• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

75 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENINGKATAN KEGIATAN BELAJAR SISWA

Erla Prita Novartianti (10220117)

Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak

Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui peranan- peranan individu di dalamnya yang diterapkan melalui proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar ini dapat terlihat dari prestasi akademik siswa. Variabel yang diduga mempengaruhi belajar siswa antara lain cara atau metode mengajar yang digunakan oleh guru, pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi, fasilitas sekolah yang lengkap, suasana belajar yang kondusif, motivasi belajar siswa, kondisi kesehatan siswa dan adanya perhatian orangtua terhadap siswa. Usaha untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan memberikan layanan bimbingan kelompok. Sedangkan identifikasi masalahanya dalam penelitian ini adalah : (1) Layanan bimbingan kelompok dilakukan ketika siswa membutuhkan. (2) Tingginya minat siswa mengikuti layanan bimbingan kelompok di SMA Kesatrian 2 Semarang. (3) Belum maksimalnya tingkat kesadaran siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar. (4) Guru bimbingan konseling di SMA Kesatrian 2 Semarang belum maksimal dalam memberikan layanan bimbingan kelompok di dalam kelas. (5) Layanan bimbingan kelompok di SMA Kesatrian 2 Semarang belum bervariasi. Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa kelas XI di SMA Kesatrian 2 Semarang.

Metode Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Suatu penelitian yang mencoba atau berusaha mencari pengaruh dua variabel atau lebih. Metode yang digunakan one group pretest – posttest design. Dalam penelitian ini populasi adalah semua siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang sejumlah 302, dan 36 siswa sebagai uji coba angket. Teknik pengumpulan data dengan angket dan analisis datayang digunakan adalah test Wilcoxon dan uji hipotesis. Uji validitas di sampaikan kepada 36 siswa di luar dari sampel yang terpilih dengan menggunakan rumus product moment, sedangkan uji reabilitas menggunakan rumus alpha. Hasil uji validitas dari 30 butir soal peningkatan kegiatan belajar siswa ada 5 soal yang tidak valid, dan 5 soal yang tidak valid digugurkan. Angket yang digunakan untuk Pretest dan Posttest pada siswa yang diberikan layanan bimbingan kelompok adalah angket yang semuanya sudah valid yang berjumlah 25 soal. Sedangkan perhitungan realibitas kemandirian siswa diperoleh dari 0,817 > 0,329 yang merupakan r hitung lebih besar dari pada r tabel, sehingga instrument peningkatan kegiatan belajar siswa dinyatakan reliable. Hasil penelitian data deskriptif adalah adannya pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam peningkatan kegiatan belajar siswa, dapat dikatakan baik karena hasil skor total diperoleh 2 siswa memiliki kategori peningkatan kegiatan belajar siswa sedang dan 8 siswa memeperoleh kategori tinggi, dengan rata – rata interval kelas keselurahan siswa 86,5. Sedangkan sebelum pemberian treatment skor total yang diperoleh 4 siswa memiliki kategori peningkatan kegiatan belajar siswa kurang dan 6 siswa memiliki kategori sedang, dengan rata – rata interval kelas keseluruhan siswa 66,1. Pengukuran tingkat kategori hasil pretest maupun posttest dihitung dari nilai tertinggi dan nilai terendah yang diambil dengan menghitung interval kelas yaitu 25 sampai 43,75 dikategorikan rendah, 43,76 sampai 62,5 dikategorikan kurang, 62,6 sampai 81,25 dikategorikan sedang dan 81,26 sampai 100 dikategorikan tinggi. Saran yang diberikan adalah (1) Bagi sekolah : Sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan, dukungan, dan atau fasilitas kepada guru bimbingan dan konseling untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok untuk

(2)

76 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

meningkatkan peningkatan kegiatan belajar siswa. (2) Bagi guru BK : Sehubungan dengan peningkatan kegiatan belajar, penanganannya dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dapat diprogramkan secara periodik terutama terhadap siswa-siswa yang tingkat kegiatan belajarnya kurang maksimal. Dalam menerapkan layanan bimbingan kelompok guru bimbingan dan konseling harus bisa memenuhi kompetensi yang ada. (3) Bagi siswa : Siswa secara aktif dan terbuka mau mengikuti dan atau memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai salah satu media untuk meningkatkan kompetensi mereka. Meningkatkan hubungan baik dengan guru bimbingan dan konseling dengan merubah asumsi/pandangan bahwa layanan bimbingan dan konseling termasuk di dalamnya bimbingan kelompok hanya diperuntukkan bagi siswa bermasalah.

