PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN LATIHAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS I OTOMOTIF 1 SMK 45 WONOSARI
PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh: Haryanti (041424025)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
SKRIPSI
PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN LATIHAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS I OTOMOTIF 1 SMK 45 WONOSARI
PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI
Oleh:
Haryanti
NIM: 041424025
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Drs. Domi Severinus, M.Si. Tanggal: 8 Oktober 2009
Motto dan Persembahan
Motto :
Lebih baik melihat ke depan dan bersiap diri daripada melihat ke
belakang dan berputus asa.
Apapun juga yan g kam u perbuat, perbuatlah den gan segen ap hatim u seperti un tuk Tuhan dan bukan un tuk m an usia.
Bersukacitalah senantiasa, mengucap syukurlah dalam segala hal.
Persembahan :
Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua
orang tua saya, kakak-kakak dan adik saya,
kekasih hati saya, dan para pembaca sekalian.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 November 2009
Penulis,
Haryanti
ABSTRAK
Haryanti, Penerapan Metode Ceramah dengan Latihan Soal dalam Pembelajaran Fisika dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45 Wonosari Pada Konsep Usaha Dan Energi. Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam rangka mencari metode pembelajaran yang tepat maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemahaman awal siswa mengenai konsep usaha dan energi; (2) pemahaman akhir siswa mengenai konsep usaha dan energi; (3) apakah frekuensi latihan soal dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan usaha dan energi; (4) perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa antara yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi dan yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuansi latihan soal yang umumnya dilakukan guru sewaktu mengajar.
Partisipan pada penelitian ini adalah semua siswa kelas I SMK 45 Wonosari tahun ajaran 2008/2009 diambil dua kelas. Kelas I Otomotif 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas I Teknik Informatika sebagai kelaskontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes. Metode analisis data dilakukan dengan analisis non statistik dan analisis dengan perhitungan statistik (uji-T).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pemahaman awal siswa termasuk ke dalam kualifikasi tidak paham. (2) pemahaman akhir siswa kelas mengenai konsep usaha dan energi adalah sangat paham pada kelas skperimen dan paham pada kelas kontrol. (3) frekuensi latihan soal yang tinggi dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika pada pokok bahasan usaha dan energi. (4) Ada perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa antara yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi dan yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang pada umumnya dilakukan oleh guru saat mengajar.
ABSTRACT
Haryanti, Implementation of Lecture with Excercise Method in the Physic Learning to Improve Comprehension of The First Grade Otomotif 1 of Students in SMK 45 Wonosari in Effort and Energy Concep. Study Program Physics Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
In order to find the proper study method, this research has the aim to know: (1) The first understanding of the first grade of students SMK 45 Wonosari about the concept of effort and energy; (2) The last understanding of class of students SMK 45 Wonosari about the concept of effort and energy; (3) Is the frequency of doing exercise in physics learning able to increase the physics concept understanding of the first grade of students in SMK 45; (4) The differences increase in understanding physics concept of the first grade of students in SMK 45 Wonosari between the materials to be taught and speech method that followed the high frequency of doing exercise which generally done by the teacher while teaching.
The participants in the research are all students in two of seven classes of the first grade SMK 45 Wonosari in 2008-2009. One class as the experiment class that is class I Otomotif 1. One other class as supervision class that is class I Teknik Informatika. Data collection is done by using test method. Data analyze method is done by non-statistic and statistic (test-T) analyzes.
The result of this research shows that: (1) The first understanding of students is extremely less or doesn’t understanding; (2) The last understanding of the first class students SMK 45 Wonosari about effort and energy concept is very understand in experiment class and understand in supervision class; (3) The frequency of doing exercise can increase the understanding of high physics concept on effort and energy materials; (4) There are differences the increase of understanding physics concept for the first grade of SMK 45 Wonosari on effort and energy materials between to be taught in speech method followed by high frequency in doing exercise and speech method followed by doing exercise that done by teachers when they teach.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Haryanti
Nomor Mahasiswa : 041424025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Penerapan Metode Ceramah dengan Latihan Soal dalam Pembelajaran Fisika dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45 Wonosari pada Konsep Usaha dan Energi.
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 17 November 2009
Yang menyatakan
( Haryanti )
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah karena
atas kasih setiaNya, saya dapat menyelesaiakan penyusunan skripsi saya yang
berjudul ”Penerapan Metode Ceramah Dengan Latihan Soal Dalam Pembelajaran
Fisika Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK
45 Wonosari Pada Konsep Usaha dan Energi” dengan sebaik-baiknya.
Selama penyusunan skripsi ini, saya sangat menyadari bahwa ini semua
tidak terlepas dari peran serta pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
saya ingin mengucapkan terimakasaih kepada:
1. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini.
2. Bapak Sariyanta, S.Pd. selaku kepala SMK 45 Wonosari yang telah berkenan
memberikan ijin penelitian.
3. Bapak dan Ibu tercinta, atas dorongan semangat, doa yang tulus, dan biaya
yang diberikan kepada penulis hingga dapat diselesaikannya penulisan skripsi
ini.
4. Mbak Tri, Mas Tanto, dan adik Tini atas doa dan dukungan yang telah
diberikan selama ini.
5. Mas Andhi yang selalu dengan sabar menjadi tumpahan kekesalan dan
amarahku, setia menemani dan menunggui saat bimbingan.
6. Teman-teman P. Fis 04 atas kebersamaannya selama ini.
7. Dewi, Eva, Ayu, dan Wulan atas kebersamaan, doa, saran, dan dorongannya.
8. Semua pihak yang memberi dukungan, bimbingan, bantuan, serta motivasi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dan akan
dipertimbangkan dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, peulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang berkenan membaca.
Yogyakarta, 2009
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II DASAR TEORI A. Pemahaman Konsep ... 6
B. Teori Perubahan Konsep ... 7
C. Latihan Soal ... 9
a. Pengertian Latihan ... 9
b. Manfaat Latihan Soal Dalam Pembelajaran ... 10
c. Upaya Untuk Mendayagunakan Latihan Soal Dalam Pembelajaran ... 11
d. Kelemahan atau Kerugian Latihan Soal Dalam Pembelajaran ... 12
D. Usaha dan Energi ... 13
1. Pengertian Usaha ... 13
2. Pengertian Energi ... 13
3. Sumber-sumber Energi ... 14
4. Energi Potensial Grravitasi dan Energi Kinetik ... 16
5. Hubungan Usaha dengan Energi Kinetik ... 18
6. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial ... 19
7. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial Pegas ... 19
8. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ... 20
9. Daya dan Efisiensi ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Partisipan Penelitian ... 21
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
D. Desain Penelitian ... 21
E. Variabel Penelitian ... 22
F. Treatmen ... 23
G. Instrumen ... 24
H. Validitas Instrumen ... 27
I. Metode Analisis Data ... 27
1. Analisis Non Statistik ... 27
2. Analisis Statistik ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Analisi Data ... 31
1. Analisis Non Statistik ... 31
2. Analisis Statistik ... 83
2.1. Peningkatan Pemahaman Konsep ... 83
2.2. Perbedaan Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 92
B. Pembahasan ... 100
1. Pemahaman Awal Siswa Tentang Konsep Usaha dan Energi ... 100
2. Pemahaman Akhir Siswa Tentang Konsep Usaha dan Energi ... 101
3. Perubahan Konsep dan Peningkatan Pemahaman ... 102
4. Peningkatan Pemahaman Konsep ... 118
5. Perbedaan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 120
B. Keterbatasan Penelitian ... 121
C. Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Konsep yang akan diukur, Indikator, dan Soal ... 125
Lampiran 2 Pedoman Jawaban untuk Soal Pretest ... ... ... 131 Lampiran 3 Pedoman jawaban untuk Soal Posttest ... 135
Lampiran 4 Soal Pretest ... 141
Lampiran 5 Soal Posttest ... 144
Lampiran 6 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Pretes (Kelas Kontrol) ... 147
Lampiran 7 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Posttest (Kelas Kontrol) ... 156
Lampiran 8 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Pretest (Kelas Eksperimen) ... 176
Lampiran 9 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Posttest (Kelas Eksperimen) ... 191
Lampiran 10 Skor Pretes Kelas Kontrol ... 209
Lampiran 11 Skor Pretes Kelas Eksperimen ... 211
Lampiran 12 Skor Posttes Kelas Kontrol ... 213
Lampiran 13 Skor Posttes Kelas Eksperimen ... 215
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
Salah satu aspek penting yang harus dibenahi di negara Indonesia
adalah aspek pendidikan. Pendidikan di Indonesia pada umumnya belum
berjalan secara optimal sehingga out put yang dihasilkan adalah sumber daya
manusia yang kurang berkualitas. Di era globalisasi sekarang ini sumber daya
manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa
dapat berkompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan formal
merupakan salah satu media untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan fisika merupakan bagian dari pendidikan formal harus
ikut memberi pengaruh dalam membentuk sumber daya manusia yang lebih
berkualitas.
