DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONFSIA Jalan Jenderal Gatot Subroto-Jakarta. 10270
RISALAH RAPAT
RAPAT KERJA RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN
Tahun Sidang : 2003-2004 Masa Persidangan :
Rapat ke
:7
Jenis Rapat : Rapat kerja dengan menteri Kesehatan Hari/tanggal : Selasa, I Juni 2004
Pukul : 16.20 WIB
Acara
Ketua : IPING SOMANTRI
Sekretaris Rapat
43
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Hadir Anggota Hadir Pernerintah
ANGGOTA F.PDI :
I. PROF.DR.PANDAPOTAN SIMANJUNTAK 2. DR.H. TUBAGUS SUWONDO
3. ARIFIN PAN I GO RO
4. DR. GUNAWAN SLAMET. Sp.B 5. DRS. HADI WASIKOEN
6. G.R.A.Y. KOESMURTIJAH
7. IR. DANIEL BUOi SETIAWAN, MM 8. DRS. ZONED MOERSNI
9. I. KETUT BAGIADA, SH I 0. RONY B.S. HUTAGAOL 11. DR. REKSO AGENG HERMAN
12. DRS. JACOBUS KAMARLO MAYONGPADANG 13. HJ. FAUZIAH ABDULLAH
14. DANIEL YOKU
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
ANGGOTA F.PG :
I. DRS. TJARDA MUCHTAR, MBA 2. DRS. H.M. IRSYAD DJUWAELI 3. DRS. H. MIARSO HADIJAYA
4. NY. HJ AISYAH HAMID BAIDLOWI 5. T. ARSEN RICKSON, SH
6. TI SN A WATI KARNA, SH 7. DR. LAPOE MOEKOE
8. DR. MARIANI AKIB BARAMULI 9. ORA. HJ. YETJE LANASI
ANGGOTA F.PKB 1. KI UMAR ANSORI
2. DRS. K.H. AMANULLAH AR.
3. HJ. SUGIHARTI M. KARIM, SH 4. KH . ABDUL WAHID KARIM
5. H. AHMAD MUBASYIR MAHFUD, SH 6. RODJIL GHUFRON, AH. SH .
7. H. AHMAD SAYUTI
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
46
ANGGOTA F. PPP :
I. NY. HJ. NURDAHRI ABRAHIM NAIN 2. PROF. DR. TGK H. BAIHAQI. AK 3. KH. MUNIR TAM AM, MA
4. KH. ABDULLAH UBAB MAIMUN ZUBAIR 5. H. MUH. AUNUL HADI IC, SS
6. H.SUKARDI HARUN
ANGGOTA F. REFORMASI : I. H. TIBRANI BASRI
2. DRA. HJ NURDIATI AKMA 3. KH. LUTFI ACHMAD 4. DRA. HJ. YOYOH YUSROH
ANGGOTA F. TNI/POLRI I. MUSTOPO
2. DRG. MOERYONO ALADIN, S.IP,MM 3. ROCHMULYATI, BSc
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
ANGGOTA F. KKI
1. BIRINUS JOSEPH RAHAWADAN 2. HJ. SIT! CHATIDJAH, SKM
ANGGOTA F. PBB :
I. DRS. BOND AN ABDUL MADJID
ANGGOTA F.PDU :
I. DRS. H. YUNAN! HASHAR. M. Si
KETUA (IPING SOMANTRI ) :
Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr, Wb
Salam sejahtera bagi kita semua dan selamat sore. Yang saya hormati Bapak Menteri Kesehatan beserta pejabat teras yang mewakili pemerintah, rekan - rekan anggota komisi VII yang saya hormati. Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji dan syukur, ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga hari ini kita dapat hadir diruang komisi VII DPR-Rl dalam rangka melaksanakan RAKER antarajajaran pemetintah dengan komisi VII DPR-RI dalam rangka membahas RUU
PR_AKTEK
KEDOKTERAN.
47
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Sep~rti kita ketahui bersama bahwa absen yang berada dibawah meja pimpinan sudah di tanda tangani sebanyak 20 orang anggota, dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim RAKER ini saya nyatakan dimulai.
Selanjutnya kami infonnasikan sebagai berikut:
Dimeja Bapak-bapak sekalian mudah-mudahan sudah kita bagikan, sudah berada kesimpulan atau keputusan RAKER kemarin sore antara lain:
DIM no .. 12 disetujui antara lain berbunyi, praktek kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Dokter dan Dokter Gigi kepada pasien dalam melaksanakan upayatugas kesehatan, Sedangkan DIM No. 14 disetujui tetap berbunyi: Konsil Kedokteran Indonesia ( KKI) dan Konsil Kedokteran Gigi Indonesia ( KKGI) adalah suatu badan otonom, mandiri, non struktural, dan bersifat independen. DIM no 33 melalui !obi pada pukul 16.30 s/d 16.45 diputuskan bahwa pada DIM No,33 ayat ! dan 2 disepakati berbunyi: Konsi!
Kedokteran Indonesia (KKI) mempunyai tugas : a. Melakukan registrasi Dokter dan Dokter Gigi,
b. Mengesahkan standar pendidikan profesi Dokter dan Dokter Gigi (2. Standar pendidikan profesi Dokter dan Dokter Gigi yang disahkan konsil sebagaimana dimaksud pada ayat I huruf b ditetapkan bersama oleh Konsil Kedokteran dengan Kolegium kedokteran/ kedokteran gigi Asosiasi lnstitusi pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi dan Asosiasi lnstitusi Rumah Sakit Pendidikan)
Sesuai dengan kesepakatan kemarin, kita hari ini akan mengadakan RAKER lanjutan mulai jam I 6.00 s/d 22.00 WIB. Kita sepakati saja <lulu oleh karena waktu kita menabrak waktu sholat maghrib oleh karena itu mohon kesepakatan dari rekan - rekan bagaimana kalau kita mulai RAKER ini sampai jam 18.00 <lulu pada saat maghrib, nanti perkembangan selanjutnya kita bicarakan lagi. Apakah dapat disetujui
( KETOK; 1 X)
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Bapak Menteri beserta parajajarannya, rekan - rekan Komisi VU yang saya hormati, berangkat dari hasil kesepakatan RAKER kemarin kita h.:liUni sewajarnyamembahas lanjutan DIM no 33 tentang tugas konsil ~eCtokteran, sudah terbahas no. I dan 2 yang belum no.3 dan 4. Dikaitkan dengan narasi dan presentasi yang dibuat masukkan dari POI dan PDGI mari kita bahas masalah poin 4 di konsep DPR, melakukan pembinaan terhadap praktik Kedokteran sedangkan menurut presentasi dari IOI dan PDGI diganti menjadi mengkoordinasikan langkah - langkah yang berkaitan dengan praktik kedokteran. Itulah kira - kira pembahasan lanjutan pada hari ini oleh karena itu barangkali berangkat dari konsep DPR- RI kemudian presentasi dari IOI dan PDGI barangkali pemerintah akan menyampaikan rumusan I sarannya kami persilahkan Bapak Menteri.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI):
Assalamualaikum
Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Bapak - bapak dan Ibu-ibu anggota Komisi VII yang kami hormati pertama-tama kami kami menyarnpaikan terima kasihatas h~lanjutan RAKER ini kemudian waktu kami setujui untuk selanjutnya sesuai yang disampaikan oleh Bapak Ketua dari RUU ini tentang konsil Kedokteran dimana kita telah menyelesaikan butir 1 dan 2 dan sekarang saya kira kita melanjutkan butir 3 dan 4. Jadi bukan hanya 4 tapijuga butir 3.
kalau tidak salah butir 3 juga belum kita selesaikan, Kalau kita lihat bersama disini, konsep dari inisiatif Dewan , konsil Kedokteran mempunyai tu gas butir (3) Menapis dan merumuskan arah perkembangan IPTEK
Kedokteran dan Kedokteran Gigi yang digunakan dalam praktik.
Kemudian ke 4 melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik Kedokteran. Pertama- tama sebelum melanjutkan kami mengucapkan terima kasih atas diskusi dan pembahasan bersama yang menghasilkan kesepakatan
dimana
yang terperttihgadaiah
kita tehtiihya tidak mehgehendaki adanya konsil walaupun terdiri dari berbagaiperwakilan dari berbagai pihak yang ada. Namun 49BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
konsil suatu badan tidak merupakan suatu badan yang mempunyai peran segala galanya; Jadi maksudnya seperti yang disampaikan oleh Bapak Prof.
Abdul Gani kemarin, bahwa peran itu dapat dibagi menjadi peran pelaksana jadi kita sudah sepakati bahwa konsil itu mempunyai peran melakukan registrasijadi bukan pelaksana kemudian peran regulasi tidak semuanyajadi peran regulasi misalnya yang sudah kita sepakati kemarin tentang standar pendidikan, profesi itu ditetapkan oleh profesi sendiri dan berbagai asosiasi pendidikan propesi ada kolegium untuk pendidikan kelanjutannya fakultas kedokteran untuk pendidikan dasar pendidikan spesialis juga kolegium ditetapkan oleh organisasi profesi dan asosiasi pendidikan. Namun konsil mengesahkan, kemudian konsil ikut dalam menetapkan pembahasan. ini suatu keadaan yang dapat dimengerti bahwa dengan demikian konsil tidak menetapkan sendiri semuanya dan semuanya dapat bertindak lebih tegas.
