Ai Kurniawati, 2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2012/2013 SDN Parungtanjung 02, Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
AI KURNIAWATI NIM. 0810329
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Oleh
AI KURNIAWATI
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ai Kurniawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Ai Kurniawati, 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG
CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV Semester I SDN Parungtanjung 02, Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor )
OLEH
AI KURNIAWATI NIM. 0810329
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. H. Karso, M.Pd. NIP.195509091980021001
Pembimbing II
Drs.H.Dede Somarya, M.pd. NIP.195803051984031002
Mengetahui
Ai Kurniawati, 2013
ABSTRAK
” MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG
CAMPURAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL”
AI KURNIAWATI NIM .0810329
ABSTRACT
"IMPROVING STUDENT LEARNING MATH LESSON IN EYE OF OPERATIONS CALCULATE MIXTURE THROUGH CONTEXTUAL
APPROACH"
AI KURNIAWATI NIM .0810329
Ai Kurniawati, 2013
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………i
ABSTRAK………ii
KATA PENGANTAR………..iii
UCAPATAN TERIMA KASIH……..………iv
DAFTAR ISI………...………v
DAFTAR TABEL……...………vii
DAFTAR GRAFIK…....………...………...viii
DAFTAR DIAGRAM………..ix
DAFTAR LAMPIRAN……….....x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah…………...……… 6
C. Hipotesis Tindakan……….. 7
D. Tujuan Penelitian……….………. 7
E. Manfaat Penelitian………. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil
Belajar……….………..………... 12
B. Konsep Operasi Hitung Campuran Di Kelas IV SD……..………. 15
C. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran……….. 22
1. Pengertian Kontekstual……… 22
2. Karakteristik Kontekstual……… 22
3. Model Kontektual Yang Dikembangkan Dalam Pembelajaran……… 23
4. Langkah - langkah Penerapan Kontekstual ……… 24
5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual ……….. 25
6. Peran Guru Mengaktifkan danMeningkatkanHasil Belajar Siswa……….. 26
D. PenerapanPendekatanKontekstual Pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Campuran……….. 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 29
B. Model Penelitian……… 30
C. Subyek Penelitian……… 33
D. Prosedur Penelitian………. 33
E. Instrumen Penelitian……… 35
Ai Kurniawati, 2013
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian……….. 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian………... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….. 66
B. Saran……….... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Matematika Tahun 2011 / 2012……… 3
Tabel 4.1 Nilai soal pertemuan pertama siklus I( kelompok)………….…… 42
Tabel 4.2 Nilai tes siswa siklus I……… 43
Tabel 4.3 Nilai Hasil ketuntasan siswa berdasarkan hasil evaluasi Siklus I.. 44
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I……….. 45
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I………..………….. 47
Tabel 4.7 Nilai soal pertemuan siklus II( kelompok)………. 52
Tabel 4.8 Nilai tes Siswa Siklus II……… 53
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II……… 54
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II……...……… 56
Ai Kurniawati, 2013
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.4 Ketuntasan Hasil Evaluasi Siklus I ... 44
DAFTAR DIAGRAM
Ai Kurniawati, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Surat Permohonan izin Penelitian, Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah, Surat izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.
Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , Lembar Kerja Siswa
Lampiran II Dokumentasi Hasil Penelitian
Ai Kurniawati, 2013
BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari mulai
tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan Matematika tidak
terlepas dari kehidupan sehari-hari, oleh karena itu konsep-konsep dasar
Matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Rendahnya prestasi belajar serta kekurangmampuan siswa dalam
memecahakan masalah matematika sudah dapat dinilai sebagai masalah yang
cukup serius dan penanganan dengan segera. Hal ini matematika belum dapat
terpecahkan .
Hasil belajar tidak akan berkembang jika pada setiap kesempatan untuk
berpikir tidak dipergunakannya. Disiplin ilmu dibangun oleh fakta, konsep,
prinsip dan teori – teori yang menuntut untuk berpikir kreatif dalam segala hal.
Oleh karena itu diperlukan sebuah usaha untuk dapat menunjang pertumbuhan
dan meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya adalah dengan
menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menggunakan metode-metode
pembelajaran yang tepat dengan menyediakan beragam materi .