Menurut Wospakrik (1994:1) fisika adalah salah satu cabang Ilmu
Pengetahuan Alam yang pada dasarnya mempelajari dan menganalisis
pemahaman kuantitatif gejala-gejala alam dan sifat zat serta penerapannya.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
mata pelajaran fisika adalah menyukai fisika sebagai ilmu pengetahuan dasar
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif sederhana (Depdiknas, 2001:4).
Kegiatan pembelajaran fisika pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Suparno (2007:13) mengatakan bahwa bagi kaum
kontruktivis, belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun
sendiri pengetahuannya. Siswa sendirilah yang bertanggung jawab terhadap
hasil belajarnya. Tanpa keaktifan kognitif yang sungguh-sungguh, siswa tidak
akan berhasil dalam proses belajar mereka.
Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa adalah bentukan dari siswa yang memiliki pengetahuan. Pada saat
kegiatan belajar berlangsung, siswa harus aktif membangun pengetahuan diri
sendiri Untuk itu, dalam belajar siswa harus harus aktif mengolah bahan,
mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya menyimpulkan sebagai
suatu pengertian yang utuh. Setiap siswa mempunyai cara untuk mengerti
sendiri pelajaran fisika (Suparno 2007:13) dan di dalam proses pembelajaran
fisika selalu diikuti pemecahan masalah-masalah secara kuantitatif, untuk itu
guru harus mampu mengenali cara setiap siswanya untuk mengerti sendiri
pelajaran fisika dan guru harus benar-benar memilih metode/model belajar
yang tepat dan sesuai sehingga tercipta suasana belajar yang menyenagkan
dan tentunya metode tersebut harus benar-benar dapat membantu siswa
mempermudah untuk mengerti sendiri pelajaran fisika dan bersikap positif
terhadap metode pembelaaran yang dilakukan. Salah satu cara untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang bermakna adalah dengan
menggunakan metode latihan soal dalam pembelajaran.
Latihan soal merupakan salah satu cara yang efektif untuk
membantu siswa dalam memahami belajar fisika. Ketika siswa sering
melakukan latihan memecahkan soal-soal fisika, asumsi bahwa fisika itu sulit
berkurang dan sebaliknya siswa akan terbiasa memecahkan masalah-masalah
fisika dan merasa lebih tertantang ketika soal-soal yang harus dipecahkannya
tergolong rumit. Latihan soal memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengukur sejauh mana pemahamannya terhadap konsep, hukum-hukum dan
teori yang telah dipelajari.
Pemberian latihan soal merupakan metode yang baik bagi guru
karena dengan pemberian latihan soal guru dapat mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa dalam menerima materi yang telah diajarkan. Semakin
sering guru memberikan latihan soal dan juga semakin sering siswa
melakukan latihan soal diharapkan siswa semakin dalam mengerti dan
memahami konsep secara benar dan tepat sehingga siswa semakin
benar-benar menguasai fisika dan hasil belajar siswa juga semakin meningkat.
Dalam rangka memenuhi tujuan kegiatan pembelajaran fisika yang
telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Penerapan Metode Frekuensi Latihan Soal Dalam Pembelajaran Fisika
Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45
Wonosari Pada Konsep Usaha dan Energi”. Dengan seringnya mengadakan
latihan soal dalam pembelajaran fisika diharapkan tingkat pemahaman siswa
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di
atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman awal siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai
konsep usaha dan energi?
2. Bagaimana pemahaman akhir siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai
konsep usaha dan energi?
3. Apakah frekuensi latihan soal dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas I SMK 45 Wonosari
pada pokok bahasan usaha dan energi?
4. Adakah perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa kelas I
SMK 45 Wonosari pada pokok bahasan usaha dan energi antara yang
diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi
dan yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuansi latihan soal
yang umumnya dilakukan guru sewaktu mengajar?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pemahaman awal siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai konsep usaha
dan energi?
2. Pemahaman akhir siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai konsep
3. Apakah frekuensi latihan soal dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas I SMK 45 Wonosari
pada pokok bahasan usaha dan energi.
4. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa kelas I SMK 45
Wonosari pada pokok bahasan usaha dan energi antara yang diajar dengan
metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi dan yang diajar
dengan metode ceramah disertai frekuansi latihan soal yang umumnya
dilakukan guru sewaktu mengajar.
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas,
diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna:
1. Untuk menyumbangkan suatu cara pembelajaran yang berguna bagi dunia
pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
2. Untuk memberi masukan kepada guru dalam memilih metode mengajar
yang tepat.
3. Memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam membuat soal-soal fisika.
4. Untuk menambah motivasi dalam kegiatan belajar mengajar, mendapatkan
situasi yang berbeda agar tidak terjadi kejenuhan dan membantu siswa
BAB II DASAR TEORI
A. Pemahaman Konsep
Salah satu hal penting dalam proses belajar mengajar di sekolah bagi
siswa adalah kemampuan untuk memahami yang dipelajari. Dalam proses
belajar mengajar dapat terjadi bahwa siswa bertambah mengerti dan konsep
yang diketahui bertambah. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus
membimbing dan menekankan pada pemahaman tersebut. (Windarto, 2007)
Untuk dapat memutuskan apakah siswa memahami suatu konsep
diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan
pemahaman tersebut. Menurut Kartika Budi (1992: 114 dalam Windarto,
2007)), kriteria atau indikatror-indikator tersebut antara lain; 1) dapat
menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat
sendiri, 2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang
lain, 3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum, 4)
dapat menerapkan konsep untuk menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala
alam, memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis,
dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu
sistem bila kondisi tertentu dipenuhi, 5) dapat mempelajari konsep lain yang
berkaitan dengan cepat, 6) dapat membedakan konsep yang satu dengan
konsep lain yang saling berkaitan.
Menurut Sudjana (1989: 51) pemahaman dapat dibedakan ke dalam
tiga kategori, yaitu; pemahaman tingkat rendah, pemahaman tingkat dua, dan
pemahaman tingkat tiga atau tingkat tinggi. Dengan semakin bertambahnya
konsep yang diketahui dan dipahami dan sekaligus semakin tepat konsep
fisika dimengerti siswa, maka siswa semakin benar-benar menguasai fisika
(Windarto, 2007).
