• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Achmad Faqih

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon e-mail: afaqih39@yahoo.com

Abstrak. Perwujudan pemberdayaan pelaku agribisnis, terutama petani yang tergabung dalam kelompok tani dilaksanakan melalui bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Tujuan dari pemberdayaan pelaku agribisnis melalui penguatan modal usaha kelompok adalah : (a) memperkuat modal pelaku agribisnis dalam mengembangkan usaha agribisnis dan ketahanan pangan, (b) meningkatkan produksi dan produktivitas usaha agribisnis dan pendapatan pelaku agribisnis, (c) mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan, (d) meningkatkan kemandirian dan kerjasama kelompok dan (e) merangsang berkembangnya lembaga keuangan makro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya.

Penelitian ini dilakukan pada Kelompok tani Wangen Tengah Di Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (a) hubungan antara karakteristik petani (umur petani, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan, dan (b) hubungan dinamika kelompok tani dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kasus. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan, dan data sekunder diperoleh dari instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Untuk mengetahui hubungan karakteristik petani dan dinamika kelompok tani terhadap keberhasilan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) digunakan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan yang lemah dan nyata antara karakteristik petani (umur, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan, dan (2) terdapat hubungan yang kuat dan nyata antara dinamika kelompok tani dengan keberhasilan bantuan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan.

Key Words: Karakteristik kelompok tani, dinamika kelompok tani, dan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan

1. Pendahuluan

Perwujudan pemberdayaan pelaku agribisnis, terutama petani yang tergabung dalam kelompok tani dilaksanakan melalui fasilitas penguatan modal yang langsung ditransfer ke rekening kelompok. Pemanfaatan dana penguatan modal kelompok tersebut dilakukan dalam format pinjaman bergulir dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok, peningkatan kewirausahaan, dan pembinaan usaha ekonomi produktif. Tujuan dari pemberdayaan petani melalui penguatan modal usaha kelompok adalah : (a) memperkuat modal pelaku agribisnis dalam mengembangkan usaha

(2)

agribisnis dan ketahanan pangan, (b) meningkatkan produksi dan produk-tivitas usaha agribisnis dan pendapatan pelaku agribisnis, (c) mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri di kawasan pengembangan, (d) meningkatkan keman-dirian dan kerjasama kelompok dan (e) merangsang berkembangnya lembaga keuangan makro agribisnis dan kelembagaan ekonomi perdesaan lainnya (Departemen Pertanian, 2002). Beberapa hal yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan dalam mengelola kegiatan usahatani pada umumnya disebabkan karena ada kelemahan dari petani yang dikenal dengan 5 L, yaitu : (a) lemah ilmu pengetahuan, (b) lemah perencanaan dan adminstrasi, (c) lemah permodalan, (d) lemah berorganisasi dan kerjasama, dan (e) lemah dalam menjalin kemitraan dengan pihak lain (Pusat Penyuluhan Pertanian, 1997).

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu didukung oleh pertanian tangguh, dimana peranan kelompok tani sangat menentukan. Petani dalam berusahatani sebagai pelaksana utama perlu membentuk suatu organisasi berdasarkan kepentingan dan kebutuhan bersama yang memiliki peraturan, pengurus dan anggota serta kegiatan yang teratur dan tercatat, organisasi tersebut lebih dikenal dengan istilah kelompok tani.

Karena kelompok tani dapat berfungsi (a) sebagai kelas belajar mengajar (b) sebagai unit produksi (c) sebagai unit usaha dan (d) sebagai wahana kerjasama.

Dalam pelaksanaan kegiatannya, kelompok tani dipimpin oleh ketua kelompok yang disebut kontak tani. Ketua kelompok tani dipilih berdasarkan musyawarah anggota kelompok. Peranan kontak tani sebagai ketua sangat besar dalam pengembangan usahatani sehingga dapat dicapai adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok (Salmon Padmanegara, 1980). Keberhasilan pembangunan pertanian merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kerjasama yang saling terkait antara petani dengan sub sektor penunjang lainnya. Peranan kontak tani sebagai pemimpin kelompok sangat dominan sehingga akan terlihat aktivitas usaha kelompok tani dalam melaksanakan usahatani.

Menurut Rusidi (1989), dinamika kelompok akan berkembang kearah yang lebih maju ini ditentukan oleh karakteristik petani sebagai anggota kelompok, dinantaranya : umur, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani dan luas lahan garapan. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya. Namun, disisi lain semakin tua semakin menurun kematangan fisiknya sehingga semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Pertambahan jumlah anggota keluarga erat hubungannya dengan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga yang dapat membantu mengerjakan usahatani, sehingga dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja dari luar, dan pada akhirnya dapat menekan biaya tenaga kerja dan meningkatnya pendapatan petani.

Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor keterampilan petani dalam mengembangkan usahataninya. Pengalaman berusahatani akan berpengaruh terhadap tingkat kematangan petani untuk menentukan kesiapan dan keputusan dalam mengadopsi suatu teknologi usahatani. Luas pemilikan lahan erat hubungannya dengan kesediaan petani untuk menerapkan teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusidi (1989), bahwa petani dengan luas lahan usahatani yang sempit banyak menghadapi hambatan dalam peningkatan usahataninya, terutama jika dihadapkan dengan penggunaan inovasi atau teknologi baru, hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi dinamika kelompok. Tingkat dinamika kelompok akan menunjukkan tingkat pengembangan kelompok itu sendiri. Lebih jauh dalam rangka pengembangan kelompok tani ini diarahkan kepada adanya partisipasi petani/anggota dalam

(3)

pengelolaan dana bantuan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP), terutama dalam perguliran dana.

Dana bantuan program PUAP ini dilaksanakan melalui penguatan modal kelompok dengan pola pengembalian. Prinsip pelaksanaan program ini adalah transparansi, melibatkan secara aktif seluruh unsur petani, penyaluran dana secara langsung dan cepat kepada penerima manfaat, seluruh kegiatan dapat dipertanggungjawabkan, dan dilestarikan oleh petani dan bersifat spesifik lokasi (Departemen Pertanian, 2000). Berdasarakan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian tentang pemberdayaan dinamika kelompok tani dalam pengelolaan dana bantuan program PUAP dalam rangka meningkatkan produktivitas usahataninya.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (a) Hubungan antara karakteristik petani (umur petani, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan dana bantuan program PUAP, (b) Hubungan dinamika kelompok tani dengan keberhasilan dana bantuan program PUAP.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada kelompok tani Wangen Tengah Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, dengan pertimbangan bahwa kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani yang mendapat dana bantuan penyuluhan melalui bantuan program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP). Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

Jumlah sampel dari anggota kelompok tani Wangen Tengah sebanyak 44 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka diperlukan suatu batasan oprasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik petani meliputi : umur, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani dan luas lahan garapan.

2. Dinamika kelompok adalah suatu proses kehidupan berkelompok yang merupakan fungsi dari kekuatan kelompok yang diarahkan pada pembentukan perilaku kelompok dan anggota kelompok untuk mencapai tujuan kelompok.Untuk keperluan pengujian, maka indikator-indikator dinamika kelompok diukur dalam satuan skor sebagai berikut : 3, 2 dan 1. Kemudian untuk memudahkan penafsiran data yang diperoleh, maka skor dinamika kelompok diklasifikasikan dengan menggunakan formula interval kelas yang dikemukakan Jogiyanto (1994), sebagaimana berikut :

I = R I Keterangan : I : Interval kelas

R : Range (data terbesar – data terkecil) I : Jumlah kelas

Berdasarkan dari indikator-indikator pertanyaan dinamika kelompok diperoleh nilai skor terendah 30, dan nilai skor tertinggi 90, selisih interval kelas dapat dihitung sebagai berikut:

(4)

I = 90 – 30

= 20 3

Dari hasil perhitungan interval kelas tersebut, maka diperoleh 3 (tiga) kategori tingkat dinamika kelompok tani, yaitu :

(a) kategori kurang dinamis dengan skor 30 – 50 (b) kategori cukup dinamis dengan skor 51 – 70 (c) kategori dinamis dengan skor 71 – 90

3. Indikator keberhasilan dana bantuan meliputi : (a) penguatan kelembagaan, (b) pengembangan manajemen, dan (c) pengembangan usaha (Departemen Pertanian, 2000).

Untuk keperluan pengujian, maka indikator-indikator keberhasilan penguatan dana bantuan program PUAP diukur dalam satuan skor sebagai berikut : 3, 2 dan 1.

Kemudian untuk memudahkan penafsiran data yang diperoleh, maka skor keberhasilan penguatan dana PUAP diklasifikasikan dengan menggunakan formula interval kelas. Berdasarkan dari indikator-indikator keberhasilan dana bantuan penyuluhan pola PUAP diperoleh nilai skor terendah 15, dan nilai skor tertinggi 45, selisih interval kelas dapat dihitung sebagai berikut :

I = 45 – 15

= 10 3

Dari hasil perhitungan interval kelas tersebut, maka diperoleh 3 (tiga) kategori tingkat keberhasilan dana bantuan pola PUAP, yaitu :

(a) kategori kurang berhasil jika mendapat skor yang berkisar 15 – 25 (b) kategori cukup berhasil jika mendapat skor yang berkisar 26 – 35 (c) kategori berhasil jika mendapat skor yang berkisar 36 – 45

Untuk mengetahui hubungan karakteristik petani (umur, tanggungan keluarga, pengalaman usahatani dan luas lahan) dan dinamika kelompok terhadap tingkat keberhasilan dana bantuan pola PUAP Uji Koefisien korelasi jenjang Spearman (rs) dengan rumus sebagai berikut :

1) - (n n

di - 6

1

rs 2

2

Keterangan :

rs : Koefisien kolerasi di : Selisih rangking n : Ukuran sampel

Bila dari hasil pengamatan, diperoleh data yang kembar atau berpasangan, maka uji statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :

 

 

) Y ( ) X ( 2

di - Y X

rs 2 2

2 2

2

(5)

Keterangan :

X = Karakteristik petani dan dinamika kelompok Y = Keberhasilan Dana Bantuan PUAP

 

X N12-N- T , T t12- t

3 x x

3 2

 

Y N12-N- T , T t12- t

3 y y

3 2

Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan, menurut Sutrisno Hadi (1983) terdapat 5 tingkat keeratan hubungan berdasarkan nilai rs. Tingkat signifikan dari hubungan variabel karakteristik petani dan dinamika kelompok (X) dengan keberhasilan dana bantuan pola PUAP (Y) dilakukan dengan pendekatan uji t (t-test).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Karakteristik Petani dengan Dana Bantuan Program PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi rank spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik petani meliputi : umur, pengalaman berusahatani, tanggungan keluarga dan luas lahan garapan dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Untuk lebih jelasnya hubungan karakteristik petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hubungan Karakteristik Petani dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP

Variabel X Variabel Y rs thitung t0.05

Umur Petani 0,333 2,290* 2,002

Tanggungan Keluarga

Keberhasilan PUAP 0,309 2,107* 2,002

Luas Lahan Garapan 0,473 3,479* 2,002

Pengalaman Usahatani 0,379 2,651* 2,002

Keterangan : * Berbeda nyata

1. Hubungan Umur Petani dengan Keberhasilan Dana Bantuan PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai rs = 0,333, nilai koefisien tersebut termasuk kategori lemah. Hal ini berarti hubungan antara umur petani responden dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,333. Dari hasil uji signifikansi diperoleh thitung lebih besar dari t0.05 yaitu 2,290 lebih besar dari 2,002 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara umur petani dengan dana Bantuan Program PUAP. Keadaan umur petani responden sebagaian besar berada pada umur produktif (15 – 64 tahun) sebanyak 42 orang (95,45%), petani yang berada pada umur kurang produktif (> 64 tahun) sebanyak 2 orang (4,55%). Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya. Dengan demikian ketika umur petani produktif, semakin menunjang dalam kegiatan usahtaninya akan dapat meningkatkan tingkat produktivitas hasil usaha, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya lebih mudah untuk mengembalikan dana pinjaman

(6)

tersebut. Namun, di sisi lain semakin tua semakin menurun kematangan fisiknya sehingga semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar keluarga (Ken Suratiyah, 2006).

2. Hubungan Tanggungan Keluarga dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman,diperoleh nilai rs = 0,309, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori lemah. Hal ini berarti terdapat hubungan antara tanggungan keluarga petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,309. Dari hasil uji signifikasi diperoleh thitung lebih besar dari t0.05 yaitu 2,107 lebih besar dari 2,002 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara tanggungan keluarga petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Petani responden di daerah penelitian sebagian besar mempunyai tanggungan keluarga antara 4 – 6 jiwa per kepala keluarga, yaitu sebanyak 23 orang (52,27%), maka petani akan lebih baik dalam menjalankan usahataninya dibandingkan dengan petani yang mempunyai tanggungan keluarga yang banyak.

Dengan demikian petani sebagai pencari nafkah akan sungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga petani dapat menggunakan dana Bantuan Program PUAP tersebut untuk usahataninya.

3. Hubungan Luas Lahan Garapan dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs = 0,473, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori sedang. Hal ini berarti terdapat hubungan antara luas lahan garapan dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,473. Dari hasil uji signifikasi diperoleh thitung lebih besar dari t0.05 yaitu 3,479 lebih besar dari 2,002 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara luas lahan garapan dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan garapan petani akan diikuti dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP semakin baik. Menurut Kasryno, F. (1984), bahwa petani yang mempunyai lahan luas, cenderung untuk mengadakan perubahan teknologi, dengan maksudpproduktivitas usahataninya.

4. Hubungan Pengalaman Usahatani dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs = 0,379, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori lemah. Hal ini berarti terdapat hubungan yang nyata antara pengalaman berusahatani petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,379. Dari hasil uji signifikasi diperoleh thitung lebih besar dari t0.05 yaitu 2,651 lebih besar dari 2,002 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara pengalaman berusahatani petani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani akan diikuti dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP semakin baik. Pengalaman berusahatani berhubungan erat dengan sikap dan keputusan yang terjadi pada diri petani, dan bisa menimbulkan pengaruh dorongan dari dalam diri petani dan faktor di luar diri petani untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Menurut Hadisapoetro, S. (1992), pengalaman berusahatani berhubungan erat dengan sikap dan keputusan yang terjadi pada diri

(7)

petani. Dengan demikian semakin berpengalamannya petani dalam kegiatan usahatani dapat meningkatkan tingkat produktivitas hasil usaha, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya lebih mudah untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut.

B. Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Korelasi Rank Spearman diperoleh nilai rs = 0,698, nilai koefesien korelasi tersebut termasuk kategori kuat. Hal ini berarti terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP sebesar 0,698. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan koefisien korelasi antara dinamika kelompok dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan Dinamika Kelompok dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program PUAP

Variabel X Variabel Y rs thitung t0.05

Dinamika Kelompok Keberhasilan PUAP 0,698 6,319* 2,002

Keterangan : * Berbeda nyata

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji signifikasi diperoleh thitung lebih besar dari t0.05 yaitu 6,319 lebih besar dari 2,002 pada taraf nyata 5%, artinya terdapat hubungan yang nyata antara dinamika kelompok dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik dinamika kelompok akan diikuti dengan tingkat keberhasilan dana Bantuan Program PUAP semakin baik.

Tingkat dinamika kelompok akan menunjukkan tingkat pengembangan kelompok itu sendiri. Kelompok tani sebagai unit produksi, memerlukan pelayanan ilmu/teknologi, sarana produksi, modal/kredit, pengolahan dan pemasaran hasil secara mudah dan murah. Dalam kelompok tani inilah, banyak terjadi kontak penyuluhan dalam memenuhi berbagai kebutuhan sosial, ekonomi maupun teknis budidaya, sehingga antara sesama anggota kelompok tani saling memberi dan saling menerima serta dengan kesadaran bahwa dengan kerjasama suatu masalah atau pekerjaan akan lebih mudah dihadapi dan dilaksanakan. Keefektifan kelompok hanya dapat dicapai apabila kelompok tani tersebut dinamis, sampai sejauh mana kelompok dapat memahami tujuannya, atau dasar aktivitas yang disertai dengan kekompakan para anggotanya sehingga setelah tujuan tercapai timbul kepuasan antara anggota.

Keefektifan kelompok mempunyai timbal balik dengan kedinamisan kelompok, kelompok yang efektif meningkatkan dinamika kelompok dan sebaliknya kedinamisan kelompok meningkatkan keefektifan kelompok (Rusidi, 1989).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan antara karakteristik petani dan dinamika kelompok tani dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP penyuluhan pola bantuan Program PUAP, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang lemah tapi nyata antara karakteristik petani (umur petani, tanggungan keluarga, luas lahan dan pengalaman usahatani) dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP

(8)

2. Terdapat hubungan yang kuat dan nyata antara dinamika kelompok dengan keberhasilan dana Bantuan Program PUAP. Dana Bantuan Program PUAP yang dikelola oleh kelompok tani Wangen Tengah cukup berhasil dengan tingkat pengembalian mencapai 76,61%.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2000. Panduan Pemantauan dan Pelaporan Proyek Pengembangan Ketahanan Pangan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Departemen Pertanian. 2002. Pedoman Umum Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok. Departemen Pertanian, Jakarta.

Hadisapoetro S. 1992. Usaha Pembinaan Usahatani Lahan Sempit . Departemen Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Ken Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Pusat Penyuluhan Pertanian. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kelompok Tani – Nelayan. Departemen Pertanian, Jakarta.

Rusidi. 1989. Dinamika Kelompok Tani Dalam Struktur Kekuasaan Masyarakat Desa Serta Pengaruhnya terhadap Perilaku Berusahatani Petani Berlahan Sempit dan Kekuatan Ikatan Patron Klien. Universitas Padjadjaran, Bandung..

Salmon Padmanegara. 1980. Peranan dan Kedudukan Kontak Tani dan Kelompok Tani. Departemen Pertanian, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Hubungan Karakteristik Petani dengan Keberhasilan Dana Bantuan Program  PUAP

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik responden, meliputi: jenis kelamin, umur responden, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman sebagai petani kakao, sumber

Pada Gapoktan I terdapat hubungan yang nyata antara umur, frekuensi mengikuti penyuluhan (pertemuan) dan pengalaman bertani dengan tingkat partisipasi petani dalam

Faktor sosial ekonomi, yang meliputi luas lahan, umur petani, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani, dan penguasaan lahan memengaruhi perilaku petani

Artinya, secara bersama- sama variabel umur petani, pendidikan petani, luas lahan, jumlah anggota keluarga, dan pengalaman usahatani berpengaruh nyata terhadap pendapatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) karakteristik tauke dan pentane meliputi umur, pengalaman usahatani,jumlah keluarga,luas lahan, pendidikan dan tanggungan

Berdasarkan kajian publikasi jurnal tersebut disimpulkan bahwa terdapat hubungan posistif yang signifikan antara karakteristik petani (umur, pendidikan formal, luas

Karakteristik responden, meliputi: jenis kelamin, umur responden, tingkat pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman sebagai petani kakao, sumber

Predictors: (Constant), X1 (produktifitas padi), X2 (umur petani), X3 (luas lahan sawah yang dikuasai), X4 (umur saat menjadi petani mandiri), X5 (luas lahan milik), DSPGR