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dan yang cukup, diakui oleh semua kalangan atau suatu bangsa demi
kelangsungan masa depannya. Demikian juga Indonesia menaruh harapan
besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa karena dari
sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sumaatmadja ( Kartika,O 2011: 1 ), yang
mengemukakan bahwa ” pedidikan upaya meningkatkan salah satu aspek kualitas
Untuk mendukung pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
melalui pendidikan, pemerintah melalui kurikulum pendidikan nasional
merekomendasikan matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib
diberikan kepada peserta didik Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Terdapat
beberapa alasan yang membuat diwajibkannya untuk dipelajari adalah sebagai
( Kartika, O 2011: 2 ) berikut :
1. Matematika selalu digunakan dalam segala sendi kehidupan . 2. Semua bidang studi memerlukan kajian matematika yang sesuai
3. Matematika dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dengan berbagi cara
4. Matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis , ketelitian dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak dari
sekolah dasar. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah
berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaan, maupun strategi
pembelajarannya. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki obyek
abtrak yang berdasarkan kebenaran dan konsistensi.
Uraian di atas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting,
tetapi dilain pihak prestasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika
masih jauh dari apa yang diinginkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran
yang dipakai kurang sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut
tidak maksimal. Kenyataan tersebut masih banyak dijumpai di SD Negeri
Parungtanjung 02 tempat dimana penulis melaksanakan tugas sebagai guru selama
ini.
Dalam penyampaian pembelajaran guru masih menggunakan cara lama
atau cara konvensional ( cara tradisional ), metode ceramah yang dominan dimana
pembelajaran hanya belangsung satu arah. Peran guru penyampai pesan pada
peserta didik dan hanya menekankan pada isi pesan, yaitu materi pembelajaran.
Sedangkan peserta didik hanya sebagai pendengar setia pada materi yang
Ai Kurniawati, 2013
didik, sehingga pembelajaran tidak menarik minat siswa untuk belajar
matematika yang akhirnya menyebabkan peserta didik merasa jenuh.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta
didik dan tidak akan mampu menyerap materi pembelajaran dengan baik sehingga
hasil tes peserta didik akan sering menunjukan prestasi belajar yang rendah atau
sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimal ( KKM).
Masalah di atas juga ditemukan di SD Negeri Parungtanjung 02
Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Prestasi yang dicapai siswa tahun
pelajaran 2011 / 2012 terutama pada mata pelajaran matematika, belum
memenuhi harapan. Hasil kemampuan siswa dalam mencapai nilai operasi hitung
campuran yang ditargetkan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal )
yang ditentukan oleh sekolah maupun di gugus yaitu untuk matematika 65 belum
memenuhi standar karena sekitar 60% siswa belum memahami konsep
matematika, adapun perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Nilai Matematika TH: 2011 / 2012
Operasi Hitung Campuran
No : Nama Nilai No : Nama Nilai
1 AM 60 16 MP 50
2 AT 55 17 MA 80
3 AL 60 18 MA 45
4 AUP 70 19 MI 60
5 MI 70 20 MI 65
6 AC 70 21 MMA 50
7 BAP 55 22 MR 75
8 DDJ 70 23 MR 70
10 DAA 70 25 NC 50
11 EC 60 26 NH 65
12 EL 50 27 RN 80
13 EM 60 28 STY 65
14 FPA 60 29 SFM 90
15 HS 55 30 SL 45
Sementara itu, khusus siswa kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02
Kecamatan Gunungputri dalam pembelajaran matematika, konsep operasi hitung
campuran adalah konsep yang tidak mudah dipahami siswa sehingga dampaknya
berpengaruh terhadap rendahnya prestasi hasil belajar. Sementara itu hasil belajar
merupakan tolak ukur keberhasilan dalam menentukan target atau KKM yang
diharapkan. Ketidakmampuan siswa dalam memecahakan masalah disebabkan
oleh beberapa faktor .
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut adalah
sebagai berikut( Kartika,O 2011:5 )
a. Faktor yang ditimbulkan oleh guru yaitu, dalam kegiatan pembelajaran matematika yang masih bersifat tradisional. Pembelajaran yang dilakukan guru hanya berkisar pada aktifitas menerangkan, memberikan contoh, dan selanjutnya siswa diberi latihan –latihan mengerjakan soal- soal sesuai dengan contoh.
b. Guru hanya berkonsentrasi mengejar target pencapaian kurikulum, sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya bertumpu pada target kurikulum yang akhirnya pencapaian daya serap siswa terabaikan oleh karena banyaknya materi yang harus dicapai.
c. Guru hanya berusaha bagaimana mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian masuk SLTP Negeri yang diinginkan oleh siswa dan orang tua. Pembelajaran matematika hanya berpusat pada guru , konsep matematika disampaikan secara informasi, soal-soal yang disajikan kepada siswa seluruhnya bersifat tertutup dan kontinu. Akhirnya kemampuan nalar dan kompetisi strategis siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Keadaan seperti di atas benar-benar dialami oleh siswa kelas IV SD Negeri
Parungtanjung 02 Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Kemampuan siswa
Ai Kurniawati, 2013
permasalahan rutin dan tertutup. Dalam pembelajaran matematika sering
dijumpai, guru menyampaikan pembelajaran matematika jarang menggunakan
metode atau pendekatan pembelajaran maupun media pembelajaran sedangkan
metode dan media menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai target yang
diharapkan. Namun kenyataannya guru cenderung menggunakan cara lama
(Verbalistis) sedangkan tingkat berfikir siswa yang masih dominan adalah
konkret.
