• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Pendahuluan

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pembahasan meliputi studi pendahuluan, pengembangan produk, pengujian produk, dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian disusun sesuai dengan langkah-langkah penelitian dan pengembangan (R&D).

Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah 4 Andong yang beralamat di Jl.

Raya Solo-Karanggede Km 27 Mojo, Andong, Boyolali, Jawa Tengah. Sekolah ini berdiri tanggal 12 Oktober 1987 dengan surat keputusan pendirian 1955/I03/I- 87. SMA Muhammadiyah 4 Andong merupakan sekolah swasta berbasis pondok pesantren dengan akreditasi A. Kepala sekolah yang menjabat saat ini adalah Bapak Suprapto, S. Pd. Kurikulum yang diterapkan adalah Kurikulum 2013 dengan pembelajaran full day lima hari tatap muka. Namun karena pendemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar SMA muhammadiyah 4 andong melalui media virtual berbasis web dan whatsapp. SMA Muhammadiyah memiliki laman belajar dengan alamat http://belajar.smamuh4andong.sch.id. Pada laman tersebut siswa dapat mengakses materi pelajaran dan tugas serta melakukan ulangan/ujian secara online. Seadangkan media komunikasi kegiatan belajar mengajar melalui whatsapp grup, zoom metting atau google meeting.

Penelitian pendahuluan di SMA Muhammadiyah 4 Andong berlangsung mulai tanggal 23 Maret 2019 dengan meminta siswa mengerjakan soal pretest untuk memperoleh data guna mengukur kemampuan koneksi matematika siswa SMA Muhammadiyah 4 Andong kelas 10. Peneliti juga membagikan angket analisis kebutuhan sumber belajar siswa untuk mengetahui kendala dalam belajar dan sumber belajar yang sesuai bagi siswa. Selanjutnya peneliti melakukan analisis materi dan tujuan pembelajaran, analisis penilaian dan analisis bahan ajar.

Penjelasan setiap kegiatan dipaparkan sebagai berikut.

(2)

1. Analisis Kemampuan Koneksi Matematika Siswa

Kemampuan koneksi matematika merupakan salah satu bekal siswa dalam menghadapi kompleksitas kemajuan jaman di abad 21. Untuk mengetahui tingkat kemampuan koneksi matematika siswa, peneliti melakukan tes dan wawancara terhadap 6 siswa dimana 2 siswa memiliki kemapuan awal tinggi, 2 siswa memiliki tingkat kemampuan awal sedang dan 2 siswa memiliki tingkat kemampuan rendah.

Siswa mengerjakan dua soal cerita selama 15 menit. Siswa mengalami kesalahan dalam menuliskan notasi matematika yang tepat. Selain itu rencana penyelesaian yang akan ditempuh oleh siswa juga belum terlihat dengan jelas pada jawaban siswa. Siswa dalam menggabungkan konsep matematika dalam menyelesaikan permasalahan yang diajukan belum sesuai. Berdasarkan jawaban yang disajikan hanya 2 siswa yang mampu memperlihatkan ide matematis dalam menyelesaikan soal. Siswa membuat kesalahan dalam melanjutkan proses penyelesaian sehingga dalam menentukan jawaban belum benar. Menurut siswa soal matematika yang melibatkan aplikasi kehidupan sehari-hari merupakan soal yang sulit. Meskipun demikian terdapat 1 siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik. Sedangkan lima siswa yang lain belum menghasilkan jawaban yang tepat dan kemampuan koneksi matematis belum terlihat. Sebagian besar siswa salah dalam menuliskan rencana solusi permasalahan. Oleh karena itu hasil penelitian menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam memodelkan permasalahan, memahami permasalahan dan merencanakan solusi dari permasalahan.

2. Analisis Kebutuhan Siswa

Analisis kebutuhan siswa dalam belajar perlu dilakukan agar peneliti dapat menentukan bahan belajar yang tepat bagi siswa. Pengumpulan informasi terkait kebutuhan siswa tersebut dengan menggunakan suatu instrumen berupa angket terstruktur sehingga diperoleh suatu data. Hasil pengisian angket siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Andong disajikan pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

(3)

Tabel 4. 1 Hasil Pengisian Angket Kebutuhan Sumber Belajar No Aspek Jenis Pertanyaan Hasil Pengisian Angket

A Ketersediaan buku

pelajaran matematika

1. Kepemilikan sumber belajar siswa

Semua siswa memiliki sumber belajar

2. Jenis sumber belajar Semua siswa memiliki buku LKS dan hanya 47% siswa memiliki buku paket.

3. Kebutuhan sumber belajar tambahan

70% siswa merasa butuh, 23% siswa merasa kadang-kadang dan sisanya sangat butuh 4. Penggunaan bahan ajar

lain bagi guru

Semua siswa

mengatakan bahwa guru kadang-kadang

menggunakan bahan ajar lain

B Pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika B.1 Penggunaan

pendekatan CTL pada pembelajaran matematika

5. Penjelasan konsep melalui permasalahan sehari-hari

81% siswa menyatakan kadang-kadang, 14%

siswa menyatakan tidak pernah dan 5% siswa menyatakan sering 6. Melakukan penelusuran

referensi konsep

77% siswa mengatakan tidak pernah dan 23%

mengatakan sering 7. Melakukan tanya jawab 51% merasa kadang-

kadang dan 49% merasa tidak pernah

8. Melakukan diskusi kelompok

70% menyatakan tidak pernah dan 30%

menyatakan kadang- kadang

9. Melakukan pengamatan fenomena/kejadian

54% menyatakan tidak pernah dan 46%

menyatakan kadang- kadang

10. Mengkomunikasikan hasil diskusi

53% siswa menyatakan tidak pernah dan 47%

siswa menyatakan kadang-kadang B.2 Kemampuan

koneksi matematis

11. Melakukan pemodelan masalah

51% siswa menyatakan tidak pernah dan 49%

siswa menyatakan kadang-kadang

(4)

No Aspek Jenis Pertanyaan Hasil Pengisian Angket 12. Menghubungkan konsep

dan prosedur yang sudah dipelajari dengan

sekarang

53% menyatakan kadang-kadang, 35%

menyatakan sering dan 12% menyatakan tidak pernah

13. Mengidentifikasi ide-ide matematis dalam

menyelesaiakan fenomena /kejadian

56% menyatakan tidak pernah dan 44%

menyatakan kadang- kadang

B.3 Kegiatan pembelajaran yang disukai siswa

14. Kegiatan belajar matematika seperti apa yang disukai

Siswa senang belajar dengan teman, belajar dengan buku yang mudah dipahami dan menarik serta belajar di alam terbuka.

C Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari matematika

15. Pendapat terkait mata pelajaran matematika

43% siswa menjawab sangat sulit, 32% siswa menjawab sulit 10%

siswa menjawab tidak suka dan 10% menjawab mudah.

16. Materi yang dianggap sulit

65% menjawab aljabar dan sisanya menjawab geometri

17. Kesulitan belajar matematika di luar jam pelajaran sekolah

86% siswa menjawab iya dan 16% siswa

menjawab tidak D Harapan

siswa terhadap sumber belajar baru pada

matematika

18. Kebutuhan akan sumber belajar baru

60% siswa merasa sangat butuh dan 40% siswa merasa butuh

19. Gambaran sumber belajar siswa yang diminati

Desain menarik, banyak ilustrasi, materi lengkap, bahasa mudah dipahami 20. Pendapat siswa terhadap

modul sebagai sumber belajara

44% siswa merasa sangat tertarik dan 56% siswa merasa tertarik

Berdasarkan Tabel 4.1, terkait ketersediaan buku pelajaran matematika, semua siswa memiliki sumber belajar berupa LKS. Sumber belajar lain adalah buku paket, namun tidak bisa mencukupi untuk semua siswa yaitu hanya sekitar 47% saja. Dalam kegiatan pembelajaran, selain LKS separuh lebih siswa yaitu 70% pernah mencari sumber belajar lain untuk mempelajari

(5)

matematika. Meskipun begitu, guru terkadang menggunakan beberapa buku lain sebagai bahan ajar tambahan dalam memandu belajar siswa.

Selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika, guru dalam menjelaskan konsep matematika masih jarang menggunakan contoh permasalahan sehari-hari bahkan dibeberapa subpokok materi tidak pernah.

Sebesar 77% siswa mengatakan guru belum membimbing siswa untuk melakukan penelusuran referensi terkait materi matematika yang sedang dipelajari. Kegiatan tanya jawab secara aktif mengenai substansi penting dari materi yang dipelajari masih belum intens. Hal tersebut sesuai pernyataan siswa yang mengatakan kadang-kadang sebesar 51% dan tidak pernah sebesar 49%. Kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan pengamatan terhadap fenomena dilingkungan sekitar terkait materi masih belum dilakukan secara optimal. Hal tersebut dikarenakan jumlah siswa yang menyatakan kegiatan tidak pernah dilakukan masih banyak, yaitu sebesar 70% siswa mengatakan kegiatan diskusi tidak pernah dilakukan dan 58% siswa menyatakan kegiatan pengamatan fenomena di lingkungan sekitar tidak pernah. Sebesar 53% siswa menyatakan guru tidak pernah membimbing untuk mengkomunikasikan hasil diskusi.

Berdasarkan hasil pengisian angket selama pelaksanaa pembelajaran guru masih jarang membimbing siswa untuk menghubungkan konsep dan prosedur yang pernah dipelajari sebelumnya dengan materi matematika yang sedang diajarkan, belum membimbing dalam memodelkan permasalahan terkait materi matematika, serta guru belum membimbing untuk mengidentifikasi ide-ide matematis dalam menyelesaikan berbagai fenomena/ kejadian di lingkungan sekitar.

Siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Banyak siswa selalu mengalami kesulitan ketika diminta belajar mandiri. Berdasarkan pengalaman belajar matematika SMP, 65% siswa berpendapat bahwa aljabar merupakan pokok bahasan yang lebih sulit daripada geometri. Kesulitan belajar matematika juga sering dirasakan siswa ketika mempelajari konsep dengan sumber belajar saat ini sehingga siswa merasa merasa membutuhkan sumber

(6)

belajar lain. Siswa mengharapkan sumber belajar dengan desain menarik, banyak ilustrasi, materi yang lengkap dan bahasa yang mudah.

3. Analisis Materi Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran

Kegiatan awal yang dilakukan adalah studi pustaka dengan menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika kelas X semester ganjil dan genap. Materi Fungsi dipilih sebagai materi pokok pengembangan modul pembelajaran. Hal tersebut karena belum banyak buku yang membahas secara lengkap terkait materi tersebut. Selain itu sumber belajar siswa saat ini menunjukkan bahwa siswa masih menggunakan sumber belajar yang terbatas yaitu LKS yang diterbitkan oleh CV. Grahadi sebagai penunjang belajar utama siswa. LKS tersebut belum membahas materi Fungsi dengan baik. Meskipun telah diadakan kegiatan diskusi selama pembelajaran namun petunjuk kegiatan belajar belum mengarahkan siswa mengembangkan kemapuan koneksi matematis. Materi yang disajikan masih belum lengkap dan contoh permasalahan sahari-hari materi belum ada. Sumber belajar lain dinilai siswa terlalu sulit dipahami karena soal yang disajikan terlalu sulit sehingga siswa belum mampu mengembangkan kemampuan koneksi matematis secara maksimal dan konsep yang disajikan belum lengkap sehingga guru harus menambahkan catatan agar siswa paham. Materi pembelajaran di setiap pertemuan terbagi kedalam beberapa sub bab pokok dan ditulis dalam butir- butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi atau keduanya untuk menunjukkan ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. IPK dijabarkan dengan mempertimbangkan: a) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD, b) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah, c) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah. Penjabaran Kompetensi inti (KI), KD, dan IPK terkait materi fungsi dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

(7)

Tabel 4. 2 Penjabaran KI, KD dan IPK KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3. Memahami, menerapkan, dan

menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3.5 Menjelaskan dan menentukan

fungsi (terutama fungsi linear, fungsi kuadrat, dan fungsi rasional) secara formal yang meliputi notasi, daerah asal, daerah hasil, dan ekspresi simbolik, serta sketsa grafiknya.

4.5 Menganalisa karakteristik masing –masing grafik (titik potong dengan sumbu, titik puncak, asimtot) dan perubahan grafik fungsinya akibat transformasi f2(x), 1/f(x),

|f(x)| dsb INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Pertemuan Pertama

3.5.1 Memahami pengertian relasi dan fungsi serta menyatakan notasi fungsi

3.5.2 Menyatakan relasi dan fungsi melalui diagram panah, himpunan pasangan berurutan, diagram pada bidang kartesius

3.5.3 Mengenal jenis fungsi berdasarkan sifat-sifat fungsi Pertemuan Kedua

3.5.4 Memahami pengertian fungsi linear

3.5.5 Menentukan domain, kodomain, range dari fungsi linear

3.5.6 Melukis sketsa grafik fungsi linear

4.5.1 Menyatakan

permasalahan sehari-hari kedalam diagram dan mengidentifikasi penyelesaiannya.

4.5.2 Menyatakan

permasalahan sehari-hari kedalam grafik fungsi linear untuk menganalisa penyelesaiannya

(8)

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Pertemuan Ketiga

3.5.7 Memahami pengertian fungsi kuadrat

3.5.8 Menentukan domain, kodomain, range dari fungsi kuadrat

3.5.9 Melukis sketsa grafik fungsi kuadrat

Pertemuan Keempat

3.5.10 Melukis sketsa grafik fungsi rasional

Pertemuan Kelima

3.5.11 Memahami pengertian fungsi rasional

3.5.12 Menentukan domain,

kodomain, range dari fungsi rasional

3.5.13 Menentukan operasi aritmatika (+, -, x, :) suatu fungsi

3.5.14 Menentukan domain, kodomain dan range suatu fungsi hasil operasi aritmatika (+, -, x, :)

4.5.3 Menyatakan

permasalahan sehari-hari kedalam grafik fungsi kuadrat untuk

menganalisa penyelesaiannya 4.5.4 Menyatakan

permasalahan sehari-hari kedalam grafik fungsi rasional untuk

menganalisa penyelesaiannya 4.5.5 Menentukan asimtot

garis fungsi rasional 4.5.6 Menyatakan

permasalahan sehari-hari kedalam grafik fungsi hasil operasi aritmatika (+, -, x, :) untuk

menganalisa penyelesaiannya.

Tujuan pembelajaran adalah arah yang ingin dituju dari keseluruhan rangkaian aktivitas pembelajaran. Permendikbud nomor 22 tahun 2020 menyebutkan bahwa dalam merumuskan tujuan pembelajaran mengacu pada KD dengan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur dan diamati dan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap sangat penting agar bisa memberi petunjuk dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode, serta media yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu tujuan pembelajaran dirumuskan dengan kalimat yang mengandung unsur-unsur ABCD (Audience, Behavoiur,

(9)

Condition, dan Degree). Tujuan pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada rumusan IPK dan diuraiakan dalam Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4. 3 Rumusan IPK, Tujuan Pembelajaran dan Materi Kompetensi

Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Sub Bab Materi

Alokasi Waktu 3.5 Menjelaskan

dan menentukan fungsi (terutama fungsi linear, fungsi kuadrat, dan fungsi rasional) secara formal yang meliputi notasi, daerah asal, daerah hasil, dan ekspresi

simbolik, serta sketsa grafiknya.

4.5 Menganalisa karakteristik masing – masing grafik (titik potong dengan sumbu, titik puncak, asimtot) dan perubahan grafik fungsinya akibat

transformasi f2(x), 1/f(x),

|f(x)| dsb

Pertemuan Pertama 3.5.1 Memahami pengertian relasi dan fungsi serta

menyatakan notasi fungsi

3.5.2 Menyatakan relasi dan fungsi melalui diagram panah, himpunan pasangan berurutan, diagram pada bidang kartesius

3.5.3 Mengenal jenis fungsi berdasarkan sifat-sifat fungsi 4.5.1 Menyatakan permasalahan sehari- hari ke dalam diagram dan mengidentifikasi penyelesaiannya.

