• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN KRUPUK UDANG PERSPEKTIF UU NO. 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGOLAHAN KRUPUK UDANG PERSPEKTIF UU NO. 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN KRUPUK UDANG PERSPEKTIF UU NO. 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

(Durrotun Nafisah1, Hammam2)

Abstrak

Pengolahan makanan didefinisikan sebagai praktek yang digunakan oleh makanan dan minuman industri untuk mengubah tumbuhan dan hewan sebagai bahan baku, seperti biji-bijian, daging dan susu menjadi produk bagi konsumen. Krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang. Krupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.

Krupuk bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado. Krupuk udang adalah jenis krupuk yang paling umum dijumpai di indonesia. Krupuk udang adalah krupuk yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan udang yang ditumbuk halus yang diberi bumbu rempah dan penambah rasa.

Biasanya udang yang digunakan adalah udang kecil atau udang rebon yang ditumbuk hingga halus ada juga yang menggunakan udang vename.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bersifat bukan dari apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan apa yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data.

Penelitian ini jika dilihat dari objeknya termasuk pada penelitian lapangan field research yaitu untuk membuktikan suatu teori benar atau tidak. Jadi teori ini di tes kebenerannya dilapangan. Dalam penelitian ini peneliti berkeinginan untuk memahami secara mendalam kasus yang terjadi di lokasi dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak- pihak terkait, yaitu pengelola Home Industry di desa Klampis kecamatan Klampis kabupaten Bangkalan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengolahan krupuk udang pada Home Industry yang ada di desa klampis dalam praktiknya: (a) ada yang sesuai dengan undang-undang dalam hal pengolahan dari bahan baku yang digunakan tersebut jelas dan mengandung manfaat dan adanya pemisahan alat dengan tempat-tempat yang lainnya seperti tempat penyimpanan dan penggorengan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal. (b) penggunaan bahan baku campuran dari pabrik (tepung tapioka), dimana terdapat bahan pengawet yang dapat membahayakan para konsumen dalam jangka panjang. Hal tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal dimana menjamin keamanan dan kenyamanan para konsumen.

1 Prodi Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura

2 Prodi Hukum Bisnis Syariah, Fakultas Keislaman, Universitas Trunojoyo, Madura durrotunnafisah37@gmail.com

(2)

Kata kunci : pengolahan, krupuk udang, UU no. 33 tahun 2014 tentang JPH

Abstract

Food processing is defined as the practice used by the food and beverage industry to convert plants and animals as raw materials, such as grains, meat and dairy info products for consumers. Krupuk is a snack made from tapioca flour mixed with flavoring ingredients such as shrimp. Krupuk is made by steaming the dough before it is cut into thin strips, dried in the sun and fried in a lot of cooking oil. Crackers have a crunchy texture and are often used as a complement to various indonesian foods such as fried rice and gado-gado. Shrimp crackers are the mst common type of crackers found in indonesia. Shrimp crackers are crackers made from a mixture of tapioca flour and finely ground shrimp that are seasoned with spices and flavour enhancers. Usually the shrimp used are small shrimp or rebon shrimp which are pounded until smooth, some use venome shrimp. The type of research used in this research is qualitative research. Qualitative research is research that is not based on what the researcher thinks but based on what is happening in the field, experienced, felt, and thought by the data source. This research, when viewed from the object, is included in field research, namely to prove a theory is true or not. So this theory is tested for truth in the field. In this study, the researcher wishes to understand in depth the cases that occurred at the location by condusing direct interviews with related parties, namely the Home Industry manager in Klampis village, Klampis district, Bangkalan district. The result showed that the processing of prawn crackers in the Home Industry in the village of klampis in practice: (a) there are those that are in accordance with the law in terms of processing the raw materials used are clear and contain benefits and there is a separation of tools from places that are such as storage and frying. This is in accordance with Law Number 33 0f 2014 concerning Halal Product Guarantee. (b) the use of mixed raw materials from the factory (tapioka flour), where there are preservatives that can harm consumers in the long term. This is not in accordance with Law number 33 of 2014 concerning Halal product Guarantee which guarantees the safety and comfort of consumers.

Keywors : processing, prawn crackers, Law no. 33 of 2014 JPH PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern serta kemajuan peradaban manusia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.3 Serta dengan ditandai semakin pesatnya industrial dan tekhnologi mutakir, maka persaingan pasar semakin meningkat pula,

3 Huzaemah Tahido Yanggo, “Makanan Dan Minuman Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Tahkim, Vol. IX, No. 2, Desember 2013, 2.

(3)

dengan banyaknya produk-produk makanan yang baru dan berbagai macam bentuk, rasa dan tampilan pada produk tersebut. Sangat penting pula jika produk makanan tersebut sehat dan dapat dinikmati oleh berbagai golongan khususnya bagi umat muslim harus terhindar dari keharaman atau tidak sesuai dengan syariat Islam.

Islam telah mengatur tentang makanan mana yang dihalalkan dan mana yang diharamkan.4 Bahan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia salah satunya adalah protein yang diperoleh oleh ikan dan daging hewan. Hewan yang halal dan baik ditentukan juga pada saat proses penyembelihan dan pengolahannya.

Sekarang banyak produk makanan dengan bahan baku dari hasil laut yang banyak mengandung sumber protein seperti ikan laut, cumi- cumi, kepiting, udang dan jenis seafood lainnya. Udang termasuk salah satu jenis makanan laut yang digemari banyak orang. Diolah dengan cara digoreng, dikukus, dibakar, maupun dijadikan salad dan sebagainya, udang memang tetap enak untuk dikonsumsi. Bahkan udang juga sering dijadikan bahan tambahan dalam makanan lain, seperti krupuk, bakwan, dan terasi.5 Walaupun berukuran kecil, namun ternyata nutrisi yang terdapat didalam udang cukup banyak, mulai dari protein, kalsium, yodium, sampai asam lemak omega-3. Bila dibandingkan dengan makanan laut lainnya, kandungan merkuri dalam udang juga tergolong rendah, sehingga aman untuk dikonsumsi. Pemanfaatan udang selain untuk dijadikan bahan tambahan dalam makanan, udang juga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh yaitu Protein untuk Pembentukan Sel Tubuh, Yodium untuk Membantu Produksi Hormon, Kalsium untuk Kesehatan Gigi dan Tulang, Asam Lemak Omega-3 untuk Kesehatan Jantung.6 Omega-3 adalah asam lemak tak jenuh yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak, kesehatan mata, dan perkembangan janin.7 Seperti produk makanan udang yang ada di desa Klampis Bangkalan yang dijadikan krupuk yang enak, lezat dan gurih.

Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) merupakan harapan dan tantangan baru bagi umat Islam dalam sistem Jaminan Produk Halal di Indonesia. UU JPH juga merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melindungi dan

4 Waharjani, “Makanan Yang Halal Lagi Baik Dan Implikasinya Terhadap Kesalehan Seseorang”, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 2, Desember 2015, 198-199.

5 Sri Mardiyati dan Amruddin, “Diversifikan Produk Olahan Udang Rebon Pada Kelompok Wanita Nelayan”, Jurnal Al-Ikhlas, Volume 2, Nomor 1, Oktober 2016, 4.

6Redaksi Halodoc, “Inilah Nutrisi dan Manfaat yang Terkandung dalam Udang”, dalam https://www.halodoc.com/artikel/inilah-nutrisi-dan-manfaat-yang-terkandung- dalam-udang, diakses tanggal 16 Februari 2021 jam 23:58

7 James Ngginak dkk, “Komponen Senyawa Aktif pada Udang Serta Aplikasinya dalam Pangan”, Jurnal Sains Medika, Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2013, 130.

(4)

memberikan rasa aman kepada konsumen, khususnya umat Islam dalam mengonsumsi produk yang sesuai dengan syariat Islam yaitu halal dan thayyib. Thayyib ialah makanan yang baik serta tidak kotor baik dari zat yang dikandungnya serta tidak tercampur dengan benda yang najis.8 Adanya UU JPH diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan produsen untuk memberikan jaminan terhadap kehalalan produk, yang berlandaskan perlindungan, keadilan, kepastian hukum, akuntabilitas dan transparansi, efektivitas dan efisiensi, serta profesionalisme.9

Dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014, UU tersebut juga mengatur tentang halal dan haramnya makanan dan minuman yang dikonsumsi atau dinikmati oleh manusia. Hal tersebut dijelaskan pula dalam pasal 17 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 yang berbunyi:

Bahan yang digunakan dalam PPH terdiri atas bahan baku, bahan olahan, bahan tambahan, dan bahan penolong.

Pasal ini dengan jelas menyatakan bahwa setiap bahan makanan yang akan diedarkan atau diolah menjadi sebuah produk, harus diperhatikan secara syariat Islam. Untuk memastikan produk tersebut halal. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang tentang hal tersebut, yaitu Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal. Didalamnya terdapat ketentuan umum jaminan halal suatu produk. Ketentuan mengenai standarisasi kehalalan, baik dalam produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, produk rekayasa genetik, dan produk konsumen yang digunakan, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat. Undang-Undang tersebut menetapkan bahwa setiap produk yang beredar di Indonesia harus bersertifikasi halal. Begitu juga dengan pengolahan bahan makanan yang dijual ke masyarakat. Pabrik atau pengolahan bahan makanan juga harus bersertifikasi halal. Itu sebabnya, karena sertifikasi halal pada pabrik sangat diperlukan untuk memastikan bahan olahan atau makanan yang diproduksi dan dikonsumsi konsumen benar-benar halal dan tayyib.

Meski demikian, jumlah pabrik atau toko yang memproduksi makanan bersertifikat halal masih sedikit. Hal ini terlihat dari ketidaktahuan pemilik pabrik atau toko tentang standar kehalalan pembuatan bahan makanan hingga pengolahan.

Berkaitan dengan hal tersebut, sebenarnya banyak produk yang beredar dimasyarakat belum semua terjamin kehalalannya. Sementara itu, berbagai peraturan perundang-undangan yang memiliki keterkaitan dengan pengaturan Produk Halal belum memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi umat Islam. Oleh karena itu, pengaturan mengenai

8 Andriyani, “Kajian Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan kesehatan”, Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Vol. 15, No. 2, Juli 2019, 195.

9 Salinan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, (Jakarta: UU JPH.pdf,2014) 9.

(5)

Jaminan Produk Halal perlu diatur dalam satu undang-undang yang memuat secara komprehensif mencakup produk yang meliputi barang/jasa yang berkaitan dengan makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kimiawi, produk biologi, dan produk rekayasa genetik serta barang yang digunakan, digunakan, atau dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk juga rumah potong ayam yaitu dalam Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal tersebut.10

Berikut adalah beberapa penelitian yang telah digunakan sebelumnya, terdapat beberapa persamaan dengan penelitian ini, akan tetapi secara global memiliki konsentrasi yang berbeda antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Apriliani Nita Lutfiah, pada tahun 2015 mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul “Kesadaran Hukum Pengusaha Rumah Makan Muslim di Kecamatan Batuturi Kabupaten Tabanan Bali Terhadap Undang- Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal”.11 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tingkat kesadaran penjual dalam mengimplementasikan undang-undang No. 33 Tahun 2014 Tentang JPH. Hal yang membedakan dengan penelitian ini adalah secara spesifik membahas tentang perilaku atau kesadaran produsen dalam mengimplementasikan Undang-undang JPH.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Agnes Lutfiana Ni’mah, pada tahun 2016 mahasiswi dari Institut Agama Islam Tulungagung, dengan judul

“Praktik Penyembelihan Dan Pengolahan Ayam Di Rumah Potong Ayam (Rpa) Desa Pandanarum Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar (Tinjauan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal)”.12 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai praktik produksi dan di tinjau dari Undang-undang JPH.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah secara spesifik membahas tentang praktik penyembelihan, syarat dan rukun yang sesuai dengan kepercayaan dan menghasilkan produksi yang halal dan tayyib.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Dessy Rezfi, pada tahun 2016 mahasiswi dari Universitas Andalas, dengan judul “Pelaksanaan Sertifikasi Halal Terhadap Restoran Dan Rumah Makan Dikaitkan Dengan Perlindungan