Untuk mengembangkan kemampuan pelajaran matematika dalam materi
operasi hitung campuran dicoba dengan menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran salah satunya adalah pendekatan Kontekstual. Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut dapat mendorong, menantang, merangsang, dan menarik
minat siswa untuk melakukan kegitan mengajar secara optimal, maka tujuan
pendidikan yang diharapkan akan tercapai sesuai keinginan.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak
Sekolah Usia Dini (PAUD), Matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar
yang dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi atau kegunaannya,
maupun strategi pembelajarannya, matematika merupakan mata pelajaran yang
memiliki obyek abstrak yang berdasarkan kebenaran dan konsisten. Materi
matematika bukanlah pertama kali yang dikenal peserta didik dalam pembelajaran
di sekolah dasar. Kemamapuan siswa dalam pemelajaran matematika berkembang
sesuai dengan kemampuan kongnitif masing-masing siswa. Ide-ide matematika
yang telah dikenal perlu dikembangkan secara sistematis dalam bentuk
pembelajaran yang diajarkan secara terencana.
Uraian diatas mengungkapkan bahwa matematika itu sangat penting, tetapi
dilain pihak prestasi belajar siswa, dalam matematika jauh dari apa yang
diharapkan. Hal tersebut karena metode pembelajaran yang digunakan tidak
sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran tersebut kurang maksimal.
Kenyataan tersebut masih banyak ditemui di SD Negeri Parungtanjung 02
menyampaikan pembelajaran masih menggunkan cara lama (Konvensional) yaitu
dengan metode ceramah saja yang berlangsung hanya satu arah, dalam
penyampaian pesan terhadap siswa hanya menekankan pada isi pesan yaitu materi
pembelajran, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar materi yang disampaikan
oleh guru.
Konsep operasi hitung campuran merupakan konsep yang tidak mudah
dipahami oleh siswa di sekolah dasar, sehingga untuk mengajarkannya
memerlukan kesabaran, kesungguhan, perhatian, ketekunan, kemampuan
profesional guru, dan mempunya dedikasi yang sangat tinggi. Pemahaman
konsep operasi hitung campuran bagi siswa sekolah dasar relatif masih rendah.
Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai ulangan harian siswa pada pokok
bahasan operasi hitung campuran.
Bagi siswa sekolah dasar menyelesaikan soal operasi hitung campuran
adalah hal yang tidak mudah. Kesulitan tesebut disebabkan oleh pemahaman yang
belum mantap tentang operasi hitung campuran itu sendiri, sehingga ketika guru
menyampaikan materi cara menyelasaikan persoalan siswa hanya mengikuti
secara mekanik ( tanpa pemahaman ) yang jelas.
Salah satu alternatif solusi yang dianggap dapat mengatasi permasalahan
di atas adalah dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual. Dengan pendekatan
pembelajaran ini diharapkan dapat menempatkan guru sebagai perancang
organisasi pembelajaran sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memahami
dan menggunakan Matematika melalui aktivitas belajar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah” Bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi
Ai Kurniawati, 2013
Campuran melalui pendekatan kontekstual, di Kelas IV SD Negeri Parungtanjung
02 Kecamatan Gunungputri Kab. Bogor ”. Secara terinci rumusan masalah dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika tentang operasi hitung
campuran di kelas IV SDN Parungtanjung 02 melalui penerapan pendekatan
Kontekstual ?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa tentang operasi
hitung campuran di kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02 melalui
penerapan pendekatan Kontekstual ?
C. Hipotesins Tindakan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam pengembangan
konseptual perencanaan tindakan, maka hipotesis tindakan dari penelitian ini
adalah jika pembelajaran matematika disajikan dengan menggunakan pendekatan
kontekstual maka hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung
campuran dapat ditingkatkan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memecahakan masalah praktis
yang berkaitan dengan upaya meningkatkan hasil belajar matematika melalui
pendekatan kontekstual, di SDN Parungtanjung 02 Secara rinci tujuan ini
diuraikan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang operasi
hitung campuran di kelas IV SDN Parungtanjung 02 melalui penerapan
pendekatan Kontekstual.
2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
tentang operasi hitung campuran setelah menggunakan pendekatan
kontekstual di kelas IV SD Negeri Parungtanjung 02.
