ii
PRAKATA
Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.
Buku ini menjabarkan tentang Konsep definisi Sistem Informasi Akuntansi, kekurangan dan Kelebihan SIA, Sistem-Data-Informasi, peran SIA dalam rantai nilai, peran SIA menambah nilai dalam organisasi, pengguna Sistem Informasi Akuntansi, transaksi yang diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi, perbandingan antara SIA, manual dengan terotomatisasi Akuntansi, Siklus transaksi., jenis-jenis perusahaan. Analisis sistem dan pengembangan sistem.
Model SDLC (Software development Life Cycle), Proses Bisnis Akuntansi, pemodelan Sistem menggunakan diagram UML, pemodelan database dengan menggunakan ERD dan LRS, membuat Activity Diagram, membuat Usecase Diagram, membuat Spesifikasi file.
Implementasi terbatas pada tahun ajaran 2017/2018 telah mendapat tanggapan yang sangat positif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran 2018/2019 dan seterusnya. Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya.
Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan Indonesia.
Jakarta, Maret 2019
Tim Penulis
iii
Daftar Isi
Halaman
PRAKATA ... ii
Daftar Isi... iii
BAGIAN I KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ... 1
1.1. Akuntansi ... 1
1.2. Bidang-bidang Akuntansi ... 1
1.3. Jenis-jenis Perusahaan ... 3
1.4. Asumsi Dasar dan Prinsip Akuntansi ... 4
1.5. Manfaat Akuntansi ... 6
1.6. Klasifikasi Akun Rekening ... 8
1.7. Siklus Akuntansi ... 11
1.8. Pengertian Sistem ... 16
1.9. Karakteristik Sistem ... 16
1.10. Pengertian Informasi ... 17
1.11. Pengertian Sistem Informasi ... 17
1.12. Pengetian Sistem Informasi Akuntansi ... 18
1.13. Sistem Informasi Akuntansi... 19
BAGIAN II ... 22
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM ... 22
2.1 Model SDLC ... 22
BAGIAN III ... 31
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM ... 31
3.1 Analisis Sistem ... 31
BAGIAN IV ... 34
PERALATAN PENDUKUNG DALAM SIA ... 34
iv
4.1. Pengertian Unified Modelling Language (UML) ... 34
4.2. Jenis-Jenis Diagram Dalam UML 3.2. ... 35
BAGIAN V ... 43
PEMODELAN DATABASE ... 43
5.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 43
5.2. Logical Record Structure (LRS) ... 47
BAGIAN VI ... 52
PROSES BISNIS AKUNTANSI ... 52
BAGIAN 7 ... 55
MEMAHAMI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ... 55
BAGIAN 8 ... 61
MEMBUAT ACTIVITY DIAGRAM ... 61
BAGIAN 9 ... 64
MEMBUAT ERD ... 64
BAGIAN 10 ... 65
MEMBUAT LRS DAN SPESIFIKASI FILE ... 65
SPESIFIKASI FILE ... 68
BAGIAN 11 ... 78
MEMAHAMI STUDI KASUS SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BIMBA AIUEO PANCORAN BARAT JAKARTA ... 78
BAGIAN 12 ... 81
LATIHAN MENGANALISA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 82
v
1
BAGIAN I
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1.1.Akuntansi
American Accounting Association (AAA) dalam Soemarso (2009:3), “Akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”
Definisi ini mengandung dua pengertian, yakni : a. Kegiatan Akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
b. Kegunaan Akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
1.2.Bidang-bidang Akuntansi
Dengan adanya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, akuntansi mengalami perkembangan dalam bidang-bidang khusus. Bidang-bidang akuntansi menurut Jusup (2009: 8) antara lain:
a. Akuntan Publik
1) Pemeriksaan laporan keuangan (auditing).
Bidang pekerjaan profesi akuntansi yang paling utama yang diberikan kepada pihak (umum). Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disusun menejemen bagi para investor, kreditur dan pihak luar lainnya.
2) Konsultasi manajemen
Pemberian jasa yang meliputi aspek yang luas. Biasanya jasa ini diberikan bersamaan dengan pemeriksaan akuntan. Sebagai pemeriksa, akuntan biasanya mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai operasi perusahaan yang diperiksanya. Oleh karena itu, akuntan publik dapat memberikan berbagai pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.
b. Akuntan Intern 1) Akuntansi biaya.
Menganalisis biaya perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya.
2) Penganggaran.
Menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang terinci untuk mencapai sasaran tersebut. Penyusunan anggaran selalu memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi.
3) Perancangan sistem informasi.
Mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan intern maupun ekstern. Sistem informasi akuntansi sangat membantu dalam mengawasi jalannya suatu perusahaan.
4) Pemeriksaan intern.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan intern perusahaan. Para akuntan intern bertugas untuk mengevaluasi sistem akuntansi dan manajemen.
3
Sumber: Jusup (2009: 10)
Gambar 1.1 Bidang-Bidang Akuntansi
1.3. Jenis-jenis Perusahaan
Menurut Hery (2013: 2) “Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan menghasilkan keuntungan, dengan cara menjual produk (barang dan atau jasa) kepada para pelanggannya.” Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk memaksimalisasikan profit. Disamping itu, ada juga jenis perusahaan yang memang dalam kegiatan usahanya lebih diprioritaskan pada pelayanan secara maksimal kepada masyarakat; jenis organisasi ini dinamakan nir-laba (non profit). Contoh organisasi nir-laba adalah yayasan (rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi) dan badan atau instansi pemerintah.
Ditinjau dari jenis usahanya (produk yang dijual), perusahaan dibedakan menjadi:
a) Perusahaan Manufaktur (Manufacturing Business).
Perusahaan jenis ini terlebih dahulu mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw material) menjadi output atau barang jadi (finished goods/
final goods), baru kemudian dijual kepada para pelanggan (distributor).
Contoh perusahaan manufaktur, diantaranya adalah perusahaan perakit
mobil, komputer, perusahaan pembuat (pabrik) obat, tas, sepatu, pabrik penghasil keramik dan sebagainya.
b) Perusahaan Dagang (Merchandising Business).
Perusahaan jenis ini menjual produk (barang jadi), akan tetapi perusahaan tidak membuat/ menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan memperolehnya dari perusahaan lain. Contoh perusahaan dagang, diantaranya Indomart, Alfamart, Carrefour, Gramedia, dan sebagainya.
c) Perusahaan Jasa (Service Business).
