• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Metode Penghapusan Langsung Dengan Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih Dalam Hubungannya Dengan Keakuratan Penyajian Nilai Piutang Dalam Neraca (Studi Kasus Pada PT. Mitra Setia Eka Perwira, Karawang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Metode Penghapusan Langsung Dengan Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih Dalam Hubungannya Dengan Keakuratan Penyajian Nilai Piutang Dalam Neraca (Studi Kasus Pada PT. Mitra Setia Eka Perwira, Karawang)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Dalam dunia usaha dengan persaingan yang semakin ketat, keunggulan kompetitif merupakan faktor yang sangat penting, Bagi perusahaan yang melakukan aktivitas penjualan, salah satu bentuk keunggulan kompetitif yang dapat ditawarkan selain sumber daya manusia (human resource) adalah fleksibilitas pembayaran produk yang dibeli, salah satu caranya adalah dengan penjualan secara kredit. Sistem penjualan secara kredit ini ada kalanya piutang dagang tidak tertagih pada saat jatuh tempo pembayaran, dan bahkan dapat terjadi piutang dagang yang terpaksa harus dihapuskan oleh pemiliknya karena dianggap sudah tidak dapat ditagih.

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode manakah yang lebih tepat digunakan dalam penghapusan piutang taktertagih yang mempengaruhi keakuratan penyajian nilai piutang dagang dalam neraca, maka penulis melakukan penelitian pada PT. Mitra Setia Eka Perwira, Karawang. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengguna laporan keuangan, terutama manajemen perusahaan dalam memilih metode mana yang lebih tepat.

Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kasus metode deskriptif analitis yaitu, penelitian dengan mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta memberikan gambaran dan analisis mengenai metode yang tepat yang berpengaruh terhadap keakuratan penyajian piutang dalam neraca.

Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang tidak signifikan antara hasil perbandingan nilai bersih piutang dagang berdasarkan metode penghapusan langsung dan metode penyisihan, artinya metode manapun yang digunakan dalam pencatatan piutang dagang taktertagih tidak berpengaruh secara material terhadap nilai bersih piutang dagang, namun sebaiknya perusahaan mempertimbangkan menggunakan metode penyisihan piutang taktertagih karena metode ini memenuhi prinsip matching, juga aturan nilai bersih yang dapat direalisasi sehubungan dengan penyajian nilai piutang dalam neraca, metode ini juga lebih mudah dan sederhana dalam penerapannya, sehingga penyajiannya dalam neraca dapat menjadi lebih akurat dan dapat memberikan informasi yang lebih handal dan relevan dalam penyusunan rencana berikutnya.

Kata Kunci :

1. Metode Penghapusan Langsung 2. Metode Penyisihan

(2)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... xiv

RIWAYAT HIDUP PENULIS ...xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ...1

1.2.Identifikasi Masalah...4

2.2.2.Kualitas Informasi Dalam Laporan Keuangan ...15

(3)

2.2.3.5. Catatan Atas Laporan Keuangan ...28

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian...50

3.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ...50

3.1.2. Uraian Tugas ...50

3.2. Metode Penelitian ...55

3.2.1. Variabel Penelitian...55

3.2.2. Populasi dan Sampel ...56

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data...57

3.2.4. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data...57

3.2.5. Kesimpulan dan Analisis ...58

BAB IV. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...60

(4)

4.1.1.1 Lokasi Perusahaan ...61

4.1.1.2 Jenis dan Proses Produksi ...61

4.1.1.3. Tenaga Kerja...62

4.1.1.4. Prosedur Penjualan...63

4.1.1.5. Prosedur Penghapusan Piutang Taktertagih...64

4.1.2.1. Metode Penghapusan Langsung ...64

4.1.2.2. Metode Penyisihan...65

4.1.2.3 Metode Persentase Penjualan...67

4.1.2.4. Perhitungan Persentase Penyisihan Piutang Taktertagih ...67

4.1.2.5 Perhitungan dan Penyajian Nilai Piutang Bersih Dalam Neraca ...70

4.1.2.6. Metode Persentase Piutang ...71

4.1.2.7. Perhitungan Persentase Penyisihan Piutang Taktertagih ...71

4.1.2.8. Perhitungan Penyisihan Piutang Taktertagih ...73

(5)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN...87 5.2. SARAN ...88

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Penjualan Kredit dan Piutang Taktertagih yang Dihapuskan 68 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Persentase Piutang Taktertagih untuk Tahun 2005 69 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Persentase Piutang Taktertagih untuk Tahun 2006 69 Tabel 4.4 Piutang dan Piutang Taktertagih yang Dihapuskan 72 Tabel 4.5 Perhitungan dan Hasil Perhitungan Persentase Penyisihan Piutang

