• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Analisis Perubahan LAba Kotor Dalam Menilai Efisiensi Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan Di PT. "PJ".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Analisis Perubahan LAba Kotor Dalam Menilai Efisiensi Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan Di PT. "PJ"."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan ialah laba yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan dan pengendalian laba yang tepat. Salah satu cara yang dikenal dalam perencanaan dan pengandalian laba antara lain ialah dengan melakukan analisis perubahan laba kotor. Dengan analisis perubahan laba kotor ini manajemen dapat menilai pelaksanaan kerja dari bagian produksi dan bagian penjualan.

Bagian produksi dan bagian penjualan merupakan suatu bagian utama dalam suatu perusahaan. Agar kedua bagian tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan, maka manajemen perlu mengupayakan agar bagian produksi dan bagian penjualan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk mengetahui bagaimana peranan analisis perubahan laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan pada PT. “PJ”.

Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini ialah untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perubahan laba kotor dan untuk mengetahui bagaimana peranan analisis perubahan laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan.

Metode penelitian yang penulis gunakan ialah pendekatan kualitatif yang bersifat eksploratif (menjelajah).Dalam upaya memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan langsung, wawancara, pengkajian dokumen dan pengajuan kuesioner yang diisi/dijawab oleh responden. Sedangkan responden yang ditemui penulis dalam penelitian ini ialah manajer akuntansi, kepala bagian produksi, kepala bagian penjualan.

Dari hasil penelitian diketahui perusahaan belum menyusun anggaran dan belum melakukan analisis perubahan laba kotor. Oleh karena itu, dalam melakukan analisis ini penulis membandingkan laba kotor tahun 2005 dengan laba kotor tahun 2004 sebagai tahun dasar.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah bahwa bagian produksi pada PT. “PJ” telah bekerja kurang efisien pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2004. Tetapi bagian produksi pada tahun 2005 telah bekerja lebih efektif dibandingkan tahun 2004. Bagian penjualan pada tahun 2005 telah bekerja kurang efektif dibandingkan pada tahun 2004. Sehubungan dengan hal tersebut saran yang dapat penulis sampaikan pada PT. ”PJ” ialah agar perusahaan membuat anggaran dan melakukan analisis perubahan laba kotor untuk menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan, sehingga dapat mengambil langkah perbaikan untuk periode selanjutnya.

(2)

DAFTAR ISI

2.3 Pengertian dan Manfaat Penyusunan Anggaran………..…....13

(3)

2.5.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung………..21

2.6.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba kotor……….…………..24

2.6.4 Prosedur Analisis Perubahan Laba Kotor……….……...26

2.7 Penilaian Pelaksanaan Kerja Manajemen………..…..29

2.7.1 Pengertian Efisiensi Dan Keefektifan………….…...…………30

2.7.1.1 Pengertian Efisiensi………..………..…………...30

2.7.1.2 Pengertian Keefektifan………..31

2.7.2 Efisiensi Dan Keefektifan Manajemen……….…..32

2.7.3 Penilaian Efisiensi dan Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan………..33

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan………..………..…..37

3.1.1 Definisi Metode Penelitan………...37

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data Dan Langkah Penelitan…..……….39

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...81 5.2 Saran……….…84 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(5)

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Tabel Halaman 4-1 Jumlah Tenaga Kerja 44 4-2 Jumlah Dan Jenis Mesin 45 4-3 Laporan Rugi Laba Tahun 2004 55 4-4 Laporan Rugi Laba Tahun 2005 56

4-5 Data Penjualan, Harga Pokok ProdukYang Dijual (COGS), Dan Laba Kotor Tahun 2004 58

4-6 Data Penjualan, Harga Pokok Produk Yang Dijual

(COGS), Dan Laba Kotor Tahun 2005 59

4-7 Perhitungan Rugi Laba Atas Penjualan Tahun 2005

Dengan Harga Jual Dan Biaya Tahun 2004 60 4-8 Perhitungan Selisih Hasil Penjualan, Cost of Goods