B. Teori Perubahan Konsep
Posner dkk., dalam Suparno (2005:85) menjelaskan adanya dua fase
yang dapat dibedakan dari perubahan konsep dalam filsafat sains, yaitu central
commitments dan central commitments in need of modification. Dalam
central commitments, para ilmuwan mendefinisikan persoalan, strategi
menghadapi persoalan itu, dan menentukan kriteria untuk penyelesaian.
Dalam fase central commitments in need of modification, ilmuwan harus
mengubah central commitment bila itu bertentangan dengan asumsi mereka.
Dalam proses pembelajaran ada dua proses yang analog dengan dua
fase perubahan konsep di atas. Dalam pembelajaran ada proses yang disebut
asimilasi dan akomodasi. Dalam asimilasi, siswa menggunakan
konsep-konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan
kecil yang berupa penyesuaian. Dalam akomodasim, siswa harus mengganti
atau mengubah konsep-konsep pokok mereka yang lam karena tidak cocok
Menurut Suparno, 2005:88 setiap orang mempunyai struktur
pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai suatu filter dan fasilitator
terhadap ide-ide dan pengalaman-pengalaman yang baru. Melalui kontak
dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu
dengan proses asimilasi dan akolodasi. Dari proses adaptasi menggunakan
asimilasi dan akomodasi tersebut Piaget dalam Suparno 2005:89
mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh seseorang secara
terus-menerus dengan setiap kali mengembangkan atau mengubah skema yang
dimilikinya.
Dykstra, Boyle, dan Monarch, 1992 dalam Suparno 2005:93
mengelompokkan perubahan konsep dalam suatu taksonomi non hirarkis.
Menurut Dykstra dkk., ada tiga perubahan kosep, yaitu diferensiasi, kelas
ekstensi, dan rekonseptualisasi. Diferensiasi terjadi bila konsep-kpnsep baru
muncul dari konsep-konsep yang sudah ada, yang lebih umum. Kelas ekstensi
terjadi bila konsep yang kelihatan berbeda, ternyata merupakan suatu kasus
dari konsep sebelumnya. Rekonseptualisasi terjadi bila perubahan yang
signifikan dalam sifat, hubungan antara konsep-konsep terjadi.
Vygotsky dalam Suparno, 2005:94 membedakan antara dua konsep,
yaitu konsep spontan dan konsep sainstifik. Konsep spontan adalah konsep
yang dipunyai siswa karena pergaulannya setiap hari dalam situasi tertentu
tanpa struktur yang sistematik. Sedangakn konsep sainstifik didapat di bangku
sekolah secara sistematik struktural. Dalam proses pembelajaran konsep, yang
C. Latihan Soal
a. Pengertian latihan
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman (Nasution, 2004:2). Berarti latihan adalah salah satu sebab
atau faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Latihan memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menguji pemahamannya terhadap apa yang
telah ia pelajari. Menurut Jusuf, 1982: 60 latihan adalah suatu kegiatan
melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh,
dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan
suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen.
Latihan soal adalah tahap dimana siswa berlatih menerapkan
konsep-konsep, hukum-hukum, teori-teori, dan cara yang telah dipelajari
untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran fisika masalah tersebut
berupa soal-soal. Masalah yang ideal adalah masalah yang berkaitan
dengan kehidupan siswa sehari-hari, namun tidak selalu mudah
menghadirkan masalah seperti itu dalam kelas (Windarto, 2007:10).
Belajar bermakna adalah belajar yang mengutamakan pengertian
atau pemahaman konsep maka, dalam mempelajari fisika perlu ditekankan
kepada tiga hal penting, yaitu 1) pengenalan fakta dan penanaman konsep,
2) contoh soal dan penyelesaiannya yang disajikan secara bervariasi
disajikan dimulai dari yang mudah sampai dengan soal pemecahan
masalah (Windarto, 2007:10).
b. Manfaat latihan soal dalam pembelajaran
Manfaat latihan menggambarkan bahwa latihan dalam
pembelajaran sangat esensial bagi tercapainya hasil belajar (Hamalih,
2003: 95 dalam Windarto, 2007), karena:
1. Latihan dapat memantapkan hasil belajar, penguasaan aspek- aspek
perubahan tingkah laku siswa seperti kebiasaan, keterampilan, sikap,
dan pengertian.
2. Latihan berfungsi mengembangkan kemampuan berpikir untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi baik secara individu
maupun secara kelompok.
3. Latihan penting artinya untuk kehidupan sehari-hari bagi para siswa,
misalnya trasfer belajar.
4. Latihan membantu cara pembelajaran yang efektif, seperti mengingat
dan meniru.
c. Upaya untuk mendayagunakan latihan soal dalam pembelajaran
Ada beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran menurut Hamalih, 2003: 97 dalam Windarto 2007:
1. Repetition (ulangan)
Ulangan yang dikategorikan sebagai latihan ialah apabila ulangan ini
merupakan suatu usaha dalam rangka latihan dengan tujuan
memperteguh atau memperkuat hasil belajar. Dengan demikian hasil
belajar itu menjadi milik siswa dan bermanfaat bagi hidupnya.
2. Latihan otomatis (drill)
Adalah upaya memantapkan keterampilan-keterampilan otomatis atau
asosiasi yang telah diperolah.
3. Review atau Reteaching
Adalah mengajarkan kembali atau mempelajari kembali bahan-bahan
yang telah di ajarkan dengan maksud memperoleh pemahaman,
memperluas atau memperjelas dan memperdalam hal-hal tersebut.
4. Practice
Suatu keterampilan dapat dikuasai siswa bila telah mengalami latihan.
Latihan tidak memerlukan yang betul-betul sama, misalnya belajar
mengetik, menyetir, dan sebagainya.
5. Review dan Practice
Teknik ini merupakan keharusan belajar dalam kelas, practice
merupakan aspek yang penting dari review, sedangkan review
utama practice ialah memperbaiki belajar, sedangkan review untuk
memperluas belajar. Perbedaannya ialah practice bersifat efektif dalam
pengajaran keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan, bahkan merupakan
proses individualis. Review bersifat efektif untuk menumbuhkan
pengertian, sikap, apresiasi dan terutama merupakan suatu proses
pertimbangan kelompok.
d. Kelemahan atau kerugian latihan soal dalam pembelajaran
Ada beberapa kelemahan atau kerugian dari latihan soal dalam
pembelajaran menurut Windarto (2007:14):
1. Latihan-latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, atas
perintah-perintah guru, dapat mematikan atau melemahkan inisiatif
maupun kreativitas pada siswa.
2. Siswa menjadi tergantun pada guru, menunggu petunjuk atau perintah.
3. Latihan yang diberikan dapat membentuk sesuatu kebiasaan yang
kaku.
