• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Ai Kurniawati, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 SDN Parungtanjung 02, Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

AI KURNIAWATI NIM. 0810329

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Oleh

AI KURNIAWATI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ai Kurniawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Ai Kurniawati, 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG

CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV Semester I SDN Parungtanjung 02, Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor )

OLEH

AI KURNIAWATI NIM. 0810329

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Karso, M.Pd. NIP.195509091980021001

Pembimbing II

Drs.H.Dede Somarya, M.pd. NIP.195803051984031002

Mengetahui

(4)
(5)

Ai Kurniawati, 2013

ABSTRAK

” MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG

CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL”

AI KURNIAWATI NIM .0810329

(6)

ABSTRACT

"IMPROVING STUDENT LEARNING MATH LESSON IN EYE OF OPERATIONS CALCULATE MIXTURE THROUGH CONTEXTUAL

APPROACH"

AI KURNIAWATI NIM .0810329

(7)

Ai Kurniawati, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………i

ABSTRAK………ii

KATA PENGANTAR………..iii

UCAPATAN TERIMA KASIH……..………iv

DAFTAR ISI………...………v

DAFTAR TABEL……...………vii

DAFTAR GRAFIK…....………...………...viii

DAFTAR DIAGRAM………..ix

DAFTAR LAMPIRAN……….....x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah…………...……… 6

C. Hipotesis Tindakan……….. 7

D. Tujuan Penelitian……….………. 7

E. Manfaat Penelitian………. 7

(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil

Belajar……….………..………... 12

B. Konsep Operasi Hitung Campuran Di Kelas IV SD……..………. 15

C. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran……….. 22

1. Pengertian Kontekstual……… 22

2. Karakteristik Kontekstual……… 22

3. Model Kontektual Yang Dikembangkan Dalam Pembelajaran……… 23

4. Langkah - langkah Penerapan Kontekstual ……… 24

5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual ……….. 25

6. Peran Guru Mengaktifkan danMeningkatkanHasil Belajar Siswa……….. 26

D. PenerapanPendekatanKontekstual Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran……….. 26

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 29

B. Model Penelitian……… 30

C. Subyek Penelitian……… 33

D. Prosedur Penelitian………. 33

E. Instrumen Penelitian……… 35

(9)

Ai Kurniawati, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……….. 40

B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 66

B. Saran……….... 67

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Matematika Tahun 2011 / 2012……… 3

Tabel 4.1 Nilai soal pertemuan pertama siklus I( kelompok)………….…… 42

Tabel 4.2 Nilai tes siswa siklus I……… 43

Tabel 4.3 Nilai Hasil ketuntasan siswa berdasarkan hasil evaluasi Siklus I.. 44

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I……….. 45

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I………..………….. 47

Tabel 4.7 Nilai soal pertemuan siklus II( kelompok)………. 52

Tabel 4.8 Nilai tes Siswa Siklus II……… 53

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II……… 54

Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II……...……… 56

(11)

Ai Kurniawati, 2013

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.4 Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I ... 44

(12)

DAFTAR DIAGRAM

(13)

Ai Kurniawati, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Surat Permohonan izin Penelitian, Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah, Surat izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , Lembar Kerja Siswa

Lampiran II Dokumentasi Hasil Penelitian

(14)
(15)

Ai Kurniawati, 2013

BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari mulai

tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan Matematika tidak

terlepas dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu konsep-konsep dasar

Matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rendahnya prestasi belajar serta kekurangmampuan siswa dalam

memecahakan masalah matematika sudah dapat dinilai sebagai masalah yang

cukup serius dan penanganan dengan segera. Hal ini matematika belum dapat

terpecahkan .

Hasil belajar tidak akan berkembang jika pada setiap kesempatan untuk

berpikir tidak dipergunakannya. Disiplin ilmu dibangun oleh fakta, konsep,

prinsip dan teori – teori yang menuntut untuk berpikir kreatif dalam segala hal.

Oleh karena itu diperlukan sebuah usaha untuk dapat menunjang pertumbuhan

dan meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya adalah dengan

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menggunakan metode-metode

pembelajaran yang tepat dengan menyediakan beragam materi .