Taktertagih untuk Tahun 2005 72

Tabel 4.6 Perhitungan dan Hasil Perhitungan Persentase Penyisihan

Piutang Taktertagih untuk Tahun 2006 73

Tabel 4.7 Persentase Piutang Taktertagih 76

Tabel 4.8 Jumlah Piutang Sampai Dengan Akhir Tahun 2005 dan 2006

Berdasarkan Kelompok Umur Piutang 77

Tabel 4.9 Perhitungan dan Hasil Perhitungan Penyisihan Piutang Taktertagih

Tahun 2005 78

Tabel 4.10 Perhitungan dan Hasil Perhitungan Penyisihan Piutang Taktertagih

Tahun 2006 78

Tabel 4.11 Perbandingan Nilai Piutang Bersih Antara Metode Penghapusan

Langsung Dengan Metode Penyisihan 81

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Organisasi PT. Mitra Setia Eka Perwira ix

Faktur Penjualan PT. Mitra Setia Eka Perwira x

Surat Jalan PT. Mitra Setia Eka Perwira xi

Bon Permintaan Barang PT. Mitra Setia Eka Perwira xii

Bukti Penerimaan Barang PT. Mitra Setia Eka Perwira xiii

(8)

DAFTAR RUMUS

Halaman

Rumus menghitung persentase piutang taktertagih 68

Rumus statistik yang digunakan dalam uji hipotesis 82

(9)

L a m p i r a n

(10)

L a m p i r a n

(11)

L a m p i r a n

(12)

L a m p i r a n

(13)

L a m p i r a n

(14)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Akuntansi telah dikenal oleh masyarakat luas, akuntansi tidak hanya dikenal oleh para akuntan saja. Pada dasarnya hampir semua orang telah mempraktekan akuntansi. Ketika seseorang mencatat pendapatan dan pengeluaran yang diterima atau ketika menyiapkan anggaran untuk suatu kegiatan, orang tersebut dapat dikatakan telah bekerja sesuai dengan konsep akuntansi.

Akuntansi juga mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi jaman yang telah berubah. Semakin kompleksnya dunia usaha, juga mengakibatkan konsep dan teknik akuntansi semakin berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi keuangan kepada berbagai pihak. (Stevanus Hadi Darmadji,

Accountant Cyber Community, 13-11-2003)

Berdasarkan latar belakang perkembangan akuntansi inilah penulis tertarik untuk memilih akuntansi keuangan dalam penyusunan skripsi. Topik yang diangkat adalah mengenai penghapusan piutang (dikhususkan untuk piutang dagang / piutang usaha jangka pendek ) dan penerapannya pada perusahaan. Sebagai objek penelitian, penulis memilih sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil dan berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

(15)

Universitas Kristen Maranatha

2 daya saing dan membangun keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai kalangan, bukan saja bagi para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi dan anggota masyarakat yang merupakan lingkungan kerja dari bisnis corporate. (Tanri Abeng, "Dari Meja Tanri Abeng:

Managing or Chaos", pustaka Sinar Harapan (2000)

Semakin kompetitifnya persaingan dalam dunia bisnis saat ini, mengharuskan dimilikinya keunggulan yang sifatnya berkesinambungan, yang tujuannya agar bisa bertahan (survive) dan mampu bertahan serta memperoleh kemenangan dalam persaingan yang kompetitif tersebut (Pucik, 1996). Perusahaan bisnis yang dapat bertahan dan menang dalam persaingan adalah yang mampu mengelola segala sumberdaya (resources) yang dimiliki. Di antara sumberdaya yang ada dalam Perusahaan, sumberdaya manusia (human

resources) adalah merupakan salah satu faktor kunci untuk membangun suatu

keunggulan kompetitif yang berkesinambungan tersebut (www.duniaesai.com/ekonomi/eko61.htm )

Dalam dunia usaha dengan persaingan yang semakin ketat, keunggulan kompetitif merupakan faktor yang sangat penting, Bagi perusahaan yang melakukan aktivitas penjualan, salah satu bentuk keunggulan kompetitif yang dapat ditawarkan selain sumber daya manusia (human resource) adalah fleksibilitas pembayaran produk yang dibeli, salah satu caranya adalah dengan penjualan secara kredit.

