• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan, Penilaian dan Kegiatan Pengembangan Industri Kerajinan Daerah di Kabupaten Aceh Barat Daya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pembinaan, Penilaian dan Kegiatan Pengembangan Industri Kerajinan Daerah di Kabupaten Aceh Barat Daya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pembinaan, Penilaian dan Kegiatan Pengembangan Industri Kerajinan Daerah di Kabupaten Aceh Barat Daya

Susanti1, Samsul Ikhbar1, Zulfan Yusuf1, Asnariza2, Irma Silvia A.3, Putri Gebrina4 1) Dosen Program Studi Manajemen

2) Dosen Program Studi Akuntansi 3) Mahasiswa Program Studi Manajemen

4) Mahsiswa Program Studi Akuntansi

Correspondent Author: susantidjakfar@serambimekkah.ac.id Abstrak

Pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan metoda pembinaan, penilaian, dan kegiatan pengembangan industri kerajinan daerah di Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan program yang bertujuan untuk membantu masyarakat setempat dalam mengembangkan potensi kerajinan daerah. Melalui program ini, tim pembina dapat melakukan pembinaan dan penilaian terhadap industri kerajinan daerah setempat, serta memberikan bantuan teknis dan dukungan untuk membantu memperluas pasar produk kerajinan daerah. Tujuan PKM ini juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengembangkan ekonomi setempat. Program ini dilaksanakan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan pemasaran produk kerajinan daerah. Ini termasuk pelatihan bagi para pelaku industri kerajinan, bantuan dalam memperluas pasar produk, serta bantuan dalam memperbaiki kualitas produk. Program ini juga bertujuan untuk membantu memelihara kearifan lokal dan tradisi kerajinan daerah. Tim pembina dalam kelompok PKM bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa produk kerajinan daerah tersebut mempertahankan identitas dan keunikan mereka. Dengan demikian, program pengabdian masyarakat dengan metoda pembinaan, penilaian, dan kegiatan pengembangan industri kerajinan daerah di Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan upaya untuk membantu masyarakat setempat dalam memanfaatkan potensi kerajinan daerah mereka dan memperkuat ekonomi lokal. Hal ini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih makmur dan mandiri.

Kata kunci : Pembinaan, Penilaian, Pengembangan industri Abstract

Community service (PKM) with the method of fostering, evaluating, and developing regional handicraft industries in Southwest Aceh District is a program that aims to assist local communities in developing regional handicraft potential. Through this program, the advisory team can conduct training and assessment of the local regional handicraft industry, as well as provide technical assistance and support to help expand the market for regional handicraft products. The aim of this PKM is also to increase people's income and develop the local economy. This program is carried out by holding activities related to increasing the production and marketing of regional handicraft products. This includes training for handicraft industry players, assistance in expanding product markets, and assistance in improving product quality.

This program also aims to help maintain local wisdom and regional craft traditions. The coaching team in the PKM group works closely with the local community to ensure that the regional handicraft products maintain their identity and uniqueness. Thus, the community service program with the method of fostering, evaluating, and developing regional handicraft industries in Aceh Barat Daya District is an effort to assist local communities in utilizing the potential of their regional crafts and strengthening the local economy. This will help create a more prosperous and self-sufficient society.

(2)

I. PENDAHULUAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang mencakup pada pembinaan, penilaian dan kegiatan pengembangan industri kerajinan sulaman hias benang emas khas Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan industri kerajinan sulaman hias benang emas khas tradisional Aceh. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui peningkatan produksi dan pemasaran produk kerajinan sulaman hias benang emas, serta memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku industri kerajinan sulaman hias benang emas.

Program ini memfokuskan pada upaya peningkatan kualitas produk kerajinan sulaman hias benang emas, peningkatan akses pasar, dan peningkatan kapasitas usaha para pelaku industri kerajinan sulaman hias benang emas. Hal ini akan menjadi dasar untuk memperkuat ekonomi masyarakat dan membantu memperluas pasar produk kerajinan sulaman hias benang emas.

Pembinaan, Penilaian dan Kegiatan Pengembangan Industri Kerajinan Sulaman Hias Benang Emas di Kabupaten Aceh Barat Daya akan dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti peningkatan kualitas produk melalui pelatihan dan pendampingan, peningkatan akses pasar melalui partisipasi dalam pameran dan bazaar, dan peningkatan kapasitas usaha melalui bantuan modal dan pendampingan.

Dengan implementasi program ini, diharapkan dapat membantu pengembangan industri kerajinan sulaman hias benang emas di Kabupaten Aceh Barat Daya, meningkatkan ekonomi masyarakat dan memperkuat posisi industri kerajinan sulaman hias benang emas sebagai salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat.