4. Latihan yang terlampau sulit dapat menimbulkan perasaan benci dalam
D. Usaha dan Energi
1. Pengertian Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari melakukan kegiatan fisik sering
disebut sebagai usaha. Misalnya mendorong sebuah peti yang berat dengan
sekuat tenaga supaya peti berpindah tempat. Akan tetapi dalam fisika kata
“usaha” memiliki arti yang khas. Dalm fisika, usaha (work) oleh gaya
konstan didefinisikan sebagai hasil kali komponen gaya searah
perpindahan dengan besar perpindahan yang dihasilkannya. Usaha diberi
lambang W, sehingga untuk gaya yang searah dengan perpindahan,
besarnya usaha W dapat dirumuskan: W = F
.
s.Bila gaya tidak searah perpindahan, misalkan gaya F membentuk sudut θ terhadap perpindahan s, maka usaha W dirumuskan secara umum:
W = Fx . s = (F cos θ) s = F . s cos θ s F
awal akhir
m m’
B A
s
F
m m’
B A
Fy
Fx
2. Pengertian Energi
Segala sesuatu yang kita lakukan memerlukan energi. Untuk
bermain, belajar, bekerja, dan tidur kita memerlukan energi. Apakah
energi itu? Secara sederhana dapat kita katakan bahwa energi adalah
kemampuan untuk melakukan usaha. Sebagai contoh mobil dapat melaju
di jalan karena ada sumber energi kimia yang dikandung dalam bahan
bakar bensin. Jika bensin habis, maka mobil kehabisan energi dan
akibatnya mobil tidak dapat lagi melakukan usuha (melaju lagi).
Berdasarkan pengamatan dalam kehidupan keseharian, energi
muncul dalam berbagai bentuk, misalnya energi kimis, energi listrik,
energi nuklir, dan sebagainya. Energi dapat berubah dari bentuk yang satu
ke bantuk yang lainnya. Energi justru bermanfaat pada saat terjadinya
perubahan bentuk. Sebagai contoh, energi kimia dalam baterai kering
bermanfaat untuk menyalakan senter ketika terjadi perubahan dari energi
kimia menjadi energi listrik.
3. Sumber-sumber Energi
Sumber energi yang digunakan sebagaimana bentuk aslinya
disebut sumber primer. Sumber-sumber ini dibagi atas dua kelompok,
yaitu sumber yang terbatas dan sumber yang tak terbatas.
Sumber-sumber yang terbatas meliputi bahan bakar fosil, yakni
diperbaharui) dan bersih (tidak menimbulkan polusi) , antara lain energi
matahari, angin, dan air.
Energi Cahaya
Cahaya termasuk salah satu sumber energi. Cahaya dapat menghasilkan
energi listrik. Alat yang dapat menguubah langsung energi cahaya
matahari menjadi energi listrik disebut sel fotovoltaik.
Energi Gelombang
Gelombang memiliki energi. Batu karang yang terus-menerus diterpa oleh
gelombang laut dapat hancur.
Energi Angin
Energi angin ini dimanfaatkan melalui penggunaan kincir angin untuk
mennggiling gandum dan memompa air.
Energi Air
Energi air dimanfaatkan untuk mengahsilkan listrik dalam pembangkit
listrik tenaga air (PLTA).
Energi Panas Bumi
Suhu suatu tempat meningkat berdasarkan kedalaman dari permukaan
bumi, tetapi hanya sedikit tempat yang menghasilkan uap panas didekat
permukaan tanah. Jika uap panas yang dihsilkan berada di dekat
permukaan tanah, maka letak sumber uap dapat dicapai dengan teknologi
pengeboran. Energi panas bumi dapat diubah menjadi energi listrik pada
Energi Nuklir
Berdasarkan jenis reaksi yang digunakan untuk menghasilkan energi
nuklir, energi nuklir dibagi atas dua jenis, yaitu energi reaksi fisi dan
energi reaksi fusi. Pada reaksi fisi, satu atom dipecah menjadi 2 atom
kemudian dihasilkan anargi fisi. Sedangkan pada reaksi fusi, dua atom
digabung menghasilkan atom yang lebih berat dan disertai pelepasan
energi fusi yang sangat besar.
4. Energi Potensial Gravitasi dan Energi Kinetik
Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
kedudukannya. Energi potensial benda yang disebabkan oleh gaya
gravitasi bumi disebut energi potensial gravitasi. Bentuk energi yang
paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah energi potensial
gravitasi.
Penurunan Rumus Energi Potensial
Pada ketinggian rendah (h < 10 km) di atas permukaan bumi, nilai
percepatan grativasi hanya sedikit berbeda. Dapat dikatakan bahwa
percepatan gravitasi untuk tempat-tempat di dekat permukaan bumi adalah
tetap, yaitu 9,8 ms-2.
Untuk mengangkat benda bermassa m vertikal ke atas, sebuah gaya
paling kecil yang sama dengan berat benda mg harus dikerjakan oeh
sampai suatu ketinggian h di atas tanah, maka usaha yang dilakukan harus
sama dengan hasil kali gaya mg dengan jarak vertikal h, sehingga: W = F.s
= (m.g) h
Oleh karena itu, dapat didefinisikan energi potensial gravitasi suatu
benda terhadap suatu bidang acuan sebagai hasil kali berat benda mg
dengan ketinggian h dari bidang acuan tersebut.
Energi Kinetik
Energi kinetik yaitu energi yang disebabkan oleh gerak suatu
benda, sehingga sering disebut energi gerak.
Benda bermassa m diam pada permukaan licin. Ketika gaya
konstan F diberikan selama benda menempuh jarak s, benda bergerak
dengan percepatan tetap a sampai mencapai kecepatan akhir v. Usaha
m
m
m
EP = mgh
EP = mgh
h
s F
kedudukan awal kedudukan akhir
m m’
B A
vo= 0 v
yang dilakukan benda W = F s seluruhnya diubah menjadi energi kinetik
benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau EK = F s.
Persamaan GLB:
v
Persamaan perpindahan dari GLBB:
vt
Energi kinatik EK dapat ditulis dengan
( )
( )
Jadi energi kinetik berbanding lurus dengan massa benda dan
berbanding lurus dengan kuadrat kecepatannya.
5. Hubungan Usaha dengan Energi Kinetik
Besarnya usaha sama dengan perubahan energi kinetiknya. Secara
matematis dituliskan dengan persamaan:
hA
hB
A
B
6. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial
p
7. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial Pegas
Pegas yang panjangnya xo bila ditarik oleh gaya F akan bertambah
panjang sebesar ∆x.
Menurut hukum Hooke:
F = k . ∆x
∆x = pertambahan panjang pegas (m)
∆x = x1 - xo
Ep = energi potensial pegas (J)
W = usaha pegas (J)
I
II
Em1
Em2
8. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Hukum ini menyatakan:
“ Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap (konstan).”
2
9. Daya dan Efisiensi
Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan per satuan waktu atau
energi tiap detik. Secara matematis dirumuskan:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
kualitatif-kuantitatif. Termasuk dalam jenis penelitian kualitatif karena jawaban siswa
dalam mengerjakan soal-soal fisika pokok bahasan usaha dan energi baik
sebelum diberi treatmen maupun sesudah diberi treatmen tidak dianalisis
dengan statistik (dianalisis secara non statistik). Sedangkan termasuk jenis
penelitian kuantitatif karena dianalisis dengan statistik, diperlukan data sesuai
dengan variabel-variabel yang ingin diukur, kemudian data tersebut dianalisis
dengan menggunakan tes T.
