• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh Ermiyati dan Suprasman 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh Ermiyati dan Suprasman 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASl \VAKTU PENGADUKAN BETON TERHADAP KUA T TEKAN BETON

Oleh Ermiyati dan Suprasman 1

Abstrak

Salah satu cara untuk meningkatkan mutu beton adalah memperhatikan lamanya pengadukan, oleh sebab itu oprimalisasi waktu pengadukan harus diperharikan dan harus berpedoman kepada SK.SNI-28-1998- 03 Pasal (3.3.3.). Apabila waktu pengadukan

terlalu cepat atau terlalu lama akan

mengakibatkan mutu beton

menunm.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan terhadap kuat tekan beton. Agregat yang digunakan berasal dari Kabupaten Kampar, Semen Padang tipe ·· L Perbandingan campuran volume adalah 1: 2 :3, dengan mutu beton 25 MPa fas 0,5, dan variasi waktu pengadukan 1,5; 3; 6, dan 10 meni.

Jumlah benda uji masing-masing variasi 3 bu.ah benda uji, yang berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 em dan tinggi 30 em yang dibuat berdasarkan variasi wnur 7, 14, dan 28. Dari basil penelitian menunjukkan -bahwa kuat tekan beton maksimum ditemukan pada waktu

· pengadukan 6 menit dan umur beton 28 yaitu

30,95 MPa

Kata Kunci: Optimalisasi, Waktu penga- dukan, Beton

Pendabuluan

Beton memiliki peranan penting dalam pekerjaan sipil, hampir seluruh pekerjaan sipil pada bagian-bagian tertentu yang memakai konstruksi beton. Membuat beton sebenamya tidaklah sederhana, untuk beton yang baik maka diperlukan persyaratan- persyaratan, cara pelaksanaan dan perawatan. Untuk meningkatkan mutu beton salah satunya memperhatikan lamanya pengadukan.

1 Dosen Fakultas Teknik Universitas Riau

(2)

. . r

~1..

Menurut basil penelitian Swya (2002) adalab waktu pengadukan seJama 5 menit masih mencapai 1ruat tebn beton yang diinginkan sedangkan waktu 10 dan 15 menit tidak mencapai kuat tekan yang dibarapkan. Menurut SK...SNI-28-

1991-03 Pasal (3.3.3) adalah waktu pengadnkan minimal beton kurang dan sama dengan satu meter kubik selama 1) menit dan ditambah 0,5 menit untuk setiap peoambahan satu meter kubik dan ditambah 1,5 setelah bahan tercampur.

Optimalisasi waktu pengadnkan harus diperbatibn hal ini mengingat apabila waktu pengadukan terlaJu sebentar/cepat akan menyebabkan pengadukan kurang m~ sehingga menga1abatkan kmangnya pengJlcabm anlaia bahan-baban pembuat beton. Ttka pengadnkan terlalu lama ak:an mengakibatkan suhu beton naik, terjadi keausan agregat, teljadi kehilangan air, nilai slmnp akan bertambah, dan kelruatan beton akan menmun. Oleh sebab itu perlu diteliti waktu yang tepat untuk pengadukan beton sebingga tidak mengurangi mutu beton.

Tinjauan Postaka a. Bahan S11811D Beton

Bahan susun beton terdiri dari sem~ pasir~ kerikil dan air. Bahan dasar semen terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung kapur, si~ aluminium, dan ok:sida-ok:sida.

Oksida-oksida tersebut berinteraksi satn sama lain untuk:

membentuk serangkaian produk yang lebih kompleks selama proses peleburan. Dalam PUBI-1982, menyatakan bahwa semen portland biasa (Tipe I) adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara mengbaluskan klinker yang terutama terdiri dari silika-silika, kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan. Menurut Tjokrodimulyo (2004) bahwa semen berfungsi untuk merekatkan butinm-butinm agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat, dan dapat mengisj rongga- rongga dianlfla butiran-butitan agregat tersebut

Menwut Tjokrodimulyo (2004) yang dimaksud dengan agregat adalah butiran mineral alami yang berfimgsi sebagai bahan pengisi dalam campumn bet~ meskipun hanya sebagai baban p:ngisi agregat sangat mempengaruhi sifat ~ oleh sebab itu pcmilihan agrega1 sangat penting dalam pembuatan

16

...

",:.-.

·

- .

