• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KOMPENSASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR(OCB) KARYAWAN

PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) BINA SEJAHTERA KABUPATEN BADUNG

Oleh :

I Gusti Ayu Ambalika Putri Nim: 1206205207

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KOMPENSASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) KARYAWAN

PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPN) BINA SEJAHTERA KABUPATEN BADUNG

Oleh:

I GUSTI AYU AMBALIKA PUTRI

NIM: 1206205207

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Program Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji

pada tanggal :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Drs. Komang Ardana, MM. .……….

2. Sekretaris : I Gusti Made Suwandana, SE.,MM. .……….

3. Anggota : Nyoman Sudharma, SE.,MM. .……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

(Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti,SE.,M.Si)

NIP. 19610601 198503 2 003

Pembimbing

(I Gusti Made Suwandana, SE., MM)

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, Januari 2016

Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimipinan Transformasional, Kompensasi dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Sejahtera Kabupaten Badung”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil dengan adanya bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima

kasih kepada.

1) Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.,MS., Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Udayana.

2) Prof. Dr. Ni Wayan Kerti Yasa, SE.,M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

3) Prof. Dr. Ni Wayan Sri Suprapti, SE.,M.Si., dan Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa,

SE.,M.S., Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Udayana.

4) I Gusti Made Suwandana, SE., MM selaku Dosen pembimbing yang

memberikan bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5) Nyoman Sudarharma, SE., MM selaku Dosen penguji yang memberikan

bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6) Drs. I Komang Ardana. MM selaku Dosen pembahas yang memberikan

bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

7) Anak Agung Ariawan, SH selaku pimpinan KPN Bina Sejahtera Kabupaten

(6)

v

8) Seluruh karyawan KPN Bina Sejahtera Kabupaten Badung, atas

kesediaannya memberikan informasi dan data yang diperlukan penulis

dalam penelitian.

9) Kedua Orang Tua, dan Adik tercinta yang selalu memberikan doa dan

motivasi yang tulus selama proses penyusunan skripsi ini.

10) Teman-teman angkatan 2012 atas semangat dan bantuannya selama penulis

kuliah di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Udayana.

11) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat dan dorongan selama penyusunan skipsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini,

masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan serta

pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, Januari 2016

(7)

vi

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimipinan Transformasional, Kompensasi dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Sejahtera Kabupaten Badung

Nama : I Gusti Ayu Ambalika Putri NIM : 1206205207

Abstrak

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Sejahtera dalam mendukung dan menjalankan usahanya dibutuhkan manajemen dan sumber daya manusia yang memadai, professional dan berkomitmen terhadap organisasi. Tujuan dari penelitian ini ialah (1) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung, (2) untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung, (3) untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam dan unit usaha toko dengan menggunakan metode sensus (total sampling) dalam menentukan sampel sebanyak 61 responden, melalui teknik analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung. Kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung. Komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

Saran yang dapat diberikan, seorang pemimpin harus senantiasa memberikan perhatian pada kebutuhan bawahan dengan cara menjaga dan membina hubungan baik dengan bawahan. Pihak manajemen harus mengkaji ulang sistem pemberian bonus yang sesuai dengan beban kerja karyawan berdasarkan juga dengan keuntungan perusahaan. Perusahaan sebaiknya membina karyawan agar bersedia bertahan dalam perusahaan dengan pemberian keuntungan-keuntungan finansial yang sesuai dengan beban kerja yang diambil karyawan.

Kata kunci : gaya kepemimipinan transformasional, kompensasi, komitmen organisasi

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… . ………i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 12

2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) 12 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB ... 13

2.1.3 Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 16

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 17

2.1.5 Pengertian Kompensasi ... 18

2.1.6 Komponen-Komponen Kompensasi ... 20

2.1.7 Fungsi dan Tujuan Kompensasi ... 21

2.1.8 Pengertian Komitmen Organisasi ... 22

2.2 Hipotesis Penelitian ... 27

2.3 Rumusan Hipotesis ... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian ... 30

3.2 Lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian ... 31

3.3 Objek penelitian ... 31

3.4 Subjek penelitian ... 31

3.5 Identifikasi variabel ... 31

3.6 Definisi operasional variabel ... 32

3.7 Jenis dan sumber data... 37

3.7.1 Jenis data menurut sifatnya ... 37

3.7.2 Jenis data menurut sumber ... 37

(9)

viii

3.8.1 Populasi ... 38

3.8.2 Sampel ... 38

3.8.3 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian... 40

3.9.1 Uji Validitas ... 40

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 40

3.10 Teknik Analisis Data ... 41

3.10.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 41

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 41

3.10.3 Uji Ketepatan Model Regresi ... 43

3.10.4 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial (T-tes) ... 44

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum KPN Bina Sejahtera Kabupaten Badung ... 46

4.2 Struktur Organisasi KPN Bina Sejahtera Kabupaten Badung ... 47

4.3 Karakteristik responden ... 58

4.4 Uji Instrumen ... 61

4.4.1 Uji validitas ... 61

4.4.2 Uji reliabilitas ... 62

4.5 Pembahasan hasil penelitian ... 63

4.5.1 Deskriptif Data ... 63

4.5.2 Analisis Deskriptif ... 64

4.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 69

4.5.4 Menguji Ketepatan Model Regresi (F-tes) ... 71

4.5.5 Uji asumsi klasik ... 71

4.5.6 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial (T-test) ... 73

4.5.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

4.5.8 Keterbatasan Penelitian ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 78

5.2 Saran ... 78 DAFTAR RUJUKAN

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Jumlah Pegawai Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina

Usaha Sejahtera, 2015 ... 3

1.2 Jumlah kompensasi yang diterima karyawan KPN Bina SejahteraKabupaten Badung dari tahun 2010 – 2014 ... 6

4.1 Distribusi Responden Menurut Umur ... 59

4.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 60

4.3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan ... 61

4.4 Rangkuman Hasil Uji Validitas ... 62

4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 63

4.6 Kriteria dan Kategori Penilaian Jawaban kuisioner ... 64

4.7 Hasil Penilaian Responden atas Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB) ... 65

4.8 Hasil Penilaian Responden atas Variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional... 66

4.9 Hasil Penilaian Responden atas Variabel Kompensasi ... 67

4.10 Hasil Penilaian Responden atas Variabel Komitmen Organisasi . 68 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 69

4.12 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov... 72

4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 72

4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) ... 73

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Model Penelitian ... 30

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Hal

1 Kuisioner ... 78

2 Tabulasi Data Penelitian ... 82

3 Validitas ... 83

4 Reliabilitas ... 85

5 Diskriptif dan Frekuensi ... 89

6 Regression ... 94

7 Uji F ... 97

(13)
(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

mempengaruhi kesuksesan suatu organisasi. Karyawan menjadi salah satu asset

penting yang wajib dijaga dan dikembangkan organisasi. Gina (2013)menyatakan

keberhasilan tercapainya tujuan suatu perusahaan, baik perusahaan swasta

maupun perusahaan milik negara atau sektor publik sangat tergantung pada

kemampuan dan keahlian pimpinan dalam melaksanakan fungsi perusahaan

seperti pemasaran, produksi, keuangan, administrasi dan personalia. Fungsi

perusahaan satu sama lainnya mempunyai hubungan yang saling berkaitan, namun

demikian fungsi personalia mempunyai peran yang sangat strategis dari

fungsi-fungsi perusahaan lainnya (Hasibuan, 2007:29).

Sumber daya yang sangat penting dalam operasional perusahaan adalah

sumber daya manusia (Devi, 2007). Sumber daya manusia merupakan sumber

daya yang digunakan untuk mensinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai

tujuan organisasi. Tanpa SDM, sumber daya lainnya menganggur dan kurang

bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi (Guven, 2012). Perusahaan

membutuhkan karyawan yang mampu bekerja lebih baik dan lebih cepat, untuk

mendapatkan hal tersebut karyawan harus dipelihara dan diperhatikan (Chang,

(15)

2

Debora dan Ali (2004) menyatakan pengembangan SDM diharapkan dapat

memotivasi karyawan untuk melakukan pekerjaannya dengan maksimal. Devi

(2007) menyatakan tanggung jawab yang dibentuk dengan baik harus diikuti

dengan kemampuan teknis yang baik pula, kondisi ini memberikan implikasi

bahwa sumber daya manusia yang potensial, mampu mengadaptasi kemajuan dan

perkembangan ilmu dan teknologi untuk menghasilkan produk terkini (up to

date), menjadi kebutuhan perusahaan. Setiap perusahaan cenderung berusaha

menemukan dan melaksanakan struktur organisasi yang memungkinkan sumber

daya manusia berkualitas dan kompetitif sehingga diperoleh hasil kerja yang

diharapkan. Namun pada kenyataannya yang terjadi di dalam perusahaan sering

kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Seperti yang terjadi pada KPN Bina

Sejahtera Kabupaten Badung, ketika memasuki awal dan akhir bulan terjadi

peningkatan transaksi pembelanjaannya yang dilakukan pegawai, situasi seperti

ini akan memperlihatkan kinerja karyawan yang harus maksimal dalam melayani

pembeli.

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Usaha Sejahtera merupakan

koperasi yang dimiliki oleh pegawai negeri Pemerintahan Kabupaten Badung.

KPN Bina Sejahtera Kabupaten Badung menjalankan berbagai jenis usaha yang

dibagi menjadi usaha pokok dan usaha penunjang. Usaha pokok KPN Bina

Sejahtera adalah unit usaha simpan pinjam dan unit usaha toko. Dengan usaha

yang berbagai macam tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang memadai

dan manajemen yang mendukung untuk menjalankan usaha tersebut (Sumber:

(16)

3

Sejahtera berjumlah 61 orang staf yang tersebar keseluruhan, dalam menjalankan

operasionalnya didukung oleh SDM yang jumlah karyawannya dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Usaha Sejahtera, 2015

No Bagian Jumlah Karyawan

(Orang)

Sumber : Koperasi (KPN), Tahun 2015

Tabel 1.1 dapat diketahui jumlah karyawan Koperasi Pegawai Negeri

(KPN) Bina Usaha Sejahtera sejumlah 61 orang karyawan. Jumlah karyawan pada

bagian staf paling banyak yaitu 32 orang dan jumlah karyawan paling sedikit

sebanyak 2 orang pada bagian cleaning service. Tujuan dicantumkan tabel ini

adalah untuk mengetahui banyaknya karyawan (tenaga kerja) yang bekerja pada

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Usaha Sejahtera yang membantu

operasional dan kelancaran perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Untuk mewujudkan visi KPN Bina Sejahtera yang menjadi koperasi

unggulan di tingkat Kabupaten, KPN Bina Sejahtera selalu berusaha untuk

membangun sumber daya manusia yang professional dan berkomitmen terhadap

organisasi. Pimpinan KPN Bina Sejahtera juga senantiasa berusaha berlaku adil

dalam memberikan bonus kepada setiap karyawan, karena telah senantiasa bekerja

(17)

4

belum dapat saling bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaanya, sangat

kurang rasa saling membantu karyawan satu sama lain untuk menyelesaaikan

pekerjaan itu sendiri.

Organisasi yang sukses membutuhkan karyawan yang akan melakukan

lebih dari sekedar tugas formal mereka dan mau memberikan kinerja yang

melebihi harapan. Organisasi menginginkan karyawan yang bersedia melakukan

tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi pekerjaan mereka (Lamidi, 2008).

