• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DEWAN DIREKSI, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-

2016

OLEH

LOLA ANGELA 130503208

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal 29 Januari 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Dra. Salbiah, M.Si, Ak Penguji : Dra. Mutia Ismail,MM, Ak

Pembanding : Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak

(5)
(6)

ABSTRAK

PENGARUH DEWAN DIREKSI, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN UKURAN PERUSAHAANTERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dewan direksi, komisaris independen dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan dengan struktur modal sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktursektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014- 2016. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai kinerja perusahaanmemperlihatkan hasil yang berbeda - beda. Oleh karena itu, penelitian lain perlu dilakukan untuk menguji ulang teori tentang kinerja perusahaan.

Populasi penelitian ini sebanyak 39perusahaan manufaktur. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 25 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2014 - 2016) dengan 75 observasi (pengamatan). Data penelitian diperoleh dari perusahaan sampel yang diunduh dari website Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda lalu kemudian pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan dewan direksi dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini secara simultan dewan direksi, komisaris independen dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Dan Hasil secara moderating, Debt to Equity Ratio tidak dapat memoderasi hubungan antara dewan direksi dengan kinerja perusahaan.Debt to Equity Ratio tidak dapat memoderasi hubungan antara komisaris independen dengan kinerja perusahaan.Debt to Equity Ratio tidak dapat memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan dengan kinerja perusahaan.

Kata kunci:Dewan Direksi, Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Kinerja Peusahaan, dan Struktur Modal

(7)

ABSTRACT

THE EFFECT OF BOARD OF DIRECTORS,

INDEPENDENTCOMMISSIONER, AND COMPANY SIZE TO

COMPANYPERFORMANCE WITH CAPITAL STRUCTURE AS VARIABLE MODERATING OFMANUFACTURINGCOMPANIES SECTOR OF CONSUMER GOODS INDUSTRY LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGEPERIOD2014-2016

This study aims to determine the effect of board of directors, independent commissioners and company size on the performance of companies with capital structure as a moderating variable in manufacturing companies in the consumer goods industry sector listed on the Indonesia Stock Exchange period 2014- 2016.

Several previous studies on the performance of the company showed the results Different. Therefore, other research needs to be done to retest theories about company performance.

The population of this research is 39 manufacturing companies. The sampling method used was purposive sampling method, so that 25 sample companies were obtained for 3 years observation (2014 - 2016) with 75 observations. The research data was obtained from the sample company that was downloaded from the Indonesia Stock Exchange website. Data analysis techniques used are descriptive statistical analysis and multiple regression analysis. The process of data analysis conducted first is descriptive statistics, classical assumption test, multiple regression analysis and then hypothesis testing.

The results of this study partially indicate that independent commissioners significantly influence the performance of the company, while the board of directors and company size does not affect the company performance. The results of this study simultaneously the board of directors, independent commissioners and company size simultaneously affect the company's performance. And Results moderatively, Debt to Equity Ratio can not moderate the relationship between the board of directors and the performance of the company. Debt to Equity Ratio can not moderate the relationship between independent commissioner and company performance. Debt to Equity Ratio can not moderate the relationship between firm size and firm performance.

Keywords: Board of Diretors, Independent Commissioner, Company Size, Company Performance, and Capital Structure

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya serta tidak lupa pula penulis menngucapkan shalawat beriringkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan dan membimbing umatnya ke alam ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016”. Adapun skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof, Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen,MAFIS, Ak, CPA danBapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Ketua dan SekretarisDepartemen/

Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Akselaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan

(9)

pengarahan dan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs.

Abikusno Dharsuky, MM, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan masukan, saran, dan arahan dalampenyusunan skripsi ini.

5. Kepada kedua orangtua penulis Bapak Alm.Siswowartoyo dan Ibu Sumiati Siahaan serta kepada keempat abang sayaDedi Pranajaya, Dodi Prananda, Rengga Wiratama, Eko Damara, dan adik saya Sutawijaya yang selalu mendukung, mendoakan, dan memberikan semangat kepada penulisdalampenyelesaian skripsi ini.