Perusahaan jenis ini tidak menjual barang tetapi menjual jasa kepada pelanggan. Contoh perusahaan jasa, diantaranya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan transportasi (jasa angkut), pelayanan kesehatan (rumah sakit), jasa konsultan, telekomunikasi, dan sebagainya.
1.4. Asumsi Dasar dan Prinsip Akuntansi
Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan akuntansi secara keseluruhan. Asumsi dasar menurut Hery (2013: 10) adalah:
a) Monetary Unit Assumption (Asumsi Unit Moneter).
Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi untuk mengkuantifikasi (mengukur) setiap transaksi bisnis/ peristiwa ekonomi ke dalam nilai uang. Asumsi unit moneter terkait langsung dengan penerapan konsep biaya (cost concept).
Konsep biaya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan, dimana aset yang dibeli pada umumnya akan dicatat sebesar harga perolehannya (cost); historical cost accounting. Diasumsikan pula bahwa nilai daya beli adalah konstan, sesuai dengan asumsi stable monetary unit, yang berarti mengabaikan inflasi.
5
b) Economic/ Business Entity Assumption (Asumsi Kesatuan Usaha).
Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi entitas ekonomi lainnya.
c) Accounting/ Time Periode Assumption (Asumsi Periode Akuntansi).
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely basis).
Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulan (quarterly), atau tahunan (annually).
d) Going Concern Assumption (Asumsi Kesinambungan Usaha).
Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidak dilikuidasi (dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan tetap terus beroperasi (exist) dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti tidak akan ada penyusutan aset tetap, karena aset tetap yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melainkan di catat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi.
Demikian juga tidak akan ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas aset dan kewajiban.
Sedangkan prinsip-prinsip akuntansi menurut Jusup (2009: 14) sebagai berikut:
1. Konsep Entitas.
Konsep yang paling mendasar di dalam akuntansi adalah entitas atau kesatuan usaha. Kesatuan usaha akuntansi adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain.
Ditinjau dari segi akuntansi, antara kesatuan usaha yang satu dengan kesatuan usaha yang lain atau dengan pemiliknya, terdapat garis pemisah yang tegas. Ini berarti bahwa kejadian keuangan yang menyangkut suatu kesatuan usaha, tidak boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya, dan sebaliknya. Konsep ini penting artinya dalam menilai keadaan keuangan dan hasil usaha yang dicapai suatu organisasi atau bagian dari organisasi. Tanpa konsep ini maka laporan keuangan dan menjadi kacau, karena apa yang
6
tercantum dalam laporan keuangan suatu organisasi mungkin dimasuki kejadian-
kejadian keuangan yang sebenarnya tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.
2. Prinsip Obyektivitas.
Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan pada data yang bisa dipercaya sebagai laporan yag menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Data yang bisa dipercaya adalah data yang bisa diverifikasi (diperiksa kebenarannya).
Data semacam itu harus bisa dikonfirmasi oleh pengamat yang independen.
Oleh karena itu catatan akuntansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang didokumentasikan dalam bentuk bukti yang objektif.
3. Prinsip Cost (Biaya).
Prinsip cost atau prinsip biaya menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli tahu bahwa harga mungkin masih bisa ditawar, tetapi barang atau jasa yang dibeli akan dicatat dengan harga yang sesungguhnya atau disepakati dalam transaksi yang bersangkutan.
1.5. Manfaat Akuntansi
Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan sangat berbeda-beda (bervariasi) tergantung pada jenis keputusan yang hendak diambil. Menurut Hery (2009:8) para pengguna informasi akuntansi ini dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu:
A. Pemakai internal (internal user) terdiri dari:
1) Direktur dan Manager Keuangan.
Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditor (bankir, supplier), maka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya pinjaman atau utang.
2) Direktur Operasional dan Manager Pemasaran.
Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka mereka
7
membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya penjualan (tren penjualan).
3) Manager dan Supervisor Produksi.
Mereka membutuhkan informasi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit.
B. Pemakai eksternal (external user).
1) Investor (penanam modal).
Menggunakan informasi akuntansi investee (penerima modal) untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau melepas saham investasinya. Dalam hal ini, investor perlu secara cermat dan hati-hati dalam menanggapi setiap perkembangan kondisi-kondisi keuangan investee. Investor sebagai pihak luar investee dapat menilai prospek terhadap dana yang akan (telah) diinvestasikan lewat laporan keuangaan investee, apakah menggunakan (profitable) atau tidak.
2) Kreditor seperti supplier dan banker.
Menggunakan informasi akuntansi debitur untuk mengevaluasi berapa tingkat resiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang. Dalam hal ini, kreditor dapat memperkecil resiko dengan cara mencari tahu seberapa besar tingkat bonafiditas dan likuiditas debitur lewat laporan keuangan debitur bersangkutan.
3) Pemerintah.
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib pajak) dalam hal perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan yang harus disetor ke kas negara.
4) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
Badan Pengawas Pasar Modal mewajibkan public corporation (emiten) untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada BAPEPAM.
Dalam hal ini, pihak BAPEPAM sangat berkepentingan terhadap kinerja keuangan emiten dengan tujuan untuk melindungi para investor. Di
8
Amerika, badan pengawas pasar modal ini dikenal dengan nama Securities
and Exchange Comission (SEC).
5) Ekonom, Praktisi dan Analis.
Menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan pendapatan nasional, dan lain sebagainya.
1.6. Klasifikasi Akun Rekening
Menurut Hery (2013: 24) “Akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau penurunan saldo dari masing-masing aset, kewajiban, dan ekuitas.”
Menurut Jusup (2009: 64) “Rekening adalah suatu alat untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan yang bersangkutan dengan aktiva, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya.”.
Menurut Soemarso (2009: 64) “Akun adalah formulir khusus yang digunakan untuk mencatat dan menggolongkan transaksi sejenis”.
Tujuan pemakaian rekening adalah untuk mencatat data yang akan menjadi dasar penyusunan laporan-laporan keuangan. Rekening memberikan informasi tentang operasi-operasi perusahaan dari hari ke hari.
Rekening-rekening dalam Buku Besar
Rekening-rekening Riil
Rekening-rekening Nominal
Rekening-rekening Aktiva
Rekening-rekening Kewajiban
Rekening-rekening Modal
Rekening-rekening Pendapatan
Rekening-rekening Biaya
Sumber: Jusup (2009: 65)
Gambar 1.2 Penggolongan Rekening
9
Menurut Jusup (2009: 64) pada pokoknya rekening-rekening dibagi atas 2 golongan besar, yaitu:
1. Rekening-rekening neraca atau biasa disebut juga rekening riil.
Rekening-rekening neraca yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca. Rekening-rekening riil ialah rekening- rekening aktiva (harta), rekening-rekening kewajiban (utang), dan rekening- rekening modal.
2. Rekening-rekening rugi-laba atau biasa disebut juga rekening nominal.
Rekening-rekening rugi-laba yaitu rekening-rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Rekening-rekening ini meliputi rekening-rekening pendapatan dan rekening-rekening biaya.
Menurut Harrison dkk (2012: 65), penggolongan akun sebagai berikut:
1. Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang menyediakan manfaat bagi suatu perusahaan di masa depan. Sebagian besar perusahaan menggunakan aset sebagai berikut:
a. Kas adalah uang dan setiap media pertukaran yang mencakup saldo rekening bank, uang kertas, koin, sertifikat deposito, dan cek.
b. Piutang Usaha merupakan akibat dari menjual barang atau jasa serta menerima janji berupa penagihan kas di masa depan.
c. Wesel Tagih merupakan hal serupa dengan piutang usaha, tetapi wesel tagih lebih mengikat karena pelanggan menandatangi wesel. Wesel tagih biasanya menetapkan suku bunga.
d. Persediaan adalah barang yang tersedia untuk dijual.
e. Beban dibayar dimuka merupakan pembayaran beban tertentu dimuka, seperti asuransi dan sewa. Beban dibayar dimuka merupakan suatu aset karena pembayaran memberikan manfaat di masa mendatang bagi perusahaan.
f. Tanah menunjukkan biaya atau harga pokok tanah yang digunakan perusahaan.
g. Bangunan merupakan biaya bangunan kantor, pabrik manufaktur, dan lainnya disajikan dalam akun bangunan.
h. Peralatan, Perabotan dan Perkakas misalnya peralatan manufaktur dan peralatan kantor.
2. Kewajiban (liability) adalah kewajiban untuk membayar suatu individu atau organisasi. Suatu utang merupakan suatu kewajiban. Jenis kewajiban yang paling umum mencakup:
a. Utang Usaha merupakan lawan langsung dari piutang usaha. Perusahaan berjanji utk membayar utang berasal dari pembelian secara kredit.
b. Wesel Bayar adalah kebalikan dari wesel tagih. Akun wesel bayar mencakup jumlah yang harus dibayar perusahaan karena perusahaan menandatangani promes untuk membayar sejumlah tertentu dimasa mendatang.
c. Kewajiban Akrual (accrued liabilities) adalah kewajiban atas suatu beban yang belum dibayar. Utang bunga dan utang gaji merupakan akun kewajiban akrual bagi sebagian besar perusahaan.
3. Ekuitas Pemegang Saham (Pemilik) adalah klaim pemilik atas aset suatu korporasi.
a. Modal Saham.
Akun modal saham menunjukkan investasi pemilik dalam korporasi.
b. Laba Ditahan.
Akun laba ditahan menunjukkan laba bersih kumulatif yang dihasilkan perusahaan selama umur perusahaan, dikurangi rugi bersih kumulatif dan deviden.
c. Deviden.
Deviden merupakan hal yang bersifat opsional, deviden diumumkan oleh dewan direksi (yang mungkin memerlukan persetujuan para pemegang saham korporasi pada rapat umum tahunan).
4. Pendapatan (Revenues) adalah kenaikan ekuitas pemegang saham akibat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan.
5. Beban (Expenses) adalah biaya mengoperasikan suatu perusahaan.
11
1.7. Siklus Akuntansi
Menurut Manurung (2011:15) Siklus akuntansi (accounting cycle) adalah langkah-langkah dalam pekerjaan akuntansi mulai dari mencatat transaksi (journalizing), mengklasifikasi transaksi kedalam akun-akun (posting), mengikhtisarkan masing-masing akun kedalam susunan debet dan kredit (Summarizing into Trial Balance), membuat penyesuaian- penyesuaian (adjustment), hingga menyusun laporan keuangan (Financial Statement).
Menurut Hery (2013:66) mendefinisikan bahwa, “Siklus akuntansi (accounting cycle) adalah proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan membuat laporan.”
Secara umum, yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah tahapan- tahapan kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi, mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan menyusunan laporan keuangan.
Menurut Hery secara lebih rinci, tahapan-tahapan dalam siklus akuntansi dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Perjurnalan (Journalizing)
Semua transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan harus dicatat kedalam buku jurnal berdasarkan bukti-bukti / dokumen yang ada sesuai urutan kejadian (kronologis) dan nomor akun masing-masing.
2. Lalu data akuntansi dalam jurnal diposting ke buku besar (general ledger).
Buku besar merupakan buku yang berisi kumpulan akun-akun neraca dan akun-akun laba rugi.
Posting adalah pemindahan informasi akuntansi dari jurnal ke buku besar.
Prosedur ini dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan gambaran pengaruh transaksi terhadap setiap akun aset, kewajiban maupun ekuitas. Pada setiap akhir periode, jumlah saldo setiap akun daam buku besar diringkas untuk penyusunan neraca saldo dan laporan keuangan.
3. Seluruh saldo akhir yang terdapat pada masing-masing buku besar akun didaftar/ dipindahkan ke neraca saldo (trial balance) untuk membuktikan
12
kecocokan antara keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal debet dengan keseluruhan nilai akun yang bersaldo normal kredit.
Neraca saldo adalah daftar dari saldo-saldo akun di buku besar yang disiapkan pada akhir setiap periode.
Penyusunan neraca saldo bermanfaat untuk :
a. Menunjukkan ringkasan akun-akun buku besar, sehingga dapat menjadi sumber informasi yang benar untuk menyusun laporan laba rugi, perubahan modal/ ekuitas dan neraca.
b. Melakukan pengujian keseimbangan jumlah debet dan kredit dalm buku besar dan ketepatan perhitungannya dalam pembukuan selama tahun berjalan.
c. Beban dibayar dimuka atau persekot (pos penangguhan/ defferal), yaitu beban-beban yang sudah dibayar tetapi sebagian beban sebenarnya harus dibebankan pada periode yang akan datang. Pencatatan bisa diakui sebagai beban dan juga bisa diakui sebagai aset.
d. Pendapatan diterima dimuka atau utang pendapatan (pos penangguhan/
defferal), yaitu pendapatan yang sudah diterima tetapi sebenarnya sebagian pendapatan itu untuk periode berikutnya.
e. Beban yang masih harus dibayar atau utang beban (pos akrual/ accrual), yaitu beban yang sudah menjadi kewajiban tetapi perusahaan belum mencatat.
f. Piutang pendapatan (pos akrual/ accrual), yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.
g. Penyusutan (depresiasi), yaitu penggunaan aset tetap berwujud yang harus dibebankan pada suatu periode akuntansi.
h. Perlengkapan yang sudah digunakan, yaitu sebagian dari harga beli perlengkapan yang sudah digunakan selama satu periode. Perlengkapan yang digunakan menjadi beban perlengkapan.
i. Kerugian piutang, yaitu taksiran dari piutang usaha yang kemungkinan tidak bisa ditagih.
4. Memposting data jurnal penyesuaian ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
13
5. Dengan menggunakan pilihan (optional) bantuan neraca lajur sebagai kertas kerja (work sheet), menyiapkan neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance) dan laporan keuangan.
Neraca lajur adalah kertas kerja yang berisi semua data akuntansi yang akan digunakan untuk membuat laporan keuangan. Neraca lajur berguna untuk memahami arus data informasi dari neraca saldo sampai dengan laporan keuangan termasuk didalamnya adalah
jurnal penyesuaian. Disamping itu neraca lajur juga bermanfaat dalam hal kemudahan menemukan kesalahan dalam penyusunan jurnal penyesuaian.
6. Membuat ayat jurnal penutup (closing entries).
Jurnal penutup adalah jurnal yang digunakan menghilangkan atau menghapus akun-akun nominal dengan menggunakan suatu akun perantara yaitu akun ikhtisar laba rugi (income summary). Kegunaan jurnal penutup adalah menutup saldo akun nominal agar saldonya nol. Dengan demikian pada periode berikutnya semua akun nominal pada awal periode akan mempunyai saldo nol dan akan dapat dipisahkan saldo-saldo akun nominal dari periode ke periode berikutnya. Tahap-tahap penutupan akun nominal :
a. Menutup semua akun pendapatan dengan memindahkan akun pendapatan ke akun ikhtisar laba rugi (mendebet pendapatan dan mengkredit ikhtisar laba rugi).
b. Menutup semua akun beban dengan cara memindahkan akun beban ke ikhtisar laba rugi (mendebet ikhtisar laba rugi dan mengkredit beban- beban).
c. Menutup akun iktisar laba rugi dengan memindahkan saldo akun tersebut ke akun modal. Ada kemungkinan yang terjadi :
1). Jika perusahaan laba, maka iktisar laba rugi didebet dan modal dikredit.
2). Jika perusahaan rugi, maka modal didebet dan ikhtisar laba rugi dikredit.
d. Menutup akun prive dengan memindahkan saldo akun prive ke akun modal(mendebet modal dan mengkredit prive).
7. Memposting data jurnal penutup ke masing-masing buku besar akun yang terkait.
14
8. Menyiapkan neraca saldo setelah penutupan (post-closing trial balance).
9. Membuat ayat jurnal pembalik (reversing entries).
Jurnal pembalik adalah jurnal yang digunakan untuk membalik adjustment, artinya jika di jurnal penyesuaian ayat jurnal menunjukkan debet maka untuk jurnal pembaliknya disebelah kredit dan jika di jurnal penyesuaian ayat jurnal menunjukkan kredit maka untuk jurnal pembaliknya disebelah debet. Tidak semua jurnal penyesuaian perlu dibalik, tetapi hanya beban akrual (beban yang ditangguhkan pembayarannya) sehingga muncul utang dan pendapatan akrual (pendapatan yang masih harus diterima) sehingga muncul piutang.
Tujuan jurnal pembalik adalah ntuk menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya dan untuk meminimalkan kekeliruan yang mungkin terjadi.
Untuk perusahaan yang telah memiliki sistem komputerisasi akuntansi yaitu sebuah perangkat lunak (software) yang memuat program pemrosesan data dan pelaporan akuntansi, akan secara otomatis memposting jurnal ke buku besar, hingga menghasilkan laporan keuangan dan berbagai laporan lainnya yang dibutuhkan perusahaan. Dalam kondisi ini, kertas kerja (yang sifatnya optinonal) tentu saja tidak lagi dibutuhkan.
Jika digambarkan dalam bagan arus, tahapan siklus akuntansi akan tampak sebagai berikut :
15
Sumber : Hery (2013:67)
Gambar 1.3 Siklus Akuntansi
Transaksi
Posting Jurnal ke Buku Besar
Jurnal Pembalik Neraca Saldo Setelah Penutupan Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar
Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal dan Neraca) Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian (Updating) dan Posting ke Buku Besar Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
Analisis Transaksi (Identifikasi Akun) dan Buat Jurnal Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi)
Kertas Kerja (Neraca Lajur)
1.8.Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Andi, (2017:3) adalah “Dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terbentuk dari beberapa subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.
Definisi Sistem Informasi adalah penataaan atau pengelolaan manusia, data, proses, representasi data dan teknologi informasi yang mendukung kebutuhan pengguna. Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi Widianto, (2015:7).
1.9. Karakteristik Sistem
Menurut Romney & Steinbart, (2017:9), Sistem adalah input, proses dan output. Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana, sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran.
Selain itu pula sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa diartikan sebagai suatu sistem.
Adapun karakteristik sistem, terdiri dari:
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk kesatuan.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Sebagai media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya.
17
e. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
f. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
g. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai satu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem (Objectives)
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.
1.10. Pengertian Informasi
Menurut Andi, (2017:7) Informasi adalah data yang telah diorganisir dan diproses sehingga bermanfaat bagi proses pengambilan keputusan. Semakin banyak dan semakin berkualitas informasi yang tersedia, maka pengambilan keputusan menjadi semakin baik. Namun, jika informasi terlalu banyak sehingga melebihi kemampuan otak untuk menyerap dan memprosesnya, maka hanya akan menurunkan kualitas pengambilan keputusan dan meningkatkan biaya penyediaan informasi tersebut.
1.11. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Mulyadi, (2015:11), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi organisasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Tujuan dari sistem informasi adalah menyajikan informasi untuk mengambil keputusan pada perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, kegiatan operasi
18
subsistem suatu perusahaan, sehingga dapat diambil kesimpulan sistem informasi member suatu cara untuk memandang suatu organisasi sebagai suatu keseluruhan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas Mulyadi, (2015:11).
1.12. Pengetian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi menurut Hermaliani & Narulyta, (2018) “Sistem Informasi Akuntansi sebagai seperangkat sumber daya berupa manusia dan peralatan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan dalam bentuk informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan”.
Menurut Andi, (2017:7) “Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan (lihat peraga II.2)”.
Sumber : Andi, (2017:7)
Gambar 1.4
Alur Sistem Infromasi Akuntansi
SIA terdiri dari enam komponen, yaitu : 1. User yang menggunakan system.
2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data.
3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.
4. Software yang digunakan untuk memproses data.
5. Infrastruktur teknologi informasi, yang terdiri dari komputer, peripheral device dan perangkat jaringan.
6. Pengendalian internal untuk menjaga keamanan data SIA.
19
1.13. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar & Hapwood dalam Puspitawati & Sri (2011: 58) “Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi, yang mencakup siklus pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi”.
Secara garis besar aktivitas utama dari sistem informasi akuntansi adalah mengolah atau memproses data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan dengan menggunakan sistem komputerisasi yang terhubung dengan jaringan komunikasi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
Tabel I.1
Perbedaan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Manual
Sistem Komputerisasi Sistem Manual
1. Dimulai dari nilai sisa awal dalam akun yang terdapat dalam buku besar
1. Sama
2. Melakukan analisa dan penggolongan transaksi usaha menurut jenisnya. Pilih menu yang sesuai untuk memasukkan data tersebut.
2. Melakukan analisa penjurnalan transaksi pada saat terjadinya.
3. Secara otomatis, komputer akan memindahbukukan transaksi perkelompok (batch) atau pada saat terjadinya (on-line).
3. Memindahbukukan jurnal ke dalam akun yang ada pada buku besar.
4. Setelah pemindahbukuan dilakukan, secara otomatis akan terdapat nilai sisa yang belum disesuaikan untuk setiap akun.
4. Pada setiap akhir periode akuntansi dilakukan perhitungan nilai sisa yang belum disesuaikan untuk setiap akun.
5. Jika diperlukan, neraca sisa dapat dicetak sebagai suatu laporan.
5. Masukkan neraca sisa ke dalam neraca lajur, dan selesaikan neraca
20
lajur.
6. Masukkan dan pindahbukukan ayat jurnal penyesuaian. Cetak laporan keuangan. Setelah membuat back up untuk data akuntansi periode ini, lakukan prosedur penutupan secara otomatis.
6. Susun laporan keuangan, lakukan penjurnalan dan pemindahbukuaan jurnal penyesuaian, lakukan dengan penjurnalan dan pemindahbukuan jurnal penutup.
7. Nilai sisa awal untuk periode berikutnya otomatis akan muncul sebagai akibat dari proses penutupan tadi.
7. Susun neraca sisa yang telah disesuaikan. Neraca sisa ini akan menjadi dasar dalam tahap 1 untuk periode berikutnya.
Sumber: Puspitawati dan Sri (2011: 58)
Berdasarkan perbedaan tersebut kita dapat mengidentifikasi bahwa dalam sisitem informasi akuntansi terdiri dari 3 komponen utama, ketiga komponen sistem fungsi atau subsistem adalah input, proses, output.
Tabel I.2
Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Input Proses Output
Data akuntansi, faktur, kwitansi
Proses akuntansi, karyawan, peralatan dan prosedur
Laporan keuangan
Sumber: Puspitawati & Sri (2011: 2).
21
1. Bidang-bidang akuntansi untuk kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi terbagi menjadi?dan jelaskan salah satunya?
2. Jelaskan bagian dari jenis perusahaan pada Sistem Informasi Akuntansi dan contohnya?
3. Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan, Beban termasuk?
4. Apa yang dimaksud dengan penjurnalan?
5. Gambar di bawah ini terdapat dalam proses?
22
BAGIAN II
SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
2.1 Model SDLC
“System Development Life Cycle Shalahuddin dan Sukamto (2013:26) (SDLC) adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik)”.
A. Tahapan-tahapan SDLC
Menurut Nugroho (2011:41) Tahapan-tahapan pada SDLC secara Global adalah:
1. Inisiasi (Initiation)
Tahap ini biasanya ditandai dengan pembuatan proposal proyek perangkat lunak.
2. Pengemabngan Konsep Sistem (System Concept Development)
Mendefinisikan lingkup konsep termasuk dokumen lingkup sistem, analisis manfaat biaya, manajemen rencana, dan pembelajaran kemudahan sistem.
3. Perencanaan (Planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencanaan lainnya. Menyediakan dasar untuk mendapatkan sumber daya (resources) yang dibutuhkan untuk memperoleh solusi.
4. Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem perangkat lunak (user) dan mengembangkan kebutuhan user serta membuat dokumen kebutuhan fungsional.
5. Desain (Design)
Mentransformasikan kebutuhan detail menjadi kebutuhan yang sudah lengkap, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan.
23
6. Pengembangan (Development)
Mengkonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan, membuat basis data dan mempersiapkan prosedur kasus pengujian, mempersiapkan berkas atau file pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan program, peninjauan pengujian.
7. Integrasi dan Pengujian (Integration and Test)
Mendemonstrasikan sistem perangkat lunak bahwa telah memenuhi kebutuhan yang dispesifikan pada dokumen kebutuhan fungsional. Dengan diarahkan oleh staf penjamin kualitas (quality assurance) dan user. Menghasilkan laporan analisis pengujian.
8. Implementasi (Implementation)
Termasuk pada persiapan implementasi, implementasi perangkat lunak pada lingkungan produksi (lingkungan pada user) dan menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.
9. Operasi dan Pemeliharaan (Operations and Maintenance)
Mendeskripsikan pekerjaan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan produksi (lingkungan pada user), termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan.
10.Disposisi (Disposition)
Mendeskripsikan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data yang sebenarnya sesuai dengan aktifitas user.
24 Sumber: Nugroho (2011:41)
Gambar 2.1 Tahapan SDLC
B. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Menurut Sutabri (2012:59)
1. Fase Perencanaan
Adapun kelayakan yang dinilai dalam proyek pengembangan system informasi yang dimaksud adalah:
a. Kelayakan Operasional
Menyangkut apakah secara operasional system yang baru dapat dilaksanakan dengan sumber daya manusia yang tersedia dan metode training yang ditawarkan, pelayanan purna jual atau pemeliharaan serta efisiensi dan efektivitas sistem baru.
b. Kelayakan Teknis
Menyangkut apakah hardware/software yang akan dikembangkan tersedia, jadwal pelaksanaan serta sistem keamanan data.
25
c. Kelayakan Ekonomis
Menyangkut biaya untuk membuat dan menjalankan sistem baru serta keuntungan yang akan diperoleh dari sistem keamanan data.
2. Fase Pengembangan
Tahapan utama dalam proses pengembangan sistem informasi adalah:
a. Investigasi Sistem
Manfaat dari fase penyelidikan ini adalah untuk menentukan masalah- masalah atau kebutuhan yang timbul. Hal itu memerlukan pengembangan system secara menyeluruh ataukah ada usaha lain yang dapat dilakukan untuk memecahkannya.
b. Analisi Sistem
Tahap analisis bertitik tolak pada kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas di mana system yang berjalan dipelajari lebih mendalam, konsepsi, dan usulan dibuat untuk menjadi landasan bagi sistem yang baru yang akan dibangun.
c. Desain Sistem
Pada tahap ini sebagian besar kegiatan yang berorientasi ke computer dilaksanakan. Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak (hardware/software) yang telah disusun pada tahap sebelumnya ditinjau kembali dan disempurnakan.
d. Implementasi Sistem
Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstall dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
e. Pemeliharaan Sistem
Disarankan adanya dua tahap review yang harus dilaksanakan. Pertama kali tidak terlalu lama setelah penerapan system, di mana tim proyek masih ada dan masing-masing anggota masih memiliki ingatan yang segar atas system yang mereka buat. Review berikutnya dapat dilakukan kira-kira setelah enam bulan berjalan. Tujuannya adalah
26
untuk menyakinkan apakah system tersebut berjalan sesuai dengan tujuan semula dan apakah masih ada perbaikan atau penyempurnaan yang harus dilakukan.
C. MODEL SDLC terbagi menjadi:
Shalahuddin dan Sukamto (2013:28)
1. Model Waterfall
Model SDLC air terjun (waterfall) atau Sekuensial Linear/alur hidup klasik (Classic Life Cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari Analisis, Desain, Pengodean, Pengujian, dan Tahap Pendukung (Support).
“Model Waterfall adalah Model SDLC yang paling cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah- ubah”.
Gambar 2.2 Model Waterfall
2. Model Prototype
a. Mengumpulkan kebutuhan pelanggan terhadap perangkat lunak yang akan dibuat.
b. Membuat program prototipe, agar pelanggan lebih terbayang dengan yang diinginkan.
27
c. Merupakan program yang belum jadi.
d. Program ini biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak seperti perangkat lunak yang sudah jadi.
e.Program prototipe dievaluasi oleh pelanggan atau user sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau user.
3. Model Prototipe
Gambar 2.3 Model Prototipe
3. Model Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah model proses pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD adalah adaptasi dari model air terjun versi kecepatan tinggi menggunakan model air terjun untuk pengembangan setiap komponen perangkat lunak.
28 Kriteria proyek RAD:
a. Anggota tim sudah berpengalaman mengembangkan perangkat lunak yang sejenis.
b. Pengembang sudah memiliki komponen-komponen sistem yang bisa digunakan kembali dalam proyek tersebut.
Gambar 2.4 Model RAD
4. Model Iteratif
Mengkombinasikan proses-proses pada model air terjun dan iteratif pada model prototipe. Model inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah mengalami penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya.
“Model Iteratif merupakan gabungan dari model waterfall dan model prototipe.
Model ini cocok digunakan pengembang dengan turnover staf yang tinggi”.
29
Gambar 2.5 Model Iteratif
5. Model Spiral
Memasangkan iteratif pada model prototipe dengan kotrol dan aspek sistematik yang diambil dari model air terjun. Model spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya.
“Model Spiral cocok digunakan untuk mengembangkan aplikasi dengan skala besar tetapi target waktu dan biaya tidak terlalu mengikat”
Gambar 2.6 Model Spiral
30
1. Jelaskan Tahapan SDLC dalam Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis)?
2. Jelaskan model SDLC dalam Sistem Informasi Akuntansi di bawah ini?
3. Definisi Model SDLC menurut Shalahuddin dan Sukamto (2013:26) dalam Sistem Informasia Akuntansi?
4. Jelaskan Model Prototipe Sistem Informasi Akuntansi dari gambar di bawah ini?
5. Jelaskan Siklus Hidup Pengembangan Sistem terkait Pemeliharaan Sistem?
31
BAGIAN III
ANALISIS DAN PENGEMBANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Kegiatan Analisis Sistem: Shalahuddin dan Sukamto (2014:18)
“Kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, kemudian mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru”.
Langkah pertama dari kerja seorang system analis adalah mempelajari system yang berjalan pada perusahaan dimana user bekerja beserta dengan segala permasalahannya. Tujuan dari pembahasan system yang berjalan ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang bentuk permaslahan yang ada pada organisasi tersebut, sehingga mengurangi kesalahpahaman antara system analis dengan user. Selain itu juga untuk mempertegas bentuk logika system berjalan secara konsepsional sebagai bahan acuan untuk menyusun rancangan system yang akan diusulkan. Adapun kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan diatas adalah:
1. Kegiatan mengumpulkan data awal.
2. Kegiatan menyusun dan mengklasifikasikan data awal.
3. Kegiatan menginterpretasikan serta mengevaluasi data awal.
Sedangkan kesimpulan akhir dari kegiatan pembahasan system berjalan pada tahap analisis sistem ini adalah:
“Suatu rekomendasi system berjalan yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penyusunan sistem usulan”.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh system analis dalam mendefinisikan masalah yang ada pada organisasi user adalah:
1. Mempelajari permasalahan yang ada secara lebih terinci.
32
2. Menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan.
3. Membuat suatu pertimbangan apakah perlu menggunakan cara komputerisasi atau tidak.
A. Teknik Pengembangan Sistem
Menurut Sutabri (2012:122) Untuk melakukan analisis biaya dan manfaat diperlukan beberapa komponen biaya, yaitu:
1. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Biaya ini merupakan biaya yang termasuk dalam semua biaya yang terjadi sehubungan dengan pembelian hardware atau perangkat keras, yang termasuk dalam biaya ini adalah:
a. Biaya konsultasi pengadaan perangkat keras.
b. Biaya pembelian atau sewa beli/leasing perangkat keras.
c. Biaya instalasi perangkat keras.
d. Biaya ruangan untuk perangkat keras.
e. Biaya modal untuk perangkat keras
f. Biaya yang berhubungan dengan manajemen dan staf untuk pengadaan hardware.