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul pendekatan CTL (C), siswa (A) diharapkan dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengertian fungsi dan sifat-sifatya (B) dengan benar (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab serta kerja sama selama proses pembelajaran.

Pengertian Fungsi dan Sifatnya

2 x 45 menit

Pertemuan Kedua 3.5.4 Memahami pengertian fungsi linear

3.5.5 Menentukan domain, kodomain, range dari fungsi linear

3.5.6 Melukis sketsa grafik fungsi linear

4.5.2 Menyatakan permasalahan sehari- hari kedalam grafik fungsi linear untuk menganalisa penyelesaiannya

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul pendekatan CTL (C), siswa (A) diharapkan dapat 1) Memahami pengertian fungsi linear, 2)

Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan, domain, kodomain, range dari fungsi linear, 3) Melukis sketsa grafik fungsi linear, 4)

Domain, Range, dan Melukis Grafik Fungsi Linear

2 x 45 menit

(10)

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Sub Bab Materi

Alokasi Waktu Menyelesaikan

masalah sehari-hari terkait fungsi linear (B) dengan benar (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab dan

menumbuhkan kerja sama selama proses pembelajaran.

Pertemuan Ketiga 3.5.7 Memahami pengertian fungsi kuadrat

3.5.8 Menentukan domain, kodomain, range dari fungsi kuadrat

3.5.9 Melukis sketsa grafik fungsi kuadrat

4.5.3 Menyatakan permasalahan sehari- hari kedalam grafik fungsi kuadrat untuk menganalisa

penyelesaiannya

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul pendekatan CTL (C), siswa (A) diharapkan dapat 1) Memahami pengertian fungsi kuadrat, 2) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan, domain, kodomain, range dari fungsi kuadrat, 3) Melukis sketsa grafik fungsi kuadrat, 4)

Menyelesaikan masalah sehari-hari terkait fungsi kuadrat (B) dengan benar (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab dan

menumbuhkan kerja sama selama proses pembelajaran.

Domain, Range, dan Melukis Grafik Fungsi Kuadrat

2 x 45 menit

Pertemuan Keempat 3.5.10 Melukis

sketsa grafik fungsi rasional

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul

Melukis Grafik Fungsi

2 x 45 menit

(11)

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Sub Bab Materi

Alokasi Waktu 4.5.4 Menyatakan

permasalahan sehari- hari kedalam grafik fungsi rasional untuk menganalisa

penyelesaiannya 4.5.5 Menentukan asimtot garis fungsi rasional

pendekatan CTL (C), siswa (A) diharapkan dapat 1) melukis sketsa grafik fungsi rasional, 2)

menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan grafik fungsi rasional untuk menganalisa penyelesaiannya, 3) menentukan asimtot garis fungsi rasional (B) dengan benar (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab dan

menumbuhkan kerja sama selama proses pembelajaran.

Rasional dan Asimtot

Pertemuan Kelima 3.5.11 Memahami pengertian fungsi rasional

3.5.12 Menentukan domain, kodomain, range dari fungsi rasional

3.5.13 Menentukan operasi aritmatika (+, -, x, :) suatu fungsi 3.5.14 Menentukan domain, kodomain dan range suatu fungsi hasil operasi aritmatika (+, -, x, :) 4.5.6 Menyatakan permasalahan sehari- hari kedalam grafik fungsi hasil operasi aritmatika (+, -, x, :) untuk menganalisa

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul pendekatan CTL (C), siswa (A) diharapkan dapat 1) memahami pengertian fungsi rasional, 2) menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan, domain, kodomain, range dari fungsi rasional, 3)

menentukan operasi aritmatika (+, -, x, :) suatu fungsi, 4) menyatakan masalah sehari-hari kedalam grafik fungsi hasil operasi aritmatika (+,

Domain, Range, dan Melukis Grafik Fungsi Rasional

2 x 45 menit

(12)

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

Tujuan Pembelajaran

Sub Bab Materi

Alokasi Waktu penyelesaiannya. -, x, :) untuk

menganalisa

penyelesaiannya (B) dengan benar (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab dan menumbuhkan kerja sama selama proses pembelajaran.

4. Analisis Penilaian

Penilaian / evaluasi bertujuan untuk mengukur tujuan instruksional yang dicapai oleh seseorang. Pada penelitian ini kegiatan evaluasi dilakukan di tiap akhir pembelajaran. Jenis evaluasi yang digunakan adalah evaluasi formatif dimana penilaian dilakukan dalam kurun waktu yang cukup singkat setelah mengajarkan satu unit pengajaran/pokok bahasan. Terdapat dua penilan pada penelitian ini yaitu penilaian pre-test dan penilaian post-test. Rumusan penilaian pre-test dijabarkan pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4. 4 Rumusan Penilaian Pre-Test Perte

muan

Sub Materi Pokok

Indikator Soal Aspek Koneksi Matematis Ke-1 Pengertia

n Relasi dan Fungsi

Diberikan permasalahan terkait siswa dengan ukuran sepatu mereka. Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang diketahui dari permasalahan, 2) jenis hubungan siswa dengan ukuran sepatunya, 3) konsep yang mendasari pemecahan masalah yang diajukan.

Menerapkan masalahkehidupan sehari-haridalam bentuk

modelmatematika Menemukan hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur Ke-2 Persama

an Linear

Diberikan permasalahan terkait konsep kecepatan dalam bidang fisika. Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang diketahui dari permasalahan, 2) persamaan linear yang memenuhi, 3) konsep

Menerapkan matematika di bidang lain Menemukan hubungan berbagai representasi dari

(13)

Perte muan

Sub Materi Pokok

Indikator Soal Aspek Koneksi Matematis yang mendasari pemecahan

masalah yang diajukan.

konsep dan prosedur Ke-3 Persama

an Kuadrat

Diberikan permasalahan sehari- hari. Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang diketahui dari

permasalahan, 2) persamaan kuadrat yang memenuhi, 3) konsep yang mendasari pemecahan masalah yang diajukan.

Menerapkan matematika di kehidupan sehari- hari

Menemukan hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur Ke-4

dan Ke-5

Persama an Rasional

Diberikan permasalahan terkait bidang kesehatan. Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang diketahui dari permasalahan, 2) persamaan rasional yang

memenuhi, 3) konsep yang mendasari pemecahan masalah yang diajukan.

Menerapkan matematika di bidang lain Menemukan hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur

Hasil penilaian pre-test menunjukkan bahwa kondisi kelas sampel dalam keadaan stabil. Oleh karena itu, perlakuan menggunakan modul matematika dengan pendekatan CTL pada materi fungsi dapat dilakukan. Banyak post-test yang diberikan sebanyak lima kali setelah perlakuan menggunakan modul matematika dengan pendekatan CTL pada materi fungsi diberikan. Kegiatan post-test dijabarkan pada Tabel 4.5 sebagai berikut.

Tabel 4. 5 Rumusan Pelaksanaan Post-Test Kompetensi

Dasar

Sub Materi

Pokok

Indikator Soal

Aspek Koneksi Matematis

Perte muan 3.5 Menjelaskan

dan menentukan fungsi (terutama fungsi linear, fungsi kuadrat, dan fungsi

Fungsi dan Sifatnya

Diberikan permasalahan terkait siswa dengan nilai ulangan harian

Menerapkan masalahkehidupan sehari-haridalam bentuk

modelmatematika Menemukan

Ke-1

(14)

Kompetensi Dasar

Sub Materi

Pokok

Indikator Soal

Aspek Koneksi Matematis

Perte muan rasional) secara

formal yang meliputi notasi, daerah asal, daerah hasil, dan ekspresi

simbolik, serta sketsa grafiknya.

