• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan pemahaman siswa tentang usaha dan energi berdasarkan identifikasi Zone of Proximal Development (ZPD) siswa kelas VIIIB SMP Yos Sudarso Cigugur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan pemahaman siswa tentang usaha dan energi berdasarkan identifikasi Zone of Proximal Development (ZPD) siswa kelas VIIIB SMP Yos Sudarso Cigugur."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

Ratna Mintarsih. 2016. Pengembangan Pemahaman Siswa Tentang Usaha dan Energi Berdasarkan Identifikasi Zone Of Proximal Development (ZPD) Siswa Kelas VIIIB SMP Yos Sudarso Cigugur. Program Studi Pendidikan Fisiska, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemahaman awal siswa tentang Usaha dan Energi sebelum proses pembelajaran, (2) mengetahui profil Zona Proximal of Development siswa tentang Usaha dan Energi (3) mengetahui pemahaman akhir siswa tentang Usaha dan Energi setelah pembelajaran yang dirancang berdasarkan Zona Proximal of Development.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016. Dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B di SMP Yos Sudarso Cigugur. Pengumpulan data penelitian ini dengan melakukan (1) pretest, (2) Wawancara pra pembelajaran, (3) posttest, (4) Wawancara akhir pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemahaman awal siswa secara keseluruhan masih berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan letak ZPD siswa sebagai acuan dalam merancang pembelajaran.

(2)

Ratna Mintarsih. 2016. The Development of Students Understanding About Work and Energy Based on Zone of Proximal Development (ZPD) Identification of 8thB Grader Students of Yos Sudarso Junior High School. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, The Faculty of Education and Teacher Training, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research aims to (1) determine the initial understanding of students about Work and Energy before the learning process, (2) identify the profile of Zone of Proximal Development students regarding Work and Energy (3) determine the student's final understanding of Work and Energy after learning that are designed based on the Zone of Proximal Development.

This research was conducted in February-March 2016. The subject of research were students of class VIII B in Yos Sudarso Cigugur Junior High School. The collection of research data by doing (1) pretest, (2) Interview pre learning, (3) posttest, (4) Interview the end of learning.

The results showed that the initial understanding of the overall student is still in the low category. According these results it can be determined the location of the ZPD of students as a reference in designing learning.

(3)

i

PENGEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA

TENTANG USAHA DAN ENERGI BERDASARKAN IDENTIFIKASI ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD) SISWA KELAS VIIIB SMP

YOS SUDARSO CIGUGUR

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Ratna Mintarsih

121424008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Karena itu Aku berkata kepadamu :

Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa

kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu

Markus 11: 24

Jalanilah hidup dengan takut akan Tuhan,

Maka kita tidak akan takut menghadapi persoalan yang menanti

Kupersembahkan sepenuhnya karya ini untuk :

Tuhan Yesus dan Ibu Maria

Bapak Agustinus Anda K

Mamah Maria Rosari Yayah S

Adikku Mona Maryantina

Dan

Slamet Triadi

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Juli 2016

Penulis

(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :

Nama : Ratna Mintarsih NIM : 121424008

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI BERDASARKAN IDENTIFIKASI ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD) SISWA KELAS VIIIB SMP YOS SUDARSO

CIGUGUR beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 27 Juli 2016 Yang menyatakan

(9)

vii ABSTRAK

Ratna Mintarsih. 2016. Pengembangan Pemahaman Siswa Tentang Usaha dan Energi Berdasarkan Identifikasi Zone Of Proximal Development (ZPD) Siswa Kelas VIIIB SMP Yos Sudarso Cigugur. Program Studi Pendidikan Fisiska, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemahaman awal siswa tentang Usaha dan Energi sebelum proses pembelajaran, (2) mengetahui profil Zona Proximal of Development siswa tentang Usaha dan Energi (3) mengetahui pemahaman akhir siswa tentang Usaha dan Energi setelah pembelajaran yang dirancang berdasarkan Zona Proximal of Development.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016. Dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B di SMP Yos Sudarso Cigugur. Pengumpulan data penelitian ini dengan melakukan (1) pretest, (2) Wawancara pra pembelajaran, (3) posttest, (4) Wawancara akhir pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemahaman awal siswa secara keseluruhan masih berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan letak ZPD siswa sebagai acuan dalam merancang pembelajaran.

(10)

viii ABSTRACT

Ratna Mintarsih. 2016. The Development of Students Understanding About Work and Energy Based on Zone of Proximal Development (ZPD) Identification of 8thB Grader Students of Yos Sudarso Junior High School. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, The Faculty of Education and Teacher Training, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research aims to (1) determine the initial understanding of students about Work and Energy before the learning process, (2) identify the profile of Zone of Proximal Development students regarding Work and Energy (3) determine the student's final understanding of Work and Energy after learning that are designed based on the Zone of Proximal Development.

This research was conducted in February-March 2016. The subject of research were students of class VIII B in Yos Sudarso Cigugur Junior High School. The collection of research data by doing (1) pretest, (2) Interview pre learning, (3) posttest, (4) Interview the end of learning.

The results showed that the initial understanding of the overall student is still in the low category. According these results it can be determined the location of the ZPD of students as a reference in designing learning.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Pemahaman Siswa Tentang Usaha dan Energi Berdasarkan Identifikasi Zone Of Proximal Development (ZPD) Siswa Kelas Viiib Smp Yos Sudarso Cigugur” dengan baik. Dalam penyusunan skripsi ini saya menyadari bahwa keberhasilan ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa saya

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan untuk memberikan waktu luang saat peneliti melakukan bimbingan serta motivasi dan masukan-masukan yang berguna dalam penelitian dan telah memberikan arahan, dukungan, dan semangat untuk menyelesaikan sksipsi ini.

2. Ibu Emilia Enih, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Yos Sudarso Cigugur atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Yos Sudarso Cigugur.

3. Bapak Yosep, S.Pd selaku guru bidang studi IPA di SMP Yos Sudarso Cigugur yang telah memberikan kemudahan dan membantu dalam melaksanakan penelitian.

4. Orang tuaku dan kedua adikku yang selalu memberikan dukungan, yang selalu mendoakan dan yang selalu memberikan kasih sayang yang tiada hentinya.

5. Sahabat-sahabatku Ayang, Gitta, Ditta, dan Neneng, Kevin yang selama empat tahun ini selalu bersama, saling mendukung dan mendoakan

6. Gitta dan Yanti, teman seperjuangan untuk menyelesaikan skripsi yang telah sabar dan saling mendukung.

7. Kevin yang selalu memberikan semangat selama penyusunan skripsi ini. 8. Teman-teman angkatan 2012, kakak tingkat, adik tingkat semuanya atas

(12)

x

9. Untuk semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada saya dalam bentuk apapun yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang berguna bagi penulis dari berbagai pihak untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan praktikan dan pembaca.