Robbins and Judge (2008:40) mengemukakan fakta yang menunjukkan bahwa

organisasi yang mempunyai karyawan yang memahami Organizational

Citizenship Behavior (OCB) yang baik, akan memiliki skill yang lebih baik dari

organisasi lain. Perilaku positif karyawan akan mampu mendukung kinerja

organisasi untuk berkembang ke arah yang lebih baik (Tampi, 2013).

Organizational Citizenship Behavior (OCB) diidentifikasikan sebagai dasar untuk

memahami hubungan antar karyawan (Stanley, 2013). Aset kunci yang sangat

penting untuk pengembangan dan pencapaian tujuan organisasi, atau perusahaan

adalah sumber daya manusia.

Melalui pengamatan awal yang dilakukan terdapat beberapa masalah yang

dihadapi KPN Bina Sejahtera dalam menerapkan organizational citizenship

behavior, dimana kurangnya kerja sama karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaan, tidak adanya toleransi bagi karyawan yang ingin terlibat dalam hal-hal

penting diperusahaan sehingga terkesan kurang baik bagi perusahaan. Hal ini

menunjukkan perlu adanya perhatian pihak KPN Bina Sejahtera dalam membina

(18)

5

untuk mendukung tujuan perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen

terhadap organisasi tidak hanya melakukan tugas-tugas yang telah menjadi kewajibannya tetapi juga bersedia untuk menampilkan usaha-usaha yang besar,

termasuk usaha yang termasuk sebagai organizational citizenship behavior

(Natalia dan Tommy, 2008).

Devi (2007) menegaskan kepemimpinan transformasional dapat

mempengaruhi organizational citizenship behavior. Kepemimpinan

transformasional yaitu pemimpin yang mencurahkan perhatiannya kepada

persialan-persoalan yang dihadapi oleh para pengikutnya dan kebutuhan

pengembangan dari masing-masing pengikutnya dengan cara memberikan

semangat dan dorongan untuk mencapai tujuannya (Robbins and Coulter, 2007).

Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan etis yang melibatkan

kemampuan seorang pemimpimpin untuk mempromosikan intelektual stimulasi

melalui ilham (Iftikhor Choundhary, dkk 2013). Menurut Yasin Mohammed, dkk

(2013), kepemimpinan transformasional adalah suatu sikap yang dimiliki seorang

pemimpin untuk membangun loyalitas dan mengabdian tanpa banyak

pertimbangan untuk kepentingan mereka sendiri, dan yang juga membantu

pengikut mengidentifikasi mereka.

Tampi (2013) menegaskan dalam penelitiannya pemberian kompensasi

dapat menentukan sikap seorang karyawan dalam memahami organizational

citizenship behavior. Hasibuan (2007:112) menjelaskan kompensasi adalah semua

pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang

(19)

6

kompensasi adalah pelengkap baik yang bersifat material yang diberikan

berdasarkan kebijaksanaan yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik dan

mental karyawan (Hasibuan, 2007:185). Tampi (2013) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa kompensasi yang adil dan layak sangat membantu memotivasi

karyawan yang berdampak terhadap rasa puas karyawan. Bentuk kompensasi

yang diberikan kepada karyawan berupa gaji, bonus, hari cuti, tunjangan hari raya,

tunjangan makan, tunjangan transport, imbalan kecelakaan kerja, pelayanan

dokter 24 jam, persiapan dana pensiun.

Hasil wawancara dengan beberapa karyawan mengatakan bahwa

kebijaksanaan pemberian kompensasi khusunya gaji dan tunjangan transport yang

diterima masih belum dapat mencukupi kebutuhan hidup dan mengingat sekarang

harga BBM sudah dinaikan pemerintah yang membuat biaya semakin naik. Hal

ini menunjukan bahwa bentuk kompensasi yang diberikan kepada karyawan

belum memadai yang membuat karyawan belum dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya secara maksimal. Data kompensasi yang diterima karyawan KPN Bina

Sejahtera Kabupaten Badung dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 1.2 Jumlah kompensasi yang diterima karyawan KPN Bina SejahteraKabupaten Badung dari tahun 2010 – 2014

Tahun Gaji Pokok

(20)

7

Tabel 1.2 menjelaskan data kompensasi dari tahun 2010 sampai 2012

mengalami penurunan. Penurunan yang paling drastis terjadi pada tahun 2012, itu

disebabkan karena perbaikan jalan di seputaran KPN Bina Sejahtera dan

pembukaan cabang baru dikawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Hal

ini menyebabkan sisa hasil usaha menurun dan kompensasi yang diterima juga

menurun.

Lebih lanjut Devi (2007) menjelaskan kontribusi komitmen organisasi

mampu memberikan pengaruh positif terhadap organizational citizenship

behavior. Robbins and Judge (2008:100) mendefinisikan komitmen organisasi

adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak organisasi tertentu serta

tujuan dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

Seseorang yang memiliki komitmen yang tinggi memiliki identifikasi terhadap

organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam kepegawaian dan ada loyalitas serta

afektif positif terhadap organisasi, selain itu tingkah laku berusaha ke arah tujuan

organisasi dan keinginan untuk tetap bergabung dengan organisasi dalam jangka

waktu lama (Devi, 2007). Manajemen perlu mendapatkan komitmen dari

karyawan terhadap organisasinya karena komitmen karyawan pada organisasi

menunjuk pada pengidentifikasian dengan tujuan organisasi, komitmen organisasi

merupakan kemampuan segala daya, untuk kepentingan organisasi dan

ketertarikan untuk tetap menjadi bagian organisasi (Tampi, 2013). Komitmen

terhadap organisasi akan membuat karyawan setia pada organisasi dan bekerja

(21)

8

Masalah komitmen organisasional pada KPN Bina Sejahtera menjadi suatu

hal yang penting, karena KPN Bina Sejahtera merupakan suatu indikator yang

berpengaruh terhadap organizational citizenship behavior. Adapun masalah

komitmen organisasional yang ditemui pada KPN Bina Sejahtera seperti

karyawan selalu mengeluh dan tidak mau terlibat dalam hal yang mendukung

tujuan perusahaan, karyawan merasa kurang mendapatkan keuntungan finansial

dari pengabdian terhadap perusahaan dan karyawan sering melanggar

kewajiban-kewajibannya di dalam bekerja melayani nasabah.