(16)

Universitas Kristen Maranatha

3 Sistem penjualan secara kredit ini tidak selalu memuaskan bagi perusahaan pemilik piutang dagang. Ada kalanya piutang dagang tidak tertagih pada saat jatuh tempo pembayaran, dan bahkan dapat terjadi piutang dagang yang terpaksa harus dihapuskan oleh pemiliknya karena dianggap sudah tidak dapat ditagih.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan dagang suatu perusahaan tidak tertagih, baik dari segi pemilik maupun dari segi pihak yang berhutang. Dari segi pemilik piutang, salah satu penyebab tidak tertagihnya piutang dagang adalah karena kurangnya usaha penagihan, sedangkan dari segi pihak yang berutang, penyebabnya bermacam-macam, misalnya mempunyai motif untuk secara sengaja tidak membayar utangnya (berbuat curang), atau mengalami kebangkrutan usaha.

Kemungkinan tidak tertagihnya piutang dagang sering meresahkan perusahaan pemilik piutang yang sebagian besar atau bahkan seluruh penjualanya menggunakan sistem piutang. Biasanya sejumlah piutang dagang memiliki kemungkinan tidak dapat tertagih setelah jauh melewati masa jatuh temponya. Apabila nilai piutang dagang tak tertagih tidak dicatat dengan benar, dapat menghasilkan informasi yang tidak akurat pada neraca perusahaan, dan dapat mengakibatkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan.

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda sehubungan dengan keputusan mempertahankan atau menghapuskan piutang dagangnya yang tak tertagih. Meskipun telah berusaha keras untuk menagih, kadang-kadang ada sejumlah piutang dagang yang benar-benar tidak dapat tertagih karena pihak yang berhutang tidak mampu membayarnya. Untuk situasi ini, biasanya perusahaan pemilik piutang dagang terpaksa menghapuskan piutang dagangnya itu.

(17)

Universitas Kristen Maranatha

4 Pimpinan perusahaan memutuskan untuk membiarkan piutang dagang tak tertagihnya tetap ada, maksudnya piutang dagang yang telah melewati tanggal jatuh tempo pembayarannya tetapi belum tertagih, tetap diakui sebagai piutang dagang dan disajikan dalam neraca. Pimpinan perusahaan yang sudah melakukan berbagai usaha penagihan atas piutang dagangnya, namun tidak berhasil, dan sudah sangat jauh melewati tanggal jatuh tempo pembayarannya, terpaksa memutuskan untuk menghapuskannya.

Penulis berpendapat bahwa pemilihan dan penerapan metode pencatatan piutang dagang tak tertagih mungkin akan mempengaruhi keakuratan nilai piutang dagang yang disajikan dalam neraca pada akhir periode. Jika nilai piutang dagang tak tertagih cukup besar, maka penggunaan metode yang berbeda akan menghasilkan nilai piutang yang berbeda pula.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan tekstil PT “X” dan pertimbangannya penulis, mengenai adanya kemungkinan pengaruh pemilihan metode pencatatan piutang dagang tak tertagih, terhadap keakuratan penyajian nilai piutang dagang dalam neraca, maka penulis melakukan penelitian dan menyajikannya dalam skripsi yang berjudul :

“PERBANDINGAN METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG DENGAN

METODE PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH DALAM

HUBUNGANNYA DENGAN KEAKURATAN PENYAJIAN NILAI

PIUTANG DALAM NERACA” (Studi Kasus Pada PT “X”, di Karawang,

Jawa Barat).

1.2. Identifikasi Masalah

Untuk menghindari penyimpangan dalam pembahasan, maka masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini difokuskan dalam tiga buah pertanyaan berikut:

(18)

Universitas Kristen Maranatha

5 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam menggunakan metode

penghapusan langsung dengan metode penyisihan dalam pencatatan penghapusan piutang tak tertagih?

3. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan, metode manakah yang lebih akurat dalam menyajikan nilai piutang yang akan terealisasi dalam neraca?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis dan disajikan dalam skripsi memilik tujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perbedaan antara metode penghapusan langsung dengan metode penyisihan dalam pencatatan penghapusan piutang tak tertagih; 2. Untuk menguji adanya perbedaan yang signifikan antara metode

penghapusan langsung dengan metode penyisihan dalam pencatatan penghapusan piutang tak tertagih;

3. Untuk memperoleh metode pencatatan penghapusan piutang tak tertagih yang lebih akurat dalam menyajikan nilai piutang yang akan terealisasi dalam neraca.

1.4. Kegunaan Penelitian.

1. Bagi Penulis, memperdalam pengertian mengenai metode-metode pencatatan penghapusan piutang tak tertagih serta memahami pengaruhnya dalam penyajian nilai piutang yang dapat terealisasi dalam neraca.

2. Bagi Perusahaan yang menjadi objek penelitian, Pembahasan dalam skripsi ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan, yaitu adanya alternatif penggunaan metode penyisihan dalam mencatat penghapusan piutang dagang tak tertagih, selain metode yang selama ini digunakan oleh perusahaan yaitu metode penghapusan langsung.

(19)

Universitas Kristen Maranatha

6 langsung dan metode penyisihan dalam pencatatan penghapusan piutang tak tertagih.

1.5. Kerangka pemikiran

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memeerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. (Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 2 para 3)

Laporan Keuangan merupakan sarana komunikasi yang bersifat finansial dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut, baik dalam lingkungan perusahaan (internal) maupun diluar perusahaan (eksternal). Laporan keuangan merupakan dasar bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan ekonomi terhadap perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya, laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. (Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 2 para 13)

Informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan tersebut memiliki kualitas informasi yang cukup. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. (Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 7 para 3)

(20)

Universitas Kristen Maranatha

7 “informasi, harus memiliki nilai yang merupakan perbedaan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost), Nilai informasi tersebut dipengaruhi oleh kualitas informasi yang melekat padanya, yaitu :

relevance, accuracy. Timeliness, conciseness, clarity, quantifiability, dan consistency.” (Wilkinson dan Cerullo, 2000 :

684-685)

Dalam penelitian ini penulis menekankan pada pertimbangan sehat/keakuratan (accuracy), dan sehubungan dengan keakuratan, informasi dalam laporan keuangan harus tetap disajikan dengan pertimbangan sehat yang diuraikan sebagai berikut:

“Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tetentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.” (Standar Akuntansi Keuangan 2002: 9 para 40)

Dari uraian tersebut, dapat terlihat bahwa pertimbangan sehat/keakuratan, dan juga pertimbangan sehat merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penyajian laporan keuangan sehingga laporan keuangan tersebut memiliki informasi yang menunjang pengambilan keputusan yang tepat oleh pengguna.

Nilai piutang yang disajikan secara tepat sangat menunjang keakuratan informasi akuntansi. Piutang, khususnya piutang dagang, merupakan hal yang signifikan mengingat piutang berasal dari penjualan atau operasi utama perusahaan. Selain itu, akun piutang tercantum dalam neraca perusahaan, dimana neraca ini merupakan salah satu laporan keuangan yang digunakan oleh pengambilan keputusan ekonomi. Karena itu, keakuratan nilai piutang sangat penting, sehingga laporan akuntansi yang dihasilkan mampu memberikan informasi yang bernilai dan lebih mendekati kenyataan yang sebenarnya bagi para pengguna laporan keuangan tersebut.

(21)

Universitas Kristen Maranatha

8

“ Two methods are used in accounting for uncollectible accounts : (1). The allowance method and (2). The direct writeof method” (Kieso, Weygandt, and Kimmel, 2000 : 256 )

Perusahaan umumnya memiliki sejumlah nilai piutang tertentu yang tidak dapat ditagih. Tetapi perusahaan biasanya tidak dapat mengetahui dengan tepat berapa besar nilai piutang yang tidak dapat ditagih tersebut.

