• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

43 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan di SD Negeri Rowoboni 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada semester II tahun 2015/2016. Penelitian pengembangan (Research and Development) merupakan sebuah proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan kembali produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan kelayakannya dan dapat dipergunakan secara efektif untuk kepentingan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Secara umum penelitian ini digunakan untuk mengembangkan sekaligus memvalidasi produk-produk pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan.

Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari hasil temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan tersebut, bidang pengujian produk dalam pengaturan di mana ia akan digunakan pada akhirnya, dan melakukan revisi produk untuk memperbaiki kekurangan yang ditunjukkan dalam tahap mengajukan pengujian.

Untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan mengacu kepada 10 aspek produk yang dikemukakan oleh Smaldino dkk yaitu (1) selaras dengan standar kompetensi, hasil belajar dan tujuan belajar, (2) informasinya akurat dan terbaru, (3) bahasa yang sesuai usia, (4) tingkat ketertarikan dan keterlibatan, (5) kualitas teknis, (6) mudah digunakan, (7) bebas bias, (8) panduan dan arahan, (9) melaju dengan sesuai, (10) penggunaan alat bantu belajar kognitif.

3.2 Produk yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan adalah video pembelajaran interaktif untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa di kelas. Dalam menilai produk yang dihasilkan berdasarkan beberapa aspek yaitu:

(2)

1. Selaras dengan standar kompetensi, hasil belajar dan tujuan belajar. a) Selaras dengan standar kompetensi: materi yang terdapat di dalam video pembelajaran interaktif harus selaras dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.

b) Hasil belajar: dalam video pembelajaran interaktif memuat materi pembelajaran yang menjadikan siswa memperoleh pengetahuan baru sebagai bentuk hasil dari belajar.

c) Tujuan belajar: dalam video pembelajaran interaktif memuat tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai materi ajar yang terdapat didalam video pembelajaran.

2. Informasinya akurat dan terbaru

Video pembelajaran interaktif harus memuat informasi yang akurat. Agus (2009:247) mengatakan bahwa “informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias/menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan, harus jelas mencerminkan maksudnya”.

3. Bahasa yang sesuai usia

Di dalam video pembelajaran interaktif penggunaan bahasa harus sesuai usia, adapun 6 kriteria bahasa yang baik adalah sebagai berikut:

a) Tata bunyi b) Tata bahasa c) Kosakata d) Ejaan e) Makna f) Kelogisan

4. Tingkat ketertarikan dan keterlibatan

Walker & Hess (1984:306) mengatakan bahwa “kualitas instruksional didalamnya terdapat aspek media harus dapat memberikan dampak bagi siswa, memiliki kualitas memotivasi siswa … dan memiliki kualitas sosial interaksi”. Sehingga video interaktif harus dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar serta terlibat didalamnya.

(3)

5. Kualitas teknis

Walker & Hess (1984:306) mengatakan bahwa “kualitas teknis meliputi: (1) keterbacaan (2) mudah digunakan (3) kualitas tayangan/gambar ... Adapun kriteria gambar yang baik menurut Arsyad (2011:177) adalah sebagai berikut:

a) Relevan dengan tujuan/sasaran belajar.

b) Kesedehanaan (rapi, teratur, tidak tercampur dengan bahan-bahan yang tidak relevan, objek yang tidak perlu atau latar belakang yang mengganggu).

c) Tidak ketinggalan jaman (mode yang kuno dapat mengundang tawadan menyebabkan siswa kehilangan maksud pesan gambar).

d) Skala (ukuran relatif suatu objek harus tampak dari gambar. Objek yang biasa dapat memberikan perbandingan skala ukuran benda/objek yang asing).

e) Kualitas teknis (kontras yang bagus, tajam terfokus dengan bidang fokus dan detail yang bersih, warna alamiah dan realistik).

f) Ukuran (terlihat memadai cocok untuk kelompok besar, dan juga untuk kelompok kecil).

6. Mudah digunakan

Video pembelajaran mudah digunakan baik dari segi pengoprasiannya maupun pendokumentasiannya. Arsyad (2011:179)

7. Bebas bias

“Materi di dalam video tidak mengandung makna bias baik dari segi bias ras, suku, gender, agama dan lain-lain”. Arsyad (2011:179)

8. Panduan dan arahan pengguna

Dalam video terdapat panduan penggunaan terkait materi dari mata pelajaran terkait, serta terdapat arahan dari guru tentang penggunaan / cara kerja video .(Smaldino dkk :430)

9. Melaju dengan sesuai

Materi yang terdapat di dalam video disajikan secara runtut dalam KBBI runtut diartikan “selaras/sesuai”, sehingga materi yang disajikan

(4)

dalam video mampu membuat anak paham dan memperoleh informasi baru .(Smaldino dkk :430)

10. Penggunaan alat bantu belajar kognitif (tinjauan, petunjuk,rangkuman) Di dalam video dilengkapi dengan petunjuk pengunaan serta rangkuman materi ajar sehingga siswa mampu memperoleh hasil belajar dari segi kognitifnya.(Smaldino dkk)

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Rowoboni 01 yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 5 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Validator penelitian tediri dari 1 orang ahli materi yang menilai aspek materi media dan minat siswa.