4.5 Menganalisa karakteristik masing – masing grafik (titik potong dengan sumbu, titik puncak, asimtot) dan perubahan grafik fungsinya akibat

transformasi f2(x), 1/f(x), |f(x)|

dan sebagainya.

mereka.

Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang

diketahui dari permasalahan, 2) hubungan siswa dengan nilainya, 3) Sifat dari hubungan siswa dengan nilai, 4) konsep yang mendasari pemecahan masalah yang diajukan.

hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur

Domain, Range, dan Melukis Grafik Fungsi Linear

Diberikan permasalahan terkait konsep debit air dalam bidang fisika. Siswa diminta menentukan

Menerapkan matematika di bidang lain Menemukan hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur

Ke-2

(15)

Kompetensi Dasar

Sub Materi

Pokok

Indikator Soal

Aspek Koneksi Matematis

Perte muan 1) hal-hal

yang

diketahui dari permasalahan, 2) grafik fungsi linear yang

memenuhi, 3) domain fungsi linear yang memenuhi.

Domain, Range, dan Melukis Grafik Fungsi Linear

Diberikan permasalahan sehari-hari.

Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang

diketahui dari permasalahan, 2) grafik fungsi kuadratyang memenuhi, 3) domain fungsi kuadrat yang memenuhi.

Menerapkan matematika di kehidupan seahri- hari

Menemukan hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur

Ke-3

(16)

Kompetensi Dasar

Sub Materi

Pokok

Indikator Soal

Aspek Koneksi Matematis

Perte muan Domain,

Range, Grafik Fungsi Rasional dan Asimtot

Diberikan permasalahan terkait bidang kesehatan.

Siswa diminta menentukan 1) hal-hal yang

diketahui dari permasalahan, 2) domain fungsi

rasional yang memenuhi, 3) asimtot dan hole yang memenuhi.

Menerapkan matematika di bidang lain Menemukan hubungan berbagai representasi dari konsep dan prosedur

Ke-4 dan Ke-5

5. Analisis Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yag digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar ialah sekumpulan materi ajar yang disusun secara sistematis yang mereprentasikan konsep yang mengarahkan siswa untuk mencapai suatu kompetensi. Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini adalah modul. Alasan dipilihnya modul untuk dikembangkan karena berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa terhadap sumber belajar, siswa merasa antusias belajar menggunakan modul.

Selain itu melihat karakteristik siswa yang berasal dari kalangan menengah ke bawah, siswa dapat belajar menggunakan modul tanpa membutuhkan alat

(17)

bantu lain. Modul dicetak pada kertas HVS ukuran B5 fullcolor agar mudah digunakan siswa untuk belajar setiap saat.

B. Pengembangan Produk

1. Penyusunan Rancangan Produk

Penyusunan perencanaan atau perancangan yang dilakukan sebelum pembuatan suatu objek. Obyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modul. Modul yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut :

a. Modul disusun sesuai indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran seperti halnya yang telah di uraikan pada Tabel 4.3.

b. Modul didesain untuk lima pertemuan dengan durasi 2 x 45 menit. Modul dapat digunakan siswa sebagai sumber belajar ketika belajar mandiri di rumah atau belajar secara kelompok di sekolah. Kegiatan belajar pada modul disusun secara sistematis sesuai dengan pendekatan CTL. Pada modul dilengkapi dengan uraian materi, contoh soal dan latihan soal yang dirancang sedemikian rupa agar dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis. Penyusunan blueprint modul sangat diperlukan sebagai pedoman menulis dan mendesain modul. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bahasa, kegrafikan dan isi materi yang sesuai dengan perkembangan anak dan menumbuhkan ketertarikan siswa untuk belajar menggunakan modul. Blueprint modul yang dikembangkan diuraikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut.

Tabel 4. 6 Blueprint Modul

Bagian Pendahuluan Bagian Inti Bagian Penutup 1. Sampul

2. Halaman Francise 3. Prakata

4. Petunjuk Penggunaan Modul 5. Daftar Isi

6. Peta Kompetensi 7. Peta Konsep

1. Judul Sub-bab Materi dan Tujuan

Pembelajaran

2. Permasalahan sehari- hari terkait Materi 3. Solusi Permasalahan 4. Uraian Materi 5. Contoh Soal dan

Solusi

1. Ringkasan Materi 2. Ujian Kemampuan

Diri

3. Kunci Jawaban 4. Daftar Pustaka

(18)

Bagian Pendahuluan Bagian Inti Bagian Penutup 8. Glosarium 6. Diskusi Soal

7. Latihan Soal Mandiri

Kegiatan belajar pada modul disusun sesuai dengan sintak CTL dengan diawali permasalahan sehari-hari terkait materi yang dibahas. Selanjutnya terdapat pembahasan soal dengan mendorong siswa untuk aktif melengkapi jawaban. Kegiatan learning society membangkitkan siswa untuk menelaah lebih jauh tentang materi dengan berdiskusi kelompok untuk menemukan solusi. soal-soal dan tugas yang disusun dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Permasalahan yang diracang dalam modul ini adalah tentang pengertian dan sifat fungsi, domain, range dan grafik fungsi linear, kuadrat dan rasional. Siswa diarahkan untuk menemukan solusi terhadap masalah-masalah kontekstual. Penemuan solusi terhadap masalah yang diberikan mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematisnya.

Instrumen lain yang mendukung pengembangan modul adalah silabus, RPP, lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar respon siswa dan guru serta soal tes. Penyusunan silabus dan RPP berpedoman pada permendikbud no 22 tahun 2016 dengan deskripsi berikut.

a. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus berguna sebagai panduan umum guru dalam mengajar dengan modul matematika dengan pendekatan CTL memuat hal-hal berikut:

1) Identitas mata pelajaran meliputi mata pelajaran, semester, tahun pelajaran.

2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan, kelas, . 3) Kompetensi Inti

4) Kompetensi Dasar 5) Materi Pokok

(19)

6) Langkah Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Langkah pembelajaran menggunakan pendekatan CTL yaitu Modelling, Inquiry, Konstruktivisme, Questioning, Learning Community, Reflection, dan Authentic Assesmen.

7) Penilaian

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian kemampuan koneksi matematis peserta didik. Penilaian terdiri dari penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

8) Alokasi waktu 9) Sumber belajar

Selanjutnya melakukan validasi silabus dan memperbaikinya sesuai dengan saran validator. Saran yang diberikan oleh validator terkait pengembangan silabus pada bagian IPK, uraian materi, kegiatan pembelajaran dan perbaikan bahasa. Secara lebih mendetail diuraikan pada Tabel 4.7 sebagai berikut.

Tabel 4. 7 Rangkuman Perbaikan Silabus No Saran Validator Pengembangan Silabus

Awal

Pengembangan Silabus Setelah Direvisi 1 Pada silabus,

dalam

merumuskan satu indikator

semestinya menggunakan satu kata kerja operasional, namun masih ada yang

menggunakan lebih dari satu kata kerja operasional.

4.5.1 Menyatakan permasalahan sehari-hari kedalam diagram dan

mengidentifikasi penyelesaiannya.

4.5.1 Menyatakan permasalahan sehari-hari kedalam diagram 4.5.2 Menganalisa

penyelesaian masalah sehari- hari melalui diagram.

2 Materi pada silabus terlalu umum, perlu

Fungsi

- Fungsi dan sifatnya - Fungsi Linear

Fungsi Pertemuan 1

Pengertian fungsi, notasi

(20)

No Saran Validator Pengembangan Silabus Awal

Pengembangan Silabus Setelah Direvisi dirinci lebih

detail.

- Fungsi Kuadrat - Fungsi Rasional - Operasi Aritmatika

Fungsi

fungsi, dan sifat- sifat fungsi.

Pertemuan 2 Domain, range, dan melukis grafik fungsi linear.

Pertemuan 3 Domain, range, dan melukis grafik fungsi kuadrat.

Pertemuan 4

Grafik fungsi rasional dan asimtot.

Pertemuan 5

Domain dan range fungsi rasional.

Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian fungsi aljabar.

3 Pada kegiatan pembelajaran ada apersepsi, apakah bagian dari pembelajaran kontekstual?

Apersepsi

Siswa gambaran nyata materi dengan

lingkungan sekitar.

Modelling

Siswa menghargai pentingnya materi yang sedang dipelajari melalui figur yang disajikan pada peristiwa

Inquiry

Siswa merumuskan masalah, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil dalam kolom yang disajikan pada modul

Konstruktivisme Siswa mencermati dan

Kegiatan Pembukaan Apersepsi

Siswa mencermati gambaran nyata materi pokok yang dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari.

Kegiatan Inti Modelling

Siswa menghargai pentingnya materi yang sedang dipelajari melalui figur yang disajikan pada peristiwa

Inquiry

Siswa merumuskan masalah, mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil dalam kolom yang disajikan

(21)

No Saran Validator Pengembangan Silabus Awal

Pengembangan Silabus Setelah Direvisi memahami peristiwa-

peristiwa dan teori serta konsep pada modul untuk mengkonstruksi

pengetahuan dan keterampilan baru Questioning

Siswa mengembangkan sikap ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan memahami contoh penyelesaian agar

memberikan konsep yang baik dan benar dalam menjawab

Learning Community Siswa membetuk kelompok diskusi untuk mengembangkan kerja sama tim dan melatih mengutarakan pendapat Reflection

Siswa menyeleksi kompetensi yang telah dikuasai dan kompetensi yang belum dikuasai dalam bab bersangkutan serta mampu

merefleksikan setiap tuntutan kompetensi.

Aunthentic Assesment Siswa menggali kemampuan

menyelesaiakan masalah terhadap persoalan yang disajikan. Sikap gigih, rasa ingin tahu, percaya diri, mandiri, jujur dan tanggung jawab dapat

pada modul Konstruktivisme Siswa mencermati dan memahami peristiwa- peristiwa dan teori serta konsep pada modul untuk mengkonstruksi

pengetahuan dan keterampilan baru Questioning

Siswa mengembangkan sikap ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan memahami contoh penyelesaian agar

memberikan konsep yang baik dan benar dalam menjawab

Learning Community Siswa membetuk kelompok diskusi untuk mengembangkan kerja sama tim dan melatih mengutarakan pendapat Reflection

Siswa menentukan sub materi yang telah dikuasai dengan memberikan tanda centang. Siswa juga mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan pada modul.

Aunthentic Assesment Siswa menggali kemampuan

menyelesaiakan masalah terhadap persoalan yang

(22)

No Saran Validator Pengembangan Silabus Awal

Pengembangan Silabus Setelah Direvisi dikembangkan dengan

menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa.

disajikan. Sikap gigih, rasa ingin tahu, percaya diri, mandiri, jujur dan tanggung jawab dapat dikembangkan dengan menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

Kegiatan Penutup Siswa bersama guru membuat kesimpulan dan mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa.

4 Beberapa kalimat perlu diperbaiki

Apersepsi

Siswa gambaran nyata materi dengan

lingkungan sekitar.

Reflection

Siswa menyeleksi kompetensi yang telah dikuasai dan kompetensi yang belum dikuasai dalam bab bersangkutan serta mampu

merefleksikan setiap tuntutan kompetensi.

Apersepsi

Siswa mencermati gambaran nyata materi pokok yang dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari.

Reflection

Siswa menentukan sub materi yang telah dikuasai dengan memberikan tanda centang. Siswa juga mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan pada modul.

Hasil validasi silabus setelah peneliti melakukan beberapa revisi dan perbaikan disajikan pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4. 8 Hasil Validasi Silabus

No Aspek Rata-rata Kategori

1 Isi 3,75 Baik

2 Bahasa 3,5 Baik

3 Waktu 4 Sangat Baik

Rata-rata Keseluruhan Aspek 3,75 Baik

(23)

Berdasarkan Tabel 4.8, hasil validasi oleh ahli pada aspek isi diperoleh rata-rata 3,75 dengan kategori baik. Penilaian skala 3 diperoleh pada indikator pemilihan materi ajar dan indikator mengidentifikasi materi yang menunjang pencapaian KD. Pada aspek bahasa mendapatkan rata-rata nilai paling rendah dari aspek yang lain yaitu 3,5. Meskipun begitu skor tersebut masih masuk dalam kategori baik. Hal yang melatarbelakangi rendahnya perolehan skor tersebut adalah penyusunan kalimat masih perlu disederhanakan agar lebih jelas, terperinci dan mudah dipahami. Rata-rata keseluruhan aspek adalah 3,75 dan masuk pada kategori baik, sehingga silabus dapat dipergunakan dalam penelitian. Silabus yang disisipkan pada modul matematika dengan pendekatan CTL dapat dilihat pada lampiran 2.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3) Kelas/semester;

4) Materi pokok;

5) Alokasi waktu

Penentuan alokasi waktudisesuaikan dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) Tujuan pembelajaran;

(24)

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) Metode pembelajaran;

Metode pembelajaran pada penelitian ini adalah diskusi kelompok melalui Grup WA dan tanya jawab dengan pendekatan CTL.

10) Media pembelajaran,

Media berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pada penelitian ini adalah HP, Grup Whatsapp, Zoom Meeting.

11) Sumber belajar,

dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12) Langkah-langkah pembelajaran

Tiga langkah utama pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

13) Penilaian hasil pembelajaran.

Saran yang diberikan oleh validator terkait pengembangan RPP kepada peneliti disajikan pada Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4. 9 Rangkuman Perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Saran

Validator RPP perlu memunculkan aspek KI, KD dan Indikator secara jelas.

Pengemb angan RPP Awal

(25)

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi

2

Saran Validator

Tujuan pembelajaran sebaiknya dirumuskan lebih rinci, mengacu pada indikator pencapaian kompetensi

Pengemb angan RPP Awal

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul pendekatan Contextual Teaching and Learning (C), siswa (A) diharapkan dapat menganalisis dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengertian fungsi dan sifat-sifatya(B) dengan benar (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab serta kerja sama selama proses pembelajaran.

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi

Setelah mengikuti proses pembelajaran daring dengan modul pendekatan Contextual Teaching and Learning (C), siswa (A) diharapkan dapat memahami pengertian relasi dan fungsi (B) dengan benar (D), menyatakan notasi fungsi (B) dengan tepat (D), menyatakan relasi dan fungsi melalui diagram panah, himpunan pasangan berurutan, diagram pada bidang kartesius (B) dengan benar (D), mengenal jenis fungsi berdasarkan sifat-sifat fungsi (B) dengan tepat (D), menyatakan permasalahan sehari-hari kedalam diagram (B) dengan terampil (D), menganalisa penyelesaian masalah sehari-hari melalui diagram (B) dengan cermat (D) dan menumbuhkan rasa percaya diri, ingin tahu, tanggung jawab dan kerja sama selama proses pembelajaran.

3

Saran Validator

Materi pada RPP belum terlihat jelas

Pengemb angan RPP Awal

(26)

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi 4 Saran

Validator

Dalam merumuskan kegiatan pembelajaran, perlu disebutkan kata modulnya.

Pengemb angan RPP Awal

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi 5

Saran Validator

Pada kegiatan pembelajaran yang dirumuskan, peranan guru belum terlihat jelas.

Pengemb angan RPP Awal

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi 6 Saran

Validator

Belum ada rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran

Pengemb angan RPP Awal

(27)

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi

7 Saran Validator

Belum ada instrument evaluasi beserta kunci jawaban dan pedoman penskoran.

Pengemb angan RPP Awal

Pengemb angan RPP Setelah Direvisi

(28)
(29)

Hasil validasi RPP setelah peneliti melakukan beberapa revisi dan perbaikan disajikan pada Tabel 4.10 berikut.