2. Biaya Persiapan Operasi (Start-up Cost)
Biaya ini berhubungan dengan semua biaya untuk membuat sistem hingga siap untuk dioperasikan, yang termasuk dalam biaya ini adalah:
a. Biaya pembelian perangkat lunak sistem atau software.
b. Biaya instalasi peralatan komunikasi (telepon).
c. Biaya persiapan personel.
d. Biaya reorganisasi.
e. Biaya manajemen dan staf yang dibutuhkan dalam kegiatan operasi.
3. Biaya Proyek (Project Related Cost)
Biaya ini berhubungan dengan biaya-biaya untuk mengembangkan sistem dan implementasinya, yang termasuk dalam biaya ini adalah:
a. Biaya dalam tahap analis sistem:
1) Biaya untuk mengumpulkan data,
32 2) Biaya dokumentasi,
3) Biaya rapat,
4) Biaya analis sistem,
5) Biaya manajemen dan staf yang berhubungan dengan tahap analisis sitem.
b. Biaya dalam tahap desain sistem:
1) Biaya dokumentasi, 2) Biaya rapat,
3) Biaya analis sistem, 4) Biaya programmer,
5) Biaya pembelian perangkat lunak aplikasi/software,
6) Biaya manajemen dan staf yang berhubungan dengan tahap desain sistem.
c. Biaya dalam tahap implementasi sistem:
1) Biaya pembuatan formulir baru, 2) Biaya konversi data,
3) Biaya pelatihan personel,
4) Biaya manajemen yang berhubungan dengan tahap implementasi sistem.
d. Biaya Operasi dan Biaya Perawatan (Maintenance Cost)
Biaya operasi (on going cost) merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem supaya dapat beroperasi.
Sedangkan biaya perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Berikut yang termasuk dalam biaya ini adalah:
1) Biaya personel (opeartor, data entry, teknisi).
2) Biaya overhead (pemakaian telepon, listrik, air, gaji, keamanan).
Sedangkan biaya perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem dalam masa operasinya. Berikut yang termasuk dalam biaya ini adalah:
1) Biaya perawatan perangkat keras/hardware (reparasi, service).
33
2) Biaya perawatan perangkat lunak/software (modifikasi program).
3) Biaya perawatan peralatan dan fasilitas.
4) Biaya manajemen yang terlibat dalam operasi sistem.
5) Biaya kontrak untuk konsultan selama operasi sistem.
6) Biaya depresiasi (penyusutan).
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh system analis dalam mendefinisikan masalah yang ada pada organisasi user adalah…
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teknik pengembangan sistem dalam biaya persiapan operasi (Start-up Cost)!
3. Kesimpulan akhir dari kegiatan pembahasan system berjalan pada tahap analisis sistem ini adalah…
4. Kegiatan Analisis Sistem menurut Shalahuddin dan Sukamto adalah…
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya perawatan!
34
BAGIAN IV
PERALATAN PENDUKUNG DALAM SIA
Peralatan pendukung (tools system) merupakan alat untuk menggambarkan bentuk logika model dari suatu sistem menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang, diagram-diagram yang menunjukkan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun peralatan pendukung (tools system) yang digunakan disini adalah Unified Modelling Language (UML).
4.1. Pengertian Unified Modelling Language (UML)
UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Pemodelan sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami (Adi Nugroho, 2010).
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 diagram yang dikelompokkan dalam tiga kategori.
Pembagian kategori terlihat pada gambar 4.1.
Sumber: Rosa As, M. Shalahuddin, 2015.
Gambar 4.1. Diagram UML 2.3 Keterangan:
35
Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.
Behaviour diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakukan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
Interaction diagrams yaitu kumpulan siagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.
4.2. Jenis-Jenis Diagram Dalam UML 3.2.
a) Class Diagram
Class diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki atribut dan metode atau operasi.
Class memiliki tiga area pokok yaitu nama class, atribut dan metoda (operasi).
Gambar 4.2. Contoh Class
b) Object Diagram
Object diagram menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannya objek dalam sistem.
Mahasiswa
NIM : String Nama: String Alamat : String TGL_Lahir: Date
Tambah () Siman() Hapus()
Nama
Atribut
Metoda
36 c) Component Diagram
Component diagram dibuat untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem.
Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan da nada didalam sistem.
d) Composite Diagram
Composite diagram dapat digunakan untuk menggambarkan struktur dari bagian yang saling terhubung maupun mendeskripsikan struktur pada saat berjalan dari instance yang saling terhubung.
e) Package Diagram
Package diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling terkait dalam diagram UML.
f) Deployment Diagram
Deployment diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.
g) Use Case Diagram
Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada didalam sebuah system informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Aktor merupakan orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi belum tentu aktor adalah orang (Shalahuddin dan Sukamto (2015:155).
Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit- unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor. (Shalahuddin dan Sukamto (2015:155). Usecase menggambarkan bagaimana seseorang menggunakan sistem. Daftar simbol usecase diagram menurut Shalahuddin dan Sukamto adalah:
37
Simbol Deskripsi
Usecase Fungsionalitas yang disediakan oleh sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor;
biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di awal frase nama usecase.
Aktor Orang, proses atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.
Asos iasi/Association Komunikasi antara aktor dan usecase yang berpartisipasi pada usecase atau usecase memiliki interaksi dengan aktor.
38
Ekstensi / Extend a. Relasi usecase tambahan ke sebuah usecase dimana usecase yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa usecase tambahan itu.
b. Mirip dengan prinsip inheritance pada pemrogrman berorientasi objek.
c. Biasanya usecase tambahan memiliki nama depan yang sama dengan usecase yang ditambahkan.