B. Partisipan penelitian
Partisipan pada penelitian ini adalah semua siswa kelas I SMK 45
Wonosari tahun ajaran 2008/2009 diambil dua kelas. Satu kelas sebagai kelas
eksperimen yaitu kelas I Otomotif 1 dengan jumlah siswa 35 siswa dan satu
kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas I Teknik Informatika dengan jumlah
siswa 27 siswa.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei
2009 di SMK 45 Wonosari, Gunungkidul.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Random Pre-test Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan
sampel tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama
penelitiantidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pre tes
digunakan untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai konsep usaha
dan energi baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah kedua
kelas sampel dengan masing-masing perlakuan mengikuti kegiatan
pembelajaran, langkah selanjutnya adalah pemberian post tes. Post tes
digunakan untuk mengukur pemahaman akhir siswa mengenai konsep usaha
dan energi setelah diberi perlakuan. Rancangan eksperimennya ditampilkan
pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre Tes Treatment Post Tes Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 0 T2 Keterangan : X = frekuensi latihan soal tinggi
0 = frekuensi latihan soal yang biasa dilakukan guru
Hasil dari post tes kemudian dibandingkan untuk menentukan
apakah setelah diberi perlakuan masing-masing kelas (kelas eksperimen dan
kelas kontrol) pemahamannya mengenai konsep usaha dan energi mengalami
peningkatan dan apakah perlakuan pada kelas eksperimen pemahamannya
mengenai konsep usaha dan energi lebih baik dibanding dengan kelas kontrol.
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan beberapa variabel yang dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman
siswa.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi latihan soal tinggi
yang dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol
F. Treatmen
Dalam penelitian ini treatment diberikan kepada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen kegiatan pembelajaran
menggunakan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi latihan soal
tinggi sedangkan untuk kelas kontrol kegiatan pembelajaran menggunakan
metode ceramah dengan disertai frekuensi latihan soal yang biasa dilakukan
guru dalam mengajar.
Pada kelas eksperimen, latihan soal diberikan setiap kali pertemuan
yaitu sebanyak 6 kali latihan dengan jumlah soal setiap latihan rata-rata 1
sampai 2 soal setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua sampai pertemuan
keenam pada kelas ekperimen sebelum dimulai proses belajar mengajar siswa
diberi soal sebagai ulangan kecil dengan jumlah soal 1 sampai 2 soal yang
materinya diambil dari pertemuan sebelumnya atau soal pada pertemuan
sebelumnya. Sementara pada kelas kontrol latihan soal diberikan setiap 2 atau
3 kali pertemuan dengan jumlah soal rata-rata antara 3 sampai 5 soal yang
soalnya diambil sama dari soal yang diberikan pada kelas eksperimen. Pada
kelas kontrol tdak diadakan ulangan kecil pada pertemuan kedua sampai
pertemuan keenam.
Kedua kelas sebelumnya belum mendapat pembelajaran tentang
pokok bahasan usaha dan energi sehingga hasil penelitian ini benar-benar
diakibatkan oleh perlakuan yang dirancang untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa mengenai konsep usaha dan energi dan perbedaan tingkat
pemahaman siswa mengenai konsep usaha dan energi antara kelas yang diajar
menggunakan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi latihan soal
tinggi pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang disertai dengan
G. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
yang berbentuk tes, yaitu tes buatan sendiri yang berbentuk tes esai (tes
uraian). Tes uraian yang dipilih dalam instrumen ini adalah tes uraian terbatas.
Yang dimaksud dengan tes uraian terbatas adalah peserta didik diberi
kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan, namun arah jawaban
dibatasi sedemikian rupa, sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang
terarah. Pemilihan tipe soal uraian dikarenakan dengan tes ini akan lebih
mudah mengetahui perkembangan tingkat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan permasalahan usaha dan energi sehingga peningkatan
pemahaman siswa mengenai kosep usaha dan energi dapat diamati.
Tes ini digunakan sebagai tes awal (pre tes) untuk melihat prior
knowledge siswa dan tes akhir (post tes) untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dan untuk
mengetahui apakah peningkatan pemahaman siswa pada kelas eksperimen
lebih baik dibanding peningkatan pemahaman siswa pada kelas kontrol.
Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang
meliputi ingatan (c1), pemahaman (c2) dan aplikasi (c3) (Wilantara, 2005:73).
Berikut merupakan tabel kisi-kisi soal uraian yang menggambarkan
hubungan variabel yang akan diukur, yaitu konsep usaha dan energi dengan
distribusi soal dalam instrumen.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Uraian TOPIK SUB
TOPIK
INDIKATOR DIMENSI NO. SOAL C1 C2 C3
Mendefinisikan
pengertian usaha
secara fisika,
menurunkan
persamaan
usaha, dan
mengkonversi
U
satuan usaha.
Mengetahui
syarat-syarat
seseorang/suatu
sistem dikatakan
melakukan
usaha menurut
fisika.
√ √ 2
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan usaha
secara kuantitatif
dari grafik gaya
terhadap
energi potensial
dan energi
kinetik
√ √ 4,6
Memecahkan
masalah yang
berhubungan
dengan energi
secara kuantitatif
menggunakan
persamaan
energi.
Hukum
Kekekalan
Energi
Mekanik
Menuliskan
persamaan
hukum
kekekalan energi
mekanik
berdasarkan
bunyi hukum
kekekalan energi
mekanik
√ √ 5,9
Mengaplikasikan
hukum
kekekalan energi
mekanik untuk
memecahkan
masalah secara
kuantitatif.
√ √ 5,9
Daya dan
Efisiensi
Mendefinisikan
pengertian daya,
menurunkan
persamaan daya,
dan
mengkonversi
satuan daya.
√ √ 7,10
Menghitung
efisiensi (daya
guna).
H. Validitas Instrumen
Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting karena akan
menentukan hasil penelitian itu valid atau tidak (Suparno, 2007:67). Kualitas
instrumen ditunjukkan oleh kesahihan dan keterandalannya dalam
mengungkapkan apa yang akan diukur. Suatu alat ukur disebut memiliki
validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang
seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu (Chabib Thoha,
1990:109-110).
Untuk menjamin validitas instrumen dilakukan dengan menyusun
kisi-kisi soal seperti yang terdapat tabel 3.2 pada point instrumen sehingga akan
tersusun secara valid. Menurut Sumadi Suryabrata, 1987:7 dalam Chabib
Toha, 1990:32 tujuan penyusunan kisi-kisi soal adalah merumuskan setepat
mungkin ruang lingkup, tekanan, dan bagian-bagian tes sehingga perumusan
tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si penyusun tes.
I. Metode Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara non statistik dan
secara statistik.
1. Analisis Non Statistik
Analisis non statistik dilakukan dengan memberikan skor untuk
tiap-tiap butir soal kemudian dari hasil skoring tersebut dibuat tabel hasil pre
tes yang menyatakan bagaimana pemahaman awal setiap siswa dan
kemudian ditarik kesimpulan untuk masing-masing siswa konsep mana
yang sudah dipahami, kurang dipahami dan belum dipahami pada pokok
bahasan usaha dan energi. Siswa dikatakan sudah paham jika skor yang
dicapai tiap-tiap soal sama dengan skor maksimum masing-masing soal,
tidak paham jika skor yang dicapai adalah nol, dan kurang paham jika skor
yang dicapai diantara nol dan skor maksimum Analisis yang sama juga
dilakukan pada hasil post tes, yaitu dengan membuat tabel hasil post tes
yang menyatakan pemahaman akhir seluruh siswa dan untuk mengetahui
Data-data yang diperoleh kemudian dinarasikan berdasarkan
jawaban benar, kurang lengkap, salah, dan jawaban kosong untuk
mengetahui seberapa banyak siswa yang menjawab hal tersebut dan
dimana kesalahan siswa yang paling sering dijumpai kemudian ditarik
kesimpulan apakah pemahaman siswa mengenai konsep usaha dan energi
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan bila dilihat
dari hasil pre tes dan post tesnya dan apakah peningkatan pemahaman
siswa mengenai konsep usaha dan energi pada kelas eksperimen lebih baik
dibanding kelas kontrol.