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi peserta didik, guru,
dan lembaga pendidikan berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Bagi Peserta Didik
a. Meningkatkan rasa senang terhadap proses pembelajaran matematika
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
c. Dapat meningkatkan pola pikir matematika siswa kelas 4 sesuai dengan
kemampuan masing – masing.
d. Memberikan pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran
yang sesuai dan memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
Dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan informasibagigurukhususnya
guru Sekolah Dasar mengenai pembelajaran matematika.
a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam meningkatkan keterampilan
pembelajaran matematika
b. Meningkatakan pemahaman tentang berbagai metoda dan strategi
pembelajaran
c. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran
kontekstual, guna meningkatkan profesi dan kualitas guru
3. Bagi Sekolah
a. Diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penentu kebijakan, khususnya
dalam peningkatan kualitas pendidikan .
b. Dapat digunakan sebagai inpentarisasi bacaan di sekolah .
F. Definisi Operasional.
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memberikan arti atau persepsi
Ai Kurniawati, 2013
lakukan, maka penulis akan memparkan terlebih dahulu istilah-istilah yang
terkandung dalam judul skripsi tersebut. Pemaparan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Darmansyah ( Suhaeni,N 2010: 6 ) menyatakan bahwa “ hasil belajar
adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang di tentukan dalam bentuk
angka” . Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang di maksud hasil
belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses
pembelajaran. Rahmat ( Suhaeni,N 2010: 6 ) mengatakan bahwa “ hasil belajar adalah ”penggunaan angka pada hasil tes prosedur penilaian sesuai dengan peraturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”.
2. Pengertian Operasi
Secara harfiah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan. Dalam
matematika istilah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan yang melibatkan satu
atau beberapa unsur matematika, yang menghasilkan suatu unsur tertentu . Unsur – unsur matematika yang dioperasikan bisa berupa bilangan, himpunan, titik, garis bidang, dan lain – lain .
Hasil operasi sifatnya unik ( unique ), artinya unsur – unsur tetentu
dioperasikan dengan operasi tertentu hasil operasinya harus tunggal, satu dan
hanya satu unsur . Misalkan kita mengoperasaikan dua unsur a dan b dengan
operasi * yang didefinisikan, menghasilkan c. kapanpun unsur – unsur itu
dioperasikan dengan operasi * tersebut hasil operasinya harus c.
Perbedaan antara operasi dengan relas. Perbedaannya, dalam operasi
menghasilkan unsur tertentu yang unik, sedangkan dalam relasi tidak
menghasilkan unsur tertentu tersebut. Dalam relasi hanya menyatakan hubungan
antara suatu unsur lain. Misalnya 2 + 3 = 5. Tanda + menunjukan operasi sebab
menghasilkan unsur tertentu yang unik. Pada pertanyaan 2 < 3, tanda <
menyatakan relasi sebab hanya menyatakan hubungan antara bilang 2 dengan
bilangan 3 , tidak menunutut hasil dari hubungan tersebut, dst...
Dalam kehidupan nyata pembelajaran bisa dimulai dari sesuatu yang
dekat dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa, dan sesuai dengan
kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran dapat berkaitan dengan permasalahan
kehidupan sehari – hari terutama dalam kehidupan yang dialami oleh siswa itu
sendiri dan dilingkungan keluarga mereka. Dalam proses pembelajaran
diharapkan dapat diajarkan dengan situasi dunia nyata, sedangkan bagi siswa
sebagai motivasi untuk membuat keterkaitan antara pengetahuan dengan
kehidupannya baik dikeluarga, masyarakat, dan aktivitas lainya.
Sedangkan aktivitas guru dalam pendekatan ini adalah membantu siswa
untuk mengaitkan peran dan tanggung jawab mereka sebagai diri sendiri, anggota
keluarga, Warga Negara, dan sebagai pekerja. Jadi dengan menggunakan
pendekatan kontekstual, pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha
siswa itu sendiri ketika ia belajar.
Dengan demikian pendekatan kontekstual dalam memberdayakan siswa
lebih berfokus pada siswa sehingga kelas menjadi hidup dan menyenangkan.
Sehingga hal inipun siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, siswa
dapat bertanya atau belajar dari temannya melalui kerja kelompok, diskusi dan
saling mengoreksi. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari sesuai
kenyataan yang dialami oleh siswa serta dapat disimulasikan .