6. Kepada sahabat-sahabat penulis yang tersayang Liza, Bita, Mutiara, Anis, Riska,Tiwi, Raissa, Aksa, Lenny, dan Karishma yang telah memberikan dukungan, saran, dan motivasi bagi penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini baik itu dalam isi dan tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya di bidang akuntansi.

Medan, 29 Januari 2018 Penulis,

NIM: 130503208 Lola Angela DAFTAR ISI

(10)

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 TujuanPenelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1Landasan Teori ... 11

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 11

2.1.2Kinerja Perusahaan ... 13

2.1.3 Good Corporate Governance (GCG) ... 14

2.1.4 Dewan Direksi ... 17

2.1.5 Komisaris Independen ... 18

2.1.6Ukuran Perusahaan ... 19

2.1.7 Struktur Modal ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 22

2.4 Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis .. 23

2.5 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.4.1 Variabel Dependen ... 29

3.4.2 Variabel Independen ... 30

3.4.3 Variabel Moderating ... 31

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.6 Jenis Data dan Sumber Data ... 35

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.8 Teknik Analisis Data ... 36

(11)

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 36

3.8.2Uji Asumsi Klasik ... 36

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 37

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 38

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 39

3.8.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 39

3.8.3Analisis Regresi Berganda ... 40

3.8.4Uji Hipotesis ... 41

3.8.4.1 Uji Parsial (Uji-t) ... 41

3.8.4.2 Uji Simultan (Uji-F) ... 42

3.8.4.3 Uji Koefisien Determinan (R2 3.8.4.4 UjiModerating ... 43

) ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Data Penelitian ... 45

4.2 Diskripsi Variabel ... 46

4.2.1 Diskripsi Variabel Dependen ... 46

4.2.2 Diskripsi Variabel Independen ... 48

4.2.3 Variabel Moderating ... 52

4.3Analisis Statistik Deskriptif ... 53

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 54

4.4.1 Uji Normalitas ... 54

4.4.2Uji Multikolinearitas ... 56

4.4.3 Uji Autokolerasi ... 57

4.4.4 Uji Heterokedastisitas ... 57

4.5AnalisisRegresi Linear Berganda ... 58

4.6 Uji Hipotesis ... 60

4.6.1 Uji Parsial (uji-t) ... 60

4.6.2 Uji Simultan (uji- F) ... 62

4.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2 4.6.4 HasilUji Variabel Moderating ... 64

) ... 63

4.7Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 72

5.3 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 77

(12)
(13)

DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Rata-Rata ... 6

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.2 Kriteria Pemilihan Sampel ... 34

3.3 Daftar Populasi Penelitian ... 34

4.1 Sampel Penelitian ... 45

4.2 ROE (Y) ... 47

4.3 Dewan Direksi (X1 4.4 Komisaris Independen (X ) ... 48

2 4.5 Ukuran Perusahaan (X ) ... 49

3 4.6 Debt to Equity Ratio (Z) ... 52

) ... 51

4.7 Statistik Deskriptif dari (X1), (X2),(X3 4.8 Uji Multikolinearitas ... 56

), dan (Y) ... 53

4.9 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson ... 57

4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

4.11 Pengujian Parsial (Uji t) ... 61

4.12 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 63

4.13 Koefisien Determinasi (R2 4.14 Uji SignifikansiDER memoderasi antara X ) ... 63

1 4.15 Uji Signifikansi DER memoderasi antara X dengan Y ... 64

2 4.16 Uji Signifikansi DER memoderasi antara X dengan Y ... 65

3 dengan Y ... 66

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Grafik Normal P-P Plot ... 55

