BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Pengelolaan Area Konservasi PT. Unggul Lestari.
Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, tentunya pengelolaan dan pemantauan HCV maupun HCS pada tingkat lanskap yang direncanakan dapat dijalankan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di PT. UL. Kegiatan pengelolaan ini tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan pengelolaan HCV maupun HCS yang telah dilakukan atau dikembangkan selama ini di PT. Unggul Lestari.
Adapun strategi manajemen dalam melakukan pengelolaan HCV maupun HCS pada tingkat lanskap adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan dan mitigasi terhadap potensi ancaman pada area HCV maupun HCS, meliputi :
a. Identifikasi, dokumentasi dan peninjauan data basis untuk mengembangkan upaya dalam menangani ancaman internal dan eksternal.
b. Sosialisasi dengan Masyarakat lokal dan pemilik lahan enclave terhadap keberadaan dan pentingnya area konservasi.
c. Menyelenggarakan dialog secara partisipatif dan melibatkan pihak terdampak serta stakeholder terkait dalam diskusi yang bersifat konsultasi mengenai rencana pengelolaan dan pemantauan konservasi.
d. Memastikan bahwa rencana pengelolaan dampak sosial, keanekaragaman hayati dan DAS diimplementasikan sebagai bagian dari kegiatan operasional PT Unggul Lestari.
2. Kegiatan pengelolaan untuk meningkatkan atau HCV maupun HCS pada area yang diidentifikasi. Adapun tujuan daripada nilai konservasi adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan keberlanjutan habitat lokal.
b. Mempertahankan keberadaan satwa utama pada area tersebut.
c. Mempertahankan kondisi tempat perlindungan satwa.
d. Meningkatkan fungsi area penyangga tepian sungai sebagai penyangga hidrologi (perlindungan siklus air) dan ekologi (perlindungan spesies satwa).
e. Meminimalkan potensi terjadinya erosi.
f. Mempertahankan area tangkapan air agar tetap maksimal.
Kegiatan pengelolaan yang telah dikembangkan di PT. Unggul Lestari adalah sebagai berikut :
1. Manajemen Potensi Ancaman
Sumber potensi ancaman bisa berasal dari internal maupun eksternal.
Ancaman yang bersumber dari internal berupa perluasan area untuk penanaman dan dari kegiatan operasional estate sehari-hari. Sedangkan ancaman yang bersumber dari eksternal adalah dari kegiatan Masyarakat yang berada disekitar HGU PT Unggul Lestari. Kegiatan seperti perburuan, penebangan kayu secara ilegal, kebakaran lahan dan pembukaan lahan secara ilegal serta pengembangan lahan enclave dapat dikatakan sebagai ancaman besar. Untuk itu perlu adanya pengembangan strategi gabungan diantara konsesi / perkebunan di sekitar PT UL untuk meminimalisir gangguan dan pengrusakan habitat dan spesies satwa disekitarnya.
2. Upaya Mitigasi yang Sesuai
Upaya mitigasi ini dilakukan untuk mencegah ataupun menanggulangi adanya ancaman ataupun kerusakan terhadap nilai konservasi pada area yang diidentifikasi. Adapun upaya mitigasi yang dilakukan meliputi :
a. Perbaikan / rehabilitasi praktik pertanian terbaik
b. Patroli secara partisipatif dengan melakukan pelibatan masyarakat c. Reward melalui program masyarakat Bebas Api (MBA)
d. Rencana implementasi
Rencana kerja yang disusun untuk perkebunan berdasarkan pada keberadaan area konservasi pada masing-masing lokasi dan konsisten terhadap skala operasional kebun. Tujuan utama dari rencana kerja ini adalah untuk menggabungkan pengelolaan konservasi dan peningkatan nilai keanekaraman hayati dan fungsi DAS sebagai suatu sistem manajemen kebun yang utuh. Banyak
praktik perkebunan terbaik, seperti peningkatan struktur tanah dengan mengaplikasikan produk sampingan dari pabrik, upaya pengendalian erosi tanah, program perbaikan kesuburan tanah dan perbaikan jalan, pengelolaan air, pengendalian gulma tanaman, dan praktik pengelolaan lainnya yang berpotensi menjadi ancaman terjadinya degradasi atau dapat mengakibatkan dampak yang merugikan bagi kualitas dan kuantitas air maupun penyimpangan substansial dari pola aliran drainase jika tidak dilaksanakan dengan benar. Upaya pencegahan wabah, kebakaran dan pengedalian hama adalah bagian dan kesatuan dari praktik individu setiap kebun. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada tanaman kelapa sawit itu sendiri akan membentuk bagian penting dari keseluruhan strategi untuk mengurangi penggunaan pestisida. Jika memungkinkan, benalu akan dibiarkan tumbuh dan berkembang pada batang tanaman kelapa sawit dan dibiarkan berkembang biak pada lahan tanaman kelapa sawit, dan vegetasi alami akan dibiarkan tumbuh sehingga menciptakan beragam vegetasi yang bagus untuk peningkatan keanekaraman hayati burung dan serangga. Selain itu, banyak lagi praktik pertanian yang telah dijalankan, seperti penggunaan Mucuna sp. dan penanaman tumbuhan yang bermanfaat (beneficial plants) yang telah terbukti menguntungkan keanekaraman hayati, dan yang akan diimplementasikan sebagai bagian dari praktik kebun.
Agar seluruh tindakan pengelolaan dan pemantauan dapat dilakukan secara lebih baik, terencana dan terlaksana secara lebih sistematis sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka perlu adanya matriks rencana kegiatan pengelolaan dan pemantauan. Gant Chart dan Matriks rencana pengelolaan dan pemantauan area konservasi PT. Unggul Lestari terlampir di Lampiran 1. Dan Lampiran 2.
1.2 Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Area Konservasi (HCV dan HCS) PT. Unggul Lestari Tahun 2019-2021.
1.2.1 Identifikasi Pemilik Lahan di Area Konservasi
Kegiatan Identifikasi pemilik lahan di area konservasi merupakan kegiatan melakukan inventarisasi para pemilik lahan di area konservasi yang belum dilakukan GRTT (Ganti Rugi Tanam Tumbuh). Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui siapa saja pemilik lahan yang ada di area konservasi agar dapat
memudahkan untuk melakukan kegiatan sosialisasi ataupun kerja sama dengan masyarakat, khususnya yang berada di area konservasi HCV maupun HCS.