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan

dan yang cukup, diakui oleh semua kalangan atau suatu bangsa demi

kelangsungan masa depannya. Demikian juga Indonesia menaruh harapan

besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa karena dari

sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sumaatmadja ( Kartika,O 2011: 1 ), yang

mengemukakan bahwa ” pedidikan upaya meningkatkan salah satu aspek kualitas

(16)

Untuk mendukung pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

melalui pendidikan, pemerintah melalui kurikulum pendidikan nasional

merekomendasikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib

diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Terdapat

beberapa alasan yang membuat diwajibkannya untuk dipelajari adalah sebagai

( Kartika, O 2011: 2 ) berikut :

1. Matematika selalu digunakan dalam segala sendi kehidupan . 2. Semua bidang studi memerlukan kajian matematika yang sesuai

3. Matematika dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dengan berbagi cara

4. Matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis , ketelitian dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak dari

sekolah dasar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah

berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaan, maupun strategi

pembelajarannya. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki obyek

abtrak yang berdasarkan kebenaran dan konsistensi.

Uraian di atas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting,

tetapi dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika

masih jauh dari apa yang diinginkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran

yang dipakai kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut

tidak maksimal. Kenyataan tersebut masih banyak dijumpai di SD Negeri

Parungtanjung 02 tempat dimana penulis melaksanakan tugas sebagai guru selama

ini.

Dalam penyampaian pembelajaran guru masih menggunakan cara lama

atau cara konvensional ( cara tradisional ), metode ceramah yang dominan dimana

pembelajaran hanya belangsung satu arah. Peran guru penyampai pesan pada

peserta didik dan hanya menekankan pada isi pesan, yaitu materi pembelajaran.

Sedangkan peserta didik hanya sebagai pendengar setia pada materi yang

(17)

Ai Kurniawati, 2013

didik, sehingga pembelajaran tidak menarik minat siswa untuk belajar

matematika yang akhirnya menyebabkan peserta didik merasa jenuh.

Hal ini tentu berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta

didik dan tidak akan mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik sehingga

hasil tes peserta didik akan sering menunjukan prestasi belajar yang rendah atau

sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimal ( KKM).

Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri Parungtanjung 02

Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun

pelajaran 2011 / 2012 terutama pada mata pelajaran matematika, belum

memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai operasi hitung

campuran yang ditargetkan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal )

yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 65 belum

memenuhi standar karena sekitar 60% siswa belum memahami konsep

matematika, adapun perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1

Nilai Matematika TH: 2011 / 2012

Operasi Hitung Campuran

No : Nama Nilai No : Nama Nilai

1 AM 60 16 MP 50

2 AT 55 17 MA 80

3 AL 60 18 MA 45

4 AUP 70 19 MI 60

5 MI 70 20 MI 65

6 AC 70 21 MMA 50

7 BAP 55 22 MR 75

8 DDJ 70 23 MR 70

(18)

10 DAA 70 25 NC 50

11 EC 60 26 NH 65

12 EL 50 27 RN 80

13 EM 60 28 STY 65

14 FPA 60 29 SFM 90

15 HS 55 30 SL 45

Sementara itu, khusus siswa kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02

Kecamatan Gunungputri dalam pembelajaran matematika, konsep operasi hitung

campuran adalah konsep yang tidak mudah dipahami siswa sehingga dampaknya

berpengaruh terhadap rendahnya prestasi hasil belajar. Sementara itu hasil belajar

merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menentukan target atau KKM yang

diharapkan. Ketidakmampuan siswa dalam memecahakan masalah disebabkan

oleh beberapa faktor .

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut adalah

sebagai berikut( Kartika,O 2011:5 )

a. Faktor yang ditimbulkan oleh guru yaitu, dalam kegiatan pembelajaran matematika yang masih bersifat tradisional. Pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktifitas menerangkan, memberikan contoh, dan selanjutnya siswa diberi latihan –latihan mengerjakan soal- soal sesuai dengan contoh.

b. Guru hanya berkonsentrasi mengejar target pencapaian kurikulum, sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya bertumpu pada target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan oleh karena banyaknya materi yang harus dicapai.

