PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2016)
MATERI GENETIK DAN EKSPRESI GEN
Oleh:
Syubbanul Wathon, S.Si., M.Si.
MATERI GENETIK DAN EKSPRESI GEN
• Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan mengenai sejarah penemuan materi genetik
• Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai materi genetik dan komponen – komponen penyusunnya
• Mahasiswa mampu memahami mengenai konsep ekspresi gen
• Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan mengenai proses-proses ekspresi gen (replikasi DNA, transkripsi dan translasi)
CAPAIAN PEMBELAJARAN
A.1 Riwayat Penemuan Bahan Genetik
• Frederick Griffith (1928): transformasi bakteri Streptococcus pnemoniae
• Henry Dawson (1931): transformasi dapat terjadi secara in vitro yaitu dengan mencampur IIIS mati dengan IIR IIIS hidup (tidak perlu diinjeksikan ke mencit)
• Lionel J. Alloway (1933): ekstrak kasar IIIS dapat menginduksi transformasi IIR menjadi IIIS
• Avery, MacLeod & McCarty (1944): DNA merupakan komponen bakteri penyebab transformasi bakteri Streptococcus pnemoniae dari IIR menjadi IIIS
• Alfred Hershey & Martha Chase (1952): fage T2
• Heinz Fraenkel-Conrat & B. Singer (1956): RNA virus menentukan jenis protein mantelnya
A. MATERI GENETIK
a. Percobaan Frederick Griffith (1928)
Mencit mati
Mencit hidup Mencit hidup
Mencit mati
Bahan:
• Bakteri
Streptococcus pnemoniae
• Mencit
Kesimpulan:
Bakteri IIIS yang telah mati
bertanggungjawab terhadap perubahan
(transformasi) dari IIR yang avirulen menjadi IIIS yang virulen
b. Percobaan Avery, MacLeod & McCarty
Bahan:
•Bakteri
Streptococcus pnemoniae
c. Percobaan HERSEY & CHASE
Bahan :
Fage T2 : virus yang menginfeksi bakteri
E. coli
Penyusun fage :
DNA : mengandung fosfor (P)
Protein : mengandung sulfur (S)
c. Tahapan Percobaan HERSEY & CHASE
1. Pelabelan fage T2 dengan radioaktif
Karena bakteri yang mengandung radioaktif adalah yang diinfeksi oleh fage yang dilabel pada DNAnya maka yang diwariskan dan menentukan sifat fage adalah DNA, sehingga DNA adalah Bahan Genetik 2.Transfeksi E. coli dengan T2 berlabel radioaktif
Bakteri
mengandung radioaktif
Bakteri tidak mengandung radioaktif
A.2 PENEMUAN HELIKS GANDA
(James D. Watson dan Francis Crick) Dasar:
• Data Erwin Chargaff: DNA berbagai spesies jumlah Adenin = Timin, Sitosin = Guanin.
Kesimpulan: DNA berutas ganda dan terjadi perpasangan basa antar utas dengan aturan A-T, G-C.
• Data kristalografi Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins: DNA mempunyai struktur berulang dengan jarak 3.4 Ao dan 34 Ao. Kesimpulan: DNA berbentuk pilinan heliks- ganda
• DNA mempunyai diameter sama basa purin harus berpasangan dengan pirimidin (didukung oleh data E. Chargaff)
Fotografi Difraksi Sinar-X DNA
(Rosalind Franklin & Maurice Wilkins)
• Struktur DNA heliks/ulir/berpilin, berdiameter seragam
• mempunyai dua jarak yang teratur, yaitu: panjang satu putaran = 3.40 nm; satu putaran/pilinan = 10 ps nukleotida jarak antar nukleotida = 0.34 nm
A.3 Model Struktur DNA
Struktur DNA:
• terdiri dari dua utas/sulur/rantai polinukleotida yang berpilin
• kedua utas bersifat
antiparalel (5’P - 3’OH // 3’OH - 5’P)
• antar utas nukleotida berikatan pada basa-N secara komplementer (A = T) dan (G Ξ C) Watson & Crick, 1953 (utas ganda berpilin)
a. Polinukleotida
Nukleotida
(OH)
(ribose)
Polinukleotida
Ujung 5’P
Ujung 3’OH Tulang-
pungung: gula- fosfat
Cabang:
basa N
Nt1+Nt2 : ikatan fosfodiester
5’P dari Nt2 diikatkan dengan 3’OH Nt1
(polinukleotida)
Penambahan Nt baru pada ujung 3’OH pertumbuhan 5’P ke 3’OH
b. Nukleotida
C1 dari pentosa berikatan dengan Basa Nitrogen
C5 dari pentosa berikatan dengan gugus fosfat
C2 dari pentosa menjadi pembeda antara DNA & RNA
C3 dari pentosa sebagai tempat pengikatan dengan nukleotida lain
(OH)
(ribose)
Basa Nitrogen:
Purin (Pu): A & G
Pirimidin (Py): T (U) & C
Nukleotida
Gula & fosfat sama
Dibedakan oleh basa N urutan nukleotida = urutan basa N
Adenin (A)
berpasangan dengan Timin (T) dengan
dua ikatan hidrogen
Guanin (G) berpasangan
dengan Citosin (C) dengan tiga ikatan hidrogen
c. Perpasangan nukleotida
d. Asam Nukleat
Polinukleotida: DNA & RNA
Beda DNA & RNA
-gula pentosa: gugus H (DNA) / OH (RNA) pada C2 -basa N: pirimidin T (DNA) / U (RNA)
-utas: ganda (DNA) / tunggal (RNA)
A.4 Organisasi DNA dalam Kromosom
• Unit struktural dasar dari kromosom eukariot adalah nukleosom. Nukleosom tersusun atas DNA dan protein histon.