Metode yang dilakukan yaitu mengunjungi pondok-pondok masyarakat yang berada di area konservasi dan melakukan wawancara mengenai kepemilikan dan sejarah kepemilikan lahan, sekaligus juga dilakukan sosialisasi mengenai apa itu HCV dan HCS serta pentingnya menjaga area konservasi.
Tabel 3. List Pemilik lahan di Area Konservasi PT. Unggul Lestari
Gambar 6. Proses Kegiatan Identifikasi Pemilik Lahan di Area Konservasi 1.2.2 Pemasangan dan Perawatan Tanda Batas HCV maupun HCS di
Lapangan
Kegiatan pemasangan dan perawatan tanda batas area konservasi HCV dan HCS merupakan kegiatan pemasangan tanda batas berupa patok maupun amaran yang dibuat untuk memberikan batas antara area konservasi dan area kebun agar karyawan yang bekerja di areal tersebut mengetahui batas kebun yang akan melakukan kegiatan operasional kebun. Di PT. Unggul Lestari pemasangan dan pembuatan tanda batas dilakukan di area konservasi yang terlanjur tertanam kelapa sawit seperti areal-areal sempadan sungai yang terlanjur tertanam kelapa sawit. Tanda batas yang berada di PT. Unggul Lestari sudah terpasang semua di area konservasi, sehingga pada pengelolaan dan pemantauan dari tahun 2019- 2021 tidak ada pemasangan dan pembuatan tanda batas, hanya dilakukan perawatan dan perbaikan tanda batas yang sudah ada.
Tanda batas yang telah dibuat di area konservasi PT. Unggul Lestari berupa patok berwarna merah dan putih di sempadan sungai dan amaran berwarna merah yang dibuat melingkari di pokok kelapa sawit yang berada pada garis batasan dengan areal sempadan sungai. Kegiatan perawatan tanda batas dilakukan 3 kali dalam setahun yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember. Kegiatan perawatan tanda
batas yaitu melakukan pengecatan kembali pada patok dan amaran serta pembersihan dari gulma-gulma yang menutupi tanda batas tersebut.
Gambar 7. Peta Areal Tanam di Dalam Sempadan Sungai
Gambar 8. Perawatan patok dan amaran merah pada batas sempadan sungai
4.2.3 Pemasangan dan Perawatan Papan Pengumuman, Peringatan, Larangan, (Berburu Satwa, Kebakaran Lahan, dan Melestarikan Sungai) Kegiatan pemasangan papan pengumuman, peringatan, serta larangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada karyawan maupun masyarakat mengenai keberadaan area konservasi, himbauan serta larangan berkegiatan di areal tersebut.
Pemasangan papan-papan tersebut diletakkan di sekitar area konservasi yang sering dilewati oleh karyawan maupun masyarakat seperti di persimpangan jalan.
Kegiatan perawatan papan pengumuman, peringatan, larangan merupakan kegiatan perawatan plang berupa pengecekan plang apakah rusak, terlilit dan tertutupi oleh gulma yang tumbuh di sekitar plang. Selama 2019-2021 tidak ada kegiatan untuk pemasangan plang dikarenakan semua plang di areal konservasi sudah terpasang semua. Untuk kegiatan perawatan plang rutin anatara lain kegiatan tebas gulma disekitar plang, pembersihan plang serta pengecatan plang yang pudar setiap tahunnya yaitu dilakukan 3 bulan setiap tahunnya pada bulan April, Agustus, dan Desember.
Gambar 9. Peta Sebaran Plang HCV
Gambar 10. Perawatan Plang pada area konservasi 4.2.4 Kerjasama dengan Masyarakat Sekitar
Kegiatan kerjasama dengan masyarakat sekitar merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk kerjasama antara perusahaan dan masyarakat khususnya dalam menjaga area konservasi bersama sama. Kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu kegiatan pengadaan bibit hutan oleh masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan dalam pemenuhan bibit yang akan digunakan sebagai tanaman kegiatan rehabilitasi.
Pembelian bibit hutan dilakukan oleh perusahaan bahwa secara langsung terdapat peluang usaha sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat yang berasal dari hutan sekitar area konservasi. Dalam kerjasama ini, pihak perusahaan
membantu dengan memberikan polybag yang akan digunakan sebagai tempat bibit-bibit cabutan alam oleh masyarakat. Pihak masyarakat hanya menyiapkan bibit-bibit sesuai permintaan dari pihak perusahaan dan tanah sebagai media tanam bibit tersebut. Jika masyarakat sudah mengumpulkan bibit sesuai target yang diberikan pihak perusahaan, maka perusahaan membeli bibit tersebut seharga Rp. 5.000/Batang tanaman. Target yang harus dipenuhi oleh masyarakat setiap bulannya sebanyak 2.000 batang bibit hutan, sehingga total pemasukan masyarakat yang diberi kerjasama pengadaan bibit yaitu Rp. 10.000.000/bulan.
Gambar 11. Kegiatan Kerjasama Pengadaan Bibit Bersama Masyarakat 4.2.5 Pemantauan Keanekaragaman Hayati
Pada prinsip dan kriteria RSPO terdapat adanya indikator terkait pelestarian Kehati yang mempersyaratkan perusahaan memiliki daftar flora dan fauna sebelum dan sesudah dimulainya usaha perkebunan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan terkait pelestarian biodiversity setelah dimulainya usaha perkebunan adalah dengan melakukan monitoring flora dan fauna. Oleh karena itu, kegiatan monitoring flora dan fauna perlu dilakukan secara berkala.
a. Monitoring Satwa
Salah satu kegiatan dalam melakukan monitoring Keanekaragaman Hayati yaitu kegiatan monitoring satwa. Tahapan dalam monitoring satwa yang dilakukan oleh Manajemen PT. Unggul Lestari adalah dengan melakukan monitoring satwa pada areal konservasi. Monitoring satwa merupakan cara mengamati kehidupan liar dan bukti keberadaannya dalam areal konservasi.
Kegiatan Monitoring satwa dilakukan tiap bulan setiap tahunnya.