(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN DOSEN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

D. Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Teori Belajar Konstruktivistik ... 5

(14)

xii

2. Teori Konstruktivisme Sosial ... 6

3. Prinsip - prinsip Konstruktivisme ... 6

B. Zone of Proximal Development (ZPD) ... 7

C. Scaffolding ... 9

D. Peran Guru ... 10

E. Metode Pembelajaran IPA ... 11

F. Usaha dan Energi ... 14

G. Penelitian yang Relevan ... 22

H. Kerangka Pemikiran ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Subyek Penelitian ... 25

C. Design Penelitian ... 26

D. Waktu dan Tempat penelitian ... 26

E. Treatment ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 27

G. Metode Pengumpulan Data ... 30

H. Metode Analisis data ... 32

BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Data ... 30

A.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 30

A.2 Pretest ... 37

A.3 Wawancara Pra Pembelajran ... 38

(15)

xiii

A.5 Wawancara Akhir ... 39

B. Analisis dan Pembahasan ... 39

B.1 Hasil Pretest ... 39

B.2 Wawancara Pra Pembelajaran ... 44

B.3 Analisis Pemahaman Awal ... 54

B. 4 Zone of Proximal Development (ZPD) dan Pembelajaran ... 55

B.5 Hasil Posttest ... 60

B.6 Wawancara Setelah Pembelajaran ... 64

B.7 Hasil Analisis SPSS ... 74

BAB V PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pretest dan posttest ... 27

Tabel 2. Distribusi Tingkat ketercapaian Butir Soal ... 30

Tabel 3 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa ... 30

Tabel 4. Langkah Pengumpulan Data ... 30

Tabel 5. Analisis Pretest ... 32

Tabel 6. Analisis Posttest ... 32

Tabel 7. Klasifikasi Pemahaman Awal Siswa ... 32

Tabel 8. Klasifikasi Penilaian Butir Soal Pretest ... 33

Tabel 9. Klasifikasi Pemahaman Akhir Siswa ... 33

Tabel 10. Klasifikasi Penilaian Butir Soal Posttest ... 33

Tabel 11. Analisis Wawancara Pra Pembelajaran ... 35

Tabel 12. Analisis Wawancara Akhir ... 35

Tabel 13. Analisis Hasil Pretest ... 37

Tabel 14. Analisis Hasil Posttest ... 38

Tabel 15. Hasil Klasifikasi Pemahaman Awal Siswa ... 40

Tabel 16. Hasil Klasifikasi Penilaian Butir Soal Pretest ... 41

Tabel 17. Hasil Analisis pretest dan wawancara pra pembelajaran ... 45

Tabel 18. Hasil Klasifikasi Pemahaman Akhir Siswa ... 60

Tabel 19. Hasil Klasifikasi Penilaian Butir Soal Posttest ... 62

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Jawaban Ijin penelitian……… 67

Lampiran 2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ... 83

Lampiran 3 Soal Pretest dan Posttest ... 87

Lampiran 4 Analisis Jawaban Pretest Siswa ... 90

Lampiran 5 Analisis Jawaban Posttest Siswa ... 92

Lampiran 6 Transkrip Wawancara Pretest ... 94

Lampiran 7 Transkrip Wawancara Posttest Siswa A ... 104

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebanyakan siswa sering beranggapan bahwa pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang mewajibkan siswa untuk memahami banyak konsep dan perhitungan untuk menyelesaikan soal-soal maupun beberapa penerapan aplikasi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempelajari Fisika siswa harus terlebih dahulu memahami konsep awalnya.

Apabila siswa sudah memahami konsep awal, siswa akan dengan mudah mengembangkan pemahaman yang telah ia miliki. Menurut teori konstruktivisme, siswa membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Konstruktivisme adalah filosofi pembelajaran yang dilandasai premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. (Suyono & Hariyanto, 2011: 105).

(20)

atau Daerah Perkembangan Terdekat (DPT) peserta didiknya. Jika guru telah mengetahui ZPD siswa, maka guru dapat mengatur langkah-langkah atau bantuan yang diberikan kepada siswa dalam mengembangkan pemahamannya. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan pemahaman siswa. Menurut Vygotsy interaksi dengan teman sebaya, peranca (Scaffolding), dan modeling merupakan faktor penting yang memfasilitasi perkembangan kognitif dan pemerolehan pengetahuan individu ( Thalib, 2010: 95).

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemahaman awal siswa tentang Usaha dan Energi sebelum proses pembelajaran?

2. Bagaimanakah profil Zone of Proximal Development siswa tentang Usaha dan Energi?

3. Bagaimanakah pemahaman akhir siswa tentang Usaha dan Energi setelah pembelajaran yang dirancang berdasarkan Zone of Proximal Development?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ingin diteliti di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Mengetahui pemahaman awal siswa tentang Usaha dan Energi sebelum proses pembelajaran

2. Mengetahui profil Zone of Proximal Development siswa tentang Usaha dan Energi.

(22)

D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi guru dan calon guru

Guru dan calon guru dapat menyadari betapa pentingnya Zone of Proximal Development (ZPD) siswa sehingga dapat merancang pembelajaran dan mengembangkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa secara efektif.

2. Bagi peneliti

(23)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Belajar Konstruktivistik

Konstruktivisme adalah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan, pemahaman kita tentang usia tempat kita hidup (Suyono dan Haryanto, 2011: 105).

Belajar menurut konstruktivis dapat dirumuskan sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkret, melalui aktivitas kolaboratif, refleksi dan interpretasi. Aktivitas yang demikian memungkinkan si pembelajar memiliki pemahan yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada pengalamannya dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya. Pembelajaran merupakan aktivitas pengaturan lingkungan agar terjadi proses belajar, yaitu interaksi si pembelajar dengan lingkungannya (Khodijah, 2014: 80-81).

1. Teori Konstruktivisme Personal

(24)

berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapi. Piaget menenakan seorang anak mengadakan abtraksi, baik secara sederhana maupun secara refleksi. Dalam membentuk pengetahuan fisis dan matematisnya. Tampak bahwa tekanan perhatian Piaget lebih pada keaktifan individu dalam membentuk pengetahuan. Bagi Piaget, Pengetahuan lebih dibentuk oleh si anak itu sendiri yang sedang belajar (Suparno, 1997: 43-44).

2. Teori Konstruktivisme Sosial

Teori sosiocultural Vygotsky menekankan pentingnya perkembangan kecerdasan/intelegensi melalui kultur atau masyarakat. Perkembangan individu terjadi melalui dua tahap, yaitu dimulai dengan pertukaran sosial antarpribadi (interaksi dengan lingkungan sosial), kemudian terjadi internalisasi intrapersonal. Keterampilan individu dapat dikembangkan melalui interaksi individu dengan bantuan atau bimbingan orang dewasa (guru) dan kolaborasi dengan teman sebaya (Thalib, 2010: 96).

3. Prinsip - prinsip Konstruktivisme

(25)

secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah; (4) guru berperan membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.

B. Zone of Proximal Development (ZPD)

Vygotsy (Yohanes, 2010: 129) mengemukakan konsep tentang Zone of Proximal Development (ZPD) yang dapat diartikan sebagai Daerah Perkembangan Terdekat (DPT). Vygotsy yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas atau masalah kompleks yang masih dalam jangkauan kognitif siswa atau tugas-tugas tersebut berada dalam Daerah Perkembangan Terdekat (Zone of Proximal Development). Vygotsky (1978) mendefinisikan Zone of Proximal Development sebagai berikut:

Zone of Proximal Development is the distance between the actual developmental level as determined by independent problem solving and the level of potential development as determined through problem solving under adult guidance or collaboration with more capable peers.

(26)

pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa atau dengan bekerja sama dengan teman sebaya yang lebih mampu.

Menurut Tharp & Gallimore (Yohanes, 2010: 131-132), tingkat perkembangan ZPD (DPT) terdiri atas empat tahap, yaitu:

Tahap Pertama: More Dependence to Others Stage

Tahapan dimana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain, seperti teman-teman sebayanya, orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif. Tahap Kedua: Less Dependence External Assistence Stage

Tahap dimana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya sendiri.