Penerapan kontekstual dalam pembelajaran operasi hitung campuran
dapat dihubungkan dengan soal sebagai berikut:
234 - 20 + ( 13 x 75 ) : 5
= 234 - 20 + ( 975 : 5 )
=( 234 - 20 ) + 195
=214 + 195
Ai Kurniawati, 2013
4. Pendekatan Kontekstual
Kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa
melihat makna dari pelajaran mereka di sekolah melalui hubungan antara
pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi,
sosial, maupun budaya. Untuk mencapai hal ini, pendekatan kontekstual memiliki
delapan prinsip ( Aisyah,N 2007: 10 ) ,yaitu:
a. Hubungan bermakna b. Pekerjaan yang berati c. Pengaturan belajar sendiri d. Kolaborasi
e. Berpikir kritis
f. Pendewasaan individu g. Penilaian autentik
h. Pencapaian standar yang tinggi
Pendekatan kontekstual memungkinkan siswa dilibatkan dalam
pekerjaan-pekerjaan sekolah untuk meningkatkan kebermaknaan belajarnya. Siswa
disadarkan, mengapa mereka belajar konsep – konsep dan bagaimana konsep –
konsep penting dapat digunakan diluar kelas. Pendekatan kontekstual membuat
sebagian besar siswa belajar secara efesien, kapan mereka bekerja secara
komperatif dengan siswa lain dalam kelompok.
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran merupakan konsep belajar
mengajar yang memfungsikan guru sebagai pihak yang harus mengkemas materi
dan mengaitkannya dengan suasana yang mudah dipahami siswa (konteks ).
Membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa, serta mendorong siswa membuat kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual membantu
siswa memperoleh pengalaman dan menemukan pengetahuan atau keterampilan
baru.
Guru sebagai pengelola kelas lebih banyak memikirkan bagaimana siswa
keterampilan baru secara bermakna melalui pengetahuan dan keterampilan yang
Ai Kurniawati, 2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, “ penelitian tindakan
merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh
peneliti dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk merperbaiki pekerjaannya,
memahi pekerjaan ini serta sesuai dimana pekerjaan ini dilakukan”. ( Kemmis &
Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13), penelitian ini dilakukan secara
kolaboratif antar guru dengan observer untuk melihat aktivitas sekaligus melihat
peningkatan kemampuan berpikir keratif siswa dalam pembelajaran matematika
dengan pendekatan pemecahan masalah. Penelitian di harapkan dapat
memperbaiki proses belajar yang lebih baik dengan mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif pelajaran matematika untuk meningkatkan kualitas pendidikan
matematika.
Prosedur pelaksanaannya yang dikembangkan yaitu melalui empat tahap
meliputi: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4)
Refleksi. Prosedur PTK merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari
komponen-komponen yang terdiri dari :
Perencanaan ( Planning ), Rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk
1. memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan (Action), Apa yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
perbaikan
3. Observasi (Observing), mengamati atas hasil dari tindakan yang telah
dilaksanakan terhadap siswa.
4. Refleksi ( Reflecting ), Peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil
Dalam pelaksanaan penelitian dibuat 2 siklus untuk mempermudah
langkah peneliti, mulai dari tahap analisis kurikulum, melakukan studi pustaka,
melakukan observasi awal, menemukan masalah kemudian mengidentifikasi
masalah, merencanakan langkah awal tindakan dengan menyusun rencana
tindakan, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan ke 1, kemudian
merefleksikan kembali. Setelah selesai satu siklus yang diakhiri dengan refleksi,
maka diperbaiki lagi pada siklus berikutnya.
B. Model Penelitian
Disain penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan menyelesaikan soal operasi hitung campuran. secara optimal
maka diberikanlah tes. Sedangkan observer awal dilakukan untuk mengetahui
tindakan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian akan
diketahui optimalisasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan operasi hitung
campuran.
Disain pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai
berikut : Yaitu model ( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13)
Ai Kurniawati, 2013
( Kemmis & Carr dalam Kasbolah, 1998 / 1999 : 13, )
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang diadakan adalah merencanakan persiapan mengajar mulai
dari pembuatan RPP, yang meliputi: a) Identitas Rencana Pembelajaran, b)
Kompetensi Dasar atau Hasil Belajar, c) Langkah Pembelajaran, d) Sumber /
Media / Bahan Ajar, e) Penilaian, f) Identitas Penyusun. Pada langkah
pembelajaran berisi tiga tahap kegiatan, yakni: Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, dan
Kegiatan Akhir ( Penutup ).
Kegiatan awal dimasudkan untuk mempersiapkan siswa ( baik fisik,
maupun psikologis) untuk mengikuti pembelajaran, memotivasi siswa untuk
menguasai kompetensi tertentu, serta untuk apersepsi. Kegiatan inti merupakan
kegiatan yang dirancang untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan .
Kegiatan akhir adalah kegiatan menutup pembelajaran yang sekaligus
memantapkan kompetensi dasar yang telah dipelajari siswa. Kegiatan akhir
berupa pembuatan kesimpulan dan rencana kegiatan lanjutan. Penggunann model
pendekatam kontekstual pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran .
2. Tahap Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksankan penelitian Tindakan Kelas
sesuai rencana yang telah disusun. Peneliti mengajar berdasarkan hasil
kesepakatan bersama. Dalam penerapan tindakan ini peneliti mengikuti petunjuk –
petunjuk yang telah disusun dalam rencana pembelajaran mengenai soal operasi
hitung campuran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pelaksanaan
tindakan pada intinya sama dengan kegiatan guru dalam mengajar sehari – hari.
Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan untuk menjawab masalah yang terjadi pada pembelajaran matematika
dalam menyelesaikan soal operasi hitung campuran. Observasi ditunjukan untuk
memantau proses dan dampak perbaikan. Kegiatan observasi bersamaan dengan
kegiatan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer dengan menggunakan
lembar pengamatan. Pormat lembar pengamatan berisi tentang hal – hal atau
tindakan yang harus dilakukan dalam pembelajaran yang berisi tentang bagaimana
caranya meningkatkan hasil belajar ( format lembar pengamatan terlampir ).
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan analisis, interprestasi, dan evaluasi terhadap
semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada
saat memikirkan tindakan yang akan digunakan, ketika tindakan sedang
berlangsung, dan setelah tindakan dilakukan. Data yang telah terkumpul dalam
kegitan observasi, harus secepatnya dianalisis. Segala kejadian selama tindakan
berlangsung yang menyebabakan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak
diharapkan, direfleksikan kembali.
Analisis data dilakukan setelah selesainya satu paket perbaikan untuk
dapat menjawab hipotesis perbaikan yang dirancang oleh guru. Analisis data
merupakan tahap yang sangat penting melakukan refleksi. Refleksi merupakan
evaluasi tentang proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Refleksi dilakukan
terhadap indikator keberhasilan pembelajaran yaitu 75 % siswa mencapai nilai
minimal 70 pada penyelesaian soal operasi hitung campuran. Hasil refleksi
merekomendasikan apakah siklus selanjutnya dapat dilaksanakan atau tidak.
Desain penelitian terdiri dari dua siklus Setiap Siklus dilaksanakan sesuai
dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan soal operasi hitung campuran secara optimal, diberikan tes.
Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat dalam
Ai Kurniawati, 2013
dalam pengerjaan soal operasi hitung campuran, maka pada pra penelitian,
peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses pembelajaran
penyelesaian soal pecahan di kelas peneliti dalam rangka mengamati dan
mengidentifikasi masalah – masalah instruksional yang ada kemudian membuat .
C. Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Parungtanjung 02
Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor. Dipilihnya sekolah tersebut sebagai
tempat dilakukannya penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan antara
lain kualitas SD tersebut secara umum dapat dikatakan memadai, sekolah tersebut
juga merupakan tempat peneliti bekerja sebagai guru kelas sehingga sedikitnya
peneliti sudah memahami kesukaran yang di hadapi oleh siswa-siswa di sekolah
tersebut. Subyek penelitian terdiri 30 siswa, pembelajaran melalui pendekan
kontekstual .
D. Prosedur Penelitian ( Rancangan Penelitian )
Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai perencana
dan pelaksana utama. Sebagai perencana tindakan dalam penelitian ini, maka pada
pra penelitian, peneliti melakukan kegiatan awal berupa refleksi terhadap proses
pembelajaran penyelesaian soal operasi hitung campuran di kelas peneliti dalam
rangka mengamati dan mengidentifikasi masalah – masalah intruksional yang ada
kemudian membuat perencanaan tindakan langsung yang akan dilaksanakan di
kelas berdasarkan masalah yang dipilih sesuai hasil refleksi.
Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
meliputi beberapa prosedur terdiri dari :
Melaksanakan proses pembelajaran matematika yang difokuskan pada
pembelajaran tentang operasi hitung campuran di kelas IV setelah selesai
penbelajaran guru dan beberapa siswa melakukan refleksi, ada beberapa
permasalahan yang ditemui diantarannya: dalam proses belajar tidak tampak
aktivitas siswa, siswa kurang dituntut untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya, dan terjadi interaksi satu arah maksudnya hanya tertuju pada siswa
yang pandai saja. Dari beberapa temuan tersebut, maka peneliti merumuskan
masalah yang menjadi fokus dalam penelitian. Rumusan masalah dapat dilihat
pada bab I.
