BAB IV KONSEP
1. Tataran Lingkungan / Komunitas
Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam produk IT. Hasil rancangan ini juga berhubungan dengan budaya yaitu memperkenalkan seni dekoratif kerajinan kayu pada produk elektronik dan membuat sebuah warna baru bagi pelaku komunitas pecinta modcase PC.
2. Tataran System
a. Bagian – Bagian Casing PC
Gambar 18. Bagian part casing ketika di bongkar (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Casing PC perancangan ini terdiri dari 5 bagian utama yang dapat di bongkar pasang dengan menggunakan skrup kayu ukuran 3mm, yaitu bagian rangka body, bagian depan, bagian belakang, dan dua bagian samping atau pintu casing PC.
Bagian rangka body
Gambar 19. Bagian rangka utama (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Bagian ini merupakan bagian rangka utama sebagai dasar perakitan casing PC tersebut, terdapat 4 tiang sebagai pondasi antara bagian atas dan bagian bawah yang di satukan dengan sekrup kayu, di tengah rangka utama terdapat pondasi dengan material kayu sonokeling berfungsi sebagai slot hardisk internal dan slot DVD ROM yang dapat di gunakan hingga 4 slot hardisk dan 1 slot DVD ROM.
Pada bagian rangka utama ini merupakan bagian dimana terletaknya pusat komponen perangkat keras komputer yaitu motherboard, hardisk, power supply, DVD ROM.
Bagian depan
Gambar 20. Bagian depan (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Bagian depan casing PC ini merupakan bagian yang umum berhadapan langsung dengan si pengguna, dimana bagian ini terdapat tombol power, tombol reset, lampu indikator, dan lubang untuk komponen DVD ROM serta dilengkapi dengan lubang ventilasi sebagai jalur masuknya udara segar ke dalam casing.
Bagian belakang
Gambar 21. Bagian belakang (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Pada bagian belakang casing PC ini sifatnya sama dengan bagian depan yaitu sama-sama sebagai pengunci dari bagian utama dengan tujuan menambah kekuatan casing agar lebih kokoh. Di bagian ini terdapat satu kipas exhaust sebagai kipas pembuangan udara dari dalam, lalu terdapat 3 lubang yang fungsinya yang berbeda – beda
yaitu lubang pertama sebagai lubang pada slot colokan pada motherboard, lubang kedua sebagai ventilasi udara dan lubang ketiga sebagai lubang PSU (Power Supply) di bagian bawah.
Pintu casing PC
Gambar 22. Bagian pintu casing PC (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Bagian pintu casing ini selain berfungsi sebagai penutup casing PC juga sebagai pengunci rangka karena bagian penguncinya menggunakan klip pengunci peti sehingga sistem penguncian lebih kokoh tanpa harus menggunakan sekrup, terdapat dua buah engsel sebagai penghubung antara bagian pintu dengan bagian bawah rangka utama.
b. Cara kerja produk
Pemasangan bagian – bagian Casing PC
Gambar 23. Pemasangan bagian depan (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Gambar 24. Pemasangan bagian belakang (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Bagian depan dan belakang di pasang dengan menyelipkan bagian depan atau belakang ke tiang pondasi bagian depan atau belakang kemudian di sekrup dengan tujuan mengunci agar tidak mudah terlepas.
Gambar 25. Pemasangan bagian pintu (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Bagian pintu di pasang dan disambung ke bagian rangka dengan tambahan engsel pada bagian bawah, lalu kuncian di buat klip kotak peti agar lebih simple untuk di buka dan tutup hanya dengan satu jari tanpa bantuan alat bantu untuk membukanya namun tetap kokoh mengunci ketika di tutup.
.
Pemasangan bagian – bagian komponen hardware pada Casing PC
Gambar 26. Pemasangan komponen DVD ROM (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Komponen DVD ROM di pasang di bagian slot rangka utama lalu di skrup pada bagian akrilik samping casing supaya ktidak bergeser saat terguncang.
Gambar 27. Pemasangan komponen hardisk (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Hardisk di letakkan pada bagian slot hardisk di rangka utama kemudian di skrup agar tidak berubah posisi.
Gambar 28. Pemasangan komponen motherboard (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Motherboard di sekrup langsung di bagian akrilik pada rangka utama casing.
Gambar 28. Pemasangan komponen power supply (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Power Supply di pasang di bagian bawah dengan tujuan sirkulasi udara lebih optimal, kemudian di sekrup pada bagian belakang casing 3.Tataran Produk
a. Bentuk
Dalam proses perancangan casing PC desainnya mengalami beberapa perubahan dan pengembangan pada bentuknya. Desain awal terinspirasi dari icon tetesan air karena bentuknya simple dan dinamis juga tidak banyak terdapat lekukan ataupun sisi yang menyiku pada bentuknya.