Tahap Ketiga: Internalization and Automatization Stage

(27)

Tahap Keempat: De-automatization Stage

Tahap dimana kinerja anak mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan de automatisation sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.

Gambar1. Empat Tahap Perkembangan ZPD C. Scaffolding

(28)

apa saja yang telah dilakukannya dengan baik, pemberitahuan kekeliruan yang dilakukan siswa dalam langkah pengerjaan tugas, dan menjaga agar rasa frustasi siswa masih berada pada tingkat yang masih dapat ditanggungnya.

Scafolding dari Vygotsky berbeda dengan system pembelajaran yang menggunakan modul yang telah diterapkan di Indonesia saat ini. Scaffolding mengacu kepada kegiatan guru dalam membimbing kegiatan belajar anak (Thalib, 2010: 96)

D. Peran Guru

Dalam pendekatan konstruktivisme sosial, instruktur lebih berperan sebagai fasilitator daripada sebagai guru menurut pengertian konvensional. Jika seorang guru menyampaikan materinya dengan ceramah didaktis yang menyangkut pokok bahasan, maka fasilitator membantu siswa untuk memperoleh pemahamannya sendiri terhadap suatu pokok bahasan.

(29)

bimbingan serta menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa untuk sampai pada simpulannya sendiri. Jika pembelajaran guru secara monolog, maka seorang fasilitator mengakomodasi adanya dialog yang kontinyu dengan siswa (Suyono dan Haryanto, 2011: 113-114).

E. Metode Pembelajaran IPA a. Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan cara pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan dengan menggunakan media atau alat peraga yang sesuai dengan materi yang disampaikan ( Wisudawati, Asih Widi, 2014: 148-149).

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA adalah :

1. Siswa akan dapat memusatkan perhatian pada objek IPA yang di demonstrasikan.

2. Proses pembelajaran IPA akan lebih terarah pada materi yang dipelajari.

3. Pengalaman dan kesan akibat dari demonstrasi yang dilakukan akan lebih melekat pada siswa.

(30)

1. Membenatu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau system kerja, mekanisme kerja suatu benda, dan langkah-langkah eksperimen.

2. Memudahkan dalam memberikan berbagai jenis penjelasan tentang konsep IPA.

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

1. Siswa terkadang sukar melihat demonstrasi dengan jelas jika dilaksanakan dalam kelas yang besar.

2. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

3. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai materi.

b. Diskusi – Presentasi

Metode diskusi-presentasi merupakan cara pencapaian tujuan pembelajaran IPA dengan komunikasi interaktif dalam penyampaian ide atau pendapat dalam suatu forum ilmiah untuk membahas suatu permasalahan IPA. Metode diskusi-presentasi diaplikasikan dalam proses pembelajaran IPA untuk :

(31)

2. Mendorong peserta didik mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

3. Mendorong peserta didik menyumbangkan buah pikirnya untuk memecahkan masalah bersama.

4. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Kelebihan metode diskusi-presentasi antara lain :

1. Menyadarkan peserta didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.

2. Menyadarkan peserta didik bahwa dengan berdiskusi, merekan saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

3. Membiasakan peserta didik untuk mendengarkan pendapat orang lainsekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. 4. Menanamkan karakter kooperatif atau mau bekerja

sama dengan orang lain.

Kelemahan metode diskusi-presentasi antara lain :

(32)

2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka

berbicara/agresif sehingga peserta didik yang cenderung pendiam/nonassertive mempunyai kesempatan yang terbataas dalam menyampaikan ide/gagasan.

Metode diskusi memberikan kesempatan peserta didik menyampaikan ide atau gagasan menurut apa yang mereka ketahui. Guru dapat mengetahui sejauh mana konsep yang telah dipahami oleh peserta didik ketika menyampaikam ide atau gagasan. Guru juga dapat mengetahui salah konsep yang dimiliki peserta didik dari metode diskusi. Proses pembelajaran IPA yang menggunakan metode ini dapat mengubah paradigm teacher center menjadi student center dan mendorong peserta didik membagun pengetahuan IPA, sikap ilmiah IPA dan perilaku/karakter kooperatif ( Wisudawati. A.W, 2014: 146 – 148 ).

F. Usaha dan Energi

Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan

(33)

yang dilakukan pada sebuah benda oleh gaya yang konstan (Giancoli, 2001: 173).

Gaya dapat diberikan pada sebuah benda dan tetap tidak melakukan kerja. Sebagai contoh, jika kita menenteng tas belanja yang berat dalam keadaan diam, Kita tidak melakukan kerja padanya. Sebuah gaya memang diberikan, tetapi perpindahannya sama dengan nol, sehingga usahanya sama dengan nol. Kita juga tidak melakukan usaha pada tas belanja itu jika kita membawanya sementara kita berjalan horizontal melintasi lantai dengan kecepatan konstan. Tidak ada gaya horizontal yang dibutuhkan untuk memindahkan bungkusan tersebut dengan kecepatan konstan. Bagaimanapun, kita memberikan gaya keatas F pada bungkusan yang sama dengan beratnya. Tetapi gaya keatas ini tegak lurus dengan gerak hhorisontal bungkusan dengan demikian tidak ada hubungannya dengan gerak. Berarti, gaya keatas tidak melakukan usaha (Giancoli, 2001: 174).

(34)

usaha yang disebabkan suatu gaya tertentu, atau usaha yang dilakukan oleh gaya total pada benda yang bersangkutan (Giancoli, 2001: 173).

Untuk melakukan usaha perlu dipenuhi syarat sebagai berikut : 1. Ada gaya yang menyebabkan perpindahan

2. Arah gaya harus searah dengan arah perpindahan

 JIka gaya tidak menyebabkan perpindahan, usaha sama dengan nol  Jka gaya tidak searah dengan arah perpindahan, usaha sama dengan

nol ( Sumarwan, dkk., 2007 : 39).

Contoh yang menjelaskan tentang usaha adalah sebagai berikut : a) Ketika seorang atlet mengangkat barbel dari tanah ke atas

kepalanya, atlet tersebut melakukan usaha.

b) Ketika seorang atlet menahan barbell diatas kepalanya, atlet tersebut tidak melakukan usaha.

Satuan usaha dalam SI adalah joule (J). Jika meja didorong dengan gaya 1 Newton dan berppindah sejauh 1 m maka usaha yang dilakukan adalah 1 joule. Usaha ( W ) adalah hasil kali antara gaya (F) dengan perpindahan ( s ). Usaha dapat dirumuskan sebagai berikut (Sumarwan, dkk., 2007:41) :

(35)

Dimana :

F = Gaya, Satuan newton (N)

S = Perpindahan, Satuan meter (m)

W= Usaha, Satuan joule (j)

Usaha merupakan penyebab terjadinya perubahan energi.