2. Analisis Statistik
Selain dianalisis secara non statistik, data yang diperoleh juga
dianalisis dengan statistik menggunakan tes-T untuk 2 kelompok yang
independen yang menyatakan hasil belajar siswa dari hasil pretes dan
posttes dari kedua metode pembelajaran yang diterapkan, yaitu metode
ceramah yang disertai latihan soal dengan frekuansi latihan soal tinggi
pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi
latihan soal yang biasanya dilakukan guru mengajar pada kelas kontrol.
Dari hasil analisis dengan tes-T ini dibuat kesimpulan apakah
peningkatan pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan peningkatan pemahaman siswa pada kelas kontrol.
Kemudian dilakukan analisis berikutnya menggunakan tes-T untuk
kelompok dependen untuk mengetahui apakah pemahaman siswa pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan. Analisisnya
meliputi:
a. Menghitung Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Untuk menganalisis apakah pemahaman siswa mengalami
peningkatan, skor pretest dan posttest dianalisis dengan tes-T untuk
kelompok dependen. Untuk menghitung ada tidaknya peningkatan
trel =
Keterangan:
x1 = skor pretest
x2 = skor posttest
D = perbedaan antara skor tiap subyek
N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan)
df = N - 1
tcrit dicari/diperoleh dari tabel (two tailed test) dengan level signifikan α = 0,05.
Jika ⎪trel⎪ > ⎪tcrit⎪ maka signifikan berarti terjadi peningkatan
pemahaman siswa.
Jika ⎪trel⎪ < ⎪tcrit⎪ maka tidak signifikan berarti tidak terjadi
peningkatan pemahaman siswa.
b. Menghitung Perbedaan Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Untuk menganalisis perbedaan peningkatan pemahaman siswa
menyangkut hasil pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen digunakan tes-T untuk kelompok independen. Untuk
menghitung tingkat signifikan perbedaan peningkatan pemahaman
siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan analisis
sebagai berikut:
b.1. Menghitung standar deviasi dari kedua kelompok dengan
b.2. tobs dihitung dengan rumus:
indeks 1 menunjukan kelas eksperimen
indeks 2 menunjukan kelas kontrol
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Analisis Data 1. Analisis Non statistik
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data-data meliputi hasil
pretes dan posttes dalam proses pembelajaran pokok bahasan usaha dan
energi dengan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi latihan soal
tinggi pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang disertai dengan
frekuensi latihan soal yang pada umumnya dilakukan guru saat mengajar
pada kelas kontrol.
Data Pretes:
a.Kelas Eksperimen
No.
Soal
Konsep Variasi Jawaban
Benar Kurang
Lengkap
Salah Kosong Jumlah
1. 1.1. Pengertian usaha
secara fisika
1.2. Persamaan usaha
1.3. Satuan usaha.
16
21
13
4
1
0
15
12
20
0
1
2
35
35
35
2. Syarat seseorang/suatu
sistem dikatakan
4 27 4 0 35
melakukan usaha secara
fisika.
3. Grafik gaya terhadap
perpindahan.
0 9 19 7 35
4. Energi potensial 2 19 11 3 35
5. Hukum kekekalan
energi mekanik
1 16 5 13 35
6. Energi kinetik 1 26 8 0 35
7. Pesamaan daya 1 28 5 1 35
8. Efisiensi daya 0 11 8 16 35
9. Hukum kekekalan
energi mekanik
1 18 4 12 35
10. 1.1. Pengertian energi
1.2. Pengertian daya
18
15
0
0
13
8
4
12
35
35
b. Kelas Kontrol
No.
Soal
Konsep Variasi Jawaban
Benar Kurang
Lengkap
Salah Kosong Jumlah
1. 1.1. Pengertian usaha
secara fisika
1.2. Persamaan usaha
10
16
4
0
12
7
1
4
27
1.3. Satuan usaha. 11 0 15 1 27
2. Syarat seseorang/suatu
sistem dikatakan
melakukan usaha secara
fisika.
1 21 4 1 27
3. Grafik gaya terhadap
perpindahan.
0 9 6 12 27
4. Energi potensial 2 14 4 7 27
5. Hukum kekekalan
energi mekanik
0 17 2 8 27
6. Energi kinetik 1 18 2 6 27
7. Pesamaan daya 1 20 5 1 27
8. Efisiensi daya 0 14 6 7 27
9. Hukum kekekalan
energi mekanik
0 21 6 0 27
10. 1.1. Pengertian energi
1.2. Pengertian daya
18
15
0
0
9
4
0
8
27
Analisis:
Berikut merupakan analisis pemahaman awal siswa yang mengacu
pada variasi jawaban siswa dalam mengerjakan soal-soal pretes.
a. Kelas Eksperimen
Soal nomor 1 konsep 1.1. Siswa menjelaskan pengertian usaha secara
fisika.
Jawaban benar:
Beberapa siswa sudah memiliki konsep yang benar mengenai
pengertian/definisi usaha secara fisika yaitu adalah hasil kali gaya yang
searah perpindahan dengan besarnya perpindahan yang dihasilkan,
kurang dari separuh jumlah siswa yang ada ini menjawab demikian.
Mereka memahami bahwa komponen gaya yang searah perpindahan
yang menghasilkan usaha.
Jawaban kurang lengkap:
Sebagian kecil siswa memiliki konsep awal yang kurang
mengenai pengertian/definisi usaha secara fisika. Definisi usaha yang
mereka kemukakan adalah hasil kali gaya dikali perpindahan.
Pemahaman mereka semua komponen gaya yang bekerja dan
menghasilkan perpindahan akan menghasilkan usaha.
Jawaban salah:
Sebanyak 42,9 % siswa memiliki konsep yang salah mengenai
pengertian/definisi usaha. Kebanyakan siswa-siswa ini menjawab
sehari-hari yaitu suatu cara/tindakan seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu.
Soal nomor 1 konsep 1.2. Siswa menurunkan persamaan usaha.
Jawaban benar:
Konsep awal yang dimiliki siswa dalam menurunkan
persamaan usaha dari definisi yang disebutkan sebelumnya adalah W =
F
.
s atau W = F.
x. Yakni sebanyak 60 % siswa yang menjawab haltersebut. Mereka memahami bahwa komponen gaya yang searah
perpindahan yang menghasilkan usaha.
Jawaban kurang lengkap:
Siswa menuliskan persaman usaha adalah usaha : gaya X
perpindahan (jarak). Siswa ini memahami cara menurunkan persamaan
daribentuk definisi, hanya saja dia belum begitu memahami
simbol-simbol yang harus digunakan untuk menghasilkan persamaan usaha
secara matematis. Selainitu dari jawaban siswa dapat disimpulkan
bahwa siswa ini belum bisa membedakan antara jaran dan pepindahan.
Jawaban salah:
Konsep awal yang salah dalam menentukan persamaan usaha
adalah definisi usaha yang sering dimunculkan siswa adalah siswa
langsung memberikan jawaban dalam bentuk rumus dengan
menggunakan simbol-simbol sesuai kemauan siswa ( hanya diambil
perpindahan, maka siswa menurunkan definisi tersebut dalam
persamaan menjadi U = g.p.
Soal nomor 1 konsep 1.3. Siswa menurunkan satuan usaha.
Jawaban benar:
Beberapa siswa memiliki konsep awal yang benar mengenai
satuan usaha. Mereka mendapatkan bahwa satuan usaha adalah Nm,
akan tetapi hanya dua siswa yang memahami bahwa Nm adalah joule.
