity Of Biflavonoids from Ochna
integerrima. Planta Med, 72: 611–614.
Ito J, Ghosh A, Moreira LA, Wimmer EA, Jacobs-Lorena M. (2002). Transgenic Anopheline Mosquitoes Impaired In Transmission Of A Malaria Parasite,
Nature. 417: 387-398.
Kaur, S dan Mondal P. (2014). Study of Total Phenolic and Flavonoid Content,
46
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Buletin-Jendela Data dan Informasi Kesehatan:
Epidemologi Malaria di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Khaomek P et al. (2008). In Vitro Antimalarial Activity Of Prenylated Flavonoids from Erythrina fusca, J Nat Med, 62: 217–220.
Kijjoa, A., Cidade, H.M., Pinto, M.M.M., Gonzalez, M.J.T.G., Anantachoke, C., Gedris, T.E., Herz, W. (1996). Prenylflavonoids from Artocarpus elasticus.
Phytochemistry, 43: 691-694.
Kim, Y.C., Kim, H.S., Wataya, Y., Sohn, D.H., Kang, T.H., Kim, M.S., Kim, Y.M., Lee, G.M., Chang, J.D. dan Park, H. (2004). Antimalarial Activity of Lavandulyl Flavanones Isolated from The Roots of Sophora flavescens.
Biological and Pharmaceutical Bulletin, 27: 748-750
Kristanti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M., Kurniadi, B. (2008). Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press.
Lemmens, Soerianegara. (1995). Prosea (Plant Resourse of South East Asia) Timber
Trees : Minor Commercial Timber. Bogor: Prosea Foundation.
Lin, C., Lu, C., Huang, P. (1995). Flavonoids from Artocarpus heterophyllus.
Phytochemistry,39(6):1447-1451.
Madhavi, D.L., Singhal, R.S., Kulkarni, P.R. (1985). Technological Aspects of Food
Antioxidants dalam D.L. Madhavi, S.S. Deshpande dan D.K. Salunkhe: Food Antioxidant, Technological, Toxilogical and Health Perspectives. Hongkong:
Marcel Dekker Inc.
Maslarova, N.V. Yanishlieva. (2001). Inhibiting oxidation dalam Jan Pokorny,
Nedyalka Yanislieva dan Michael Gordon: Antioxidants in food, Practical applications. Cambridge: Woodhead Publishing Limited.
Muhiedin, Fuad. (2008). Efisiensi Proses Ekstraksi Oleoresin Lada Hitam dengan
Metode Ekstraksi Multi Tahap. Malang: Universitas Brawijaya.
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Musthapa, I., Hakim, E.H., Juliawaty, L.D., Syah. Y.M., dan Achmad, S.A. (2010). Prenylated Flavones from Some Indonesian Artocarpus and Their Antimalarial Properties. Medicinal Plants, 2(2): 145-148.
Nagavani, V., Rao, T.R. (2010). Evaluation of Antioxidant Potential and Qualitative Analysis of Major Polyphenols by RP-HPLC in Nymphaea nouchali Burm Flowers. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2(4): 98-104.
Namdaung U et al. (2006). Bioactive Constituents Of The Root Bark Of Artocarpus
rigidus Subsp. Rigidus. Chem Pharm Bull, 54: 1433–1436.
Narasimhan, R., Toshihiko Osawa, Mitsuo Namiki and Shunro Kawakishi. (1988). Chemical Studies on Novel Rice Hull Antioxidants. 1. Isolation, Fractination, and Partial Characterization. J. Agric. Food. Chem, 37: 732-737.
Nomura, T., Hano, Y., Aida, M. (1998). Isoprenoid Substitued Flavanoids from Artocarpus Plants (Moraceae). Heterocycles, 47: 1179-1205.
Panthong, K., Tohdee, K., Towatana, N.H., Voravuthikunchai, S.P., Chusri, S. (2013). Prenylated Flavone from Roots of Hybrid Between Artocarpus
heterophyllus and Artocarpus integer and Its Biological Activities. Journal of The Brazilian Chemical Society, 24(10): 1656-1661.
Prohati. (2014). Detil Data Artocarpus heterophyllus. [Online]. Tersedia:
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=243. [18 September
2014].
Radwan, M.M. et al. (2008). Non-Cannabinoid Constituents From A High Potency
Cannabis sativa Variety. Phytochemistry, 69: 2627–2633.