Nilai piutang yang tidak dapat ditagih ini harus dicatat dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Perusahaan pada umumnya lebih sering menggunakan metode penghapusan langsung dalam mencatat penghapusan piutang tak tertagih, sebab selain mudah dalam pengguanaanya, metode ini sesuai dengan peraturan perpajakan. Perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis mengguanakan metode penghapusan langsung dalam mencatat penghapusan piutang tak tertagihnya. Namun penulis meragukan keakuratan metode penghapusan langsung tersebut dalam usaha menyajikan nilai piutang yang lebih mendekati kenyataan dalam neraca. Metode Penghapusan langsung (direct write-of method). Di dalamnya tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapkan secara pasti sebagai tidak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkredit Piutang Usahan dan mendebet Beban Piutang Tak Tertagih. (Weygandt, Kieso, Kimmel, 2000:60)

Penulis mengajukan sebuah metode lain dalam pencatatan penghapusan piutang tak tertagih, yaitu dengan metode penyisihan, metode penyisihan

(allowance method). Adalah suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang

tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estmasi ini dicatat sebagai beban dan pengurangan tidak langsung terhadap piutang usaha (melalui kenaikan akun penyisihan) dalam periode di mana penjualan itu di catat. (Weygandt, Kieso, Kimmel, 2000:60)

(22)

Universitas Kristen Maranatha

9 sangat mempengaruhi perencanaan awal dan dapat mengubah langkah manajemen dalam periode berjalan. Sedangkan penghapusan piutang tak tertagih dengan menggunakan metode penyisihan akan sangat membantu manajemen dari awal penyusuanan rencana sebab metode ini menyisihkan sejumlah tertentu nilai piutang keseluruhan sebagai cadangan kemungkinan tak tertagih.

Awalnya penulis berpendapat bahwa terdapat penyisihan yang signifikan antara metode penghapusan langsung dengan metode penyisihan dalam pencatatan penghapusan piutang tak tertagih. Hipotesis ini didasarkan atas pemikiran bahwa besarnya penyajian nilai piutang dalam neraca akan terpengaruh oleh metode pencatatan penghapusan piutang tak tertagih yang digunakan oleh perusahaan.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kasus metode deskriptif analitis yaitu, penelitian dengan mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta memberikan gambaran dan analisis mengenai masalah-masalah yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti.

Penelitian yang penulis lakukan merupakan suatu studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu objek penelitian saja. Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara :

1. Penelitian Lapangan (Field Reseach)

Yaitu peninjauan secara langsung ke perusahaan tersebut dengan maksud untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara :

a. Observasi, mengadakan pengamatan secara langsung tentang yang diteliti b. Wawancara , mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan dan

karyawan perusahaan yang bersangkutan tentang hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang diteliti.

(23)

Universitas Kristen Maranatha

10 Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi, catatan-catatan kuliah, dan sumber-sumber lain yang dibahas dalam skripsi ini.

1.7. Lokasi Penelitian.

(24)

Universitas Kristen Maranatha

87

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pencatatan penghapusan piutang taktertagih, metode penghapusan langsung membebankan kerugian piutang taktertagih pada periode dimana piutang tersebut ditentukan untuk dihapuskan. Penentuan ini biasanya didasarkan dari kebijakan atau judgment dari manajer. Sedangkan pada metode penyisihan, digunakan jumlah penyisihan tertentu sebagai cadangan piutang taktertagih yang digunakan untuk periode yang akan datang. Kedua hal tersebut berbeda dalam hal adanya pembentukan penyisihan piutang taktertagih tersebut, nilai piutang dalam neraca menjadi berkurang sebesar nilai penyisihannya.

2. dalam kasus piutang taktertagih pada PT. MITRA SARANA EKA PERWIRA, terdapat perbedaan antara metode penghapusan langsung dengan metode penyisihan secara kuantitas dalam hal penyajian nilai buku bersih (net realizable

value) yang disajikan dalam neraca. Berdasarkan uji hipotesis selisih rata-rata

(25)

Universitas Kristen Maranatha

88 Metode penyisihan merupakan metode yang lebih menyatakan penyajian nilai piutang yang akan terealisasi dalam neraca. Metode ini membentuk penyisihan yang digunakan sebagai cadangan atas timbulnya piutang taktertagih dimana hal ini sesuai dengan aturan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value) yang merupakan salah satu aturan dalam penyajian nilai piutang dalam neraca. Selain itu, metode penyisihan juga lebih akurat dalam menyajikan nilai piutang bersih dalam neraca, khususnya dalam kondisi yang meragukan, karena metode ini mengikuti batasan konservatisme, dengan dibentuknya penyisihan terhadap nilai piutang yang ada.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis atas kasus piutang dagang taktertagih pada perusahaan tekstil PT. MITRA SARANA EKA PERWIRA, penulis memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi perusahaan. Saran-saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan merubah metode pencatatan penghapusan piutang taktertagihnya dari metode penghapusan langsung menjadi metode penyisihan, karena metode penyisihan menyajikan nilai piutang yang lebih dapat direalisasi menjadi uang tunai dan lebih akurat dalam penyajian di neraca dibandingkan dengan metode penghapusan langsung. Penggunaan metode penyisihan juga lebih memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku yaitu prinsip nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value/NRV) dan prinsip matching sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat lebih berguna bagi user dalam pengambilan keputusan ekonominya.