Ada lima macam protein histon yaitu:
H1, H2A, H2B,H3,H4
• DNA melingkar mengelilingi oktamer histon (H2A, H2B,H3,H4 masing-masing 2 molekul) dan sebagai pengunci adalah histon H1.
• Protein histon adalah protein sangat basa mengandung asam amino basa arginin dan lisin.
Fungsi histon : memelihara integritas fungsi dan struktur kromatin
Compaction level in euchromatin
Compaction level in heterochromatin During interphase most
chromosomal regions are euchromatic
A.4 REPLIKASI DNA
• Pada saat sel akan membelah maka DNA yang ada di dalam kromosom akan mengalami replikasi terlebih dahulu.
• Replikasi DNA secara semikonservatif yaitu dua pita spiral dari double helix membuka dan setiap pita spiral dari double helix parental (induk) akan berlaku sebagai cetakan untuk pembentukan pita yang baru.
G1 11j S 6j
G2 4j
M 1j
Replikasi DNA
Mitosis
1. MODEL REPLIKASI DNA
• Konservatif
• Semikonservatif
• Dispersif
2. Percobaan Meselson-Stahl
• 1958: publikasi model replikasi DNA
semikonservatif (Matthew Meselson & Franklin Stahl)
• E. coli di NH4Cl sebagai sumber N
• Dua macam N: 15N & 14N (15N lebih berat
daripada 14N) bukan radioaktif karena stabil
• DNA yang mengandung 14N dibedakan dari yang mengandung 15N melalui perbedaan
kesetimbangan sedimentasi pada saat disentrifugasi
• Cara
– awal: E. coli dibiakkan di media dengan 15N – berikutnya: E. coli dibiakkan di media
dengan 14N
– DNA E. coli dianalisis melalui sentrifugasi
Interpretasi Percobaan Meselson-Stahl
• Replikasi DNA mengikuti model/pola semikonservatif
3. Prinsip Replikasi DNA
• Pola semikonservatif
Setiap sintesis utas ganda DNA hanya satu utas yang dibentuk baru sedangkan yang lain berasal dari utas lama
• Dimulai dari titik asal replikasi (ori)
Hanya DNA yang mempunyai titik ori (origin of replication) yang dapat bereplikasi
• Sintesis DNA bergerak dwiarah atau uniarah dengan pertumbuhan 5-3
•DNA disintesis mulai dari titik Ori ke dua arah
•Nukleotida baru ditambahkan pada ujung 3’OH
• Replikasi berjalan secara bertahap (fragmen Okazaki)
TITIK ORI PADA PROSES REPLIKASI
4. PROTEIN DAN ENZIM YANG TERLIBAT DALAM PROSES REPLIKASI DNA
1. Pengudaran Heliks Ganda
– Helikase : Berfungsi mengudar heliks ganda – Girase : Menghilangkan tegangan pada
pangkal percabangan replikasi
– Protein SSB : Mencegah utas tunggal
bergabung membentuk kembali heliks ganda 2. Sintesis Utas Baru
– RNA Polimerase: Sintesis RNA primer
– DNA Polimerase III: Sintesis perpanjangan utas DNA baru
– DNA Polimerase I: Pengisian celah antara dua fragmen Okazaki dan membuang RNA primer – Ligase: menyambung dua fragmen Okazaki
5. BAHAN DASAR REPLIKASI DNA
• DNA cetakan/template
• DNA primer/pemula
• Deoksiribonukleotida (dNTP) : d ATP, d CTP, dGTP, d TTP
• Enzim yang mengkatalisis reaksi replikasi : DNA polimerase
Reaksi penambahan nukleotida baru terjadi pada ujung 5’ hidroksi phospat menuju ujung 3’ OH (hidroksi bebas) sehingga sintesis DNA terjadi dengan arah 5’ – 3’
6. GARPU REPLIKASI
• Pada rantai yang terpisah pada garpu replikasi ada 2 ujung yaitu ujung 3’ dan ujung 5’
• Penambahan nukleotida baru dngan arah 5’ – 3’
• Leading strand : rantai DNA disintesis terus menerus (kontinu) utuh dengan arah 5’ – 3’
• Lagging strand : rantai DNA disintesis terputus (diskontinu) dengan arah 5’ – 3’ sehingga terbentuk fragmen okazaki,
fragmen tsb kemudian
digabungkan dengan DNA ligase
Binding proteins prevent single strands from rewinding.