Rajalakshmi, D. dan S. Narasimhan. (1985). Food Antioxidants: Sources and
Methods of Evaluation dalam D.L. Madhavi: Food Antioxidant, Technological, Toxilogical and Health Perspectives. Hongkong: Marcel
Dekker Inc.
48
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Santosa, C.M. dan Hertiani, T. (2005). Kandungan Senyawa Kimia dan Efek Ekstrak Air Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus L) pada Aktivitas Fagositosis Netrofil Tikus Putih. M a j Farm Indones, 16:141-148.
Sardjono, R.E. dan Dwiyanti, G. (2002). Petunjuk Praktikum Kimia Organik II. Bandung: FPMIPA UPI.
Sarker, S.D., Latif, Z., and Gray, A.L. (2006). Natural Product Isolation. New Jersey: Humana Press.
Sastrohamidjojo, H. (2002). Kromatografi. Yogyakarta: Liberty.
Scholichah, V. (2012). Kualitas Mikrobiologi Jamu Gendong Jenis Kunir Asem yang Diproduksi di Keluraan Merbung, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2): 504-513.
Shanmugapriya, K., Saravana, P.S., Payal, H., Mohammed, S.P., Binnie, W. (2011). Antioxidant Activity, Total Phenolic and Flavonoid Contents of Artocarpus
heterophyllus and Manilkara zapota Seeds and Its Reduction Potential. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 3:256-260.
Skolnick, A.A. (1997). Old Chinese Herbal Medicine Used for Fever Yields Possible New Alzheimer Disease Theraphy. The Journal of The American Medical
/Tinggi-Kasus-Malaria-di-Indonesia- [23 April 2013].
Swantara, M.D., Darmayasa, I.B.G., dan Dewi, N.K.A.K. (2011). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Kulit Batang Nangka. Jurnal Kimia, 5(1): 1-8.
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trager, W., Jensen, J., 1976. Human Malaria Parasite in Continuous Culture. Science, 193: 673-675.
Tran, L.Q., Tezuka, Y., Ueda, J., Nguyen, N.T., Maruyama, Y., Begum, K., Kim, H.S., Wataya, Y., Tran, Q.K., dan Kadota, S. (2003). In Vitro Antiplasmodial Activity of Antimalarial Medicinal Plants Used in Vietnamese Traditional Medicine. Journal of Ethnopharmacology, 86: 249-252.
United States Department of Agriculture Natural Resources Conservation Service. (2014). Artocarpus heterophyllus Lam Jackfruit. [Online]. Tersedia:
http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=arhe2. [18 September 2014].
Valdés, A.F.C., Martinez, J.M., Lizama, R.S., Gaitén, Y.G., Rodriguez, D.A. dan Payrol, J.A. (2010). In Vitro Antimalarial Activity and Cytotoxicty of Some Selected Cuban Medicinal Plants. Rev.Inst. Med. Trop. Sao Paulo, 52(4): 197-201.
Venkataraman K. (1972). Wood phenolics in the chemotoxonomy of the Moraceae.
Phytochem, 11: 1571-1586.
Weniger B et al. (2004). A Bioactive Biflavonoid from Campnosperma panamense.
Fitoterapia, 75: 764–767.
White, P.J. and Y. Xing. (1954). Antioxidants from Cereals and Legumes dalam
Foreidoon Shahidi: Natural Antioxidants, Chemistry, Health Effect and Applications. Illinois : AOCS Press.
WHO Media Centre (2014). Malaria. [Online]. Tersedia:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/. [21 Agustus 2014].
Widyawaruyanti, A., Devi, A.P., Fatria, N., Tumewu,L., Tantular, I.S. dan Hafid, A.F. (2014). In Vitro Antimalarial Activity Screening of Several Indonesian Plants Using HRP2 Assay. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences, 6(6): 125-128.
50
Ai Rohimah, 2014
Aktivitas biologi dan isolasi senyawa flavonoid Dari ekstrak etil asetat kayu akar nangka (artocarpus heterophyllus lamk).
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yao Y, Vieira A (2011) Comparative Antioxidant Properties of Citrus species: Evidence for Potent, Non-Vitamin Antioxidants in C. Aurantifolia.
International Journal of Food, Nutrition and Public Health, 4: 108-112.
Yenjai, C., Prasanphen, K., Daodee, S., Wongpanich, V. Dan Kittakoop, P. (2004). Bioactive Flavonoids from Kaempferia parviflora. Fitoterapia, 75: 89-92.