Usaha Positif dan Usaha Negatif

a) Usaha dikatakan positif jika usaha yang dilakukan oleh gaya searah dengan arah perpindahan. Usaha positif dapat menyebabkan hal-hal antara lain:

1) Benda diam menjadi bergerak

2) Pertambahan kelajuan dan pertambahan energy gerak

b) Usaha dikatakan negative jika usaha yang dilakukan oleh gaya berlawanan dengan arah perpindahan (Sumarwan, dkk., 2007: 42-43).

a. Energi

(36)

1 J = 0,24 kal

1 kalori = 4,2 J

1 kkal = 4200 J, tepatnya 1 kkal = 4180 joule

Bentuk – Bentuk Energi a) Energi Kimia

Energi kimia adalah energy yang terkandung dalam makanan, tubuh, dan bahan bakar (batu bara, minyak, dan gas alam).

b) Energi Panas

Energi Panas adalah energy yang dihasilkan dari gerak internal partikel-partikel dalam suatu zat.

c) Energi Bunyi

Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-partikel udara di seekitar sebuah sumber bunyi.

d) Energi Cahaya

Energi cahaya adalah energi yang dihasilkan oleh gelombang elektromgnetik.

e) Energi Listrik

(37)

f) Energi Nuklir

Energi nuklir adalah energi yang dihasilkan oleh reaksi inti dari bahan radioaktif. Energi nuklir ada dua jenis, yaitu energi fusi (penggabungan inti atom) dan energi fisi (pembelahan inti atom). g) Energi Mekanik

Energi mekanik adalah energi yang berhubungan dengan gerak. Ada dua macam energi pada energi mekanik, yaitu energi potensial dan energi kinetik. Energi mekanik adalah jumlah energi kinetik dan enrgi potensial. Energi mekanik besarnya selalu sama ( Sumarwan, dkk., 2007 : 46-48).

Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang tersimpan. Besar energi potensial tergantung pada posisi atau kedudukannya terhadap bidang acuan tertentu. Dapat dikatakan bahwa energi potensial adlah energi yang tersimpan di dalam benda karena posisinya atau kedudukannya terhadap suatu bidang acuan tertentu.

Beberapa macam energi potensial :  Energi potensial pegas

(38)

energi potensial pegas antara lain pada pegas, ketapel, dan busur anak panah.

 Energi potensial gravitasi

Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya ataau kedudukannya terhadap bidang acuan tertentu. Semakin berat benda semakin besar energi potensialnya. Begitu juga kedudukannya, semakin tinggi posisi benda dari acuannya semakin besar juga energi potensialnya. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa energi potensial sebanding dengan berat dan ketinggian benda itu ( Sumarwan, dkk., 2007 : 49-50).

Dimana :

m = massa benda, satuan kg

g = peercepatan gravitasi, satuan m/s2, N/kg

Ep = Enerrgi potensial, satuan joule (J)

w = berat benda, satuan newton (N)

Energi Kinetik

(39)

energi kinetik yang dimilikinya. Dapat disimpulkan bahwa energi kinetik berbanding lurus dengan massa dan kelajuan suatu benda ( Sumarwan, dkk, : 51).

Dari kesimpulan diatas dapat ditiliskan rumus energi kinetik sebagai berikut:

Dimana :

m = massa benda, satuan kg

v = kelajuan, satuan m/s

Ek = Enerrgi kinetik, satuan joule (J)

Perubahan Energi

Konversi energi adalah perubahan dari suatu bentuk energi ke bentuk energi lain. Contoh peristiwa perubahan energi, yaitu setrika listrik mengubah energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik menjadi energi cahaya dan energi kalor pada lampu(Sumarwan, dkk., 2007: 52).

Hukum Kekekalan Energi

(40)

Sumber – sumber energi

a. Sumber energi yang tidak dapat diperbaharui

Sumber energi yang jika sudah habis tidak dapat diadakan lagi. Contohnya adalah bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Bahan bakar fosil disebut juga bahan bakar konvensional.

b. Sumber energi yang dapat diperbaharui

Sumber energi yang jika sudah habis dapat diadakan kembali. Energi yang dapat diperbaharui sekarang banyak digunakan sebagai energi alternative pengganti energi konvensional atau pengganti bahan bakar fosil. Sumber energi alternative diantaranya energi angin, energi air terjun, energi surya, energi nuklir, energi pasang surut, energi panas bumi, dan energi biomasa( Sumarwan, dkk., 2007: 54-55).

G. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

(41)

pemahaman setelah partisipan diberi pertanyaan baru yang mengarah pada suatu konsep. Skripsi Gandha Setiawan lebih memfokuskan pada perubahan pemahaman melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu konsep. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan selain mengetahui perubahan pemahaman partisipan, peneliti juga ingin mengenal letak Zone of Proximal Development partisipan.

H. Kerangka Pemikiran

Teori konstruktivisme menjelaskan bahwa pembelajaran akan optimal ketika siswa aktif dan berada pada Zone of Proximal Development. Sehingga peneliti berusaha menerapkan teori tersebut ke dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang massa jenis dalam pembelajaran dengan mengacu kepada konstruktivisme, mengetahui profil Zone of Proximal Development siswa tentang Usaha dan Energi dalam pembelajaran yang mengacu kepada konstruktivisme dan mengetahui pemahaman akhir siswa tentang Usaha dan Energi setelah pembelajaran yang dirancang berdasarkan Zone of Proximal Development dan mengacu kepada konstruktivisme.

(42)

kepada seluruh siswa kelas VIII B. Kemudian dilakukan wawancara kepada 3 orang siswa untuk mewaliki seluruh siswa dalam mengetahui pemahaman awal dan Zone of Proximal Development (ZPD) yang dimiliki siswa tentang Usaha dan Energi

Untuk mengembangkan pemahaman awal siswa dilakukan treatment yang sesuai dengan hasil pretest dan wawancara mengenai pemahaman awal siswa tentang Usaha dan Energi. Treatment yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Dimana di dalam pembelajaran siswa akan dibagi dalam kelompok dan melakukan eksperimen.

(43)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pretest dan posttest. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2008: 157). Metode desktiptif ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui perkembangan pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang mengacu pada ZPD dengan teori konstruktivisme.

B. Subyek Penelitian

(44)

C. Design Penelitian

Penelitian ini menggunakan design penelitian wawancara bebas terpimpin dan one group pretest- posttest design. Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara sudah mempersiapkan beberapa pertanyaan atau point yang ingin diajukan dalam wawancara (Suparno, 2010: 62).

Sedangkan untuk design one group pretest- posttest, satu kelompok diobservasi atau diukur bukan hanya akhir treatment (posttest) tetapi juga sebelumnya (pretest) (Suparno, 2010: 140).

Gambar 2. Diagram Desain Penelitian

D. Waktu dan Tempat penelitian

(45)

E. Treatment

Treatment yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pemberian pembelajaran Fisika tentang Usaha dan Energi yang sesuai dengan kurikulum KTSP pada peserta didik kelas VIII B tahun pelajaran 2015/2016.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitiannya adalah penelitian dengan menggunakan instrumen wawancara bebas terpimpin dan test yang dilakukan dua kali yaitu sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) pembelajaran. Dalam penelitian ini diberikan treatment yang mengacu pada hasil pretest dan wawancara awal sehingga dapat disusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Zone of Proximal Development (ZPD) siswa.

Penyusunan pretest dan posttest mengacu pada indikator yang ingin dicapai sesuai dengan materi yang diteliti. Berikut tabel kisi-kisi soal pretest dan posttest:

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pretest dan posttest

Indikator Soal

Siswa dapat menjelaskan pengertian Usaha

(46)

meskipun ada gaya terapi tidak ada

c. Ani belajar fisika sampai larut malam d. Jeri mendorong kereta bayi milik

tantenya

Siswa dapat menyatakan hubungan antara gaya dan perpindahan dalam sebuah dan sebanding dengan perpindahan. b. Usaha sebanding dengan gaya dan

berbanding terbalik dengan perpindahan c. Usaha sebanding dengan gaya dan

4. Andi dan Deni saling mendorong meja. Andi dengan gaya 50 N ke kanan sedangkan Deni dengan gaya 70 N ke kiri. Ternyata meja

5. Pak Karto mendorong sebuah kotak sehingga kotak tersebut bergeser sejauh 2 m. Gaya yang diberikan Pak Karto sebesar 300N.