10 Ibid, 9.

11 Apriliani Nita Lutfiah, Kesadaran Hukum Pengusaha Rumah Makan Muslim di Kecamatan Batuturi Kabupaten Tabanan Bali Terhadap Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, (Skripsi, Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015)

12 Agnes Luftiana, Praktik Penyembelihan Dan Pengolahan Ayam Di Rumah Potong Ayam (Rpa) Desa Pandanarum Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar (Tinjauan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal), (Skripsi, Institut Agama Islam Tulungagung, 2016)

(6)

Konsumen (Studi kasus di Kota Padang Panjang)”.13 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pengelolaan atau pelaksanaan produk yang akan di sertifikasi kehalalannya untuk menghindari produk yang merugikan konsumen, khususnya bagi warga atau masyarakat muslim. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tidak mengkaji dengan Undang-undang secara rinci, tetapi hanya memberikan cara memperoleh sertifikasi halal dan skripsi ini di tinjau dengan perlindungan konsumen.

Alasan yang melatar belakangi penulis dalam memilih Pengolahan Krupuk Udang dalam Perspektif Undang-undang No. 33 tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal dikarenakan produsen pada Home Industry perlu mengetahui adanya standarisasi kehalalan pada produk makanan untuk melindungi para konsumennya, agar produsen mengetahui bahwa mereka harus berhati-hati dalam memilih bahan dan pengolahan produknya tersebut. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal 17 sampai pasal 20 Undang-undang No. 33 tentang Jaminan Produk Halal.

Dikarenakan masih banyak produsen saat ini masih belum sepenuhnya mengetahui tentang standarisasi tersebut, mereka hanya fokus pada produk yang laku dipasaran, seperti halnya yang ada di desa Klampis Kecamatan Klampis Bangkalan. Maka dari itu peneliti berinisiatif untuk meneliti masalah ini.

Desa Klampis ini merupakan desa kecil yang terletak di kecamatan Klampis kabupaten Bangkalan. Desa Klampis ini merupakan salah satu desa yang lumayan banyak memiliki produk rumahan/Home Industry seperti halnya produk makanan krupuk udang. Krupuk udang ini sangat terkenal di Media sosial, karena terbilang enak, renyah dan gurih.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik serta bermaksud untuk melakukan penelitian untuk mengetahui masalah yang perlu untuk diteliti guna menemukan jawabannya, yaitu “Pengolahan Krupuk Udang Dalam Perspektif Undang-Undang No. 33 Tentang Jaminan Produk Halal (Studi Kasus Pada Home Industry Di Desa Klampis Kec. Klampis Bangkalan)”.

KAJIAN LITERATUR A. Pengolahan Makanan 1. Pengertian

Pengolahan makanan didefinisikan sebagai praktek yang digunakan oleh makanan dan minuman industri untuk mengubah

tumbuhan dan

13 Dessy Rezfi, Pelaksanaan Sertifikasi Halal Terhadap Restoran Dan Rumah Makan Dikaitkan Dengan Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Kota Padang Panjang), (Skripsi, Universitas Andalas, 2016)

(7)

hewan sebagai bahan baku, seperti biji-bijian, daging dan susu menjadi produk bagi konsumen.14

2. Persiapan bahan makanan

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang setiap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik dan sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu.15

3. Pengolahan bahan makanan

Pengolahan bahan makanan adalah proses kegiatan terhadap bahan makanan dan bumbu yang telah diersiapkan, dengan cara menggunakan berbagai cara pemasakan seperti membakar, merebus, mengukus, menggoreng, mengetim untuk meningkatkan cita rasa.16

B. Krupuk Udang 1. Pengertian

Krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang. Pada dasarnya bahan baku pembuatan krupuk adalah tepung tapioka dan tepung terigu saja. Saat ini sudah banyak ditemui jenis krupuk dengan berbagai variasi bahan tambahan seperti krupuk dengan penambahan ikan, kerupuk bawang dengan penambahan bawang dan akhir-akhir ini banyak krupuk dengan penambahan berbagai jenis sayur seperti wortel, kentang, dan lainnya.17 2. Proses pembuatan krupuk

Proses pembuatan krupuk secara umum sama saja, adonannya krupuknya dikukus terus di iris tipis-tipis dan di jemur sampai kering, yang membedakan istimewanya sebuah krupuk adalah citarasanya, kalau di olah dengan bahan-bahan yang berkualitas walaupun cara bikinnya sama, sudah pasti krupuk dengan bahan yang berkualitas yang paling enak rasanya, dan sudah pasti kualitas bahan dasar pembuatan krupuk juga akan mempengaruhi perbedaan harga jual krupuk tersebut nantinya.

14Devy Sri Winarsih, “Bagaimana Kamu mengartikan Pengolahan Makanan”, dalam http://iaas.or.id/pengolahan-makanan/, di akses pada tanggal 03 Februari 2021 jam 18:58

15 Yudi Arimba Wani dkk, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Makanan Massal, (Malang: UB Press, 2019), 91.

16 Yohanis M dkk, “Analisis Sistem Penyelenggaraan Makan SMA NEGERI Khusus Olahraga (SMANKOR) Papua”, Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, No. 1, Juli 2017, 29-30.

17 Ramadhani Chaniago, Ragam Olahan Sayur Indigenous Khas Luwuk, (Yogyakarta:

DEEPUBLISH, 2019), 40.

(8)

Pada intinya proses pembuatan krupuk apapun tetap sama prosesnya, baik itu krupuk udang, krupuk bawang, krupuk kulit dan aneka krupuk lainnya, yang membedakan hanyalah cita rasanya dan bahan-bahannya.18 C. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

Di dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 juga dijelaskan tentang halal dan haramnya suatu makanan dan minuman yang dikonsumsi atau dinikmati oleh manusia atau masyarakat. Makanan halal ialah makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan baku makanan, bahan tambahan makanan, dan bahan penolong lainnya termasuk bahan makanan yang diolah melalui proses rekayasa genetik dan iridiasi makanan, dan yang pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam.19 Hal tersebut telah dijelaskan dalam pasal 17 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 yang berbunyi:20 1. Bahan yang digunakan dalam PPH terdiri atas bahan baku, bahan

olahan, bahan tambahan, dan bahan penolong.

2. Bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari hewan, tumbuhan, mikroba atau bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi, proses biologi, atau proses rekayasa genetik.

3. Bahan yang berasal dari hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a pada dasarnya halal, kecuali yang diharamkan menurut syariat.

Dilanjutkan dengan pasal 18 Undang-undang Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

1. Bahan yang berasal dari hewan yang diharamkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (3) meliputi:

a. Bangkai b. Darah

c. Babi dan/atau

d. Hewan yang disembelih tidak sesuai dengan syariat.

2. Bahan yang berasal dari hewan yang diharamkan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri berdasarkan fatwa MUI.

18 Detikfood, “Inilah Tahapan Produksi Kerupuk di Pabrik”, dalam https://food.detik.com/info-kuliner/d-2569071/inilah-tahapan-produksi-kerupuk-di- pabrik, diakses pada tanggal 08 Februari 2021 jam 15:02

19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, pasal 1 angka 5.

20salinan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk halal, (Jakarta: UUJPH.pdf, 2014) 9.

(9)

Dilanjutkan dengan pasal 19 Undang-undang Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

1. Hewan yang digunakan sebagai bahan Produk wajib disembelih sesuai dengan syariat dan memenuhi kaidah kesejahteraan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner.

2. Tuntunan penyembelihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Dilanjutkan dengan pasal 20 Undang-undang Tahun 2014 tentang Jaminan Produk halal.

1. Bahan yang berasal dari tumbuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2) huruf b pada dasarnya halal, kecuali memabukkan dan/atau membahayakan kesehatan bagi orang yang mengkonsumsinya.

2. Bahan yang berasal dari mikroba dan bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi, proses biologi, atau proses rekayasa genetik sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat (2) huruf c dan huruf d diharamkan jika proses pertumbuhan dan/atau pembuatannya tercampur, terkandung, dan/atau terkontaminasi dengan bahan yang diharamkan.

3. Bahan yang diharamkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri berdasarkan fatwa MUI.

Proses Produk halal telah dijelakan dalam pasal 21 Undang-undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

1. Lokasi, tempat, dan alat PPH wajib dipisahkan dengan lokasi, tempat, dan alat penyebelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian Produk tidak halal.

2. Lokasi, tempat, dan alat PPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:

a. Dijaga kebersihan dan higienitasnya b. Bebas dari najis, dan

c. Bebas dari Bahan tidak halal.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai lokasi, tempat, dan alat PPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bersifat bukan dari apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan apa yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh sumber data.21 Penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang

21 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bojong Genteng:

CV Jejak, 2018), 24.

(10)

menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati.22

Penelitian ini jika dilihat dari objeknya termasuk pada penelitian lapangan field research yaitu untuk membuktikan suatu teori benar atau tidak. Jadi teori ini di tes kebenarannya dilapangan.23 Yang dimaksud dengan fileld research itu bukan hanya penelitian di daerah-daerah, misal nya, disuatu daerah atau kecamatan atau kabupaten saja, melainkan juga penelitian di kantor-kantor, rumah-rumah sakit, panti-panti asuhan, sekolah-sekolah, perkebunan-perkebunan dan sebagainya.24 Dalam penelitian ini peneliti berkeinginan untuk memahami secara mendalam kasus yang terjadi di lokasi dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak terkait, yaitu pengelola Home Industry di desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan.

Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan pemilik dan karyawan Home Industry Krupuk Udang di Desa Klampis Kec. Klampis Bangkalan. Sedangkan data sekunder pada penelitian ini yaitu Sumber data sekunder ini adalah data yang diperoleh peneliti melalui sumber-sumber resmi lainnya, dari literatur-literatur dan buku-buku atau Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, dokumen-dokumen, foto-foto, dan lain-lainnya dapat memperkaya data primer.25

Untuk teknik pengumpulan data penulis menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara disini penulis menggunakan wawancara semi terstruktur, dimana peneliti sudah menyiapkan semua pertanyaan sebelumnya, pertanyaan yang dapat direspon secara bebas. Kemudian diikuti dengan pertanyaan lanjutan guna memperoleh informasi yang lebih mendalam.26 Wawancara ini dilakukan kepada pengelola Home Industry krupuk udang di desa Klampis kecamatan Klampis kabupaten Bangkalan. Sedangkan observasi berarti menggunakan mata dan telinga sebagai jendela untuk merekam data.

Sejauh mana keterlibatan peneliti dalam kegiatan yang diamati. yang mendukung kegiatan penelitian, seperti tempat, kegiatan, pelaku, perbuatan, kejadian, waktu dan perasaan, sehingga dapat gambaran

22 Muh Fitrah dan luthfiyah, Metodologi Penelitian, (Bojong Genteng: CV Jejak, 2017), 44.

23 Bungaran Antonius Simanjuntak dan Soedjito Sosrodihardjo, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bina Media Perintis Medan, 2014), 12.

24 Ibid,13.

25 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publising, 2015), 28.

26 Jogiyanto Hartono, Metode Pengumpulan dan Teknik Analisis Data, (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2018), 62.

(11)

secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.27 Sedangkan dokumentasi merupakan metode untuk pengambilan data yang diproses melalui dokumen-dokumen seperti berupa foto, buku, catatan dan sebagainya, metode dokumentasi ini dipakai untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber dan juga dapat dikatakan sebagai pencatatan secara sistematis masalah-masalah yang diteliti.28 Dalam hal ini, penulis melakukan dokumentasi dengan cara memfoto suasana pengolahan krupuk udang di desa Klampis kecamatan Klampis kabupaten Bangkalan.

Setelah memperoleh data, selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Analisis data adalah proses menyusun data dengan secara sitematis dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumentasi, gambar foto dan sebagainya.29 Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu (reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/verifikasi) merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu sehingga dapat menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian.