Kata Kunci : Layanan Bimbingan Kelompok, Peningkatan Kegiatan Belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia, sekaligus tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya yang diterapkan melalui proses pembelajaran. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan kondisi internal yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, selain itu juga memperhatikan kondisi eksternal yang merupakan kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya suasana belajar siswa. Keberhasilan proses belajar ini dapat terlihat dari prestasi akademik siswa.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Kesatrian 2 Semarang, masih ada sebagian siswa mengalami permasalahan di sekolah seperti menurunnya nilai mata pelajaran, kurangnya sikap disiplin di sekolah, keterlambatan disekolah. Itu semua dapat terjadi karena beberapa factor yang ada, dapat dari diri sendiri, lingkungan keluarga atau pun lingkungan sekolah. Dengan ini semua maka bisa dilakukan layanan bimbingan kelompok mau pun layanan individu untuk dapat membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam dirinya.

TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori Terkait Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok ialah suatu layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Layanan bimbingan kelompok diberikan kepada individu untuk mencegah terjadinya masalah yang akan timbul pada diri individu.

Adapun pengertian lain dari Dewa Ketut Sukardi (2008:64) menyatakan hal yang sama mengenai bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu ( terutama dari pembimbing / konselor ) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyrakat serta untu pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

(3)

77 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Kajian Teori Terkait Peningkatan Kegiatan Belajar

Menurut Syaiful (2002:1), belajar merupakan proses untuk memahami hal – hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Semakin berkembangnya jaman, maka pengetahuan yang kita miliki.

Tanpa belajar, seseorang tidak dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya. Sejak seseorang dilahirkan ia akan terus menerus belajar, dari mulai belajar makan, berbicara, berjalan, bersopan santun, beribadah, mengendalikan diri, belajar terhadap wawasan yang ada. Belajar itu sendiri merupakan upaya untuk mengusai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan apa yang sudah ada pada diri individu.

Sesudah seseorang belajar secara berhasil, maka akan memperoleh sesuatu yang menjadikan dirinya lebih maju, lebih berkembang, lebih kaya wawasan dari pada keadaaan sebelum belajar.

Apabila dengan mengulang pelajaran dan mengingat kembali hal – hal yang telah terlupakan dari materi yang telah dipeajari, memahami secara lebih mantap, lebih mampu mengembangkan dan memperoleh nilai – nilai tambahan, kegiatan mengulang pelajaran seperti itu dapat disebut juga belajar.

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipilih ialah dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini dipilih guna mendapatkan hasil dari penelitian tersebut, penelitian ini dimaksudkan juga memperoleh hasil dari teknik pegumpulan data yang ada dalam rumusan masalah dan identifikasinya.

Menurut Sugiyono (2006;12) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre eksperimental design yang menggunakan teknik one group pretest-posttest (Sugiyono, 2006). Melalui desain ini penelitian dilakukan hanya pada satu kelompok dengan melakukan dua kali pengukuran yaitu O1 (pretest) untuk mengukur peningkatan kegiatan belajar siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Desain Penelitian One Group Pretest and Posttest Design

(Pretest) Perlakuan (Posttest) Keterangan:

O1: Pengukuran awal (pretest), untuk mengukur peningkatan kegiatan belajar siswa pada sampel sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok

X : Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.

O2: Pengukuran akhir (posttest), untuk mengukur peningkatan kegiatan belajar siswa pada sampel setelah diberikan layanan bimbingan kelompok

O1 X O2

(4)

78 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Kesatrian 2 Semarang yang beralamat Jalan Gajah Raya 58, Semarang, Jawa Tengah. Dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014.

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:117). Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 302 siswa.

Tabel 1. Populasi Penelitian No. Nama Kelas Jumlah

1 XI MIA 1 36

2 XI MIA 2 37

3 XI MIA 3 39

4 XI MIA 4 38

5 XI IIS 1 38

6 XI IIS 2 38

7 XI IIS 3 38

8 XI IIS 4 38

Jumlah 302

Sampel

Menurut Nandang Rusmana (2009:14) jumlah ideal anggota kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah tidak lebih dari 10 sampai 15 orang. Guru BK memberikan pengarahan dalam pengambilan sampel karena guru BK lebih tahu kondisi siswa yang ada disana. Sampel yang diambil terdiri dari 10 orang yang sudah ditunjuk oleh guru BK.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010:194), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Menurut (Suharsimi Arinkunto:2006) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal – hal yang ia ketahui. Dengan menggunakan angket kuesioner ini mempermudah responden memberikan jawaban.