Usaha yang dilakukan Pak Karto adalah…

(47)

a. Buah mangga yang tergantung di pohon b. Pesawat terbang mengudara

c. Mobil melaju di jalan raya

9. Pernyataan yang benar tentang energi adalah

….

a. energi merupakan zat karena mempunyai massa dan ruang

b. energi tidak dapat berpindah

c. energi tidak dapat diciptakan dan

10. Sumber energi berikut yang termasuk sumber

energi alternatif adalah…

a. Angin, matahari, gas alam b. Panas bumi, gas alam, air c. Panas bumi, gas alam, nuklir d. Biomassa, panas bumi, air

Untuk setiap butir soal yang benar bernilai 1 maka ditentukan presentasi setiap butir soal yang diperoleh adalah sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan:

P = Persentase setiap butir soal (%)

(48)

Sm = Skor maksimal setiap butir soal

Tingkat ketercapaian butir soal diklasifikasikan menjadi tiga tingkat yaitu rendah, sedang, tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Distribusi Tingkat ketercapaian Butir Soal

Presentase Kategori

0-30% Rendah

31-60% Sedang

61-100% Tinggi

Tingkat Pemahaman awal siswa diklasifikasikan menjadi lima tingkat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 Klasifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa

Nilai Kategori

10-29 Sangat Kurang

30-49 Kurang

50-69 Cukup

70-89 Baik

90-100 Sangat Baik

G. Metode Pengumpulan Data

Tabel 4. Langkah Pengumpulan Data

(49)

Proximal

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan wawancara bebas terpimpin dan test. Wawancara digunakan untuk mengetahui lebih dalam lagi pemahaman partisipan tentang Usaha dan Energi dengan mewawancari 3 orang peserta didik yang digunakan sebagai sampel. Dalam kegiatan wawancara dibuat pertanyaan-pertanyaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman awal partisipan yang mengacu pada hasil pretest. Hasil wawancara ini direkam menggunakan recorder supaya tidak kehilangan data-data yang diperlukan.

(50)

H. Metode Analisis data 1. Data Kuantitatif

Data kuntitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan seluruh siswa kelas VIIB. Berikut adalah tabel analisis hasil pretest dan posttest siswa:

Tabel 5. Analisis Pretest

No Kode

Tabel 6. Analisis Posttest

No Kode

Untuk mengetahui distribusi klasifikasi permahaman awal siswa dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Klasifikasi Pemahaman Awal Siswa

(51)

Untuk menganalisis tingkat pemahaman awal siswa dalam setiap butir soal, digunakan data hasil pretest. Data didistribusikan dalam tabel Klasifikasi Penilaian Butir Soal Pretest.

Tabel 8. Klasifikasi Penilaian Butir Soal Pretest

Untuk mengetahui distribusi klasifikasi permahaman akhir siswa dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel 9. Klasifikasi Pemahaman Akhir Siswa

No Kode

Untuk menganalisis tingkat pemahaman akhir siswa dalam setiap butir soal, digunakan data hasil posttest. Data didistribusikan dalam tabel Klasifikasi Penilaian Butir Soal Posttest.

Tabel 10. Klasifikasi Penilaian Butir Soal Pretest

Hasil test juga dianalisis menggunakan T-Test untuk kelompok dependen. T-test ini digunakan untuk mengetes satu kelompok yang dites

Indikator No.Soal Persent ase (%)

Tingkat Ketercapaian Rendah Sedang Tinggi

Indikator No.Soal Present asi (%)

(52)

dua kali, yaitu pada pretest dan posttest. Kelompok dependen merupakan kelompok yang saling bergantung, berkaitan atau bahkan sama. Untuk cara menghitungnya dapat digunakan rumus: (Suparno, 2011:87)

Trel=

Dimana:

D = perbedaan antara skor setiap subjek = Xi1 – Xi2

N = Jumlah pasang skor (jumlah pasangan)

Derajat kebebasan: df = N – 1

Setelah diperoleh nilai Treal, kemudian │Treal│dibandingkan

dengan │Tcrit│dalam tabel korelasi dengan level signifikan 0,05. Jika

│Treal│> │Tcrit│maka signifikan, artinya ada perubahan yang signifikan,

jika sebaliknya │Treal│< │Tcrit│maka tidak signifikan.

Untuk mempermudah dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan program SPSS 20.

2. Data Kualitatif

(53)

menganalisis pendapat partisipan mengenai Usaha dan Energi. Wawancara dilakukan dua kali pada sampel terpilih yang sama yakni sebelum dan sesudah treatment.

Letak Zone of Proximal Devolopment (ZPD) dapat dianalisis dari hasil pretest dan wawancara pra pembelajaran. Setelah melakukan pretest dan wawancara pra pembelajaran, dirancang pembelajaran yang mengacu pada Zone of Proximal Devolopment (ZPD) siswa menggunakan metode yang sesuai.

Untuk menganalisis hasil wawancara pra pembelajaran dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel 11. Analisis Wawancara Pra Pembelajaran

No

Untuk menganalisis hasil wawancara akhir dibuat tabel sebagai berikut :

(54)

36 BAB IV

DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Data

A.1 Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Februari sampai 3 Maret 2016 di SMP Yos Sudarso Cigugur, Kuningan Jawa Barat. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII B dengan jumlah siswa 37 orang. Pada penelitian ini, peneliti memberikan pretest kepada seluruh siswa dan melakukan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui Zone of Proximal Development (ZPD) siswa. Dari hasil pretest dan wawancara pra pembelajaran dirancang proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa. Setelah proses pembelajan selesai dilaksanakan peneliti memberikan posttest kepada seluruh siswa dan wawancara akhir pada siswa yang sebelumnya telah diwawancara untuk mengetahui pemahaman akhir siswa. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama penelitian:

Pretest : 23 Februari 2016

Wawancara pra pembelajaran : 24 Ferbruari 2016 Pelaksanaan pembelajaran : 25-2 Maret 2016

Posttest : 2 Maret 2016

(55)

A.2 Pretest

Tabel 13. Analisis Hasil Pretest

No Kode

(56)

A.3 Wawancara Pra Pembelajran

Hasil wawancara pra pembelajaran disajikan dalam bentuk trranskrip wawancara (terlampir pada lampiran…)

A.4 Posttest

Tabel 14. Analisis Hasil Posttest

(57)

Jumlah skor 31 36 1 19 30 34 34 17 26 6

Rata-rata kelas 63

A.5 Wawancara Akhir

Hasil wawancara akhir disajikan dalam bentuk trranskrip wawancara (terlampir pada lampiran…)

B. Analisis dan Pembahasan B.1 Hasil Pretest

 Dilihat dari tabel anailisis hasil pretest diatas, dapat disimpulkan

bahwa skor yang diperoleh siswa berada diantara skor 1 -7.

 Siswa yang mendapat skor pretest tertinggi adalah siswa dengan

kode siswa 8 yaitu memperoleh jumlah skor 7.