2. Perusahaan sebaiknya memilih metode penyisihan piutang berdasarkan persentase penjualan karena alasan-alasan berikut ini :

(26)

Universitas Kristen Maranatha

89 b. Metode ini memenuhi juga aturan nilai bersih yang dapat direalisasi (net

realizable value) dan batasan konservatisme (conservatism) sehubungan

dengan penyajian nilai piutang dalam neraca.

(27)

Universitas Kristen Maranatha

viii

DAFTAR PUSTAKA

Cushing, Barry E. and Romney, Marshall B. (2000). Edisi 9. Accounting Information System New York : Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Fess, P.E,C.S. Warren. (2001). Edisi 19. Accounting Pr. USA : South-Western Publishing Co.

Godfrey, J, A. Hodgson, S. Holmes. (2001). Edisi 3. Accounting Theory.Singapore : John Wiley & Sons, Inc.

Hawkins, D.F. (2000). Edisi 5. Corporate Financial Reporting and Analysis-Text : Text and Cases. USA: Irwin/Mc. Graw-Hill, Co.

Hendiksen, Eldon S. (2001). Edisi 6. Accounting Theory.Singapore : Richard D. Irwin.

Hermanson,R.H.,J.D. Edward, M.W.Maher. (2000). Edisi 8. Accounting Principle USA: Prentice Hall, Inc.

Horngren, Charles T.,G.L. Sundem, J.A. Elliot. (2003). Edisi 9. Introduction to Financial Accounting USA : Prentice Hall, Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia (2003). Standar Akuntansi Indonesia. Jkt : Penerbit Salemba Empat.

Kieso,D.E.,J.J. Weygandt. (2002). Edisi 10. Intermediate Accounting. USA: John Wiley & Sons, Inc.

Kohler, Eric L. (2003). A Dictionary for Accounting. Edisi ke-7. New Delhi: Prentice Hall of India.

Meliala, T.S (2000). Edisi 3. Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Bandung : Graphita. Needles,

Jr.,B.E.,H.R. Andreson,J.C.Caldwell.(2000). Edisi 2. Principle of Accounting USA: Hounhton Miffilin Co.

Sekaran,U. (2000). Edisi 2. Reseach Methods for Business : A Skill Building Approach. USA : John Wiley & Sons Inc.

Sudjana. (2004). Edisi Baru. Statistika untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung : Penerbit Tarsito

Smith,J.M.,F.K. SKousen . (2000). Edisi 15. Intermediet Accounting. USA: South Western Publishing Co.

Weygandt,J.,J.,D.E. Kieso,P.D. Kimmel.(2000). Edisi 6. Accounting Principle USA: John Wiley & Sons, Inc.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun kemajuan tersebut terlihat dari berbagai bidang dintaranya; Kemajuan dalam bidang administrasi pemerintahan, yang merupakan bentuk pemerintahan pada masa dinasti

Dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi ini yan g

Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola ini

Pasal I memuat judul Produk Hukum Daerah yang diubah, dengan menyebutkan Lembaran Daerah/ Berita Daerah dan Tambahan Lembaran Daerah yang diletakkan di antara tanda baca

dimaksud dalam Pasal 7l ayat (1) huruf c dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau badan pengawas Rumah Sakit. (2) Hasil

Quantum dot (QD) memiliki dimensi antara molekul dengan material ukuran besar dan pada teori orbital molekul QD berada diantara molekul memiliki energi orbital yang diskrit terdapat

Ketentuan pada Butir 6 berlaku untuk perencanaan tarik aksial pada panel struktural dengan ketentuan tambahan sebagai berikut. Bila panel struktural dibebani tarik aksial maka arah