Helicase protein binds to DNA sequences called origins and unwinds DNA strands.
5’
3’
5’
3’
Primase protein makes a short segment of RNA complementary to the DNA, a primer.
5’ 3’
3’ 5’
7. Mekanisme Terjadinya Replikasi
Overall direction of replication
5’
3’
5’
3’
5’
3’
3’
5’
DNA polymerase III enzyme adds DNA nucleotides to the RNA primer.
Replication
5’
5’
Overall direction of replication
5’
3’
5’
3’
3’
3’
DNA polymerase proofreads bases added and replaces incorrect nucleotides.
Replication
5’
5’
3’
5’
3’
3’
5’
Overall direction 3’
of replication
Leading strand synthesis continues in a 5’ to 3’ direction.
Replication
3’
5’ 5’
5’
3’
5’
3’
3’
5’
Overall direction 3’
of replication
Okazaki fragment
Leading strand synthesis continues in a 5’ to 3’ direction.
Discontinuous synthesis produces 5’ to 3’ DNA segments called Okazaki fragments.
Replication
3’
5’ 5’
5’
3’
5’
3’
3’
5’
Overall direction 3’
of replication
Okazaki fragment
Leading strand synthesis continues in a 5’ to 3’ direction.
Discontinuous synthesis produces 5’ to 3’ DNA segments called Okazaki fragments.
Replication
5’ 5’
5’
3’
5’
3’
3’
5’
Overall direction 3’
of replication
3’
Leading strand synthesis continues in a 5’ to 3’ direction.
Discontinuous synthesis produces 5’ to 3’ DNA segments called Okazaki fragments.
Okazaki fragment
Replication
5’
5’ 3’
5’
3’
3’
5’
3’
3’
5’ 3’5’
Leading strand synthesis continues in a 5’ to 3’ direction.
Discontinuous synthesis produces 5’ to 3’ DNA segments called Okazaki fragments.
Replication
3’
5’
3’
5’
5’ 3’
5’
3’
3’
5’ 3’5’
Leading strand synthesis continues in a 5’ to 3’ direction.
Discontinuous synthesis produces 5’ to 3’ DNA segments called Okazaki fragments.
Replication
5’
5’
3’ 3’
5’
3’
5’ 3’
5’
3’
3’
5’
Exonuclease activity of DNA polymerase I removes RNA primers.
Replication
Polymerase activity of DNA polymerase I fills the gaps.
Ligase forms bonds between sugar-phosphate backbone.
3’
5’
3’
5’ 3’
5’
3’
3’
5’
Replication
Replication Fork Overview
5
3
Parental DNA
3
5
Overall direction of replication
DNA pol III
Replication fork
Leading strand
DNA ligase Primase
OVERVIEW
Primer DNA pol III
DNA pol I
Lagging strand
Lagging strand Leading strand
Leading strand Lagging strand Origin of replication
• Gen berekspresi dengan cara mengendalikan sifat organisme
• Pengendalian dilakukan melalui
pembentukan enzim/protein yang berperan dalam proses
metabolisme
• Pengendalian pembentukan enzim oleh gen dilakukan melalui dua
tahap : Transkripsi dan Translasi
B. EKSPRESI GEN
B.1 TRANSKRIPSI
• TRANSKRIPSI adalah proses
pembentukan RNA dengan DNA sebagai modelnya
5’--AGCTTCTAGCATAGATACAGCTA--3’
5’--AGCUUCUAGCAUAGAUACAGCUA--3’
3’--TCGAAGATCGTATCTATGTCGAT--5’
• TRANSKRIPSI memerlukan perangkat : -satu utasan DNA sebagai model
-enzim transkiptase
3’
5’
Model Cetakan : Ruas Penyandi diapit oleh Promotor dan Terminator
DNA
3’ 5
’
P T
T P
RNA 3’
5’ 3’ RNA 5’
Holoenzim Transkriptase
Enzim Inti
Faktor s
Subunit transkriptase E.coli
Subunit Ukuran # Fungsi Subunit holoenzim transkriptase
b 155,000 1 Penempelan pada DNA b’ 151,000 1 Situs polimerisasi RNA
a 36,000 2 ?