 Siswa yang mendapat skor pretest terendah adalah siswa dengan

kode siswa 16,26,32 yaitu memperoleh jumlah skor 1.  Nilai rata-rata pretest kelas adalah 33,5

 Soal dengan jumlah siswa yang benar terbanyak adalah soal no 5

(58)

 Distribusi klasifikasi siswa

Tabel 15. Hasil Klasifikasi Pemahaman Awal Siswa

(59)

32 32 10  

Distribusi butir soal

Tabel 16. Hasil Klasifikasi Penilaian Butir Soal Pretest

Materi Indikator Nomor

soal

Persentase ( % )

Tingkat ketercapaian Rendah Sedang Tinggi

Usaha hubungan antara gaya dan perpindahan dalam sebuah energi potensial dan energi kinetic

(60)

ini dapat dilihat dari persentase tingkat ketercapaian untuk beberapa soal masih dibawah 30%. Terdapat enam soal yang termasuk kategori rendah yaitu soal nomor 1 mengenai pengertian usaha, soal nomor 3 mengenai hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan, soal nomor 4 tentang menentukan besarnya usaha, dalam hal ini usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya, kemudian soal nomor 8 tentang energi kinetik dan energi potensial, soal nomor 9 mengenai Hukum Kekekalan Energi, dan yang terakhir adalah soal nomor 10 mengenai sumber-sumber energi.

Pada soal nomor 1, siswa diminta untuk dapat menyebutkan pengertian Usaha melalui contoh sebuah peristiwa yaitu Ali mendorong tembok. Dua puluh empat siswa memberikan jawaban C, bahwa Ali melakukan usaha, karena meskipun tembok bergerak tetap ada gaya. Jawaban yang seharusnya adalah jawaban D yaitu Ali tidak melakukan usaha karena meskipun ada gaya tetapi tidak ada perpindahan. Ini menandakan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami pengertian usaha. Ketidakpahaman siswa dapat disebabkan karena pada tingkat sebelumnya siswa belum pernah mempelajari tentang usaha.

(61)

Pada soal nomor 4, siswa diminta untuk menjawab soal analisis mengenai usaha yang dilakukan oleh beberapa gaya. Jawaban yang benar adalah 40 J ke arah Andi. Kebanyakan siswa menjawab 40 J ke arah Deni. Berdasarkan soal ini, siswa masih belum paham sepenuhnya mengenai saha yang dilakukan oleh beberapa gaya dan masih keliru dalam menentukan arah perpindahan benda.

Pada soal nomor 8, siswa diminta untuk menyebutkan contoh peristiwa yang memiliki energi potensial dan energi kinetik. Dua puluh siswa memberikan jawaban C, mobil melaju di jalan raya dan beberapa siswa lainnya menjawab A. Buah mangga yang tergantung di pohon. Jawaban yang seharusnya adalah B yaitu pesawat terbang mengudara. Ini menandakan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami pengertian energi potensial dan energi kinetik, sehingga siswa tidak bisa memberikan contoh peristiwa yang memiliki energi potensial dan energi kinetik. Ketidakpahaman siswa dapat disebabkan karena pada tingkat sebelumnya siswa belum pernah mempelajari tentang Usaha.

Pada soal nomor 9, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai pernyataan yang benar tentang energi. Jawaban yang benar adalah energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Delapan belas dari 40 siswa menjawab A, energi merupakan zat karena mempunyai masa dan ruang.

(62)

sumber energi yang dapat diperbaharui. Jawaban yang benar adalah Biomasa, panas bumi, air. Delapan belas dari 40 siswa menjawab A, angin, matahari, gas alam dan beberapa siswa yang lainnya menjawab B. panas bumi, gas alam, air. Berdasarkan jawaban siswa tersebut, siswa masih belum bisa membedakan bahwa panas bumi merupakan energi alternatif dan gas alam merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui.

Soal yang berada pada kategori sedang terdapat 2 buah butir soal, yaitu soal nomor 2 tentang contoh Usaha, nomor 6 tentang energi kinetik dan energi potensial. Sedangkan untuk soal yang temasuk kategori tinggi ada 2 soal yaitu soal nomor 5 mengenai analisis besarnya usaha dan nomor 7 mengenai perubahan pnergi.

B.2 Wawancara Pra Pembelajaran

(63)

No Soal

Hasil pretest kelas Pertanyaan wawancara Hasil wawancara

1 Untuk soal Ali mendorong tembok, dapat diketahui bahwa siswa belum paham mengenai pengertian Usaha. Ini dapat dilihat dari 24 siswa menjawab Ali melakukan Usaha, karena meskipun tembok tidak bergerak tetap ada gaya.

Menurut kamu, apa yang dimaksud dengan usaha?

Siswa A sudah cukup paham tentang pengertian Usaha yaitu kegiatan yang memerlukan gaya, terjadi tarikan atau dorongan yang

menyebabkan benda berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain

siswa B belum bisa meyebutkan pengertian Usaha.

(64)

Apabila kamu mendorong sebuah tembok dengan sekuat tenaga tetapi tembok itu tidak bergerak, apakah kamu sudah melakukan usaha?

Siswa A menyebutkan bahwa mendorong tembok bukan termasuk usaha

Siswa B menyebutkan bahwa mendorong tembok tidak melakukan usaha karena temboknya diam.

Siswa C menyebutkan bahwa mendorong tembok tidak melakukan usaha.

2 Siswa sudah bisa menyebutkan contoh peristiwa yang dikatakan melakukan Usaha. hal ini

Sebutkan contoh peristiwa yang dapat dikatakan melakukan usaha!

(65)

memilih Jeri mendorong kereta bayi milik tantenya.

yang dikatakan melakukan usaha. Siswa B menyebutkan contoh mendorong meja dan mendorong lemari

Siswa C sudah paham tentang contoh pristiwa yang dikatakan melakukan usaha. Siswa C menyebutkan contoh mendorong meja,mendorong lemari, dan mendorong mobil. 3 Dari hasil pretest siswa,

dapat dilihat bahwa kebanyakan siswa masih belum bisa menyebutkan hubungan antara Usaha, gaya dan perpindahan. Ini

(66)

yang menjawab Usaha sebanding dengan gaya dan sebanding dengan perpindahan.

4 Untuk menghitung besarnya Usaha oleh beberapa gaya, siswa masih belum bisa menentukan kemana arah perpindahannya. Hal ini dapat dilihat dari kebanyakan siswa menjawab 40 j ke arah Deni.

- -

(67)

yang dilakukan oleh sebuah gaya. Ini terbukti dengan 29 siswa yang menjawab soal dengan benar.

6 Dari soal ini dapat diketahui bahwa siswa sudah cukup paham mengenai materi energi potensial. Hal ini dapat dilihat dengan 16 siswa sudah menjawab dengan benar yaitu bila buah apel tergantung di pohon memiliki energi potensial.

Apa yang dimaksud dengan energi potensial?

Sebutkan contoh peristiwa yang berkaitan dengan energi potensial!

Siswa masih belum paham mengenai pengertian energi potensial dan belum bisa menyebutkan contoh peristiwa yang memiliki energi kinetik dan potensial. Hal ini dapat dilihat dari hasil

wawancara siswa menjawab “engga tau” da

(68)
(69)

memberikan contoh peristiwa yang memiliki energi kinetik dan energi potensial. Hal ini ditunjukkan dengan 20 siswa yang menjawab contoh peristiwa yang memiliki energi kinetik dan energi potensial adalah mobil melaju di jalan raya.

energi kinetik?

Sebutkan contoh peristiwa yang berkaitan dengan energi kinetik!

Apa yang dimaksud dengan energi potensial?

