• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKesehatankerjamerupakanhakpekerjadanunsurkesejahteraanyangwajibdiberikankepadaparapekerjadalamsebuahinstansi.PembahasanmengenaiKesehatanKerjatertulisdalampasalke–165UndangUndangnomor36tahun2009mengenaikesehatan.Dimanadise

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKesehatankerjamerupakanhakpekerjadanunsurkesejahteraanyangwajibdiberikankepadaparapekerjadalamsebuahinstansi.PembahasanmengenaiKesehatanKerjatertulisdalampasalke–165UndangUndangnomor36tahun2009mengenaikesehatan.Dimanadise"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan hak pekerja dan unsur kesejahteraan yang wajib diberikan kepada para pekerja dalam sebuah instansi. Pembahasan mengenai Kesehatan Kerja tertulis dalam pasal ke–165 Undang Undang nomor 36 tahun 2009 mengenai kesehatan. Dimana disebutkan bahwa semua wujud tindakan kesehatan kerja meliputi tindakan mencegah, meningkatkan, mengobati dan memulihkan tenaga kerja wajib dilakukan oleh setiap instansi agar tercapainya lingkungan kerja yang produktif dan sehat terhindar dari penyakit dan hal buruk yang dapat disebabkan oleh kerja Kesehatan Kerja dijelaskan lebih.1 lagi dalam Peraturan Pemerintah No. 88 Tahun 2019 bahwa upaya kesehatan kerja yang dimaksud adalah upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan, pemulihan PAK, bukan PAK dan Kecelakaan Kerja.2

PAK atau Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang didapatkan karena pekerjaan atau lingkungan kerja Beberapa penyebab Penyakit Akibat.2 Kerja di tempat kerja meliputi; 1) faktor fisik termasuk suhu, radiasi, suara, tekanan, dan pencahayaan, 2) faktor kimia meliputi debu, gas, larutan, dan uap, 3) faktor infeksi, 4) faktor fisiologis, dan 5) faktor psikologis.3

Data dari Health and Safety Authority menunjukkan bahwa tahun 2019, 783,000 hari terbuang akibat Penyakit Akibat Kerja. Penyakit Akibat Kerja tersering yaitu keluhan pada tulang, sendi dan otot.4

NPB atau Nyeri punggung bawah adalah istilah rasa nyeri di daerah punggung bagian bawah, lebih tepatnya pada sudut iga paling bawah hingga lipat bokong bawah serta dapat merambat hingga arah tungkai dan kaki. Nyeri Punggung Bawah merupakan keluhan muskuloskeletal terkait kerja tersering.5

(2)

Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 kecenderungan prevalensi Penyakit Muskuloskeletal di Indonesia adalah 24,7% dan data dari Health and,6 Safety Authority (HSA) tahun 2019 menunjukan prevalensi keluhan muskuloskeletal pada pekerja adalah 11.5 per 1,000 pekerja wanita dan 7.8 per 1,000 pekerja pria, keluhan muskuloskeletal merupakan penyebab nomor satu penyakit akibat kerja.4

Beberapa hal yang mengakibatkan NPB antara lain ; 1) Faktor personal atau individu meliputi jenis kelamin, usia, IMT, kebiasaan merokok, masa kerja, aktivitas fisik, tingkat pendidikan, riwayat penyakit terkait 2) Faktor kerja meliputi postur atau posisi kerja, beban yang diterima saat bekerja, pengulangan, dan waktu kerja 3) Faktor lingkungan meliputi vibrasi dan suara bising.5

Keluhan otot skeletal biasanya mulai dikeluhkan oleh pekerja di usia 25 sampai 65 tahun. Keluhan pertama biasanya muncul pada pekerja di umur 35 tahun dan dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Keluhan ini dapat terjadi disebabkan karena pada usia 35 tahun, terjadi penurunan baik ketahanan dan kekuatan otot sehingga meningkatnya resiko terjadinya keluhan otot.7

Menurut Health and Safety Authority tahun 2019 mengenai Penyakit dan Kecelakaan akibat Kerja, kelompok pekerja administrasi dan pertahanan menduduki tingkat pertama kejadian Penyakit Akibat Kerja (PAK) selama 4 tahun terakhir yaitu tahun 2014-2018 dengan jumlah 20,3 per 1000 pekerja.4

Profesi sebagai petugas keamanan merupakan profesi yang mengharuskan pekerjanya untuk selalu siap dalam posisi siaga. Profesi ini dikaitkan dengan pekerjaan yang memiliki postur kerja berdiri yang lebih dominan dalam waktu yang lama. Postur kerja berdiri lebih melelahkan daripada postur kerja duduk dan membutuhkan lebih banyak energi yaitu 10-15% daripada energi yang digunakan ketika duduk Selain itu tubuh hanya bisa mempertahankan posisi kerja berdiri.7 statis selama 20 menit. Apabila berdiri statis tanpa adanya istirahat lebih dari 20

8

(3)

Dalam sudut pandang ergonomi, penyebab utama keluhan otot skeletal adalah peregangan otot yang berlebih, kegiatan kerja yang repetitif, dan sikap kerja yang salah Postur kerja berdiri yang repetitif dan statis apabila dilakukan. dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan penekanan otot karena tidak adanya kesempatan otot untuk relaksasi akibat pemberian beban kerja yang terus menerus.7

Penelitian sebelumnya mengenai Nyeri Punggung Bawah yang dilakukan oleh Rachmawati, dkk terkait posisi berdiri lama pada pekerja kasir Luwes Surakarta dengan rata rata berdiri lebih dari 1 jam pada tahun 2021 menunjukan adanya hubungan antara sikap berdiri dengan nyeri punggung bawah dengan nilai signifikan p value = 0,000< p = 0,05.9

Penelitian lain oleh Putri TM, mengenai hubungan posisi kerja berdiri dengan nyeri punggung bawah pada cameraman di PT. Net Mediatama pada tahun 2015 juga menunjukan nilai signifikan p value = 0,000< p = 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara sikap berdiri dengan nyeri punggung bawah.

Nilai r adalah 0,794, berarti keeratan hubungan kedua variabel kuat.10

Faktor-faktor penyebab nyeri punggung bawah perlu diulas lebih lanjut untuk mencapai performa kerja yang maksimal, mengingat bahwa lingkungan kerja yang baik dan nyaman adalah hal yang penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Apabila terjadi ketidakseimbangan tuntutan dengan kapasitas kerja maka dapat meningkatkan resiko kelelahan, ketidaknyamanan, kecelakaan hingga kesakitan pada pekerjanya.7

1.2 Rumusan Masalah

Disesuaikan dengan latar belakang dan keingintahuan peneliti mengenai faktor pencetus terjadinya nyeri punggung bawah pada petugas keamanan, peneliti menuliskan beberapa persoalan yang akan dilakukan penelitian, antara lain :

(4)

1. Apakah terdapat hubungan antara faktor individu usia terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia?

2. Apakah terdapat hubungan antara faktor individu jenis kelamin terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia?

3. Apakah terdapat hubungan antara faktor individu masa kerja terhadap terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia?

4. Apakah terdapat hubungan antara faktor individu kebiasaan merokok terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia?

5. Apakah terdapat hubungan antara faktor pekerjaan yaitu resiko kerja terhadap keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan faktor resiko Nyeri Punggung Bawah dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya hubungan usia dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

2. Diketahuinya hubungan jenis kelamin dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

(5)

3. Diketahuinya hubungan masa kerja dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

4. Diketahuinya hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

5. Diketahuinya hubungan resiko kerja dengan keluhan Nyeri Punggung Bawah pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi Peneliti

Banyak manfaat yang dapat didapatkan oleh peneliti dari penelitian ini, antara lain :

1. Menambah wawasan dari sisi ilmiah mengenai NPB dan penyebabnya.

2. Melatih cara berpikir dalam menganalisis penyebab terjadinya NPB pada petugas keamanan di Universitas Kristen Indonesia.

3. Menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian dan harapannya penelitian ini dapat menjadi modal dalam kehidupan peneliti di kedepannya.

1.4.2 Manfaat bagi Tempat Penelitian

Harapan peneliti mengenai manfaat yang dapat didapatkan bagi tempat yang diteliti, sebagai berikut :

1. Menambah wawasan mengenai pentingnya faktor ergonomi dan harapannya dapat memberikan suasana ergonomi yang baik dan nyaman bagi pekerjanya.

2. Meningkatkan kewaspadaan mengenai kesehatan para pekerjanya dilihat dari faktor ergonomi.

(6)

1.4.3 Manfaat bagi Institusi Pendidikan

Harapan peneliti mengenai manfaat yang dapat didapatkan bagi Institusi Pendidikan, dituliskan sebagai berikut :

1. Menambah informasi mengenai kajian nyeri punggung bawah dan faktor yang mempengaruhinya.

2. Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan referensi bagi penelitian lain yang akan dilaksanakan kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

(2012), Al- Gharaibeh, Zurigat, dan Harahsheh (2013), Arilaha (2009), dan Juhandi, Sudarma, Aisjah, dan Rofiaty (2013) melakukan penelitian mengenai pengaruh struktur

The estimated biomass maps of 2004 and 2012 illustrate the high spatial and inter-annual variability of biomass in the study area and the need for a flexible

Pemindahan kampus tersebut atas dasar kebutuhan sarana dan prasarana perkuliahan yang tidak lagi memadai di Kampus Semanggi seiring bertambahnya mahasiswa dan adanya keinginan

Tujuan dari kegiatan penelitan ini adalah mendapatkan senyawa beta-glukan yang dapat larut dalam air dan dalam alkali yang berasal dari jamur tiram (Pleurotus

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Penyesuaian Otonomi Khusus DIY merupakan sumber pendapatan

Oleh karena itu, permohon upaya PK boleh dua kali yang berdimensi keadilan dan kepastian hukum diartikan untuk “ kesetaraan pemberian kesempatan mengajukan PK kepada para pihak”

Modifikasi pati dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu yang sering digunakan adalah dengan dimodifikasi secara kimia dengan menggunakan metode

Jika Kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama, moral, dan etika sosial dalam kehidupan bangsa ini masih ada, maka tidak ada media lain yang paling bagus kecuali