Ali et al. (2008) mendefinisikan organizational citizenship behavior

sebagai perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary), yang tidak secara

langsung dan eksplisit mendapat penghargaan dari sistem imbalan formal, dan

yang secara keseluruhan (agregat) meningkatkan efisiensi dan efektifitas

fungsi-fungsi organisasi, bersifat bebas dan sukarela karena perilaku tersebut tidak

diharuskan oleh persyaratan peran atau deskripsi jabatan yang secara jelas dituntut

berdasarkan kontrak dengan organisasi,melainkan sebagai pilihan personal.

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

organisasi, Guven (2012)menjelaskan organizational citizenship behavior (OCB)

merupakan bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif individual, tidak

berkaitan dengan sistem reward formal organisasi tetapi secara agregat

meningkatkan efektivitas organisasi. Ini berarti, perilaku tersebut tidak termasuk

ke dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga jika tidak

(22)

9

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian tentang “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi dan Komitmen Organisasi

Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan Koperasi

Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Dari pemaparan latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap

organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi

Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung?

2) Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap organizational citizenship

behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera

Kabupaten Badung?

3) Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri

Bina Sejahtera Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan tersebut, maka tujuan dari

(23)

10

1) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transformasional

terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan pada

Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

2) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina

Sejahtera Kabupaten Badung.

3) Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina

Sejahtera Kabupaten Badung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan dapat memberi kegunaan

sebagai berikut:

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif pada teori ilmu

manajemen sumber daya manusia terutama dalam meneliti pengaruh gaya

kepemimpinan transformasional, kompensasi dan komitmen organisasi

terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan.Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lainnya

yang melakukan penelitian dengan objek yang sama.

2) Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

(24)

11

organizational citizenship behavior (OCB) karyawan khususnya gaya

kepemimpinan transformasional, kompensasi dan komitmen

organisasi.Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi

bagi organisasi untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan gaya

kepemimpinan transformasional, kompensasi dan komitmen organisasi

agar dapat meningkatkan organizational citizenship behavior (OCB)

karyawan.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai skripsi ini maka

penulisannya disusun secara sistematis sehingga antar bab mempunyai hubungan

yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah.

BAB I Pendahuluan

Secara ringkas diuraikan pokok permasalahan yang dibahas yang

meliputi latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan objek

penelitian meliputi kepemimpinan transformasional, kompensasi,

komitmen organisasi, organizational citizenship behavior (OCB)

dan rumusan hipotesis.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini memuat identifikasi variabel, definisi operasional

variabel, jenis dan sumber data, teknik penentuan sampel, teknik

(25)

12 BAB IV Pembahasan

Bab ini membahas gambaran umum Perusahaan dan pembahasan

hasil penelitian.

BAB V Simpulan dan Saran

Dalam bab ini akan diuraikan simpulan dari pembahasan yang

telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dipandang perlu

baik untuk pihak manajemen perusahaan maupun penelitian

(26)

1 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Huang et al. (2012) mengemukakan tiga kategori perilaku pekerja, yaitu: (1)

berpartisipasi, terikat dan berada dalam suatu organisasi; (2) harus menyelesaikan

suatu pekerjaan dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang diatur oleh

organisasi; serta (3) melakukan aktivitas yang inovatif dan spontan melebihi

persepsi perannya dalam organisasi, kategori terakhirlah yang sering disebut

sebagai organizational citizenship behavior (OCB) atau the extra-role behavior.

Judge dan Robbins (2008) mendefinisikan OCB sebagai perilaku pilihan yang

tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun

mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Stanley (2013)

menyatakan bahwa OCB ditandai dengan usaha dalam bentuk apapun yang

dilakukan berdasarkan kebijaksanaan pegawai yang memberikan manfaat bagi

organisasi tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Omer (2013) mengkategorikan organizational citizenship behavior (OCB)

ke dalam altruisme dan perilaku yang patuh, menghormati, berinisiatif membantu

orang lain tanpa pandang bulu, tidak membuang-buang waktu kerja, mampu

bekerja lebih baik tanpa harus diawasi oleh pimpinan, mampu memberikan ide

atau nasehat perbaikan kepada rekan kerja. Organizational citizenship behavior

(27)

2

memperbaiki performans kelompok karena membantu orang bekerja bersama.

Karyawan yang saling membantu tidak harus bertanya kepada atasannya untuk

meminta bantuan, membiarkan para atasan bebas dari tugas-tugas yang lebih

penting (Sofiah and Mohd, 2012).

Organizational citizenship behavior (OCB) adalah perilaku yang

menguntungkan organisasi. Tri dan Sudharma (2014) bahwa perilaku ini bersifat

bebas dan sukarela, karena perilaku ini diluar dari deskripsi formal pekerjaan.

Beberapa contoh perilaku dari organizational citizenship behavior (OCB) adalah

berinisiatif membantu rekan kerja, patuh terhadap aturan-aturan dan

prosedur-prosedur di tempat kerja, tidak membuang-buang waktu kerja, mengajukan ide

atau saran yang berguna, mampu bekerja lebih baik tanpa pengawasan pimpinan

dan perilaku ini biasanya ditandai dengan spontanitas serta ketulusan (Maria et al.,

2015). Salah satu penyebab dari organizational citizenship behavior (OCB)

adalah komitmen karyawan terhadap organisasi.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB

Chang (2011) menyatakan Organizational Citizenship Behavior adalah

perilaku yang dilakukan oleh anggota organisasi atau karyawan yang:

1) tidak secara tegas diberi penghargaan apabila mereka melakukannya dan

juga tidak akan diberi hukuman apabila mereka tidak melakukannya.