Tabel 4. 10 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

No Aspek Rata-rata Kategori

1 Tujuan Pembelajaran 3,6 Baik

2 Isi 3,8 Baik

3 Bahasa 4 Baik

4 Waktu 4 Sangat Baik

Rata-rata Keseluruhan Aspek 3,85 Baik

Berdasarkan Tabel 4.10, hasil validasi oleh ahli pada aspek tujuan pembelajaran diperoleh rata-rata 3,6 dengan kategori baik. Aspek ketepatan penjabaran kompetensi dasar ke dalam indikator dan aspek kesesuaian indikator dengan tingkat perkembangan siswa mendapat skor penilaian 3 dengan kategori baik. Sedangkan aspek yang lain mendapat skor 4 dengan kategori sangat baik. Aspek isi diperoleh rata-rata 3,8 dengan kategori baik.

Penilaian skala 3 diperoleh pada aspek kelengkapan instrument evaluasi (soal, kunci jawaban, pedoman pensekoran). Pada aspek bahasa mendapatkan rata- rata skor nilai yang sangat baik yaitu 4. Aspek waktu juga terkategori sangat baik dengan rata-rata skor nilai 4. Secara keseluruhan skor rata-rata nilai adalah 3,85 dan masuk pada kategori baik, sehingga rencana pelaksanaan pembelajaran dapat dipergunakan dalam penelitian.

c. Lembar observasi keterlaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013, Standar Proses dijabarkan sebagai suatu kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Penyusunan Silabus dan RPP digunakan sebagai sarana pelaksanaan pembelajaran sehingga membutuhkan standar suatu ukuran tertentu yang menjadi dasar penilaian atau penetapan yang kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran.

Standar yang digunakan sebagai penilaian yang dimaksud adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran memuat kegiatan yang membandingkan tugas seorang guru dalam melaksanakan standart proses dalam pelaksanaan pembelajaran di

(30)

sekolah dengan RPP dan Silabus yang telah disusun. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL ditinjau dari kegiatan guru dan peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan langkah-langkah pendekatan CTL dalam RPP. Instrumen penilaian keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK.

Jawaban YA memiliki skor 1 apabila pernyataan sesuai dengan yang dilakukan guru atau peserta didik pada proses pembelajaran, sedangkan jawaban TIDAK memiliki skor 0, apabila pernyataan tidak sesuai dengan yang dilakukan guru atau peserta didik pada proses pembelajaran. Instrumen divalidasi terlebih dahulu agar menghasilkan data yang valid. Hasil validasi instrumen keterlaksanaan pembelajaran disajikan pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4. 11 Hasil Validasi Lembar Keterlaksaan Pembelajaran Aspek Rata-rata

Konsep 4

Konstruksi 3,75

Bahasa 4

Rata-rata 3,92

Berdasarkan Tabel 4.11, hasil validasi ahli pada lembar keterlaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata 3,92 dengan kategori sangat baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lembar keterlaksanaan pembelajaran dapat dipergunakan dalam penelitian. Selanjutnya kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kontekstual disajikan dalam Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4. 12 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran No Komponen

Pembelajaran Indikator Nomor Indikator

Jumlah Indikator 1 Kegiatan

Pendahuluan

Menyampaikan apersepsi, materi dan tujuan pembelajaran.

1, 2, 3, 4 4

Menyampaikan kegiatan pembelajaran dan manfaat

pembelajaran

5, 6 2

2 Konstruktivisme Menyajikan

permasalahan yang

7a, 7b 2

(31)

No Komponen

Pembelajaran Indikator Nomor Indikator

Jumlah Indikator kontekstual

3 Inkuiri Melakukan

penyelidikan

8a, 8b, 8c, 8d

4 4 Questioning Memunculkan

pertanyaan

9a 1

5 Learning Community

Melakukan kerja kelompok

10a, 10b 2 6 Modelling Menampilkan bentuk

tiruan

11a 1

7 Reflection Melakukan evaluasi 12a, 12b, 12c

3 8 Autentic

Assessment

Melakukan penilaian 13a 1

9 Kegiatan Penutup

Melakukan refleksi dan menerima pekerjaan rumah

14, 15 2

Total 22

Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis secara kuantitatif dengan langkah-langkah 1) mentabulasi data skor hasil observasi dengan memberikan skor 1 untuk “Ya” dan skor 0 untuk “Tidak”, 2) menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran, dan 3) mengkonversikan hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria lima skala yang disajikan pada Tabel 4.13 (Sudjana dalam Fedistia, 2020) berikut.

Tabel 4. 13 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase Keterlaksanaan Kategori

90 ≤ k ≤ 100 Sangat Baik

80 ≤ k < 90 Baik

70 ≤ k < 80 Cukup

60 ≤ k < 70 Kurang 0 ≤ k < 60 Sangat Kurang

Untuk menganalisanya menggunakan rumus berikut:

skor yang diperoleh

Keterlaksanaan Pembelajaran (KP) 100%

skor maksimal

 

Hasil pengamatan dari dua observer terhadap keterlaksanan pembelajaran oleh pendidik dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.

(32)

Tabel 4. 14 Persentase Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Uraian

Jumlah Skor Perolehan

Jumlah Skor Maksimal

Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran (%)

Kegiatan Belajar -1 15 22 68

Kegiatan Belajar -2 19 22 86

Kegiatan Belajar -3 20 22 90

Kegiatan Belajar -4 22 22 100

Kegiatan Belajar -5 22 22 100

Jumlah 98 110 89

Berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, pembelajaran melalui modul dengan pendekatan CTL untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada materi fungsi sudah terlaksana sebanyak lima kali kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan belajar pertama, beberapa hal yang tidak terlaksana seperti pendidik tidak melakukan tanya jawab mengenai materi prasyarat yang disajikan pada modul. Pendidik hanya menanyakan apakah peserta didik sudah membaca modul atau belum.

Selanjutnya, pada kegiatan inti siswa belum terlihat menyajikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaan ke depan kelas karena keterbatasan waktu.

Banyak waktu yang terpakai saat kegiatan konstruktivisme dimana peserta didik menerapkan idenya sendiri dan juga pada kegiatan learning community dimana siswa terlibat dalam komunikasi pembelajaran. Selain itu pada akhir pembelajaran peserta didik tidak sempat merefleksi hasil kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Oleh karena itu kegiatan belajar pertama masih termasuk dalam kategori kurang baik dengan persentase keterlaksanaan pembelajaran 68%.

Sehingga setelah selesai pembelajaran di kelas, pendidik bersama observer berdikusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi agar tidak terulang kembali pada pertemuan selanjutnya.

Pada kegiatan belajar kedua, pendidik sudah melakukan tanya jawab mengenai materi yang dibahas dalam modul, namun masih belum dapat memanajemen waktu agar peserta didik dapat mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya di depan kelas. Hal ini disebabkan karena beberapa

(33)

peserta didik belum selesai menyusun hasil ketika waktu yang dijadwalkan berakhir sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam menyelesaikan hasil pekerjaan. Pendidik terus menjelaskan kepada peserta didik mengenai pentingnya membaca modul terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Namun pada akhir kegiatan, pendidik belum memberikan tugas agar pertemuan selajutnya dapat berjalan dengan lebih baik. Pada kegiatan belajar kedua, persentase keterlaksanaan pembelajaran adalah 86% dan termasuk kategori baik.

Pada kegiatan belajar ketiga, hampir setengah dari peserta didik membaca modul terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulia. Peserta didik dapat menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas dan melakukan tanya jawab bersama teman kelompok lain. Hanya saja kegiatan refleksi di bagian penutup belum terlaksana karena keterbatasan waktu sehingga pendidik harus berusaha melakukan menejemen waktu dengan lebih baik. Persentase keterlaksanaan pembelajaran meningkat lebih baik menjadi 90%.