2. Kegiatan Pra Tindakan
a. Menentukan fokus atau masalah penelitian tentang pentingnya pendekatan
kontekstual.
b. Melakukan kajian teori pembelajaran yang menggunakan pendekatan
kontekstual
c. Mengungkap kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pembelajran
matematika dengan pendekatan kontekstual
3. Penyusunan Rencana Tindakan
Menetapkan topik pembelajaran berdasarkan kesepakatan antara peneliti
dengan dengan observer, yang menjadi topik pembelajaran yaitu dengan
kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan .
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan I dengan pendekatan
kontekstual.
a. Menyusun alat evaluasi
LKS diberikan untuk membangkitkan aktivitas dan kreativitas berpikir siswa
dalam kerja kelompok dalam memecahakan masalah yang berhubungan
Ai Kurniawati, 2013
tingkat kemampuan berpikir siswa dalam memahami materi yang diajarkan
serta mampu mengerjakan soal evaluasi secara individu.
b. Menyiapkan buku matematika yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar yang akan dilaksanakan .
c. Melakukan pembagian kelompok.
d. Pelaksanaan Tindakan ( Observasi, Analisis dan Refleksi )
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian ini adalah
sebagai berikut :
1). Siklus I
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a). Membuat rencana pembelajaran Siklus I
b). Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus I
c). Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain :
Observasi pelaksanaan siklus I, mengkaji hasil belajar siswa, dengan guru dan
siswa kelas III.
d). Melakukan refleksi siklus I
e). Hasil Analisis dan refleksi terhadap tindakan siklus I ini menjadi bahan bagi
rekomendasi dan revisi rencana tindakan ke siklus II.
2). Siklus II
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a). Membuat rencana pembelajaran yang direvisi pada Siklus II
b). Melakukan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus II
c). Untuk keperluan selama pembelajaran, dilakukan kegiatan antara lain
Observasi pelaksanaan siklus II, mengkaji hasil belajar siswa,
d). Melakukan refleksi siklus II
e). Kegiatan akhir yang dilakukan yaitu menjaring kemampuan akhir ( Hasil
belajar siswa) setelah diterapkan pendekatan kontekstual dan menganalisis
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan media
pembelajaran alat bantu peraga
f). Kesimpulan yang di lakukan peneliti yaitu menganalisis dan merefleksikan
seluruh tindakan yang telah dilakukan dan menyimpulkan seluruh hasil siklus I
dan siklus II
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan
soal operasi hitung campuran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Sesuai dengan tujuan tersebut, maka dalam penelitian dibutuhkan 2 data yaitu: 1)
data tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal operasi hitung
campuran 2) data tentang pelaksanaan pendekatan kontekstual. Instrumen yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Tes Hasil Belajar
Menyelesaikan soal operasi hitung campuran. Untuk mendapatkan data
tentang hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada operasi hitung
campuran menggunakan pendekatan kontekstual. Dalam tes soal yang diberikan
berbentuk uraian, alasan menggunakan tes uraian karena untuk mengetahui sejauh
mana proses peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
2. Instrumen Non Tes
Observasi adalah suatu cara untuk mengetahui sikap dan perilaku siswa
dalam proses pembelajaran matematika, sikap guru serta interaksi antara siswa
dengan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan oleh guru dan rekan yang
meneliti. Hasil observasi ini ditujukan dasar refleksi dan tindakan yang dilakukan.
Ai Kurniawati, 2013
Pada dasarnya Pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang
penelitian terus menerus dari awal sampai akhir Suwarsih 1992 ( Nani Suhaeni
2010 )
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut
1. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Teknik kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas
guru dan siswa serta gejala gejala yang timbul pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran terhadap sikap dan pendapat pada kegiatan belajar mengajar yang
telah berlangsung.
b. Teknik Kuantitatif ( Teknik Persentase)
Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa
hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan penskoran
terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan. Selanjutnya skor yang
diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar diketahui tingkat pemahaman
atau ketuntasan belajar siswa pada konsep yang dipelajari. Dengan rumus :
N = skor perolehan x 10 ( N = Skor maksimal )
Hasil analisis skor ini berupa nilai standar dengan skala 1-100 dengan
batas minimal kelulusan adalah nilai 65 atau 65% nilai ideal yaitu taraf
penguasaan minimal ketuntasan belajar perorangan. Sedangkan untuk mencari
persentase ketutasan belajar secara kelompok minimal 80% dari jumlah siswa.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan
berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian ditafsirkan secara aktual dan
sistematis dalam keseluruhan permasalahan dalam kegiatan penelitian.