2) bukan merupakan bagian dari deskripsi pekerjaan yang dimiliki oleh

karyawan.

3) merupakan perilaku perilaku karyawan yang tidak membutuhkan latihan

(28)

3

Dimensi organizational citizenship behavior seperti termuat dalam

Greenberg dan Baron (2003), ada lima dimensi dari OCB, yaitu:

(1) Altruism (Menolong)

Merupakan suatu hal yang terjadi ketika seorang karyawan memberikan

pertolongan kepada karyawan lain untuk menyelesaikan tugas atau

pekerjaannya dalam keadaan tertentu atau tidak seperti biasanya, misalnya

ketika seorang karyawan baru saja sembuh dari sakitnya.

(2) Conscientiousness (Prilaku)

Mengacu pada seorang karyawan dalam mengerjakan tugas -tugas yang

diberikan (dalam hal keperilakuan) dilakukan dengan cara melebihi atau di

atas apa yang telah disyaratkan oleh organis asi/perusahaan.

(3) Sportmanship (Sikap sportif)

Merupakan suatu sikap yang lebih menekankan pada aspek -aspek positif

organisasi daripada aspek negatif. Memberikan rasa toleransi terhadap

gangguan-gangguan pada pekerjaan, yaitu ketika seorang karyawan

memikul pekerjaan yang tidak mengenakkan tanpa harus mengemukakan

keluhan atau komplain.

(4) Courtesy (Kebaikan)

Merupakan perilaku-perilaku baik, misalnya perilaku membantu seseorang

mencegah terjadinya suatu permasalahan atau membuat langkah -langkah

untuk meredakan atau mengurangi berkembangnya suatu ma salah.

(29)

4

lain sebelum ia melakukan tindakan atau membuat keputusan yang

berkaitan dengan pekerjaannya.

(5) Civic Virtue (Partisipasi)

Merupakan tindakan yang dilakukan un tuk ikut serta mendukung fungsi -

fungsi administrasi organisasi. Perilaku-perilaku yang dapat dijelaskan

sebagai partisipasi aktif karyawan dalam hubungan hubungan

keorganisasian, misalnya menghadiri rapat, menjawab surat -surat, dan

selalu mengikuti isu-isu terbaru yang menyangkut organisasi.

Ali et al. (2008) mengemukakan secara umum citizenship behavior

merujuk pada 3 elemen utama yaitu, kepatuhan (obedience), loyalitas (loyalty),

dan partisipasi. Kepatuhan dan loyalitas secara alami merupakan definisi

citizenship dalam pengertian yang luas, sehingga esensi dari citizenship behavior

adalah partisipasi (Debora dan Ali, 2004). Dalam partisipasi, perhatian terutama

ditujukan pada arena nasional (governance), arena komunal (local lives), dan

arena organisasional (tempat kerja).

Graham (1995) memberikan konseptualisasi OCB yang berbasis pada

filosofi politik dan teori politik modern. Dengan menggunakan perspektif teoritis

ini, Graham mengemukakan tiga bentuk OCB yaitu:

1) Ketaatan (Obedience) menggambarkan kemauan karyawan untuk

menerima dan mematuhi peraturan dan prosedur organisasi.

2) Loyalitas (Loyality) menggambarkan kemauan karyawan untuk

menempatkan kepentingan pribadi mereka untuk keuntungan dan

(30)

5

3) Partisipasi (Participation) yang menggambarkan kemauan karyawan untuk

secara aktif mengembangkan seluruh aspek kehidupan organisasi.

Partisipasi terdiri dari:

a) Partisipasi sosial menggambarkan keterlibatan karyawan dalam

urusanurusan organisasi dan dalam aktivitas sosial organisasi.

Misalnya: selalu menaruh perhatian pada isu-isu aktual organisasi

atau menghadiri pertemuan-pertemuan tidak resmi.

b) Partisipasi advokasi, menggambarkan kemauan karyawan untuk

mengembangkan organisasi dengan memberikan dukungan dan

pemikiran inovatif. Misalnya: memberi masukan pada organisasi

dan memberi dorongan pada karyawan lain untuk turut

memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan organisasi.

c) Partisipasi fungsional, menggambarkan kontribusi karyawan yang

melebihi standar kerja yang diwajibkan. Misalnya: kesukarelaan

untuk melaksanakan tugas ekstra, bekerja lembur untuk

menyelesaikan proyek penting, atau mengikuti pelatihan tambahan

yang berguna bagi pengembangan organisasi.

2.1.3 Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin yang mencurahkan

perhatiannya kepada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para pengikutnya

dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikutnya dengan cara

memberikan semangat dan dorongan untuk mencapai tujuannya (Robbins and

(31)

6

etis yang melibatkan kemampuan seorang pemimpimpin untuk mempromosikan

intelektual stimulasi melalui ilham (Iftikhor Choundhary, dkk 2013). Diana et al.

(2008) menyatakan kepemimpinan transformasional adalah suatu sikap yang

dimiliki seorang pemimpin untuk membangun loyalitas dan mengabdian tanpa

banyak pertimbangan untuk kepentingan mereka sendiri, dan yang juga membantu

pengikut mengidentifikasi mereka.

Seorang pemimpin transformasional dalam lingkungan perusahaan

diharapkan dapat menunjukkan kewibawaaan dan menimbulkan rasa hormat bagi

pengikutnya sehingga membuat para pengikut merasa terinspirasi untuk mengikuti

dan menunjukkan perilaku sebagai warga yang baik bagi perusahaannya

(Maptuhah, 2013). Keefektifan kepemimpinan transformasional akan mendorong

meningkatnya perilaku organizational citizenship behavior (Dian, 2014).

