• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA 2.1 Status gizi

2.1.1 Pengertian status gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.(9)

Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan aktivitas.(10)

Jadi status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu.(9)

2.1.2 Penilaian status gizi

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut.

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandangan gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan

(2)

fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan.

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari pemeriksaan laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim “penilai”.

Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penelitian status gizi mempunyai kelebihan dan kelemahan masing- masing. Dengan menyadari kelebihan dan kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit perlu

(3)

digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan gambaran yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.

Beberapa fakor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan metode sebagai berikut.

Tujuan

Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode, seperti tujuan ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri. Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya menggunakan metode biokimia.

Unit sampel yang akan diukur

Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi.

Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individual, rumah tangga / keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang akan diukur adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan maka sebaiknya menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.

Jenis informasi yang dibutuhkan

Pemilihan metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis informasi yang diberikan. Jenis informasi itu antara lain: asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat hemoglobin, dan situasi sosial ekonomi.

Apabila menginginkan informasi tentang asupan makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi.

(4)

Dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yang digunakan adalah biokimia.

Membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri.

Tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan

Masing-masing metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan akurasi yang berbeda- beda. Contoh pengunaan metode klinis dalam menilai tingkatan pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian ini membutuhkan tenaga medis dan paramedis yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan penilaian secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu apabila ada biaya, tenaga dan sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan biokimia sangat dianjurkan.

Tersedianya fasilitas dan peralatan

Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi. Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antopometri relatif lebih mudah didapat dibanding dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.

Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan yang

(5)

diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang diproduksi dalam negeri.

Tenaga

Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi anatar lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan tenaga lain.

Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis kimia, karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yang harus dikuasai.

Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja sudah dapat menjalankan tugasnya. Penilaian status gizi secara klinis, membutuhkan tenaga medis (dokter). Tenaga kesehatan lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-tanda klinis tidak spesifik untuk keadaan tertentu.

Waktu

Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode yang digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang tersedia relatif singkat, sebaiknya menggunakan metode antropometri. Sangat mustahil menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat singkat, apalagi tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan peralatan yang memadai.

Dana

(6)

Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang digunakan untuk menilai status gizi. Umumnya penggunaan biokimia relatif mahal dibanding dengan metode lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.

Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi harus selalu mempertimbangkan faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencermati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode itu.(9)

2.1.3 Pemeriksaan antropometri

Pemeriksaan antropometri adalah pemeriksaan yang hampir wajib dilakukan pada penelitian mengenai penilaian kesehatan dan status gizi pada anak. Pemeriksaan fisik seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tungkai bawah serta lipatan kulit pada triceps banyak digunakan untuk menentukan kesehatan dan status gizi pada anak.(11)

Secara umum antopometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi beruhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul dan lemak di bawah kulit.

Pada tahun 1978, WHO lebih menganjurkan penggunaan BB/TB, karena menghilangkan faktor umur yang menurut

(7)

pengalaman sulit didapat secara benar, khususnya di daerah terpencil dimana terdapat masalah tentang pencatatan kelahiran anak. Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jeliiffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Alat penimbang yang dipilih haruslah akurat hingga 100 gr. Disamping itu, timbangan harus diperiksakan ulang (kalibrasi) setiap akan digunakan.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang.

Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain.

2. Mudah diperoleh dan relative murah harganya.

3. Ketelitian penimbang sebaiknya maksimum 0,1 kg.

4. Skalanya mudah dibaca.

5. Cukup aman menimbang anak balita.

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dapat menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick), faktor umur dapat dikesampingkan.