Kemudian kita beranjak ke butir 3 menapis dan merumuskan arah perkembangan IPTEK kedokteran dan kedokteran gigi yang digunakan dalam praktik, apabila kita lihat disini bahwa perkembangan IPTEK kedokteran dan kedokteran gigi merupakan suatu perkembangan yang sangat spesialistik tentunya, pertama.
Kedua bagaimana perkembangan itu diarahkan tentunya harus melihat keadaan - keadaan IPTEK itu sendiri, serta melihat perkembangan keadaan yang berada di negeri kita Indonesia. Kemudian melihat perkembangan dari SOM dan sumber daya yang lainnya yang ada di Indonesia. Karena itu saya kira perkembangan IPTEK kedokteran dan kedokteran gigi di Indonesia yang hams dilakukan suatu penapisan dan perumusan ini dilakukan oleh suatu komite tersendiri dimana anggota-anggota-nya juga dari kalangan - kalangan pendidikan dan profesi kemudian ditetapkan bersama, ditetapkan oleh pemerintah danjuga disahkan oleh Pemerintah. Mengapa ini kami sebutkan Pemerintah karena dalam menapis itu tentu pemerintah harus betul- betul menjaga arah perkembangan IPTEK tersebut. Kemudian dijaga betul apakah perkembangan IPTEK tersebut sesuai dengan keadaan di Indonesia dan perkembangan IPTEK tersebut sesuai dengan sumber daya I resources
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
yang ada di Indonesia, juga sesuai dengan usulan yang disampaikan oleh Pemerintah bahwa, penapisan dan perumusan arah perkembangan kedokteran dan kedokteran gigi yang digunakan dalam praktek kedokteran dilakukan oleh sebuah komite sendiri yaitu komite IPTEK dimana didalamnya semua yang terkait dengan perkembangan IPTEK ada disana, pusat-pusat penelitian kedokteran, kedokteran gigi kemudian profesi-profesi yang akan melakukan IPTEK tersebut, melaksanakan pemanfaatan IPTEK tersebut berada dalam suatu komite IPTEK, dilaksanakan dan ditetapkan oleh Pemerintah sangat bertanggungjawab terhadap IPTEK yang dilaksanakan di Indonesia ini.
Itu kira-kira yang dapat kami sampaikan, konsil mungkin dapat memberi masukan dan mungkin juga dapat mengkoordinasikan komite-komite yang ada. Kalau kita lihat disini masukan dari profesi baik POI, PDGI, dan IDI tidak menyebutkan adanya peran konsil dalam penapisan dan perkembangan IPTEK jadi dengan demikian kami sesuaidengan usulan dari pemerintah dimana tugas konsil
berlitibu·~~·~dengan
komite yang ada yaitu untuk membetikan masukkan kepada Pemerintah yang nantinya akan dijadikan suatu kebijakan khususnya tentang perkembangan IPTEK kedokteran ini, kemudian menserasikan ketentuan-ketentaun yang ada dan memberikan saran penyempurnaan dalam keputusan komite atau lembaga - lembaga dibawah konsil sesuai dengan kebijakan yang diberikan.Saya kira demikian Bapak Ketua dari no.3 kemudian selanjutnya untuk no. 4 pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik Kedokteran, saya kira pembinaan ini tentunya yang paling memahami dalam pembinaan anggotanya adalah para propesi tersebut yang tergabung dalam organisasi profesinya, pembinaan dalam pengertian juga mengawasi dan membina supaya melaksanakan profesi yang sebaik - baiknya kemudian tentunya bersama- sama dengan Pemerintah adapun konsil tentunya bisa memberikan masukan - masukan arah pembinaan tersebut, karena pembinaan ini tentunya dalam arti kata pelaksanaan, pembinaan berarti melaksanakan seperti registrasi, melakukan atau melaksanakan jadi fungsi-fungsi pelaksanaan pembinaan dengan demikian pembimuu1 itu kar1:ma jumlahnya ban yak sekali, pembimum.
dapat dilakukan oleh organisasi fungsi masing-masing. Mungkin konsil dapat
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
ikut memberikan masukan terhadap arah pembinaan tersebut. Saya kira demikian Bapak ketua, terima kasih kami sampaikan Assalamuallaikum Wr.
Wb.
KETUA RAPAT :
Terima kasih Bapak Menteri,jadi dari 4 nomor pasal di pasal 33 ini, sisa dua no.3 dan 4 untuk memudahkan mari kita bahas satu nomor satu nomor tadi disarankan dari nomor 4 baiklah kita bahas nomor 3, menapis dan merumuskan arah perkembangan IPTEK kedokteran dan kedokteran gigi yang digunakan dalam praktik Kemudian masukkan dari IDI dan PDGI temyata penapisan IPTEK ini dihilangkan begitujuga dari pemerintah, kami persilahkan rekan-rekan dari Komisi VII menanggapi ini.
ANGGOTA F.PG ( DR.NY MARIANI A.KIP BARAMULI ) : Terima kasih pak pimpinan, khususnya mengenai pasal 6 ayat 3 ini yang mengenai penapisan tentang IPTEK, saya kira panjang lebartelah disampaikan oleh bapak Menteri dan pada dasarnya untuk penapisan IPTEK ini kami memahami betul apa yang disampaikan dari Pemerintah tadi bahwa memang ini sudah diatur dalam peraturan perundang- undanganjadi mungkin hal ini dapat di mengerti bapak pimpinan, bahwa karena sudah ada Undang- undang yang mengatur tentang ini apakah nantinya kalau kita berikan kepada konsil dalam fungsi dan tugas yang sama memang perlu menjadi pembicaraan kita pada kesempatan ini, sehingga tidak terjadi dualisme dalam pengaturan penapisan IPTEK yang ada di Indonesia ini.
Memang yang perlu kita minta penjelasan dari pak menteri bahwa apakah komisi IPTEK yang sekarang ini sudah ada itu memang tidak mempunyai anggota yang mewakili masyarakat atau memang hanya keanggQtannya hanya betul profesional murni? Itu yang rnenjadi pertanyaan sehingga kami bisa memahami hat ini karena sebenarnya dalam pandangan DPR bahwa
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
ikutnya, masuknya IPTEK didalam tugas, fungsi dan wewenang dari da konsil ini dimaksudkan bahwa masyarakat ikut rnenentukan, setidaknya mengetahui bahwa teknologi ini kira- kira yang cocok untuk negara RI yang mempunyai kuitur dan hal - hal yang sangat spesifik bagi Indonesia inl. Itu sebenarnya tujuan kita memasukkan hal ini disini. Tapi oleh karena itu barangkali mohon penjelasan balik dari pak Menteri. Apakah dengan demikian ini ada unsur-unsur yang mewaki Ii masyarakat atau memang pure profesinal itu sementara pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Terima kasih lbu Maryani barangkali dari kepala umum ingin
ANGGOTA F.PG (DR. LAPOE MOEKOE):
Saya rasa semuanya sudah disampaikan oleh !bu Maryani,jadi tekanan kami pada keinginan kita adalah untuk melindungi masyarakat,jadi apakah dengan pengaturan yang sudah ada itu, maksud itu sudah ada, sudah teFITlasuk disitu, bahwa masyarakatjangan hanya dijadikan sebagai objek saja, dia tahu juga barang yang dipakai untuk dia,juga tahu aman atau tidak. Meskipun kita tidak bilang bahwa kita tidak percaya dengan pemerintah tapi bagaimanapun juga kita harus tahu bahwa barang yang dipakai oleh dokter itu betul ~ betul aman atau melindungi masyarakat.
Misalnya saja, kita ambil contoh saja alat primesto regulation, itu disalahgunakan oleh dokter untuk abortus itu orang awam tidak mengerti. Di kamuflase saja oleh dokter bahwa ini untuk mengatur menstruasi katanya tetapi sebenamya dia melakukan abortus itu, nah para kyai yang dengar sekarang ini kan kaget. Jadi ini yang kita maksud bahwa masyarakat betul- betul terlindungi, kalau ini sudah ada didaiam itu, kami tidak
kebetatfili kalau
ini dihapus. Demikian bapak ketua.
53
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
KETUA RAPAT :
Terima kasih Pak Lapoe, dari apa yang disampaikan oleh kedua , pembicara dari anggota Komisi VII sudah ada titik terang tinggal diklarifikasi saja kami persilahkan Pak Muryono barang kali mau menambahkan lengkap.