Karyawan yang paling mungkin terlibat dalam organizational citizenship

behavior (OCB) adalah dalam kondisi manajer menampilkan perilaku

kepemimpinan transformasional seperti mempunyai visi, menjadi teladan,

menyegarkan intelektual bawahan, dan mengkomunikasikan harapan kinerja yang

tinggi (Madhu and Venkat, 2005). Jelas sekali bahwa perhatian pada munculnya

organizational citizenship behavior (OCB) karyawan bergantung pada efektivitas

kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi (Venkat and Pooja, 2008).

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan Transformasional Robbins and Coulter (2007:53) faktor yang mempengaruhi gaya

(32)

7

1) Visi dan misi, menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan

kepercayaan.

2) Mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan symbol untuk

memfokuskan pada usaha; menggambarkan maksud penting secara

sederhana.

3) Mendorong intelegensi, rasionalitas dan pemecahan masalah secara

hati-hati.

4) Memberikan perhatian pribadi, melayani secara pribadi, melatih dan

menasehati.

Sedangkan indikator gaya kepemimpinan transformasional (Robbins and

Coulter, 2007)

1) Kharisma atau idealism

2) Inspirasi atau motivasi

3) Stimulasi intelektual

4) Pertimbangan individual

2.1.5 Pengertian Kompensasi

Handoko (2003:112) menyatakan kompensasi adalah segala sesuatu yang

diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Selanjutnya

Hasibuan (2007:76) menyatakan kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan

sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada organisasi. Nawawi (2005:101)

mengartikan kompensasi bagi organisasi berarti penghargaan/ganjaran pada para

(33)

8

dari kegiatan yang disebut bekerja. Pentingnya pemberian kompensasi ini adalah

untuk menghilangkan dampak buruk yang dapat mendorong perputaran karyawan

dalam tingkat yang lebih tinggi karena adanya ketidakpuasan pada gaji

(Simamora, 2006).

Kompensasi merupakan segala bentuk imbalan yang diberikan perusahaan

kepada karyawan atas penghargaan yang diterima karyawan yang bersangkutan

(Stan, 2014). Sedangkan Hasibuan (2007:98) berpendapat bahwa kompensasi

adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja

mereka. Yang perlu dipertimbangkan dalam pemberian kompensasi ini adalah

kompensasi itu harus layak, adil dapat diterimakan, bersifat memuaskan, member

motivasi kerja dan sesuai dengan kebutuhan. Pemberian kompensasi akan

memberi manfaat kepada kedua belah pihak, baik kepada pihak perusahaan,

maupun kepada pihak karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh Tampi (2013) kompensasi merupakan

segala bentuk imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas

penghargaan yang diterima karyawan yang bersangkutan. Yutaka (2007)

menyatakan bahwa kompensasi yang diberikan harus layak, adil, dapat

diterimakan, memuaskan, memberi motivasi kerja, bersifat penghargaan dan

sesuai dengan kebutuhan. Kompensasi yang dimaksud berupa gaji, tunjangan

makan, kesehatan, tunjangan hari raya dan uang kehadiran. Selain kompensasi

finansial.

Nawawi (2005:98) secara garis besar membagi kompensasi menjadi tiga

(34)

9 1) Kompensasi Langsung

Penghargaan/ganjaran yang disebut gaji atau upah, yang dibayar secara tetap

berdasarkan tenggang waktu yang tetap.

2) Kompensasi Tidak Langsung

Pemberian bagian keuntungan/manfaat bagi para pekerja di luar gaji atau

upah tetap, dapat berupa uang atau barang.

3) Insentif

Penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja

agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.

2.1.6 Komponen Kompensasi

Pemberian kompensasi secara langsung atau tidak langsung terdiri atas

beberapa komponen. Rivai (2006:774) komponen kompensasi tersebut yaitu.

1) Gaji.

Gaji ialah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang

memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan

perusahaan.

2) Upah

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarka kepada

karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan. Bersarnya upah berubah-ubah sesuai

(35)

10 3) Insentif

Imbalan merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan

karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. Imbalan bentuk lain

dari upah langsung namun diluar upah dan gaji yang merupakan

kompensai tetap.

4) Insentif finansial tidak langsung

Merupakan imbalan finansial tamabahan yang diberikan perusahaan

terhadap semua karyawan. Misalnya berupa fasilitas seperti asuransi,

tunjangan, uang pensiun dan lainnya.

2.1.7 Fungsi Kompensasi

Ada beberapa fungsi dari pemberian kompensasi yaitu (Ardana dkk,

2012:154):

1) Ikatan kerja sama.

Pemberian imbalan akan menjalin ikatan kerjasama formal antara

pimpinan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya dan pemimpin wajib membayar dengan kesepakatan.

2) Kepuasan kerja.

Pemberian imbalan sebagai balas jasa terhadap karyawan dapat memenuhi

kebutuhan fisik, sosial dan egoistiknya sehingga karyawan merasakan

(36)

11 3) Pengadaan efektif.

Apabila program dari pemberian imbalan ditetapkan cukup besar maka

pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan itu akan lebih

mudah.

4) Motivasi.

Imbalan yang cukup besar diberikan perusahaan akan membantu atasan

dalam memotivasi bawahannya.

5) Stabilitas karyawan.

Imbalan yang adil dan layak akan membuat karyawan merasa stabilitasnya

lebih terjamin karena turn over relatif kecil.

6) Disiplin.

Adanya imbalan yang baik maka kedisiplinan para karyawan juga terjaga

karena para karyawan akan merasa menyadari akan kewajibannya.

7) Pengaruh serikat buruh.

Adanya imbalan yang baik akan membuat para karyawan dapat terfokus

pada pekerjaannya dan akan terhindar dari pengaruh serikat buruh.

8) Pengaruh pemerintah.