Kerajinan dan kebudayaan yang dilestarikan tentunya yang mempuyai nilai historis seperti songket, tenun, pakaian adat daerah, sulaman, sedangkan kerajinan yang dikembangkan adalah kerajinan yang dapat dipertahankan yaitu yang mempuyai nilai jual tinggi yang dapat mewakili khasanah budaya asli daerah.

Kerajinan dan kebudayaan yang dilestarikan tentunya yang mempuyai nilai historis seperti songket, tenun, pakaian adat daerah, sulaman, sedangkan kerajinan yang dikembangkan adalah kerajinan yang dapat dipertahankan yaitu yang mempuyai nilai jual tinggi yang dapat mewakili khasanah budaya asli daerah.

Pemerintah dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah Aceh terus melakukan berbagai langkah untuk membina dan membantu para pengrajin dalam melestarikan dan upaya penanggulangan kerajinan ini secara bertahap untuk lebih berkembang.

Setiap tahunnya Dekranasda Provinsi Aceh dan Dekranas Kabupaten Aceh Barat Daya Daya secara berkesinambungan terus melakukan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan pengrajin serta melakukan penilaian terhadap tingkat keberhasilan dari hasil pembinaan yang sudah dilakukan.

Penilaian yang dilakukan yaitu melalui lomba, yang diharapkan bisa menimbulkan suatu kompetisi sehat antar gampong/ desa kerajinan, baik untuk tingkat pembinaan maupun tingkat kalangan pengrajin itu sendiri yang pada gilirannya dapat terbina gampong/desa kerajinan yang kuat dan terus berkembang dengan baik.

II. TUJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2.1 Maksud

Lomba tingkat Gampong/Desa kerajinan dimaksudkan sebagai bahan evaluasi dan penilaian perkembangan pembangunan industri kerajinan atas usaha masyarakat Gampong/

(3)

Desa yang bersangkutan dalam waktu 1 tahun sekaligus untuk melihat tingkat keberhasilan pembinaannya baik oleh Pemerintah, Dekranas maupun lembaga pembinaan lainnya.

2.2 Tujuan

a. Memacu motivasi para Pembina Gampong/Desa kerajinan dalam pembinaan pengrajin di daerahnya

b. Meningkatkan motivasi pengrajin di daerah dalam meningkatkan usahanya

c. Dapat mewujudkan jalinan kerja sama yang baik antara pembina, pengrajin, mitra usaha dan masyarakat luas

d. Memacu motivasi pembinaan terhadap kualitas unggulan hasil kerajinan masing- masing daerah sehingga usaha kerajinan di pedesaan mendapat perhatian secara lebih khusus oleh Dekranas.

III. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN

Metode pengabdian masyarakat yaitu melalui metode memberikan perlombaan, penilaian dan sekaligus penyuluhan kepada peserta pengrajin di Kabupaten Aceh Barat Daya Daya. Penyuluhan yang diberikan selain aspek pengembangan kerajinan produk, inovasi dan pembimbingan serta bagaimana pemasarannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan pengabdian di Kabupaten Kabupaten Aceh Barat Daya Daya. Kegiatan ini dimulai dengan menentukan peserta, penilaian desa kerajinan, penentuan mekanisme penilaian dan penetapan juara serta pemberian penghargaan.

1. Peserta

Peserta penilaian Gampong/ Desa kerajinan diikuti oleh Gampong/Desa kerajinan yang ditunjuk dan ditetapkan Dekranasda Kabupaten Aceh Barat Daya Daya.

Gampong/Desa kerajinan yang di tunjuk sebagai peserta merupakan Gampong/Desa kerajinan binaan Dekranasda Kabupaten Aceh Barat Daya Daya yang mana diikuti oleh Gampong/Desa kerajinan yang mewakili daerah.

2. Penilaian Desa Kerajinan

Ruang lingkup penilaian meliputi aspek-aspek yang berkaitan dengan perkembangan keberhasilan Gampong/Desa kerajinan dari masing-masing indikator penilaian yang mencakup:

a. Manajemen dengan indikator:

• Adanya kelompok-kelompok pengrajin yang dibentuk.

• Manajemen usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang terbina.

• Jumlah pengrajin yang telah mengikuti pelatihan-pelatihan.

• Ada atau tidak pembinaan industri kerajinan yang aktif membina pengrajin.

• Jumlah tenaga kerja yang ditampung.

• Rasio jumlah pangrajin dengan jumlah penduduk.

• Persentase rumah tangga yang menjadi pengrajin.

• Tingkat kepedulian Pembina kerajinan dari pemerintah, Dekranasda Kabupaten Aceh Barat Daya Daya dan aparatur Pemerintahan Gampong/Desa.

