Pendahuluan
Sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan berskala internasional yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dengan kebutuhan pertahun di pasar internasional sebesar 600-130 ribu ton dan kisaran harga US$ 25-40. Hal ini membuka peluang yang sangat besar untuk produksi sidat di Indonesia yang per tahunnya baru mencapai 12.000 ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014).
Pasokan benih sidat masih sepenuhnya bergantung pada hasil penangkapan di alam, karena sampai saat ini masih kesulitan penguasaan teknik untuk memijahkan. Produksi sidat mempunyai keterbatasan karena permasalahan utama dalam budidaya ikan sidat adalah pertumbuhannya yang lambat, ukuran benih yang tidak seragam dan benih yang rentan terserang penyakit pada pendederan benih (glass eel dan elver). Serangan patogen merupakan permasalahan utama yang dapat mengancam keberlangsungan hidup ikan sidat karena dapat menyebabkan kematian dalam jumlah besar (Robin, 2012).
Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan sidat adalah infeksi oleh
aeromonas hydrophila yang menyebabkan angka kematian tinggi pada ikan sidat. Ikan yang terserang penyakit akan mengalami perubahan pada nilai hematokrit, kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih (Bastiawan, dkk., 1995). Pemeriksaan darah (hematologi) dapat digunakan sebagai indikator tingkat keparahan suatu penyakit (Bastiawan, dkk., 2001). Studi hematologi merupakan kriteria penting untuk diagnosis dan penentuan kesehatan ikan (Lestari, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan hematologi ikan sidat sidat (Anguilla bicolor) yang sehat dan setelah terinfeksi Aeromonas hydrophylla.
Parameter Hematologi
Leukosit (sel/mm3)
Eritrosit (sel/mm3)
Haemoglobin (g/dL)
Hematokrit (%)
Sebelum diinfeksi 3.453 1.480.000 10,3 12
Sesudah diinfeksi 83.017 1.235.000 6,4 9,4
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29
–
30 Oktober 2015
Perubahan Hematologi Ikan Sidat (
Anguilla bicolor
) yang
Terinfeksi
Aeromonas
hydrophila
W.S. Endang; H.W.S. Alfi
endangwulandari.unud@gmail.com
P-PNL-283
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan mengamati perubahan hematologi ikan sidat (Anguilla bicolor) sebelum diinfeksi dan setelah diinfeksi dengan bakteri Aeromonas hydrophila, dengan konsentrasi sebanyak105
cfu/ml secara intramuskuler sebanyak 0,1 ml/ekor.
Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah.
Tabel 1. Uji Hematologi Ikan Sidat (Anguilla bicolor)
Kesimpulan
• Terdapat perubahan nilai hematologi ikan sidat (Anguilla bicolor) sebelum diinfeksi dan sesudah diinfeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophylla
• Leukosit ikan sidat sesudah diinfeksi Aeromonas hydrophylla
memperlihatkan nilai yang jauh lebih besar, yaitu 83.017 sel/mm3, dibandingkan ikan sidat sebelum diinfeksi (3.453 sel/mm3)
• Nilai eritrosit ikan sidat sesudah infeksi mengalami penurunan, yaitu dari 1.480.000 sel/mm3 menjadi 1.235.000 sel/mm3
Daftar Pustaka
Alamanda, I.e., dkk. 2006. Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas, Vol. 8, Nomor 1. Halaman 34-38
Bastiawan, D; A. Wahid; M. Alifudin, dan I. Agustiawan. 2001. Gambaran Darah Lele dumbo (Clarias spp.) yang Diinfeksi Cendawan Aphanomyces sp pada pH yang Berbeda. Jurnal penelitian Indonesia.
Jeronimo et al, 2013. Haematological and histopathological analysis in South American fish Piaractus mesopotamicus parasitied by monogenean (Dactylogyridae). Braz. J. Bio., 2014. vol 74. no 4.p.1.000-1.006
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Tinggi, Permintaan Ikan Sidat. http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=1091
Lestari, A.S. 2001. Studi Karakteristik dan Patologi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus). Makalah Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana. IPB .Bogor.
Robin, 2012. Potensi dan Permasalahan Pengembangan Budidaya Ikan Sidat.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih disampaikan kepada:
• Fakultas Kelautan dan Perikanan yang telah membiayai penelitian ini melalui PNBP 2015
• Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang yang telah menyediakan benih Anguilla bicolor
• Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Denpasar yang telah membantu menyediakan isolat murni
Aeromonas hydrophylla
Hasil dan Pembahasan
Perubahan nilai hematologi dipengaruhi oleh infeksi patogen dan stres akibat perubahan lingkungan. Parameter hematologi meliputi nilai leukosit, eritrosit, haemoglobin dan hematokrit. Perubahan gambaran darah dapat menentukan kondisi kesehatan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ikan sidat yang sehat mempunyai nilai leukosit yang lebih kecil (3.453 sel/mm3) dibandingkan ikan sidat yang telah diinfeksi Aeromonas hydrophila (83.017 sel/mm3). Peningkatan leukosit menunjukkan ikan sedang mengembangkan sistem pertahanan tubuh untuk menghadapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan Sedangkan nilai rata-rata eritrosit dan hemoglobin ikan sidat sebelum diinfeksi (1.480.000 sel/mm3 dan 10,3 g/dL) lebih tinggi daripada ikan sidat yang terinfeksi (1.235.000 sel/mm3 dan 6,4 g/dL)). Demikian juga nilai hematokrit ikan sidat sebelum terinfeksi lebih besar (12%) dibandingkan nilai ikan sidat yang telah terinfeksi Aeromonas hydrophila (9,4%). Uji hematologi ikan sidat dapat dilihat di Tabel 1.
Penelitian Alamanda, dll (2006) menyebutkan bahwa ikan lele yang sakit akibat endoparasit mengalami penurunan nilai eritrosit, hematokrit dan hamoglobin. Kondisi yang sama terjadi pada penelitian Jeronimo et al. (2013), yang membuktikan bahwa terjadi meningkatnya nilai leukosit secara signifikan yang disebabkan karena jumlah parasit yang banyak.
Sampel Ikan Sidat Dari BLUPPB Karawang
60 ekor @ 50 gram
Adaptasi 3 hari dalam wadah
Lokasi: Lab. Ilmu Perikanan - FKP
Uji Hematologi
Infeksi dengan isolat Aeromonas hydrophila
dengan konsentrasi 105 cfu/ml sebanyak 0,1 ml/
ekor secara intramuskular
Lokasi: Lab. Ilmu Perikanan - FKP
Uji Hematologi
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Ikan sidat yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila akan mengalami pendarahan yang selanjutnya menjadi borok (haemorrhage) pada sirip perut dan ekor dan mengalami iritasi sirip. Gambar di bawah menunjukkan gejala ikan sidat yang terinfeksi Aeromonas hydrophila.
Gambar 2. Ekor dan sirip ikan sidat yang memperlihatkan gejala terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila
Sumber : Koleksi pribadi