Sold (Biaya), Dan Laba Kotor Tahun 2004-2005 60

4-9 Jumlah Produksi Dan Penjualan Tahun 2004-2005 62 4-10 Selisih Harga Penjualan (Sales Price Variance) 65 4-11 Selisih Volume Penjualan (Sales Volume Variance) 65 4-12 Selisih Harga Dari Harga Pokok Produk Yang Dijual

(Cost Price Variance) 66

4-13 Selisih Volume Harga Pokok Produk Yang Dijual

(Cost Volume Variance) 66 4-14 Selisih Bauran Penjualan (Sales Mix Variance) 70

(6)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Keterangan Gambar Halaman 4.1 Bagan organisasi PT. “PJ” 47

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Keterangan Lampiran Halaman

1. Biaya Overhead Pabrik 2004 2. Biaya Administrasi Dan Umum 2004 3. Biaya Overhead Pabrik 2005 4. Biaya Administrasi Dan Umum 2005 5. Tingkat kenaikan Hasil Penjualan, Harga Pokok

Produk Yang Dijual (COGS), Dan Laba Kotor

(8)

LAMPIRAN 1

BIAYA OVERHEAD PABRIK TAHUN 2004:

• Bahan Bakar Pabrik Rp 305.164.850,00

• Biaya Makan / Minum Rp 22.909.800,00

• Biaya Kesehatan Rp 13.482.850,00 • Biaya Kendaraan Rp 44.359.100,00

• Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 172.303.710,00

• Bahan Bakar Kendaraan Rp 43.341.400,00

• Biaya Mesin Rp 23.865.642,08 • Biaya Penyusutan Mesin Rp 397.153.734,38

• Ongkos Kuli Rp 33.165.400,00

• Perlengkapan Pabrik Rp 5.414.000,00 • Lembur Rp 38.241.350,00

• Hadiah dan Promosi Rp 3.308.000,00

• Tol dan Parkir Rp 2.845.900,00

Total Rp 1.105.555.736,46

(9)

LAMPIRAN 2

BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM TAHUN 2004:

• Perlengkapan Kantor Rp 8.569.900,00

• THR, Bonus, Parcel Rp 487.146.500,00

• Listrik, Air, Telepon Rp 44.371.850,00 • Gaji Staff Rp 426. 420.000,00

• Bunga Hutang Rp 280.005.210,18

• Fasilitas Dirut Rp 8.100.000,00

• Biaya perjalanan, Entertaint Rp 5.350.000,00 • Biaya Penyusutan Bangunan Rp 111.295.853,75

• Biaya Penyusutan Perlengkapan Kantor Rp 12.977.813,50

• Biaya provisi Bank Rp 13.600.000,00 • Administrasi Bank Rp 6.934.353,58

• Biaya Asuransi Rp 10.536.000,00

• Pajak rupa-Rupa Rp 2.367.056,38 • Biaya Amortisasi Sawah Rp 5.040.000,00

• Lain-lain Rp 103.246.760,00

Total Rp 1.525.961.297,39

(10)

LAMPIRAN 3

BIAYA OVERHEAD PABRIK TAHUN 2005:

• Bahan Bakar Pabrik Rp 265.028.409,74

• Biaya Makan / Minum Rp 18.226.500,00

• Biaya Kesehatan Rp 24.526.200,00 • Biaya Kendaraan Rp 20.196.350,00

• Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 71.914.928,00

• Bahan Bakar Kendaraan Rp 5.724.150,00 • Biaya Mesin Rp 6.317.600,00

• Biaya Penyusutan Mesin Rp 284.955.426,00

• Ongkos Kuli Rp 6.588.900,00 • Perlengkapan Pabrik Rp 33.304.100,00

• Lembur Rp 40.852.550,00

• Hadiah dan Promosi Rp 15.150.000,00

• Tol dan Parkir Rp 1.088.300,00

Total Rp 843.843.413,74

(11)

LAMPIRAN 4

BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM TAHUN 2005:

• Perlengkapan Kantor Rp 4.718.050,00

• THR, Bonus, Parcel Rp 161.850.000,00

• Listrik, Air, Telepon Rp 44.590.300,00 • Gaji Staff Rp 262.012.521,36

• Bunga Hutang Rp 456.690.809,00

• Biaya perjalanan, Entertaint Rp 14.423.000,00

• Biaya Penyusutan Bangunan Rp 93.000.000,00 • Biaya Penyusutan Perlengkapan Kantor Rp 10.309.356,00