Pada kegiatan belajar keempat, sebagian besar peserta didik telah membaca modul sebelum dimulai pembelajaran, sehingga pendidik dapat mengatur waktu dengan baik. Peserta didik dapat menampilkan hasil pekerjaan di depan kelas dan melakukan tanya jawab bersama teman kelompok lain. Pada kegiatan penutup juga telah terlaksana kegiatan refleksi hasil kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Begitu pula dengan pertemuan kelima, kegiatan pembelajaran sudah semakin terlaksana dengan baik. Berdasarkan perhitungan skor yang diberikan, secara keseluruhan diperoleh persentase keterlaksanaan sebesar 89% yaitu berada pada kategori baik.

d. Lembar Validasi Respon Siswa

Respon merupakan suatu tanggapan atau perasaan setelah mengikuti kegiatan. Pada respon siswa pada penelitian ini adalah tanggapan terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Tujuan dilakukan survei respon siswa adalah untuk mengetahui kepraktisan modul matematika yang telah dikembangkan. Data respon siswa diperoleh dengan menggunakan angket. Angket yang dikembangkan terdiri dari tiga aspek yaitu kemudahan, daya tarik dan efisiensi. Melalui tiga aspek tersebut dikembangkan menjadi

(34)

20 butir pernyataan dengan dua pilihan jawaban yaitu “YA” atau “TIDAK”.

Hasil pegisian angket tersebut diolah menggunakan skala Guttman sehingga dapat diketahui tingkat kepraktisan modul matematika dalam pembelajaran matematika. Agar angket respon siswa valid sebagai alat ukur kepraktisan perlu divalidasi oleh ahli terlebih dahulu. Validator lembar angket respon siswa adalah dosen yang telah berpengalaman dalam pengembangan modul dan bahan ajar serta yaitu Riski Aspriyani, M. Pd., dosen Universitas Nahdalatul Ulama Al Ghazali. Adapun validasi lembar angket respon siswa dan guru terdiri dari tiga aspek yaitu konsep, konstruksi, dan bahasa. Kisi-kisi lembar validasi angket respon siswa dan guru dijabarkan pada Tabel 4.15 berikut.

Tabel 4. 15 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa

Aspek Indikator Nomor

Soal

Jumlah Soal Konsep Penyajian konsep format

respon siswa

1 1

Konstruksi Penyusunan angket sesuai dengan tujuan dan petunjuk

2, 3 2

Bahasa Kejelasan penggunaan bahasa dan istilah

4, 5 2

Total Butir Soal 5

Hasil validasi perangkat soal oleh ahli, terdapat beberapa koreksi terkait adanya perbaikan terkait kaidah penulisan yang baik dan benar. Setelah instrumen tersebut dinilai dan direvisi kemudian didiskusikan serta divalidasi kembali oleh ahli. Tujuan dari revisi ini adalah untuk menghasilkan butir yang esensial mewakili keseluruhan domain yang akan diukur. Hasil validasi soal secara terperinci disajikan pada Tabel 4.16 berikut.

Tabel 4. 16 Hasil Validasi Angket Respon Siswa

No Aspek Rata-rata Kategori

1 Konsep 3,5 Baik

2 Konstruksi 3,8 Sangat Baik

3 Bahasa 4 Sangat Baik

Rata-rata Keseluruhan Aspek 3,76 Baik

(35)

Berdasarkan Tabel 4.16, hasil validasi oleh ahli pada indikator konsep mendapat skor penilaian skala 3 dengan kategori baik. Sedangkan aspek yang lain yaitu aspek konstruksi dan aspek bahasa mendapat skor penilaian skala 4 terkategori sangat baik. Secara keseluruhan skala rata-rata nilai adalah 3,67 dan masuk pada kategori baik, sehingga angket respon siswa dapat dipergunakan dalam penelitian.

e. Soal Tes

Soal tes yang baik seharusnya dapat mengukur kemampuan tertentu.

Dengan demikian agar soal tersebut bisa dikatakan baik harus memenuhi kriteria valid. Terdapat dua cara menentukan kevalidan soal yaitu dengan menentukan validitas logis dan validitas empiris.

1) Validitas Logis

Dalam tahap validitas logis yaitu kevalidan yang diuji oleh ahli, soal tes yang telah peneliti susun divalidasi oleh ahli materi. Peneliti menyusun dan mendesain soal pre-test dan soal post-test materi fungsi berdasarkan informasi yang telah diperoleh pada tahap analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, analisis indikator pencapaian kompetensi, analisis buku, analisis soal-soal kontekstual dan analisis siswa. Hasil yang diperoleh adalah perangkat test yang terdiri dari kisi-kisi soal, draft soal, kunci jawaban, dan pedoman penilaian. Draft soal terdiri dari 5 soal pre-test dan 5 soal post-test. Tujuan dari validasi ini adalah untuk mengetahui validitas isi terhadap instrumen tes kemampuan koneksi matematika siswa. Peneliti meminta pendapat dan saran dari ahli yaitu dosen yang berpengalaman dalam pendidikan matematika sebagai validator perangkat soal. Dosen tersebut adalah ibu Rita Pramujiyanti Khotimah, M.Sc merupakan ahli materi dan aktif mengajar mata kuliah aljabar di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Terdapat empat indikator penyusunan soal yang perlu diperhatikan sebagai bahan validasi yaitu materi, konstruksi, bahasa, dan lain-lain. Tabel 4.17 menjabarkan kisi-kisi validasi soal pre- test dan post-test.

(36)

Tabel 4. 17 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal

No Aspek Indikator

1 Materi Kesesuaian soal dengan materi Kejelasan perumusan soal

2 Konstruksi Soal memuat indikator kemampuan koneksi matematis

Soal memuat solusi tunggal Soal sesuai level siswa 3 Bahasa Kesesuaian EYD

Tidak mengandung arti ganda

bahasa sederhana, mudah dipahami siswa dan komunikatif

4 Lain-lain Kesesuaian waktu dengan jumlah soal Kejelasan petunjuk

Soal tes mengalami beberapa revisi untuk meperoleh soal yang dapat mengukur kemampuan koneksi siswa dengan baik. Perbaikan soal terjadi pada bagian bahasa dan redaksi butir pertanyaan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa. Beberapa revisi yang dilakukan peneliti disajikan pada Tabel 4.18 berikut.

Tabel 4. 18 Rangkuman Perbaikan Soal Tes

Aspek Uraian

Soal Awal

Dinas kesehatan kabupaten Boyolali mengadakan imunisasi gratis pada anak dengan usia dibawah 12 tahun. Biaya yang harus ditanggung setiap tahunnya dinyatakan dalam fungsi

  

 

2 2

( ) 12

6

x x

h x x x . Tentukan domain fungsi h(x), persamaan asimtot dan hole fungsi tersebut.

Saran Validator

Konstruksi : Pertanyaan masih umum, belum spesifik mengarahkan jawaban dalam mengukur kemampuan koneksi matematis siswa.

Materi : Sebaiknya diberikan ilustrasi permasalahan yang akan membuat siswa lebih tertarik membaca dan memahami soal.

Soal Revisi

Dinas kesehatan kabupaten Boyolali mengadakan imunisasi gratis pada anak dengan usia dibawah 12 tahun.

(37)

Aspek Uraian

Biaya yang harus ditanggung dinyatakan dalam fungsi

  

 

2 2

( ) 12

6

x x

h x x x . Berdasarkan keterangan tersebut, jawablah pertanyaan berikut:

1. Tentukan domain fungsi h(x), persamaan asimtot dan hole fungsi tersebut.

2. Untuk menjawab soal nomor 1, apakah Kamu menggunakan konsep eleminasi?

3. Jika Kamu menjawab Iya, apalagi yang harus Kamu ketahui? Jika tidak, sebutkan apasaja yang harus Kamu ketahui?

4. Bagaimana Kamu menggunakan pengetahuan yang telah Kamu pelajari (Prior Knowledge) untuk menjawab soal tersebut?

Hasil validasi perangkat soal, terdapat beberapa koreksi terkait adanya butir soal yang kurang jelas arah jawaban soal. Selain itu, peneliti juga mendapat koreksi terkait pertanyaan soal yang belum spesifik mengukur kemampuan koneksi matematis siswa. Validator menyarankan perlu adanya perbaikan terkait kaidah penulisan yang baik dan benar. Pemberian ilustrasi gambar dalam permaslaahan kontekstual yang disajikan soal agar lebih menarik minat siswa juga perlu ditambahkan.

