• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. MASALAH

A.1. Latar belakang masalah

Gereja merupakan sebuah kehidupan bersama yang di dalamnya terdiri dari orang-orang percaya yang tumbuh dan berkembang dari konteks yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya gereja mempunyai fungsi yang sama, yaitu dipakai Allah di dalam karya penyelamatan-Nya atau dapat disebut dengan Missio Dei atau misi Allah. Berangkat dari konteks budaya dan pola pikir yang berbeda-beda, tentunya sebuah gereja juga diwarnai dengan corak yang berbeda-beda pula. Sehingga warga gerejanya juga mempunyai pola pikir yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan latar belakang budaya, sosial atau lingkungan serta pendidikan baik formal maupun pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Sehingga warga gereja mempunyai kualitas kehidupan bergereja yang berbeda-beda serta memiliki permasalahan yang berbeda-beda pula. Dengan kata lain permasalahan yang dihadapi oleh setiap warga gereja tentunya memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Salah satu tugas gereja sebagai sebuah organisasi adalah memelihara kehidupan iman para warganya agar dapat menjalani kehidupannya dengan sebagaimana mestinya yaitu dengan cara melakukan pendampingan pastoral.

Pendampingan pastoral tentunya ditujukan bagi warga gereja yang memiliki persoalan dan pergumulan dalam kehidupannya. Salah satu bentuk permasalahan yang dihadapi oleh warga gereja adalah warga gereja yang memiliki status sebagai eks narapidana. Eks narapidana adalah seseorang yang telah keluar dari lembaga pemasyarakatan karena habis masa hukumannya. Seorang eks narapidana tentunya juga akan kembali pada kehidupan awal sebelum masuk dalam lembaga pemasyarakatan, yaitu hidup dalam keluarga, dalam lingkungan pekerjaan bagi yang sudah bekerja, dan juga kembali sebagai mahluk sosial yang tidak bisa tidak akan berhubungan dengan lingkungan atau masyarakat sekitarnya.

Sebagai orang yang telah dicap sebagai pelanggar hukum, eks narapidana bergulat dengan permasalahan pribadinya. Di mana seorang eks narapidana akan merasa menjadi orang yang tersingkir, tertekan, jauh dari keluarga dan kerabat, dan memiliki perasaan bersalah.

(2)

Walaupun sudah tidak lagi berurusan dengan hukum, dalam arti dengan lembaga Pemasyarakatan, namun eks narapidana sebagai orang yang telah berurusan dengan hukum karena tindak kejahatannya diperhadapkan kepada permasalahan statusnya di dalam tempatnya bekerja maupun di dalam mencari pekerjaan. Bagi eks narapidana yang berstatus pegawai negeri maka akan terancam dicopot statusnya, mungkin di swasta pun akan terjadi demikian. Sementara dalam kehidupan bersosial, statusnya sebagai eks narapidana menjadi penghambat di dalam bersosialisasi karena merasa dihindari oleh masyarakat. Masyarakat Jawa yang bersifat komunal dan dipengaruhi oleh norma-norma juga mempengaruhi perasaan para eks narapidana.

Demikian halnya dalam kehidupan bergereja, seorang eks narapidana dapat diibaratkan sudah jatuh masih tertimpa tangga. Maksudnya adalah bahwa seorang eks narapidana akan terlihat mendapat dua konsekuensi langsung yang harus ditanggung, yang pertama yaitu telah mendapat hukuman berdasarkan keputusan pengadilan yang telah dijalaninya, dan yang kedua adalah siasat gereja atau pamerdi yang harus dihadapinya.1 Memang gereja sebagai tempat di mana eks narapidana menggeluti pertumbuhan imannya, harus mampu untuk mensikapi permasalahan yang muncul, terkait dengan warga jemaat yang jatuh dalam dosa termasuk memberikan siasat gereja. Siasat gereja itu sendiri tidak bisa disalahkan, mengingat bahwa tujuan dari siasat gereja adalah untuk memelihara iman warga gerejanya. Namun sikap gereja yang terwujud dalam pemberian siasat gereja bagi warga yang jatuh dalam dosa, sering kali membuat warga yang mendapatkan siasat gereja merasa terpojok dan terkucilkan. Selain itu siasat gereja juga seringkali membentuk pemahaman atau pandangan yang negatif terhadap orang yang mendapatkan siasat gereja, demikian halnya yang dirasakan oleh eks narapidana.

A.2. Perumusan masalah

Di GKJ Kranggan terdapat dua warga gereja yang memiliki status sebagai eks narapidana.

GKJ Kranggan tentunya juga tidak tinggal diam terhadap warga jemaatnya yang mendapatkan persoalan hidup atau jatuh dalam dosa, termasuk pada warga gerejanya yang memiliki status sebagai eks narapidana dengan cara melakukan pendampingan pastoral. Dalam pelaksanaannya GKJ Kranggan selain melakukan pendampingan juga memberikan siasat gereja bagi kedua eks narapidana tersebut. Namun kedua eks narapidana tersebut merasa

(3)

bahwa pelayanan yang dilakukan oleh gereja terhadap mereka belum secara totalitas, dimana hasilnya adalah perasaan-perasaan yang diungkapkan di depan.

Dari hasil pemaparan di awal, pendampingan yang dilakukan oleh gereja ternyata belum sepenuhnya dapat menjawab permasalahan dan pergumulan kedua eks narapidana tersebut.