• Biaya provisi Bank Rp 12.320.000,00

• Administrasi Bank Rp 4.916.113,56 • Biaya Asuransi Rp 7.008.755,00

Total Rp 1.124.146.717,13

(12)

LAMPIRAN 5

Tingkat Penurunan Hasil Penjualan

Hasil Penjualan 2005 - Hasil Penjualan 2004 X 100 % Hasil Penjualan 2004

Rp 24.548.368.000,00 – Rp 26.588.174.500,00

X 100 % = 7,67 % Rp 26.588.174.500,00

Tingkat Penurunan Harga Pokok Produk Yang Dijual (Cost of Goods Sold) Cost of Goods Sold 2005 – Cost of Goods Sold 2004

X 100 % Cost of Goods Sold 2004

Rp 21.211.251.741,37 – Rp 22.473.765.816,61

X 100 % = 5,62 % Rp 22.473.765.816,61

Tingkat Penurunan Laba Kotor Laba Kotor 2005 – Laba Kotor 2004

X 100 % Laba Kotor 2004

Rp 3.337.116.258,63 - Rp 4.114.408.683,39

X 100% = 18,90 % Rp 4.114.408.683,39

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, tingkat kemajuan di berbagai bidang perekonomian dan semakin pesatnya perkembangan ilmu serta teknologi, berdampak kepada semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, baik dalam sektor jasa, industri maupun perdagangan.

Salah satunya ialah industri makanan ringan. Kehadiran industri pangan diantara bidang-bidang perindustrian lainnya menjadi sangat berarti dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang utama yaitu kebutuhan akan pangan, sehingga dengan demikian diharapkan akan menjadi semakin dapat meningkatkan kualitas hidup generasi penerus bangsa Indonesia yang menjadi tulang punggung bangsa.

PT.”PJ“ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di sektor industri pangan yaitu industri makanan ringan. Seperti diketahui bahwa makanan ringan merupakan makanan yang banyak digemari oleh semua orang. Semua jenis pasar dapat dimasuki oleh produk-produk ini. Dari pasar untuk kelas ekonomi tingkat bawah sampai ekonomi tingkat atas, dan juga dikonsumsi oleh semua tingkat usia, yaitu anak kecil, remaja maupun orang tua.

Oleh karena itu, produk-produk ini mempunyai pasar yang tidak terbatas, asalkan perusahaan dapat memasarkan, melaksanakan produksinya, dan menjaga kualitas barang yang diproduksinya dengan baik.

(14)

Banyak industri-industri yang bergerak dalam bidang sejenis sehingga mendorong timbulnya persaingan yang semakin ketat. Untuk itu suatu perusahaan yang memproduksi makanan ringan harus memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen sehingga dapat memberikan kepuasan dan dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Dengan demiikian laba yang yang diperoleh akan dapat dipertahankan sehingga dapat menjamin kontinuitas perusahaan. Hal ini juga didukung oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk atau memberikan jasa pada tingkatan mutu dan nilai yang baik dalam volume, waktu, biaya, dan harga tertentu sehingga dalam jangka panjang dapat menjamin adanya laba, disamping mengundang kerjasama dari karyawan, dan memenuhi tanggung jawab sosial.

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk yang baik dan dapat mendistribusikannya kepada konsumen mengharuskan perusahaan untuk bekerja secara efisien dan efektif. Tanpa memperhatikan keefisienan dan keefektifan kegiatan operasinya, suatu perusahaan akan mengalami banyak kerugian, diantaranya berkurangnya pangsa pasar, menurunnya kinerja perusahaan, dan pada akhirnya akan mengurangi laba yang diperoleh yang dapat mengakibatkan terhentinya kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu secara berkala perusahaan harus melakukan penilaian terhadap efisiensi dan keefektifan kegiatan operasinya.

Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur efisiensi dan keefektifan dari kegiatan perusahaan ialah Analisis Perubahan Laba Kotor. Dengan analisis ini perusahaan dapat menilai berbagai aktivitas yang telah

(15)

dilaksanakannya pada bagian produksi dan bagian penjualan, dan membandingkannya dengan anggaran yang telah dibuat maupun dengan aktivitas perusahaan dari dua periode. Dari analisis ini akan dapat diketahui penyebab terjadinya perbedaan antara laba kotor yang diperoleh dengan laba kotor yang dianggarkan, maupun penyebab dari perbedaan antara laba kotor tahun berjalan dengan laba kotor dari tahun sebelumnya. Pada akhirnya perubahan ini akan dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam perusahaan, seperti adanya kenaikan dalam biaya produksi dan kenaikan dalam harga pokok produk yang dijual, sehingga diharapkan pihak manajemen dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas yang memperhatikan pentingnya suatu perusahaan untuk dapat bekerja dengan efektif dan efisien, maka dilakukan penelitian mengenai “Peranan Analisis Perubahan Laba Kotor Dalam Menilai Efisiensi dan Keefektifan Bagian Produksi dan Bagian Penjualan Pada PT. “PJ” di Sumedang.”

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya ialah sama, yaitu untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perolehan laba ini terlihat dalam laporan rugi laba yang dibuat oleh perusahaan. Jika diadakan perbandingan laba antara laba tahun sekarang dengan laba tahun sebelumnya seringkali terdapat perbedaan, bahkan perolehan laba dari tahun ke tahun seringkali berubah.

(16)

Perubahan ini berhubungan dengan kegiatan bagian produksi dan bagian penjualan, karena kedua bagian ini turut berperan dalam perolehan laba perusahaan.

Salah satu cara yang dapat ditempuh perusahaan agar dapat mempertahankan laba yang diperoleh ialah dengan berusaha agar kegiatan operasi yang dilaksanakannya dapat berjalan dengan efisien dan efektif, termasuk juga pada bagian produksi dan bagian penjualan.

Untuk menilai tingkat efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan, maka analisis perubahan laba kotor dapat digunakan sebagai alat bantu, diantaranya dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam kedua bagian tersebut, sehingga pada akhirnya dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan atau perbedaan laba kotor?

2. Bagaimana peranan analisis perubahan laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan?

(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas,maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan atau

perbedaan laba kotor.

2. Untuk mempelajari dan mengevaluasi peranan analisis perubahan laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat, diantaranya:

1. Pengembangan ilmu

Penulis sangat mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan-masukan yang berguna didalam menambah wawasan dan ilmu terutama ilmu akuntansi yang berkaitan dengan praktek serta realita di lapangan, yang seringkali tidak dijelaskan secara teoritis.

2. Pengembangan Penelitan

Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat membantu rekan-rekan peneliti yang lain yang akan mengadakan penelitian dalam akuntansi biaya. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan menjadi bahan perbandingan dan pada akhirnya penelitian yang dilakukan oleh rekan peneliti lainnya akan menghasilkan suatu kesimpulan yang lebih baik dan lebih akurat.

(18)

3. Kegunaan Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi perusahaan untuk menganalisis perubahan laba kotor, serta meningkatkan efisiensi dan keefektifan kegiatan operasi perusahaan terutama pada bagian produksi dan bagian penjualan.

b. Perusahaan lain yang sejenis, penulis juga berharap hasil penelitian dapat membantu perusahaan lain yang sejenis dalam memahami kegunaan analisis perubahan laba kotor.

c. Bagi masyarakat, penulis berharap penelitian ini juga dapat membantu pemahaman masyarakat yang luas terhadap kegunaan analisis perubahan laba kotor.

1.5 Kerangka Pemikiran

Seperti kita ketahui, bahwa kontinuitas hidup perusahaan ditentukan oleh keberhasilan manajemen dalam mengelola berbagai aktivitas perusahaan. Perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, serta memperoleh laba yang optimum atas produk yang dijualnya. Tujuan perusahaan tersebut harus didukung oleh tujuan dari masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan. Pada dasarnya setiap bagian memiliki tujuan yang sama, yaitu melaksanakan aktivitasnya seefisien dan seefektif mungkin.

Tanpa memperhatikan efisiensi dan keefektifan dalam kegiatan operasinya, maka perusahaan akan mengalami banyak kerugian, diantaranya

(19)

berkurangnya pangsa pasar, menurunnya kinerja perusahaan,dan pada akhirnya dapat mengurangi laba yang diperoleh yang dapat mengakibatkan terhentinya kelangsungan hidup perusahaan

Salah satu cara yang dapat ditempuh manajemen dalam menilai aktivitas yang telah dilaksanakannya ialah dengan melakukan analisis perubahan laba kotor. Analisis perubahan laba kotor dapat dilakukan dengan membandingkan laba kotor yang sesungguhnya dengan laba kotor yang dianggarkan jika perusahaan menggunakan anggaran sebagai dasar perencanaan dan pengendalian. Analisis ini juga dapat dilakukan dengan membandingkan laba kotor tahun sekarang dengan laba kotor tahun sebelumnya sebagai tahun dasar.

Dengan melakukan analisis perubahan laba kotor dapat diketahui faktor-faktor yang memyebabkan kenaikan atau penurunan laba kotor. Faktor-faktor-faktor ini akan menjadi tanggung jawab berbagai departemen, diantaranya bagian produksi dan bagian penjualan yang harus menjelaskan penyebab terjadinya perubahan dalam laba kotor tersebut. Kegiatan penjualan bertanggungjawab atas perubahan laba kotor jika perubahan itu disebabkan oleh perubahan harga jual, perubahan jumlah barang yang dijual, dan perubahan komposisi penjualan. Sedangkan kegiatan produksi bertanggung jawab jika perubahan laba kotor disebabkan oleh perubahan biaya produksi Dengan demikian berdasarkan analisis ini, pihak manajemen dapat melakukan penilaian terhadap efisiensi dan keefektifan bagian produksi, serta keefektifan dari bagian penjualan.

Penilaian atas kedua bagian tersebut dapat dilakukan dengan melihat selisih antara angka realisasi dengan angka yang dianggarkan atau dengan angka

(20)

realisasi pada tahun sebelumnya, apakah berupa selisih menguntungkan (Favorable Variance) atau selisih merugikan (Unfavorable Variance).Jika

terdapat selisih yang merugikan maka pihak manajemen dapat menganalisis lebih lanjut dan dapat merumuskan tindakan-tindakan yang memadai untuk mengatasi penyimpangan tersebut.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diurakan di atas maka dalam penelitan ini penulis dapat mengemukakan suatu asumsi bahwa: “Analisis perubahan laba kotor yang dilakukan dengan memadai dapat membantu perusahaan dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi dan bagian penjualan.”

1.6. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini yaitu pendekatan kualitatif yang bersifat eksploratif dan berbentuk studi kasus. Penjelasan lebih lanjut akan penulis uraikan di Bab III.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. ”PJ” yang berlokasi di Sumedang. Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Maret 2006 sampai dengan selesai.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ahyari. 1996. Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.

Adelberg, Arthur A., Ralph S. Polimeni, Frank J. Fabozzi. 1994. Cost Accounting – Concept and Applications for Managerial Decision Making. 3rd edition. USA: McGraw – Hill, Inc.

Anthony, R.N, and Govindarajan.1995. Management Contorl System. 8th edition. USA : Richard D Irwin,Inc.

Anthony, R.N, Gleen A., Welsch, and James S. Reece. 1985. Fundamental of Management Accounting. 4th Edition, Richard D Irwin,Inc.

Arens, Alvin, James K., Loebbecke. 1997.. Auditing – An Integrated Approach. Seventh Edition. Prentice Hall, Inc

Garisson, R.H, and Eric Norren.2003. Managerial Accounting. 10th edition. Newyork: The McGraw-Hill Companies,Inc

Gordon Shillinglaw, and Philip E. Meyer. 1983. Accounting: A Management Approach. 7th edition. Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, Inc

Halim, Abdul, dan Bambang Supomo. 1998. Akuntansi Manajemen. Edisi Kesatu. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.

Hammer, Lawrence H., Carter,William K., Usry, Milton. 1994. Cost Accounting. 11th edition. Cincinnati, Ohio: South-Weatern Publishing Co.

Hansen, Don R., Mowen, Maryanne. 2000. Manajemen Biaya. Jakarta:Salemba Empat.