• Adanya administrasi keuangan dan administrasi usaha kerajinan yang baik.

b. Permodalan dengan indikator:

• Telah memperoleh bantuan modal dari pemerintah, Dekranasda atau pihak lain.

• Telah menjadi mitra perbankan dalam memenuhi modal kerja usahanya.

• Memiliki kemampuan modal sendiri.

(4)

• Adanya koperasi kerajinan sebagai sumber pembiayaan usahanya.

c. Bahan baku dengan indikator:

• Persentase pemakaian bahan baku dengan memanfaatkan sumber daya alam setempat.

• Tingkat kontinuitas bahan baku yang diperlukan pengrajin suplainya mudah dan lancer.

• Harga bahan baku apakah sesuai dengan nilai jual produk disbanding dengan produk serupa pihak lain.

• Telah memanfaatkan sisa/ waste bahan baku untuk menghasilkan produk sampingan

d. Kualitas mutu produk dengan indikator:

• Kapasitas dan tingkat kontinuitas produksi dalam memenuhi permintaan pasar.

• Kemampuan desain produk yang telah mengikuti selera pasar/konsumen.

• Penggunaan packing dari produk yang sudah baik.

• Harga jual yang sesuai dengan kualitas produk.

• Adanya kader yang telah mengikuti pelatihan desain produk dan telah memberi hasil nyata terhadap peningkatan kualitas produk.

e. Pemasaran dengan indikator:

• Jumlah prasarana dan sarana fisik pemasaran (pasar gampong, toko souvenir, warung kerajinan).

• Jumlah pedagang/pengusaha penampung hasil).

• Persentase pengrajin yang menjadi anggota koperasi.

• Adanya lembaga pemasaran koperasi dan lain-lain.

• Ruang lingkup pemasaran yang sudah dilakukan.

• Jumlah produksi dan nilai jual tahunan.

• Adanya kemandirian pemasaran dengan memiliki penampung dan penyalur tetap dari hasil produk.

• Adanya kemitraan dengan pengusaha penampung hasil produksi.

f. Lain–lain:

• Kelengkapan prasarana dan sarana produksi yang dimiliki oleh pengrajin.

• Jumlah pengrajin yang ada di gampong / desa industri.

• Jumlah tenaga kerja yang tertampung dalam kegiatan industri kerajinan.

• Persentase penduduk yang menjadi dan terkait dengan kegiatan industri kerajinan.

• Jumlah pendapatan Gampong/ Desa kerajinan yang bersumber dari pengrajin / usaha kerajinan.

• Jumlah sumbangan nyata dari usaha kerajinan kepada Gampong/Desa.

• Ada tidaknya pemerintahan Gampong / Desa membina usaha kerajinan.

• Ada tidaknya kepedulian Dekranasda Kabupaten Aceh Barat Daya Daya dalam membina usaha kerajinan.

3. Sasaran Penilaian

Sasaran penilaian lomba Gampong / Desa kerajinan adalah tingkat keberhasilan pembinaan dan perkembangan industri kerajinan dan makanan yang terdapat dalam suatu gampong / desa yang telah di tunjuk dan ditetapkan sebagai Gampong / Desa kerajinan disuatu Kabupaten / Kota dalam Provinsi Aceh

4. Mekanisme Penilaian

Untuk kelancaran kegiatan pelaksanaan penilaian lomba Gampong/Desa kerajinan dibentuk Tim Supervisi dan Tim Penilai lomba Gampong / Desa kerajinan Provinsi Aceh.

(5)

Tim penilai lomba ditetapkan dengan surat keputusan Gubernur Provinsi Aceh atau ketua Dekranas Provinsi Aceh yang anggota tim terdiri dari unsur Dekranas, Dinas/instansi terkait, tokoh dan pecinta kerajinan.

Tim Penilai melakukan penilaian langsung ke lokasi Gampong/ Desa kerajinan yang telah di tunjuk dan ditetapkan oleh Dekranasda Kabupaten/ Kota di daerah binaan masing- masing 2 tahap:

Tahap I : Tim supervisi melakukan verifikasi dan asistensi terhadap masing-masing Gampong / Desa yang ditetapkan ikut lomba

Tahap II : Tim Penilai minimal dalam waktu 3 bulan setelah verifikasi dan asistensi dilaksanakan, akan melakukan penilaian terhadap Gampong/Desa peserta lomba dan menentukan juara pertama, juara kedua, juara ketiga dan juara harapan perlombaan

Hasil penilaian tim terhadap juara pertama, juara kedua, juara ketiga dan juara harapan Gampong / Desa kerajinan yang terpilih tingkat Provinsi Aceh diajukan kepada Gubernur melalui Ketua Dekranas Provinsi Aceh untuk ditetapkan dalam keputusan

Gambar 1. Payung motif bordir dari pengrajin di gampong Teungoh Kecamatan Manggeng

(6)

Gambar 2. Asesoris Kasab khas Aceh Kabupaten Barat Daya

Kabupaten Barat Daya memiliki banyak kerajinan motif khas Aceh seperti Kasab untuk asesoris yang memiliki nilai jual yang tinggi. Disamping itu, pengrajin mencoba melakukan modivikasi terhadap produk yang mereka hasilkan agar memiliki variasi yang lebih banyak dan lebih indah.