3.4 Langkah-langkah Penelitian

Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri atas tiga tahapan, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan menurut (Borg and Gall, 1983:775) dan juga Sukmadinata, 2007:184-185) dengan uraian penjelasan yang telah dimodifikasi dan diselaraskan dengan tujuan dan kondisi penelitian, seperti yang digambarkan secara ringkas pada langkah-langkah berikut:

Tahap I : Pra Pengembangan (studi pendahuluan) Survey lapangan :

 Studi kepustakaan

 Penelitian dalam skala kecil Tahap II : Pengembangan Produk Perencanaan :

 Identifikasi mapel, merumuskan KD dan menetapkan indikator  Pembelajaran dengan video pembelajaran

(5)

Tahap III : Evaluasi/ Pengujian Validasi ahli dan uji coba produk :

 Uji validasi yang melibatkan ahli materi dan uji coba kelompok kecil

 Revisi I

 Uji coba kelompok sedang  Revisi II

 Uji coba kelompok besar

 Revisi III sebagai penyempurnaan produk akhir  Diseminasi dan implementasi

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan melalui 3 tahap utama, yaitu pertama adalah tahap pra pengembangan, kedua pengembangan produk dan ketiga evaluasi/ pengujian seperti tampak pada gambar 3.1 di bawah ini:

(6)

Evaluasi/pengujian

Revisi I

Ujicoba kelompok sedang

Revisi II

Ujicoba kelompk besar

Revisi III penyempurnaan produk akhir

Diseminasi dan implementasi Perencanaan

Pembelajaran dengan Video Pembelajaran

Uji validasi yang melibatkan ahli materi dan ujicoba kelompok kecil Tahap

Pra pengembangan

1. Survey lapangan 2. Studi kepustakaan

3. Penelitian dalam skala kecil

Tahap

(7)

a. Tahap pra pengembangan

Pada tahap ini dilakukan survey lapangan dengan observasi atau pengamatan dalam pembelajaran IPA materi pemantulan cahaya di kelas 5 SD, serta menelaah penelitian-penelitian sebelumnya dan juga melakukan studi pustaka dengan membaca buku dan artikel-artikel yang relevan. Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang sesuai atau relevan dengan perlunya pengembangan pembelajaran dengan video pembelajaran interaktif.

b. Tahap pengembangan produk

Pada tahap ini dilakukan perancangan produk yang dalam hal ini adalah pengembangan video pembelajaran interaktif. Dalam perancangan ini dilakukan identifikasi mata pelajaran IPA, merumuskan kompetensi dasar yang kemudian ditulis di dalam RPP yang akan digunakan dalam pembelajaran.

c. Tahap evaluasi/pengujian

Pada tahap ini dilakukan validasi RPP oleh ahli materi, nilai dan komentar dari ahli ini yang akan digunakan dalam melakukan revisi produk. Setelah produk direvisi, maka dilakukan uji kelompok kecil yang melibatkan 3 siswa dari kelas 5. Kekurangan dan kelebihan yang diperoleh dari ujicoba yang akan diambil sebagai data untuk melakukan revisi I. Data diperoleh dengan menyebarkan angket respon guru dan siswa. Produk dari revisi II kemudian akan dilakukan ujicoba kelompok sedang yang melibatkan 8 siswa. Data yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan revisi II. Setelah melakukan revisi II, dilakukan uji coba pada kelompok besar yang melibatkan 15 siswa. Hasil dari ujicoba kelompok besar ini akan disempurnakan sebelum dilakukan diseminasi atau implementasi produk. Data dari ahli dan hasil penelitian digunakan untuk

(8)

menyempurnakan produk. Produk akhir ini kemudian diseminasi atau implementasi dan menjadi produk akhir.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian pengembangan ini instrument penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Angket (kuesioner)

Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sepaket pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Keuntungan memakai angket menurut Suharsimi (1997: 129) adalah: 1. Dapat dibagi secara serentak kepada responden

2. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu menjawab.

3. Dapat dibuat standar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

b. Tes

Digunakan untuk mengetahui ketuntasan dan keefektifan belajar siswa setelah menggunakan produk yang dikembangkan.

c. Lembar Observasi (observasi)

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung kepada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan dengan mencatat informasi yang dilihat, didengarkan dan dirasakan seobjektif mungkin.

3.7 Istrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan uji validasi dari pakar instrument tersebut adalah sebagai berikut :

(9)

a. Lembar validasi aspek media video pembelajaran interaktif

Lembar validasi aspek media video pembelajaran interaktif digunakan untuk menvalidasi draft produk awal media video interaktif yang telah dibuat sehingga layak untuk uji coba.

` Tabel 3.1

Kisi –Kisi Validasi Media Video Interaktif

No Aspek Indikator

1.

Selaras dengan standar kompetensi, hasil belajar dan tujuan belajar.

1. Uraian materi sesuai di dalam video sesuai dengan standar kompetensi.

2. Uraian materi di dalam video sesuai dengan indikator pembelajaran.

3. Uraian materi di dalam video sesuai dengan tujuan belajar.

2.

Informasinya akurat dan terbaru

1. Informasi yang disampaikan jelas/ tidak ambigu.

2. Informasi di dalam video tidak mengandung kesalahan-kesalahan.

3. Bahasa yang sesuai usia

1. Tata bunyi dalam penggunaan bahasa pada video

2. Tata bahasa dalam penggunaan bahasa pada video

3. Kosakata dalam penggunaan bahasa pada video

4. Ejaan dalam penggunaan bahasa pada video

5. Makna dalam penggunaan bahasa pada video

6. Kelogisan dalam penggunaan bahasa pada video

4.

Tingkat ketertarikan dan keterlibatan

1. Isi dalam video memiliki daya memotivasi siswa.

2. Isi dalam video memiliki daya menarik minat siswa.

5. Kualitas teknis 1. Kualitas keterbacaan 2. Kualitas mudah digunakan

(10)

3. Kualitas tayangan atau gambar, meliputi :

a. Relevan dengan tujuan belajar. b. Kesederhanaan.

c. Tidak ketinggalan jaman. d. Skala.

e. Kualitas teknis (kontras yang bagus, tajam terfokus dengan bidang focus dan detail yang bersih, warna alamiah dan realistik).

f. Ukuran.

6. Mudah digunakan

1. Video mudah digunakan dari segi pengoperasian.

7. Bebas bias

1. Tidak bias dari segi ras. 2. Tidak bias dari segi gender. 3. Tidak bias dari segi agama. 4. Tidak bias dari segi suku.

8. Panduan dan arahan pengguna

1. Dilengkapi dengan panduan penggunaan.

2. Dilengkapi dengan arahan penggunaan .

9. Melaju dengan sesuai

1. Materi yang disampaikan di dalam video melaju secara urut.

10 .

Penggunaan alat bantu belajar kognitif

1. Dilengkapi dengan rangkuman materi/ wawasan.

b. Lembar kisi-kisi soal tes materi evaluasi siswa

Lembar kisi-kisi soal digunakan untuk menyusun soal evaluasi diakhir pembelajaran guna mengukur pemahaman siswa.

(11)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan pada tahap validasi dan uji coba produk dengan menghitung skor yang diperoleh untuk menilai kualitas video pembelajaran interaktif yang dikembangkan data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yaitu skala skor 1-5 (skor 1 untuk sangat kurang skor 2 untuk kurang skor 3 untuk cukup skor 4 untuk baik skor 5 untuk sangat baik) sedangkan data kualitatif dikonversikan menjadi skor kuantitatif dengan menggunakan skala likert (Suharsimi Arikunto, 2005) hasil dari data penelitian ini digunakan untuk merevisi produk video pembelajaran.

Tabel 3.3

Acuan Konversi Data Kualitatif ke dalam Data Kuantitatif

Rumus Perhitungan Perhitungan Interprestasi Sangat baik baik

cukup kurang

Sangat kurang

No Indikator No. Soal

(Post Test) 1 Jenis dan hukum pemantulan cahaya 2, 3, 6 2 Menyebutkan sifat bayangan cermin

datar dan contohnya

8, 9 3 Menyebutkan sifat bayangan cermin

cembung dan contohnya

1, 5 4 Menyebutkan sifat bayangan cermin

cekung dan contohnya

Referensi

Dokumen terkait

Analisis media dan materi video pembelajaran interaktif bertujuan untuk mengetahui, menilai kelayakan produk yang dikembangkan dari segi tampilan video pembelajaran

Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dikatakan bahwa perlakuan prosedur sebelum pemerahan pada perlakuan P3 memberikan pengaruh baik, dapat meningkatkan nilai reduktase

Tabel 5.6 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi embung mencapai elevasi muka air banjir bagian hulu

Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 100 - Teknologi Dirgantara telah menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama Swakelola dengan Badan Informasi Geospasial (BIG)

Semua karyawan dan pejabat bank juga melakukan promosi namun promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut , lain halnya dengan pegawai bagian oprasional dan AO

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1) Melalui penerapan pemanfaatan APBS dan geogebra dengan pendekatan saintifi k dapat meningkatkan minat

 Asam lemak jenuh = tidak mempunyai ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya.  Asam lemak tak jenuh = mempunyai ikatan rangkap pada rantai

Jumlah tersebut terdiri saldo awal dengan jumlah barang 42 unit dengan nilai sebesar Rp 5.870.218.238 (lima milyar delapan ratus tujuh puluh juta dua ratus delapan belas ribu