Apabila imbalan yang diberikan sesuai dengan upah minimum yang

ditetapkan undang-undang perburuhan maka akan dapat menghindari

intervensi pemerintah.

2.1.8 Pengertian Komitmen Organisasi

Robbins and Judge (2008:100) mendefinisikan komitmen organisasi adalah

(37)

12

dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Seseorang

yang memiliki komitmen yang tinggi akan memiliki identifikasi terhadap

organisasi, terlibat sungguh-sungguh dalam kepegawaian dan ada loyalitas serta

afektif positif terhadap organisasi, selain itu tingkah laku berusaha ke arah tujuan

organisasi dan keinginan untuk tetap bergabung dengan organisasi dalam jangka

waktu lama (Andini, 2010). Manajemen perlu mendapatkan komitmen dari

karyawan terhadap organisasinya karena komitmen karyawan pada organisasi

menunjuk pada pengidentifikasian dengan tujuan organisasi, komitmen organisasi

merupakan kemampuan segala daya, untuk kepentingan organisasi dan

ketertarikan untuk tetap menjadi bagian organisasi (Chang, 2011). Komitmen

terhadap organisasi akan membuat karyawan setia pada organisasi dan bekerja

dengan baik untuk kepentingan organisasi (Chamdan, 2013).

Komitmen organisasional secara tradisional sebagai konstruk unidimensi

atau satu dimensi (Hueryren Yeh and Hong, 2012).Namun demikian, terdapat

bukti yang menunjukkan bahwa individu mengembangkan komitmen pada

organisasi tertentu melalui berbagai dimensi atau sumber-sumber. Menurut Guven

(2012) dimensi berganda komitmen organisasional mempunyai hubungan yang

berbeda terhadap maksud turnover dan perilaku yang berkaitan dengan pekerjaan

lainnya. Komitmen organisasional didefinisikan sebagai keadaan dalam mana

seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dengan

tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara kanggotaannya dalam organisasi tersebut

(Guven, 2012). Luthans (2006) dalam bukunya perilaku organisasi

(38)

13

1) Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu.

2) Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi.

3) Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan demikian komitmen organisasi merupakan sikap yang

merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan

dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan

keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasional

memberikan hubungan positif terhadap kinerja tinggi karyawan, tingkat

pergantian karyawan yang rendah dan tingkat ketidakhadiran karyawan yang

rendah.Komitmen organisasional juga memberikan iklim organisasi yang hangat

dan mendukung. Steers (1995) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai

rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan dan

loyalitas, yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap

organisasinya.Komitmen organisasi merupakan kondisi dimana pegawai

menyukai organisasi dan bersedia untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi

bagi kepentingan organisasi dan pencapaian tujuan organisasinya.Dengan

demikian,komitmen organisasi mencakup unsur loyalitas terhadap organisasi,

keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan

organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan Devi (2007) menggolongkan

multidimensi dari komitmen organisasi menjadi tiga komponen model, yaitu :

1) Komitmen afektif (affective commitment)

Komitmen afektif (affective commitment) adalah suatu pendekatan

(39)

14

individu akan merasa dihubungkan dengan organisasi. Komponen afektif

berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan pegawai di dalam

suatu organisasi. Karyawan yang komitmen organisasinya berdasarkan

komitmen afektif yang kuat akan meneruskan bekerja dengan perusahaan

karena keinginan mereka sendiri, berdasarkan tingkat identifikasinya dengan

perusahaan dan kesediannya untuk membantu organisasi dalam mencapai

tujuan (Chamdan, 2013).

2) Komitmen berkelangsungan (continuance commitment)

Komitmen berkelangsungan (continuance commitment) adalah hasrat yang

dimiliki oleh individu untuk bertahan dalam organisasi, sehingga individu

merasa membutuhkan untuk dihubungkan dengan organisasi. Komitmen ini

didasarkan pada persepsi pegawai tentang kerugian yang akan dihadapinya

jika ia meninggalkan organisasi. Karyawan dengan komitmen

berkelangsungan yang kuat akan meneruskan keanggotaannya dengan

organisasi, karena mereka membutuhkannya. Luthans (2006)

mengemukakan komitmen berkelangsungan sebagai komitmen berdasarkan

kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi.Hal

ini mungkin dikarenakan kehilangan senioritas atas promosi atau benefit.

3) Komitmen normatif (Normative commitment)

Komitmen normatif (normative commitment) adalah suatu perasaan wajib

dari individu untuk bertahan dalam organisasi. Normatif merupakan

perasaanperasaan pegawai tentang kewajiban yang harus ia berikan kepada

(40)

15

dilakukan. Karyawan dengan komitmen normatif yang kuat akan tetap

bergabung dalam organisasi karena mereka merasa sudah cukup untuk

hidupnya.

Bass dan Avolio (2003) menyatakan komponen dari kepemimpinan

transformasional terdiri atas empat dimensi kepemimpinan yaitu :

1) Kharisma

Mengarah pada perilaku kepemimpinan transformasional yang mana

pengikut berusaha bekerja keras melebihi apa yang dibayangkan. Para

pengikut khususnya mengagumi, menghormati dan percaya sebagaimana

pemimpinnya. Mereka mengidentifikasi pemimpin sebagai seseorang,

sebagaimana visi dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.

2) Motivasi inspiratif

Dimana pemimpin menggunakan berbagai simbol untuk memfokuskan

usaha atau tindakan dan mengekspresikan tujuan dengan cara-cara

sederhana. Ia juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antuasiasme

dan optimisme di antara rekan kerja dan bawahannya.

3) Stimulasi intelektual

Upaya memberikan dukungan kepada pengikut untuk lebih inovatif dan

kreatif dimana pemimpin mendorong pengikut untuk menanyakan asumsi,

memunculkan ide-ide dan metode-metode baru, dan mengemukakan

(41)

16 4) Konsiderasi yang bersifat individual

Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus pada kebutuhan

setiap individu untuk berprestasi dan berkembang, dengan jalan sebagai

pelatih, penasehat, guru, fasilitator, orang terpercaya, dan konselor.

Bass dan Avolio (2003) menambahkan satu komponen pada

kepemimpinan transformasional yakni :

5) Tingkah laku

Mendapatkan penghargaan dan kehormatan dari pengikut mereka dengan

baik –baik mempertimbangkan kebutuhan pengikutnya di atas kebutuhan

mereka sendiri, membicarakan tentang nilai dan kepercayaan mereka yang

paling utama dan menekankan pentingnya konsekuensi moral dan etika

dari keputusan kunci.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap organization-nal citizenship behavior karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

Penelitian Ali et al, (2008) menyimpulkan bahwa kepemimpinan

transformasional secara parsial merupakan variabel yang berhubungan positif

dengan organizational citizenship behavior. Devi (2007) menyimpulkan

kepemimpinan transformasional berpengaruh secara parsial dengan

organizational citizenship behavior. Pernyataan ini didukung oleh Stanley (2013)

menyatakan kepemimpinan transformasional berpengaruh secara parsial dengan

organizational citizenship behavior. Dipertegas oleh (Sudha and Venkat, 2009)

(42)

17

organizational citizenship behavior. Hal yang sama dibuktikan oleh Ung Hee et

al. (2013) penerapan organizational citizenship behavior dipengaruhi secara

positif oleh faktor kepemimpinan transformasional. Bass et al. (2003)

membuktikan pada penelitiannya kepemimpinan transformasional mampu

memberikan pengaruh positif terhadap organizational citizenship behavior. Dari

pemahaman di atas ditarik hipotesis sebagai berikut.

H1: Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif

signifikanterhadap organizational citizenship behavior karyawan pada

Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

2.2.2 Pengaruh kompensasi terhadap organizational citizenship behavior karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

Berdasarkan pada hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis, ditemukan

bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) (Yutaka, 2007). Hasil penelitian sebelumnya oleh

Tampi (2013) menyatakan bahwa kompensasi dapat mempengaruhi

organizational citizenship behavior (OCB). Menurut Lawler (2000) menyatakan

bahwa sistem upah/gaji dapat berperan sebagai sebuah agen perubahan bagi

organisasi. Dengan kata lain, dijelaskan oleh (Stanley, 2013) ketika sebuah

organisasi mengharapkan terjadi suatu perilaku baru/tambahan, melakukan

kebijakan organizational citizenship behavior perusahaan maka kompensasi dapat

digunakan sebagai alat untuk menumbuhkan perilaku tersebut. Debora dan Ali

(2004) menegaskan penerapan kompensasi dalam suatu perusahaan mampu

(43)

18

Widyatmini dan Khan (2011), menyatakan bahwa kompensasi memiliki pengaruh

psotif terhadap organizational citizenship behavior. Dari pemahaman di atas

ditarik hipotesis sebagai berikut.

H2: Kompensasi berpengaruh positif signifikan terhadap organizational

citizenship behavior karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina

Sejahtera Kabupaten Badung.

2.2.3 Pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational citizenship behavior karyawan pada Koperasi Pegawai Negeri Bina Sejahtera Kabupaten Badung.

Diana et al. (2008) menyebutkan bahwa komitmen organisasional

mempunyai pengaruh positif dengan organizational citizenship behavior. Debora

dan Ali(2004) membuktikan hal yang sama dalam penelitiannya bahwakomitmen

organisasional memiliki pengaruh secara parsial dengan organizational

citizenship behavior. Hal ini pun dikatakan oleh Guven (2012) kultur yang berada

dalam komitmen organisasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

organizational citizenship behavior. Thomas (2007) dalam penelitiannya

membuktikan adanay kometmen organisasi memberikan pengaruh positif sebagai

dasar untuk menerapkan organizational citizenship behavior. Sofiah and Mohd

(2012) menyatakan komitmen organisasi memberikan pengaruh positif terhadap

organizational citizenship behavior. Berdasarkan pemahaman tersebut dapat

dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut.

H3: Komitmen organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap

organizational citizenship behavior karyawan pada Koperasi Pegawai

Gambar

Tabel    Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Pada Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Bina Usaha Sejahtera, 2015
Tabel 1.2 Jumlah kompensasi yang diterima karyawan KPN Bina SejahteraKabupaten Badung dari tahun 2010 – 2014

Referensi

Dokumen terkait

1) Gap atribut terbesar antara tingkat kepentingan dan kepuasan kompor bioetanol eksisting adalah kemudahan penggunaan, keamanan penggunaan, dan desain kompor.

Dari grafik hasil simulasi yang ditunjukkan pada Gambar 5, dipilih parameter yang digunakan untuk melakukan optimasi pada penguat hybrid , panjang EDF = 4 m dengan

Abstrak: Kajian ini untuk menjawab apakah kota Merauke kategori kota yang berkembang atau tidak dengan menggunakan konsep prasyarat yaitu agriculture surplus , urban

Namun demikian, hasil penelitian yang dilakukan di Desa Mesakada, terhadap tinggi badan dan status gizi balita didapatkan tidak terdapat pengaruh antara berat

Run of mine adalah tempat penumpukan sementara batubara hasil dari penambangan yang berada dekat dengan lokasi hopper, jika pada saat ini unit pengolahan sedang

Data tabel 5 yang menunjukkan data demografi subyek peneltian terhadap kultur bakteri positif dalam penelitian ini memperlihatkan pasien kelompok umur kurang dari 60 tahun

Nilai rata-rata kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Phair Share) siswa kelas X SMA N 1 Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan dilihat

Berdasarkan hasil penelitian telah disimpulkan bahwa desain didaktis bermuatan NOS yang dikembangkan dapat digunakan untuk mengarahkan pembelajaran sehingga