Oleh karena itu bentuk pendampingan pastoral seperti apa yang sudah dilakukan dan yang harus dilakukan oleh gereja terhadap kedua eks narapidana tersebut untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kedua eks narapidana tersebut ?

B. JUDUL dan ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Berdasarkan pada pemaparan latar belakang dan pokok masalah di depan, maka skripsi ini di beri judul :

PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP EKS NARAPIDANA ( Suatu Studi Kasus )

Adapun alasan penyusun memilih judul tersebut adalah untuk melihat bagaimana permasalahan atau pergumulan hidup yang dihadapi oleh eks narapidana dan bagaimana eks narapidana menjalani kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga, lingkungan tempat bekerja, lingkungan masyarakat dan dalam kehidupan bergereja, serta mencoba untuk melihat lebih jauh bagaimana gereja di dalam memberikan pendampingan pastoral terhadap warga jemaatnya yang berstatus eks narapidana. Penyusun memandang bahwa judul tersebut perlu mendapat perhatian karena pendampingan terhadap warga jemaat yang telah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan dan memiliki status sebagai eks narapidana juga tetap harus diperhatikan, karena persoalan atau pergumulan bagi eks narapidana tidak selesai begitu saja ketika orang tersebut telah selesai menjalani masa hukumannya di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan skripsi dengan topik pembahasan yang telah dikemukakan, bukan berarti hendak menggurui atau memberi jalan atau solusi yang terbaik untuk dilaksanakan dalam kehidupan

(4)

gereja, tetapi sekedar sebuah sumbangan pemikiran bagi pelaksanaan misi gereja. Tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui serta membicarakan secara konkrit mengenai akar permasalahan yang dihadapi oleh eks narapidana dalam kehidupan sehari-harinya, baik di lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja, masyarakat maupun dalam kehidupan bergereja.

2. Setelah mengetahui akar permasalahan yang dihadapi oleh eks narapidana, selanjutnya penyusun akan mencoba untuk menganalisanya.

3. Mencoba melihat bagaimana sikap gereja di dalam memberikan pendampingan bagi jemaatnya yang memiliki status sebagai eks narapidana.

4. Memberikan sumbang saran bagi gereja maupun setiap orang yang terpanggil untuk melakukan pelayanan pastoral bagi eks narapidana.

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah Metode Studi Kasus (MSK). Dalam mengolah kasus tersebut akan melalui tahap-tahap sebagai berikut : Deskripsi mengenai fakta-fakta kasus secara ringkas dan teliti, analisa atau memahami kasus, interpretasi kasus dan aksi pastoral.2 Dengan Metode Studi Kasus inilah penyusun mencoba untuk melihat sejauh mana makna pendampingan serta sejauh mana pendampingan itu sendiri dilakukan bagi eks narapidana.

Untuk mempermudah di dalam mengumpulkan data-data, guna menemukan fakta serta memahami kasus secara konkrit, maka akan dilakukan penelitian berupa wawancara. Selain menggunakan Metode Studi Kasus, penulisan skripsi ini didukung dengan adanya penelitian literatur.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Berdasarkan apa yang telah penyusun paparkan di depan, maka dalam pembahasan skripsi ini, penyusun menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

(5)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian pertama ini, akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, judul dan alasan pemilihan judul, tujuan penulisan skripsi, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II DESKRIPSI KASUS

Dalam bab ini, penyusun akan mendeskripsikan secara ringkas dan teliti mengenai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh eks narapidana.

BAB III ANALISA KASUS

Dalam bab ini, penyusun akan menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh eks narapidana (responden) dari beberapa aspek yang mendukung kasus tersebut beserta kesimpulannya.

BAB IV INTERPRETASI ALKITABIAH

Dalam bagian ini akan penyusun akan menginterpretasikan kasus dilihat dari sisi Alkitabiah di mana didalamnya terdapat iman dan tradisi-tradisi Kristen yang berkaitan dengan kasus tersebut.

BAB V AKSI PASTORAL

Dalam bagian ini akan penyusun paparkan mengenai aksi pastoral konkrit yang hendaknya dilakukan dalam proses pendampingan terhadap kasus eks narapidana.

BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran-saran.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran problem posing dipadukan strategi pembelajaran student have question berpengaruh

Denver II adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, yang dibuat oleh Fran Kenburg & J.B. Dodds, yang mengetahui perkembangan bahasa anak pada

bahan perbandingan hasil kuat tekan dari pengujian dan permodelan pola retak yang didapat dilihat dari distribusi tegangan dan displacement pada benda yang pada

Mekanisme kerja atau manajemen Bimbingan Konseling yang terdapat di SMP N 3 Seririt ini di awali dari Struktur Organisasi Bimbingan Konseling seperti yang telah

Pasien baru rawat inap yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) diukur berat badan dan tinggi badannya atau bila tidak bisa ditimbang dilakukan pengukuran LLA ( Lingkar

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Seluruh fasilitas kredit tersebut mempunyai jangka waktu satu tahun yang dapat diperpanjang, jatuh tempo pada tanggal 14 Juni 2008 dan dijamin dengan seluruh piutang

Dengan penggunaan sistem informasi maka prestasi yang telah dicapai pada tiap pekerjaan dapat langsung diunggah pada database sistem, yang selanjutnya akan diolah dan