4.2 Histogram Normal P-P Plot ... 55

4.3 Uji Heterokedastisitas ... 58

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur sektor Industri

Barang Konsumsi ... 77

2 Hasil Olah Data Laporan Tahunan ... 78

2.1 Hasil Olah Data Variabel Dewan Direksi (X1) ... 78

2.2 Hasil Olah Data Variabel Komisaris Independen (X2 2.3 Hasil Olah Data Variabel Ukuran Perusahaan (X ) .. 79

3 2.4 Hasil Olah Data Variabel Kinerja Perusahaan (Y) ... 85

) ... 82

2.5 Hasil Olah Data Variabel Struktur Modal (Z) ... 88

3 Hasil Output SPSS ... 91

3.1 Statistik Deskripstif ... 91

3.2 Uji Asumsi Klasik ... 91

3.2.1 Uji Normalitas ... 91

3.2.2 Uji Multikoliniaritas ... 92

3.2.3 Uji Autokorelasi ... 92

3.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 92

3.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 92

3.4 Pengujian Hipotesis ... 93

3.4.1 Pengujian Parsial (Uji t) ... 93

3.4.2 Pengujian Simultan (Uji F) ... 93

3.4.3 Koefisien Determinasi (R2 3.4.4 Uji Moderating ... 93

) ... 93

4 4.1 DW Tabel ... 95

4.2 F Tabel ... 96

4.3 T Tabel ... 97

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan dari perusahaan adalah meningkatkan keuntungandan kinerja perusahaannya, namun tidak semua perusahaan mampumencapainya, banyak anggota perusahaan yang hanya mementingkan kepentingan pribadisemata, sehingga tidak dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

Telahbanyak kita temui perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian karenakelalaian dari para anggota perusahaan tersebut, maka dari itu untuk mencapainyadiperlukan suatu sistem yang dapat mengatur dan mengendalikan perusahaandengan baik dan terstruktur, juga dapat meningkatkan nilai perusahaan pada para pemegang saham.

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan manufaktur yang telah tercatat dibagi menjadi beberapa sektor. Salah satu dari beberapa sektor yaitu sektor Industri Barang Konsumsi. Industri Barang Konsumsi terdiri dari 5 sub sektor, yakni sub sektor makanan dan minuman, sub sektor rokok, sub sektor farmasi, sub sektor kosmetik dan barang rumah tangga, dan sub sektor peralatan rumah tangga.

Sektor industri barang konsumsi erat kaitannya dengan kebutuhan pokok manusia karena produknya dapat langsung dinikmati oleh konsumen tanpa harus jatuh ke tangan produsen terlebih dahulu. Secara tidak langsung, sektor Industri BarangKonsumsi dapatmempresentasikan seberapa besar tingkat konsumtif masyarakat.

(17)

Industri Barang Konsumsi masih menjadi pilihan utama para investor dalam mengivestasikan dana mereka. Hal itu dikarenakan saham-saham dari perusahaan-perusahaan dalam Industri Barang Konsumsi yang masih menawarkan potensi kenaikankarena dan sektor tersebut memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki peluang yang terus berkembang.Seluruh sub sektor yang ada pada Industri Barang Konsumsi merupakan para produsen dari produk-produk kebutuhan mendasar konsumen, seperti makanan, minuman, obat, daging, dan produk toiletries. Produk-produk yang dihasilkan tersebut bersifat konsumtif dan disukai orang sehingga para produsen dalam industri ini memiliki tingkat penjualan yang tinggi yang berdampak pula pertumbuhan sektor industri ini.

Geliat industri di tanah air, khususnya sektor barang konsumsi mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan cepat. Hal ini ditopang dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat seiring meningkatnya pendapatan kelas menengah dan perubahan gaya hidup mereka.

Adanya peluang dan pasar yang potensial menjadikan para pengusaha tertarik untuk turut bersaing di sektor Industri Barang Konsumsi.Semakin besar tantangan para pelaku usaha sektor barang konsumsi dengan semakin banyaknya pesaing.Menurut Prayudipta (2015:2) mengemukakan bahwa “salah satu tantangan yaitu mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerja perusahaan di tengah persaingan”.

Menurut Batubara (2014:5) mengemukakan bahwa “kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan”. Alat-alat analisis yang biasanya digunakan adalah rasio keuangan perusahaan seperti rasio likuiditas (current

(18)

ratio), rasio profitabilitas (return on equity, return on asset), serta rasio solvabilitas (rasio modal dengan aktiva dan rasio dengan modal utang sendiri).Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telahada sebagai dasar penilaiannya.Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai pencapaian dan prospekperusahaan di masa mendatang.