PEMBAHASAN

A. Pengolahan Krupuk Udang Pada Home Industry di Desa Klampis Kecamatan Klampis Bangkalan

Banyaknya bahan makanan dari hasil olahan dari bahan makanan dikala ini membuat terciptanya berbagai macam hidangan dari bahan makanan yang baru. Namun apakah makanan yang dihasilkan tersebut telah memenuhi standar kesehatan ataupun kehalalan, sebab saat ini banyak bahan makanan yang diproses memakai bahan kimia maupun hormon yang kelewatan serta pengaruh dari rekayasa genetika yang bisa membahayakan kesehatan manusia. Oleh sebab itu teknologi modern belum pasti menjamin hasil yang baik, bahkan malah bisa membahayakan kesehatan manusia. Betapa besarnya kasus yang bisa terjadi jika dengan bahan makanan yang hendak diolah jadi makanan yang dimulai dengan proses yang salah atau adanya bahan yang dilarang dalam Islam, hingga akan lebih bermasalah lagi bila makanan tersebut diolah dengan persiapan, pengolahan serta proses memasak yang salah.

27 Suwanto, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2014), 41.

28 Soebardhy dkk, Kapita Selekta Metodologi Penelitian, (Jawa Timur: CV Penerbit Qiara Media, 2020), 128.

29 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian...122

(12)

Pengolahan bahan krupuk udang meliputi dua aspek, yaitu : 1. Persiapan bahan makanan

Persiapan bahan makanan ialah serangkaian kegiatan penanganan bahan makanan yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dan sebagainya.30 Persiapan bahan makanan merupakan tahap yang penting sebagai alat pengendalian terutama pada produksi makanan dalam jumlah besar.31

Adapun tahap-tahap persiapan bahan krupuk udang yang dilakukan oleh Home Industry krupuk udang yaitu:

a. Proses awal yang dilakukan Home Industry krupuk udang sebelum proses pengolahan adalah persiapan bahan baku udang. Udang yang masih segar dibeli langsung dari pasar yang terdapat di desa klampis, jadi Ibu Maisaroh memesan udang dari penjual udang langganannya secara langsung untuk dijadikan bahan baku pada saat memproduksi krupuk udang dan melakukan transaksi ditempat tersebut.

b. Pemilihan bahan harus teliti terlebih dahulu sebab bahan yang bagus ataupun tidak bagus itu akan mempengaruhi mutu atau kualitas dari produk yang dihasilkan. Pembuatan krupuk udang tersebut tidak diambil dagingnya saja karena kulit dan kepala udang tersebut juga memiliki manfaat untuk tubuh, Ibu Maisaroh mengungkapkan :

“Saya membeli udang langsung dari penjual yang menjual udang segar, saya tidak mau kalau membeli udang yang tidak segar atau galaku dan di Es-in dan di jual lagi besoknya”.32

a. Udang yang sudah di dapat lalu dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu agar bau amisnya hilang.

b. Setelah proses pencucian selesai maka udang dimasukkan kedalam panci untuk dimasak.

c. Setelah itu mempersiapkan bahan baku campuran, bahan baku campuran dipakai untuk bahan tambahan pembuatan krupuk. Ibu Maisaroh mengatakan :

“Bahan untuk membuat adonan antara lain, tepung tapioka pabrikan, bawang putih, cabe merah besar, garam, penyedap rasa, dan bahan dasarnya yaitu udang. Semua itu saya dapatkan dari pasar”.33

Mempersiapkan bahan campuran sangat penting untuk memilih pula kualitasnya, karena juga dapat mempengaruhi kualitas produk makanan. Ibu Maisaroh mengenakan tepung pabrikan. Ibu Maisaroh juga

30 Eka Rachmawati dkk, Ilmu dan teknologi Boga Dasar, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2021) 6.

31 Yudi Arimba Wani dkk, Edisi Revisi Managemen Operasional Penyelenggaraan makanan Massal, (Malang: UB Press, 2019) 95.

32 Hasil wawancara dengan Ibu Maisaroh selaku pemilik Home Industry krupuk udang, pada tanggal 30 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

33 Hasil wawancara dengan Ibu Maisaroh selaku pemilik Home Industry krupuk udang, pada tanggal 30 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

(13)

memilih bahan yang baik semacam halnya membeli bawang dari pasar, Ibu Maisaroh tidak menggunakan bahan baku yang busuk ataupun kadaluarsa. Ibu Maisaroh mengatakan :

“Saya memakai tepung pabrikan, saya membeli bawang dari pasar langsung 1- 2 kiloan, tidak sampai busuk pasti sudah habis, namun kalau busuk juga pasti tidak saya gunakan, karena nanti takutnya akan mempengaruhi rasa pada produk saya. Seperti cabe merah besar, karena tidak terlalu banyak digunakan maka saya tidak terlalu banyak untuk membelinya.”34

Persiapan perlengkapan atau peralatan untuk pengolahan krupuk udang agar memudahkan pengolahan dan mempercepat produksi. Ibu Maisaroh mengatakan:

“Peralatan yang saya gunakan ini sangat sederhana seperti, pisau dan talenan untuk mengiris krupuk udang, dan blender untuk menghaluskan bumbu- bumbunya seperti bawang putih dan cabe merah besar serta udang”.35

Peralatan yang digunakan yaitu pisau dan talenan untuk mengiris krupuk udang, blender untuk menghaluskan bumbu, panci besar untuk memasak krupuk udang, wajan, spatula dan penyaring digunakan untuk proses penggorengan. Peralatan tersebut terbuat dari stainless selain blender dan talenan yang terbuat dari kayu dan plastik. Keranjang yang terbuat dari plastik untuk menyaring krupuk yang sudah digoreng.

1. Pengolahan bahan makanan

Pengolahan makanan merupakan proses merubah bahan pangan mentah menjadi olahan setengah jadi maupun produk siap saji yang dapat langsung dikonsumsi serta memiliki nilai gizi.36 Pengolahan makanan adalah kumpulan metode atau teknik yang digunakan untuk mengubah makanan menjadi bentuk lain untuk dikonsumsi oleh manusia atau hewan dirumah atau oleh industri pengolah makanan.37

Pengolahan krupuk udang yang ada di desa klampis masih memakai metode yang tradisional. Peralatan yang digunakan pula masih dibilang tradisional. Home Industry krupuk udang yang ada di desa klampis merupakan usaha sendiri, usaha yang dibuat sendiri bukan turunan ataupun milik dua orang atau lebih. Usaha krupuk udang tersebut sudah dilakukan sejak lama yaitu dari tahun 2007 tepatnya 14 tahun yang lalu, usaha krupuk udang ini tidak pernah menggunakan mesin untuk proses pemotongannya, karena hasil dan efektivitasnya masih lebih bagus dengan alat manual ataupun tradisional. Seiring

34 Hasil wawancara dengan Ibu Maisaroh selaku pemilik Home Industry krupuk udang, pada tanggal 30 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

35 Hasil wawancara dengan Ibu Maisaroh selaku pemilik Home Industry krupuk udang, pada tanggal 30 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

36 Enceng Sobari dan Tim Agrotekuin 13, Dasar-Dasar Proses Pengolahan Bahan Pangan, (Cigadung Subang: POLSUB PRESS, 2019) 6.

37 Bambang Winamo dan Wisnuwati, Pembuatan Makanan Dan Minuman Herbal Yang Menyehatkan, (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2020) 1.

(14)

dengan berjalannya waktu, usaha yang awalnya hanya rumahan dengan jumlah permintaan yang rendah, berkembang menjadi usaha dengan jumlah permintaan yang tinggi untuk ukuran Home Industry yang masih memakai peralatan tradisional.

Pengolahan produk makanan sangatlah berarti supaya hasil olahan tidak salah olah serta menyebabkan suatu yang membahayakan para penikmat makanan tersebut. Dari bahan-bahan olahan, proses pengolahan, pengemasan sampai selesai. Home Industry krupuk udang milik Ibu Maisaroh memakai bahan utama udang yang biasa orang pakai untuk membuat rempeyek, bakwan serta lain-lain. Tetapi dengan kekreatifan Ibu Maisaroh digunakanlah udang menjadi produk makanan yang memiliki nilai ekonomis dan banyak diminati oleh konsumen.

Ibu Maisaroh hanya memiliki 1 orang pekerja dalam membantunya untuk mengolah krupuk udang, setiap pembuatan krupuk udang bisa dengan jumlah bahan yang diolah sedikit banyaknya yaitu sekitar 10 kilogram dalam 1 minggu. Namun jika mendekati bulan ramadhan ataupun lebaran pesenan akan lebih banyak dan bisa sampai kurang lebih mencapai 15-20 kilogram dalam 1 minggu.

Adapun tahap-tahap pengolahan bahan krupuk udang yang dilakukan oleh Home Industry krupuk udang yaitu:

a. Proses awal pengolahan krupuk udang yaitu pemasakan udang.

b. Setelah proses pemasakan udang Menghaluskan bumbu-bumbunya seperti bawang putih dan cabe merah besar

c. Setelah itu menghaluskan udangnya, Ibu Maisaroh mengatakan:

“Bahan baku adonan udang, tepung tapioka, bawang putih, cabe merah besar, garam, dan penyedap rasa. Semua bumbu tersebut diolah hingga merata dengan air matang secukupnya, pokonya harus pas”.38

d. Kemudian adonan tersebut sudah siap dimasukkan ke plastik-plastik ukuran ¼ untuk direbus.

Setelah direbus kemudian krupuk udang di diamkan semalam agar krupuk udang yang direbus tadi agak mengeras, kemudian besok paginya di iris dan dijemur hingga kering, setelah sudah kering krupuk udang sudah bisa digoreng.

Sejak awal berdirinya Home Industry krupuk udang ini Ibu Maisaroh tidak pernah menggunakan bahan campuran yang dapat membahayakan kesehatan. Karyawan Ibu Maisaroh menjelaskan pada Home Industry ini tidak pernah menggunakan bahan pengawet. Ibu Homsatun selaku karyawan Ibu Maisaroh mengatakan :

38 Hasil wawancara dengan Ibu Maisaroh selaku pemilik Home Industry krupuk udang, pada tanggal 31 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

(15)

“Disini tidak pernah memakai bahan pengawet karena tidak diperbolehkan oleh Ibu Maisaroh dan takut akan merusak atau mengganggu kesehatan masyarakat atau pembeli”.39

A. Pengolahan Krupuk Udang Pada Home Industry di Desa Klampis Kecamatan Klampis Bangkalan dalam Perspektif Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

Berdasarkan pasal 17 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

1. Bahan yang digunakan dalam PPH pada Home Industry krupuk udang milik Ibu Maisaroh ini menggunakan bahan baku udang dan tepung tapioka sebagai bahan baku, bahan tambahan yang digunakan yaitu penyedap rasa, bawang putih serta cabe merah besar

2. Bahan tersebut berasal dari hewan boga bahari (seafood) serta berasal dari tumbuhan alami

3. Bahan yang berasal dari hewan yang telah digunakan pada Home Industry ini pada dasarnya halal.

Dilanjutkan dengan pasal 18 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

1. Bahan hewani yang digunakan pada Home Industry krupuk udang ini termasuk pada pasal 18 ayat (1) huruf (a) yaitu bangkai. Akan tetapi walaupun termasuk bangkai udang ini merupakan bangkai yang halal untuk dimakan dan hukumnya suci, karena termasuk bangkai yanng dihalalkan dan hewan buruan laut atau hewan yang ditangkap dilaut sedangkan laut itu suci airnya dan halal bangkainya. Jadi walaupun bangkai haram untuk dimakan, namun dalam Islam ada bangkai yang dikecualikan boleh dimakan.40

Dilanjutkan dengan pasal 19 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

1. Dalam pasal ini dijelaskan bahwa hewan yang digunakan sebagai bahan produk wajib disembelih sesuai dengan syariat dan memenuhi kaidah kesejahteraan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner.

Kesehatan masyarakat veteriner ialah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia.41 Jadi walaupun udang

39 Hasil wawancara dengan Ibu Homsatun selaku karyawan Home Industry krupuk udang, pada tanggal 31 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

40 Muchtar Ali, “Konsep Makanan Halal Dalam Tinjauan Syariah Dan Tanggung Jawab Produk Atas Produsen Industry Halal”, Jurnal Ahkam, Vol. XVI, No. 2, Juli 2016, 297.