c. Guru hanya berusaha bagaimana mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian masuk SLTP Negeri yang diinginkan oleh siswa dan orang tua. Pembelajaran matematika hanya berpusat pada guru , konsep matematika disampaikan secara informasi, soal-soal yang disajikan kepada siswa seluruhnya bersifat tertutup dan kontinu. Akhirnya kemampuan nalar dan kompetisi strategis siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Keadaan seperti di atas benar-benar dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri

Parungtanjung 02 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Kemampuan siswa

(19)

Ai Kurniawati, 2013

permasalahan rutin dan tertutup. Dalam pembelajaran matematika sering

dijumpai, guru menyampaikan pembelajaran matematika jarang menggunakan

metode atau pendekatan pembelajaran maupun media pembelajaran sedangkan

metode dan media menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai target yang

diharapkan. Namun kenyataannya guru cenderung menggunakan cara lama

(Verbalistis) sedangkan tingkat berfikir siswa yang masih dominan adalah

konkret.

Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi

operasi hitung campuran dicoba dengan menggunakan berbagai pendekatan

pembelajaran salah satunya adalah pendekatan Kontekstual. Dalam kegiatan

pembelajaran tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang, dan menarik

minat siswa untuk melakukan kegitan mengajar secara optimal, maka tujuan

pendidikan yang diharapkan akan tercapai sesuai keinginan.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak

Sekolah Usia Dini (PAUD), Matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar

yang dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaannya,

maupun strategi pembelajarannya, matematika merupakan mata pelajaran yang

memiliki obyek abstrak yang berdasarkan kebenaran dan konsisten. Materi

matematika bukanlah pertama kali yang dikenal peserta didik dalam pembelajaran

di sekolah dasar. Kemamapuan siswa dalam pemelajaran matematika berkembang

sesuai dengan kemampuan kongnitif masing-masing siswa. Ide-ide matematika

yang telah dikenal perlu dikembangkan secara sistematis dalam bentuk

pembelajaran yang diajarkan secara terencana.

Uraian diatas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting, tetapi

dilain pihak prestasi belajar siswa, dalam matematika jauh dari apa yang

diharapkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran yang digunakan tidak

sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut kurang maksimal.

Kenyataan tersebut masih banyak ditemui di SD Negeri Parungtanjung 02

(20)

menyampaikan pembelajaran masih menggunkan cara lama (Konvensional) yaitu

dengan metode ceramah saja yang berlangsung hanya satu arah, dalam

penyampaian pesan terhadap siswa hanya menekankan pada isi pesan yaitu materi

pembelajran, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar materi yang disampaikan

oleh guru.

Konsep operasi hitung campuran merupakan konsep yang tidak mudah

dipahami oleh siswa di sekolah dasar, sehingga untuk mengajarkannya

memerlukan kesabaran, kesungguhan, perhatian, ketekunan, kemampuan

profesional guru, dan mempunya dedikasi yang sangat tinggi. Pemahaman

konsep operasi hitung campuran bagi siswa sekolah dasar relatif masih rendah.

Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa pada pokok

bahasan operasi hitung campuran.

Bagi siswa sekolah dasar menyelesaikan soal operasi hitung campuran

adalah hal yang tidak mudah. Kesulitan tesebut disebabkan oleh pemahaman yang

belum mantap tentang operasi hitung campuran itu sendiri, sehingga ketika guru

menyampaikan materi cara menyelasaikan persoalan siswa hanya mengikuti

secara mekanik ( tanpa pemahaman ) yang jelas.

Salah satu alternatif solusi yang dianggap dapat mengatasi permasalahan

di atas adalah dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual. Dengan pendekatan

pembelajaran ini diharapkan dapat menempatkan guru sebagai perancang

organisasi pembelajaran sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memahami

dan menggunakan Matematika melalui aktivitas belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah” Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi

(21)

Ai Kurniawati, 2013

Campuran melalui pendekatan kontekstual, di Kelas IV SD Negeri Parungtanjung

02 Kecamatan Gunungputri Kab. Bogor ”. Secara terinci rumusan masalah dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang operasi hitung

campuran di kelas IV SDN Parungtanjung 02 melalui penerapan pendekatan

Kontekstual ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa tentang operasi

hitung campuran di kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02 melalui

penerapan pendekatan Kontekstual ?