Pengukuran tinggi badan untuk balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.(11)

(8)

2.1.4 Standar penilaian status gizi

Tabel 1. Penilaian status gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan(12)

Indeks Status gizi

Simpangan baku

Berdasarkan indikator BB/TB

Sangat kurus

Zscore <-3 Kurus Zscore ≥-3 s/d

<-2

Normal Zscore -2 s/d 2 Gemuk Zscore >2

2.2 Perkembangan motorik

2.2.1 Pengertian perkembangan anak

Istilah tumbuh kembang sebenernya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinue sejak dari konsepsi sampai maturitas / dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati.(13)

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi pada setiap mahluk hidup. Perubahan yang terjadi pada seseorang tidak hanya meliputi apa yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan dalam segi lain antara lain seperti berfikir, emosi, dan bertingkah laku.(14)

(9)

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan pengukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.(13) Perkembangan (development) merupakan proses perubahan progresif yang menunjukan cara anak berperilaku dalam interaksinya dalam lingkungan, perkembangan merupakan suatu proses alamiah dan berjalan teratur tahap demi tahap.(5)

Perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. Pada manusia perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak.

Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi satu sama lainnya.

Keogh dalam Payne (1996) menjelaskan bahwa perkembangan motorik dapat didefinisikan sebagai perubahan kompetensi atau kemampuan gerak mulai masa bayi (infancy) sampai dewasa (adulthood) serta melibatkan berbagai aspek perilaku manusia, kemampuan motorik dan aspek perilaku yang ada pada manusia ini mempengaruhi perkembangan motorik dan perkembangan motorik itu sendiri mempengaruhi kemampuan dan perilaku manusia.(1)

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot

(10)

yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi , anak akan tetap tidak berdaya.(15) Bila mengalami keterlambatan pada kemampuan motorik, maka anak akan mengalami keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan anak.(16) Akibatnya, pada umur tertentu anak belum bisa melakukan tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok umurnya.(15)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan 1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Melalui intruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intesitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Di Negara berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia Balita.(13)

2. Faktor lingkungan a. Faktor biologis

Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan dengan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian.

Umur

(11)

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena itu pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.

Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus.

Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security) keluarga. Ketahanan makanan keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagian yang adil makanan dalam keluarga, dimana acapkali kepeningan budaya bertabrakan dengan kepentingan biologis anggota- anggota keluarga. Satu aspek penting yang perlu ditambahkan adalah keamanan pangan (food safety) yang mencakup pembebasan makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia dan biologis, yang kian mengancam manusia.

Kesehatan anak

Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua, yaitu dengan cara segera membawa anaknya yang sakit ketempat pelayan kesehatan yang terdekat. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan terganggu. oleh karena itu kita memerlukan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita sesuatu penyakit.

Imunisasi

Imunisasi adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan pemberantasan penyakit menular.(16) Pemberian imunisasi pada anak penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang

(12)

bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya penyakit TBC, diphtheria, tetanus, pertusis, polio, campak, dan hepatitis B.

Setelah anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tertentu tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Karena itu imunisasi harus diberikan secara lengkap.(17)

Penyakit kronis

Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stress berkepanjangan akibat dari penyakitnya.(13)

b. Faktor fisik

Keadaan rumah

Keadaan perumahan yang layak dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.(13)

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan antara lain : debu total kurang dari 150 µg/m2, asebestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan;

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

(13)

b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan;

c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;

d. Bumbung rumah 10 m dan ada penangkal petir;

e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas udara

a. Suhu udara nyaman antara 18-300C;

b. Kelembapan udara 40-70%;

c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;

d. Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penguhuni;

e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;

f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.

5. Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%

luas lantai.

6. Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

7. Penyediaan air

a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/orang/hari;

b. Kualitas air harus memenuhi persayaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

(14)

8. Sarana penyimpanan makanan

Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

9. Pembuangan limbah

a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.(18)

Sanitasi lingkungan

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.(13)

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.

829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut:

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas tambang;

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut:

(15)

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

b. Debu dengan diameter kurang dari 10 µg maksimum 150 µg/m3;

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;

d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

3. Kebisingan dan getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.

4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg 5. Prasarana dan sarana lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan kontruksi yang aman dari kecelakaan;

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan kontruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, kontruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan yang tidak menyilaukan mata;

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan;

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan;

f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan;

(16)

g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, dan lain sebagainya;

h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;

i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat;

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.(19)

c. Faktor psikososial Stimulasi

Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.(13) Ketika anak lahir rangsangan harus dilakukan secara terus-menerus, bervariasi serta dengan suasana bermain dan kasih sayang sebab, rangsangan yang diberikan oleh orang tua dengan banyak cara dapat menstimulasi seluruh potensi yang dimiliki oleh anak.(20) Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak.

Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil dll. dapat mengoptimalkan perkembangan anak.(13) Penilaian kualitas pengasuhan di rumah menggunakan

(17)

alat bantu instrumen HOME (Home Observation and Measurment of Environment).(19)

d. Faktor keluarga

Pekerjaan / pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tuadapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer atau sekunder.

Pendidikan ayah / ibu

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anakyang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.(13)

2.2.3 Penilaian perkembangan anak

Tidak selamanya perkembangan balita berlangsung optimal sesuai dengan usia, tidak jarang terjadi masalah misalnya keterlambatan atau juga penyimpangan perkembangan anak, sehingga pemantauan perkembangan balita sangat penting dilakukan untuk memantau dan mendeteksi bila terjadi permasalahan dalam proses perkembangan. Teknik penilaian proses perkembangan anak di antaranya adalah tes skrining perkembangan menurut Denver (Denver Developmetal Screening Test/DDST).

Denver Developmental Screening Test/DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ.(13) Namun lebih ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang seumur.(21) DDST memenuhi semua persyaratan yang dipelukan untuk metode skrining yang baik. Tes

(18)

ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow- up” selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian.

Tetapi dari penelitian Borowitz (1986) menunjukan DDST tidak dapat mengidentifikasi lebih dari separuh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut dinamakan Denver II.(13)

a. Aspek perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan.

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sector perkembangan, yang meliputi:

- Personal social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

- Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

- Language (bahasa)

(19)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

- Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

b. Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penelitian apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).

- Abnormal

Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada sektor 2 atau lebih.

- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sector yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

- Meragukan

Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

- Tidak dapat dites:

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

- Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.(12)

(20)

2.3 Ringkasan pustaka

Ringkasan pustaka diuraikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2 Ringkasan pustaka

No. Peneliti Lokasi Studi desain Subjek studi Variabel yang diteliti

Lama waktu studi

Hasil 1. Rosady N,

Sudijandoko A.(6)

Siswa TK, Surabaya

Studi korelasional kuantitatif

Anak usia dini (5 tahun) n = 16.

- Status gizi menggunakan BB/TB

- Perkembangan motorik menggunakan DDST

- - Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik anakpada usia dini (5 tahun) 2. Rosidi A,

Syamsianah A.(7)

Posyandu, Semarang

Studi explanatory cross sectional

Balita n = 160.

- Status gizi menggunakan BB/U, TB/U, BB/TB dan IMT/U

- Perkembangan motorik kasar

- - Ukuran yang paling berpengaruh

terhadap perkembangan motorik kasar adalah indeks TB/U dan IMT/U

(21)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep

Faktor genetik

KARAKTERISTIK RESPONDEN Umur anak

Perkembangan motorik

Faktor Biologis

Jenis kelamin Gizi Perawatan

kesehatan Imunisasi Penyakit

kronis

Faktor Keluarga

Pekerjaan orang tua Pendapatan

orang tua Pendidikan

orang tua Jumlah

saudara Faktor

psikososial Stimulasi Faktor fisik

Keadaan rumah Sanitasi

lingkungan

Faktor lingkungan

(22)

Keterangan:

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti 3.2 Variabel penelitian

3.2.1 Variabel dependen / tergantung Perkembangan motorik 3.2.2 Variabel independen / bebas

Faktor genetik Faktor biologis

- Jenis kelamin

- Gizi

- Perawatan kesehatan - Imunisasi

- Penyakit kronis Faktor Fisik

- Keadaan rumah - Sanitasi lingkungan Faktor psikososial

- Stimulasi Faktor keluarga

- Pekerjaan orang tua - Pendapatan orang tua - Pendidikan orang tua - Jumlah keluarga

(23)

3.3 Definisi operasional

Definisi operasional diuraikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

Tabel 3 : Definisi operasional variabel

No. Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala

1. Karakteristik responden

Usia Usia Usia subjek Kuesioner 1. 5 Tahun

2. 6 Tahun Nominal

2. Dependen Perkembangan motorik

Perkembangan (development) adalah

bertambahnya kemampuan (skill) subjek.