Validasi dan Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 ) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat - tingkat kevalidan, kesahihan suatu instrumen. Maka menggunakan rumus Karl Pearson untuk menghindari angka – angka pecahan yang lebih mudah, adapun rumus sebagai berikut :

rxy =

) Y) ( Y (N X) ( ) X (N

Y) ( X) ( XY N

2 2

2 2

(5)

79 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y N = Jumlah responden

X = Sigma atau jumlah X (skor butir)

X2 = Sigma X kuadrat

Y = Sigma Y (skor total)

Y2 = Sigma Y kuadrat

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian yang diselenggarakan pada bulan Mei sampai Juli 2014 di SMA Kesatrian 2 Semarang pada kelas XI menggunakan langkah sebagai berikut :

1. Memberikan pretest kepada sampel yang tanpa memandang atau membedakan status sosial dan latar belakang

2. Peneliti memilih 10 siswa sebagai anggota kelompok.

3. Peneliti memberikan layanan bimbingan kelompok 3 kali kepada 10 siswa yang telah dijadikan anggota bimbingan kelompok dengan tema yang berbeda-beda sesuai dengan indikator kisi-kisi peningkatan kegiatan belajar siswa

4. Peneliti memberikan posttest dengan butir soal angket yang sama dengan pretest yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap pengingkatan kegiatan belajar siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang.

5. Peneliti menganalisis nilai dari hasil pretest dan posttest siswa kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang.

Untuk melihat tingkat keberhasilan treatment yang telah dilaksanakan, peneliti akan menyajikan hasil perbandingan pretest dan posttest. Berikut perbandingan hasil diantara keduanya:

Tabel 2. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Nama Siswa Pre-

test

Kategori Post- test

Kategori Total Peningkatan

Safira Jihan 71 Sedang 91 Tinggi 20

Fadhel Abil 62 Kurang 84 Tinggi 22

Bella Cipta 67 Sedang 88 Tinggi 21

Mona Bellina 68 Sedang 88 Tinggi 20

Ninda Dwi 68 Sedang 87 Tinggi 19

Yusuf Islam 71 Sedang 89 Tinggi 18

Atmaja Adi Guna 74 Sedang 91 Tinggi 17

Sapta Edi 59 Kurang 81 Sedang 22

Nandyastama 59 Kurang 81 Sedang 22

Revi Putri 62 Sedang 85 Tinggi 23

(6)

80 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Keterangan :

Berdasarkan tabel di atas dan analisis proses pelaksanaan treatment membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan formal pelaksanaan layanan (tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran) secara efektif dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa di SMA Kesatrian 2 Semarang.

Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest

Uji efektifitas layanan bimbingan kelompok untuk peningkatan kegiatan belajar siswa SMA Kesatrian 2 Semarang dianalisis dengan statistik non-parametrik melalui uji Wilcoxon. Berikut ini adalah hasil uji efektivitas layanan pada perolehan skor total peningkatan kegiatan belajar siswa:

Tabel 3. Uji Wilcoxon Pretest dan Posttest Rentang Nilai Kategori

25 – 43,75 Rendah

43,76 – 62,5 Kurang

62,6 – 81,25 Sedang

81,26 - 100 Tinggi

Nama Siswa Pretest X1

Posttest X2

Selisih

(X2-X1) Jenjang

Tanda Jenjang

+ -

Safira Jihan 71 91 20 4,5 4,5 0

Fadhel Abil 62 84 22 8 8 0

Bella Cipta 67 88 21 6 6 0

Mona Bellina 68 88 20 4,5 4,5 0

Ninda Dwi 68 87 19 3 3 0

Yusuf Islam 71 89 18 2 2 0

Atmaja Adi Guna 74 91 17 1 1 0

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

71 62 67 68 68 71 74

59 59 62 91 84 88 88 87 89 91

81 81 85

Skor Pre Test Skor Post Test

(7)