C. Hipotesins Tindakan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam pengembangan

konseptual perencanaan tindakan, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini

adalah jika pembelajaran matematika disajikan dengan menggunakan pendekatan

kontekstual maka hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung

campuran dapat ditingkatkan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memecahakan masalah praktis

yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui

pendekatan kontekstual, di SDN Parungtanjung 02 Secara rinci tujuan ini

diuraikan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang operasi

hitung campuran di kelas IV SDN Parungtanjung 02 melalui penerapan

pendekatan Kontekstual.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

tentang operasi hitung campuran setelah menggunakan pendekatan

kontekstual di kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02.

(22)

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peserta didik, guru,

dan lembaga pendidikan berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan rasa senang terhadap proses pembelajaran matematika

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi.

c. Dapat meningkatkan pola pikir matematika siswa kelas 4 sesuai dengan

kemampuan masing – masing.

d. Memberikan pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab

permasalahan

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran

yang sesuai dan memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran.

Dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan informasibagigurukhususnya

guru Sekolah Dasar mengenai pembelajaran matematika.

a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan keterampilan

pembelajaran matematika

b. Meningkatakan pemahaman tentang berbagai metoda dan strategi

pembelajaran

c. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual, guna meningkatkan profesi dan kualitas guru

3. Bagi Sekolah

a. Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penentu kebijakan, khususnya

dalam peningkatan kualitas pendidikan .

b. Dapat digunakan sebagai inpentarisasi bacaan di sekolah .

F. Definisi Operasional.

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memberikan arti atau persepsi

(23)

Ai Kurniawati, 2013

lakukan, maka penulis akan memparkan terlebih dahulu istilah-istilah yang

terkandung dalam judul skripsi tersebut. Pemaparan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Darmansyah ( Suhaeni,N 2010: 6 ) menyatakan bahwa “ hasil belajar

adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang di tentukan dalam bentuk

angka” . Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud hasil

belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses

pembelajaran. Rahmat ( Suhaeni,N 2010: 6 ) mengatakan bahwa “ hasil belajar adalah ”penggunaan angka pada hasil tes prosedur penilaian sesuai dengan peraturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”.

2. Pengertian Operasi

Secara harfiah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan. Dalam

matematika istilah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan yang melibatkan satu

atau beberapa unsur matematika, yang menghasilkan suatu unsur tertentu . Unsur – unsur matematika yang dioperasikan bisa berupa bilangan, himpunan, titik, garis bidang, dan lain – lain .

Hasil operasi sifatnya unik ( unique ), artinya unsur – unsur tetentu

dioperasikan dengan operasi tertentu hasil operasinya harus tunggal, satu dan

hanya satu unsur . Misalkan kita mengoperasaikan dua unsur a dan b dengan

operasi * yang didefinisikan, menghasilkan c. kapanpun unsur – unsur itu

dioperasikan dengan operasi * tersebut hasil operasinya harus c.

Perbedaan antara operasi dengan relas. Perbedaannya, dalam operasi

menghasilkan unsur tertentu yang unik, sedangkan dalam relasi tidak

menghasilkan unsur tertentu tersebut. Dalam relasi hanya menyatakan hubungan

antara suatu unsur lain. Misalnya 2 + 3 = 5. Tanda + menunjukan operasi sebab

menghasilkan unsur tertentu yang unik. Pada pertanyaan 2 < 3, tanda <

menyatakan relasi sebab hanya menyatakan hubungan antara bilang 2 dengan

bilangan 3 , tidak menunutut hasil dari hubungan tersebut, dst...

(24)

Dalam kehidupan nyata pembelajaran bisa dimulai dari sesuatu yang

dekat dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa, dan sesuai dengan

kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran dapat berkaitan dengan permasalahan

kehidupan sehari – hari terutama dalam kehidupan yang dialami oleh siswa itu

sendiri dan dilingkungan keluarga mereka. Dalam proses pembelajaran

diharapkan dapat diajarkan dengan situasi dunia nyata, sedangkan bagi siswa

sebagai motivasi untuk membuat keterkaitan antara pengetahuan dengan

kehidupannya baik dikeluarga, masyarakat, dan aktivitas lainya.

Sedangkan aktivitas guru dalam pendekatan ini adalah membantu siswa

untuk mengaitkan peran dan tanggung jawab mereka sebagai diri sendiri, anggota

keluarga, Warga Negara, dan sebagai pekerja. Jadi dengan menggunakan

pendekatan kontekstual, pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha

siswa itu sendiri ketika ia belajar.

Dengan demikian pendekatan kontekstual dalam memberdayakan siswa

lebih berfokus pada siswa sehingga kelas menjadi hidup dan menyenangkan.

Sehingga hal inipun siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, siswa

dapat bertanya atau belajar dari temannya melalui kerja kelompok, diskusi dan

saling mengoreksi. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari sesuai

kenyataan yang dialami oleh siswa serta dapat disimulasikan .

Penerapan kontekstual dalam pembelajaran operasi hitung campuran

dapat dihubungkan dengan soal sebagai berikut:

234 - 20 + ( 13 x 75 ) : 5

= 234 - 20 + ( 975 : 5 )

=( 234 - 20 ) + 195

=214 + 195

(25)

Ai Kurniawati, 2013

4. Pendekatan Kontekstual

Kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa

melihat makna dari pelajaran mereka di sekolah melalui hubungan antara

pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi,

sosial, maupun budaya. Untuk mencapai hal ini, pendekatan kontekstual memiliki

delapan prinsip ( Aisyah,N 2007: 10 ) ,yaitu:

a. Hubungan bermakna b. Pekerjaan yang berati c. Pengaturan belajar sendiri d. Kolaborasi

e. Berpikir kritis

f. Pendewasaan individu g. Penilaian autentik

h. Pencapaian standar yang tinggi

Pendekatan kontekstual memungkinkan siswa dilibatkan dalam

pekerjaan-pekerjaan sekolah untuk meningkatkan kebermaknaan belajarnya. Siswa

disadarkan, mengapa mereka belajar konsep – konsep dan bagaimana konsep –

konsep penting dapat digunakan diluar kelas. Pendekatan kontekstual membuat

sebagian besar siswa belajar secara efesien, kapan mereka bekerja secara

komperatif dengan siswa lain dalam kelompok.

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran merupakan konsep belajar

mengajar yang memfungsikan guru sebagai pihak yang harus mengkemas materi

dan mengaitkannya dengan suasana yang mudah dipahami siswa (konteks ).

Membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata siswa, serta mendorong siswa membuat kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual membantu

siswa memperoleh pengalaman dan menemukan pengetahuan atau keterampilan

baru.

Guru sebagai pengelola kelas lebih banyak memikirkan bagaimana siswa

(26)

keterampilan baru secara bermakna melalui pengetahuan dan keterampilan yang

(27)

Ai Kurniawati, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, “ penelitian tindakan

merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh

peneliti dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk merperbaiki pekerjaannya,

memahi pekerjaan ini serta sesuai dimana pekerjaan ini dilakukan”. ( Kemmis &

Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13), penelitian ini dilakukan secara

kolaboratif antar guru dengan observer untuk melihat aktivitas sekaligus melihat

peningkatan kemampuan berpikir keratif siswa dalam pembelajaran matematika

dengan pendekatan pemecahan masalah. Penelitian di harapkan dapat

memperbaiki proses belajar yang lebih baik dengan mengembangkan kemampuan

berpikir kreatif pelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan

matematika.

Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan yaitu melalui empat tahap

meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4)

Refleksi. Prosedur PTK merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari

komponen-komponen yang terdiri dari :

Perencanaan ( Planning ), Rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk

1. memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan (Action), Apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

perbaikan

3. Observasi (Observing), mengamati atas hasil dari tindakan yang telah

dilaksanakan terhadap siswa.

4. Refleksi ( Reflecting ), Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil

(28)

Dalam pelaksanaan penelitian dibuat 2 siklus untuk mempermudah

langkah peneliti, mulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi pustaka,

melakukan observasi awal, menemukan masalah kemudian mengidentifikasi

masalah, merencanakan langkah awal tindakan dengan menyusun rencana

tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke 1, kemudian

merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi,

maka diperbaiki lagi pada siklus berikutnya.

B. Model Penelitian

Disain penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai

dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam

menyelesaikan menyelesaikan soal operasi hitung campuran. secara optimal

maka diberikanlah tes. Sedangkan observer awal dilakukan untuk mengetahui

tindakan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan

diketahui optimalisasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung

campuran.

Disain pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai

berikut : Yaitu model ( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13)

(29)

Ai Kurniawati, 2013

( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13, )

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang diadakan adalah merencanakan persiapan mengajar mulai

dari pembuatan RPP, yang meliputi: a) Identitas Rencana Pembelajaran, b)

Kompetensi Dasar atau Hasil Belajar, c) Langkah Pembelajaran, d) Sumber /

Media / Bahan Ajar, e) Penilaian, f) Identitas Penyusun. Pada langkah

pembelajaran berisi tiga tahap kegiatan, yakni: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan

Kegiatan Akhir ( Penutup ).

Kegiatan awal dimasudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik,

maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk

menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan

kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .

Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus

memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir

berupa pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunann model

pendekatam kontekstual pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .

2. Tahap Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksankan penelitian Tindakan Kelas

sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil

kesepakatan bersama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk –

petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal operasi

hitung campuran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pelaksanaan

tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari – hari.

(30)

Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika

dalam menyelesaikan soal operasi hitung campuran. Observasi ditunjukan untuk

memantau proses dan dampak perbaikan. Kegiatan observasi bersamaan dengan

kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dengan menggunakan

lembar pengamatan. Pormat lembar pengamatan berisi tentang hal – hal atau

tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana

caranya meningkatkan hasil belajar ( format lembar pengamatan terlampir ).

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi, dan evaluasi terhadap

semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada

saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang

berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam

kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan

berlangsung yang menyebabakan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak

diharapkan, direfleksikan kembali.

Analisis data dilakukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk

dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data

merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan

evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan

terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai

minimal 70 pada penyelesaian soal operasi hitung campuran. Hasil refleksi

merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak.

Desain penelitian terdiri dari dua siklus Setiap Siklus dilaksanakan sesuai

dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam

menyelesaikan soal operasi hitung campuran secara optimal, diberikan tes.

Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam

(31)

Ai Kurniawati, 2013

dalam pengerjaan soal operasi hitung campuran, maka pada pra penelitian,

peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran

penyelesaian soal pecahan di kelas peneliti dalam rangka mengamati dan

mengidentifikasi masalah – masalah instruksional yang ada kemudian membuat .

C. Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Parungtanjung 02

Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Dipilihnya sekolah tersebut sebagai

tempat dilakukannya penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan antara

lain kualitas SD tersebut secara umum dapat dikatakan memadai, sekolah tersebut

juga merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru kelas sehingga sedikitnya

peneliti sudah memahami kesukaran yang di hadapi oleh siswa-siswa di sekolah

tersebut. Subyek penelitian terdiri 30 siswa, pembelajaran melalui pendekan

kontekstual .

D. Prosedur Penelitian ( Rancangan Penelitian )

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana

dan pelaksana utama. Sebagai perencana tindakan dalam penelitian ini, maka pada

pra penelitian, peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses

pembelajaran penyelesaian soal operasi hitung campuran di kelas peneliti dalam

rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah – masalah intruksional yang ada

kemudian membuat perencanaan tindakan langsung yang akan dilaksanakan di

kelas berdasarkan masalah yang dipilih sesuai hasil refleksi.

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

meliputi beberapa prosedur terdiri dari :

(32)

Melaksanakan proses pembelajaran matematika yang difokuskan pada

pembelajaran tentang operasi hitung campuran di kelas IV setelah selesai

penbelajaran guru dan beberapa siswa melakukan refleksi, ada beberapa

permasalahan yang ditemui diantarannya: dalam proses belajar tidak tampak

aktivitas siswa, siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan

berpikirnya, dan terjadi interaksi satu arah maksudnya hanya tertuju pada siswa

yang pandai saja. Dari beberapa temuan tersebut, maka peneliti merumuskan

masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah dapat dilihat

pada bab I.