Sebutkan contoh peristiwa yang berkaitan dengan energi potensial!

energi potensial dan energi kinetik, serta belum bisa menyebutkan contoh peristiwa yang memiliki energi kinetik dan potensial. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara siswa

menjawab “engga tau” dan ada siswa yang

(70)

mengenai Hukum Kekekalan Energi. Hal ini dapat dilihat dari 10 siswa yang menjawab soal dengan benar yaitu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.

Kekekalan Energi? dan belum pernah mendengar Hukum Kekekalan Energi

10 Siswa masih belum bisa membedakan contoh sumber energi yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Siswa belum bisa menuliskan contoh

Apa yang dimaksud dengan sumber energi yang dapat diperbaharui?

Sebutkan contohnya!

siswa A masih belum terlalu paham mengenai pengertian sumber energi yang dapat diperbaharui

(71)

sember energi yang dapat diperbaharui. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa 18 orang menjawab angin, matahari, gas alam, dan 10 siswa menjawab panas bumi, gas alam, nuklir.

pengertian sumber energi yang dapat diperbaharui

Untuk contoh sumber energi yang dapat diperbaharui, siswa A dan B menjawab udara, air, hewan dan tumbuhan.

(72)

B.3 Analisis Pemahaman Awal

Pemahaman awal dapat dianalisis dari hasil pretest dan wawancara pra pembelajaran. Pemahaman awal tidak sepenuhnya dapat ditentukan dengan salah satunya. Apabila hanya menggunakan pretest, kemungkinan siswa dapat menjawab dengan menebak-nebak. Wawancara pra pembelajaran dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kembali jawaban pretest siswa. Berdasarkan hasil analisis pretest dan wawancara pra pembelajaran dapat diketahui pemahaman awal kelas VIII B, sebagai berikut :

1. Siswa belum paham dalam menjelaskan pengertian usaha

2. Siswa sudah paham mengenai contoh peristiwa yang dikatakan melakukan usaha,

3. Siswa belum bisa menentukan hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan. 4. Siswa sudah paham dalam menentukan besarnya usaha oleh sebuah gaya,

tetapi siswa belum paham dalam menentukan besarnya usaha dan arah perpindahan benda yang sebabkan oleh beberapa gaya

5. Siswa belum bisa membedakan energi kinetik dan energi potensial.

6. Siswa sudah paham dalam menjelaskan perubahan energi yang terjadi dalam sebuah peristiwa,

(73)

B. 4 Zone of Proximal Development (ZPD) dan Pembelajaran

Zone of Proximal development ( ZPD) siswa merupakan hal yang perlu diketahui oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran. Dengan mengetahui letak ZPD siswa, guru dapat mengetahui apa yang sudah dipahami dan apa yang belum dipahami oleh siswa. Apabila siswa sudah memahami materi tersebut sebaiknya guru tidak perlu terlalu menekankan supaya siswa tidak merasa jenuh. Bila sudah mengetahui letak ZPD siswa, maka guru dapat merancang pembelajaran secara efektif.

Letak ZPD siswa dapat dianalisis dari hasil pretest seluruh kelas dan dibantu dari wawancara pra pembelajaran. Letak ZPD tidak sepenuhnya dapat dianalisis dengan menggunakan hasil pretest, karena ada kemungkinan siswa menebak-nebak jawaban yang dipilihnya. Hasil dari wawancara pra pembelajaran dapat digunakan untuk melengkapi hasil pretest siswa.

Dari hasil pretest dan wawancara pra pembelajaran dapat diidentifikasi profil ZPD siswa kelas VIII B. Terdapat beberapa indikator yang sudah dipahami siswa, seperti menyebutkan contoh usaha, menentukan besarnya usaha yang dilakukan oleh satu gaya dan menganalisis perubahan energi dalam peristiwa sehari-hari. Untuk indikator tersebut, peneliti tidak terlalu memberikan penekanan pada saat pembelajaran karena siswa telah memahami materi tersebut. Berikut ini merupakan letak ZPD siswa yang memerlukan bantuan guru dan teman sebaya untuk mengembangkan pemahaman tentang materi usaha dan energi :

a. Usaha

(74)

 Siswa belum paham mengenai pengertian usaha

Berdasarkan analisis data diatas, diketahui bahwa siswa membutuhkan bantuan untuk mengenbangkan pemahaman uang belum diketahui. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, peneliti menggunakan metode demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan yaitu dengan mendorong tembok dan mendorong meja.

Peneliti memberikan pertanyaan :

1. Pada saat mendorong tembok apakah ada gaya yang bekerja? 2. Pada saat mendorong meja apakah ada gaya yang bekerja? 3. Apa yang terjadi pada saat meja dan tembok didorong? 4. Apakah saat mendorong tembok melakukan Usaha? 5. Apakah pada saat mendorong melakukan terjadi Usaha?

Dari jawaban siswa, masih ada beberapa siswa yang menyebutkan bahwa mendorong tembok itu melakukan usaha. berdasarkan jawaban tersebut peneliti mengklarifikasi dan memberi penguatan tentang pengertian usaha. kemudian peneliti memberikan pertanyaan sambil melakukan demonstrasi dengan mengangkat sebuah buku.

Pertanyaan :

Apakah pada saat mengangkat buku melakukan usaha?

(75)

melakukan usaha dan tidak melakukan usaha. Selain dari proses pembelajaran, peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari hasil posttest yang mengalami peningkatan dan pada saat wawancara siswa sudah dapat menjelaskan pengertian usaha berserta memberikan contoh kegiatan yang disebut melakukan usaha dan kegiatan yang tidak melakukan usaha.

b. Energi Potensial dan Energi Kinetik

 Siswa belum paham dalam pengertian energi kinetik dan dan potensial  Siswa belum paham dalam memberikan contoh energi kinetik dan

contoh energi potensial

Untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa, peneliti menggunakan metode demonstrasi. Demonstrasi ini menggunakan aplikasi PHET tentang energi. Pada aplikasi Phet ditayangkan sebuah video seorang pemain skateboard yang sedang meluncur pada sebuah lintasan berupa parabola terbalik. Disamping tayangan tersebut terdapat sebuah grafik yang menunjukkan besarnya energi kinetik, energi potensial, dan total energi. Dari tayangan tersebut peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.

Pertanyaan :

1. Apa yang dapat kalian jelaskan dari tayangan tersebut?

(76)

3. Bagaimana keadaan grafik energi kinetik pada saat pemain skateboard berada pada lintasan paling bawah?

4. Bagaimana keadaan grafik energi kinetik pada saat pemain skateboard berada pada lintasan paling atas?

5. Bagaimana keadaan grafik energi potensial pada saat pemain skateboard berada pada lintasan paling bawah?

6. Bagaimana keadaan grafik energi potensial pada saat pemain skateboard berada pada lintasan paling atas?

Berdasarkan jawaban siswa, kemudian peneliti membantu siswa untuk merumuskan pengertian energi kinetik dan energi potensial melalui pertanyaan-pertanyaan tambahan, yaitu :

1. Apa yang mempengaruhi energi kinetik ? 2. Apa yang mempengaruhi energi potensial? 3. Menurut kalian, apa pengertian energi kinetik? 4. Apa pengrtian energi potensial?

Setelah siswa dirasa paham dalam menjelaskan energi kinetik dan energi potensial, siswa diminta untuk menyebutkan contoh peristiwa energi kinetic dan energi potensial dalam kehidupan sehari-hari.

(77)

c. Hukum Kekekalan energi

 Siswa belum bisa menjelaskan Hukum Kekekalan Energi

Untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa, peneliti menggunakan metode demonstrasi. Demonstrasi ini menggunakan aplikasi PHET tentang energi. Pada aplikasi Phet ditayangkan sebuah video seorang pemain skateboard yang sedang meluncur pada sebuah lintasan berupa parabola terbalik. Disamping tayangan tersebut terdapat sebuah grafik yang menunjukkan besarnya energi kinetik, energi potensial, dan total energi. Dari tayangan tersebut peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.

Pertanyaan :

1. Apa yang kalian lihat dari grafik total energi?

2. Perbedaan apa yang kalian lihat dari grafik total energi, grafik energi kinetik dan energi potensial?

3. Apa yang dapat kalian simpulkan dari grafik tersebut?

(78)

B.5 Hasil Posttest

 Dilihat dari tabel anailisis hasil posttest diatas, dapat disimpulkan

bahwa skor yang diperoleh siswa berada diantara skor 3-9.

 Siswa yang mendapat skor posttest tertinggi adalah siswa dengan

kode siswa 35 yaitu memperoleh jumlah skor 9.

 Siswa yang mendapat skor posttest terendah adalah siswa dengan

kode siswa 2 dan 24 yaitu memperoleh jumlah skor 3.  Nilai rata-rata posttest kelas adalah 63

 Nomor soal dengan jumlah siswa yang benar terbanyak adalah soal

nomor 2, dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang. Soal nomor 2 ini mengenai contoh peristiwa Usaha. Nomor soal dengan jumlah siswa yang benar paling sedikit adalah soal nomor 3 dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang. Soal nomor 3 ini mengalami penurunan pada pretest sebelumnya jumlah siswa yang benar yaitu sebanyak 5 orang.

 Distribusi klasifikasi siswa

Tabel 18. Hasil Distribusi Klasifikasi Pemahaman Akhir Siswa

(79)
(80)

 Distribusi butir soal

Tabel 19. Hasil Klasifikasi Penilaian Butir Soal Posttest

Materi Indikator Nomor

soal

Persentase (%)

Tingkat ketercapaian Rendah Sedang Tinggi

Usaha

(81)

Soal nomor 3 ini yaitu pernyataan yang benar, yang berkaitan usaha merupakan hasil kali antara gaya dan perpindahan. Jawaban yang seharusnya adalah jawaban A yaitu usaha sebanding dengan gaya dan sebanding dengan perpindahan, tetapi 30 dari 40 siswa menjawab jawaban D yaitu Benda dikatakan melakukan usaha jika ada gaya yang bekerja dan terjadi perpindahan. Hal ini dapat diakibatkan karena siswa kurang tepat dalam membaca soal serta terkecoh oleh jawaban yang tersedia. Dan juga dapat disebabkan karena pada saat treatment, peneliti kurang jelas dalam menjelaskan materi tersebut.

Soal nomor 10 mengenai sumber-sumber Energi. Pada soal ini, siswa diminta untuk menyebutkan contoh sumber energi alternatif atau sumber energi yang dapat diperbaharui. Tetapi, siswa masih bingung membedakan antara sumber energi yang dapat diperbaharui dan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini dapat disebabkan karena metode pembelajaran yang diterapkan peneliti kurang tepat dan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti kurang dipahami oleh siswa.

(82)

mengenai perubahan Energi, dan soal nomor 9 mengenai Hukum Kekekalan Energi.

B.6 Wawancara Setelah Pembelajaran

(83)

Tabel 20. Hasil Analisis posttest dan wawancara akhir No

Soal

Hasil posttest kelas Pertanyaan wawancara

Pemahaman menjawab soal dengan benar yaitu Ali tidak melakukan Usaha karena meskipun ada gaya tetapi tidak ada perpindahan.

Menurut kamu, apa yang dimaksud dengan usaha?

Siswa sudah dapat menjelaskan pengertian Usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh gaya yang

menyebabkan sebuah benda berpindah. Apabila kamu mendorong sebuah tembok

dengan sekuat tenaga tetapi tembok itu tidak bergerak, apakah kamu sudah melakukan usaha?

Siswa sudah paham bila mendorong tembok tidak melakukan usaha karena tembok tidak mengalami perpindahan.

2 Siswa sudah paham dalam memberikan contoh Usaha. hal ini

Sebutkan contoh peristiwa yang dapat dikatakan melakukan usaha!

(84)

dilihat dari jawaban siswa yang 36 siswa menjawab contoh peristiwa yang dikatakan melakukan usaha adalah Jeri mendorong kereta bayi milik tantenya.

usaha. siswa menyebutkan contoh mendorong meja, mendorong lemari

3 Siswa masih belum paham mengenai hubungan antara usaha, gaya, dan perpindahan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang hanya 1 orang menjawab usaha sebanding dengan gaya dan sebanding dengan perpindahan. Dan 30 siswa lain menjawab benda dikatakan melakukan usaha

(85)

jika ada gaya yang bekerja dan terjadi perpindahan.

4 Siswa sudah cukup paham untuk menentukan besarnya usaha yang dilakukan beberapa gaya dan arah perpindahannya. Hal ini dapat dilihat adanya 19 siswa yang menjawab soal dengan benar.

- -

5 Siswa sudah paham dalam menghitung besarnya Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya. Ini terbukti dengan 29 siswa yang menjawab soal dengan benar.

(86)

6 Dari soal ini dapat diketahui bahwa siswa sudah paham mengenai materi energi potensial. Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjawab dengan 33 siswa sudah menjawab dengan benar bahwa buah apel yang tergantung di atas pohon memiliki energi potensial.

Apa yang dimaksud dengan energi potensial?

Sebutkan contoh peristiwa yang berkaitan dengan energi potensial!

(87)

potensial.

Siswa C belum terlalu paham tentang energi potensial. Siswa C belum bisa menjelaskan pengertian energi potensial. Siswa C sudah bisa menyebutkan bahwa buah apel yang menggantung memiliki energi potensial.

7 Pada soal ini siswa sudah paham mengenai materi perubahan energi. Hal ini dapat dilihat bahwa 33 siswa menjawab dengan benar bahwa mobil yang sedang melaju di jalan raya mengalami

(88)

8 Siswa sudah cukup paham dalam memberikan contoh peristiwa yang memiliki energi kinetik dan energi potensial. Hal ini ditunjukkan dengan 15 siswa yang menjawab contoh peristiwa yang memiliki energi kinetik dan energi potensial adalah pesawat terbang mengudara.

Apa yang dimaksud dengan energi kinetik?

Sebutkan contoh peristiwa yang berkaitan dengan energi kinetik!

Apa yang dimaksud dengan energi potensial?

Sebutkan contoh peristiwa yang berkaitan dengan energi potensial!

Siswa A sudah dapat menjelaskan pengertian energi potensial dengan benar yaitu energi yang disebabkan karena kedudukan suatu benda terhadap suatu titik acuan. Siswa A sudah dapat menjelaskan bahwa energi kinetik dipengaruhi oleh massa dan kelajuan. Siswa A juga bisa menyebutkan bahwa pesawat terbang memiliki energi kinetic dan energi potensial.

Gambar

Gambar 2. Diagram Desain Penelitian .................................................................
Gambar 2. Diagram Desain Penelitian
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pretest dan posttest
Tabel 2. Distribusi Tingkat ketercapaian Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait