• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN LATIHAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS I OTOMOTIF 1 SMK 45 WONOSARI PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN LATIHAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS I OTOMOTIF 1 SMK 45 WONOSARI PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN LATIHAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS I OTOMOTIF 1 SMK 45 WONOSARI

PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh: Haryanti (041424025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

(2)

SKRIPSI

PENERAPAN METODE CERAMAH DENGAN LATIHAN SOAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS I OTOMOTIF 1 SMK 45 WONOSARI

PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI

Oleh:

Haryanti

NIM: 041424025

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

Drs. Domi Severinus, M.Si. Tanggal: 8 Oktober 2009

(3)
(4)

Motto dan Persembahan

Motto :

Lebih baik melihat ke depan dan bersiap diri daripada melihat ke 

belakang dan berputus asa. 

Apapun juga yan g kam u perbuat, perbuatlah den gan segen ap hatim u seperti un tuk Tuhan dan bukan un tuk m an usia.

Bersukacitalah senantiasa, mengucap syukurlah dalam segala hal.

Persembahan :

Skripsi ini saya persembahkan kepada kedua

orang tua saya, kakak-kakak dan adik saya,

kekasih hati saya, dan para pembaca sekalian.

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 November 2009

Penulis,

Haryanti

(6)

ABSTRAK

Haryanti, Penerapan Metode Ceramah dengan Latihan Soal dalam Pembelajaran Fisika dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45 Wonosari Pada Konsep Usaha Dan Energi. Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam rangka mencari metode pembelajaran yang tepat maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemahaman awal siswa mengenai konsep usaha dan energi; (2) pemahaman akhir siswa mengenai konsep usaha dan energi; (3) apakah frekuensi latihan soal dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan usaha dan energi; (4) perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa antara yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi dan yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuansi latihan soal yang umumnya dilakukan guru sewaktu mengajar.

Partisipan pada penelitian ini adalah semua siswa kelas I SMK 45 Wonosari tahun ajaran 2008/2009 diambil dua kelas. Kelas I Otomotif 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas I Teknik Informatika sebagai kelaskontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes. Metode analisis data dilakukan dengan analisis non statistik dan analisis dengan perhitungan statistik (uji-T).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) pemahaman awal siswa termasuk ke dalam kualifikasi tidak paham. (2) pemahaman akhir siswa kelas mengenai konsep usaha dan energi adalah sangat paham pada kelas skperimen dan paham pada kelas kontrol. (3) frekuensi latihan soal yang tinggi dapat meningkatkan pemahaman konsep fisika pada pokok bahasan usaha dan energi. (4) Ada perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa antara yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi dan yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang pada umumnya dilakukan oleh guru saat mengajar.

(7)

ABSTRACT

Haryanti, Implementation of Lecture with Excercise Method in the Physic Learning to Improve Comprehension of The First Grade Otomotif 1 of Students in SMK 45 Wonosari in Effort and Energy Concep. Study Program Physics Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

In order to find the proper study method, this research has the aim to know: (1) The first understanding of the first grade of students SMK 45 Wonosari about the concept of effort and energy; (2) The last understanding of class of students SMK 45 Wonosari about the concept of effort and energy; (3) Is the frequency of doing exercise in physics learning able to increase the physics concept understanding of the first grade of students in SMK 45; (4) The differences increase in understanding physics concept of the first grade of students in SMK 45 Wonosari between the materials to be taught and speech method that followed the high frequency of doing exercise which generally done by the teacher while teaching.

The participants in the research are all students in two of seven classes of the first grade SMK 45 Wonosari in 2008-2009. One class as the experiment class that is class I Otomotif 1. One other class as supervision class that is class I Teknik Informatika. Data collection is done by using test method. Data analyze method is done by non-statistic and statistic (test-T) analyzes.

The result of this research shows that: (1) The first understanding of students is extremely less or doesn’t understanding; (2) The last understanding of the first class students SMK 45 Wonosari about effort and energy concept is very understand in experiment class and understand in supervision class; (3) The frequency of doing exercise can increase the understanding of high physics concept on effort and energy materials; (4) There are differences the increase of understanding physics concept for the first grade of SMK 45 Wonosari on effort and energy materials between to be taught in speech method followed by high frequency in doing exercise and speech method followed by doing exercise that done by teachers when they teach.

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Haryanti

Nomor Mahasiswa : 041424025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Penerapan Metode Ceramah dengan Latihan Soal dalam Pembelajaran Fisika dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45 Wonosari pada Konsep Usaha dan Energi.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 17 November 2009

Yang menyatakan

( Haryanti )

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah karena

atas kasih setiaNya, saya dapat menyelesaiakan penyusunan skripsi saya yang

berjudul ”Penerapan Metode Ceramah Dengan Latihan Soal Dalam Pembelajaran

Fisika Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK

45 Wonosari Pada Konsep Usaha dan Energi” dengan sebaik-baiknya.

Selama penyusunan skripsi ini, saya sangat menyadari bahwa ini semua

tidak terlepas dari peran serta pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

saya ingin mengucapkan terimakasaih kepada:

1. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini.

2. Bapak Sariyanta, S.Pd. selaku kepala SMK 45 Wonosari yang telah berkenan

memberikan ijin penelitian.

3. Bapak dan Ibu tercinta, atas dorongan semangat, doa yang tulus, dan biaya

yang diberikan kepada penulis hingga dapat diselesaikannya penulisan skripsi

ini.

4. Mbak Tri, Mas Tanto, dan adik Tini atas doa dan dukungan yang telah

diberikan selama ini.

5. Mas Andhi yang selalu dengan sabar menjadi tumpahan kekesalan dan

amarahku, setia menemani dan menunggui saat bimbingan.

6. Teman-teman P. Fis 04 atas kebersamaannya selama ini.

(10)

7. Dewi, Eva, Ayu, dan Wulan atas kebersamaan, doa, saran, dan dorongannya.

8. Semua pihak yang memberi dukungan, bimbingan, bantuan, serta motivasi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dan akan

dipertimbangkan dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, peulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkenan membaca.

Yogyakarta, 2009

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II DASAR TEORI A. Pemahaman Konsep ... 6

B. Teori Perubahan Konsep ... 7

(12)

C. Latihan Soal ... 9

a. Pengertian Latihan ... 9

b. Manfaat Latihan Soal Dalam Pembelajaran ... 10

c. Upaya Untuk Mendayagunakan Latihan Soal Dalam Pembelajaran ... 11

d. Kelemahan atau Kerugian Latihan Soal Dalam Pembelajaran ... 12

D. Usaha dan Energi ... 13

1. Pengertian Usaha ... 13

2. Pengertian Energi ... 13

3. Sumber-sumber Energi ... 14

4. Energi Potensial Grravitasi dan Energi Kinetik ... 16

5. Hubungan Usaha dengan Energi Kinetik ... 18

6. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial ... 19

7. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial Pegas ... 19

8. Hukum Kekekalan Energi Mekanik ... 20

9. Daya dan Efisiensi ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Partisipan Penelitian ... 21

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

D. Desain Penelitian ... 21

E. Variabel Penelitian ... 22

(13)

F. Treatmen ... 23

G. Instrumen ... 24

H. Validitas Instrumen ... 27

I. Metode Analisis Data ... 27

1. Analisis Non Statistik ... 27

2. Analisis Statistik ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Analisi Data ... 31

1. Analisis Non Statistik ... 31

2. Analisis Statistik ... 83

2.1. Peningkatan Pemahaman Konsep ... 83

2.2. Perbedaan Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 92

B. Pembahasan ... 100

1. Pemahaman Awal Siswa Tentang Konsep Usaha dan Energi ... 100

2. Pemahaman Akhir Siswa Tentang Konsep Usaha dan Energi ... 101

3. Perubahan Konsep dan Peningkatan Pemahaman ... 102

4. Peningkatan Pemahaman Konsep ... 118

5. Perbedaan Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 119

(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 120

B. Keterbatasan Penelitian ... 121

C. Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Konsep yang akan diukur, Indikator, dan Soal ... 125

Lampiran 2 Pedoman Jawaban untuk Soal Pretest ... ... ... 131 Lampiran 3 Pedoman jawaban untuk Soal Posttest ... 135

Lampiran 4 Soal Pretest ... 141

Lampiran 5 Soal Posttest ... 144

Lampiran 6 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Pretes (Kelas Kontrol) ... 147

Lampiran 7 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Posttest (Kelas Kontrol) ... 156

Lampiran 8 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Pretest (Kelas Eksperimen) ... 176

Lampiran 9 Variasi Jawaban Siswa dalam Mengerjakan Soal-soal Posttest (Kelas Eksperimen) ... 191

Lampiran 10 Skor Pretes Kelas Kontrol ... 209

Lampiran 11 Skor Pretes Kelas Eksperimen ... 211

Lampiran 12 Skor Posttes Kelas Kontrol ... 213

Lampiran 13 Skor Posttes Kelas Eksperimen ... 215

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Salah satu aspek penting yang harus dibenahi di negara Indonesia

adalah aspek pendidikan. Pendidikan di Indonesia pada umumnya belum

berjalan secara optimal sehingga out put yang dihasilkan adalah sumber daya

manusia yang kurang berkualitas. Di era globalisasi sekarang ini sumber daya

manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa

dapat berkompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan formal

merupakan salah satu media untuk membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas. Pendidikan fisika merupakan bagian dari pendidikan formal harus

ikut memberi pengaruh dalam membentuk sumber daya manusia yang lebih

berkualitas.

Menurut Wospakrik (1994:1) fisika adalah salah satu cabang Ilmu

Pengetahuan Alam yang pada dasarnya mempelajari dan menganalisis

pemahaman kuantitatif gejala-gejala alam dan sifat zat serta penerapannya.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

mata pelajaran fisika adalah menyukai fisika sebagai ilmu pengetahuan dasar

yang bersifat kualitatif dan kuantitatif sederhana (Depdiknas, 2001:4).

Kegiatan pembelajaran fisika pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Suparno (2007:13) mengatakan bahwa bagi kaum

kontruktivis, belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun

(17)

sendiri pengetahuannya. Siswa sendirilah yang bertanggung jawab terhadap

hasil belajarnya. Tanpa keaktifan kognitif yang sungguh-sungguh, siswa tidak

akan berhasil dalam proses belajar mereka.

Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan yang dimiliki oleh

siswa adalah bentukan dari siswa yang memiliki pengetahuan. Pada saat

kegiatan belajar berlangsung, siswa harus aktif membangun pengetahuan diri

sendiri Untuk itu, dalam belajar siswa harus harus aktif mengolah bahan,

mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya menyimpulkan sebagai

suatu pengertian yang utuh. Setiap siswa mempunyai cara untuk mengerti

sendiri pelajaran fisika (Suparno 2007:13) dan di dalam proses pembelajaran

fisika selalu diikuti pemecahan masalah-masalah secara kuantitatif, untuk itu

guru harus mampu mengenali cara setiap siswanya untuk mengerti sendiri

pelajaran fisika dan guru harus benar-benar memilih metode/model belajar

yang tepat dan sesuai sehingga tercipta suasana belajar yang menyenagkan

dan tentunya metode tersebut harus benar-benar dapat membantu siswa

mempermudah untuk mengerti sendiri pelajaran fisika dan bersikap positif

terhadap metode pembelaaran yang dilakukan. Salah satu cara untuk

mengembangkan proses pembelajaran yang bermakna adalah dengan

menggunakan metode latihan soal dalam pembelajaran.

Latihan soal merupakan salah satu cara yang efektif untuk

membantu siswa dalam memahami belajar fisika. Ketika siswa sering

melakukan latihan memecahkan soal-soal fisika, asumsi bahwa fisika itu sulit

(18)

berkurang dan sebaliknya siswa akan terbiasa memecahkan masalah-masalah

fisika dan merasa lebih tertantang ketika soal-soal yang harus dipecahkannya

tergolong rumit. Latihan soal memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengukur sejauh mana pemahamannya terhadap konsep, hukum-hukum dan

teori yang telah dipelajari.

Pemberian latihan soal merupakan metode yang baik bagi guru

karena dengan pemberian latihan soal guru dapat mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa dalam menerima materi yang telah diajarkan. Semakin

sering guru memberikan latihan soal dan juga semakin sering siswa

melakukan latihan soal diharapkan siswa semakin dalam mengerti dan

memahami konsep secara benar dan tepat sehingga siswa semakin

benar-benar menguasai fisika dan hasil belajar siswa juga semakin meningkat.

Dalam rangka memenuhi tujuan kegiatan pembelajaran fisika yang

telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Penerapan Metode Frekuensi Latihan Soal Dalam Pembelajaran Fisika

Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas I Otomotif 1 SMK 45

Wonosari Pada Konsep Usaha dan Energi”. Dengan seringnya mengadakan

latihan soal dalam pembelajaran fisika diharapkan tingkat pemahaman siswa

(19)

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di

atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman awal siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai

konsep usaha dan energi?

2. Bagaimana pemahaman akhir siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai

konsep usaha dan energi?

3. Apakah frekuensi latihan soal dalam pembelajaran fisika dapat

meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas I SMK 45 Wonosari

pada pokok bahasan usaha dan energi?

4. Adakah perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa kelas I

SMK 45 Wonosari pada pokok bahasan usaha dan energi antara yang

diajar dengan metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi

dan yang diajar dengan metode ceramah disertai frekuansi latihan soal

yang umumnya dilakukan guru sewaktu mengajar?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pemahaman awal siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai konsep usaha

dan energi?

2. Pemahaman akhir siswa kelas I SMK 45 Wonosari mengenai konsep

(20)

3. Apakah frekuensi latihan soal dalam pembelajaran fisika dapat

meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa kelas I SMK 45 Wonosari

pada pokok bahasan usaha dan energi.

4. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep fisika siswa kelas I SMK 45

Wonosari pada pokok bahasan usaha dan energi antara yang diajar dengan

metode ceramah disertai frekuensi latihan soal yang tinggi dan yang diajar

dengan metode ceramah disertai frekuansi latihan soal yang umumnya

dilakukan guru sewaktu mengajar.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas,

diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna:

1. Untuk menyumbangkan suatu cara pembelajaran yang berguna bagi dunia

pendidikan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

2. Untuk memberi masukan kepada guru dalam memilih metode mengajar

yang tepat.

3. Memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam membuat soal-soal fisika.

4. Untuk menambah motivasi dalam kegiatan belajar mengajar, mendapatkan

situasi yang berbeda agar tidak terjadi kejenuhan dan membantu siswa

(21)

BAB II DASAR TEORI

A. Pemahaman Konsep

Salah satu hal penting dalam proses belajar mengajar di sekolah bagi

siswa adalah kemampuan untuk memahami yang dipelajari. Dalam proses

belajar mengajar dapat terjadi bahwa siswa bertambah mengerti dan konsep

yang diketahui bertambah. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus

membimbing dan menekankan pada pemahaman tersebut. (Windarto, 2007)

Untuk dapat memutuskan apakah siswa memahami suatu konsep

diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan

pemahaman tersebut. Menurut Kartika Budi (1992: 114 dalam Windarto,

2007)), kriteria atau indikatror-indikator tersebut antara lain; 1) dapat

menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat

sendiri, 2) dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang

lain, 3) dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum, 4)

dapat menerapkan konsep untuk menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala

alam, memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun secara praktis,

dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu

sistem bila kondisi tertentu dipenuhi, 5) dapat mempelajari konsep lain yang

berkaitan dengan cepat, 6) dapat membedakan konsep yang satu dengan

konsep lain yang saling berkaitan.

(22)

Menurut Sudjana (1989: 51) pemahaman dapat dibedakan ke dalam

tiga kategori, yaitu; pemahaman tingkat rendah, pemahaman tingkat dua, dan

pemahaman tingkat tiga atau tingkat tinggi. Dengan semakin bertambahnya

konsep yang diketahui dan dipahami dan sekaligus semakin tepat konsep

fisika dimengerti siswa, maka siswa semakin benar-benar menguasai fisika

(Windarto, 2007).

B. Teori Perubahan Konsep

Posner dkk., dalam Suparno (2005:85) menjelaskan adanya dua fase

yang dapat dibedakan dari perubahan konsep dalam filsafat sains, yaitu central

commitments dan central commitments in need of modification. Dalam

central commitments, para ilmuwan mendefinisikan persoalan, strategi

menghadapi persoalan itu, dan menentukan kriteria untuk penyelesaian.

Dalam fase central commitments in need of modification, ilmuwan harus

mengubah central commitment bila itu bertentangan dengan asumsi mereka.

Dalam proses pembelajaran ada dua proses yang analog dengan dua

fase perubahan konsep di atas. Dalam pembelajaran ada proses yang disebut

asimilasi dan akomodasi. Dalam asimilasi, siswa menggunakan

konsep-konsep yang telah ada untuk menghadapi gejala baru dengan suatu perubahan

kecil yang berupa penyesuaian. Dalam akomodasim, siswa harus mengganti

atau mengubah konsep-konsep pokok mereka yang lam karena tidak cocok

(23)

Menurut Suparno, 2005:88 setiap orang mempunyai struktur

pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai suatu filter dan fasilitator

terhadap ide-ide dan pengalaman-pengalaman yang baru. Melalui kontak

dengan pengalaman baru, skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu

dengan proses asimilasi dan akolodasi. Dari proses adaptasi menggunakan

asimilasi dan akomodasi tersebut Piaget dalam Suparno 2005:89

mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh seseorang secara

terus-menerus dengan setiap kali mengembangkan atau mengubah skema yang

dimilikinya.

Dykstra, Boyle, dan Monarch, 1992 dalam Suparno 2005:93

mengelompokkan perubahan konsep dalam suatu taksonomi non hirarkis.

Menurut Dykstra dkk., ada tiga perubahan kosep, yaitu diferensiasi, kelas

ekstensi, dan rekonseptualisasi. Diferensiasi terjadi bila konsep-kpnsep baru

muncul dari konsep-konsep yang sudah ada, yang lebih umum. Kelas ekstensi

terjadi bila konsep yang kelihatan berbeda, ternyata merupakan suatu kasus

dari konsep sebelumnya. Rekonseptualisasi terjadi bila perubahan yang

signifikan dalam sifat, hubungan antara konsep-konsep terjadi.

Vygotsky dalam Suparno, 2005:94 membedakan antara dua konsep,

yaitu konsep spontan dan konsep sainstifik. Konsep spontan adalah konsep

yang dipunyai siswa karena pergaulannya setiap hari dalam situasi tertentu

tanpa struktur yang sistematik. Sedangakn konsep sainstifik didapat di bangku

sekolah secara sistematik struktural. Dalam proses pembelajaran konsep, yang

(24)

C. Latihan Soal

a. Pengertian latihan

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau

pengalaman (Nasution, 2004:2). Berarti latihan adalah salah satu sebab

atau faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Latihan memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menguji pemahamannya terhadap apa yang

telah ia pelajari. Menurut Jusuf, 1982: 60 latihan adalah suatu kegiatan

melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh,

dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan

suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen.

Latihan soal adalah tahap dimana siswa berlatih menerapkan

konsep-konsep, hukum-hukum, teori-teori, dan cara yang telah dipelajari

untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran fisika masalah tersebut

berupa soal-soal. Masalah yang ideal adalah masalah yang berkaitan

dengan kehidupan siswa sehari-hari, namun tidak selalu mudah

menghadirkan masalah seperti itu dalam kelas (Windarto, 2007:10).

Belajar bermakna adalah belajar yang mengutamakan pengertian

atau pemahaman konsep maka, dalam mempelajari fisika perlu ditekankan

kepada tiga hal penting, yaitu 1) pengenalan fakta dan penanaman konsep,

2) contoh soal dan penyelesaiannya yang disajikan secara bervariasi

(25)

disajikan dimulai dari yang mudah sampai dengan soal pemecahan

masalah (Windarto, 2007:10).

b. Manfaat latihan soal dalam pembelajaran

Manfaat latihan menggambarkan bahwa latihan dalam

pembelajaran sangat esensial bagi tercapainya hasil belajar (Hamalih,

2003: 95 dalam Windarto, 2007), karena:

1. Latihan dapat memantapkan hasil belajar, penguasaan aspek- aspek

perubahan tingkah laku siswa seperti kebiasaan, keterampilan, sikap,

dan pengertian.

2. Latihan berfungsi mengembangkan kemampuan berpikir untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi baik secara individu

maupun secara kelompok.

3. Latihan penting artinya untuk kehidupan sehari-hari bagi para siswa,

misalnya trasfer belajar.

4. Latihan membantu cara pembelajaran yang efektif, seperti mengingat

dan meniru.

(26)

c. Upaya untuk mendayagunakan latihan soal dalam pembelajaran

Ada beberapa bentuk latihan yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran menurut Hamalih, 2003: 97 dalam Windarto 2007:

1. Repetition (ulangan)

Ulangan yang dikategorikan sebagai latihan ialah apabila ulangan ini

merupakan suatu usaha dalam rangka latihan dengan tujuan

memperteguh atau memperkuat hasil belajar. Dengan demikian hasil

belajar itu menjadi milik siswa dan bermanfaat bagi hidupnya.

2. Latihan otomatis (drill)

Adalah upaya memantapkan keterampilan-keterampilan otomatis atau

asosiasi yang telah diperolah.

3. Review atau Reteaching

Adalah mengajarkan kembali atau mempelajari kembali bahan-bahan

yang telah di ajarkan dengan maksud memperoleh pemahaman,

memperluas atau memperjelas dan memperdalam hal-hal tersebut.

4. Practice

Suatu keterampilan dapat dikuasai siswa bila telah mengalami latihan.

Latihan tidak memerlukan yang betul-betul sama, misalnya belajar

mengetik, menyetir, dan sebagainya.

5. Review dan Practice

Teknik ini merupakan keharusan belajar dalam kelas, practice

merupakan aspek yang penting dari review, sedangkan review

(27)

utama practice ialah memperbaiki belajar, sedangkan review untuk

memperluas belajar. Perbedaannya ialah practice bersifat efektif dalam

pengajaran keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan, bahkan merupakan

proses individualis. Review bersifat efektif untuk menumbuhkan

pengertian, sikap, apresiasi dan terutama merupakan suatu proses

pertimbangan kelompok.

d. Kelemahan atau kerugian latihan soal dalam pembelajaran

Ada beberapa kelemahan atau kerugian dari latihan soal dalam

pembelajaran menurut Windarto (2007:14):

1. Latihan-latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, atas

perintah-perintah guru, dapat mematikan atau melemahkan inisiatif

maupun kreativitas pada siswa.

2. Siswa menjadi tergantun pada guru, menunggu petunjuk atau perintah.

3. Latihan yang diberikan dapat membentuk sesuatu kebiasaan yang

kaku.

4. Latihan yang terlampau sulit dapat menimbulkan perasaan benci dalam

(28)

D. Usaha dan Energi

1. Pengertian Usaha

Dalam kehidupan sehari-hari melakukan kegiatan fisik sering

disebut sebagai usaha. Misalnya mendorong sebuah peti yang berat dengan

sekuat tenaga supaya peti berpindah tempat. Akan tetapi dalam fisika kata

“usaha” memiliki arti yang khas. Dalm fisika, usaha (work) oleh gaya

konstan didefinisikan sebagai hasil kali komponen gaya searah

perpindahan dengan besar perpindahan yang dihasilkannya. Usaha diberi

lambang W, sehingga untuk gaya yang searah dengan perpindahan,

besarnya usaha W dapat dirumuskan: W = F

.

s.

Bila gaya tidak searah perpindahan, misalkan gaya F membentuk sudut θ terhadap perpindahan s, maka usaha W dirumuskan secara umum:

W = Fx . s = (F cos θ) s = F . s cos θ s F

awal akhir

m m

B A

s

F

m m

B A

Fy

Fx

(29)

2. Pengertian Energi

Segala sesuatu yang kita lakukan memerlukan energi. Untuk

bermain, belajar, bekerja, dan tidur kita memerlukan energi. Apakah

energi itu? Secara sederhana dapat kita katakan bahwa energi adalah

kemampuan untuk melakukan usaha. Sebagai contoh mobil dapat melaju

di jalan karena ada sumber energi kimia yang dikandung dalam bahan

bakar bensin. Jika bensin habis, maka mobil kehabisan energi dan

akibatnya mobil tidak dapat lagi melakukan usuha (melaju lagi).

Berdasarkan pengamatan dalam kehidupan keseharian, energi

muncul dalam berbagai bentuk, misalnya energi kimis, energi listrik,

energi nuklir, dan sebagainya. Energi dapat berubah dari bentuk yang satu

ke bantuk yang lainnya. Energi justru bermanfaat pada saat terjadinya

perubahan bentuk. Sebagai contoh, energi kimia dalam baterai kering

bermanfaat untuk menyalakan senter ketika terjadi perubahan dari energi

kimia menjadi energi listrik.

3. Sumber-sumber Energi

Sumber energi yang digunakan sebagaimana bentuk aslinya

disebut sumber primer. Sumber-sumber ini dibagi atas dua kelompok,

yaitu sumber yang terbatas dan sumber yang tak terbatas.

Sumber-sumber yang terbatas meliputi bahan bakar fosil, yakni

(30)

diperbaharui) dan bersih (tidak menimbulkan polusi) , antara lain energi

matahari, angin, dan air.

Energi Cahaya

Cahaya termasuk salah satu sumber energi. Cahaya dapat menghasilkan

energi listrik. Alat yang dapat menguubah langsung energi cahaya

matahari menjadi energi listrik disebut sel fotovoltaik.

Energi Gelombang

Gelombang memiliki energi. Batu karang yang terus-menerus diterpa oleh

gelombang laut dapat hancur.

Energi Angin

Energi angin ini dimanfaatkan melalui penggunaan kincir angin untuk

mennggiling gandum dan memompa air.

Energi Air

Energi air dimanfaatkan untuk mengahsilkan listrik dalam pembangkit

listrik tenaga air (PLTA).

Energi Panas Bumi

Suhu suatu tempat meningkat berdasarkan kedalaman dari permukaan

bumi, tetapi hanya sedikit tempat yang menghasilkan uap panas didekat

permukaan tanah. Jika uap panas yang dihsilkan berada di dekat

permukaan tanah, maka letak sumber uap dapat dicapai dengan teknologi

pengeboran. Energi panas bumi dapat diubah menjadi energi listrik pada

(31)

Energi Nuklir

Berdasarkan jenis reaksi yang digunakan untuk menghasilkan energi

nuklir, energi nuklir dibagi atas dua jenis, yaitu energi reaksi fisi dan

energi reaksi fusi. Pada reaksi fisi, satu atom dipecah menjadi 2 atom

kemudian dihasilkan anargi fisi. Sedangkan pada reaksi fusi, dua atom

digabung menghasilkan atom yang lebih berat dan disertai pelepasan

energi fusi yang sangat besar.

4. Energi Potensial Gravitasi dan Energi Kinetik

Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena

kedudukannya. Energi potensial benda yang disebabkan oleh gaya

gravitasi bumi disebut energi potensial gravitasi. Bentuk energi yang

paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah energi potensial

gravitasi.

Penurunan Rumus Energi Potensial

Pada ketinggian rendah (h < 10 km) di atas permukaan bumi, nilai

percepatan grativasi hanya sedikit berbeda. Dapat dikatakan bahwa

percepatan gravitasi untuk tempat-tempat di dekat permukaan bumi adalah

tetap, yaitu 9,8 ms-2.

Untuk mengangkat benda bermassa m vertikal ke atas, sebuah gaya

paling kecil yang sama dengan berat benda mg harus dikerjakan oeh

(32)

sampai suatu ketinggian h di atas tanah, maka usaha yang dilakukan harus

sama dengan hasil kali gaya mg dengan jarak vertikal h, sehingga: W = F.s

= (m.g) h

Oleh karena itu, dapat didefinisikan energi potensial gravitasi suatu

benda terhadap suatu bidang acuan sebagai hasil kali berat benda mg

dengan ketinggian h dari bidang acuan tersebut.

Energi Kinetik

Energi kinetik yaitu energi yang disebabkan oleh gerak suatu

benda, sehingga sering disebut energi gerak.

Benda bermassa m diam pada permukaan licin. Ketika gaya

konstan F diberikan selama benda menempuh jarak s, benda bergerak

dengan percepatan tetap a sampai mencapai kecepatan akhir v. Usaha

m

m

m

EP = mgh

EP = mgh

h

s F

kedudukan awal kedudukan akhir

m m

B A

vo= 0 v

(33)

yang dilakukan benda W = F s seluruhnya diubah menjadi energi kinetik

benda pada keadaan akhir. Jadi, EK = W atau EK = F s.

Persamaan GLB:

v

Persamaan perpindahan dari GLBB:

vt

Energi kinatik EK dapat ditulis dengan

( )

( )

Jadi energi kinetik berbanding lurus dengan massa benda dan

berbanding lurus dengan kuadrat kecepatannya.

5. Hubungan Usaha dengan Energi Kinetik

Besarnya usaha sama dengan perubahan energi kinetiknya. Secara

matematis dituliskan dengan persamaan:

(34)

hA

hB

A

B

6. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial

p

7. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial Pegas

Pegas yang panjangnya xo bila ditarik oleh gaya F akan bertambah

panjang sebesar ∆x.

Menurut hukum Hooke:

F = k . ∆x

∆x = pertambahan panjang pegas (m)

∆x = x1 - xo

Ep = energi potensial pegas (J)

W = usaha pegas (J)

(35)

I

II

Em1

Em2

8. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Hukum ini menyatakan:

“ Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap (konstan).”

2

9. Daya dan Efisiensi

Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan per satuan waktu atau

energi tiap detik. Secara matematis dirumuskan:

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian

kualitatif-kuantitatif. Termasuk dalam jenis penelitian kualitatif karena jawaban siswa

dalam mengerjakan soal-soal fisika pokok bahasan usaha dan energi baik

sebelum diberi treatmen maupun sesudah diberi treatmen tidak dianalisis

dengan statistik (dianalisis secara non statistik). Sedangkan termasuk jenis

penelitian kuantitatif karena dianalisis dengan statistik, diperlukan data sesuai

dengan variabel-variabel yang ingin diukur, kemudian data tersebut dianalisis

dengan menggunakan tes T.

B. Partisipan penelitian

Partisipan pada penelitian ini adalah semua siswa kelas I SMK 45

Wonosari tahun ajaran 2008/2009 diambil dua kelas. Satu kelas sebagai kelas

eksperimen yaitu kelas I Otomotif 1 dengan jumlah siswa 35 siswa dan satu

kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas I Teknik Informatika dengan jumlah

siswa 27 siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei

2009 di SMK 45 Wonosari, Gunungkidul.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non

Random Pre-test Post-test Control Group. Dalam rancangan ini, pengambilan

sampel tidak dilakukan secara rambang. Rancangan ini dipilih karena selama

penelitiantidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada. Pre tes

digunakan untuk mengukur pemahaman awal siswa mengenai konsep usaha

dan energi baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Setelah kedua

(37)

kelas sampel dengan masing-masing perlakuan mengikuti kegiatan

pembelajaran, langkah selanjutnya adalah pemberian post tes. Post tes

digunakan untuk mengukur pemahaman akhir siswa mengenai konsep usaha

dan energi setelah diberi perlakuan. Rancangan eksperimennya ditampilkan

pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre Tes Treatment Post Tes Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 0 T2 Keterangan : X = frekuensi latihan soal tinggi

0 = frekuensi latihan soal yang biasa dilakukan guru

Hasil dari post tes kemudian dibandingkan untuk menentukan

apakah setelah diberi perlakuan masing-masing kelas (kelas eksperimen dan

kelas kontrol) pemahamannya mengenai konsep usaha dan energi mengalami

peningkatan dan apakah perlakuan pada kelas eksperimen pemahamannya

mengenai konsep usaha dan energi lebih baik dibanding dengan kelas kontrol.

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan beberapa variabel yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan pemahaman

siswa.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi latihan soal tinggi

yang dikenakan pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol

(38)

F. Treatmen

Dalam penelitian ini treatment diberikan kepada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen kegiatan pembelajaran

menggunakan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi latihan soal

tinggi sedangkan untuk kelas kontrol kegiatan pembelajaran menggunakan

metode ceramah dengan disertai frekuensi latihan soal yang biasa dilakukan

guru dalam mengajar.

Pada kelas eksperimen, latihan soal diberikan setiap kali pertemuan

yaitu sebanyak 6 kali latihan dengan jumlah soal setiap latihan rata-rata 1

sampai 2 soal setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua sampai pertemuan

keenam pada kelas ekperimen sebelum dimulai proses belajar mengajar siswa

diberi soal sebagai ulangan kecil dengan jumlah soal 1 sampai 2 soal yang

materinya diambil dari pertemuan sebelumnya atau soal pada pertemuan

sebelumnya. Sementara pada kelas kontrol latihan soal diberikan setiap 2 atau

3 kali pertemuan dengan jumlah soal rata-rata antara 3 sampai 5 soal yang

soalnya diambil sama dari soal yang diberikan pada kelas eksperimen. Pada

kelas kontrol tdak diadakan ulangan kecil pada pertemuan kedua sampai

pertemuan keenam.

Kedua kelas sebelumnya belum mendapat pembelajaran tentang

pokok bahasan usaha dan energi sehingga hasil penelitian ini benar-benar

diakibatkan oleh perlakuan yang dirancang untuk mengetahui peningkatan

pemahaman siswa mengenai konsep usaha dan energi dan perbedaan tingkat

pemahaman siswa mengenai konsep usaha dan energi antara kelas yang diajar

menggunakan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi latihan soal

tinggi pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang disertai dengan

(39)

G. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

yang berbentuk tes, yaitu tes buatan sendiri yang berbentuk tes esai (tes

uraian). Tes uraian yang dipilih dalam instrumen ini adalah tes uraian terbatas.

Yang dimaksud dengan tes uraian terbatas adalah peserta didik diberi

kebebasan untuk menjawab soal yang ditanyakan, namun arah jawaban

dibatasi sedemikian rupa, sehingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang

terarah. Pemilihan tipe soal uraian dikarenakan dengan tes ini akan lebih

mudah mengetahui perkembangan tingkat kemampuan siswa dalam

menyelesaikan permasalahan usaha dan energi sehingga peningkatan

pemahaman siswa mengenai kosep usaha dan energi dapat diamati.

Tes ini digunakan sebagai tes awal (pre tes) untuk melihat prior

knowledge siswa dan tes akhir (post tes) untuk mengetahui peningkatan

pemahaman siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dan untuk

mengetahui apakah peningkatan pemahaman siswa pada kelas eksperimen

lebih baik dibanding peningkatan pemahaman siswa pada kelas kontrol.

Ranah kognitif yang diukur mengikuti taksonomi Bloom yang

meliputi ingatan (c1), pemahaman (c2) dan aplikasi (c3) (Wilantara, 2005:73).

Berikut merupakan tabel kisi-kisi soal uraian yang menggambarkan

hubungan variabel yang akan diukur, yaitu konsep usaha dan energi dengan

distribusi soal dalam instrumen.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Uraian TOPIK SUB

TOPIK

INDIKATOR DIMENSI NO. SOAL C1 C2 C3

Mendefinisikan

pengertian usaha

secara fisika,

menurunkan

persamaan

usaha, dan

mengkonversi

(40)

U

satuan usaha.

Mengetahui

syarat-syarat

seseorang/suatu

sistem dikatakan

melakukan

usaha menurut

fisika.

√ √ 2

Memecahkan

masalah yang

berhubungan

dengan usaha

secara kuantitatif

dari grafik gaya

terhadap

energi potensial

dan energi

kinetik

√ √ 4,6

Memecahkan

masalah yang

berhubungan

dengan energi

secara kuantitatif

menggunakan

(41)

persamaan

energi.

Hukum

Kekekalan

Energi

Mekanik

Menuliskan

persamaan

hukum

kekekalan energi

mekanik

berdasarkan

bunyi hukum

kekekalan energi

mekanik

√ √ 5,9

Mengaplikasikan

hukum

kekekalan energi

mekanik untuk

memecahkan

masalah secara

kuantitatif.

√ √ 5,9

Daya dan

Efisiensi

Mendefinisikan

pengertian daya,

menurunkan

persamaan daya,

dan

mengkonversi

satuan daya.

√ √ 7,10

Menghitung

efisiensi (daya

guna).

(42)

H. Validitas Instrumen

Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting karena akan

menentukan hasil penelitian itu valid atau tidak (Suparno, 2007:67). Kualitas

instrumen ditunjukkan oleh kesahihan dan keterandalannya dalam

mengungkapkan apa yang akan diukur. Suatu alat ukur disebut memiliki

validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang

seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu (Chabib Thoha,

1990:109-110).

Untuk menjamin validitas instrumen dilakukan dengan menyusun

kisi-kisi soal seperti yang terdapat tabel 3.2 pada point instrumen sehingga akan

tersusun secara valid. Menurut Sumadi Suryabrata, 1987:7 dalam Chabib

Toha, 1990:32 tujuan penyusunan kisi-kisi soal adalah merumuskan setepat

mungkin ruang lingkup, tekanan, dan bagian-bagian tes sehingga perumusan

tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si penyusun tes.

I. Metode Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh dianalisis secara non statistik dan

secara statistik.

1. Analisis Non Statistik

Analisis non statistik dilakukan dengan memberikan skor untuk

tiap-tiap butir soal kemudian dari hasil skoring tersebut dibuat tabel hasil pre

tes yang menyatakan bagaimana pemahaman awal setiap siswa dan

kemudian ditarik kesimpulan untuk masing-masing siswa konsep mana

yang sudah dipahami, kurang dipahami dan belum dipahami pada pokok

bahasan usaha dan energi. Siswa dikatakan sudah paham jika skor yang

dicapai tiap-tiap soal sama dengan skor maksimum masing-masing soal,

tidak paham jika skor yang dicapai adalah nol, dan kurang paham jika skor

yang dicapai diantara nol dan skor maksimum Analisis yang sama juga

dilakukan pada hasil post tes, yaitu dengan membuat tabel hasil post tes

yang menyatakan pemahaman akhir seluruh siswa dan untuk mengetahui

(43)

Data-data yang diperoleh kemudian dinarasikan berdasarkan

jawaban benar, kurang lengkap, salah, dan jawaban kosong untuk

mengetahui seberapa banyak siswa yang menjawab hal tersebut dan

dimana kesalahan siswa yang paling sering dijumpai kemudian ditarik

kesimpulan apakah pemahaman siswa mengenai konsep usaha dan energi

pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan bila dilihat

dari hasil pre tes dan post tesnya dan apakah peningkatan pemahaman

siswa mengenai konsep usaha dan energi pada kelas eksperimen lebih baik

dibanding kelas kontrol.

2. Analisis Statistik

Selain dianalisis secara non statistik, data yang diperoleh juga

dianalisis dengan statistik menggunakan tes-T untuk 2 kelompok yang

independen yang menyatakan hasil belajar siswa dari hasil pretes dan

posttes dari kedua metode pembelajaran yang diterapkan, yaitu metode

ceramah yang disertai latihan soal dengan frekuansi latihan soal tinggi

pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi

latihan soal yang biasanya dilakukan guru mengajar pada kelas kontrol.

Dari hasil analisis dengan tes-T ini dibuat kesimpulan apakah

peningkatan pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih baik

dibandingkan peningkatan pemahaman siswa pada kelas kontrol.

Kemudian dilakukan analisis berikutnya menggunakan tes-T untuk

kelompok dependen untuk mengetahui apakah pemahaman siswa pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan. Analisisnya

meliputi:

a. Menghitung Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Untuk menganalisis apakah pemahaman siswa mengalami

peningkatan, skor pretest dan posttest dianalisis dengan tes-T untuk

kelompok dependen. Untuk menghitung ada tidaknya peningkatan

(44)

trel =

Keterangan:

x1 = skor pretest

x2 = skor posttest

D = perbedaan antara skor tiap subyek

N = jumlah pasang skor (jumlah pasangan)

df = N - 1

tcrit dicari/diperoleh dari tabel (two tailed test) dengan level signifikan α = 0,05.

Jika ⎪trel⎪ > ⎪tcrit⎪ maka signifikan berarti terjadi peningkatan

pemahaman siswa.

Jika ⎪trel⎪ < ⎪tcrit⎪ maka tidak signifikan berarti tidak terjadi

peningkatan pemahaman siswa.

b. Menghitung Perbedaan Peningkatan Pemahaman Siswa Kelas Kontrol

dan Kelas Eksperimen

Untuk menganalisis perbedaan peningkatan pemahaman siswa

menyangkut hasil pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen digunakan tes-T untuk kelompok independen. Untuk

menghitung tingkat signifikan perbedaan peningkatan pemahaman

siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan analisis

sebagai berikut:

b.1. Menghitung standar deviasi dari kedua kelompok dengan

(45)

b.2. tobs dihitung dengan rumus:

indeks 1 menunjukan kelas eksperimen

indeks 2 menunjukan kelas kontrol

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data dan Analisis Data 1. Analisis Non statistik

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data-data meliputi hasil

pretes dan posttes dalam proses pembelajaran pokok bahasan usaha dan

energi dengan metode ceramah yang disertai dengan frekuensi latihan soal

tinggi pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang disertai dengan

frekuensi latihan soal yang pada umumnya dilakukan guru saat mengajar

pada kelas kontrol.

Data Pretes:

a.Kelas Eksperimen

No.

Soal

Konsep Variasi Jawaban

Benar Kurang

Lengkap

Salah Kosong Jumlah

1. 1.1. Pengertian usaha

secara fisika

1.2. Persamaan usaha

1.3. Satuan usaha.

16

21

13

4

1

0

15

12

20

0

1

2

35

35

35

2. Syarat seseorang/suatu

sistem dikatakan

4 27 4 0 35

(47)

melakukan usaha secara

fisika.

3. Grafik gaya terhadap

perpindahan.

0 9 19 7 35

4. Energi potensial 2 19 11 3 35

5. Hukum kekekalan

energi mekanik

1 16 5 13 35

6. Energi kinetik 1 26 8 0 35

7. Pesamaan daya 1 28 5 1 35

8. Efisiensi daya 0 11 8 16 35

9. Hukum kekekalan

energi mekanik

1 18 4 12 35

10. 1.1. Pengertian energi

1.2. Pengertian daya

18

15

0

0

13

8

4

12

35

35

b. Kelas Kontrol

No.

Soal

Konsep Variasi Jawaban

Benar Kurang

Lengkap

Salah Kosong Jumlah

1. 1.1. Pengertian usaha

secara fisika

1.2. Persamaan usaha

10

16

4

0

12

7

1

4

27

(48)

1.3. Satuan usaha. 11 0 15 1 27

2. Syarat seseorang/suatu

sistem dikatakan

melakukan usaha secara

fisika.

1 21 4 1 27

3. Grafik gaya terhadap

perpindahan.

0 9 6 12 27

4. Energi potensial 2 14 4 7 27

5. Hukum kekekalan

energi mekanik

0 17 2 8 27

6. Energi kinetik 1 18 2 6 27

7. Pesamaan daya 1 20 5 1 27

8. Efisiensi daya 0 14 6 7 27

9. Hukum kekekalan

energi mekanik

0 21 6 0 27

10. 1.1. Pengertian energi

1.2. Pengertian daya

18

15

0

0

9

4

0

8

27

(49)

Analisis:

Berikut merupakan analisis pemahaman awal siswa yang mengacu

pada variasi jawaban siswa dalam mengerjakan soal-soal pretes.

a. Kelas Eksperimen

Soal nomor 1 konsep 1.1. Siswa menjelaskan pengertian usaha secara

fisika.

Jawaban benar:

Beberapa siswa sudah memiliki konsep yang benar mengenai

pengertian/definisi usaha secara fisika yaitu adalah hasil kali gaya yang

searah perpindahan dengan besarnya perpindahan yang dihasilkan,

kurang dari separuh jumlah siswa yang ada ini menjawab demikian.

Mereka memahami bahwa komponen gaya yang searah perpindahan

yang menghasilkan usaha.

Jawaban kurang lengkap:

Sebagian kecil siswa memiliki konsep awal yang kurang

mengenai pengertian/definisi usaha secara fisika. Definisi usaha yang

mereka kemukakan adalah hasil kali gaya dikali perpindahan.

Pemahaman mereka semua komponen gaya yang bekerja dan

menghasilkan perpindahan akan menghasilkan usaha.

Jawaban salah:

Sebanyak 42,9 % siswa memiliki konsep yang salah mengenai

pengertian/definisi usaha. Kebanyakan siswa-siswa ini menjawab

(50)

sehari-hari yaitu suatu cara/tindakan seseorang untuk melakukan atau

mencapai sesuatu.

Soal nomor 1 konsep 1.2. Siswa menurunkan persamaan usaha.

Jawaban benar:

Konsep awal yang dimiliki siswa dalam menurunkan

persamaan usaha dari definisi yang disebutkan sebelumnya adalah W =

F

.

s atau W = F

.

x. Yakni sebanyak 60 % siswa yang menjawab hal

tersebut. Mereka memahami bahwa komponen gaya yang searah

perpindahan yang menghasilkan usaha.

Jawaban kurang lengkap:

Siswa menuliskan persaman usaha adalah usaha : gaya X

perpindahan (jarak). Siswa ini memahami cara menurunkan persamaan

daribentuk definisi, hanya saja dia belum begitu memahami

simbol-simbol yang harus digunakan untuk menghasilkan persamaan usaha

secara matematis. Selainitu dari jawaban siswa dapat disimpulkan

bahwa siswa ini belum bisa membedakan antara jaran dan pepindahan.

Jawaban salah:

Konsep awal yang salah dalam menentukan persamaan usaha

adalah definisi usaha yang sering dimunculkan siswa adalah siswa

langsung memberikan jawaban dalam bentuk rumus dengan

menggunakan simbol-simbol sesuai kemauan siswa ( hanya diambil

(51)

perpindahan, maka siswa menurunkan definisi tersebut dalam

persamaan menjadi U = g.p.

Soal nomor 1 konsep 1.3. Siswa menurunkan satuan usaha.

Jawaban benar:

Beberapa siswa memiliki konsep awal yang benar mengenai

satuan usaha. Mereka mendapatkan bahwa satuan usaha adalah Nm,

akan tetapi hanya dua siswa yang memahami bahwa Nm adalah joule.

Jawaban kurang lengkap:

Siswa tidak ada yang menjawab kurang lengkap.

Jawaban salah:

Separuh lebih siswa yang mempunyai konsep salah mengenai

satuan usaha. Kesalahan yang paling sering ditemui adalah N/m dan N.

Soal nomor 2. Siswa menentukan syarat-syarat seseorang dikatakan

melakukan usaha menurut fisika.

Jawaban benar:

Beberapa siswa memiliki konsep awal yang benar, mereka

memahami bahwa perpindahan nol maka usahanya bernilai nol,

sehingga dalam kasus ini meskipun Andi mendorong tembok sampai

(52)

Jawaban kurang lengkap:

Separuh lebih siswa memiliki konsep awal yang benar tetapi

kurang lengkap. Mereka bisa mendapatkan nilai W = 0 tetapi mereka

tidak tahu apakah Andi melakukan usaha atau tidak. Selain itu

langkah-langkah mereka dalam mengerjakan kurang lengkap.

Sepertinya mereka kurang memahami apa yang disajikan soal dan apa

yang harus dianalisis dari soal.

Jawaban salah:

Beberapa siswa menjawab salah dengan kecenderungan

jawaban yang didapati adalah mereka berpendapat bahwa andi

melakukan usaha karena Andi merasa lelah dan mengeluarkan energi.

Soal nomor 3. Siswa dapat memecahkan masalah yang berhubungan

dengan usaha secara kuantitatif dari grafik gaya terhadap

perpindahan.

Jawaban benar:

0 % siswa yang menjawab benar.

Jawaban kurang lengkap:

Dari 30% siswa menjawab kurang lengkap. Jawaban yang

paling banyak ditemui adalah mereka paham bahwa usaha adalah =

luas segitiga, akan tetapi beberapa siswa ini menghitung luas segitiga

(53)

persamaan segitiga yang benar tetapi mereka kurang memahami mana

yang merupakan alas dan tinggi.

Jawaban salah:

Lebih dari 50% siswa salah dalam memberikan jawaban soal

nomor 3 ini. Kesalahan yang paling banyak dijumpai adalah mereka

menghitung besarnya usaha dengan persamaan W = F.x dan mereka

tidak mengisikan besarnya F dan x.

Soal nomor 4. Mengaplikasikan persamaan energi potensial.

Jawaban benar:

Siswa yang menjawab benar pada soal ini hanya ada 2 orang

siswa dari 35 siswa yang ada. Kedua siswa ini memiliki konsep yang

benar dalam megaplikasikan persamaan energi potensial. Dalam

menjawab soal, siswa-siswa ini juga memahami betul langkah-langkah

yang harus ditempuh, untuk itu mereka menuliskan data yang

diketahui dari soal dan menuliskan masalah yang harus diselesaikan

kemudian baru menyelesaikan menggunakan persamaan energi

potensial.

Jawaban kurang lengkap:

Sebagian besar siswa memiliki pemahaman konsep yang

kurang lengkap dalam mengaplikasikan persamaan energi potensial.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa dalam mengerjakan soal. Pada

(54)

potensial adalah Ep = mgh, akan tetapi mereka kurang teliti dalam

melakukan perhitungan, kurang memahami perbedaan energi potensial

dan perubahan energi potensial, kurang memahami lambang-lambang

yang digunakan dalam persamaan sehingga mereka tidak mampu

mengubah data dalam soal ke dalam simbol dalam persamaan. Selain

itu ada juga beberapa siswa yang hanya menuliskan data yang

diketahui dan ditanyakan tetapi mereka tidak memahami langkah

menyelesaikannya.

Jawaban salah:

Hampir sepertiga siswa masih salah dalam menjawab soal

ini. Kesalahan siswa yang paling banyak adalah siswa tidak

menuliskan data yang diketahui tetapi siswa langsug menuliskan apa

yang ditanyakan dan hampir semua jawaban siswa yang salah ini

ditemui siswa menuliskan Ep pada masalah yang ditanyakan sementara

yang diminta dalam soal adalah ∆Ep, setelah itu mereka langsung

mengerjakan dengan mengalikan semua angka di dalam soal tanpa

menuliskan rumusnya.

Jawaban kosong:

(55)

Soal nomor 5. Mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi

mekanik.

Jawaban benar:

Sebanyak 2,9 % atau satu siswa yang menjawab benar soal

mengenai konsep hukum kekekalan energi mekanik ini.

Jawaban kurang lengkap:

Sebanyak 45,7 % siswa kurang memahami bagaimana

mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi mekanik untuk

menyelasaikan soal pretes nomor 5, hal ini dapat dilihat dari jawaban

para siswa ini yang masih kurang lengkap. Jawaban kurang lengkap

yang sering muncul adalah siswa tidak bisa memahami soal yang

tersirat sehngga apa yang diketahui dalam soal tidak sepenuhnya

dimengerti dan ini berpengaruh terhadap perhitungan yang mereka

lakukan.

Jawaban salah:

Jawaban salah yang sering muncul pada konsep ini adalah

siswa mengerjakan soal ini menggunakan persamaan Ep = mgh dan

tanpa memperhatikan data yang diketahui pada soal.

Jawaban kosong:

Sementara siswa yang tidak menjawab (jawabannya

(56)

Soal nomor 6. Mengaplikasikan persamaan energi kinetik.

Jawaban benar:

Konsep awal yang dimiliki siswa dalam mengaplikasikan

persamaan energi kinetik adalah Ek = 1/2 mv2 sampai didapatkan hasil

akhir 12,5 joule. Dari 35 siswa hanya ada satu siswa atau 2,9 % siswa

yang menjawab hal tersebut.

Jawaban kurang lengkap:

Sebanyak 74,3 % siswa menjawab kurang lengkap. Lebih dari

separo jumlah siswa masih kurang memahami bagaimana

mengaplikasikan persamaan energi kinetik untuk menyelesaikan soal

energi kinetik. Dari variasi jawaban siswa didapatkan kebanyakan

siswa kurang teliti dalam melakukan perhitungan, kurang memahami

lambang-lambang yang digunakan dalam persamaan. Siswa sebagian

besar tidak memahami data yang diketahui dari soal dan apa yang

ditanyakan pada soal.

Jawaban salah:

Sebanyak 22,9 % siswa menjawab salah. Kesalahan siswa yang

paling banyak ditemui adalah mereka menggunakan persamaan Ek =

mv2 dan mengoperaskan bilangan tanpa melihat satuan yang diketahui

(57)

Soal nomor 7. Mengaplikasikan persamaan daya.

Jawaban benar:

Hanya ada satu siswayang memiliki konsep awal yang benar

dalam mengaplikasikan persamaan daya P = W/t. Siswa mampu

menyelesaikan soal ini dengan benar dan terstruktur.

Jawaban kurang lengkap:

Sebagian besar siswa memiliki konsep awal yang kurang

lengkap dalam mengaplikasikan persamaan daya. Pada dasarnya

beberapa siswa sudah mengetahui bahwa persamaan daya adalah P =

W

/t akan tetapi sebagian besar siswa kurang memperhatikan satuan dari

data yang diketahui dan satuan yang diminta dalam penyelesaian.

Selain itu beberapa siswa yang lain juga mampu menghasilkan angka

yang diminta, akan tetapi mereka tidak menuliskan data yang diketahui

dan masalah yang harus diselesaikan, serta mereka memberikan simbol

untuk masing-masing besaran dalam sowal hanya sesuai dengan huruf

awal besaran, misal daya (D).

Jawaban salah:

Kesalahan siswa yang paling banyak didapatkan dalam

menjawab soal ini adalah siswa kecenderungan langsung

mengoperasikan angka dari data dalam soal. Dari cara siswa

mengerjakan dapat disimpulkan bahwa beberapa siswa ini tidak

(58)

mengoperasikan bilangan/angka yang tersedia dengan mengalikan atau

membagi.

Jawaban kosong:

Sebanyak 2,9 % siswa tidak menjawab.

Soal nomor 8. Menghitung efisiensi daya.

Jawaban benar:

0 % siswa yang menjawab benar.

Jawaban kurang lengkap:

Kurang dari sepertiga dari jumlah siswa yang ada memberikan

jawaban yang kurang lengkap pada konsep ini. Jawaban kurang

lengkap yang paling banyak ditemui adalah mereka kurang memahami

daya yang diketahui pada soal merupakan daya masukan atau daya

keluaran. Pada dasarnya mereka mampu menuliskan apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal bahkan persamaan yang

harus digunakan apa mereka paham, akan tetapi mereka tidak bisa

membedakan antara daya masukan dan daya keluaran.

Jawaban salah:

Jawaban salah yang paling banyak ditemukan adalah siswa

hanya menuliskan persamaan efisiensi akan tetapi persamaan tersebut

salah, yaitu η = Pin / Pout x 100%.

Jawaban kosong:

(59)

Soal nomor 9. Mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi

mekanik.

Jawaban benar:

Sebanyak 2,9 % atau satu siswa yang menjawab benar soal

mengenai konsep hukum kekekalan energi mekanik ini.

Jawaban kurang lengkap:

Separuh lebih dari jumlah siswa yang ada kurang memahami

bagaimana mengaplikasikan persamaan hukum kekekalan energi

mekanik untuk menyelasaikan soal pretes nomor 9, hal ini dapat dilihat

dari jawaban para siswa ini yang masih kurang lengkap. Jawaban

kurang lengkap yang sering muncul adalah siswa tidak bisa

membedakan mana keadaan awal dan mana keadaan akhir dari kasus

pada soal, dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

Jawaban salah:

Sebanyak 11,4 % siswa menjawab salah. Siswa sebagian besar

tidak memahami data yang diketahui dari soal dan apa yang

ditanyakan pada soal sehingga sbeberapa siswa ini hanya asal dalam

menjawab.

Jawaban kosong:

(60)

Soal nomor 10 konsep 1.1. Menjelaskan pengertian energi.

Jawaban benar:

51,4 % siswa memiliki pemahaman awal yang benar

mengenai konsep pengertian energi. Mereka memahami bahwa yang

dimaksud dengan energi adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas

(usaha).

Jawaban kurang lengkap:

Tidak ditemukan jawaban kurang lengkap pada konsep ini.

Jawaban salah:

Sebanyak 37,1 % siswa menjawab salah dengan berbagai

variasi jawaban. Jawaban salah yang sering muncul yaitu energi adalah

sesuatu zat yang dihasilkan dari makanan yang kita makan. Beberapa

siswa ini beranggapan bahwa energi hanya berkaitan dengan energi

kimia dan aktivitas manusia saja.

Jawaban kosong:

Sebanyak 11,4 % siswa tidak menjawab.

Soal nomor 10 konsep 1.2. Menjelaskan pengertian daya.

Jawaban benar:

Sebanyak 42,9 % siswa yang menjawab benar pada soal pretes

ini, yaitu daya adalah besarnya usaha yang dilakukan persatuan waktu.

Jawaban kurang lengkap:

(61)

Jawaban salah:

Sebanyak 22,9 % siswa menjawab salah. Jawaban salah yang

sering muncul yaitu daya adalah kemampuan untuk melakukan

sesuatu. Dari jawaban yang dikemukakan ini sepertinya siswa belum

bisa membedakan antara enegi dan daya.

Jawaban kosong:

Sebanyak 34,3 % siswa tidak menjawab (kosong).

b. Kelas Kontrol

Soal nomor 1 konsep 1.1. Siswa menjelaskan pengertian usaha secara

fisika.

Jawaban benar:

Beberapa siswa sudah memiliki konsep awal yang benar

mengenai pengertian/definisi usaha secara fisika yaitu adalah hasil kali

gaya yang searah perpindahan dengan perpindahan yang dihasilkan,

sebanyak 37 % siswa ini menjawab demikian. Mereka memahami

bahwa komponen gaya yang searah perpindahan yang menghasilkan

usaha.

Jawaban kurang lengkap:

Sebagian kecil siswa memiliki konsep awal yang kurang

mengenai pengertian/definisi usaha secara fisika. Definisi usaha yang

(62)

Pemahaman mereka semua komponen gaya yang bekerja dan

menghasilkan perpindahan akan menghasilkan usaha.

Jawaban salah:

Sebanyak 44,4 % siswa memiliki konsep yang salah mengenai

pengertian/definisi usaha. Kebanyakan siswa-siswa ini menjawab

pengertian usaha dikaitkan dengan kegiatan dalam kehidupan

sehari-hari yaitu sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan/mencapai

yang kita inginkan.

Jawaban kosong:

Sebanyak 3,7 % siswa tidak menjawab.

Soal nomor 1 konsep 1.2. Siswa menurunkan persamaan usaha.

Jawaban benar:

Konsep awal yang dimiliki siswa dalam menurunkan

persamaan usaha dari definisi yang disebutkan sebelumnya adalah W =

F

.

s atau W = F

.

x. Yakni sebanyak 59,3 % siswa yang menjawab hal

tersebut.

Jawaban kurang lengkap:

Tidak ada yang menjawab kurang lengkap.

Jawaban salah:

Sebanyak 25,9 % menjawab salah. Kesalahan yang paling

(63)

simbol, akan tetapi simbol yang digunkan hanya mengambil huruf

depan dari besaran-besaran yang ada.

Jawaban kosong:

14,8 % siswa tidak menjawab.

Soal nomor 1 konsep 1.3. Siswa menurunkan satuan usaha.

Jawaban benar:

Sebanyak 40,7 % siswa menjawab satuan usaha adalah Nm

dengan cara menurunkan dari persamaan usaha.

Jawaban kurang lengkap:

Tidak ada yang menjawab kurang lengkap.

Jawaban salah:

55,6 % siswa salah dalam menjawab soal ini. Kecenderungan

kesalahan yang didapatkan adalah siswa langsung menuliskan satuan

usaha tanpa menurunkan dari definisinya dan dalam menuliskan satuan

para siswa ini hanya seingat mereka saja. Satuan yang paling banyak

mereka tulis adalah kg m/s.

Jawaban kosong:

(64)

Soal nomor 2. Siswa menentukan syarat-syarat seseorang dikatakan

melakukan usaha menurut fisika.

Jawaban benar:

Hanya 3,7 % siswa yang menjawab benar pada pengukuran

konsep awal siswa mengenai konsep ini. Siswa ini memahami bahwa

bila tidak ada perpindahan pada tembok yang didorong maka usahanya

nol.

Jawaban kurang lengkap:

Sebanyak 77,8 % siswa menjawab kurang lengkap. Jawaban

kurang lengkap yang paling sering muncul adalah siswa menuliskan

besarnya usaha sama dengan nol (W = 0) dan mengatakan Andi tidak

melakukan usaha, tetapi tidak ada penjelasan darimana dihasilkan W =

0.

Jawaban salah:

Jawaban salah yang disebutkan siswa adalah Andi melakukan

usaha karena Andi merasa lelah. Beberapa siswa ini masih terkecoh

dengan kalimat yag mengatakan Andi merasa lelah dan berkeringat

sehingga mereka langsung menyimpulkan bahwa Andi melakukan

usaha dalam kasus ini.

Jawaban kosong:

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Uraian
Grafik gaya terhadap
Grafik gaya terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung

Sebagai wujud usaha sekolah menciptakan suasana, iklim,dan lingkungan pendidikan yang kondusif yang mendukung gerakan anti menyontek, maka kepala sekolah dapat

Studi Tentang Kepemimpinan Kiai Dalam Pendidikan Pesantren Di Pondok Pesantren Daaqunnajah Ash-Shiddiqiyyah Sindang Lama Malausma Majalengka.. Universitas Pendidikan Indonesia I

Bagaimana modal sosial yang tercipta dalam jaringan ketentanggan Ikatan Keluarga Muslim Citra Wisata Medan (IKMCW) dapat menjadi potensi peningkatan ekonomi,

ini terlihat dari kurangnya siswa yang memerlukan bimbingan dalam menyelesaikan LKS. Kemampuan siswa dalam merangkum materi pelajaran sudah mengalami

jenis electrotherapy yang sering dipergunakan untuk pengobatan adalah transcutaneous electro nerve stimulation (TENS). TENS mempergunakan listrik bertegangan rendah yang

Peningkatan kadar mentol pada minyak permen (mentha piperita l.) Menggunakan logam aluminium,Koh, dan etanol.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]