Kegiatan tersebut dilakukan meliputi seluruh tipe-tipe habitat yang tersebar di area konservasi PT. Unggul Lestari. Berikut rincian tipe habitat pada tabel 4. di bawah ini :
NO TIPE HABITAT JUMLAH PLOT
1 Secondary Forest Riparian PLOT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 16, 17, 18 2 Non-Forest Riparian PLOT 7, 8, 9, 10, 11, 12, 19 3 Non-Riparian (Conservation) PLOT 13, 14, 15, 20
4 100% Oil Palm PLOT 21, 22
5 Secondary Forest Riparian
(Landscape) PLOT 23
6 Non-Riparian (Conservation)
(Landscape) PLOT 24
TOTAL 24 PLOT
Tabel 4. Rincian Tipe Habitat di area Konservasi PT. Unggul Lestari Metode yang dilakukan untuk kegiatan monitoring satwa yaitu melakukan pengamatan sepanjang 300 meter mengikuti arah sungai jika pengamatan dilakukan di sempadan sungai, dan melakukan pengamatan sepanjang 300 meter mengarah kearah puncak bukit jika pengamatan dilakukan di areal bukit atau kemiringan. Tiap tipe habitat terdapat plot- plot pengamatan yang tersebar dan 2 plot di letakkan di areal blok kelapa sawit dan 2 plot diletakkan diluar HGU PT. Unggul Lestari (Plot Lanskap) dengan total plot pengamatan sebanyak 24 plot.
Hasil Pengamatan dicatat di tallysheet dan kemudian diketik ulang di excel serta untuk temuan satwa RTE akan diberi tanda tulisan berwarna merah, sedangkan satwa yang bukan RTE dberi tanda tulisan berwarna hitam sebagai hasil laporan pengamatan satwa setiap bulannya.
Berikut tabel perjumpaan satwa dari tahun 2019-2021
Tabel 5. Rekapitulasi Temuan Jenis Aves Tahun 2019-2021
NAMA LOKAL NAMA ILMIAH NAMA INGGRIS IUCN CITES PERMENLHK 106 THN 2018
ALAP-ALAP CAPUNG Microhierax fringillarius Black-thighed Falconet LC II DL
ELANG TIKUS Elanus caeruleus Black winged kite LC II DL
ELANG ULAR BIDO Spilornis cheela Crested serpent eagle LC II DL
JULANG EMAS Aceros undulatus Wreathed Hornbill LC II DL
KANGKARENG HITAM Anthracoceros malayanus Asian black hornbil Hornbill VU II DL
KIPASAN BELANG Rhipidura jawaica Pied Fantail LC - DL
MADU SEPAH RAJA Aethopyga siparaja Crimson Sunbird LC - DL SERINDIT MELAYU Loriculus galgulus Malay Lorikeet LC II DL SIKEP MADU ASIA Pernis ptilorhynchus Oriental Honey-buzzard LC II DL
TIONG MAS Gracula religiosa Hill Myna LC II DL
TAKUR TUTUT Maegalaima rafflesii Red-crowned Barbet NT - DL
BENTET KELABU Lanius schah Long-tailed Shrike LC - TDL
BONDOL KALIMANTAN Lonchura fuscans Dusky Munia LC - TDL
BONDOL RAWA Lonchura malacca Black-headed Munia LC - TDL BUBUT ALANG-ALANG Centropus bengalensis Lesser Coucal LC - TDL
BUBUT BESAR Centropus sinensis Greater coucal LC - TDL
CABAI BUNGA API Dicaeum Trigonostigma Orange-bellied Flowerpecker LC - TDL CABAI POLOS Dicacum concolor Plain Flowerpecker LC - TDL CABAI RIMBA Dicacum chrysorrheun Yellow-vented Flowerpecker LC - TDL CABAK KOTA Caprimulgus affinis Savannah Nightjar LC - TDL CEKAKAK BELUKAR Halcyon smyrnensis White-throated Kingfisher LC - TDL
CINENEN BELUKAR Orthotomus sericeus Rufous-tailed Tailorbird LC - TDL CINENEN KELABU Orthotomus ruficeps Ashy Tailorbird LC - TDL CINENEN MERAH Orthotomus sericeus Rufous-tailed Tailorbird LC - TDL
CIPOH JANTUNG Aegithina viridissima Green Iora LC - TDL
CIUNG AIR CORENG Macronous gularis Striped tit babbler LC - TDL
CIPOH JANTUNG Aegithina viridissima Green Iora LC - TDL
CUCAK KUTILANG Pycnonotus aurigaster Sooty-headed Bulbul LC - TDL CUCAK KURINCANG Pycnonotus atriceps Balck-headed Bulbul LC - TDL DELIMUKAN ZAMRUD Chalcophaps indica Emerald Dove LC - TDL
GAGAK HUTAN Corvus enca Slender-billed Crow LC - TDL
JINJING BATU Hemipus hirundinaceus Black-Winged Flycatcher-
shrike LC - TDL
KACEMBANG GADUNG Irena puella Asian Fairy-Bluebird LC - TDL KADALAN BIRAH Phaenicophaeus
sumatranus Chestnut-bellied Malkoha LC - TDL
KADALAN SELAYA Rhinortha chlorophaea Raffles's Malkoha LC - TDL
KUCICA KAMPUNG Copsychus saularis Magpie Robin LC - TDL
KUCICA HUTAN Copsychus malabaricus White-rumped Shama LC - TDL KAREO PADI Amaurornis phoenicurus White-breasted waterhen LC - TDL KERAK KERBAU Acridotheres javanicus White-vented myna VU - TDL KEKEP BABI Artamus leucorynchus White-breasted Wood-swallow LC - TDL
KIRIK-KIRIK BIRU Merops viridis Blue-throated Bee-eater LC - TDL LAYANG-LAYANG
BATU Hirundo tahitica Pacific swallow LC - TDL
LAYANG-LAYANG API Hirundo rustica Barn Swallow LC - TDL
MADU KELAPA Anthreptes malacensis brown-throated sunbird LC - DL
MADU POLOS Anthreptes simplex Plain Sunbird LC - DL
MERBAH BELUKAR Pycnonotus plumosus Olive-winged Bulbul LC - TDL MERBAH CERUKCUK Pycnonotus goiavier Yellow-vented Bulbul LC - TDL PIJANTUNG KECIL Arachnothera longirostra Little Spiderhunter LC - DL PUNAI GADING Treron vernans Pink-necked Green-Pigeon LC - TDL PENTIS PELANGI Prionochilus percussus Crimson-breasted
Flowerpecker LC - TDL
PERENJAK Prinia flaviventris Yellow-bellied Prinia LC - TDL
SIKATAN MELAYU Cyornis turcosus Malaysian Blue-Flycatcher LC - TDL
SEMPUR HUJAN DARAT Eurylaimus ochromalus Black-and-yellow Broadbill LC - TDL
SERITI Collocalia esculenta Black-nest Swiftlet LC - TDL SRIGUNTING GAGAK Dicrurus annectans Crow-billed Drongo LC - TDL SRIGUNTING BATU Dicrurus paradiseus Great Racket-tailed Drongo LC - TDL
TAKTARAU MELAYU Eurostopodus temminckii Malaysian Eared-nightjar LC - TDL TIONG LAMPU BIASA Eurystomus orientalis Oriental dollar Bird LC - TDL TEPUS KABAN Stachyris nigricollis Black-thrated Bubbler LC - TDL
TEKUKUR Streptopelia chinensis Spotted dove LC - TDL
WIWIK KELABU Cacomantis merulinus Plaintive Cuckoo LC - TDL WIWIK LURIK Cacomantis sonneratii Banded Bay Cuckoo LC - TDL
Tabel 6. Rekapitulasi Temuan Jenis Reptile Tahun 2019-2021
Nama Lokal Nama Ilmiah Nama Inggris IUCN CITES PermenLHK 106 THN 2018
ULAR KOBRA Ophiophagus hannah King-cobra VU II TDL
ULAR SENDOK Naja sumatrana Equatorial spitting
cobra LC II TDL
BIAWAK Varanus salvator Monitor lizard LC II TDL
CECAK TERBANG Draco sp. Flying Lizard LC - TDL
BUNGLON JAMBUL
HIJAU Bronchocela
cristatella
KADAL Mabuya multIfasciata Common Sun Skink LC - TDL
ULAR PELANGI Xenopeltis unicolor Iridescent Earth
Snake LC - TDL
ULAR TANAH Leopeltis tricolor Masked Ground
Snake LC - TDL
ULAR GENDANG Pyhton curtus Sumatran Blood
Phyton LC - TDL
ULAR TAMBANG Dendrelaphis pictus Painted bronzeback LC - TDL
ULAR SAWAH Python reticulatus Reticulated python LC - TDL
Tabel 7. Rekapitulasi Temuan Jenis Mamalia Tahun 2019-2021
Nama Lokal Nama Ilmiah Nama Inggris IUC
N CITE
S PermenLHK 106 THN 2018
OWA KALAWEIT Hylobates muelleri Muellers' Gibbon EN I DL
BABI Sus barbatus Sumatran bearded Pig VU - TDL
KUKANG Nyticebus borneanus Bornean Slow Loris VU I DL MONYET EKOR
PANJANG Macaca fascicularis Long-tailed macaque LC II TDL
TUPAI Tupaia glis Treeshrew LC II TDL
TIKUS TANAH Rattus tiomanicus Malaysian Field Rat LC - TDL BAJING TIGA WARNA Callosciurus
prevostii Prevost Squirrel LC - TDL
Tabel 8. Rekapitulasi Temuan Jenis Amphibia Tahun 2019-2021
Nama Lokal Nama Ilmiah Nama
Inggris IUCN CITES PermenLHK 106 THN
2018 2019 2020 2021
KODOK BANGKONG Bufo melanostictus
Asian Common
Toad LC - TDL 6 20 27
KATAK TEGALAN Fejervaryan cancrivora Ricefield
frog LC - TDL 28 33 67
KONGKANG GADING Rana erythraea Green Paddy
Frog LC - TDL 3 9 12
KODOK PURU KECIL Ingerophyrnus parvus Lesser
Toad LC - TDL 0 10 6
Gambar 12. Peta Persebaran Monitoring Satwa di Area Konservasi PT. Unggul Lestari
Sumber : Dokumen Arsip PT. Unggul Lestari 2020.
b. Analisis Vegetasi
Salah satu kegiatan pemantauan keanekaragaman hayati di PT. Unggul lestari yaitu melakukan Monitoring Keanekaragaman vegetasi di area konservasi PT. Unggul Lestari. Kegiatan tersebut merupakan cara untuk mengetahui komposisi jenis tumbuhan dan struktur vegetasi pada areal yang dipilih. Dalam
analisis vegetasi, Manajemen PT. Unggul Lestari menggolongkan menurut tipe tutupan Lahan pada areal yang berpotensi sebagai area HCV khususnya HCV 1 Sehingga dari hasil survey dilapangan maka dalam analisis vegetasi dibagi kedalam 12 plot pengamatan yang tersebar di Estate I dan Estate II antara lain :
a. Untuk Plot 1 sampai 6 dan plot 9 merupakan tipe tutupan lahan Mix Cultivate (Budidaya Campuran)
b. Untuk Plot 7, 8, 10, 11, dan 12 merupakan tipe tutupan lahan (Belukar) Kegiatan analisis vegetasi dilakukan satu kali setiap tahun dengan mengunjungi plot pemanen yang sudah dibuat. Area plot permanen tersebut dibuat jalur transek sepanjang 100 meter dengan membuat petak pengukuran sebanyak 5 petak. Masing-masing petak memiliki ukuran sebagai batasan dalam pengukuran sebagai berikut :
1. 20 m x 20 m untuk tingkat pohon 2. 10 m x 10 m untuk tingkat tiang 3. 5 m x 5 m untuk tingkat pancang 4. 2 mx 2 m untuk tingkat semai
Gambar 13. sketsa Transek Plot Pengukuran
Keterangan : Petak A = Petak ukur untuk semai dengan luas 2 m x 2 m Petak B = Petak ukur untuk pancang dengan luas 5 m x 5 m Petak C = Petak ukur untuk tiang dengan luas 10 m x 10 m Petak D = Petak ukur untuk pohon dengan luas 20 m x 20 m
Terdapat variabel pengukuran yang di ambil pada petak ukur sebagai berikut:
1. Tingkat pohon, (diameter > 20 cm) diamati pada plot yang berukuran 20 m x 20 m. Data yang dicatat meliputi nama jenis, jumlah setiap jenis, diameter (dbh), tinggi total pohon, dan tinggi bebas cabang.
2. Tingkat tiang, (diameter 10–19 cm) diamati pada plot yang berukuran 10 m x 10 m. Data yang diamati meliputi nama jenis, jumlah setiap jenis, diameter (dbh), tinggi total pohon, dan tinggi bebas cabang.
3. Tingkat pancang, (tinggi pohon >1,5 m) dengan diameter pohon <10 cm, diamati pada plot yang berukuran 5 mx 5 m. Data yang dicatat meliputi nama jenis dan jumlah setiap jenis.
4. Tingkat semai, (Tinggi pohon < 1,5 m) diamati pada plot yang berukuran 2 m x 2 m. Data yang dicatat meliputi; nama jenis dan jumlah setiap jenis (Soerianegera, 1988)
Hasil pengukuran di lapangan tersebut selanjutnya dihitung nilai Kerapatan, Kerapatan Relatif, Dominasi, Dominasi Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif dan Indeks Nilai Penting (INP).
Gambar 14. Peta Sebaran Plot Analisis Vegetasi di PT. Unggul Lestari
Berikut nilai Indeks Shannon Winner pada tiap tingkat tumbuhan di PT.
Unggul Lestari dari tahun 2019-2021 :
Tipe Tutupan
Lahan
Semai Pancang Tiang Pohon
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 202
0 2021 2019 2020 2021
Shrub 2,45 2,55 2,39 2,47 2,50 2,44 2,21 2,37 2,22 2,44 2,49 2,49
Mix
Cultivated 2,68 2,66 2,43 2,53 2,52 2,43 2,12 2,16 2,20 2,18 2,24 2,30
Tabel 9. nilai Indeks Shannon Winner pada tiap tingkat tumbuhan di PT. Unggul Lestari dari tahun 2019-2021
2019 2020 2021
2.20 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 2.80
Nilai Index Shannon-Weinner untuk Tingkat Semai PT UL from 2019-2021
Shrub Mix Cultivated
Gambar 15. Diagram Garis Nilai Indeks Shannon Weinner untuk Tingkat Semai PT. Unggul Lestari dari Tahun 2019-2021
2019 2020 2021
2.38 2.40 2.42 2.44 2.46 2.48 2.50 2.52 2.54 2.56
Nilai Index Shannon-Weinner untuk Tingkat Pancang PT UL from 2019-2021
Shrub Mix Cultivated
Gambar 16. Diagram Garis Nilain Indeks Shannon Weinner untuk Tingkat pancang PT. Unggul Lestari dari Tahun 2019-2021
2019 2020 2021 1.95
2.00 2.05 2.10 2.15 2.20 2.25 2.30 2.35 2.40
Nilai Index Shannon-Weinner untuk Tingkat Tiang PT UL from 2019-2021
Shrub Mix Cultivated
Gambar 17. Diagram Garis Nilai Indeks Shannon Weinner untuk Tingkat Tiang PT. Unggul Lestari dari Tahun 2019-2021
2019 2020 2021
2.00 2.10 2.20 2.30 2.40 2.50 2.60
Nilai Index Shannon-Weinner untuk Tingkat Pohon PT UL from 2019-2021
Shrub Mix Cultivated
Gambar 18. Diagram Garis Nilain Indeks Shannon Weinner untuk Tingkat Pohon PT. Unggul Lestari dari Tahun 2019-2021
Dari diagram garis pada nilai Index Shannon Weinner pada semua tingkatan menunjukkan pada kriteria skala sedang meningkat. Akan tetapi, tingkat semai, pancang, dan tiang pada nilai Index Shannon Winner cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena kegiatan masyarakat sekitar yang masih melakukan kegiatan pengambilan kayu berupa log-log kayu ataupun berbentuk cerucuk. Akan tetapi untuk untuk tingkat pohon mengalami kenaikan. Hal ini harus terus dijaga agar kondisi area konservasi di PT. Unggul Lestari masih terjaga alami. Untuk daftar jenis tumbuhan terlampir pada lampiran 3.
c. Monitoring Keberadaan Ikan
Keberadaan ikan sebagai keanekaragaman hayati serta dalam proses pemanfaatannya, memberi corak dan nilai budaya serta daya tarik yang mempunyai potensi tinggi bagi keanekaragaman jenis ikan di areal HGU. Ikan juga sebagai bahan konsumsi masyarakat lokal yang dalam pemanfaatannya juga menunjang perekonomian masyarakat setempat. Perspektif tersebut dalam suatu perencanaan pengembangan hayati harusnya dilihat sebagai suatu kajian yang menarik sehingga sumberdaya ikan dapat terus lestari dan produktif.
Ikan menunjukkan berbagai komunitas dengan bentuk-bentuk peralihannya yang dapat dibedakan dengan jelas. Ada atau tidaknya jenis tertentu di dalam suatu sungai akan tergantung pada banyak faktor yaitu: baik lingkungan, tingkat eksploitasi dan persaingan antar jenis. Kelimpahan dan keanekaragaman jenis ikan suatu perairan menunjukkan kemampuan perairan tersebut untuk mendukung kehidupan organisme yang hidup didalamnya.
Sampai saat ini sungai-sungai di sekitar PT. Unggul Lestaru dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk mencari ikan. Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap ikan yang baik. Alat tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perairan, waktu pengoperasian dan dan alat tangkap tersebut tidak melukai atau membunuh ikan. Berdasarkan informasi masyarakat melalui wawancara, alat tangkap yang digunakan masih bersifat tradisional: Lunta, pancing, karamba, rengge, rawai, seruwak dan bubu.
Kegiatan monitoring keberadaan jenis ikan dilakukan di Estate 1 dan Estate II PT. Unggul Lestari. Pengamatan dilakukan di sekitar areal sungai dan tempat-tempat saluran drainase kebun yang sering dijadikan tempat untuk memasang alat penangkap ikan dan memancing oleh masyarakat setempat melalui metode wawancara, melihat hasil tangkapan dan data sekunder. Waktu yang digunakan yaitu menyesuaikan dengan aktivitas masyarakat memasang alat perangkap ikan dan memancing.
Dari tahun 2019 sampai 2021 bahwa ditemukan 28 jenis ikan terdiri dari 19 jenis yang sudah teridentifikasi dan 9 jenis belum teridentifikasi. hal ini menunjukkan bahwa sungai-sungai yang berada di dalam HGU PT. Unggul Lestari memiliki keanekaragaman ikan dimana kondisi sungai-sungai tersebut
masih terjaga serta tidak berpengaruh langsung dengan kegiatan operasional kebun. Berikut jenis-jenis ikan yang ditemukan di sungai-sungai PT. Unggul Lestari dari tahun 2019-2021 terlampir pada lampiran 4.
Gambar 19. Contoh Jenis Ikan Yang Ditemukan Di Sungai-Sungai Di Dalam HGU PT. Unggul Lestari Yaitu Rangkong (Hampala macrolepidota) dan Putihan
(Mystacoleucus padangensis)
d. Monitoring Keberadaan Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia. Arti kupu-kupu bagi manusia tidak hanya sebagai obyek yang memiliki keindahan, namun dalam banyak hal kupu-kupu memiliki arti penting lain. Penyebaran geografi yang mantap dan keanekaragaman kupu-kupu dapat memberikan informasi yang baik dalam studi lingkungan sebagai indikator lingkungan serta perubahan yang mungkin terjadi, baik segi vegetasi maupun segi tingkat pencemaran lingkungan. Kupu-kupu juga memberi andil yang sangat berarti dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan bertindak sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga bersama dengan hewan penyerbuk lainnya.