2. Kegiatan Pra Tindakan

a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya pendekatan

kontekstual.

b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan

kontekstual

c. Mengungkap kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajran

matematika dengan pendekatan kontekstual

3. Penyusunan Rencana Tindakan

Menetapkan topik pembelajaran berdasarkan kesepakatan antara peneliti

dengan dengan observer, yang menjadi topik pembelajaran yaitu dengan

kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan .

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan pendekatan

kontekstual.

a. Menyusun alat evaluasi

LKS diberikan untuk membangkitkan aktivitas dan kreativitas berpikir siswa

dalam kerja kelompok dalam memecahakan masalah yang berhubungan

(33)

Ai Kurniawati, 2013

tingkat kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang diajarkan

serta mampu mengerjakan soal evaluasi secara individu.

b. Menyiapkan buku matematika yang diperlukan untuk mendukung kegiatan

belajar mengajar yang akan dilaksanakan .

c. Melakukan pembagian kelompok.

d. Pelaksanaan Tindakan ( Observasi, Analisis dan Refleksi )

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian ini adalah

sebagai berikut :

1). Siklus I

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a). Membuat rencana pembelajaran Siklus I

b). Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus I

c). Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain :

Observasi pelaksanaan siklus I, mengkaji hasil belajar siswa, dengan guru dan

siswa kelas III.

d). Melakukan refleksi siklus I

e). Hasil Analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I ini menjadi bahan bagi

rekomendasi dan revisi rencana tindakan ke siklus II.

2). Siklus II

Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a). Membuat rencana pembelajaran yang direvisi pada Siklus II

b). Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus II

c). Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain

Observasi pelaksanaan siklus II, mengkaji hasil belajar siswa,

d). Melakukan refleksi siklus II

e). Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu menjaring kemampuan akhir ( Hasil

belajar siswa) setelah diterapkan pendekatan kontekstual dan menganalisis

(34)

siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media

pembelajaran alat bantu peraga

f). Kesimpulan yang di lakukan peneliti yaitu menganalisis dan merefleksikan

seluruh tindakan yang telah dilakukan dan menyimpulkan seluruh hasil siklus I

dan siklus II

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan

soal operasi hitung campuran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam penelitian dibutuhkan 2 data yaitu: 1)

data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung

campuran 2) data tentang pelaksanaan pendekatan kontekstual. Instrumen yang

digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes Hasil Belajar

Menyelesaikan soal operasi hitung campuran. Untuk mendapatkan data

tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada operasi hitung

campuran menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam tes soal yang diberikan

berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh

mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika

2. Instrumen Non Tes

Observasi adalah suatu cara untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa

dalam proses pembelajaran matematika, sikap guru serta interaksi antara siswa

dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan oleh guru dan rekan yang

meneliti. Hasil observasi ini ditujukan dasar refleksi dan tindakan yang dilakukan.

(35)

Ai Kurniawati, 2013

Pada dasarnya Pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang

penelitian terus menerus dari awal sampai akhir Suwarsih 1992 ( Nani Suhaeni

2010 )

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Teknik kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas

guru dan siswa serta gejala gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang

telah berlangsung.

b. Teknik Kuantitatif ( Teknik Persentase)

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa

hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran

terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang

diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman

atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan rumus :

N = skor perolehan x 10 ( N = Skor maksimal )

Hasil analisis skor ini berupa nilai standar dengan skala 1-100 dengan

batas minimal kelulusan adalah nilai 65 atau 65% nilai ideal yaitu taraf

penguasaan minimal ketuntasan belajar perorangan. Sedangkan untuk mencari

persentase ketutasan belajar secara kelompok minimal 80% dari jumlah siswa.

(36)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan

berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan

sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian.

Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai

dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.

a.Analisis kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas

guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya

proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar

yang telah berlangsung.

b. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa

hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan

pensekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.

Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar

diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep

yang dipelajari.

Dengan rumus :

1. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus :

N

X = ---

N

Keterangan

(37)

Ai Kurniawati, 2013

n = Jumlah siswa

X = Nilai rata – rata kelas

2. Menghitung daya serap dengan rumus

Jumlah Nilai Total Subyek

Daya Serap = x 100 %

Jumlah Skor Total Maksimum

3. Menghitung Prosentase Ketuntasan belajar siswa secara Klasikal dengan

rumus :

∑ s ≥ 65

TB = x 100 %

N

Keterangan

∑ s ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65

N = Banyak Siswa

100 % = Bilangan tetap

(38)
(39)

Ai Kurniawati, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil paparan dan uraian serta pembahasan pada bagian

sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .

1. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan tentang

operasi hitung campuran dapat dilihat dari pembelajaran siklus I dan II

dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan menerapkan langkah –

langkah pembelajarannya seperti: melaksanakan kegiatan inquirí dalam setiap

pembelajaran, mengajak siswa untuk berani bertanya, belajar kelompok,

menghadirkan model, mengevaluasi, dan melakukan refleksi. Hasil yang

didapat pada siklus I belum maksimal karena masih ada siswa yang ragu dan

malu untuk bertanya dalam mempresentasikan didepan kelas tetapi setelah

pembelajaran siklus II hasil yang diharapkan sudah maksimal siswa sudah

merasa tidak takut pada saat mengikuti proses pembelajaran melalui

pendekatan kontekstual.

2. Hasil belajar yang didapatkan siswa pada pembelajaran matematika dengan

pokok operasi hitung campuran menggunakan pendekatan kontekstual

dalam Siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, hasil

ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual sangat cocok

diberikan di kelas IV SDN Parungtanjung 02 Gunungputri Bogor di Sekolah

Dasar. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan

penjumlahan melalui pendekatan kontestual dapat dilihat dari hasil tes

dimana pada pembelajaran siklus I mulai dilaksanakan nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 70,60 dan pada proses dilaknkan pembelajaran Siklus II

(40)

B. Saran

Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu

disampaikan diantaranya :

1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan kontekstual sebaiknya

memperhatikan penyusunan bahan ajar yang akan disampaikan atau

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Bahan ajar yang dibuat ahrus

mencerminkan komponen-komponen kontekstual yang didalamnya dapat

mengukur kemampuan siswa. Dengan demikian soal-soal yang diberikan

harus dapat merangsang belajar siswa

2. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan

pendekatan kontekstual perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran

proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah

tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

3. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang

memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan

kemampuan, ini merupakan tanggung jawab bagi kita yang bergelut dalam

dunia pendidikan. dengan cara berbagai hal diantaranya mengembangkan

berpikir siswa yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami

(41)
(42)

DAFTAR PUSTAKA

A.Nyimas, (2007), Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Nasional

Dra. Suangsih E,S.Pd,M.Pd (2006),dkk ,Model Pembelajaran Matematika . UPI PRESS

Dr.H.Herman,T.dkk (2004), Pendidikan Matematika I.Edisi Revisi Bandung UPI PRESS

http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/peranan-guru-mengaktifkan-dan-meningkatkan-hasil-belajar-siswa/

Peranan guru mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa

Kasbolah, K. ( 1998 ) , Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdiknas Karim A

muhtar, Widagdo Djamus ( 1998 ). Bilangan Paecahan dan Operasinya. Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas. Jakarta Depdiknas.

Kartika.O , (2011 ), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika tentang

Penjumlahan Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan

Kontrekstual:Skripsi UPI

Suhaeni.N , (2010 ), Upaya Meningkatkan Hasil Matematika

Gambar

Tabel 4.1 Nilai soal pertemuan pertama siklus I( kelompok)………….……  42
Grafik 4.4 Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I  ..............................................
Tabel 1.1  Nilai Matematika  TH: 2011 / 2012

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini untuk mengkaji tentang rehabilitasi narapidana melalui proses pembinaan aspek yurudis, aspek moral, dan aspek kemandirian, serta mengetahui

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas karena probability value financial

Pengadaan Alat Tulis Kantor Pembangunan Dermaga Ponton PLBL Liem Hie Djung.. Belanja

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memiliki Surat Perizinan dengan kualifikasi usaha

Pada kanal multipath Rayleigh fading dengan perubahan frekuensi doppler 0, 9, 56 dan 130 Hz, kinerja sistem OFDM dengan modulasi QPSK dari hasil simulasi

Bidang Pengolahan, Pemasaran Hasil dan Data Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas untuk

Dalam hal ini dukungan dari dunia usaha/industri pada keterlaksanaan proses pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Tasikmalaya dengan meningkatkan perannya

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan