• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERIODE LAKTASI TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERIODE LAKTASI TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS SUSU SAPI PERAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERIODE LAKTASI TERHADAP PRODUKSI DAN

KUALITAS SUSU SAPI PERAH

SKRIPSI

Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan dari Fakultas Pertaniam-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

SIGIT HARTANTO

NIM : 201010350311012

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji syukur kehadirat Allah swt, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyeleseikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Periode Laktasi Terhadap Produksi dan Kualitas Susu”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka mencari ilmu pengetahuan dan menyelesaikan tugas akhir guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pada jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penyusunan skripsi ini melibatkan berbagai pihak yang memberikan sumbangsi pemikiran, moril, materiil dan spiritual. Berkenaan dengan itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian yang di capai dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Penulis menyadari bahwa ada kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Berkenaan dengan itu, penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari para pembaca sebagai masukan untuk perbaikan penulisan berikutnya dan diperlukan pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian lanjutan secara bertahap sehingga melahirkan reverensi pengetahuan yang berguna bagi masyarakat.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi perkembangan keilmuan dan kehidupan masyarakat dan mendapat ridho Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Mei 2015

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

LEMBAR PERSETUJUAN………..ii

LEMBAR PENGESAHAN………...iii

SURAT PERNYATAAN………...iv

KATA PENGANTAR………....v

UCAPAN TERIMA KASIH……… vi

DAFTAR ISI………..vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN………..xi

RINGKASAN………...xii

SUMMARY………...…xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... .1

1.2 Rumusan Masalah ... .2

1.3 Tujuan Penelitian ... .2

1.4 Manfaat Penelitian ... .2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah PFH ... .4

(5)

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu ... .7

2.4 Periode laktasi……….8

2.5 Pakan………..10

2.6 Pakan Konsentrat ... 11

2.6.1 Faktor Pakan ... 12

2.6.2 Faktor Genetis ... 13

2.6.3 Faktor Tatalaksana ... 13

2.6.4 Ukuran Tubuh/ Fisik ... 14

2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air susu ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat... 15

3.2 Materi dan Alat ... 15

3.2.1 Materi Penelitian ... 15

3.2.2 Alat Penelitian ... 15

3.3 Batasan Variabel ... 15

3.4 Metode Penelitian ... 16

3.4.1 Analisis Data ... 16

3.5 Pelaksanaan Penelitian ... 17

3.5.1 Tahap Persiapan ... 17

3.5.2 Tahap Pelaksanaan ... 18

(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Umum……….. 23

4.1.1 Profil Daerah Penelitian………..23

4.1.2 Perkembangan Usaha Peternakan………..24

4.2 Tinjauan Khusus……….26

4.2.1 Produksi Susu……….26

4.2.2 Kualitas Air Susu………31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………..45

5.2 Saran………45

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1. Tabel Data Perhitungan Pakan……….46 2. Tabel Hasil Penelitian………..49

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, A. 2008. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. PT Citra Adi Parama. Yogyakarta.

Anonim. 2009. Standar Mutu Pakan Ternak. Badan Standarisasi Indonesia. Jakarta. Anggraeni, A. 2000. Keragaan produksi susu sapi perah: Kajian pada faktor koreksi

pengaruh lingkungan internal. Wartazoa 9(2): 41 – 49.

Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba pada Rumansia, (Diterjemahkan oleh Retno Murwani). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Dias, R.S., E. Kebreab, D. M. S. S. Vitti, A. P. Roque, I. C. S. Bueno, and J. France, 2006. A revised model for studying phosphorus and calcium kinetics in growing sheep. Journal Anim. Sci. 84:2787-279

Ditjennak. 2013. Produksi Susu Menurut Provinsi. http ://ditjennak. deptan. go.id/index. (diakses pada tanggal 20-05-2014)

Dwicipto, 2008. Pengaruh musim terhadap produksi susu sapi perah. BPPT. Bandung. Eckles. C.H., W.B Combs and H. Macy. 1980 Milk and Milk Products. Tata Mc

Graw_Hill Publishing Co. Ltd., Bombay-New Delhi.

Ernawani. 1991. Pengaruh Tatalaksana Pemerahan Terhadap Kualitas Susu Sapi perah. Media Peternakan Vol. 15 : 38 – 46. Fakultas Peternakan IPB, Bogor.

Firman, A. 2010. Agribisnis Sapi Perah.Widya Padjadjaran,Bandung.

Hadisutanto, B. 2008. Pengaruh Paritas Induk terhadap Performans Sapi Perah Fries Holland, Bandung.

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori Dan Prosedur Pengujian Mutu Susu Dan Hasil Olahannya . Liberty. Yogyakarta.

Haqiqi, S.H. 2008. Crossbreeding Pada Sapi Fh Dengan Bangsa Sapi Sahiwal. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang

Ismail, R 2008. Beternak Sapi Perah. http://arifiuz. Wordpress. Com/ 2008.01/10/bangsa-sapi-perah/ (diakses pada tanggal 22-05-2014).

Jenkins, T.C., D.L. Palmquist. 1984. Effect of fatty Acid or Calcium Soap on Rumen and Total

(9)

Le Jaoven, J.C.1974. Simposium on Goat Br eeding in Mediterrannian Countries. EAAP and Spanish National Comitte Animal Production, Madrid.

NRC National Research Council. 2001. Nutrient Requirement of Dairy Cattle. Update 2001.

Washington, D.C: National Academy Press

Nutrient Digestibility of Dairy Ration. Journal Dairy Science. 67: 978-986.

Kuswandi, 2011. Teknologi Pemanfaatan Pakan Lokal untuk Menunjang Peningkatan Produksi Ternak Ruminansia. Puslitbangnak. Pengembangan Inovasi Pertanian 4 (3): 189-204

Legowo, A.M. 2002. Sifat kimiawi, fisik dan mikrobiologis susu. Diktat Kuliah. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Moallem U, Kaim M, Folman Y, Sklan D. 1997. Effect of calcium soap of fatty acid and administration of somatotropin in early lactation on product ive and reproductive performance of high producing dairy cows. Journal Dairy Science. 80: 2127-2136.

Mustofa, I. 2008. Ilmu Kebidanan Veteriner Menunjang Kesejahteraan Masyarakat.Universitas Airlangga. http://www.unair.ac.id/ guru besar. unair. php?id=47/ (diakses pada tanggal 29 September 2011

Rochadi T. 2011. Sapi Perah Fries Holland. http: //www. nusantaraku.org /forum/animal-forum/126720-sapi-perah-fries-holland.html (diakses pada tanggal 19-05-2014)

Wahid. 2009. Manajemen Sapi Perah pada Peternakan Rakyat. http;/wahidwordpress.com.beternak-sapi-tanpa-rumput. (diakses pada tanggal 10-06-2013).

Saleh, S. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Santoso, L, Rukmi I. 2012. Jumlah Total Bakteri Dan Coliform Dalam Air Susu Sapi Segar Pada Pedagang Pengecer Di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 402-41.

Siregar, S. 1995. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha. Penebar Swadaya Anggota IKAPI, Jakarta

(10)

Smith.J.W.LO Ely, W.M Graves and W.D Gilsom. 2002. Effect of milking frequency on DHI performance measures J Dayry Sci 85 3526-3533

Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Departemen Ilmu Makanan TernakFakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor

Suwito, W. 2010. Bakteri Yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, Dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian, 29(3), Tawaf Rochadi. 2011. Sapi Perah Fries Holland. http://www.nusantaraku.org/

forum/animal-forum/126720-sapi-perah-fries-holland.html (diakses pada tanggal 17 Februari 2011).

Tillman,. A.D., H. Hartadi, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekoedjo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Trantono, Y. 2009. Koperasi Sapi Perah dan Perdagangan Susu. http://ternak online.wordpress.com/2009/08/15/koperasi-sapi-perah-perdagangan-susu/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2011).

Usmiati, S. Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi perah adalah salah satu hewan ternak penghasil susu. Produksi susu yang dihasilkan mampu menyuplai sebagian besar kebutuhan susu di dunia dibanding jenis hewan ternak penghasil susu yang lain seperti kambing, domba dan kerbau, maka dari itu sapi perah mempunyai kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Kebutuhan protein hewani nasional Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat pesat. Rataan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia saat ini baru 4,19 gr/ kapita/ hari sedangkan standar kecukupan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia menurut FAO adalah 6 gr/ kapita/ hari (Mustofa, 2008).

Konsumsi susu nasional Indonesia sampai saat ini belum dapat dipenuhi melalui produksi dalam negeri, sebagai akibat lambannya perkembangan agribisnis sapi perah. Kebutuhan susu secara nasional mencapai 4,5 juta liter/hari, namun produksi susu saat ini baru memenuhi 30% (1.350.000 juta liter/hari) dari kebutuhan manusia dan selebihnya 70% di impor dari luar negeri (Trantono, 2009).

Produksi susu dapat ditingkatkan dengan adanya manajemen pemeliharaan yang baik dalam usaha peternakan sapi perah, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan pemberian pakan yang berkualitas dan menjaga kesehatan sapi perah.

(12)

yang berkualitas tinggi sehingga dapat berproduksi sesuai dengan kemampuannya (Sudono, 1983)

Produksi susu induk sapi perah periode laktasi sangatlah bervariasi. Hal ini disebabkan oleh perubahan keadaan lingkungan yang umumnya bersifat temporer seperti perubahan manajemen terutama pakan, iklim dan kesehatan sapi perah. Suhu lingkungan yang ideal bagi ternak sapi perah adalah 15,5ºC karena pada kondisi suhu tersebut pencapaian produksi susu dapat optimal. Suhu kritis untuk ternak sapi perah Fries Holland adalah 27ºC (Hadisutanto,2008). Sejak melahirkan, produksi susu akan meningkat dengan cepat sampai mencapai puncak produksi pada 35-50 hari setelah melahirkan. Setelah mencapai puncak produksi, produksi susu harian akan mengalami penurunan. Lama diperah atau lama laktasi yang paling ideal adalah 305 hari atau sekitar 10 bulan. (Siregar ,1995)

Di Desa Tulungrejo kecamatan Ngantang (salah satu desa sentra sapi perah di Kabupaten Malang), sapi perah diperoleh dari peternak rakyat dengan laktasi yang beragam. Selama laktasi, sapi perah membutuhkan pemeliharaan secara intensif dengan memperhatikan aspek kesehatan, pakan, dan kebersihan sapi perah harus selalu dijaga dengan baik untuk mendapatkan produksi susu yang optimal dan berkualitas. Faktor yang mempengaruhi kualitas air susu antara lain adalah pakan dan tingkat laktasi (Hadiwiyoto, 1994)

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah periode laktasi berpengaruh terhadap produksi dan kualitas air susu sapi perah di Koperasi Mandiri milik peternak Desa Tulungrejo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah periode laktasi berpengaruh terhadap produksi dan kualitas susu sapi perah di Koperasi Mandiri milik peternak Desa Tulungrejo?

1.4 Manfaat Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Data dari produksi susu dan kualitas susu yang telah dilakukan selama 1 bulan pada sapi perah yang diberi TMB dibandingkan dengan sapi perah dengan perlakuan kontrol.. Waktu

pemberian probiotik BAL dan Mikroba Rumen yang terenkapsulasi dalam meningkatkan kualitas, produksi serta penurunan kadar aflatoksin susu sapi

KURVA PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DAN KORELASINYA PADA PEMERAHAN PAGI DAN SORE PERIODE LAKTASI SATU (Studi Kasus Di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul Sapi

Mengetahui karakteristik peternak dan sumbangan usaha peternakan terhadap pendapatan Mengetahui perbedaan tingkat produksi susu, cara penggelolaan sapi perah dan

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa tatalaksana pemeliharaan dan produksi susu sapi perah friesian holstein pada dataran sedang Ciawi dan dataran tinggi Cikole.. Data

Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa produksi susu sapi perah FH yang diberi perlakuan pakan silase complete feed berbahan baku jerami (T2) dan yang berbahan baku jerami dan

Pakan yang diberikan selama sapi dalam masa kering kandang memiliki kualitas yang baik dan relatif sama, sehingga kemampuan dalam memproduksi susu pada saat awal laktasi

Menurut Sudono (1999) faktor yang terpenting untuk mendapatkan sukses dalam usaha peternakan sapi perah adalah peternak harus dapat menggabungkan kemampuan