Keberadaan kupu-kupu tidak terlepas dari daya dukung habitatnya, yakni habitat yang memiliki penutupan vegetasi perdu dan pohon yang berakar kuat serta adanya sungai-sungai yang mengalir. Kerusakan alam seperti berubahnya fungsi areal hutan, sawah dan perkebunan yang menjadi habitat bagi kupu-kupu, dapat menyebabkan penurunan jumlah maupun jenis kupu-kupu di alam.
Metode dalam monitoring keberadaan kupu-kupu yaitu melakukan pengamatan di 3 lokasi antara lain :
1. Areal HCV (High Conservation Value) termasuk areal sempadan sungai.
2. Areal Main Road dan Collection Road.
3. areal G2 karyawan.
Hasil monitoring Selama 2019 sampai 2021 telah ditemukan 28 jenis kupu-kupu dengan 23 jenis sudah teridentifikasi, dan 5 jenis belum teridentifikasi yang tersebar di 3 lokasi tersebut (lampiran jenis kupu-kupu terlampir pada lampiran 5.). Umumnya kupu-kupu banyak terdapat pada daerah yang mempunyai tumbuhan berbunga seperti lokasi pada Main Road maupun Collection Road di PT Unggul Lestari dikarenakan disekitar tersebut banyak di ditumbuhi beberapa jenis tanaman bunga seperti antigonon sp dan Turnera subulata yang berguna untuk mengundang predator alami ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS).
Area HCV (High Conservation Value), ada dua lokasi tempat yaitu, Riparian Zone (sempadan sungai) dan areal HCV (Bukit). Karakteristik habitat pada areal HCV berupa semak belukar, hutan sekunder, rerumputan dan juga perdu seperti Melastoma sp, pada areal HCV kupu-kupu banyak dijumpai pada tutupan lahan berupas perdu dan rerumputan yang terdapat banyak bunga, karena areal HCV jauh dari aktivitas manusia dan juga kendaraan maka diareal HCV lebih banyak dijumpai kupu-kupu, sedangkan untuk areal sempadan sungai mempunyai karakteristik semak belukar dan terbuka sehingga cukup banyak kupu-kupu yang hinggap terutama daerah pinggiran sungai sangat disukai oleh kupu-kupu yang habitatnya memang dipinggiran sungai.
Pada areal perumahan G2 karyawan, mempunyai karateristik terbuka dan banyak bunga, terutama bunga disekitar perumahan sehingga banyak kupu yang hinggap ataupun terbang untuk mencari makanan berupa nektar dari bunga.
Gambar 20. Contoh Jenis Dari Kupu-Kupu Yang Ditemukan Di Sekitar Lingkungan PT. Unggul Lestari Papilio paris dan Trogonoptera brookiana 4.2.6 Sosialisasi Kepada Karyawan, Kontraktor, serta Masyarakat Sekitar
Perusahaan
Sosialisasi merupakan kegiatan dalam menyampaikan serta pemaparan materi mengenai pengertian, point dan nilai serta fungsi HCV (High Conservation Value) dan HCS (High Cabon Stock), menjelaskan tentang areal dan lokasi HCV- HCS, dan jenis-jenis satwa yang dilindungi beserta mekanisme pelaporan jika terjadi konflik satwa, memberikan himbauan dan larangan meracun dan menyetrum serta menggunakan bahan lainnya di sungai maupun parit kebun yang dapat merusak ekosistem air tawar, serta larangan membuka lahan dengan cara membakar yang dapat merusak areal yang memiliki HCV-HCS di Estate I dan Estate II PT. Unggul Lestari.
Kegiatan sosialisasi dilakukan 4 bulan sekali setiap tahunnya agar para pekerja, kontraktor, maupun masyarakat dapat paham pentingnya konservasi di lingkungan perusahaan. Untuk kegiatan sosialisasi tingkat staff dan manajemen dan tingkat karyawan dilakukan di setiap divisi dan di setiap Estate di PT. Unggul Lestari. Untuk kegiatan sosialisasi ke masyarakat dilakukan mengunjungi pondok- pondok masyarakat yang berada di dalam HGU Perusahaan dan Sosialisasi yang dilakukan di desa-desa binaa PT. Unggul Lestari yang dilakukanlangsung di Balai desa dengan dihadiri oleh perangkat desa serta tokoh-tokoh masyarakat yang berada di desa-desa sekitar.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman karyawan tentang HCV (High Conservation Value) dan HCS (High Cabon Stock) serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan dapat meningkatkan kepedulian karyawan, kontraktor serta masyarakat terhadap lingkungan dan kelestarian alam.
Gambar 21. Kegiatan Sosialisasi dan Training kepada Karyawan PT. Unggul Lestari
Gambar 22. Kegiatan Sosialisasi dan Training Kepada Masyarakat
4.2.7 Kegiatan Pengenalan Mengenai Lingkungan Kepada Siswa Sekolah Sekitar Perusahaan
Kegiatan pengenalan mengenai lingkungan hidup kepada siswa sekolah merupakan salah satu program training yang dikhususkan kepada siswa dan siswi sekolah di sekitar PT. Lestari. Kegiatan ini juga merupakan salah satu program kerja pengelolaan dan pemantauan area konservasi (HCV-HCS Landscape Integrated). Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya menjaga lingkungan.
Materi yang disampaikan kepada siswa dan siswi antara lain :
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya menanam pohon dan menumbuhkan semangat siswa-siswi untuk gemar menanam pohon.
2. Memberikan pemahaman tentang tidak membuang sampah sembarangan dan membuang sampah harus pada tempatnya.
3. Memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian tumbuhan dan satwa yang dilindungi.
4. Memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian air 5. Memberikan gambaran terkait bencana-bencana yang dapat ditimbulkan
dari kegiatan-kegiatan yang merusak lingkungan.
Harapan dari kegiatan ini agar semua siswa-siswi dari sekolah sekitar perusahaan dapat mengerti dan memahami tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak usia dini, sehingga digenerasi mendatang kepedulian terhadap lingkungan semakin meningkat.
Gambar 23. Kegiatan Training Mengenai Lingkungan Hidup Kepada Siswa dan Siswi Sekolah Sekitar PT. Unggul Lestari
4.2.8 Patroli Area Konservasi
Patroli dilakukan satu kali setiap bulannya yang di dalam perkebunan PT. Unggul Lestari, dimana kegiatan ini bertujuan untuk memantau, memencatat serta memonitoring area Konservasi dan perkebunan PT. Unggul Lestari. Kegiatan ini berguna untuk memastikan ada tidaknya satwa-satwa dilindungi (UU Nomor 5 Tahun 1990, IUCN, CITES, Permen LHK Nomor P 106 Tahun 2018) dipelihara, diburu, dijerat, ditangkap, dan diperjualbelikan di areal perusahaan, serta memastikan ada tidaknya penangkapan ikan menggunakan setrum, racun, ataupun bahan berbahaya
lainnya dan memastikan tidak ada titik api pada areal perkebunan PT.
Unggul lestari, serta aktivitas yang merusak kawasan HCV seperti illegal logging, perambahan dan pembakaran.
Kegiatan dilakukan bersamaan dengan patroli bersama Tim Keamanan PT. Unggul Lestari. Patroli dilakukan dengan menunjungi dan mengelilingi area konservasi yang dikunjungi, serta mengunjungi setiap menara-menara pantau api untuk melihat ada atau tidak indikasi kebakaran yang berada di dalam HGU PT. Unggul Lestari. Jika terdapat temuan yang mengindikasikan ancaman di area konservasi, harus dilaporkan langsung kepada manajemen perusahaan untuk dilakukan tindakan langsung.
Gambar 24. Kegiatan Patroli Bersama Salah Satu Keamanan Perusahaan dan Temuan Illegal Logging di Area Konservasi PT. Unggul Lestari
4.2.9 Rehabilitasi Sempadan Sungai
PT. Unggul Lestari mempunyai kepedulian dan komitmen yang tinggi terhadap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. Sebagai wujud ketaatan dan kepatuhan terhadap kebijakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, sebagaimana diatur dalam dan undang–undang dan peraturan yang berlaku, maka Manajemen PT. Unggul Lestari berupaya melakukan kegiatan penanaman pokok hutan (revegetasi) pada areal sempadan sungai yang sudah terlanjur terbuka. Dalam UU Kehutanan No 41 tahun 1999 melarang dilakukannya pengelolaan di areal sempadan sungai dengan ketentuan 100 m sisi kiri kanan sungai besar dan 50 meter untuk sisi kiri kanan sungai kecil.
Salah satu tahapan dalam upaya pengelolaan areal HCV khususnya sungai dan sempadannya yang dilakukan oleh Manajemen PT. Unggul Lestari adalah dengan melakukan rehabilitasi sempadan sungai dengan penanaman pokok hutan di area tersebut. Dalam rencana revegetasi sempadan sungai, Manajemen PT.
Unggul Lestari telah mengidentifikasi sungai-sungai yang akan dilakukan rehabilitasi.
Gambar 25. Peta Rencana Penanaman Rehabilitasi Sempadan Sungai
Dari tahun 2019 sampai 2021 telah dilakukan penanaman pohon untuk merehabilitasi sempadan sungai yang berada di PT. Unggul Lestari. Total tanaman yang sudah tertanam sebanyak 3.110 batang dengan jenis tanaman yang diusahakan yaitu Sungkai (Peronema canescens), Meranti Blangiran (Shorea balangeran), Galam (Melaleuca sp), Jelutung (Dyera costulata), Waru (Hibiscus tiliacus), dan Sengon (Albizia chinensis). Lampiran 6. Tabel Rekapan Penanaman Rehabilitasi Sempadan Sungai
Gambar 26. Penanaman Rehabilitasi di Sempadan Sungai PT. Unggul Lestari
4.2.10 Monitoring Sungai Secara Visual
Kegiatan monitoring sungai secara visual merupakan kegiatan untuk melihat kondisi-kondisi sungai yang berada di PT. Unggul Lestari secara visual.
Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi setiap sungai-sungai yang berada di dalam HGU PT. Unggul Lestari. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengetahui kondisi sungai akan adanya erosi, ancaman dan sumber ancaman, serta memantau kualitasi air sungai secara visual melalui bau, warna, dan tingkat kejernihan/kekeruhan air sungai.
Kegiatan monitoring sungai secara visual dilakukan setiap bulannya setiap tahun dengan mengunjungi setiap sungai-sungai yang berada di dalam HGU PT.
Unggul lestari. Jumlah sungai yang telah teridentifikasi di PT. Unggul Lestari yaitu 19 sungai yang tersebar di Estate 1 dan Estate 2. Berikut data sungai yang teridentifikasi di PT. Unggul Lestari
NO RIVER LONG DEPTH ESTIMATE WIDTH ESTMATE
1 Sungai Batu 13.365 m 0.5-1.5 m 10 m
2 Sungai Nusa 1.300 m 0.5-1 m 6 m
3 Sungai Batu Nyambil 6.130 m 0.2-0.8 m 4 m
4 Sungai Salaf 3.680 m 0.3-0.5 m 4 m
5 Sungai Balai 5.670 m 0,5-1 m 5 m
6 Sungai Mawei 17.914 m 0.5-1,5 m 10 m
7 Sungai Engen 2.240 m 0.2-0,5 m 4 m
8 Sungai Tangoi 2.645 m 0.3-05 m 4 m
9 Sungai Tawei 7.761 m 0.5-1 m 7 m
10 Sungai Nisei 4.800 m 0.2-0.5 m 4 m
11 Sungai Sepayang 2.220 m 0.3-1 m 5 m
12 Sungai Kedoran 7.114 m 0.3-1 m 5 m
13 Sungai Karuk 4.090 m 0.3-1 m 6 m
14 Sungai Samai Karangan 6.251 m 0.2-0.5 m 4 m
15 Sungai Sahai 8.529 m 0.2-0.7 m 4 m
16 Sungai Manya 3.502 m 0.3-0.8 m 3 m
17 Sungai Emang 4.219 m 0.3-1 m 5 m
18 Sungai Sogang 5. 085 m 0.5-1 m 6 m
tabel 10. Data sungai yang ada di PT. Unggu Lestari
Gambar 27. Peta Lokasi Sungai Yang Sudah Diidentifikasi Oleh Konsultan Eksternal Aksenta
Tabel 11. Form Monitoring Sungai PT. Unggul Lestari
Tanggal Pengecekan
Sungai
Lokasi / Divisi
Pengamatan Visual Pencemaran yang
ditemukan Keterangan
Hulu/Hilir Bau Warna Rasa
10 Juni 2021 Sungai Batu Est I/Div B/Blok F43
Tidak
berbau Jernih Tidak
berasa Tidak ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai masih relative baik (semak belukar dan pepohonan)
10 Juni 2021 Sungai Nusa Est I/Div A/Blok F47
Tidak
berbau Jernih Tidak
berasa Tidak Ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai sudah tertanam sawit dan sudah ditingalkan
10 Juni 2021 Sungai Batu Nyambil
Est I/Div B/Blok D40
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak Ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai berupa semak belukar
10 Juni 2021 Sungai Salaf Est I/Div D/ Blok D34
Tidak
berbau Jernih Tidak
berasa Tidak ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai berupa semak belukar