w 11,000 1 ?
s 70,000 1 Mengenali promotor Subunit pendukung
nusA 69,000 1 Mengenali terminator
r 46,000 1 Mengakhiri proses transkripsi
a. Inisiasi Transkripsi
• Pengenalan promotor (kotak -35) oleh
faktor sigma 3’---TTGACA----TATAAT----CAT---5’
-35 -10 Awal
• Pengudaran heliks ganda DNA pada kotak -10
• Sintesis RNA mulai dari titik awal
Transkriptase Eukariot
• Polimerase RNA I : (dalam inti) terlibat sintesis RNA ribosom
• Polimerase RNA II : (dalam inti) terlibat sintesis pra-mRNA/hnRNA
• Polimerase RNA III : (dalam inti) terlibat sintesis tRNA
• Transkriptase organel (pada mitokondria atau kloroplas)
Proses Sintesis Perpanjangan RNA
• Setelah inisiasi selesai faktor sigma akan
melepaskan diri dari enzim inti transkriptase
• Enzim inti akan bekerja lebih cepat tanpa faktor sigma (karena sigma bekerja sangat teliti)
• Faktor nusA akan bergabung dengan enzim inti untuk membantu mengenali terminator
• Enzim inti akan berhenti bila sampai pada terminator
Kegiatan Transkriptase
•Mengudar pilinan heliks gandaDNA
RNA
•Membaca
runtunan basa DNA dan
mensintesis RNA
•Memulihkan
kembali pilinan heliks ganda DNA
Proses Akhir Transkripsi (kasus E.coli)
• Gabungan Enzim-inti dan nusA akan mengenali terminator
• Berkat adanya struktur ulang balik pada
terminator maka pada RNA akan terbentuk struktur jepit rambut
• Adanya struktur jepit rambut memberi tanda pada traskriptase untuk berhenti bekerja
Terminator E.coli (gen trp L)
Struktur Ulang Balik
RNA
Struktur
Jepit Rambut
Poli A pada terminator tanpa faktor rho
Terminator rho
tidak mengandung PoliA
•Tanda akhir transkripsi eukariot (polimerase RNAII) muncul berupa signal pemotongan
RNA yang ditranskripsi
Terminator Eukariot
•Setelah RNA dipotong terjadi penambahan ujung poliA pada
ujung 3’ pra-mRNA Polimerase RNA II
RNA Hasil Transkripsi
• mRNA : berfungsi sebagai model
pembentukan protein dalam translasi, berstruktur linear
• tRNA : berfungsi sebagai pembawa asam amino dan penterjemah kodon
mRNA, membentuk lipatan tiga dimensi
• rRNA : berfungsi sebagai kerangka
ribosom dan mengenali tRNA dan rRNA
dalam proses translasia
Struktur tRNA
Simpul TyC
Simpul D
Ujung 3’ACC, penempelan asam amino
Simpul Kodon
Simpul Variasi Basa
termodifikasi
rRNA (RNA ribosom)
rRNA5S rRNA23S
rRNA16S rRNA5S rRNA28S rRNA5.8S
rRNA18S Ribosom
bakteri
Ribosom eukariot
70S 80S
30S 50S
60S
40S
PROSES PASCATRANSKRIPSI
• Proses pascatranskripsi adalah proses yang berlangsung terhadap RNA setelah
transkripsi selesai
• Bentuk mRNA, tRNA dan rRNA yang ada dalam proses translasi bukan merupakan bentuk yang ada saat transkripsi, tetapi merupakan hasil pengolahan