Generalisasi / Generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah usecase dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya, misalnya:
39
Include/Uses/ Menggunakan Relasi usecase tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan usecase ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan usecase ini.
Relasi use case dimana proses bersangkutan akan dilanjutkan keproses yang dituju.
Contoh use case diagram:
Gambar 4.3. Contoh Use Case Diagram
h) Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan aliran kerja atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.
Diagram ini menggambarkan aktifitas sistem, bukan apa yang dilakukan oleh actor, tetapi yang dilakukan oleh sistem.
Simbol activity diagram :
40
Simbol Deskripsi
Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal.
Aktivitas
aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja.
Percabangan/decision Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
Penggabungan/join Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir
Swimlane
Atau
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi.
Sumber: Rosa As, M. Shalahuddin, 2015. Halaman : 162.
Gambar 4.4. Daftar Simbol Activity Diagram
41
Contoh activity diagram:
Gambar 4.5. Contoh Activity Diagram Login
i) State Machine Diagram
State machine diagram digunakan untuk menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau sistem atau objek.
j) Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek.
k) Comunication Diagram
Communication diagram menggambarkan interaksi antar objek/bagian dalam bentuk urutan pengiriman pesan. Communication diagram merepresentasikan informasi yang diperoleh dari diagram kelas, diagram sekuen, dan diagram use case untuk mendeskripsikan gabungan antara struktur statis dan tinngkah laku dinamis dari suatu sistem.
l) Timing Diagram
Timing diagram merupakan diagram yang fokus pada penggambaran terkait batasan waktu. Timing diagram menggambarkan tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu.
42 m) Interaction Overview Diagram
Interaction overview diagram mirip dengan diagram aktivitas yang berfungsi untuk menggambarkan sekumpulan urutan aktivitas. Interaction overview diagram adalah bentuk aktivitas diagram yang setiap titik merepresentasikan diagram interaksi, yang meliputi diagram sekuen, diagram komunikasi, Interaction overview diagram dan timing diagram.
1. Apa yang dimaksud dengan tools system?
2. Sebutkan 13 diagram yang ada di dalam UML 2.3 3. Jelaskan pengertian dari interaction overview diagram 4. Buatlah contoh activity diagram
5. Gambarkan dan jelaskan yang dimaksud actor dalam use case diagram
43
BAGIAN V
PEMODELAN DATABASE
5.1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut (Sukamto dan Shalahuddin, 2014:50) Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional.
Daftar simbol ERD adalah:
Simbol Deskripsi
Entitas/Entity Entitas merupakan data inti yang akan disimpan;
bakal tabel pada basis data; benda yang memiliki data dan harus disimpan datanya agar dapat diakses oleh aplikasi komputer; penamaan entitas biasanya lebih ke kata benda dan belum merupakan nama tabel
Atribut Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas
Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya berupa id; kunci primer dapat lebih dari satu kolom, asalkan kombinasi dari beberapa kolom tersebut dapat bersifat unik (berbeda tanpa ada yang sama)
Atribut multinilai/multivalue Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai Nama_entitass
Nama_atribut
nama_kunci_primer
Nama_atribut
44 lebih dari satu
Relasi Relasi yang menghubungkan antar entitas;
biasanya diawali dengan kata kerja.
Asosiasi / association Penguhubung antara relasi dan entitas dimana dikedua ujungnya memiliki multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian. Kemungkinan jumlah maksimum keterhubungan antara entitas satu dengan entitas yang lain disebut dengan kardinalitas.
Hubungan relasi dalam ERD menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2014:51-52):
1. Binary (satu relasi menghubungkan dua buah entitas) 2. Ternary (satu relasi menghubungkan tiga buah relasi) 3. N-ary (satu relasi menguhungkan banyak entitas)
Tahapan membuat ERD
Langkah 1: Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat
Langkah 2: Menentukan atribut-atribut kunci dari masing-masing himpunan entitas
Langkah 3: Mengidekntifikasidan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas yang ada beserta foreign key-nya
Langkah 4: Menentukan derajat relasi (cardinality) dengan matriks relasi untuk setiap himpunan relasi
Langkah 5: Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut deskriptif (yang bukan kunci)
Langkah 6: Gambarkan ERD fix
Nama_relasi
N
45
Contoh studi kasus pada perkuliahan
• Satu mahasiswa mempelajari banyak mata kuliah
• Satu dosen mengajar banyak mata kuliah
Langkah 1:
Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan terlibat.
Langkah 2:
Menentukan atribut-atribut kunci dari masing-masing himpunan entitas
Langkah 3:
Mengidekntifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan entitas yang ada beserta foreign key-nya
Mahasiswa Kuliah Dosen
nomhs KdMtk kddosen
Mahasiswa Kuliah Dosen
46 Langkah 4:
Menentukan derajat relasi (cardinality) dengan matriks relasi untuk setiap himpunan relasi
Mahasiswa Dosen Kuliah
Mahasiswa - - 1:m
Dosen - - 1:m
Kuliah m:1 m:1 -
Langkah 5:
Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut deskriptif (yang bukan kunci)
Langkah 6:
Buat ERD yang sudah fix
47
5.2. Logical Record Structure (LRS)
Menurut (Hasugian dan Shidiq, 2012:608) sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram ER akan mengikuti pola / aturan pemodelan tertentu dalam kaitannya dengan konversi ke LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-aturan berikut ini: Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada diagram. ER 1:M (relasi bersatu dengan cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi), sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.
LRS adalah representasi dari struktur record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan entitas. Menentukan kardinalitas, jumlah tabel dan foreign key (FK) sebagai berikut:
1. One-to one
Satu entitas berhubungan dengan paling banyak satu entitas lain.
2. One-to-many
Satu entitas dapat berhubungan dengan lebih dari satu entitas lain.
3. Many-to many
Beberapa entitas dapat berhubungan dengan beberapa entitas lain.
Berdasarkan ERD yang sudah dibuat maka akan ditransformasikan kedalam LRS.
48 Transformasi kedalam LRS sebagai berikut:
A. Spesifikasi File
Berdasarkan ERD yang sudah ditransformasi kedalam LRS, maka dibuatlah spesifikasi file:
1. Spesifikasi File Mahasiswa 2. Spesifikasi File Kuliah 3. Spesifikasi File Dosen