Setelah instrumen tersebut dinilai dan direvisi kemudian didiskusikan serta divalidasi kembali oleh ahli. Tujuan dari revisi ini adalah untuk menghasilkan butir yang esensial mewakili keseluruhan domain yang akan diukur. Hasil validasi soal tes secara terperinci disajikan pada Tabel 4.19 berikut.

Tabel 4. 19 Hasil Validasi Soal Tes No Aspek

Tahap I Tahap II

Rata-

rata Kategori Rata-

rata Kategori

1 Materi 3,25 Baik 3,25 Baik

2 Konstruksi 3,33 Baik 3,67 Baik

3 Bahasa 4 Sangat

Baik 4 Sangat

Baik

4 Lain-lain 4 Sangat

Baik 4 Sangat

Baik

Rata-rata 3,65 Baik 3,65 Baik

(38)

Berdasarkan Tabel 4.19, hasil validasi oleh ahli pada aspek materi, dinilai baik setelah mengalami beberapa perbaikan. Begitu juga dengan aspek konstruksi. Indikator bahasa dan lain-lain terkategori sangat baik.

Secara keseluruhan skala rata-rata nilai adalah 3,65 dan masuk pada kategori baik, sehingga perangkata soal tes dapat dipergunakan dalam penelitian.

2) Validitas Empiris

Pada tahap validitas empiris, soal tes yang diuji pada siswa dan untuk dilihat validitas, reliable, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Peneliti meminta siswa kelas 12 yang pernah mempelajari materi fungsi di kelas 10 untuk mempelajari kembali dengan mempelajari modul matematika fungsi.

Sebanyak 9 siswa yang terdiri dari 3 siswa kemampuan rendah, 3 siswa berkemampuan sedang dan 3 siswa berkemampuan tinggi berdasarkan nilai rapot semester 5. Uji yang dilakukan meliputi uji reabilitas, uji tingkat kesukaran soal dan daya pembeda dengan rincian hasil sebagai berikut.

1) Uji Validitas Soal

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur, sehingga peneliti mengetahui valid tidaknya suatu butir soal yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji validitas butir soal pada uji skala kecil disajikan pada Tabel 4.20 sebagai berikut.

Tabel 4. 20 Nilai Validitas Soal Jenis Soal Nilai rxy Soal Nomor

1 2 3 4 5 6 7

Pre-Test 1 0,837 0,843 0,866 0,866 Pre-Test 2 0,772 0,831 0,935 0,830 Pre-Test 3 0,814 0,832 0,912 0,767 Pre-Test 4 0,801 0,935 0,806 0,801 Pre-Test 5 0,938 0,928 0,852 0,868

Post-Test 1 0,795 0,824 0,964 0,769 0,795 0,932 0,964 Post-Test 2 0,820 0,778 0,821 0,829

Post-Test 3 0,778 0,871 0,812 0,788 Post-Test 4 0,844 0,821 0,775 0,787 Post-Test 5 0,770 0,885 0,931 0,836

(39)

Berdasarkan Tabel 4.20, nilai validasi menunjukkan bahwa setiap butir soal pre-test dan soal post-test memiliki nilai yang lebih besar dari rtabel yaitu 0,754 yang artinya butir soal valid.

2) Uji Reabilitas Soal

Reliabilitas suatu instrumen berfungsi sebagai sumber informasi terkait alat pengumpulan data. Reliabilitas juga sebagai alat ukur suatu kuesioner dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Suatu butir soal dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Melalui pengukuran dengan reliabilitas yang tinggi akan menghasilkan data yang reliabel. Adapun Tabel 4.21 menguraikan hasil uji reabilitas dengan rumus Alpha Cronbach pada uji skala kecil sebagai berikut.

Tabel 4. 21 Nilai Reliabilitas Soal Jenis Soal r11

Pre-Test 1 0,874 Pre-Test 2 0,860 Pre-Test 3 0,847 Pre-Test 4 0,846 Pre-Test 5 0,909 Post-Test 1 0,925 Post-Test 2 0,805 Post-Test 3 0,812 Post-Test 4 0,801 Post-Test 5 0,869

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai r11 mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika r11 ≥ 0,700.

Berdasarkan Tabel 1.1 nilai koefisien reliabilitas masing-masing soal hasil penelitian pada uji skala kecil menunjukkan nilai lebih dari 0,700 sehingga terkategori soal yang reliabel.

(40)

3) Tingkat Kesukaran Soal

Kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah melihat tingkat kesukaran soal tersebut. Tingkat kesukaran soal menunjukkan kemampuan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena merasa di luar kemampuan siswa. Hasil indeks tingkat kesukaran dijabarkan pada Tabel 4.22 sebagai berikut.

Tabel 4. 22 Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal Jenis Soal

Nilai P per Butir Soal

1 2 3 4 5 6 7

Pre-Test 1 0,67 0,63 0,70 0,70 Pre-Test 2 0,69 0,59 0,70 0,67 Pre-Test 3 0,69 0,70 0,70 0,67 Pre-Test 4 0,64 0,70 0,63 0,52 Pre-Test 5 0,56 0,67 0,67 0,52

Post-Test 1 0,70 0,67 0,72 0,70 0,70 0,58 0,61 Post-Test 2 0,64 0,70 0,67 0,70

Post-Test 3 0,69 0,70 0,70 0,67 Post-Test 4 0,67 0,70 0,70 0,67 Post-Test 5 0,69 0,70 0,67 0,63

Berdasarkan Tabel 4.22 tingkat kesukaran soal pre-test dan post-test berada pada kategori sedang pada selang 0,3 ≤ P ≤ 0,7. Nilai P mewakili indeks kesukaran soal dengan besar antara 0,00 – 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal, sehingga soal dengan indeks 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

4) Daya Pembeda Soal

Intensitas sebuah soal dalam hal kesukaran dapat diketahui melalui daya pembeda. Daya pembeda merupakan indeks yang menunjukkan

Gambar

Tabel 4. 4 Rumusan Penilaian Pre-Test  Perte
Tabel 4. 5 Rumusan Pelaksanaan Post-Test  Kompetensi  Dasar  Sub  Materi  Pokok  Indikator Soal  Aspek Koneksi Matematis  Perte muan  3.5 Menjelaskan  dan menentukan  fungsi (terutama  fungsi linear,  fungsi kuadrat,  dan fungsi  Fungsi dan  Sifatnya  Dibe
Tabel 4. 6 Blueprint Modul
Tabel 4. 7 Rangkuman Perbaikan Silabus  No  Saran Validator  Pengembangan Silabus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini membuktikan bahwa upaya tersebut dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah secara keseluruhan dan diharapkan kedepan

Kuadran 2 merupakan gaya terpadu yang menunjukkan orientasi yang tinggi pada tugas atau pekerjaan dan juga pada hubungan atau orang, sehingga responden yang

Oleh karena itu secara langsung maupun tidak langsung UU tersebut telah mengkomodir aspirasi umat islam indonesia untuk memiliki lembaga keuangan atau peerbankan

* Spesial design dibangun oleh kontraktor perusahaan sendiri 3.. *Bagi para perusahaan yang membangun booth melebihi limit waktu yang telah disepakati 2. Fasilitas tambahan

Nerlizam binti Mahad Salwani binti Mohd Sopi Hamizom binti Ali Sabihah binti Sariban Ainul Syafiqah binti Malek Siti Zawiyah binti Shahimi Norhayati binti Salleh.

Pengujian aktivitas antimikroba yang dilakukan adalah menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi, konsentrasi bakterisid minimum (KBM)

paling berperan dalam pembelajaran mendapat pengalaman yang sangat berharga terkait dengan pengembangan pembelajaran ABK ; Siklus I pembelajaran ABK dalam seting kelas khusus ,

Dari data pengembangan SDM aparatur di Sekretariat Daerah melalui pendidikan formal diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah aparatur yang berpendidikan SLTA/SLTP