Hartanto, D. 1981. Akuntansi untuk Usahawan. Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hartanto, R.A. 1992. Akuntansi Biaya: Perhitungan Harga Pokok Produk. Yogyakarta: BPFE Unverstas Gajah Mada.

Horngren, Charles T., George Foster, Srikant M. Datar. 2000. Cost Accounting:

A Manajerial Emphasis. 10th edition. New Jersey: Prentice Hall

International, Inc.

(22)

Horngren, Charles T., Datar Srikant M., Foster, George. 2003. Cost Accounting. 11th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Pearson Education Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. 1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis (Manajemen dan Akuntansi). Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Lawrence H., Hammer, William K., Carter, and Milton F. Usry. 1991. Cost Accounting: Planning and Control. 10th edition. Cincinnati, Ohio: South-Western Publising, Co.

Maher, M.W, Deakin, E.D. 1991. Cost Accounting. 3rd edition. Richard D. Irwin, Inc.

Maher, M.W, Deakin, E.D. 1996. Cost Accounting. Edisi Keempat. Alih bahasa: Herman Wibowo dan Adjat Djatnika. Penerbit Erlangga.

Matz, Adolph and Milton F.Usry. 1984. Cost Accounting: Planning and Control. 8th edition. Cincinnati : South Western Publishing Co.

Mely G. Tan. 1997. “Masalah Perencanaan Penelitian”. Dalam Metode Penelitian Masyarakat. Halaman 29. Disunting oleh Koentjaraningrat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, Lexy J. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. 1985. Akuntansi untuk Manajemen. Edisi Keempat. Yogyakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat.Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Philips E. Fess, and Carl S. Warren. 1989. Accounting Principles. 15th edition. Cincinnati, Ohio: South-Western Publising, Co.

Rayburn, Letricia G. 1996. Cost Accounting. 6th edition. Times Mirror Higher Education Group Inc.

(23)

Reider, H.R. 1999. Operation Review Maximum Result as Efficient Costs. Second Edition. Newyork: John Willeys Sons.

Subiyanto, Ibnu. 1993. Metode Penelitian (Manajemen dan Akuntansi). Edisi Ketiga. Penerbit: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan (UPP AMP) YPKN.

Supriyono, R.A. 1990. Pemeriksaan Management dan pengawasan Pemerintah Indonesia. Penerbit: BPFE.

Vredenbregt, J. 1981. Metode dan Teknik Penenlitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia.

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT. “PJ” mengenai peranan analsis perubahan laba kotor dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi serta keefektifan bagian penjualan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis perubahan laba kotor belum dilakukan oleh PT. “PJ” dalam menilai efisiensi dan keefektifan bagian produksi serta keefektifan bagian penjualan. Perusahaan tidak melakukan analisis disebabkan perusahaan menganggap belum perlu karena ruang lingkup perusahaan tidak terlalu besar. Selama ini perusahaan hanya mengambil poin-poin tertentu yang penting saja seperti perubahan harga bahan baku yang signifikan, tren yang berlaku atau permintaan pasar.

2. Perusahaan juga belum menerapkan anggaran (budget) karena perusahaan masih tergolong kecil ,sehingga penulis melakukan analisis perubahan laba kotor dengan membandingkan laba kotor dari dua periode, yaitu tahun 2004 dan tahun 2005.

3. Dengan melakukan analisis perubahan laba kotor dapat diketahui bahwa terdapat penurunan dalam laba kotor yang diperoleh perusahaan pada tahun 2005 dibandingkan dengan laba kotor tahun 2004, yaitu sebesar Rp 777.292.424,00. Penurunan laba kotor ini disebabkan oleh:

(25)

• Penetapan harga jual yang lebih menguntungkan pada tahun 2005

dibandingkan dengan tahun 2004

• Penetapan harga pokok produk yang dijual pada tahun 2005 kurang

menguntungkan dibandingkan dengan harga pokok produk yang djual pada tahun 2004. Hal ini terlihat dari peningkatan harga pokok produk yang dijual pada tahun 2005.

• Volume penjualan tahun 2005 kurang menguntungkan dibandingkan

dengan volume penjualan selama tahun 2004.

4. Dalam kaitannya dengan efisiensi dan keefektifan bagian produksi, hasil analisis perubahan laba kotor ini menunjukkan bahwa efisiensi bagian produksi pada tahun 2005 menurun dibandingkan dengan tahun 2004. hal ini dapat dilihat dari peningkatan harga dari harga pokok yang dijual pada tahun 2005. Jika ditinjau dari selisih volume harga pokok produk yang dijual terlihat bahwa bagian produksi pada tahun 2005 telah bekerja lebih efektif dibandingkan tahun 2004. Hal ini jga terlihat dari adanya peningkatan jumlah yang diproduksi selama tahun 2005 dibandingkan tahun 2004.

5. Hasil analisis perubahan laba kotor yang dikaitkan dengan penilaian keefektifan bagian penjualan selanjutnya menunjukkan bahwa bagian penjualan telah bekerja kurang efektif pada tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004. Hal ini terlihat dari selisih volume penjualan yang tidak menguntungkan pada tahun 2005. Penilaian keefektifan bagian penjualan ini dapat juga dilihat dari volume produk yang dapat dijual, terdapat penurunan

(26)

volume penjualan pada tahun 2005. Di sisi lain bagian penjualan telah berhasil menempatkan komposisi produk yang tepat dalam kegiatan penjualannya, hal ini terlihat dari selisih bauran penjualan yang menguntungkan, walaupun keuntungan yang diperoleh dari selisih bauran penjualan ini masih lebih kecil daripada kerugian yang diakibatkan oleh menurunnya volume penjualan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan analisis perubahan laba kotor kita dapat menilai efisiensi dan kefektifan bagian produksi serta keefektifan bagian penjualan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pambahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perusahaan hendaknya memikirkan untuk menggunakan analisis perubahan laba kotor dalam menilai pelaksanaan kerja bagian produksi dan bagian penjualan. Diharapkan dengan adanya penilaian ini maka manajemen akan dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam perusahaan, sehingga dapat diambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk masa yang akan datang. Hasil analisis perubahan laba kotor dengan membandingkan dua laporan Rugi Laba dari dua periode yang berbeda kurang bermanfaat bagi manajemen, karena periode yang dijadikan dasar pembanding belum tentu menunjukkan atau mencerminkan tingkat operasi perusahaan yang paling efisien dan efektif. Oleh karena itu perusahaan

(27)

sebaiknya mulai merencanakan untuk membuat dan menerapkan anggaran (budget) sebagai alat perencanaan dan pengendalian.

2. Bagian produksi hendaknya bekerja secara efisien agar harga pokok tidak mengalami kenaikan yang terlalu tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengendalian terhadap elemen biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

3. Bagian penjualan hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan volume penjualan serta tetap memperhatikan bauran penjualan produk.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Implementasi Pengelolaan Dana Bergulir Pada Tiga Kategori Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Nagari Rambatan, Kecamatan Rambatan, bertujuan untuk

Oksida Aurivillius mempunyai beberapa sifat fisik yang karakteristik salah satunya adalah sifat magnetoelektrik karena senyawa Aurivillius dapat dibangun dengan

Pada graf bintang, teorema yang dibangun adalah (1) banyaknya fungsi permutasi yang automorfisme, (2) bentuk fungsi permutasi yang automorfisme yaitu titik v 1

Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan petugas kesehatan dalam pemanfaatan jamban yang sehat melalui program CLTS di Kenagarian Kurnia Selatan

Pada periode II lebih beragam dan terdapat penambahan jumlah jenis yaitu terdapat 4 divisi dengan 45 jenis yang terdiri dari Cyanophyta 8 jenis, Chlorophyta 28 jenis, Chrysophyta 5

5.1.1 Prosedur pengembangan prototipe sosiodrama “Menghilangnya Sepiring Nasi” menggunakan enam langkah penelitian pengembangan menurut Borg & Gall yaitu: 1)

Dari hasil pembahasan sebelumnya bisa disimpulkan bahwa layanan yang ada di perpustakaan pascasarjana tidak diketahui oleh dosen, sedangkan mahasiswa mengetahuinya.

Menyadari pentingnya zakat maka organisasi harus mengatur dan memanfaatkan sebaik-baiknya potensi zakat terutama pada zakat ternak, karena rata-rata pada mustahiq penerima