Gambar 29. Perubahan bentuk desain awal (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Gambar 30. Final desain (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Produk rancangan ini berupa case PC dari kayu dengan bentuk futuristik.
Ukuran casing:
Tinggi : 52,5 cm Lebar : 21,5 cm Panjang : 43,5 cm
Gambar 31. Gambar Teknik Produk (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
b. Proses Produksi
1. Gambar Kerja dan mockup
Dalam tahap ini desainer mencoba membuat gambar kerja untuk kemudian lanjut ke proses pembuatan mockup bertujuan agar mempermudah dalam perancangan karena dibuat secara 3D dalam skala yg lebih kecil.
Gambar 32. Gambar kerja (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Gambar 33. Mockup (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Agar mempermudah pengerjaan mockup dibuat dengan bahan styrofoam karena teksturnya kokoh namun mudah di bentuk sesuai keinginan. Tujuan dibuatnya mockup yaitu untuk mempermudah melihat bentuk produk yang akan di buat sehingga desainer bisa menentukan bentuk pada bagian mana yang harus di perbaiki atau di pertahankan.
2. Pemilihan Bahan Baku
Dalam pembuatan produk, bahan baku merupakan aspek terpenting karena merupakan suatu hal yang menjadi dasar utama sebuah produk. Pada produk ini, bahan baku utama yang digunakan adalah beberapa jenis kayu, diantaranya :
a. Kayu Akasia
Gambar 34. Kayu Akasia (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Tujuan penggunaan kayu akasia ini adalah sebagai alternatif pengganti dari kayu jati, karena kayu akasia memiliki tingkat kepadatan yang hampir sama dengan kayu jati. Akasia ini juga dapat mensiasati dari segi ekonomi apabila produk ini telah masuk ke pasaran dalam jumlah yang besar.
b. Kayu Sonokeling
Gambar 35. Kayu Sonokeling (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Kayu sonokeling digunakan pada bagian ornamen dikarenakan serat kayu serta warna yang timbul memiliki ciri khas dan estetika tersendiri.
c. Kayu Mahoni
Gambar 36. Kayu Mahoni (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Kayu mahoni ini digunakan sebagai material tambahan dekoratif pada bagian inlay.
d. Kayu Pinus
Gambar 37. Kayu Pinus (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Kayu pinus digunakan sebagai campuran jenis material kayu pada bagian inlay.
3. Pemotongan Bahan
Gambar 38. Pemotongan Pola pada kayu akasia (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Proses ini merupakan awal dari pembentukan, dimana kayu-kayu yang telah digambar polanya kemudian dipotong sesuai dengan pola yang telah dibuat sebelumnya.
4. Penghalusan
Gambar 39. Penghalusan Bagian Casing (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Ketika telah selesai pada proses pemotongan menjadi bagian- bagian yang diperlukan, maka langkah selanjutnya adalah dengan menghaluskan permukaan kayu agar tidak ada lagi permukaan yang terasa kasar.
5. Pemasangan dan Perekatan
Gambar 40. Proses Perakitan (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Setelah selesai pada proses pemotongan, langkah berikutnya adalah proses penggabungan dan pemberian lem sebagai perekat agar potongan kayu menjadi satuan yang kuat dan kokoh.
6. Membuat inlay
Gambar 41. Proses Pembuatan Inlay (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Pembuatan inlay pada produk ini digunakan sebagai dekoratif sebuah produk. Dengan cara memotong kayu pinus, sonokeling, dan mahoni menjadi bentuk persegi, lalu ketiga jenis kayu tersebut direkatkan pada sisi kayu sesuai dengan pola yang telah dibuat.
Kayu-kayu yang telah direkatkan dengan rapih kemudian ditipiskan menggunakan gerinda amplas sampai pada tingkat ketebalan 1 cm lalu direkatkan pada casing yang sebelumnya telah dilubangi mengikuti pola inlay.
7. Pemberian Dempul
Setelah proses inlay selesai dilakukan, maka proses selanjutnya adalah penghalusan permukaan dengan cara menutupi pori-pori kayu menggunakan dempul kayu atau wood filler. Pemberian dempul ini dilakukan sebelum masuk ke tahap akhir.
Gambar 42. Proses mendempul bagian yang berlubang (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
8. Penghalusan
Ketika dempul telah mengering, maka kayu siap untuk dihaluskan dengan amplas. Tujuan pengamplasan ini adalah untuk menghaluskan dan meratakan permukaan yang telah terkena dempul agar terlihat sama rata.