Lembar penelitian perkembangan motorik berdasarkan usia menurut DDST II

Anak melakukan kegiatan yang terdapat pada lembar penelitian.

1. Abnormal 2. Meragukan 3. Tidak dapat dites 4. Normal

Ordinal

3. Independen

Jenis kelamin Jenis kelamin subjek

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Laki-laki

2. Perempuan Nominal

Status gizi BB

TB

Berat badan adalah ukuran tubuh subjek.

Tinggi badan adalah ukuran

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan Sage.

Pengukuran

Penimbangan berat badan : responden berdiri tegak di atas timbangan tanpa

menggunakan alas

1. Sangat kurus : Zscore <-3 2. Kurus : Zscore ≥-3 s/d <-2 3. Normal : Zscore -2 s/d 2 4. Gemuk : Zscore >2

Ordinal

(24)

tubuh subjek. tinggi badan menggunakan Microtoise.

kaki

Pengukuran tinggi badan : responden tidak boleh

menggunakan alas kaki, berdiri membelakangi dinding, kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel di dinding.

Perawatan kesehatan

Pemeliharaan kesehatan

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Baik

2. Buruk Nominal

Imunisasi Jenis imunisasi yang diterima subjek sejak lahir.

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Ya 2. Tidak

Nominal

Penyakit kronis

Penyakit yang menetap pada subjek untuk periode waktu yang panjang.

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Ya 2. Tidak

Nominal

Pekerjaan orang tua

Pekerjaan subjek pada saat diteliti.

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Bekerja

2. Tidak bekerja Ordinal Pendapatan

orang tua

Pendapatan yang didapatkan subjek.

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Tidak miskin

≥2.042.000 2. Miskin

Nominal

(25)

≤2.042.000

Pendapatan UMR Kota Depok

= Rp. 2.042.000 Pendidikan

orang tua

Pendidikan terakhir subjek

Kuesioner Wawancara tertulis 1. Rendah

(tidak sekolah, SD, SMP) 2. Tinggi

(SMA/sederajat, perguruan tinggi)

Nominal

Gambar

Tabel  1.  Penilaian  status  gizi  berdasarkan  berat  badan  menurut   tinggi badan (12) Indeks  Status  gizi  Simpangan baku  Berdasarkan  indikator BB/TB  Sangat kurus  Zscore &lt;-3 Kurus   Zscore ≥-3 s/d &lt;-2  Normal  Zscore -2 s/d 2   Gemuk   Zsco
Tabel 2 Ringkasan pustaka
Tabel 3 : Definisi operasional variabel

Referensi

Dokumen terkait

Suhardjo (2003) menyatakan bahwa pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada 3 kenyataan, yaitu (1) status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, (2)

Pada dasarnya status atau kedudukan yang dimiliki oleh setiap individu adalah bersifat sementara, maka dalam hubungan itu terlihat adanya jarak antara seorang yang tidak

Karena keadaan gizi baik pada permulaan kehamilan maupun selama kehamilan mempunyai hubungan dengan hasil kehamilannya, maka perawatan anlenatal harus pula mengikutsertakan

Masalah status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan kesehatan dan perkembangan janin yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dalam kandungan dapat menyebabkan berat

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan kesehatan terutama dalam menunjang status gizi lansia dan pencegahan penyakit, dilakukan melalui pemantauan keadaan

Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau

Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau

Perbedaan Status Gizi Sebelum dan Sesudah Pemberian Konseling Gizi Status gizi selama hamil akan sangat berpengaruh terhadap status gizi calon bayi yang akan dilahirkan, sehingga untuk