5. Penetapan Juara dan Penghargaan

Juara pertama, kedua, ketiga dan juara harapan perlombaan Gampong/Desa Kerajinan tingkat Provinsi Aceh ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi Aceh.

Kepada juara pertama, kedua, ketiga dan juara harapan perlombaan Gampong/Desa kerajinan tingkat Provinsi Aceh akan diberikan penghargaan antara lain:

a. Piagam penghargaan dari Gubernur Provinsi Aceh dan ketua Dekranasda Provinsi Aceh

b. Hadiah-hadiah berupa:

• Uang pembinaan

• Peralatan, bahan baku

• Pelatihan teknis kelompok / pengrajin

V. KESIMPULAN

Hasil penilaian dari tiga kabupaten dirangkum seba%gai berikut:

1. Kabupaten Aceh Barat Daya Daya

Kabupaten Aceh Barat Daya Daya sering di singkat dengan ABDYA , ini merupakan pemekaran dari kabupaten Aceh Selatan. Abdya dengan ibu kota Blangpidie yang jumlah kecamatan nya 9 dan jumlah desa 152 desa dengan kerajinan andalannya

“KASAB”

a. Kegiatan Pembinaan

(7)

Kegiatan pembinaan dan penilaian desa kerajinan di Kabupaten Aceh Barat Daya Daya kami lakukan di Desa Paya Undan Kecamatan Seunangan.

Peserta yang ikut dalam pembinaan ini yaitu: Pengurus Dekranasda Aceh, Pengurus Dekranasda Aceh Barat Daya Daya dan Pengrajin Sulaman Benang Emas

Setelah melakukan pembinaan tindak lanjut, berikut saran untuk pengrajin yaitu sebagai berikut:

• Meningkatkan inovasi dan diversifikasi produk sulaman benang emas

• Meningkatkan kualitas pengrajin dalam hal design

• Membina dan menilai desa kerajinan Sulaman Benang Emas

DAFTAR RUJUKAN

Fitriana, A. N. (2014). Pengembangan Industri Kreatif Di Kota Batu (Studi Tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan Di Kota Batu) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).

Rahmidani, R., & Armiati, A. (2018). Model Pengembangan dan Pembinaan Industri Batik Tanah Liek sebagai Basis Penguatan Perekonomian Kreatif dan Eksistensi Budaya Ranah Minang (Tahun ke 2 dari Rencana 2 Tahun).

Ridwan, M., & Hatuwe, M. (2017). Pembinaan Industri Kecil dan Menengah Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kota Bontang. Jurnal Administrative Reform, 2(2), 187-199.

Susianti, E., Wijaya, Y. P., & Arfan, T. (2019). Optimalisasi produksi kerajinan Sulam Tekat melalui pengembangan kemampuan SDM di bidang disain Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kuntum Bertuah di Kelurahan Harjosari Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. In Unri Conference Series: Community Engagement (Vol. 1, pp. 51-55).

Wasito, H. (2010). Tantangan Lembaga Pendidikan Kejuruan Dalam Pengembangan Industri Kreatif.

Referensi

Dokumen terkait

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Pada berbagai pola tanam yang dicoba profil kadar lengas tanah pada masing-masing mintakat perakaran menunjukkan kecenderungan adanya variabilitas sesuai dengan

Setelah dianalisis keuntungan dan kerugian dari kunci simetris dan kunci asimetris dan melihat kebutuhan arsitektur yang harus mampu melayani berbagai device yang akan

Berdasarkan data tes servis bawah

Analisis perubahan penggunaan lahan dilakukan dengan membandingkan luas pada masing-masing penggunaan lahan pada citra multi-temporal yang digunakan dalam penelitian

Diisi dari menu Data Entry => SKPD => Anggaran => RKA SKPD => Pilih Unit Organisasi Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan 2 Klik pada tombol Tambah

Usman., 2015, “Rekontruksi Teori Hukum Islam (Membaca Ulang Pemikiran Reaktualisasi Hukum Islam Munawir Sjadzali)”, Disertasi Doktor, Yogyakarta: Program Pascasarjana

Jika ada suatu tempat kerja sebagaimana tersebut dalam pasal 1 yang didirikan tanpa surat izin dari pejabat yang berwenang memberikan izin itu, atau yang terus