Good Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan kinerja perusahaan.Menurut Bukhori (2012:3) mengemukakan bahwa

“Good Corporate Governance yang baik sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organperusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah para pemangku kepentingan atau perusahaan secaraberkesinambungan dalam jangka panjang”.

Menurut Nur'ainy, Nurcahyo, A, & B (2013:4) mengemukakan bahwa

“tujuan utama dari GCG adalah untuk menciptakan sistem pengendaliaan dan keseimbangan (check and balances) untuk mencegah penyalahgunaan dari sumber daya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan”.

Dalam konteks sempit, tiga pemangku kepentingan yang membantu berlakunya GCG adalah Dewan Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

Masalah muncul karena adanya pemisahan antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dengan pengelola perusahaan (dewan direksi). Awalnya, hal ini dilakukan agar perusahaan dikelola oleh tenaga-tenaga profesional. Tetapi dalampelaksanaannya,dewan direksi menjadi memiliki kekuasaan untuk memaksimalkan laba yang mengarah pada proses memaksimalkan

(19)

kepentinganperusahaan sendiri dengan biaya yang harus ditanggung oleh para pemegang saham.

Sutedi (2012:123) mengemukakan bahwa “direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar”.

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.

Menurut Sari & Sugiharto (2014:48) “komisaris independen memiliki tugas sentral dalam membantu dewan memenuhi fungsi pengawasan transaksi pihak berelasi. Keputusan independen merupakan hal utama dalam mengawasi transaksi berelasi dan meyakinkan bahwa transaksi tersebut adalah untuk kepentingan perusahaan dan seluruh pemegang saham”.

Sheikh& Wang (2012:5) mengemukakan bahwa “adanya komisaris independen diharapkan dapat mengurang konsumsi manajer dan semakin banyaknya komisaris independen dapat memonitor perusahaan dengan lebih dekat, dan melakukan tindakan terkait dengan tata kelola perusahaan yaitu mengurangi manajemen puncak yang memiliki kinerja buruk”.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan adalah ukuran perusahaan.Menurut Purnomosidi, Suhadak, Siregar, & Dzulkirom (2014:8) mengemukakan bahwa “ukuran perusahaan adalah skala yang

(20)

digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan”. Perusahaan- perusahaan besar memiliki akses pasar yang lebih baik daripada perusahaan kecil dan memiliki kegiatan operasional yang lebih besar, sehingga kemungkinan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Menurut Ichwan dan Widyawati (2015:3) mengemukakan bahwa “ modaladalah faktor utama yang menunjang untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan serta meningkatkan hasil produksi”. Kebutuhan dana atau mengembangkan perusahaan dapat dipenuhi dengan menambahkan modal sendiri atau dengan modal asing dan dapat juga kombinasi antara kedua sumber tersebut, dari sumber manapun modal tersebut diperoleh harus diperhitungkan pula biaya yang akan timbul untuk mendapatkan modal tersebut.

Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan dan cadangan. Tingkat utang perusahaan dinyatakan dengan rasio leverage. Rasio leverage meliputi Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR). DER merupakan rasio total utang terhadap total ekuitas. DER menunjukkan seberapa besar utang perusahaan dijamin oleh ekuitas pemilik. Sedangkan DAR merupakan rasio total utang terhadap total aset.

Berikut ini disajikan data rata-rata kinerja perusahaan (ROE), dewan direksi, komisaris independen, ukuran perusahaan, dan struktur modal (DER) pada

(21)

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

Tabel 1.1 Data rata-rata Konerja Perusahaan (ROE), Dewan Direksi, Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Modal

(DER)tahun 2014-2016.