Gambar 43. Proses Pengamplasan bagian yang telah di dempul (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
9. Proses Finishing
Gambar 44. Proses Finishing dengan Pelapisan Woodstain (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Proses ini merupakan tahap akhir dalam produksi, yaitu pemberian pelapis yang disebut wood stain. Pemberian wood stain dilakukan setelah proses penghalusan dengan amplas telah selesai.
Pemberian wood stain ini dilakukan dengan menggunakan kuas yang diikat dengan kain katun. Fungsi kain katun ini adalah untuk melindungi agar bulu-bulu halus pada kuas tidak rontok dan mengenai wood stain. selain itu, kain tersebut juga berfungsi untuk meratakan bagian permukaan CPU.
10. Pemasangan Komponen Pendukung a. Kuncian casing
Gambar 45. Proses Pemasangan Kuncian Pintu (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Kunci ini dipasang pada bagian samping casing guna mengunci tutup casing. Terdapat dua pengunci pada satu bagian casing agar tutup casing terkunci dengan kuat dan tidak renggang.
b. Engsel Pintu
Gambar 46. Proses Pemasangan Engsel Kupu (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Engsel kecil ini digunakan pada bagian bawah pintu casing CPU. Engsel pintu yang digunakan pun berbahan plastik, karena memiliki ketebalan yang lebih dari engsel berbahan besi.
c. Acrylic
Gambar 47. Pemasangan Acrylic Pada bagian Belakang (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Bahan acrylic ini digunakan untuk menyangga motherboard agar terlihat tembus pandang, jadi pada bagian belakang casing terlihat komponen elektronik yang terdapat didalamnya.
d. Pemasangan tombol Power dan Reset
Gambar 48. Pemasangan Tombol Power & Reset (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Tombol dibuat menggunakan material kayu sonokeling agar memberi kesan pembeda antara tombol dengan body depan casing terutama di warna material kayu.
e. Pemasangan Pintu DVD ROM
Gambar 49. Pemasangan Pintu DVD ROM (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Kayu yg digunakan untuk pintu DVD ROM sama dengan kayu yang digunakan pada tombol power, hal ini bertujuan agar memberi kesan seragam sebagai bagian assesoris pada casing PC.
f. Pemasangan Grill Fan
Gambar 50. Pemasangan Grill Fan (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Grill fan ialah kawat pelindung pada bagian kipas belakang dengan tujuan melindungi fan dari sesuatu dengan ukuran besar agar tidak mengenai baling-baling kipas dan mengganggu kinerja komputer.
g. Pemasangan emblem logo
Gambar 51. Pemasangan emblem logo (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Pada bagian emblem material dibuat bentuk belah ketupat pada ukuran 2,5cm x 4,5cm mengikuti bentuk inlayan, material yang digunakan ialah stainless dengan ketebalan 2mm dan tulisan InWood yang dibuat dalam proses laser cut, tujuannya ialah memberikan efek berkilau pada bagian logo.
Emblem tersebut di letakkan pada bagian tengah kiri bersebelahan dengan tombol power.
4. Tataran Elemen Warna
Warna yang digunakan pada produk case PC ini tanpa menggunakan pewarna tambahan dan menggunakan warna dan serat alami kayu dari warna dominan kayu akasia, pemilihan serat kayu akasia karena
memiliki warna kayu seperti warna mahoni dan jenis serat halus seperti serat jati, hal ini menjadikan casing PC terlihat lebih elegan dan alami.
Gambar 52. Serat dan Warna Kayu Akasia (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Komposisi Inlay
Bagian inlay pada pintu memiliki motif susunan repetisi dengan menggunakan tiga jenis kayu berbeda pinus, mahoni dan sonokeling, tiap potongan kayu di buat bentuk belah ketupat pada ketebalan 1cm dengan ukuran sudutnya 30° dan 60° yang di rekatkan pada alas. Tujuan
dari pemilihan ketiga jenis kayu tersebut ialah karena warna dari masing-masing kayu yang dipilih memiliki susunan warna gradasi dari gelap ke terang sehingga memberikan kesan 3D dengan bentuk motif kubus pada bagian inlay.
Gambar 53. Bagian Inlay (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Logo
Gambar 54. LOGO Inwood (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)
Logo “InWood” memiliki Arti dari singkatan Inlay Wood, artinya kayu yang di inlay. Logo dibuat dengan bentuk belah ketupat dengan alasan mengikuti bentuk potongan kayu pada inlay.
Untuk Typografi menggunakan font “Kunstler Script” dengan sedikit merubah huruf menggunakan bantuan software desain.
Bagian Logo menggunakan material stainless steel dengan tujuan memberikan kesan logam premium sehingga lebih nampak elegan karena material tersebut terlihat berkilau.
Gambar 55. LOGO “InWood” Stainless Steel (Sumber : Yusuf Subandi, 2016)