41 PARALEGAL.ID, “Kesehatan Masyarakat Veteriner”, dalam https://paralegal.id/pengertian/kesehatan-masyarakat-veteriner/, diakses pada tanggal 14 Juli 2021 jam 12:35

(16)

termasuk hewani, akan tetapi udang merupakan bahan baku atau hewan yang tidak perlu dengan adanya proses penyembelihan.

Dilanjutkan dengan pasal 20 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

1. Bahan yang berasal dari tumbuhan yang digunakan sebagai bahan tambahan pengolahan krupuk udang pada Home Industry milik Ibu Maisaroh ini hanya menggunakan bawang putih dan cabe merah besar saja, sebagai bumbu yang berasal dari tumbuhan alami serta bahan yang digunakan juga terbebas dari zat yang memabukkan ataupun membahayakan kesehatan orang yang menkonsumsinya.

2. Walaupun di dalam pembuatan krupuk udang ada bahan tambahannya seperti penyedap rasa atau micin, akan tetapi penyedap rasa aman digunakan dan diizinkan untuk dikonsumsi serta tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Sebab penyedap rasa terbuat dari bahan alami (tetes tebu) bukan zat kimia yang melalui proses fermentasi dan juga diakui keamanannya oleh kementrian kesehatan dan BPOM RI.

Jadi bahan tambahan yang digunakan pada Home Industry krupuk udang ini bebas dari bahan yang diharamkan.

Proses Produk Halal dijelaskan dalam pasal 21 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

1. Pada Home Industry krupuk udang ini lokasi atau tempat pengolahan, penggorengan dan pengemasan dilakukan secara terpisah oleh Ibu Maisaroh, serta menyimpan alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan krupuk udang dilakukan secara terpisah. Hal tersebut dilakukan supaya kotoran-kotoran atau partikel-partikel yang lain tidak tercampur serta tersebar ke alat-alat yang lain. Agar tetap terjaga kebersihan dan kehigienisan serta bebas dari najis dan bebas dari bahan yang tidak halal.

Berdasarkan pasal-pasal tersebut dari pasal 17 sampai pasal 21 telah dijelaskan bahwa para pemilik Home Industry harus memperhatikan bahan-bahan yang digunakan baik dalam pengolahan lokasi, tempat dan alat-alat yang digunakan harus melakukan pemisahan serta menjaga kebersihan dan kehigienisan, bebas dari najis dan bahan yang tidak halal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

Produk tersebut memberikan arti bahwa semua proses produk halal suatu produk yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal tidak akan lepas dari aturan diatas begitu pula mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan standardisasi-standardisasi terhadap suatu produk. Seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

(17)

Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal dijelaskan pada bagian kedua dalam proses produk halal, yaitu lokasi, tempat, serta alat PPH harus dipisahkan dengan lokasi, tempat dan alat penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan serta penyajian produk.

Maka dari itu, pengolahan krupuk udang pada Home Industry di Desa Klampis Kecamatan Klampis Bangkalan ini sudah bisa dikatakan sesuai dengan pasal 17 sampai 20 Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, bahwasanya secara keseluruhan mulai dari pengolahan, tempat pengolahan, tempat pengemasan, bahan yang digunakan serta alat-alat yang simpan serta penyimpanan bahan makanan dilakukan dengan cara terpisah sudah sesuai dan dilakukan atau dijalankan dengan mengikuti Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.

KESIMPULAN

1. Pengolahan Krupuk Udang Pada Home Industry Di Desa Klampis Kecamatan Klampis Bangkalan

a. Persiapan bahan makanan

Adapun tahap-tahap persiapan bahan krupuk udang yang dilakukan oleh Home Industry krupuk udang yaitu: proses awal yang dilakukan Home Industry krupuk udang sebelum proses pengolahan adalah persiapan bahan baku udang. Kemudian pemilihan bahan.

Selanjutnya udang dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu agar bau amisnya hilang. Kemudian setelah proses pencucian selesai maka udang dimasukkan kedalam panci untuk dimasak. Setelah selesai proses persiapan bahan baku udang selanjutnya mempersiapkan bahan baku campuran, bahan baku campuran dipakai untuk bahan tambahan pembuatan krupuk.

b. Pengolahan bahan makanan

Adapun tahap-tahap pengolahan bahan krupuk udang yang dilakukan oleh Home Industry krupuk udang yaitu: proses awal pengolahan krupuk udang yaitu pemasakan udang, setelah proses pemasakan udang, menghaluskan bumbu-bumbunyaseperti bawang putih dan cabe merah besar. Kemudian menghaluskan udangnya.

Setelah itu bahan baku udang, tepung tapioka, bawang putih, cabe merah besar, garam dan penyedap rasa, semua bahan baku dan bumbu tersebut diolah hingga merata dengan air matang secukupnya.

Kemudian adonan tersebut sudah siap dimasukkan ke plastik-plastik ukuran ¼ untuk direbus.

(18)

1. Pengolahan Krupuk Udang Pada Home Industry Di Desa Klampis Kecamatan Klampis Bangkalan Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal

Pengolahan krupuk udang pada Home Industry di desa Klampis kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Berdasarkan realita dan wawancara yang mendalam di lapangan dapat disimpulkan bahwa pengolahan krupuk udang pada Home Industry di desa Klampis Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan bahwasanya secara keseluruhan mulai dari pengolahan dan bahan yang digunakan sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 pasal 17 sampai 20 karena pada Home Industry krupuk udang ini pengolahan serta bahan yang digunakan halal dan terbebas dari zat yang memabukkan ataupun membahayakan kesehatan orang yang mengkonsumsinya.

Tempat pengolahan, tempat pengemasan serta alat-alat yang digunakan pada Home Industry krupuk udang ini disimpan dengan cara terpisah sesuai dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014 pasal 21 bahwa tempat pengolahan, penggorengan dan pengemasan dilakukan secara terpisah, serta menyimpan alat-alat yang digunakan secara terpisah, hal tersebut dilakukan agar tetap terjaga kebersihan dan kehigienisannya serta bebas dari najis dan bebas dari bahan yang tidak halal.

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Anggito, A, dan Setiawan, J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bojong Genteng: CV Jejak, 2018.

Fitrah, M, dan luthfiyah, Metodologi Penelitian, Bojong Genteng: CV Jejak, 2017.

Hartono, J, Metode Pengumpulan dan Teknik Analisis Data, Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2018.

Rachmawati, E, dkk, Ilmu dan teknologi Boga Dasar, Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2021.

Ramadhani Chaniago, Ragam Olahan Sayur Indigenous Khas Luwuk, Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2019.

Simanjuntak, B.A dan Sosrodihardjo, S, Metode Penelitian Sosial, Jakarta:

Bina Media Perintis Medan, 2014.

Siyoto, S, dan Sodik, A, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publising, 2015.

Sobari, E, dan Tim Agrotekuin 13, Dasar-Dasar Proses Pengolahan Bahan Pangan, Cigadung Subang: POLSUB PRESS, 2019.

Soebardhy dkk, Kapita Selekta Metodologi Penelitian, Jawa Timur: CV Penerbit Qiara Media, 2020.

(19)

Suwanto, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2014.

Wani, Y.A, dkk, Edisi Revisi Managemen Operasional Penyelenggaraan makanan Massal, Malang: UB Press, 2019.

Wani, Y.A, dkk, Managemen Operasional Penyelenggaraan makanan Massal, Malang: UB Press, 2019.

Winamo, B, dan Wisnuwati, Pembuatan Makanan Dan Minuman Herbal Yang Menyehatkan, Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2020.

JURNAL

Ali, M, “Konsep Makanan Halal Dalam Tinjauan Syariah Dan Tanggung Jawab Produk Atas Produsen Industry Halal”, Jurnal Ahkam, Vol.

XVI, No. 2, 297, Juli 2016.

Andriyani, “Kajian Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan kesehatan”, Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Vol. 15, No. 2, 195, Juli 2019.

Mardiyati, S dan Amruddin, “Diversifikan Produk Olahan Udang Rebon Pada Kelompok Wanita Nelayan”, Jurnal Al-Ikhlas, Volume 2, Nomor 1,4, Oktober 2016.

Ngginak, J, dkk, “Komponen Senyawa Aktif pada Udang Serta

Aplikasinya dalam Pangan”, Jurnal Sains Medika, Vol. 5, No. 2, 130, Juli-Desember 2013.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, pasal 1 angka 5.

Salinan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, Jakarta: UU JPH.pdf,2014, 9.

Waharjani, “Makanan Yang Halal Lagi Baik Dan Implikasinya Terhadap Kesalehan Seseorang”, Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 4, Nomor 2, 198-199, Desember 2015.

Yanggo, H.T, “Makanan Dan Minuman Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Tahkim, Vol. IX, No. 2, 2, Desember 2013.

Yohanis M dkk, “Analisis Sistem Penyelenggaraan Makan SMA NEGERI Khusus Olahraga (SMANKOR) Papua”, Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, No. 1, 29-30, Juli 2017.

WEB

Detikfood, “Inilah Tahapan Produksi Kerupuk di Pabrik”, dalam https://food.detik.com/info-kuliner/d-2569071/inilah-tahapan- produksi-kerupuk-di-pabrik, diakses pada tanggal 08 Februari 2021 jam 15:02

Halodoc, Redaksi, “Inilah Nutrisi dan Manfaat yang Terkandung dalam Udang”, dalam https://www.halodoc.com/artikel/inilah-nutrisi-

(20)

dan-manfaat-yang-terkandung-dalam-udang, diakses tanggal 16 Februari 2021 jam 23:58

PARALEGAL.ID, “Kesehatan Masyarakat Veteriner”, dalam https://paralegal.id/pengertian/kesehatan-masyarakat- veteriner/, diakses pada tanggal 14 Juli 2021 jam 12:35

Winarsih, D.S, “Bagaimana Kamu mengartikan Pengolahan Makanan”, dalam http://iaas.or.id/pengolahan-makanan/, di akses pada tanggal 03 Februari 2021 jam 18:58

SKRIPSI

Agnes Luftiana, Praktik Penyembelihan Dan Pengolahan Ayam Di Rumah Potong Ayam (Rpa) Desa Pandanarum Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar (Tinjauan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal), (Skripsi, Institut Agama Islam Tulungagung, 2016)

Apriliani Nita Lutfiah, Kesadaran Hukum Pengusaha Rumah Makan Muslim di Kecamatan Batuturi Kabupaten Tabanan Bali Terhadap Undang- Undang No. 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, (Skripsi, Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015)

Dessy Rezfi, Pelaksanaan Sertifikasi Halal Terhadap Restoran Dan Rumah Makan Dikaitkan Dengan Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Kota Padang Panjang), (Skripsi, Universitas Andalas, 2016)

WAWANCARA

Hasil wawancara dengan Ibu Homsatun selaku karyawan Home Industry krupuk udang, pada tanggal 31 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

Hasil wawancara dengan Ibu Maisaroh selaku pemilik Home Industry krupuk udang, pada tanggal 30 Mei 2021 di Home Industry krupuk udang Ibu Maisaroh

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil dari penelitian suhu yang tertera pada Tabel 3 tiap-tiap stasiun yang berbeda didapatkan keadaan yang masih baik / normal untuk daerah tropis dengan

Seringkali bias kekerasan atas dasar SOGIE dikarenakan mereka dituduh sebagai perihal baru dan ‘barat’, yang pada kenyataannya dalam struktur tradisional masyarakat mana pun,

Secara organisatoris, seharusnya Uzbekistan dan Azerbaijan bisa meratifikasi Commonwealth of Independent States Free Trade Area di tanggal 18 Oktober 2011 yang sama

Pada penggunaan kontrasepsi pil kurang dari 5 tahun berisiko 0,90 kali lebih kecil untuk meng- alami menopause dini daripada wanita yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi pil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik dari elemen keluarga maupun manajemen aspek ketidak-siapan calon suksesor untuk menggantikan pendiri dan perencanaan yang belum

Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Saham-saham manakah yang dimasukkan kedalam portofolio optimal?, (2) Berapakah proporsi dana

Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi sosial pada siswa SMA yaitu dengan diberikannya konseling multibudaya supaya mereka mampu menghargai perbedaan yang dimiliki