10 Juni 2021 Sungai Balai Est I/Div D/Blok H29
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak Ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai berupa semak belukar
10 Juni 2021 Sungai Engen Est I/DivF/Blok M 39
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai berupa semak belukar
10 Juni 2021 Sungai Emang Est I/Div G/Blok M43
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai berupa semak belukar
11 Juni 2021 Sungai Sogang Est I/Div H/ blok K53
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak ada Kondisi tutupan lahan sempadan sungai berupa semak belukar
1 Juni 2021 Sungai Tangoi Est I/Div I /blok N62
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak ada Kondisi sekitar sungai masih semak belukar
11 Juni 2021 Sungai Mawei Est I/Div I/ blok O62
Tidak
berbau Jernih Tidak
Berasa Tidak ada Kondisi sempadan sungai mawai secara umum masih baik ditutupi Mucuna bracteata, tidak ada bukti pencemaran
Gambar 28. Kegiatan Dalam Memonitoring Sungai Secara Visual Di Salah Satu Sungai Yaitu Sungai Batu Nyambil
4.2.11 Monitoring Tutupan Lahan HCV 5
Kegiatan monitoring tutupan lahan HCV 5 merupakan kegiatan pemantauan tutupan lahan yang teridentifikasi sebagai HCV 5 di dalam HGU PT. Unggul Lestari. Monitoring ini bertujuan untuk kondisi tutupan lahan area HCV 5 apakah terdapat perubahan akibat kegiatan masyarakat atau gangguan ancaman yang menyebabkan tutupan lahan HCV 5 tersebut terbuka.
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengecekan dilokasi HCV 5 di Subblok P46-47 Divisi G dan Subblok T41-42 Divisi H, Estate II PT. Unggul Lestari. Kegiatan ini dilakukan dengan mengunjungi area tersebut dengan mengambil dokumentasi tutupan lahan di areal tersebut. Kegiatan ini dilakukan 3 bulan sekali setiap tahunnya. Kegiatan monitoring kondisi tutupan HCV 5 juga dengan melakukan pemantauan sekeliling areal Enclave melihat hal-hal yang terjadi disekeliling Enclave apabila terjadi gangguan atau kerusakan untuk segera diambil tindakan dan mendokunetasikannya.
Dari setiap pengecekan tutupan lahan di area HCV 5 bahwa dari tahun 2019 sampai 2021 bahwa tutupan lahan areal HCV 5 di PT. Unggul Lestari berupa kebun karet campuran.
Sampai saat ini belum ada tanda-tanda indikasi kegiatan pembukaan area HCV, hanya kegiatan-kegiatan pemanenan getah karet dan pemanenan rotan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
Gambar 29. Dokumentasi Tutupan Lahan Area HCV 5 di PT. Unggul Lestari Divisi G Subblok P46-47 dan Divisi H Subblok T41-42
4.2.12 Perawatan Area HCV 6
Kegiatan perawatan area HCV 6 dilakukan oleh PT. Unggul Lestari agar areal tersebut tidak rusak serta bersih dan tidak ada gangguan . bentuk HCV 6 di PT. Unggul Lestari berupa Balai Sesajen yang digunakan oleh masyarakat khususnya masyarakat suku Dayak Ngaju yang masih menganut Hindu Kaharingan. Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan sendiri dan juga dengan cara partisipatif bersama masyarakat untuk membersihkan areal -areal sekitar balai keramat pada saat acara Mapas Lewu yaitu kegiatan syukuran tiap tahun agar terjauhi dari bahaya ataupun gangguan di area sekitar.
Kegiatan perawatan area HCV 6 dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan bulan April dan September tiap tahunnya. Berikut dokumentasi perawatan area HCV 6 di PT. Unggul Lestari :
Gambar 30. Kegiatan Perawatan Area HCV 6 Berupa Balai Sesajen
4.3 Peranan Staff Sustainability Dalam Implementasi Kegiatan Pengelolaan dan Pemantauan Area Konservasi PT Unggul Lestari
Sebagai seorang staff Sustainability PT. Unggul Lestari memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengelola area konservasi dengan luas 1.821,12 Ha. Staff Sustainability juga harus melakukan pengawasan dan melaksanakan terhadap kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemantauan area konservasi di PT. Unggul Lestari. Selain itu harus melakukan pengawasan dan audit terhadap kegiatan-kegiatan operasional yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan maupun area konservasi di PT. Unggul Lestari.
Beberapa kegiatan yang harus dilakukan langsung oleh Staff Sustainability dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan area konservasi seperti identifikasi pemilik lahan area konservasi, monitoring kenakeragaman hayati, kegiatan sosialisasi dan training, serta kegiatan monitoring sungai secara visual. Hal ini dikarenakan seorang staff Sustainaibility bertanggung jawab secara langsung jika terdapat perubahan dilapangan serta harus memberikan solusi agar masalah pada kegiatan tersebut dapat teratasi. Staff Sustainability dalam melaksanakan kegiatan juga dibantu 3 orang anggota Sustainability dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti rehabilitasi sempadan sungai, perawatan plang dan patok area konservasi, monitoing tutupan lahan HCV 5, dan kegiatan perawatan HCV 6. Jika pada beberapa kegiatan membutuhkan lebih tenaga kerja karyawan, maka Staff Sustainability harus mengkoordinasi kepada masing-masing Estate Manager untuk meminjamkan karyawan dalam membantu kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemantauan area konservasi di masing-masing Estate.
Seorang Staff Sustainability memiliki wewenang dalam mengambil keputusan seperti teknis kegiatan dilapangan, permasalahan-permasalahan pada kegiatan rutin yang dilakukan, serta rencana kerja harian kepada anggota sustainability. Pengambilan keputusan seperti ancaman dan sumber ancaman di area konservasi seperti illegal logging, pembukaan lahan area konservasi, perburuan satwa liar, pencemaran di areal sungai, ataupun kegiatan-kegiatan yang dapat mempengaruhi pihak eksternal, maka staff Sustainability wajib melaporkan dan mengkoordinasi kepada General Manager sebagai pimpinan di unit perusahaan untuk memberikan solusi dalam permasalahan yang ada.