• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong masyarakat untuk semakin memperlihatkan derajat kesehatan demi peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. Tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat bertujuan membentuk masyarakat yang sehat. Diperlukan upaya-upaya kesehatan yang menyeluruh dan terpadu untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut (Siregar, 2003).

Rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk pusat kesehatan masyarakat, terutama upaya penyembuhan dan pemulihan, sebab rumah sakit memiliki fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Rumah sakit terutama rumah sakit milik pemerintah harus dapat menjadi sarana kesehatan bagi masyarakat luas. Pelayanan kesehatan yang diberikan harus berkualitas agar memuaskan masyarakat sebagai konsumen (Siregar, 2003). Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggarannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).

Rowland juga menyatakan bahwa rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. (Rowland, 1984).

(2)

Rumah sakit kini sudah menjadi bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Departemen Kesehatan RI telah menggariskan bahwa rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Aditama, 2002).

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 983/ Menkes/ SK/ XI/ 1992, tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, yang menyebutkan bahwa tugas rumah sakit mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Siregar, 2003).

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, rumah sakit di Indonesia dapat dibedakan atas beberapa macam. Ditinjau dari pemiliknya, maka rumah sakit di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta. Rumah Sakit Pemerintah yang dimaksudkan di sini dapat dibedakan atas dua macam yaitu: Rumah Sakit Pemerintah Pusat dan Rumah Sakit Pemerintah Daerah. Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi Rumah sakit umum kelas A, B, C, dan kelas D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik, dan peralatan.

RSU Mitra Sejati Medan merupakan rumah sakit tipe C yang sudah berdiri sejak 10 Oktober 2001. Rumah sakit yang berada dibawah naungan Yayasan Mitra Sejati ini awalnya hanya merupakan tempat praktek bersama dokter umum, dokter spesialis dan dokter sub spesialis, serta didukung oleh dokter jaga 24 jam dan apotik.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan, kemudian tercetuslah rencana untuk mengembangkan praktek bersama dokter spesialis ini menjadi sebuah rumah sakit

(3)

umum, dengan tujuan utama melayani masyarakat dalam hal kesehatan. Sehingga kemudian berdirilah rumah sakit yaitu RSU Mitra Sejati Medan yang berlokasi di Jl.

Jendral Besar A.H Nasution No. 7 Medan, dengan ketua yayasan dr. Parambir Singh.

Rumah sakit sudah begitu banyak berdiri di Indonesia tetapi ada juga sebagian masyarakat yang lebih memilih melakukan pengobatan bukan di rumah sakit. Mereka lebih memilih melakukan penyembuhan di tempat-tempat lain seperti klinik-klinik, puskesmas, puskesmas pembantu, bahkan tempat pengobatan alternatif. Faktor-faktor seperti lingkungan, pendapatan, kepercayaan dari diri sendiri menjadi alasan yang dikemukakan oleh masyarakat tersebut. Selain itu juga masih terdapat beberapa alasan yang menjadi standar masyarakat untuk tidak berobat ke rumah sakit. Oleh karena besarnya pengaruh faktor-faktor terhadap pengambilan keputusan masyarakat dalam berobat ke rumah sakit, maka dirasa sangat perlu melakukan penelitian terhadap faktor-faktor tersebut. Penelitian ini akan menggunakan regresi logistik sebagai alat analisisnya.

Regresi logistik ini tidak seperti pada regresi linier biasa. Regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan antara variabel bebas dan terikat secara linier. Regresi logistik merupakan regresi non linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola data yang berupa data kategorik. Metode regresi logistik ini lebih fleksibel dibanding teknik lain. Regresi logistik memiliki beberapa kelebihan yaitu tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model, variabel-variabel bebas dalam regresi logistik bisa merupakan campuran dari variabel kontinu, diskrit, dan dikotomis, serta regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel hasil diharapkan nonlinier dengan satu atau lebih variabel bebas (Kuncoro, 2001, hal: 217).

Penaksiran parameter pada model ini menggunakan metode maksimum likelihood dengan pengujian hipotesisnya menggunakan tes likelihood rasio.

Pendugaan koefisien model regresi logistik tidak dapat dilakukan dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least squares) karena pelanggaran asumsi kehomogenan ragam. Metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood) menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan.

(4)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik memilih judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berobat dengan Regresi Logistik”.

1.2 Perumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat untuk berobat ke Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan ini dibatasi pada penelusuran faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat berobat ke rumah sakit dengan menggunakan metode regresi logistik.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat berobat ke rumah sakit, serta mengetahui faktor yang dominan.

1.5 Tinjauan Pustaka

Pada kasus-kasus penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu peubah dengan peubah penyebab dimana peubah terikatnya berupa data kategorik, maka analisis regresi linear standar tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah regresi logistik. Model persamaan regresi logistik digunakan untuk dapat menjelaskan hubungan antara X dan π (x) yang bersifat

(5)

tidak linear, ketidaknormalan sebaran dari Y, keragaman respon yang tidak konstan dan tidak dapat dijelaskan oleh model regresi linear biasa (Agresti, 1990).

Metode regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategori atau interval (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Sedangkan menurut David (1989) uji regresi logistik adalah metode statistik yang mempelajari tentang pola hubungan secara matematis antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Model logistik dirancang untuk melakukan prediksi keanggotaan grup. Regresi logistik digunakan bila variabel-variabel prediktor (predictors) merupakan campuran antara variabel diskrit dan kontinu dan distribusi data yang digunakan tidak normal (Wahyuddin, 2004:34). Uji ini bertujuan memprediksi variabel dependen yang berupa sebuah variabel biner dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2001).

Ada beberapa metode pendugaan parameter dalam regresi logistik, salah satunya yaitu metode maksimum likelihood. Keuntungan menggunakan metode maksimum likelihood adalah bahwa uji rasio likelihood dapat diimplementasikan untuk menaksir kesesuaian dari kelebihan pendugaan parameter regresi logistik dengan menggunakan MLE (Maksimum Likelihood Estimation). MLE adalah suatu fungsi dari parameter yang memaksimumkan peluangnya untuk menduga parameter (Hosmer, 1989).

Untuk model logistik dikotomus, dengan metode maksimum Likelihood dapat diperoleh penduga dari suatu model regresi dengan variabel tidak bebas biner, dimana antar amatan diasumsikan bebas dan nilai harapan variabel tidak bebasnya tidak linear terhadap parameter. Parameter yang didapat dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat signifikan parameter yang telah diperoleh. Kemudian model diuji kesesuaiannya untuk mengetahui variabel-variabel prediktor yang terdapat dalam model tersebut memiliki hubungan yang nyata dengan variabel responnya.

(6)

Untuk menguji hipotesis digunakan model Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test statistik sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berari ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya, yang goodness fit model tidak baik, karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksikan nilai obsevasinya atau dapat dikatakan model dapat ditemui karena cocok dengan observasinya (Ghozali, 2001, hal: 218).

Berdasarkan Hosmer dan Lemeshow (1990) untuk menguji keberartian koefisien secara parsial digunakan uji Wald. Pengujian ini dilakukan untuk menguji koefisien tiap variabel secara individual. Hasil pengujian secara individual ini akan menunjukkan kelayakan suatu variabel prediktor untuk masuk dalam model.

1.6 Metode Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data berupa data primer berdasarkan kuesioner yang diperoleh dari data pasien Rumah Sakit Mitra Sejati Medan.

2. Pengolahan data yang meliputi pengujian kelayakan data dan analisis regresi logistik biner dengan menggunakan SPSS, dimana bentuk umum regresi logistik tersebut adalah

)

( 0 1 1 2 2 6

1 ) 1 (

Xk

X

e X

x

p β +β +β + +β

= + L

Dengan :

p(x) = peluang memutuskan berobat ke Rumah Sakit β0,β1,β2,L,βk = koefisien-koefisien

X1,X2,L,Xk = variabel-variabel bebas

Penarikan kesimpulan berdasarkan analisis data.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut al-Zarnuji tujuan pendidikan ada dua, yaitu pertama, tujuan akhirat, seseorang menuntut ilmu harus bertujuan mengharap ridha Allah, mencari kebahagian di

Dalam kisah Sunan Kalijaga menampilkan tiga potongan kisah terpilih yang menceritakan mengenai media dakwah Sunan Kalijaga dalam bidang seni dan budaya seperti gamelan, wayang,

Kurikulum berisi tuntutan atas dikuasainya berbagai kompetensi oleh peserta didik yang mana kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan satuan kegiatan

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL FTSP UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA..

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

Skripsi dengan judul “Pengaruh Kedisiplinan dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs Al Huda Bandung Tahun

mengan gantis tisipa ipasi si per peruba ubahan han ter terseb sebut, ut, ya yaitu itu den dengan gan men mengko gkolab labora orasi si pen pendid didika ikan n umum