ANGGOTA TNl/POLRI ( drg. MOERYONO ALADIN ) :
Terima kasih pak Pimpinan, mungkin memang serupa tapi tak sama dengan rekan rekan bahwa ini menjadi suatu pertanyaan dari kami mengenai arah khusunya dalam perkembangan IPTEK Bapak Menteri. Dan kemudian juga saya ingat selama saya aktif dalam organisasi profesi ini banyak sekali tuntutan dari masyarakat bahwa Pemerintah pada saat itu ya .. saya tidak mengikuti sekarang pada saat itu pemerintah kurangjel i untuk menapis ataupun mengatur dan mengeluarkan kebijakan ni.asalah pemakaian bahan, kalau untuk di gigi bahan - bahan material dari luar bebas masuk ke tanah air.
Jadi tidak ada yang mengatur, saya tidak tahu sekarang. Ini pada waktu saya aktif disana. Maksud kami kalau memang ini sudah terakomodasikan dengan kebijakan - kebijakan pemerintah, sudah aman, dan sebenarnya konsil ini tidak perlu lagi. Bisa saja di butir yang disampaikan oleh Pemerintah sudah masuk didalam kegiatan konsil untuk membantu menserasikan berbagai ketentuan yang terkait itu sebenarnya semua sudah termasuk dalam aktifitas dari konsil kedokteran untuk ikut aktif dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan praktik kedokteran.
Jadi ini mungkin memerlukan ketegasan dari Pemerintah, kalau ini sudah ada saya kira tidak begitu menjadi masalah bapak pimipinan, terima kasih.
KETUA RAPAT :
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Terima kasih pak Muryono. Sudah ada tiga pembicara, lbu Maryani, Pak Lapoe,, dan Pak Muryono. Saya kira tjdak ada lagi yah? Kalau sudah tidak ada lagi kami kembalikan kepada Pemerintah untuk memberikan penjelasan tambahan. Pada intinya arahnya sudah hampir ketemu dan selamat datang pak Prof. Abdul Gani, kami persilahkan pak menteri.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI):
Terima kasih pak ketua. Tentang penapisan IPTEK dan perumusan arah perkembangan IPTEK kedokteran dan kedokteran gigi yang akan digunakan dalam/praktik tentunya sudan ada yang mengurusnya. Dan ini dapat kita lihat bersama pada halaman 16, dan halaman 15 mohon kita sama - sama menyimaknya. Jadi sesuai dengan apa yang kami sampaikan tadi lembaga yang menangani penapisan IPTEK. Jadi sesuai dengan pandangan tersebut diatas maka penapisan IPTEK kedokteran dilakukan oleh komite penapisan _ IPTEK yang merupakan pemberdayaan terhadap tugas-tugas yang telah dijalankan saat ini dengan modifikasi pada kemandirian dan untuk itu disarankan memang ada perubahan pada ayat 25, kalau kita sampai pada ayat 25 yaitu pasal I penapisan IPTEK kedokteran dan kedokteran gigi atau teknolQgi baru yang digunakan dalam praktik kedokteran dilaksankan oleh komite penapisan IPTEK kedokteran karena adanya pembentukan lembaga tersebut disebut sebagai komite penapisan IPTEK maka perlu ditambahkan pasal - pasal yang berkaitan dengan pengorganisasian, keanggotaan, masa jabatan, pembiayaan kemudian usu Ian kami dalam rumusan sebagai berikut komite IPTEK kedokteran sebagaimana disebutkan pada ayat 1 merupakan lembaga otonom, mandiri, non struktural, yang keanggotaannya terdiri dari wakil organisai profesi kedokteran dan kedokteran gigi wakil dari organisasi pendidikan, wakil intstitusi pelayanan medik, para ahli, dan wakil masyarakat jadi pertanyaan dari lbu Maryani sudah terjawab disini wakil masyarakat.
Wakil departemen kesehatan wakil departernen pendidikan nasional, jumlah keauggoraan maksimai i 5
orang.
Keahggotaan sebag_aimana yang dimaksud pada ayat 1 di ajukan oleh masing-masing organisasi dan asosiasi.55
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Kemudian keanggotaan dari wakil para ahli dan wakil dari masyrakat di ajukan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan dari organisasi profesi dan asosiasi.
Komite IPTEK Kedokteran dipimpin oleh seorang ketua, wakil ketua, dan seorang sekretaris yang dipilih dari dan oleh anggota IPTEK kedokteran untuk pertama kali pembentukan komite IPTEK kedokteran serta pengangkatan keanggotaannya difasilitasi oleh Menteri masajabatan komite IPTEK Kedokteran selama 3 tahun yang dapat diangkat kembali untuk 1 kali masajabatan berikutnya.
Tata cara dan mekanisme IPTEK Kedokteran disusun oleh komite IPTEK Kedokteran segala pembiayaan yang timbul sebagai pelaksanaan tugas komite IPTEK Kedokteran dibebarkan kepada anggaran komite IPTEK kedokteran yang diperoleh dari pendapatan dari sumber lain yang tidak mengikat. Ini saya bacakan secara utuh tentang komite IPTEK kedokteran tersebut. Mudah-mudahan dapat memberikan pandangan kepada bapak-bapak dan lbu-ibu sekalian.
Terima kasih bapak ketua.
Kemudian ijinkan kami menyampaikan mengenai pandangan-pandangan tadi, apakah perkembangan IPTEK tadi diketahui masyarakat dan bagaimana mengawasinya saya kira ada undang-undang yang mengawasi itu bisa Undang-undang konsumen, kemudain tentang penyalahgunaan, kalau kita lihat penyalahgunaan itu bukan kesalahan dari IPTEK nya melainkan kesalahan dari yang menggunakannya. Jadi itu nanti akan ada majelis disiplin yang bisa melakukan pembinaan dan pengawasan. Karena kita ketahui hampir semua IPTEK itu bisa disalah gunakan, semua IPTEK apapun itu.
Saya kira demikian yang dapat saya sampaikan.
KETUA RAPAT : 56
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Terima kasih bapak menteri yang telah menambah penjelasan atas pertanyaan - pertanyaan dari J penanya anggota kornlsi VII DPR-RI selanjutnya kami persilahkan dari rekan - rekan Komisi VII, apakah dengan tambahan penjelasan dari bapak Menteri sudah bisa mendukung untuk dihapus akannya poin 3 ini atau bagaimana, kami persilahkan.
ANGGOTA F.PBB (DRS. BONDAN ABDUL MAJID)
Bapak pimpinan dan kawan-kawan anggota DPR beserta Bapak Menteri dengan memperhatikan apa yang dikemukakan oleh Bapak Menterijadi disini pada Undang-Undang ini nanti memasukkan suatu ketentuan mengenai komite penapisan IPTEK padahal didalam Undang-Undang ini maksudnya adalah konsil itu, DPR menghendaki konsil itu dibawahnya ada komite penapisan tapi itu bagian dari konsiljadi tidak terlepasjadi badan tersendiri. Tapi kalau melihat apa yang dikemukakan oleh bapak Menteri itu adalah badan tersendiri dan itu ditetapkan dalam Perundang-undangan ini. Menurut hemat kami begitu, oleh karena itu mungkin perlu dipikirkan lebih lanjut olen kawan-kawan DPR apakah ini bisa membentuk komite tersendiri.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih bapak Bondan. Kami persilahkan pak Mus
ANGGOTA F. TNl/POLRI ( MUSTOPO):
Bismiliahirrohmanirrohim,
57
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Baiklahjadi menambahkan dari teman - teman, diantara usulan dari IOI itu ada penyampaian dalam presentasi komite IPTEK sudah diaturdalam undang- undang lain ini barangkali pertanyaan kepada pemerintah terutama kepada Pak Abdul Gani, kira-kira memang yang mana Undang-undang nya yang sudah ada dan badan mana yang sudah dibentuk.
Terima kasih.
KETUA RAPAT :
Terima kasih pak Sanusi, jadi ada 5 penanya yang koridor pertanyaan nya hampir sama. Saya kira sudah cukup, kemudian kami kembalikan kepada Bpk. Menteri untuk menjelaskan ulang.
Kami persilahkan, pak.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI) :
Bapak ketua yang saya hormati, syukur Alhamduliilah Prof Abdul Gani, mungkin nanti bisa membantujadi pertanyaan apakah dalam suatu Undang- undang dapat dibuat I, 2 lembaga yang berbeda, jadi ada konsil kedokteran dan ada komite, itu nanti yang akan kita bicarakan mung kin Bpk Abdul Gani bisa menjembatani seperti yang kita sampaikan tadi, kedudukan komite IPTEK sudah saya sampaikan sesuai yang tertulis disini. Kemudian komite IPTEK ini berada dimana? bisa dibawah Pemerintah, Pemerimtah nanti yang mengaturnya seperti yang saya sampaikan atau bisa berada dibawah konsil.
Tapi konsil hanya mengkoordinasikan berbagai kegiatan-kegiatan penapisan IPTEK tidak mengesahkan dan tidak menetapkan. Saya kira itu yang harus dipahami, karena apa? Karena kita semua memahami bahwa masalah IPTEK ini adalah masalah khusus. Dalam usulan kami seperti yang disebutkan disini bahwa
keai"lgguraan dari
kuil1ite IPTEK itu bisa juga dari masyarakat seperti yang ada dihalaman 16 yang kami usulkan. Jadi komite IPTEK kedokteran 60BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
sebagaimana yang dimaksud merupakan lemba~a otonortJ. mandiri, non struktural, yang keanggotaannya terdiri dari wakil organisasi profesi, dan selanjutnya termasuk wakil i:nasyarakat; wakil DEPKES,jadi ada semuanya disini. Pertanyaan apakah didalam suatu Undang-undang apakah ada suatu badan lain, dua badan iain? selama ini kita membicarakan badan yatig kita sebutkan konsil yang tentunya seperti yang kita sampaikan kemarin, tidak mempunyai fungsi keseluruhan, fungsi menyeluruh, apakah fungi pengaturan atau fungsi regulasi dan juga pelaksanaan khusus mengenai IPTEK yang tentunya sangat khususada UU tentangIPTEK sendiri tetapi belum sempurna karena itu khusus untuk IPTEK Kedokteran dapat dicari berbagai alternatif.
Jadi tugas_penapisan dan perumusan IPTEK pada konsil saya kira yang
--~--- -
disampaikan kemarin yaitu konsl(menjadi yang memiliki tugas yang berlebihan.
Karena konsil tidak mungkin melakukan penapisan dan perumusan IPTEK tersebut, kami berpendapat penapisan dan perumusan IPTEK ini diserahkan pada suatu komite tersendiri, apabila konsil berperan tentu kedudukan komite IPTEKyang lndependen ini bisa berada dalam koordinasi konsil,jadi sifatnya koordinasi, koordinasi itu mempunyai pengertian berbedadari penetapan dan pengesahan. Mohon-BapakAbdul Gani nanti memberikan pendapatnya.
Opsi yang lain adalah kedudukan konsil IPTEK ini dibawah pemerintah itu satu opsi yang laln yang pertama, sayakira demiklan bapak Ketu~. Saya mohon izin agarnanti Bpk.Abdul Gani rnenambahkannya.
PEMERINTAH : ( Prof. ABDUL GANI ) :
Terima kasih pak MenterL Saya mohon maaf terlambat, karena tadi saya mimpin PANJA di sebelah, bersama pak Bondan dan lbu Mariana.
Apakah bisa 2 badan diatur dalam suatu Undang-Undang. Dalam sistem hukum kita bisa terjadi dalam instrumen hukum yang berbeda yang dirninta dalam Undang-Undang. Umpamanya seperti yang dikatakan pak menteri tadi atau yang sedang kita bahas sekarang katakanlah ayat 3 itu dikeluarkan kemudian di pasal 25 bukan konsil tetapi komite IPTEK umpamanya begitu, 61
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
maka perlu ditambahkan ayat berikutnyajadi katakanlah komite kedokteran, komite kedokteran, lPTEK Kedokteran sebagaimana yang diatur pada ayat I itu diaturdalam peraturan pemerintah maka selesailah persoalannya, karena itu ada di dalam pemerintah, pemerintah yang mengaturnya, diberi wewenang oleh Undang-Undang ini maka selesailah persoalannya. Jadi bisa dilakukan seperti itu. Itu pak menteri yang terhormat terima kasih.
MENTERI KESEHATAN ( dr. ACHMAD SUJUDI ) Saya kira dari pemerintah demikian Bapak Ketua.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Bpk Menteri, kami persilahkan barangkali ada komentar- komentar yang lain.
ANGGOTA F. PG ( DR. LAPOE MOEl(OE ) :
Pertanyaan kami tadi belum terjawab, sebab katanya susah ada yang mengaturnya, pak Menteri belum menjawab tadi, itu yang kami tanya, aturannya apa dan bagaimana pengaturanya yang sekarang sudah ada.
KETUARAPAT:
Terima kasih pak Lapoe. Rupa - · rupanya ada yang be I um terjawab, kami persilahkan.
62
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
PEMERINTAH ( Prof. ABDUL GANI ) :
Tambahan yang tadi. Didalam Undang-Undang tentang sistem IPTEK, saya kira UU baru tahun 2004. kalau tidak salah saya ingat waktu mengharmonisasinya UU itu dari menteri penerapan dan teknologi didalamnya aca sesuatu ketentuan yang kami lupa nomor dan pasalnya soal penapisan IPTEK ini. Secara umum tidak disebutkan secara luas kalau kita boleh katakan ini adalah payung Undang-Undang bagi IPTEK maka oleh Undang-Undang lain bisa melalui ketentuan seperti tadi, tidak dalam Undang-Undang lagi tapi bisa melalui peraturan pemerintah, saya kira begitu. Jadi kalau poin 3 dikeluarkan, pasal 25 diperbaiki kemudian diatur Iebih lanjut oleh perturan Pemerintah maka tertampung semua keinginan yang tadi.
Saya kira demikian.
Terima kasih pak.
KETUA RAPAT :
Teri ma kasih pak Menteri dan rekan - rekan dari Pemerintah. Bagaimana rekan - rekan dari Komisi VII, I. pak Mustopo, 2. Pak Mur. Saya kira dua
cukup.
ANGGOTA F. TNl/POLRI ( MUSTOPO):
Terima kasih bpk pimpinan. Saya setuju sekali kalau memangjelas bahwa penapisan IPTEK itu ada dibawah Pemerintah sehingga tanggungjawabnya jelas. Tetapi dihalaman 16 ini tidak jelas makanya kami menanyakan. Jadi kami sangat setujujika IPTEK memangjelas dibawah olen Pemerintah,jadi diatur oleh Pemerintah, tidak masuk dalam Undang~Undang ini. Sedangkan
!PTEK tidak diatur da!am Undang-Undang sendiri, saya kira sangat setuju sekali.
63
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
KETUA RAPAT : Kami persilahkan pak Mur.
ANGGOTA TNl/POLRI ( drg. MOERYONO ALADIN ) : Terima kasih Pimpinan
Dari penjelasan saya memberikan beberapa saran, yang pertama dari petugas konsil disini memang tidak menapis dan merumuskan hanya mengkoordinasikan lni tugas untuk masalah penapisan dan program IPTEK jadi hanya mengkoordinasikan.
Kemudian saran berikutnya adalah bahwa komite IPTEK yang masuk dalam rancangan UU ini kita keluarkan sesuai dengan yang disampaikan pak Gani dengan kata-kata tadi itu. Jadi akan diatur lebih lanjut dengan Pemerintah.
Saya setuju dengan pak Mustopo bahwa IPTEK dibawahnya Pemerintah, karena Pemerintah punya tanggung jawab secara langsung punya kaki kepanjangantangandiberbagai stmktur organisasi. Jadi IPTEK. ini diatur oleh peraturan Pemerintah.
Kemudian selanjutnya dihalaman 16 ini tidak perlu kita masukkan semuanya struktur organisasi dan sebagainya. Jadi disini kita hanya mengkoordinasikan saja kegiatan penapisan dan pengembangan IPTEK dengan Pemerintah atau apalah istilah nya tapi tidak ada kegiatan penapisan atau merumuskan arah perkenibangan IPTEK dilakukan oleh konsil Kedokteran,jadi itu intinya pimpinan, hanya mengkoordinasikanjadi komite
· IPTEK apapun namanya diserahkan kepada Pemerintah.
Terima kasih pak pimpinan.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
KETUA RAPAT :
Terima kasih, ada lagi, pak Lapoe silahkan.
ANGGOTA F.PG ( DR. IAPOE MOEKOE ) :
Dari penjelasan tadi kami bisa mengerti, namun kalau kita masukan disini juga meskipun seperti yang diusulkan tadi tetap hams jelas kaitannya, hubungannya dengan konsil nanti, hubungannya bagaimana, kalau diamuskan disini. Jadi oleh karena itu saya mengusulkan kepada bpk. ketua, barangkali kalau bisa kita interupsi dulu, sehingga kita bisa memiliki kesatuan pendapat, sebab ini masing - masing masih ada perselisihan pendapat. Sehingga kita susah untuk mengambil kesimpulan. Saya usu I demikian pak ketua.
KETUA RAPAT :
Terima kasih apa masih ada, sebelum waktu diskors?
Silahkan ...
ANGGOTA F PPP ( H. SUKARDI HARUN ) :
Memang kalau ayat 3 ini hilang kemudian akan ditampung pada pasal berikutnya ini akan menimbulkan pertanyaan pak ketua pengalaman selama inijadi institusi yang berwenang mengeluarkan perijinan penggunaan teknologi adalah pemerintah, itu yang berlaku sekarang, saya ingin bertanya saat ini banyak sekali pengobatan alternatif, sudah sejauh mana ini, inikah jadi pertanyaan, makanya saya memperkuat draft dari pada konsil ini dalam rangka pengawasan itu. Itu maksud saya, sekarang banyak pengobatan alternatif diiuar, apakah itu semua sudah tercover mendapatkan ijin sesuai dengan maknanya itu saja pak ketua.
65
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
KETUA RAPAT :
Terima kasih pak Sukardi Harun, yang telah menyempurnakan pertanyaan-pertanyaan yang ada, namun kalau kita mau ikut jadi satu kebulatan, tampaknya betul saran pak Lapoe tadi kita waktu untuk minta team workssebentarkoordinasi antar Komisi VII supaya lebih licin dan lapang.
Oleh karena itu kami mohon pak menteri untuk minta waktu I 0 men it untuk memberikan kesempatan rekan mengkoordinasikan, nampaknya titik terang sudah ada, dengan demikian kita sepakati diskor selama I 0 men it.
RAPAT DISCOR PUKUL 17.05 SCOR DICABUT PUKUL 18.30 KETUA RAPAT :
Bapak Mentri dan rekan-rekan seperti yang telah kita sepakati tadi bahwa pukul 18,30 waktu kita skors, untuk itu skors saya cabut kembali.
Rekan -rekan anggota Komisi VII Bapak Menteri besertajajaran yang saya hormati, basil sementara dari Jobi Komisi VII DPR-RI mungkin perlu disampaikan dan didengarkan bersarna, hal ini sudah ditunggu - tunggu oleh jajaran Pemerintah.
Untuk mempersingkat acara mari kita dengarkan bersama. Saya kira dari Komisi VII dipersilahkan untuk menyampaikan pendapatnya, silahkan pakAhmad SanusL
ANGGOTA F. REFORMASl(DR. H.A.SANUSI TAMBUNAN )
66
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Terima kasih pak ketua. Barangkali suatu illustrasi yang perlu kami sampaikan dalam rangka keinginan DPR untuk tetap eksisnya poin 3 ini, barangkali redaksionalnya tidak menapis jadi didalam perjalanan IPTEK di Indonesia itu kelihatannya sebenarnya dibidang Kedokteran ada hal - hal yang diharapkan memiliki koordinasi yang kuat untuk pemakaian teknologi kedokteran dalam diskusi kita tadi bahwa ada kesepakatan yang menjadi tumpuan utama agar seluruh alat teknologi yang masuk yang akan dipakai.
pokter haruslah aman, menyamankan, melindungi masyarakat itu yang diharapkan sebenarnya, bagaimna caranya supaya semua alat aman .
Dalam perjalanan yang saya katakan tadi, pernah, ada kejadian di Indonesia suatu departemen, Depkes sendiri, seorang dirjen membolehkan teknologi ozon yang tanpa ada penelitil!n yang baik, dipakai dan temyata banyak pasien yang tidak mendapat keuntungan yang maksimal dari itu.
Belakangan dirjen tersebut men-stop alat ini tidak boleh dipakai, teknologi ini tidak boleh dipakai. Dari titik tolak inilah kawan - kawan dapatmelihat bahwa memang bagaimana caranya kita memberi suatu wewenang kepada konsil agar konsiljuga bisa mengatur alat- a lat apa sajayang boleh dipakai dokter demi kesehatan, keselamatan masyarakat itu lntinya yang akan kita atur disini, bahwa dalam proses penapisan, teknologi kedokteran semata, teknologi yang lain ticlak menjadi masa~ah kami, itu yang memproses masuknya alat dan sebagainya tidak dalam konsil, tapi begitu alat itu akan diterapkan oleh semua jajaran dokter dan dokter gigi harus melalui persetujuan dari konsil ini.
Sedangkan prosesnya bisa digambarkan. Ada alat yang mungkin oleh suatu penapisan sistem yang diluar kita, apa itu pemerintah atau tidak kelompok ini dengan perantaraan komite yang ada di dalam konsil di undang kedalam konsil dan dipaparkan maka nanti didalam proses ini dilihat dari sudut pandang agama, kesosialan, dsb. Didalam konsil itu menilai ini pantas dipakai maka oleh konsil disahkanlah alat itu untuk dipakai dokter dan selamat serta aman dipakai oleh masyarakat.
Intinya konsil ini betul - betul untuk menjaga mutu dokter agar masyarakat aman, nyaman dan dilindllngi UU daiam mtitllriya,jadi iiltiiiya hampir saiiia dengan tentang standar pendidikan jadi kami menginginkan bahwa konsil diberi 67
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
wewenang mengesahkan semua alat I teknik teknologi kedokteran yang layak dipakai dokter, dokter gigi demi keselamatan masyarakat pengguna layanan itu.
Itu intinya yang bisa saya sampaikan. Mungkin ada tambahan dari rekan- rekan saya persilahkan.
KETUA RAPAT : Terima kasih pak Sanusi.
Saya kira apa yang disampaikan oleh pak Sanusi sudah cukup jelas, apakah ada yang akan menambahkan, kalau tidak ada untuk mernpersingkat waktu kami persilahkan kepada bapak menteri atau jajaran pemererintah untuk mengomentari atau bahkan memberikan penjelasan lebi,h Ian jut tentang rizening- rizening lebih lanjut.
Silahkan bapak Menteri.
MENTERI KIESEHATAN (dr, ACHMAD SUJUDI):
Terima kasih bapak ketua.
Tentang penapisan IPTEK ini sekali lagi kami akan mengacu kepada penapisan yang dilakukan oleh lembaga - lembaga yang memang bidang IPTEK juga orang yang memang membidangi organisasi masalah-masalah IPTEK tersebut dan mereka-mereka yang memang berada dalam bidang IPTEK tersebut. Karena itu kembali pada konsep awal yaitu adanya suatu komite yang telah kami sampaikan dan bacakan seperti pada halaman 16.
dimana komite IPTEK Kedokteran ini benar - benar mandiri kemudian tentunyajuga bertanggungjawab kepada Pemerintah yangjuga mempunyai tanggung jawab terhadap peiaksanaan berbagai hal termasuk praktek kedokteran.
68
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Sedangkan bardasarkan suatu peraturan perundang-'undangan yang ada, mengenai alat - alat kesehatan sudah diatur dalam UU no 23 tahun 11992 tentang kesehatan dan sudah ditindak lanj uti dalam PP no. 72 tahun 11998.
dimana alat kesehatan sebelum beredar harus memiliki suatu izin edar terlebih dahulu dan melalui uji-uji safety, quality, dari efikasl, saya kira demikian menurut pernndangan dan peraturan yang berlaku. Sedangkan apabila kembali ini harus disahkan terlebih dahulu oleh konsil maka akan terjadi benturan dengan peraturan dan perundangan yang ada. Namun demikian tentunya dapat dieari jalan keluar, dimanakah konsil ini berperan dalam penapisan IPTEK kedokteran ini. Padaprihsipnya demikian pak ketua,jadi kami menjaga betul agar apa- apa yang sudah di atur dalam UU dan peraturan tidak berbenturan dengan UU yang sedang kita buat ini.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Kemudian bpk. Abdul gani dapat akan menambahkan dari segi UU.
AHLI HUKUM (Prof. ABDUL GANI):
Terima kasih bapak Menteri. Bapak - bapak ari.ggota komisi VII DPR yang saya hormati. Hal ini disebutjuga dalamUU kesehatan kemudian apabila dalam ha! pengawasan peraletar, apakah perlu secara eksplisit hat yang secara teknis diatur dalam UU ini. Penyaringannya bisa dilakukan melalui komite penapisan ilmu pengetahuan teknologi tadi atau IPTEK kedokteran,jadi tidak terjadi duplikasi disini, sebab penapisan dilihat dari batang tubuh UU ini keatasnya itu merupakan pe1ijabaran elaboras ~arii tugas ini, terus keatas jadi bicara soal lembaga konsil. Kalau bicara demikian berarti UU ini hanya membentuk konsil tugasnya kewenangan, kemudian penjabaran lebih lanjut.
Jadi dilihat dari konstruksi batang tubuh UU ini semcam UU KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi ), konstruksinya hampir sama atau UU tentang pengadilan HAM Ad~Hoc isinya pasal mengenai kejahatan HAM berat kemudian bentuk p~mgadilan. Kalau dirinci
seperti itu,jadi
seakan-akan UU ·in i, UU ten tang konsi I praktek69
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Kedokteran, bisa dikatakan begitu, kalau dari segi kami yang membuat UU ada lembaga yang dibuat seperti ini, tapi kalau tidak di rinci langsung masalah teknis itu bisa dibaurkan kalau dalam istilahnya bukanlah penyelundupan hukum dalam istilahnya itu tapi ada penghalusan istilah - istilah sehingga tidak kelihatan bahwa UU ini membentuk sengaja UU tentang konsil praktik Kedokteran seakail - akan begitu tapi kita mau bersembunyi dibalik istifah praktik Kedokteran HAM, maka kalau bisa tidak terinci. Nanti kan kita belum masuk kedalam pengadilan disiplin. Belum lagi kita masuk disitu lantas UU ini mau dikemanakan? Jadi kalau menurut sayadari segi Perundang- undangannya ini memasukkan hat yang sangat tekhnis, padahal dengan melakukan registrasi dan menetapkan, mengesahkan standar itu kan implikasi yuridisial luas. Jadi suatu standar pendidikan tinggi kedokteran tidak akan mempunyai legalitas hukum apabilatidak melalui apropal dari sini,jadi apropal dia sangat menentukan status hokum, berarti kalau dalam istilahnya pengesahan dari ini tidak dilakukan maka itu namanya mahfum khalafah itu dilarang tidak sah,jadi penggunaan alat itujadinya ilegal. kalau kitaambil inijadi pengertian yuridis pak,jadi mahfum mukhalafahnya seperti itu.
Nah kalau dipakai juga bisa dituntut melanggar hukum. Dia telah melanggar ketentuan pasal ini, tentang ini menggunakan alat yang ilegal. Kalau _dia melakukan itu dan ada kesalahan dalam praktik Kedokteran, dia melakukan dua-kali tittdakpidana karena itu-maka didafam pasal 7 mungkih belilm ada ketentuan-ketentuan pidana, kalau kalau terjadi ada seorailg dokter gigi yang waktu melakukan praktik Kedokteran gigi dia gunakan tang biasa, untuk membantu alat Kedokteran yangtidak bisa dilakukan dengan tangan, harus dengan tang maka ada tang besi yang digunakan untuk membantu alat pencabutan gigi bukannya begitu, padahal tang itu tidak direkomendasikan/
disahkan oleh konsil menjadi alat ini, kan begitu. Wah kalau sudah masuk sudah menjurus kepada soal yangpembentukan satu institusi saja. Jadi kalau Pak Anggota komisi yang terhormat, kalau memang diinginkan begitu, lebih baik diperhalus istilahnya, atau dimasukkan kepasal-pasal yang lain, barangkali bapak-bapak ada pengalaman yang sangat bagus didalam Undang-undang . Pendidikan Nasional. Undang undang Pendidikan Nasional itu tiap bab atau tiap pasal ada PP nya, tapi itu keliru juga kalau saya mengatakan kepada 70
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Dirjen Dikti atau kemana begitu, ini UU kurang percaya diri saya bilang, apa- apa diatur PP, apa-apa diatur PP, tidak mau mengatur sendiri,jadi itu kurang baik j uga, Departemen
Kehakiman sekarang mengembangkan sistem mengurangi delegasi kepada PP untuk UU kecuali terpaksa dilakukan, kalau terpaksa dilakukan maka istilahnya bukan pakai dengan tapi diatur lebih lanjut dalam PP jadi satu UU ada satu PP untuk melaksanakan secara efektif UU ini.
Jadi kemungkinan UU ini kalau menurut prediksi saya pak, perlu ada PP sebagai peraturan pelaksanaan. Jadi kalau tidak ada PP itu, UU nya tidak berjalan, kelihatan seperti itu. Karena banyak sekali, apa namanya larinya keatas institusi yang dibikin, karena ada institusi konsil, institusi pengadilan, pengadilan praktek disiplin, pengadilan praktek Kedokteran sudah itu ada komite dan banyak sekali, ini perlu PP yang merumuskan lebih lanjut sehingga UU nya sangat simpel nantinya kalau menurut prediksi saya, karena itu, hal- hal seperti itu kalau boleh kami mengusul mari kita atur dalam PP tapi diselipkan pada pasal-pasal yang lain saya kira yang penting adalah penjabaran satu, dua ini. Penjabaran satu ,dua rumusan diatas sudah ada, itu kita elabor:asi lebih lanjut, tapi kalau bicara tehnis seperti diterangkan oleh pak ketua yang terhonnat tadi itu masuk pada hal yang sangat tehnis, nah kalau ada keinginan seperti itu yang disampaikan oleh bapak, itu berikan saja kepada PP. Toh PP itu dilaksanakanjuga oleh konsil bukan oleh Pemerintah saja, tapijuga oleh konsiljuga, itujalan keluar untuk menghadapi hal seperti itu. Pengalaman tentang UU pendidikan Nasional itu bagus sekali, itu bisa ditiru dalam UU pendidikan Nasional. Saya kira itu pertambahan dari saya pak rnenteri. Terima kasih.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI):
Terima kasih sdr. Abdul Gani saya kira kalau kita lihat saat sekarang memang masih ada yang belum sempurna dimana komite IPTEK tersebur belum sempurna betul, karena itu kami usulkan komite IPTEK seperti dalam 71
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
halaman 16, namun komite IPTEK ini yang kalau tanya seperti yang saya sebutkan tadi, bertanggung jawab kepada Pemerintah karena alat-alat Kedokteran yang ada sama dengan obat-obat,juga ijin edar diberikan oleh Pemerintah. tidak rancu nanti apabila ada lembaga lain yangjuga mengatur hal itu obat-obatan alat kedokteranjuga demikian, melalui suatu uji coba dan ijin edar sedagkan penapisan teknologi secara umum dilakukan oleh komite tersebut apabila sudah lolos maka diserahkan pembuatannya kepada suatu manufaktur kalau toh sudah lolos uji tekhnik, uj i IPTEK maka harus ada ij in edardari Pemerintahjadi yang memberikan ijin edardari obat-obatan ataupun alat -alat kedokteran.
Dalam teknis pelaksanaan di masyarakat demikian, jadi akan rancu apabila alat kedokteran seperti halnya obat. ljin edarnya berada di konsil.
Mohon maaf ini sangat mendasar Bapak Ketua, terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih pak Menteri, yang setelah mendengarkan penjelasan dari komisi VII kemudian dari pihak Pemerintah nampak-nampaknya belum ada mik temu, tapi baiklah sebelum, kita membaca tata tertib saya beri kesempatan lagi satu kali untuk. komisi VII menyampaikan pendapatnya, kami persilahkan.
ANGGOTA F. REFORMASI ( DR. A. SANUSI TAMBUNAN ) : Jadi sebetulnya Bapak Ketua barangkali masih ada salah pengertian, tentunya yang kita inginkan adalah alat teknologi yang akan dipakai dokter, saya ingin klarifikasi kepada Pemerintah. Satu contoh ilustrasi yang saya sampaikan tadi, Dirjen POM mengijinkan alat ozon di Indonesia, tapi Dirjen Yanmed melarang pemakaian itu, itu tanpa komite, ini yang ingin kamijaga supaya dari awal sernua dokter dalam pemakaian alat dalam riset penelitian itu ikut diawasi, ini pantas, inijangan dulu, ini boleh, ini dari golongan agama, tidak, ini terbatas, hanya untukyang dipakai dokter, ini menjaga keselamatan 72
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
masyarakat bahwa pemerintah yang menseleksi itu, yang memutuskan alat itu di import dan sebagainya, silahkan, tapi begitu mau dipakai para dokter kami tahu dulu, dipaparkan dulu oleh badan itu, atau oleh komite itu, paparkan dulu didalam konsil, ini lob gambarannya alat yang kami import, yang akan kami ijinkan di Indonesia untuk teknologi kedokteran begitu dinilai oleh kelompok ini, oh .. ini pantas, ini boleh, ini sebaiknyajangan dipakai dokter.
Nab .. sebatas itu saja wewenangyang dipuny~i oleh konsil ini, dia tidak permasalahkan bahwa Pemerintah mau memasukan import ini, mau alat ini dan sebagainya, tapi khusus untuk menjaga masyarakat, berilah wewenang konsil ini untuk memilih, ini layak ini tidak layak, karena mereka menjaga supaya tetap dokter itu dalam mutu yang baik, dan masyarakat aman, barangkali bisa diutamakan yang lain.
Silahkan pak Tibrani.
ANGGOTA F. REFORMASI ( H. TffiRANI BASRI ) :
Saya yakin kita yang hadir didalam ruangan ini menginginkan semua, mudah-mudahan iniselesaikarenamemangditungguoleh masyarakat, saya ingin meminjam istilah pak Prof. Gani bahwa didalam ruangan ini ada tukang jahit, prof Gani kalau tadi malam mengistilahkan dirinya sebagai tukangjahit, nab tukangjahit ini kan sudah tahu kondisi apa yang dikehendaki oleh Depkes, apa yang kami kehtmdaki. Barangkali bapak bisa mempertemukan pak, jadi apakah ini mau diskors atau diapakan tapi setelah pak Sanusi menjelaskan apa yang sebenarnya kita kehendaki, artinya bukan semua, bukan menyangkut teknologi semua yang kita kehendaki, ada hal - hal tertentu, ada penekanan - penekanan dalam hal ini saya inginbapak memberikan komentar, bagaimana jalan keluamya, saya yakin ini masih ada jalan keluar pak.
KETUA RAPAT:
73
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Barangkali adayang mau menarnbah, silahkan pak Lapoe.
ANGGOTA F.PG ( DR. LAPOE MOEKOE ) :
Jadi cara berpikir kami tadi ialah oleh karena pertama tadi dijelaskan kepada kami bahwa sebenarnya belum ada komite itu yang ada itu baru secara umum, tapi khusus untuk menapis teknologi "Kedokteran itu belum ada, itu yang pertama. Padahal kami merasa itu penting sekali, itu yang pertama. Yang kedua bahwa untuk membentuk satu komite yang otonom, mandiri didalam UU ini menurut pak Tabrani tadi tidak bisa, oleh karena itu kemungkinannya hanya ada dua kita serahkan sama sekali pada Pemerintah untuk mengatur itu, atau konsil juga ikut mengati.Ir seperti yang diusulkan oleh pak Sanusi tadi. ltu yang ada dalam pikiran kami pak, sebab kawan- kawan semua mengatakan bahwa ini penting sekali untuk ada satu badan yang bisa memilah itu, kedokteran mana yang aman kita pakai dalam praktik untuk melindungi rakyat, itu saja yang kami inginkan pak ketua.
WAKIL KETUA :
Saya in.gin mempertanyakan apa keberatnnya kalau komite penapisan IPTEK ini, atau pengesahan IPTEK untuk dipakai dokter itu merupakan bagian dari konsil kedokteran,jadi konsil kedokterail ada komite registrasi, ada komite Pendidikan, ada komite riset katakanlah yang nanti memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pembinaannya, ini bisa digimakan, ini tidak. Persoalan ini mengedar ke pak Menteri, tadi ya .. urusan pemerintahlah, tapi konsil kedokteran bertanggung jawab didalam pembinaan dokternya termasuk pendidikan dan riset yang berkembang, teknologi yang bisa diapakai didalam praktik sehingga tidak merugikan pasien, atau keberatannya. Sehingga harus dibentuk mandiri-mandiri.
Pemerintah mengatakan komite pelaksanaan komisi IPTEK yang mandiri, katakanlah dibawah Depkes atau dibawah siapa nanti, apakah Depkes atau 74
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Depdiknas apa Menristek, itu nanti bertengkar lagi Pemerintah, nah itu maksudnya.
Didalam konsil kedokteran ada dua komite, apa mungkin penapisan IPTEK. Mungkin terlalu hebat, komite yang memberikan rekomendasi untuk . pembinaan dokter, teknologi mana yang tidak merugikan pasien begitu, apa keberatannya kalau masuk kedalam konsul kedokteran itu. Apa karena ia takut dilembaga independen, sehinga tidak dapat dikontrol Pemerintah atau tidak, karena pembinaan doktertidak terpisah. Untuk syarat pendidikannyakan bekerjasama,samaAsosiasi Fakultas Kedokteran Indonesia, Organisasi profesi ini juga nanti bekerja sama, sama lembaga-lembaga Riset yang sudah ada.
Lembaga Eykman lembaga apa dari universitas misalnya, riset-riset dari universitas teknologi yang mau masuk, yang mau diterapkan oleh dokter- dokter di Indonesia, keberatan apa sehingga susah dimasukkan ke konsul kedokteran, apalagi Majelis Disiplinjuga mau dipisahkan lagi,jadi apa lagi konsil ini mau didirikan, samajuga macan ompong kata temanteman terima kasih.
KETUA RAPAT:
Baiklah nampaknya masih mengulang keinbali pada posisi semula, masih bersikukuh antara Pemerintah dengan Komisi VII, dengan resceningnya masing-masing.
Baiklah sebelum saya bacakan tata tertibnya bafangkali setengah putaran lagi saya serahkan dulu pada Pemerintah barangkali ada penjelasan,
Silahkan.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI}:
75
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Bapak Ketua, · pada dasamya sebagiari sama, kita menginginkan satu keselamatan dan suatu pertolongan yang optimal bagi masyarakat melalui sebuah kemajuan teknologi, karenakemajuan teknologi begitu cepat tentu harus ada penapisan, sehingga sesuai dengan keadaan kita, karena itu ada penapisan. Penapisan dilakukan oleh mereka-mereka yang memang paham tentang teknologi, itu komite.
Tentu keadaan yang ada di Indonesia saat ini masih belum sempuma sehingga terjadi hal - hal yang tadi yang disebutkan oleh bapak Sanusi Tambunan, oleh karena itu kita tidak menginginkan keadaan yang rancu tersebut maka dibentuk suatu komite penapisan IPTEK kedokteran, kornite ini yang betul - betul memahami tentang IPTEK, apakah suatu teknologi kedokteran itu diloloskan atau tidak, teknologinya. IPTEK inilah, komite inilah yang sangat penting berpendapat tentang teknologi dan penapisannya dalam arti yang luas. Kemudian dimana peran konsil dalam hat ini, apa konsil harus mengesahkan atau harus melalui suatu pengesahan konsil dari suatu pekerjaan penapisan yang dilakukan oleh komite. Kalau dikatakan apa ketakutan kami, adalah ketakutan independensidari komite ini walaupun konsil juga independen tetapi independen juga dalam arti kata keanggotaan konsil itu, nah apabila demikian maka semua hal tergantung pada bapak-bapak dan ibu-ibu anggota konsil yangjumlahnya 25 atau beram1p_un walaupunrnerupakan wakil-wakil dari semua yang ada tetapi pada suatu saat menentukan segalanya, termasuk menentukan · lolos atau tidaknya penapisan yang dilakukan oleh komite. Karena itu seperti awal kami sampaikan tadi, apabila konsil inginjuga berperan maka konsil mengkoordinasikan penapisan - penapisan tersebut, Pak Prof. Abdul Gani, silahkan dari segi hukum.
AHLI HUKUM (Prof. ABDUL GANI ) :
Terima kasih Pak Menteri. Anggota Komisi VII yang saya hormati saya kira ada satu po in yang perlu kita samakan persepsinya; kalau kemauan sama, cuma mungkin saya kira persepsi kita belum sama. Saya pikir ada bapak- bapak yang ikut membahas dalam RUU Kementrian yang sangat strategis,
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
antara lain tentang kesehatan, sudah tentu pembentukkan ini dalam kaitan dengan bagaimana mewujudkan program kerja atau visi dan misi dari presiden terpilih sesuai GBHNnya, diajual GBHN nya dalam kampanye. Nah ketika terpilih dia harus bentuk kementrian untuk kabinet untuk mewujudkan itu, nah ketika terbentuk kabinet ini antara 20 sampai 27 Oktober, karena 20 Oktober, acara pelantikan presiden. Begitu kabinet dibentuk, ini Konsil sudah ada katakanlah begitu, pertanyannya, ini konsil anggota kabinet atau bukan itu. Sudah itu kalau Bank Indonesia itu adalah state institusi-institusi negara yang mandiri, independen, dan sebagainya kalau tidak salah saya tidak disebut bertanggung jawab kepada presiden. Nah institusi ini yang diatur disini bertanggung jawab kepada presdien sebagai kepala negara, kalau ini masalahnya berarti dia itu komponen Presdien terpilih. Ketika presiden terpilih UU sudah lahir. Inilah konsil presiden, konsil untuk mendampingi Menteri kesehatan atau apa namanya kan belumjelas hubungan kerja Konsil dengan Menteri Kesehatan dengan Menteri IPTEK dengan Menteri Diknas kan belum jelas disini. Nah karena ada tiga institusi ini yang harus berkait dengan konsil, maka persepsi yang harus kita samakan adalah bagaimana hubungan kerja ini. Kalau ini dimasukkan benturan nggak dengan kewenangan Menteri Teknologi. (tidakjelas) demi kepentingan kemajuan teknologi dalam hasil- hasil kesejahteraan rakyat kemudian masuk, nah ketika itu masuk maka bentunm nggak (tidak j_eJas) untuk mengesahkan -kenapa tidak menjadi kewenangan menteri teknologi begitu atau kenapa tidak menjadi kewenangan Menteri Kesehatan kalau Diknas kan sudah sangat tekhnis masuk kurikulum dan sebagainya itu tak menjadi soal tapi dua menteri ini bagaimana posisinya ketika konsil itu ada, apalagi itu pak, kami menyusun kembali amandemen UU tentang narkotik, disini benturan kewenangan DP Porn dengan Departemen kesehatan ini kewenangan siapa, tarik menarik ( tidak jelas ) tapi departemen kehakiman dalam melihat perbedaan ini sesuai dengan Kepres 188 kewenangan menteri kehakiman sampai presiden untuk memilih altematif karena didalam tubuh pemerintah tidak boleh ada dua pendapat tidak terjadi dikotomesti.
Nah ini yang hams dihludari ketika lahir konsil ketika lahir kabinet. fadi yang kita rumuskan ini sudah kita pikirkan bagaimana nanti pelaksanaan di 77
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
bulan Oktober benturan nggak dengan menteri ini, atau ketika nanti lahir Keppres menteri teknologi, menteri kesehatan dia berkoordinasi dengan ini atau konsil yang berkoordinasi dengan ini berarti letaknya bukan soal mengesahkan tapi yang lain apa yang dimaksud oleh bapak. Sanusi yang terhormat, mungkin ada unsur terkoordinasi dengan instasi terkait dalam menentukan begitu, atau dalam menetapkan apa begitu. Jadi ada unsur koordinasi disini sebab tidak bisa berdiri sendiri disini. Kalau mungkin dia seperti di Australi, ITA (Institute Teknologi Australia) dia memproduk itu dipakai oleh rumah sakit dia melalui menteri mana tentu melalui menteri teknologinya dibentuk konsil. Jadi saya kira kalau persepsi kita disini sudah mikir-mikir pak rumusan alternatif tapi kalau persepsi kita sudah sama.Takutnya nanti terbentuk kabinet wah konsil mengatakan lain, menteri kesehatan, menteri teknologi baru dibentuk lain lagi sedangkan UU nya harus dilaksanakan oleh Pemerintah kenapa Pemerintah? Karena ini bertanggung jawab kepada Presiden berarti kalau ketahuan presiden berarti dia instrumen eksekutifkan begitujadinya. Nah itu saya kira beberapa hal yang ingin saya lihat dari segi perumusan hukumnya. Ketika merumuskan hukum implikasi sosial disebut, implikasi birokrasinya kita pikirkan, implikasi dan lainlainnya itu kita pikirkanjuga. Apa yang pak Sanusi katakan itu tadi betul sekali. ltu bisa dihindari, itu perlu dilakukan, cuma kewenangan siapa? Kalau disini kan isti lahnya tu gas.
Tapi karena sudah disebut tugas kan ya .. apa boleh buat. Konstruksi ini, ini mohon maafkonstruksi ini RUU ini kadang-kadangtidak sinkron dengan RUU yang lain disana kewenangan dulu, baru ada tugas, baru ada fungsi, kewenangan DPR itu legislatif hak untuk membuat kewenangnnya (tidak jelas) dia bisa panggil siapa saja, tugasnya memanggil ini memanggil itu, tapi ini tugas dulu jadi antara tugas dan kewenangan itu harus disamakan dulu takutnya nanti disini ada tugas disana ada kewenangan. Kewenangan dulu apa tugas dulu. Saya kira otority to action lobih dulu dipersoalkan daripada tugas-tugas apakah itu, nah hal ini perlu ada kesamaan persepsi sehingga rumusan ini kalau melihat tugas mungkin tidak perlu tapi di kewenangan mungkin ada begitu pak. Kita masukan dikewenangan tidak masuk ini begitu.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Coba bapak bandingkan dengan kewenangan. ltu takut ada sedikit benturan jadi otority otorise dulu atau tugas dulu kan begitu pak.
PEMERINTAH ( Prof. ABDUL GANI ) :
Jadi untuk mempermudah menemukanjawabannya itu, kalau sudah ada kewenangannya tidak perlu ada disini, karena sebenarnya kewenangan itu lebih tinggi dari pada tugas. Tapi karena rumusan hukumnya begini didalam anal is is hukum kalau pasal yang lebih dulu menyebutkan · itu maka pasal belakangnya mengikuti. Kewenangan berubah menjadi tugas jadi tugas ini seakan - akan berubah menjadi kewenangan, jadi dalam tafsir hukumnya untuk pelaksanaanya begitu pak.
Saya tambahkan pernah ada kejadian di mahkamah konstitusi, saya membela UU ini bersama DPR. UU di Judis Review karena permusannya keliru maka di Judis Review. Saya harus menjelaskan waktu pembentukannya, dan kenapa rumusan dari segi struktural, gramatikal, analisis, kemudian ekstensifkemudian yang lainnya sehingga tidakjadi dinyatakan pasal sekian ayat sekian itu tidak mempunyai kekuatan berlaku, begitu. Jadi ketika membahas inijangan sampai hak lwnstitu!ii<m11l tergl!llggu. Hakk0.nstitusional lembaga - lembaga negarajuga terganggu. Ketika persepsi kita sudah sama tidak mengganggu tugas menteri teknologi, dan yang lainnya, dan dia tidak setingkat Menteri kalau tidak setingkat menteri artinya lebih rendah dari menteri dan kalau ada apa-apa dia harus maju kementeri, ini contoh konkrit kepolisian mengajukan RUU kepolisian tidak bisa langsung ke Presiden, harus lewat menteri kehakiman,jadi kami lab yang berurusan ke kepolisian, sudah itu UU Mahkamah Agung; Mahkamah lagung tidak boleh mengajukan kesini langsung haruas lewat menteri kehakiman. Konsil disini tidak ada kewenangan untuk mengajukan itu karena tidak setingkat menteri,jadi itu yang kita pikirkan mau ditambahkan disini atau dibelakang atau kalau dimasukan disini kita cari rumusan yang tingkat fleksibilitas nya tinggi. Jadi ada preveining atau penglialuSilfl
lrnkum,
sehingga tidak keHhatan. Itti tambahan dari kami pak menteri79
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Terima kasih.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI):
Terima kasih, bapak Abdul Gani, jadi bapak ketua ada hal yang mendasar tentang masalah kewenangan yang sudah disebutkan oleh bapak Abdul Gani dan untuk kewenangan ini tidak bisa ditetapkan untuk semua ha! termasuk penetapan dan penapisan teknologi tersebut. Mungkin kita berbeda pendapat tapi kami melihatdari segi substansi nya, kemudian BapakAbdul Gani melihat dari segi hukum. Saya kira demikian pak. Apabila di ijinkan kami mohon diskusi internal terlebih dahulu, terima kasih pak.
KETUA RAPAT :
Terima kasih bapak pak menteri. Kembali ke pendapat tim masih ada dua pendapat yang secara substansi berbeda, namun saya kira kita sependapat bahwa UU Praktik Kedokteran diperlukan, lebih baik ada dari pada tiada dengan segala kekurangannya, itu sah, yang ke-2 kita sudah mempunyai tekad dari Kornisi Vil maupun pemerintah, kalau bisa kenapa tidak kita selesaikan dalam masa persidangan 4, kira kira begitu, namun 1/4 ayat sudah 3 jam 10 menit belum bergeming oleh karena itu saya tawarkan kembali ke mekanisme pembahasan tentang praktik Kedokteran yang kita sepakati bersama berbunyi.
Apabila setelah 3 kali putaran substansi belum disetujui diupayakan penyelesaian melalui forum lobi dan apabila belum selesai dapat ditempuh pending atau dibahas pada rapat kerja berikutnya atau dibahas pada Panja- panja berikutriya.
Sejalan dengan permintaan Bapak Menteri atau Pemerintah yang meminta waktu untuk konsultasi. Sebaiknya kita berikan kesempatan untuk konsultasi intern Pemerintah bebernpa waktu kemungkinan Komisi Vlljuga konsultasi lagi bagaimana setelah hasil konsuitasi itu kita bisa ajukan ke meja lobbi sesuai dengan Tatib yang ada. Apakah bisa disepakati bersama?
80
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
(RAPAT DI SKORS) KETUA RAPAT:
Untuk sementara skor saya cabut. Bapak Menteri yang saya hormati, pemerintah, rekan - rekan anggota komisi VII yang saya hormati. bersyukur kita hari ini telah bisa menyelesaikan Rakerdengan Bapak Menkes dan dengan jajaran Komisi VII mulaijam 16.00 sampaijam 21.00 kurang lebih 5 jam dan untuk sementara masalah point 3 tentang tugas konsil menyangkut masalah menapis dan point 4 menyangkut masalah pembinaan diantara has ii lobi ini perlu kami laporkan pada forum, kita sudah sepakat untuk sementara tidak sepakat dan dibahas pada Raker akan datang pada hari Sen in, tanggal 7 Juni 2004 pukul 14.00. Sebelum Raker ini kita akhiri, kami persilahkan Bapak Menteri untuk menyampaikan kata terakhimya.
Terima kasih.
MENTERI KESEHATAN (dr. ACHMAD SUJUDI) : Terima kasih bapak Ketua,
Bapak-bapak dan lbu-Ibu, Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya atas terselenggaranya rapat ini walaupun belum terdapat kesepakatan karena memang hal yang kita bahas adalah hal yang paling sulit. Saya yakin didalam hal-hal yang sulit terdapat kemudahan, itu yang dijanjikan Allah kepada kita, InsyaAllah kalau kita percaya pada itu akan ada kemudahan, didalam kesulitan dan kemudahan dan kita diaajurkan juga oleh Nabi Muhammad untuk tetap bermusyawarah. Walaupun tertunda, kita lanjutkan kembali Senin depan.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Terima kasih.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
KETUA RAPAT :
Dengan mengucapkan Hamdallah, Raker Pembahasan RUU RI tentang Praktek Kedokteran antara perwakilan Pemerintah dengan Komisi VII DPR- RI dengan ini saya nyatakan selesai.
Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10Juni2004.
a/n. Ketua Rapat Seketaris,
82