~

-

,... ··~

.

! i "t.:~ ~

-

-

.

-.... . . '-

(3)

ISSN: 1693 -· 9573

I

SPEKTRUM Juni 2007 Volume 5, Nomor 1

beton. Agregat yang mempunyai butir > 40 mm disebut batu, sedang kerikil mempunyai diamter butir anatar Smm sampai dengan 40 mm, serta pasir adalah butiran antara 0,15 sampai dengan 5mm. Persyaratan agregat sebagau bahan susun beton sebaiknya memiliki butir yang tajam, kuat, dan bersudut, tidak mengandung kotoron atau lumpur dan tidak boleh lebih 5%

untuk pa$ir dan 1% untuk kerikil, tidak mengandung garam dan tidak mengandung zat organik. ·

Air merupakan salah satu bahan yang terpenting dalam pembuatan mortar, oleh sebab itu air yang digunakan dalam campuran mortar harus memenuhi persyratan air bersih. Karena air sangat penting untuk pengikatan, pengerasan, dan pengeringan dalam adukan, dan air bersifat mengatur tingkat kekentalan dalam adukan. Kebutuhan air dalam adukan dimaksudkan untuk memudahkan · didalam pengeijaan pengadukan. Menurut Alfian (1998) bahwa banyaknya air yang diperlukan oleh semen untuk dapat menciptakan proses pengikatan dan pengerasan sekitar 20% dari berat semen.

b. Mutu Beton

Mutu beton yang paling utama diukur adalah kuat tekan, karena sifat beton mempunyai kuat tekan tinggi maka sifat beton lainya akan baik, Neville, 1975 dalam eko Erlambang 2003).

Berdasarkan kuat tekan beton dapat dilihat. hubungannya dengan rnutu beton pada tabel 1 berikut

Tabel 1. Hubungan mutu beton dengan kuat tekan (SK SNI T- 1 5-1990-03)

No Mutu Beton Kuat tekan benda uji silinder (MPa) 1. Beton Sederhana <10

2. Beton Normal 10-30

3. Beton Prategang 30 - 40 4. Beton Mutu Tinggi 40 - 80 5. Beton Mutu sangat tinggi > 80

Metodologi Penelitian

Bahan dan Tempat Penclitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah agregat halus dan kasar yang berasal dari Desa Salo Kabupaten Kampar, Semen Padang tipe I, Air dari sumur bor laboratorium 17

(4)

I

bahan bangunan. Tempat penelitian ini dilakukan di- L:aboratoriwn Bahan Bangunan Fakultas Teknik UNRl.

Jumlah Benda Uji

Benda Uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 em dan tinggi 30 yang dibuat berdasarkan variasi umur 7. 14, dan 28, perbandingan campuran diperoleh setelah dilakukan perencanaan campuran.

Pengujiao Terbadap Bahan Susun Beton

Pengujian dilakukan hanya terhadap baban susun beton yaitu agregat balus (pasir), dan kerikil, sedangkan semen merupakan produksi pabrik yang dianggap telab memenuhi standar kualitas bahan banguna,t1 dan air tidak diuji karena telah memenuhi standar air minum._,'

Peogujian Kuat Tekan

Metode pengujian kuat tekan mortar mengikuti prosedur ASTM C 873-94 dengan tujuan untok mengetahui kuat tekan ooton. Kapasitas alat tekan yang dignnakan sebesar 20 ton, pembebanan dilakukan sampai benda uji runtuh yaitu pada saat beban maksimum dapat ditahan oleh benda uji

Hasil Dan Pembahasan

1. Basil Pengujiap Agregat Baius (pasir)

Hasil pengujian terhadap agregat halus disimpulkan dalam tabel 2 sebagai berikut :

18

(5)

I

ISSN: 1693-9573

I

SPEKTRUM Juni 2007 Volume 5, Nomor 1 Tabel2 Hasil Pengujian agregat Halus

Standar

No Macam Pengujian Satuan

Spesiflkasi Hasil I

2 3

4

5

Kadar air agregat halus (%) % 3·5 3,157

Kadar lumpur agregat halus (%) % ' <5 0,233 Beratjenis

Apparent Specific Gravity gr/cm3 2,58- 2,83 2,793 Bulk Specific Gravity on Dry Basic gr/cm3 2,58-2,83 2,530 Bulk SjJecific Gravity on SSD Basic gr/cm3 2,58-2,83 2,624

Water Absorption % 2-7 3,776

Berat Satuan agregat halus

Berat Satuan padat gr/cm3 1,4- 1,9 1,792

Berat Satuan lepas gr/cm3 1,4-1,9 1 644

Modulus kehalusan , 1 5- 3,8 2,695

Dan Tabel 2 terhhat bahwa kadar atr agregat halus dtperoleh sebesar 3,15 % hal ini memenuhi standar spesifikasi yaitu antara 3% - 5%. Kadar lumpur diperoleh sebanyak 0,233%, dalam spesifikasi kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%, maka pasir ini memenuhi spesi fikasi.Berat jenis diperoleh 2,624 gr/cm3, sedan~

standar spesifikasi berat jenis agregat halus antara 2,58 gr/cm sampai 2,83 gr/cm3, hal ini memenuhi syarat. Berat satuan ahregat diperoleh 1,644 gr/cm3, memenuhi satndar spesifikasi yaitu an tara I ,4 gr/cm3 sampai 1,9 gr/cm3. Ana lisa saringan agregat halus termasuk daerah 1:,rradasi pasir II yaitu pasir agak kasar.

19

(6)

2. Basil Pengujian agregat kasar (kerikil) Tabel 3 Basil Pengujian agregat Kasarlkerikil

No M.acam Pengojiau Satuan

1 Kadar air agregat kasaT (%) % 2 Kadar lumpur al1reS1at kasa.r (%} % 3 Beratjenis

Appanm Specific Gravily gr/cmJ Bulk SpecifiC Gravity OJl Dry Basic gr/cmJ Bulk Specific Gravity 011 SSD Basic gr/cnl

Water Absorption %

4 Beraf Satu.art agregat kasar

Berat Satuan padat gr/cmJ

Berat Satuan lepas grlcm3 5 Modulus kehalusan

6 Keausan (Mesin los Angelas)

Standar IWiJ Spesifikui

3-5 0,83

<I 0,226

2,5&-2,&3 2,694 2,58-2,83 2,544 2,58- 2,83 2.600 2-7 2,200

1,4-1,9 1,572 14-19 1,449 4023

<J()DA. 2,56

Dari Tabel 3 terlihat bahwa kadar air agregat kasar diperoleh sebescir 0,83 % hal ini tidak

memenubi

standar spesi.fikasi yaitu antara 3% - 5%. Kadar lumpur diperoleh sebanyak 0,226%, dalam spesifikasi kadar lumpur tidak boleh melebihi 1 %, maka kerikil ini memenuhi spesifikasi.Berat jenis diperoleh 2,694 gr/cm3, sedang sta.ndar spesifikasi berat jenis agregat hal us antara 2,58 gr/cm3 sampai 2,83 grlcm3, hal ini memenuhi syarat Berat satuan agrega.t diperoleh 1~572 gr/cm3 memenuhi satndar spesifikasi yaitu antara 1,4 gr/cm3 sampai 1.9 gr/cm3. Nilai keausan 2,56% memenuhi syarat kerena kurang darilO%.

4. Basil Pengujian Kuat Tekan Beton

Hasil pengujian kuat tekan beton ditampilkan dalam tabel 4, 5, dan 6 berikut ini :

Tabel 4. Basil Pengujian Kuat Tekan Untuk Lama Pen dukan 1,5 Meoit

No Umar Kwlt Tekan Rata- rata

Dibuat 1

2 2610712006 0210812006 7 19,143

3

20

(7)

ISSN: 1693 - 9573

!

SPEKTRUM. Juni 2007 Volume 5, Nomor I

I 20,587

2 29/07/2006 12/08/2006 14 21,874 22,410

"

.) 24 769

I 26,043

2 26/07/2006 23/08/2006 28 27,175 27,930

3 30,572

Dari hasil Tabel 4 diatas terlihat bahwa kuat tekan beton pada lama pengadukan 1,5 menit dengan umur 7 hari diperoleh kuat tekan rata-rata 19,7 4 3 MPa, umur 14 hari kuat tekan rata- ratanya 22,410 MPa, dan pada umur 28 hari kuat tekan rata-rata 27,930 MPa.hal ini terlihat bahwa semakin lama umur beton rnaka semakin tinggi nilai kuat tekannya, karena pada urnur 7 dan 14 hari nilai kuar tekan belum maksimum.

Tabel 5. ·Basil Pengujian Kuat Tekan Untuk Lama

P enga u d ka 3M n em .t

No Tanggal Umur Kuat Tekan Rata- rata

Dibuat Diuji (Mpa) (Mpa)

l 21,775

2 28/07/2006 04/08/2006 7 23,082 22,007

3 21,165

I 24,448

2 25/07/2006 8/08/2006 14 23,161 24,340

3 25,413

I 30,572

2 25/07/2006 22/08/2006 28 26,043 26,798

3 23 779

Dari hasil Tabel 5 diatas terlihat bahwa kuat tekan beton pada lama pengadukan 3 menit dengan wnur 7 hari diperoleh kuat tekan rata-rata 22,007 MPa, umur 14 hari kuat tekan rata- ratanya 24,340 'MJ?a, dan pada umur 28 hari kuat tekan rata-rata 26,798 MPa.hal ini terlihat bahwa semakin lama umur beton maka semakin tinggi nilai kuat tekannya, karena pada wnur 7 dan 14 hari nilai kuar tekan bel urn maksimum.

21

(8)

Emtiyati & Suprasman,. Optimalisasi Waktu Pengadulcan Bel on

I

Tabel 6.. Basil Pengujian Kuat Tekan Untuk Lama P enga d k o an 6 M em ·t

No Tan!Wil Umur KuatTebn Rata- rata

Oibuat Diuji (Mpa)_ _iMp_~

l 24,388

2 27/0712006 03/0812006 7 25,259 13,227

3 20,033

1 19,301

2 27107/2006 10/0812006 14 26,378 24,769

3 2~629

1 32,271

2 24J07n.006 21/0812006 28 30,572 30,950

3 30006

Dari hasit Tabel 6 diatas terlihat bahwa kuat tekan beton pada lama pengadukan 6 menit dengan umur 1 hari diperoleh kuat tekan rata-rata 23;227 MPa, umur 14 hari kuat tekan mta- ratanya 24,769 MPa, dan pada wnur 28 bari kuat tekan rata-rata 30,950 .MPa.hal ini terlihat bahwa semakin lama mnur beton maka semakin tinggi nilai kuat tekannya, karena pada umur 7 dan 14 bari nilai kuar tekan belwn maksimum.

TabeJ 7. Basil Pengujian Kuat Tekan Untuk Lama P enga dnkan 10M eDJ 't

No Taotpl Umur KuatTeba Rata-rata

Dibuat Dilti_i (Mpa) (M_Qa)

l 22,646

2 13/0711006 0410812006 7 21,715 23,517

3 26,130

I 20,587

2 23/0712006 6108/2006 14 26,056 22,625

3 2~1

l 23,779

2 23!07n.006 20/08/2006 28 22,646 23/)67

3 25,477

Dari hasil Tabel7 diatas terlihat bahwa kuat tekan beton pada lama pengadukan 6 menit dengan umur 7 bari diperoleh kuat tekan rata-rata 23,517 MP~ umur 14 bari kuat tekan rata- ratanya 22,625 MP~ dan pada umur 28 hari lnurt tekan rata-rata 23,967 MPa.hal ini terlihat bahwa semakin lama wnur beton maka semakin tinggi nilai kuat tekanny~ karena pada umur 7 dan 14 hari nilai kuar tekan belum maksimum.

22

(9)

ISSN: 1693- 9573

[ SPEKTRUM, Juni 2007 Volume 5, Nomor I

5. Pembahasan

Tabel 8. Kuat Tekan rata-rata Untuk Beberapa Lama Pengadukan

NO Umur (Hari) Waktu (Menit) Kuat tekan rata-rata (MPa)

I. 7 19,743

14 1,5 22,410

28 27,930

2. 7 22,007

14 3 24,340

28 26 798

3. 7 23,227

14 6 24,769

21! 30,950

4. 7 23,517

14 10 22,625

28 23,967

Tabel 8 menunjukkan bahwa kuat tekan beton optimal diperoleh pada lama pengadukan 6 menit; dimana lama pengadukan 1,5, 3, dan 6 menit meningkat dan kuat tekan beton turun pada lama pengadukan l 0 menit, hal ini berarti bahwa lama pengadukan beton kurang baik jika dilakukan selama 10 menit. Dan jika dirujuk ke SK SNI T-15-1990-03 tentang hubungan mutu beton dengan kuat tekan beton ( Tabel 1 ) maka kuat tekan rata-rata beton pada lama waktu pengadukan 1,5 sampai 10 menit dengan umurbeton 7, 14, dan 28 hari tergolong beton normal. Kecuali pada waktu lama pengadukan 6 menit dengan umur beton 28 hari tergolong pada beton prategang.

Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian yang dilakukan terhadap agregat (kerikil dan pasir) memenuru syarat dan dapat digunakan untuk pembuatan beton.

2. Kuat tekan optimal diperoleh pada lama pengadukan 6 menit, seperti terlihat pada tabel 8.

3. Hasil pengujian kuat tek.an yang tertinggi yaitu tergolong beton prategang pada waktu lama pengadukan 6 menit 23

(10)

I

dengan umur beton 28 hari yaitu sebesar 30,950 MPa, sedangkan benda uji lainnya tergolong beton normal.

Saran

Berdasarkan pengamatan dan analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa sarari sebagai berikut :

1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan bahwa sebelum melakukan pengadukan sebaiknya waktu pengadukkan beton

• .terlebih dahulu ditentukan.

2. Pada peneliti selanjutnya, lama pengadukan beton dicoba 4, 5, 7, dan 8, untuk mendapatkan waktu yang lebih tepat.

Daftar Rujukan

Alfian, 1998. TingkatKandungan Air Serla Pengarultzya Terhadap Kerusakan Pada Permukaan Plaster.an Dinding. Pekanbaru : Lembaga Penelitian UN)U., Pekanbaru

Aoo.nim , 1997. Tekhnologi Beton. Bandung : Lembaga Penelitian ITB, Banduog.

Balitbang PU, 1992. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia(PUBJ). Bandung: BALITBANG PU. Bandung Junaidi, 1997, Pengaruh Perubahan Suhu dan waktu

Pembakaran Sekam Padi Terhadap Kandungan Si02 Amorf, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Oadjah Mada, Yogyakarta, Tesis S2, Program Studi Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Y ogyakarta.

Surya, 2002, Pengaruh waktu Pengadukan terhadap kuat Tekan Beton, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil

Universitas Riau, Pekanbaru.

Sagel, R. Kole, P. Gideon H, K, 1982, Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SK SNIT- 15 - 1991 - 03, Sumur Bandung,Bandung.

Tjokrodimulyo, K 2004. Buku Ajar Teknologi Beton.

Yogyakarta: Jurusan Teknik Sipil UGM.

Tri Mulyono, 2005. Teknologi Beton. Jakarta : Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

24

Gambar

Tabel  1.  Hubungan  mutu  beton  dengan  kuat  tekan  (SK  SNI  T- T-1  5- 1990-03)
Tabel  4.  Basil  Pengujian  Kuat  Tekan  Untuk  Lama  Pen  dukan 1,5  Meoit
Tabel  5.  · Basil  Pengujian  Kuat  Tekan  Untuk  Lama
Tabel  6..  Basil  Pengujian  Kuat  Tekan  Untuk  Lama  P  enga  d  k  o  an  6 M  em  ·t
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh stres kekeringan, pada umumnya cenderung meningkatkan kandungan prolina daun pada semua tanaman tembakau yang diuji (non-transgenik dan transgenik P5CS),

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah - langkah pengembangan modul berbasis literasi sains model ADDIE, dan untuk mengetahui kemampuan literasi sains

Berdasarkan hasil karakterisasi terhadap 14 aksesi rambutan dan 1 aksesi kapulasan koleksi sumber daya genetik tanaman buah, diketahui bahwa sebanyak 9 aksesi

Intensi turnover yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan pindah karyawan dan mencari alternatif pekerjaan lain (Krisnugroho, 2010 dalam Hery,

- hun 1996 tentang Hak Tanggungan, pengertian Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang di- bebankan pada hak atas tanah sebagaimana 5 Tahun 1960 tentang peraturan dasar

pertanian dalam arti umum. BBP Mektan sebagai sumber utama inovasi mekanisasi pertanian secara Nasional harus mampu menghasilkan inovasi yang terencana, terfokus dengan sasaran

interaksi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia ketika.. kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah,

Desain ulang perbaikan tubuh bendungan dan daerah genangan yang akan dilakukan pada Bendungan Bajulmati tubuh bendungan dan daerah genangan yang akan dilakukan pada Bendungan