81 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas untuk uji Wilcoxon jumlah jenjang yang terkecil nilainya adalah 0. Pengukuran jenjang disesuaikan dari urutan hasil selisih terendah dari pretest dan postest (Sugiyono, 2010). Nilai T tabel dengan N = 10 taraf kesalahan 5% untuk tes 1 fihak (one tail test) nilainya adalah 8. Ini berarti jumlah jenjang terkecil = 0 < dari T tabel = 10, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa SMA Kesatrian 2 Semarang.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan akhir, bisa disimpulkan beberapa hal sesuai dengan tujuan penelitian, antara lain:

1. Tingkat peningkatan kegiatan belajar siswa di SMA Kesatrian 2 Semarang sebelum diberi layanan bimbingan kelompok secara rata-rata adalah 66,1 (masuk kategori sedang), dengan jumlah siswa yang masuk dalam kategori sedang ada 6 siswa dan siswa masuk dalam kategori kurang ada 4 siswa.

2. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Prosedur yang dikembangkan dalam pelaksanaan treatment melewati 4 tahapan layanan bimbingan kelompok yang sudah baku, yakni tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengakhiran.

3. Tingkat peningkatan kegiatan belajar siswa setelah diberi layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi secara rata-rata adalah 86,5 (masuk kategori tinggi), dengan jumlah siswa yang masuk dalam kategori sedang ada 2 siswa dan siswa masuk dalam kategori tinggi ada 8 siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas untuk uji Wilcoxon jumlah jenjang yang terkecil nilainya adalah 0. Nilai T tabel dengan N = 10 taraf kesalahan 5% untuk tes 1 fihak (one tail test) nilainya adalah 8. Ini berarti jumlah jenjang terkecil = 0 < dari T tabel = 10, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan peningkatan kegiatan belajar siswa SMA Kesatrian 2 Semarang. Dimana siswa dapat mengetahui pengertian belajar, fungsi belajar, pengertian bimbingan belajar, manfaat dari bimbingan belajar, pengertian dari belajar mandiri, cara belajar mandiri, tentang fasilitas belajar, mengerti tentang sosialisasi dengan orang lain.

Sapta Edi 59 81 22 8 8 0

Nandyastama 59 81 22 8 8 0

Revi Putri 62 85 23 10 10 0

Jumlah 55 0

(8)

82 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi, 2008, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Depdikbud.

Hamid Darmadi, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya Heri Jauhari, 2010, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung : CV Pustaka Setia Oemar Hamalik, 2009, Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara M. Musrofi, 2010, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, Yogyakarta:Pedagogia

Nandang Rusmana. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi).

Bandung: Rizki Press.

Ngalim Purwanto, 2004, Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya.

Prayitno & Erman Amti, 2004, Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta : PT Rineka Cipta Restu Setianingsih, Psikologi Belajar dan Mengajar, Mei 2012,

http://restusetianingsih.edublogs.org/sample-page/

Sardiman, A.M, 2008, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:Rajawali Pers ______________, 2008, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan, Jakarta ; Rineka Cipta Suryosubroto, 2009, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta

Sutrisno Hadi, 2004, Metodologi Reasearch, Yogyakarta : Andi Offset

Syaiful Bahri Djamarah, 2002, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : Rineka Cipta Tatiek Romlah, 2006, Bimbingan Kelompok, Malang: Universitas Negeri Malang

Tohirin, 2007, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada W.S Winkel & Sri Hastuti, 2004, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Yogyakarta :

Media Abadi

_______________________, 2007, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, Yogyakarta : Media Abadi

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian  No.  Nama Kelas  Jumlah
Tabel 2. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest  Nama Siswa
Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest

Referensi

Dokumen terkait

Tindak lanjut layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMAN 1 Tambun Utara, pada tahapan ini yaitu selain untuk bertujuan

Ada pengaruh positif signifikan layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP N 3 Sewon Tahun Ajaran 2019/2020, yang artinya

Terdapat perbedaan kemandirian dalam menyelesaikan masalah belajar antara siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok, dengan siswa

Berdasarkan hasil penelitian tindakan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media video-klip untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada siklus I di SMP Negeri 3

Hasil penelitian: (1) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok diperoleh skor 91,67% yang dinyatakan oleh 11 dari 12 responden dengan kriteria sangat baik, (2)

Tujuan penelitian ini adalah: memperoleh peningkatan konsentrasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik stimulus control pada siswa kelas X-2 SMA NU Al Ma’ruf

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok kepada siswa kelas IX SMP Kristen 1

Hasil observasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siklus I secara keseluruhan dalam mengikuti kegiatan layanan sebesar 63.75%, dalam kegiatan ini peneliti dan guru