Selanjutnya menganalisis data, hasil tindakan, disajikan secara bertahap sesuai
dengan siklus yang telah dilakukan beserta efek yang ditimbulkannya.
a.Analisis kualitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil observasi aktivitas
guru dan siswa serta gejala-gejala yang timbul pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran terhadap sikap dan pendapat dalam kegiatan belajar
yang telah berlangsung.
b. Analisis Kuantitatif ( Teknik Persentase )
Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa berupa
hasil tes yang diberikan. Analisis data diawali dengan kegiatan
pensekoran terhadap sejumlah pertanyaan atau soal yang diajukan.
Selanjutnya skor yang diperoleh dianalisis dengan sistem penilaian agar
diketahui tingkat pemahaman atau ketuntasan belajar siswa pada konsep
yang dipelajari.
Dengan rumus :
1. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus :
∑ N
X = ---
N
Keterangan
Ai Kurniawati, 2013
n = Jumlah siswa
X = Nilai rata – rata kelas
2. Menghitung daya serap dengan rumus
Jumlah Nilai Total Subyek
Daya Serap = x 100 %
Jumlah Skor Total Maksimum
3. Menghitung Prosentase Ketuntasan belajar siswa secara Klasikal dengan
rumus :
∑ s ≥ 65
TB = x 100 %
N
Keterangan
∑ s ≥ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65
N = Banyak Siswa
100 % = Bilangan tetap
Ai Kurniawati, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil paparan dan uraian serta pembahasan pada bagian
sebelumnya pada bab ini dapat disimpulkan .
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan tentang
operasi hitung campuran dapat dilihat dari pembelajaran siklus I dan II
dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan menerapkan langkah –
langkah pembelajarannya seperti: melaksanakan kegiatan inquirí dalam setiap
pembelajaran, mengajak siswa untuk berani bertanya, belajar kelompok,
menghadirkan model, mengevaluasi, dan melakukan refleksi. Hasil yang
didapat pada siklus I belum maksimal karena masih ada siswa yang ragu dan
malu untuk bertanya dalam mempresentasikan didepan kelas tetapi setelah
pembelajaran siklus II hasil yang diharapkan sudah maksimal siswa sudah
merasa tidak takut pada saat mengikuti proses pembelajaran melalui
pendekatan kontekstual.
2. Hasil belajar yang didapatkan siswa pada pembelajaran matematika dengan
pokok operasi hitung campuran menggunakan pendekatan kontekstual
dalam Siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, hasil
ini menunjukan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual sangat cocok
diberikan di kelas IV SDN Parungtanjung 02 Gunungputri Bogor di Sekolah
Dasar. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada pokok bahasan
penjumlahan melalui pendekatan kontestual dapat dilihat dari hasil tes
dimana pada pembelajaran siklus I mulai dilaksanakan nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 70,60 dan pada proses dilaknkan pembelajaran Siklus II
B. Saran
Dari hasil penelitian di lapangan, dapat disarankan yang perlu
disampaikan diantaranya :
1. Bagi guru yang hendak menggunakan pendekatan kontekstual sebaiknya
memperhatikan penyusunan bahan ajar yang akan disampaikan atau
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Bahan ajar yang dibuat ahrus
mencerminkan komponen-komponen kontekstual yang didalamnya dapat
mengukur kemampuan siswa. Dengan demikian soal-soal yang diberikan
harus dapat merangsang belajar siswa
2. Pengaturan waktu yang tepat dalam pembelajaran matematika dengan
pendekatan kontekstual perlu diperhatikan agar dapat membantu kelancaran
proses pembelajaran yang telah direncanakan sehingga dapat mempermudah
tercapinya tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.
3. Dalam era globalisasi sekarang ini diperlukan Sumber Daya Manusia yang
memiliki kreativitas dalam proses pembelajaran dengan cara mengembangkan
kemampuan, ini merupakan tanggung jawab bagi kita yang bergelut dalam
dunia pendidikan. dengan cara berbagai hal diantaranya mengembangkan
berpikir siswa yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang dialami
DAFTAR PUSTAKA
A.Nyimas, (2007), Pengembangan Pembelajaran Matematika SD Jakarta Direktorat Jendral Pendidikan Nasional
Dra. Suangsih E,S.Pd,M.Pd (2006),dkk ,Model Pembelajaran Matematika . UPI PRESS
Dr.H.Herman,T.dkk (2004), Pendidikan Matematika I.Edisi Revisi Bandung UPI PRESS
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/peranan-guru-mengaktifkan-dan-meningkatkan-hasil-belajar-siswa/
Peranan guru mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa
Kasbolah, K. ( 1998 ) , Penelitian Tindakan Kelas Malang : Depdiknas Karim A
muhtar, Widagdo Djamus ( 1998 ). Bilangan Paecahan dan Operasinya. Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas. Jakarta Depdiknas.
Kartika.O , (2011 ), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika tentang
Penjumlahan Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan
Kontrekstual:Skripsi UPI