pascatranskripsi
Proses Pascatranskripsi mRNA
mRNA bakteri tidak mengalami proses
pascatranskripsi; terlihat bahwa ribosom mulai
menempel pada mRNA ketika transkripsi belum selesai
mRNA eukariot mengalami proses pascatranskripsi
hnRNA
mRNA
Pascatranskripsi mRNA Eukariot
Pemasangan tudung pada ujung 5’
Pemasangan ekor poliA pada ujung 3’
Pemotongan intron
AAAAAA
Transkripsi
menghasilkan hnRNA
Pemotongan intron
hnRNA tersusun dari intron dan ekson
Dengan
pemotongan intron akan terbentuk mRNA
Intron Ekson
• TRANSLASI : adalah proses penterjemahan informasi genetik yang ada pada mRNA
kedalam rantai polipeptida/protein
• Informasi genetik pada mRNA berupa rangkaian basa atau kodon, akan
diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino pada rantai polipeptida
• ---- AGU UCG CAC GAC UUC UCU GAG ----
• ---- Ser - Thr - His - Asp - Phe - Ser - Glu ---
TRANSLASI
Asam amino, Polipeptida, Protein
R1 -C-C HN
H I
R2 -C-C HN
H I
R1
-C-C - HN
H I
R2 -C-C N
H I
Asam amino : molekul dasar penyusun
protein
Polipeptida: rangkaian asam amino
Protein: molekul yang telah berfungsi tersusun dari satu atau lebih
polipeptida
20 asam amino dalam translasi
Polar,Netral Basa Asam Phe
Gly Ala
Val Ile
Leu Met Pro
Tyr Ser
Thr
Asn Gln Cys
Asp
Glu Lys
Arg His
• Polipeptida dibentuk dengan menggunakan rangkaian basa mRNA sebagai modelnya
• Rangkaian basa mRNA mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi rangkaian
asam amino pada rantai polipeptida
• ---- AGU UCG CAC GAC UUC UCU GAG ----
• ---- Ser - Thr - His - Asp - Phe - Ser - Glu ---
• Setiap satu asam amino disandikan oleh satu kombinasi tiga basa yang disebut kodon
Perangkat Translasi :
mRNA sebagai model Protein
AAAAAAAA
5’ 3’
5’ 3’
Ruas Penyandi Translasi :
diapit kodon awal dan kodon akhir
Kodon awal Kodon akhir
UAA AUG
Shine-Dalgarno
UAG AUG
AUG UGA
mRNA Prokariot (poligen)
mRNA Eukariot (monogen)
tRNA : penterjemah kodon dan pengangkut asam amino
Simpul antikodon
Ujung 3’ACC penerima
asam amino
Sintetase aminoasil-
tRNA
membuatpasangan khas satu jenis asam- amino dengan satu jenis tRNA,
membentuk kompleks
aminoasil-tRNA
Ribosom : tempat penterjemahan kodon menjadi asam amino
tRNA
mRNA
Komponen Ribosom
Subunit kecil
Subunit besar
Prokariot
rRNA
5S 23S 16S
30-38 protein
Eukariot
18S 5,8S 28S 5S rRNA
45-50 protein
Struktur dan Fungsi Ribosom
Situs mRNA : mRNA dikenali oleh rRNA16S yang terdapat pada subunit kecil
Situs P: tempat peptidil-tRNA
Situs A:
tempat
aminoasil- tRNA.
Situs enzim peptidil-
transferase
Situs P: tempat peptidil-tRNA
Situs A:
tempat
aminoasil- tRNA.
Proses Translasi
Inisiasi translasi pada
kodon awal
Sintesis
perpanjangan polipeptida
Pertumbuhan polipeptida
Akhir translasi
pada kodon akhir
2 3
1
Insiasi Translasi
SD
30S
Dimulai dengan penempelan subunit kecil ribosom kecil pada situs Shine Dalgarno, penempelan tRNA-met
inisiator pada kodon awal (situs P), dan pempelan subunit besar ribosom
Kodon awal Kompleks
translasi
Sintesis
Perpanjangan Polipeptida
Amino asil-tRNA masuk ke situs A, Perangkaian
asam-amino dari situs P ke situs A, Pergeseran
ribosom
membaca kodon berikutnya
Aminoasil- tRNA
Situs A
Asam amino/peptida di situs P dilepas dari tRNA dan disambungkan ke asam amino di situs A
Reaksi Transpeptidasi
Situs P Situs A
Proses Akhir Translasi
Bila ribosom mencapai kodon akhir tidak ada tRNA yang cocok. Akan masuk RF di situs A, reaksi
dengan H2O, dan pembebasan polipeptida, mRNA, tRNA dan ribosom
A
Kodon akhir
Polipeptida Asam amino
• Kodon disusun oleh tiga basa yang berdampingan
• Antara dua kodon tidak ada penyelang
• Terdapat 61 kodon
• penyandi 20 asam amino;
dan tiga kodon stop
• Satu kodon menyandi satu asam amino, satu asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu kodon
• Kodon-kodon yang
menyandi satu asam amino yang sama disebut kodon sinonim
Sifat Sandi Genetik
Sandi Genetik Hampir Universal
• Keuniversalan sandi genetik terlihat dari kesamaan sandi antara berbagai spesies, misal antara bakteri dan tumbuhan
• Ketidak universalan terlihat bahwa antara gen mitokondria dengan gen inti terdapat perbedaan sandi genetik
Hierarkhi Struktur Protein
• Struktur primer : berbentuk rantai asam amino linear sebagaimana polipeptida yang dihasilkan oleh suatu translasi
• Struktur sekunder : perkembangan berupa pelipatan dari struktur primer akibat adanya ikatan hidrogen antar asam amino (tiap 5 aa)
• Struktur tersier: bentuk tiga dimensi hasil
pelipatan struktur sekindar berkat ikatan ion, ikatan disulfida antar gugus R asam-amino
• Struktur kuartener: Gabungan beberapa poliprptida berstruktur tersier
Pelipatan Polipeptida
Karbon Ca
berfungsi sebagai engsel sehingga asam-asam
amino akan bebas
berorientasi dan melipat
Struktur Sekunder
Heliks a Lembaran b
Heliks-a terbentuk akibat munculnya
ikatan hidrogen antara gugus NH dengan CO antara 2 asam amino
Lembaran b terbentuk ikatan hidrogen antara dua utas peptida yang berdampingan
Heliks-a dan lembar-b pada satu molekul protein
Struktur
Tersier Protein
Bentuk 3 dimensi yang dihasilkan berkat
terbentuknya ikatan antar gugus R
berbagai asam amino
Ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida antar dua sistein
Struktur ini juga
dibentuk oleh orientasi gugus R, internal atau eksternal
Contoh Orientasi Gugus R dalam
pembentukan kantong heme mioglobin
Kantong heme
meru-pakan situs
tempat heme, yang berfungsi sebagai tempat oksigen
Kantong heme terbentuk oleh sejumlah asam amino hidrofob
(orientasi internal)
Struktur Kuartener Protein,
merupakan gabungan dari beberapa polipeptida berstruktur tersier
Hemoglobin TMV
Hubungan Struktur dengan Fungsi Protein
• Fungsi protein ditentukan oleh strukturnya;
contoh: fungsi enzim ditentukan situs aktifnya, fungsi antibodi ditentukan oleh situs pengenal antigen
• Struktur yang menentukan fungsi adalah
struktur akhir; struktur tersier untuk protein
monomer, dan struktur kuartener untuk protein oligomer
• Struktur akhir ditentukan oleh runtunan asam amino struktur primer; dan runtunan asam
amino ditentukan oleh runtunan basa gen penyandinya
Proses Pascatranslasi
• Modifikasi rantai asam amino
– Modifikasi asam amino: pada protein ditemukan
adanya jenis asam amino yang tidak terdapat pada translasi; asam aminonya lebih dari 20
– Penambahan asam amino : kemungkinan berhubungan dengan regulasi
– Penambahan karbohidrat
– pembentukan ikatan silang antar polipeptida
• Pemotongan rantai asam amino
– Praproteinprotein aktif
– Pembuangan ruas signal (protein ekstraselular)
Pemotongan Ruas Signal
Ruas signal trasport dipotong setelah protein menembus membran
Retikulum endoplasma Signal dipotong
Klasifikasi protein berdasarkan fungsinya
• Enzim
• Hormon
• Protein Toksin
• Antibodi
• Protein Sistem Transfortasi
• Protein Sistem Kontraksi
• Protein Penyimpan dan Cadangan
• Protein Penyangga Struktur
Protein, Mutasi dan Keragaman Hayati
• Perubahan struktur gen atau mutasi akan menyebabkan terjadinya perubahan protein yang disandikannya
– Perubahan susunan nukleotida DNA akan
menyebabkan perubahan susunan asam amino protein
• Perubahan protein/enzim akan menybabkan perubahan metabolisme, dan akhirnya akan menyebabkan perubahan fenotipe organisme
• Keragaman genetik, dan protein merupakan dasar keragaman hayati