Jawaban kurang lengkap:
Siswa tidak ada yang menjawab kurang lengkap.
Jawaban salah:
Separuh lebih siswa yang mempunyai konsep salah mengenai
satuan usaha. Kesalahan yang paling sering ditemui adalah N/m dan N.
Soal nomor 2. Siswa menentukan syarat-syarat seseorang dikatakan
melakukan usaha menurut fisika.
Jawaban benar:
Beberapa siswa memiliki konsep awal yang benar, mereka
memahami bahwa perpindahan nol maka usahanya bernilai nol,
sehingga dalam kasus ini meskipun Andi mendorong tembok sampai
Jawaban kurang lengkap:
Separuh lebih siswa memiliki konsep awal yang benar tetapi
kurang lengkap. Mereka bisa mendapatkan nilai W = 0 tetapi mereka
tidak tahu apakah Andi melakukan usaha atau tidak. Selain itu
langkah-langkah mereka dalam mengerjakan kurang lengkap.
Sepertinya mereka kurang memahami apa yang disajikan soal dan apa
yang harus dianalisis dari soal.
Jawaban salah:
Beberapa siswa menjawab salah dengan kecenderungan
jawaban yang didapati adalah mereka berpendapat bahwa andi
melakukan usaha karena Andi merasa lelah dan mengeluarkan energi.
Soal nomor 3. Siswa dapat memecahkan masalah yang berhubungan
dengan usaha secara kuantitatif dari grafik gaya terhadap
perpindahan.
Jawaban benar:
0 % siswa yang menjawab benar.
Jawaban kurang lengkap:
Dari 30% siswa menjawab kurang lengkap. Jawaban yang
paling banyak ditemui adalah mereka paham bahwa usaha adalah =
luas segitiga, akan tetapi beberapa siswa ini menghitung luas segitiga
persamaan segitiga yang benar tetapi mereka kurang memahami mana
yang merupakan alas dan tinggi.
Jawaban salah:
Lebih dari 50% siswa salah dalam memberikan jawaban soal
nomor 3 ini. Kesalahan yang paling banyak dijumpai adalah mereka
menghitung besarnya usaha dengan persamaan W = F.x dan mereka
tidak mengisikan besarnya F dan x.
Soal nomor 4. Mengaplikasikan persamaan energi potensial.
Jawaban benar:
Siswa yang menjawab benar pada soal ini hanya ada 2 orang
siswa dari 35 siswa yang ada. Kedua siswa ini memiliki konsep yang
benar dalam megaplikasikan persamaan energi potensial. Dalam
menjawab soal, siswa-siswa ini juga memahami betul langkah-langkah
yang harus ditempuh, untuk itu mereka menuliskan data yang
diketahui dari soal dan menuliskan masalah yang harus diselesaikan
kemudian baru menyelesaikan menggunakan persamaan energi
potensial.
Jawaban kurang lengkap:
Sebagian besar siswa memiliki pemahaman konsep yang
kurang lengkap dalam mengaplikasikan persamaan energi potensial.
Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa dalam mengerjakan soal. Pada
potensial adalah Ep = mgh, akan tetapi mereka kurang teliti dalam
melakukan perhitungan, kurang memahami perbedaan energi potensial
dan perubahan energi potensial, kurang memahami lambang-lambang
yang digunakan dalam persamaan sehingga mereka tidak mampu
mengubah data dalam soal ke dalam simbol dalam persamaan. Selain
itu ada juga beberapa siswa yang hanya menuliskan data yang
diketahui dan ditanyakan tetapi mereka tidak memahami langkah
menyelesaikannya.
Jawaban salah:
Hampir sepertiga siswa masih salah dalam menjawab soal
ini. Kesalahan siswa yang paling banyak adalah siswa tidak
menuliskan data yang diketahui tetapi siswa langsug menuliskan apa
yang ditanyakan dan hampir semua jawaban siswa yang salah ini
ditemui siswa menuliskan Ep pada masalah yang ditanyakan sementara
yang diminta dalam soal adalah ∆Ep, setelah itu mereka langsung
mengerjakan dengan mengalikan semua angka di dalam soal tanpa
menuliskan rumusnya.
Jawaban kosong:
Soal nomor 5. Mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi
mekanik.
Jawaban benar:
Sebanyak 2,9 % atau satu siswa yang menjawab benar soal
mengenai konsep hukum kekekalan energi mekanik ini.
Jawaban kurang lengkap:
Sebanyak 45,7 % siswa kurang memahami bagaimana
mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi mekanik untuk
menyelasaikan soal pretes nomor 5, hal ini dapat dilihat dari jawaban
para siswa ini yang masih kurang lengkap. Jawaban kurang lengkap
yang sering muncul adalah siswa tidak bisa memahami soal yang
tersirat sehngga apa yang diketahui dalam soal tidak sepenuhnya
dimengerti dan ini berpengaruh terhadap perhitungan yang mereka
lakukan.
Jawaban salah:
Jawaban salah yang sering muncul pada konsep ini adalah
siswa mengerjakan soal ini menggunakan persamaan Ep = mgh dan
tanpa memperhatikan data yang diketahui pada soal.
Jawaban kosong:
Sementara siswa yang tidak menjawab (jawabannya
Soal nomor 6. Mengaplikasikan persamaan energi kinetik.
Jawaban benar:
Konsep awal yang dimiliki siswa dalam mengaplikasikan
persamaan energi kinetik adalah Ek = 1/2 mv2 sampai didapatkan hasil
akhir 12,5 joule. Dari 35 siswa hanya ada satu siswa atau 2,9 % siswa
yang menjawab hal tersebut.
Jawaban kurang lengkap:
Sebanyak 74,3 % siswa menjawab kurang lengkap. Lebih dari
separo jumlah siswa masih kurang memahami bagaimana
mengaplikasikan persamaan energi kinetik untuk menyelesaikan soal
energi kinetik. Dari variasi jawaban siswa didapatkan kebanyakan
siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, kurang memahami
lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan. Siswa sebagian
besar tidak memahami data yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanyakan pada soal.
Jawaban salah:
Sebanyak 22,9 % siswa menjawab salah. Kesalahan siswa yang
paling banyak ditemui adalah mereka menggunakan persamaan Ek =
mv2 dan mengoperaskan bilangan tanpa melihat satuan yang diketahui
Soal nomor 7. Mengaplikasikan persamaan daya.
Jawaban benar:
Hanya ada satu siswayang memiliki konsep awal yang benar
dalam mengaplikasikan persamaan daya P = W/t. Siswa mampu
menyelesaikan soal ini dengan benar dan terstruktur.
Jawaban kurang lengkap:
Sebagian besar siswa memiliki konsep awal yang kurang
lengkap dalam mengaplikasikan persamaan daya. Pada dasarnya
beberapa siswa sudah mengetahui bahwa persamaan daya adalah P =
W
/t akan tetapi sebagian besar siswa kurang memperhatikan satuan dari
data yang diketahui dan satuan yang diminta dalam penyelesaian.
Selain itu beberapa siswa yang lain juga mampu menghasilkan angka
yang diminta, akan tetapi mereka tidak menuliskan data yang diketahui
dan masalah yang harus diselesaikan, serta mereka memberikan simbol
untuk masing-masing besaran dalam sowal hanya sesuai dengan huruf
awal besaran, misal daya (D).
Jawaban salah:
Kesalahan siswa yang paling banyak didapatkan dalam
menjawab soal ini adalah siswa kecenderungan langsung
mengoperasikan angka dari data dalam soal. Dari cara siswa
mengerjakan dapat disimpulkan bahwa beberapa siswa ini tidak
mengoperasikan bilangan/angka yang tersedia dengan mengalikan atau
membagi.
Jawaban kosong:
Sebanyak 2,9 % siswa tidak menjawab.
Soal nomor 8. Menghitung efisiensi daya.
Jawaban benar:
0 % siswa yang menjawab benar.
Jawaban kurang lengkap:
Kurang dari sepertiga dari jumlah siswa yang ada memberikan
jawaban yang kurang lengkap pada konsep ini. Jawaban kurang
lengkap yang paling banyak ditemui adalah mereka kurang memahami
daya yang diketahui pada soal merupakan daya masukan atau daya
keluaran. Pada dasarnya mereka mampu menuliskan apa yang
diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal bahkan persamaan yang
harus digunakan apa mereka paham, akan tetapi mereka tidak bisa
membedakan antara daya masukan dan daya keluaran.
Jawaban salah:
Jawaban salah yang paling banyak ditemukan adalah siswa
hanya menuliskan persamaan efisiensi akan tetapi persamaan tersebut
salah, yaitu η = Pin / Pout x 100%.
Jawaban kosong:
Soal nomor 9. Mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi
mekanik.
Jawaban benar:
Sebanyak 2,9 % atau satu siswa yang menjawab benar soal
mengenai konsep hukum kekekalan energi mekanik ini.
Jawaban kurang lengkap:
Separuh lebih dari jumlah siswa yang ada kurang memahami
bagaimana mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi
mekanik untuk menyelasaikan soal pretes nomor 9, hal ini dapat dilihat
dari jawaban para siswa ini yang masih kurang lengkap. Jawaban
kurang lengkap yang sering muncul adalah siswa tidak bisa
membedakan mana keadaan awal dan mana keadaan akhir dari kasus
pada soal, dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan.
Jawaban salah:
Sebanyak 11,4 % siswa menjawab salah. Siswa sebagian besar
tidak memahami data yang diketahui dari soal dan apa yang
ditanyakan pada soal sehingga sbeberapa siswa ini hanya asal dalam
menjawab.
Jawaban kosong:
Soal nomor 10 konsep 1.1. Menjelaskan pengertian energi.
Jawaban benar:
51,4 % siswa memiliki pemahaman awal yang benar
mengenai konsep pengertian energi. Mereka memahami bahwa yang
dimaksud dengan energi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas
(usaha).
Jawaban kurang lengkap:
Tidak ditemukan jawaban kurang lengkap pada konsep ini.
Jawaban salah:
Sebanyak 37,1 % siswa menjawab salah dengan berbagai
variasi jawaban. Jawaban salah yang sering muncul yaitu energi adalah
sesuatu zat yang dihasilkan dari makanan yang kita makan. Beberapa
siswa ini beranggapan bahwa energi hanya berkaitan dengan energi
kimia dan aktivitas manusia saja.
Jawaban kosong:
Sebanyak 11,4 % siswa tidak menjawab.
Soal nomor 10 konsep 1.2. Menjelaskan pengertian daya.
Jawaban benar:
Sebanyak 42,9 % siswa yang menjawab benar pada soal pretes
ini, yaitu daya adalah besarnya usaha yang dilakukan persatuan waktu.
Jawaban kurang lengkap:
Jawaban salah:
Sebanyak 22,9 % siswa menjawab salah. Jawaban salah yang
sering muncul yaitu daya adalah kemampuan untuk melakukan
sesuatu. Dari jawaban yang dikemukakan ini sepertinya siswa belum
bisa membedakan antara enegi dan daya.
Jawaban kosong:
Sebanyak 34,3 % siswa tidak menjawab (kosong).
b. Kelas Kontrol
Soal nomor 1 konsep 1.1. Siswa menjelaskan pengertian usaha secara
fisika.
Jawaban benar:
Beberapa siswa sudah memiliki konsep awal yang benar
mengenai pengertian/definisi usaha secara fisika yaitu adalah hasil kali
gaya yang searah perpindahan dengan perpindahan yang dihasilkan,
sebanyak 37 % siswa ini menjawab demikian. Mereka memahami
bahwa komponen gaya yang searah perpindahan yang menghasilkan
usaha.
Jawaban kurang lengkap:
Sebagian kecil siswa memiliki konsep awal yang kurang
mengenai pengertian/definisi usaha secara fisika. Definisi usaha yang
Pemahaman mereka semua komponen gaya yang bekerja dan
menghasilkan perpindahan akan menghasilkan usaha.
Jawaban salah:
Sebanyak 44,4 % siswa memiliki konsep yang salah mengenai
pengertian/definisi usaha. Kebanyakan siswa-siswa ini menjawab
pengertian usaha dikaitkan dengan kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan/mencapai
yang kita inginkan.
Jawaban kosong:
Sebanyak 3,7 % siswa tidak menjawab.
Soal nomor 1 konsep 1.2. Siswa menurunkan persamaan usaha.
Jawaban benar:
Konsep awal yang dimiliki siswa dalam menurunkan
persamaan usaha dari definisi yang disebutkan sebelumnya adalah W =
F
.
s atau W = F.
x. Yakni sebanyak 59,3 % siswa yang menjawab haltersebut.
Jawaban kurang lengkap:
Tidak ada yang menjawab kurang lengkap.
Jawaban salah:
Sebanyak 25,9 % menjawab salah. Kesalahan yang paling
simbol, akan tetapi simbol yang digunkan hanya mengambil huruf
depan dari besaran-besaran yang ada.
Jawaban kosong:
14,8 % siswa tidak menjawab.
Soal nomor 1 konsep 1.3. Siswa menurunkan satuan usaha.
Jawaban benar:
Sebanyak 40,7 % siswa menjawab satuan usaha adalah Nm
dengan cara menurunkan dari persamaan usaha.
Jawaban kurang lengkap:
Tidak ada yang menjawab kurang lengkap.
Jawaban salah:
55,6 % siswa salah dalam menjawab soal ini. Kecenderungan
kesalahan yang didapatkan adalah siswa langsung menuliskan satuan
usaha tanpa menurunkan dari definisinya dan dalam menuliskan satuan
para siswa ini hanya seingat mereka saja. Satuan yang paling banyak
mereka tulis adalah kg m/s.
Jawaban kosong:
Soal nomor 2. Siswa menentukan syarat-syarat seseorang dikatakan
melakukan usaha menurut fisika.
Jawaban benar:
Hanya 3,7 % siswa yang menjawab benar pada pengukuran
konsep awal siswa mengenai konsep ini. Siswa ini memahami bahwa
bila tidak ada perpindahan pada tembok yang didorong maka usahanya
nol.
Jawaban kurang lengkap:
Sebanyak 77,8 % siswa menjawab kurang lengkap. Jawaban
kurang lengkap yang paling sering muncul adalah siswa menuliskan
besarnya usaha sama dengan nol (W = 0) dan mengatakan Andi tidak
melakukan usaha, tetapi tidak ada penjelasan darimana dihasilkan W =
0.
Jawaban salah:
Jawaban salah yang disebutkan siswa adalah Andi melakukan
usaha karena Andi merasa lelah. Beberapa siswa ini masih terkecoh
dengan kalimat yag mengatakan Andi merasa lelah dan berkeringat
sehingga mereka langsung menyimpulkan bahwa Andi melakukan
usaha dalam kasus ini.
Jawaban kosong: