• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Pelaku UMKM

Responden yang terpilih dalam penelitian ini adalah pemilik dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Purwokerto yang pada awal berdirinya tidak memanfaatkan teknologi dalam usahanya. Identifikasi karakteristik pelaku UMKM bidang kuliner di Purwokerto merupakan analisis melihat kondisi sumber daya manusia pada pelaku usaha berdasarkan faktor usia, tingkat pendidikan, dan lama memulai usaha. Key informant yang pertama (UMKM A) bernama Ibu Marta Bekes (Marta Bakery), key informant kedua (UMKM B) bernama Bapak Dimas (Roti Go), key informant ketiga (UMKM C) bernama Ibu Monica (Mie Eco). Key informant pertama memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 2 orang yang dikategorikan sebagai usaha mikro. Kemudian key informat kedua memiliki tenaga kerja sebanyak 20 orang yang dikategorikan sebagai usaha menengah dan key informant ketiga memiliki 5 orang tenaga kerja yang dikategorikan sebagai usaha kecil.

Berdasarkan tabel 4.1, key informant pertama merupakan seorang ibu rumah tangga berusia >45 tahun yang memiliki latar belakang pendidikan terakhir yaitu SMA.

Awalnya keluarga key informant pertama memiliki usaha kursus musik di rumahnya.

Lalu, bermula dari kegemarannya dalam membuat roti dengan berbahan kentang yang kemudian ditawarkan secara langsung kepada konsumen yang mengambil kursus musik disana, hingga membuka toko sendiri di depan rumahnya pada tahun 2007.

Namun sekarang telah berjualan di kios salah satu pasar di Purwokerto serta menjualnya secara online juga. Key informant kedua adalah seorang laki-laki berusia 36-45 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah S2. UMKM ini telah berdiri selama 123 tahun dan sekarang telah memasuki generasi ke-empat dalam hal kepengurusannya, yaitu key informant kedua itu sendiri. Terakhir adalah key informant ketiga yang merupakan seorang perempuan berusia 26-35 tahun yang memiliki latar pendidikan terakhir yaitu S1. Setelah sempat bekerja di perusahaan swasta di Purwokerto, key informant ketiga memutuskan untuk memulai membuka usaha sendiri

(2)

19 pada tahun 2014.

4.2 Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknologi 4.2.1 Pendapatan

Seluruh UMKM dalam penelitian ini pada awalnya tidak memanfaatkan teknologi dalam usahanya. Pada umumnya, permasalahan pada UMKM adalah kurangnya inovasi teknologi yang diterapkan di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga pendapatan yang didapatkan tidak bisa berkembang.

Adapun usaha yang dilakukan dalam memasarkan serta menjual produk awalnya masih secara konvensional dengan promosi dari mulut ke mulut, membuat banner, memberikan potongan harga untuk menarik minat pelanggan, serta membuat brosur lalu disebarkan atau bisa dikatakan dengan metode direct selling. Metode seperti ini sudah mulai ditinggalkan karena memakan biaya lebih tinggi dan kurang efektif dalam penjualan produk sehingga pendapatan yang dihasilkan juga terbatas dan usaha tidak mampu berkembang. Atas dasar inilah para pelaku UMKM di Kota Purwokerto mulai menerapkan penggunaan teknologi dalam usahanya dengan harapan usahanya dapat berkembang. Berikut hasil observasi yang telah dilakukan dilihat dari banyak produk yang dijualkan, biaya produksi, dan pendapatan.

Gambar 4.1

Banyak Produk Dijual per Hari Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknologi

Sumber: Data Primer yang diolah, 2020

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

A B C

Sebelum Sesudah

(3)

20

Hasil temuan pada banyaknya produk yang dapat dijual dalam sehari setelah menggunakan teknologi seperti pada gambar 4.1 adalah semua UMKM mengalami peningkatan penjualan. Walaupun peningkatan yang dialami tidak terlalu besar jumlahnya, namun para pelaku UMKM ini tetap merasakan dampak positif dari adanya teknologi yang dimanfaatkan. Seperti pada UMKM A yang lebih memilih memanfaatkan media sosial seperti Whatsapp (WA) dan Instagram (IG) untuk membantu mempromosikan produk yang mereka jual. Aplikasi Whatsapp dan Instagram cenderung lebih disukai karena kemudahan dalam pengoperasiannya dan sangat familiar juga bagi konsumen (Akhmad, 2015). Terlebih lagi dengan fitur status atau story yang sudah tidak asing lagi bagi pengguna media sosial, juga membantu dalam memasarkan produk.

Kemudian UMKM B yang memanfaatkan layanan Instagram sebagai media promosi penjualan dengan membuat konten yang hampir setiap harinya di-update agar bisa terus terhubung dengan konsumen. Tidak jarang konsumen yang melihat konten di instagram saat datang langsung ke toko, menunjukkan konten foto yang sudah dibuat sebagai bahan bertanya apakah produk tersebut tersedia atau tidak.

Sehingga pembeli juga menjadi lebih dapat efisien dalam mencari produk yang diinginkan. Selain itu, UMKM B yang sudah berdiri selama 122 tahun ini juga mendaftarkan diri sebagai mitra salah satu layanan ojek online pada tahun 2018.

Jumlah pengguna aplikasi ojek online yang kian ramai penggunanya menjadi alasan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada agar tetap mampu bersaing. Terdapat peningkatan penjualan sebesar 15%-20% sesudah menjadi mitra. Awalnya tidak semua produk yang dijual di toko dimasukkan ke dalam aplikasi. Sudah ada produk tertentu yang diberi nama “Gonat” yang memang dikhususkan dijual baik di toko secara langsung maupun di aplikasi. Namun sekarang sudah hampir semua produk sudah ada di dalam aplikasi.

Lain halnya dengan UMKM C yang memilih untuk hanya bergabung menjadi mitra salah satu layanan ojek online yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat. Melalui layanan ini dijelaskan oleh key informant ketiga bahwa jumlah

(4)

21

produk yang terjual meningkat sebanyak 50% sejak memanfaatkan teknologi.

Gambar 4.2

Biaya Produksi per Hari Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknologi

Sumber: Data Primer yang diolah, 2020

Temuan lain yang didapatkan adalah adanya perubahan pada biaya produksi yang diakibatkan meningkatnya harga bahan baku. UMKM A menjelaskan bahwa bahan baku seperti tepung terigu, margarin, dan minyak seringkali mengalami peningkatan harga. Sehingga hal ini mempengaruhi pada harga jual produk yang juga ikut meningkat. Begitu juga halnya dengan UMKM C yang membuat adonan mie sendiri pada usahanya. Beliau juga mengalami peningkatan biaya produksi tetapi tidak menaikkan harga jual melainkan mengurangi sedikit porsi dari yang biasanya agar pembeli tidak “kabur” ke penjual lain.

Berbeda dengan UMKM B yang justru mengalami penurunan biaya produksi.

Key informant kedua menjelaskan bahwa beliau memanfaatkan salah satu situs e- commerce yang di dalamnya terdapat fitur penjualan secara grosir dan seringkali memberikan promo gratis ongkos kirim yang sangat membantu pengehematan biaya produksi. Dijelaskan juga setelah menemukan supplier di situs e-commerce yang biasa digunakan, sekarang beliau lebih sering membeli bahan baku secara online.

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000

A B C

Sebelum Sesudah

(5)

22 Gambar 4.3

Pendapatan/Bulan Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknologi

Sumber: Data Primer yang diolah, 2020

Teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan kontribusi ekonomi yang positif yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup. Dengan meningkatnya banyak produk yang dijual sejak memanfaatkan teknologi dalam usahanya, tentunya juga berdampak pada tingkat pendapatan seperti yang terlihat pada gambar 4.3. Seperti yang terlihat, penggunaan teknologi telah meningkatkan pendapatan UMKM A sebesar 83 persen, UMKM B sebesar 16,7 persen, dan UMKM C sebesar 44,4 persen. Para key informant mengaku sangat puas dengan efek yang diberikan oleh penggunaan teknologi terhadap tingkat pendapatan mereka.

“Sejak saya menggunakan teknologi, khususnya di layanan ojek online, dari sana ngasih sekitar 15-20 persen tambahan dalam penjualan roti kita. Tapi kalau di media sosial kayak instagram mungkin lebih ke media untuk kita memasarkan produk, apalagi produk baru, sama tetap membangun hubungan dengan konsumen dengan konten-konten yang sering kita update juga.” Disampaikan oleh key informant kedua.

0 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 200,000,000

A B C

Sebelum Sesudah

(6)

23 4.2.2 Jumlah Tenaga Kerja

Gambar 4.4

Jumlah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Menggunakan Teknologi

Sumber: Data Primer yang diolah, 2020

Berdasarkan grafik di atas, didapatkan jika penggunaan teknologi tidak mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang bekerja pada UMKM B dan UMKM C.

Hal ini dikarenakan meskipun terdapat peningkatan permintaan setelah menggunakan teknologi, namun tenaga kerja yang ada saat ini masih mampu untuk memenuhi permintaan yang ada. Permintaan diluar pembelian langsung di tempat, misalnya konsumen yang ingin barangnya diantar ke rumah juga lebih banyak memanfaatkan teknologi melalui layanan ojek online yang sudah banyak di Purwokerto sehingga tidak perlu menambah tenaga kerja yang dikhususkan untuk mengantar pesanan yang dipesan secara online. Hal ini selaras dengan Suryadi &

Ilyas (2018) yang menyatakan bahwa dengan online food delivery service tidak mengharuskan pengusaha untuk memiliki karyawan khusus dan kendaraan tersendiri sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk gaji karyawan.

Sementara itu pada UMKM A ditemukan pengurangan/penurunan tenaga kerja. Namun hal ini dikarenakan kurang konsistennya tenaga kerja sebelumnya

0 5 10 15 20 25

A B C

Sebelum Sesudah

(7)

24

dalam hal quality control sehingga kurang terawasi. Maka dilakukan pengurangan tenaga kerja, namun tidak mencari pengganti karena sudah dapat di handle sendiri oleh pemilik dan tenaga kerja yang masih ada.

Berlandaskan teori dan penelitian yang telah dilakukanvberikut adalah hasil (output) dari kerangka pemikiran tentang masalah penerapan penggunaan teknologi terhadap pendapatan serta jumlah tenaga kerja UMKM bidang kuliner di Kota Purwokerto :

Teknologi

Pendapatan

Jumlah Tenaga Kerja

(8)

25

4.3 Pengaruh Penggunaan Teknologi pada UMKM

Penggunaan teknologi yang banyak memberikan manfaat dan dirasakan oleh UMKM merupakan salah satu faktor pendorong yang kuat untuk terus memanfaatkan teknologi seperti media sosial dan layanan ojek online untuk meningkatkan jumlah pendapatan, melakukan komunikasi dengan konsumen, serta mengembangkan jaringan pasar yang lebih luas. Hal ini didukung dengan penelitian sebelumnya yaitu Priambada (2015) yang mendapatkan bahwa persepsi terhadap manfaat penggunaan teknologi merupakan salah satu faktor pendorong bagi UMKM untuk menggunakan media teknologi informasi.

Selain itu dijelaskan juga oleh key informant dalam penelitian ini bahwa faktor yang mendorong untuk menggunakan teknologi adalah “Agar dapat bersaing dan mengikuti perkembangan jaman. Usaha harus dinamis seiring dengan jaman”.

Penuturan key informant kedua. Begitu juga halnya dengan key informant ketiga yang menjelaskan “Karena perkembangan teknologi sudah semakin maju, saya merasa peran teknologi sekarang ini cukup penting mas. Bisa mempermudah proses transaksi dan juga agar dapat bersaing dan mengikuti perkembangan jaman”. Dari kedua key informant tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendorong untuk menggunakan teknologi ialah kesadaran untuk mengikuti perkembangan jaman dimana proses transaksi sudah mulai banyak yang bergantung dengan teknologi. Sedangkan key informant pertama menjelaskan “Peran teknologi cukup penting karena dapat mengelola pemasaran dan promosi melalui teknologi untuk meningkatkan keuntungan”. Begitu juga halnya dengan temuan Setiawati & Widyartati (2017) yang diketahui bahwa strategi pemasaran online berpengaruh positif terhadap laba UMKM di Jawa Tengah.

Penggunaan sosial media sebagai salah satu media penjualan mempermudah dalam komunikasi antara penjual dengan siapapun, termasuk di dalamnya pembeli dan pemasok. Teknologi sangat membantu dalam memberikan informasi dan berkomunikasi antara penjual dengan pembeli dimanapun mereka berada dan berapapun jaraknya. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi dapat membantu UMKM

(9)

26

untuk terus berkembang produk serta bertahan di tengah perubahan perilaku masyarakat yang semakin ingin serba efektif dan efisien. Dijelaskan juga mengenai manfaat dari penggunaan teknologi, key informant pertama menjelaskan “Kalau soal manfaat, saya ngerasa semenjak pakai teknologi kayak media sosial, lebih banyak yang mengenal produk saya sih mas”.

Begitu juga halnya dengan key informant ketiga yang menjelaskan “Yang paling saya rasain itu pendapatan saya meningkat sama produk saya juga dapat dikenal lebih luas lagi”. Dari kedua penjelasan tersebut dapat ditemukan satu persamaan yaitu penggunaan teknologi telah membantu pelaku UMKM untuk lebih dapat mengenalkan produknya secara luas. Hal ini didukung dalam penelitian Akhmad (2015) yang menjelaskan bahwa teknologi khususnya media sosial, baik yang sudah dimiliki maupun media sosial lainnya sangat menunjang bagi proses promosi usaha distro.

Sedangkan key informant kedua memberikan penjelasan manfaat yang berbeda.

“Dengan adanya teknologi ini bisa lebih mempermudah dalam proses transaksi, apalagi sekarang orang juga bisa bayar melalui debit/credit card mereka itu juga kan. Jadi tidak repot buat kembalian. Sama paling administrasi jadi bisa lebih rapi khususnya inventory. Soalnya kan aplikasi kayak Microsoft office itu ngebantu banget buat input- input data disitu”. Penuturan key informant kedua.

Disamping semua manfaat yang sudah dijelaskan di atas. Terdapat berbagai kendala yang ditemui oleh para key informant saat sudah menggunakan teknologi dalam usahanya. Misalnya seperti yang key informant pertama jelaskan, “Kendalanya biasa pas saya udah nyebarin promo yang saya miliki ke sosial media, namun tidak ada feedback dari customer untuk memesan”. Lain halnya dengan key informant kedua yang memiliki kendala pada sumber daya manusia dalam menyesuaikan diri terhadap penggunaan teknologi. “Di sumber daya manusia. Karena kita berusaha untuk selalu bersama dengan karyawan yang telah ada sebelum menggunakan teknologi. Sehingga penyesuaian terhadap penggunaan teknologi memerlukan waktu yang panjang. Tidak bisa cepat karena merubah sistem”. Hampir sama dengan key informant ketiga yang butuh penyesuaian terhadap teknologi, namun terdapat perbedaan dalam hal persaingan

(10)

27

harga. “Mungkin ini mas, soal persaingan harga ya. Karena di aplikasi ojek online yang saya ikut itu kan sering banget nawarin promo entah potongan harga atau gratis ongkir (ongkos kirim). Jadi ya kadang bisa aja ada orang yang bisa ngasih harga lebih murah dari saya. Terus pas awal-awal juga saya masih agak kesulitan dalam menguasai aplikasinya. Lumayan butuh waktu supaya terbiasa”.

4.4 Pada Masa Pandemi Covid-19

Berdasarkan data yang diperoleh melalui World Health Organization (2020) per tanggal 30 September 2020 , jumlah kasus covid-19 di Indonesia yang sudah terkonfirmasi positif terkena adalah sebanyak 287.008 kasus, tingkat kematian sebanyak 10.740 orang, dan tingkat kesembuhan sebanyak 214.947 orang. Dengan tingkat kasus positif yang semakin bertambah setiap harinya dan munculnya kebijakan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk tidak keluar rumah dan membatasi mobilitas masyarakat tentu saja akan berpengaruh terhadap banyak hal termasuk UMKM yang biasanya banyak dikunjungi oleh pembeli secara langsung ke tempat. Berdasarkan situs resmi menyatakan penyeberan covid-19 yang terus meluas berdampak secara langsung terhadap sektor ekonomi dan industri termasuk keberlangsungan usaha mikro, kecil dan menengah.

Dari hasil observasi, rata-rata UMKM dalam penelitian ini mengalami penurunan pendapatan selama adanya covid-19. Hal tersebut terjadi karena berkurangnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, kesulitan untuk mendapatkan bahan baku akibat dari kendala transportasi sehingga mempengaruhi proses produksi, dan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dijual di luar terutama di bidang kuliner. Temuan lain dari hasil observasi adalah walaupun UMKM mengalami penurunan pendapatan pada masa pandemi, namun mereka tetap mampu mempertahankan jumlah tenaga kerjanya tanpa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini karena para UMKM mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi sebagai sarana penjualan dan pemasaran.

(11)

28

Begitu juga halnya dengan semua key informant dalam penelitian ini yang merasakan efek dari pandemi covid-19. Key informant pertama menjelaskan terdapat penurunan pendapatan sekitar 83 persen. Konsumen yang biasanya datang langsung ke toko tidak bisa keluar rumah akibat dari himbauan untuk tidak keluar rumah dari pemerintah. Selain itu dijelaskan juga bahwa konsumen mulai kehilangan kepercayaan terhadap produk yang dijual diluar karena berkaitan dengan higienitasnya. Sehingga selama masa pandemi ini produk yang terjual menurun cukup signifikan. Untuk mengatasi produk yang terjual yang menurun, key informant pertama menjelaskan bahwa beliau memanfaatkan media sosial seperti Whatsapp dan Instagramuntuk terus terhubung dengan pembeli.

“Kalau saya sih biasanya pakai Whatsapp sama Instagram ya buat nawarin roti saya. Jadi saya sebelum pandemi ini memang sudah ada beberapa kenalan yang jadi langganan gitu beli ke toko. Terus semenjak pandemi ini, saya inisiatif buat broadcast ke pelanggan saya itu lewat WA, terus saya tawarin juga untuk diantar ke rumah selama masih di daerah Purwokerto. Jadi ya lumayanlah masih ada pemasukan walaupun ga kayak biasanya pas sebelum pandemi”. Disampaikan oleh key informant pertama.

Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh key informant kedua bahwa “Oh jelas sejak pandemi itu kita berkurang penjualannya. Biasa sehari paling enggak bisa jual hampir 200 buah, tapi gara-gara pandemi jadi turunnya lumayan. Tapi untung sebelum pandemi saya udah sempat join jadi mitra di salah layanan ojek online, dari situ lumayan ngebantu sih buat penjualan saya. Sekitar 30-40 persen kalau dari sananya doang. Terus kan kita juga pakai Instagram itu tadi tuh buat bantu masarin produk, cuman kalau ada yang nanya atau mau beli lewat DM (Direct Message), kita suruh buat beli lewat aplikasi ojek online”. Penuturan key informant kedua.

Key informant ketiga juga menyampaikan bahwa “Iya turun mas. Kalau pas masih normal itu sehari bisa kurang lebih 30 porsi kan. Nah pas pandemi ini jadi agak sepi ya. Apalagi yang biasanya makan di tempat, itu jadi sepi banget sekarang.

Mungkin orang juga pada takut kali ya buat keluar rumah. Jadi ya saya paling ngandelin jual lewat ojek online itu aja. Pesenan dari ojek online doang sehari paling banyak bisa

(12)

29

10-15 pesanan biasanya. Itupun gak nentu ya mas. Tapi tetep disyukurin aja, hitung- hitung juga nambah pemasukan juga mas”.

Semua key informant menjelaskan bahwa teknologi sangat mampu untuk mengatasi serta membantu usaha mereka di tengah kesulitan pandemi sekarang ini di samping penuruan pendapatan yang mereka rasakan. “Menurut saya sangat mampu.

Karena dengan adanya teknologi, saya tetap mampu menyebarkan dan menawarkan produk-produk roti yang saya punya sehingga saya masih mendapatkan customer”.

Penuturan key informant pertama. Sedangkan key informant kedua dan ketiga memiliki penilaian yang sama yaitu teknologi mampu membantu mereka untuk mendapatkan pembeli untuk mendapatkan produk yang dikehendaki walaupun dari rumah saja di tengah pandemi sekarang ini.

Referensi

Dokumen terkait

Sözde iş merkezi olarak kullanılan Regus Pla- za’dan tık çıkmadığı gibi, ülke için çok önemli olan bu meseleyi hükümet de duymazlıktan geldi!. Dün- ya üzerinde

Berdasarkan ketiga pengertian Arkeologi Publik di atas, maka Arkeologi Publik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Arkeologi Publik pertama untuk menjawab

Dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Standar Proses adalah kriteria mengenai

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat laporan produksi pada bagian blowing, carding,

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, karena pada penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk membandingkan kinerja ketiga protokol layer yaitu TCP, UDP

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membagi informasi dan pengetahuan tentang representasi gaya kepemimpinan seseorang dalam hal ini adalah calon

Bambang S.,Ph.D Koord.. Tugas Akhir

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menghidrolisis pati menjadi glukosa dengan bantuan enzim dan mencari aktivitas enzim α- amilase dengan