No. Variabel (%)

Tahun

2014 2015 2016

1. Kinerja Perusahaan (ROE) (%)

6,10

25 = 0,24 4,40

25 = 0,18 5,83

25 = 0,23

2. Dewan Direksi (%) 149

25 = 5,96 150

25 = 6,00 144

25 = 5,76

3. Komisaris Independen (%)

9,8325 = 0,39 10,01

25 = 0,40 9,74

25 = 0,38

4. Ukuran Perusahaan (%)

712,63

25 = 28,50 717,18

25 = 28,68 732,17

25 = 29,28

5. Strutur Modal (DER) (%)

20,35

25 = 0,81 18,04

25 = 0,72 16,39

25 = 0,65 Sumber: diolah penulis dari Annual Report dan Laporan Keuangan 2014-2016

Fenomena gap dalam penelitian ini didasarkan pada inkonsistensi data, di mana pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan kinerja perusahaan (ROE) pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI 2014-2015 mengalami penurunan dari 0,24% pada tahun 2014 menjadi 0,18% pada tahun 2015. Pada tahun 2016, kinerja perusahaan (ROE) mengalami peningkatan kembali menjadi 0,23%. Namun, peningkatan tersebut tidak seperti pada tahun 2014.

(22)

Pada tahun 2014-2015 dewan direksi mengalami peningkatan yang ditunjukkan sebesar 5,96% tahun 2014 menjadi 6,00% pada tahun 2015, dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 5,76% .

Komisaris indenpenden adalah anggota komisaris yang tidak terlibat secara langsung dalam perusahaan dan tidak mewakili pemegang saham.Mereka bisa mengawasi dewan komisarisdan mengawasi bagaimana dewan direksi menjalankan perusahaan tersebut. Dari tabel 1.1 komisaris independen pada tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,39% pada tahun 2014 menjadi 0,40% pada tahun 2015. Namun, pada tahun 2016 komisaris independen mengalami penurunan menjadi 0,38%.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan investor dalam menilai aset maupun kinerja suatu perusahaan. Ukuran suatu perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangannya.

Rata-rata ukuran perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi pada tahun 2014-2016 terus mengalami peningkatan yaitu 28,50% pada tahun 2014 meningkat menjadi 28,68% pada tahun 2015, dan 29,28% tahun 2016.

Struktur modal merupakan perbandingan antara total utang dengan modal perusahaan.Debt to equity ratio merupakan ratio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rata-rata struktur modal perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi pada tahun 2014-2016 terus mengalami penurunan, yaitu 0,81% pada tahun 2014 menurun menjadi 0,72%

pada tahun 2015 dan 0,65% pada tahun 2016.

(23)

Menurut Sukandar (2014) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

“ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap kinerja perusahaan, tetapi dewan direksi memilki pengaruhyang signifikan terhadap kinerja perusahaan”. Hasil penelitian dariBatubara (2014) menunjukkan bahwa dewan direksi, komisaris independen bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, Bukit (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa struktur modal berhubungan positif dengan nilai perusahaan dan profitabilitas memiliki peranan mediating yang signifikan dari profitabilitas pada hubungan struktur modal dan nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian dan fenomena hasil penelitian yang tidak konsisten, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskanpermasalahan sebagai berikut :

1. Apakah dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016?

(24)

2. Apakah struktur modal memoderasi hubungan antara dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perusahaanpada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap hubungan antara dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan dengan kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dengan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi penulis adalah bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh dewan direksi, komisaris independen

(25)

dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan struktur modal sebagai variabel moderating .

2. Manfaat bagi investor dan juga bagi para calon investor yang ingin melakukan investasi adalah untuk sebagai bahan pertimbangan agar dapat menentukan keputusan yang akan diambil dalam berinvestasi.

3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan acuan atau sebagai bahan dasar di dalam melakukan penelitian lebih lanjut agar bisa mendapatkan jawaban yang lebih baik lagi.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Mecklingyang dikemukakan oleh Bukhori (2012:12) bahwa “agency theory adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemilik (principal)”. Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan dengan lancar, pemilik akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada manajer. Perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan pemilik dalam hal konflik kepentingan inilah yang merupakan inti dari agency theory.Namun untuk menciptakan kontrak yang tepat merupakan hal yang sulit diwujudkan.Investor diwajibkan untuk memberi hak pengendalian residual kepada manajer (residual control right) yakni hak untuk membuat keputusan dalam kondisi-kondisi tertentu yang sebelumnya belum terlihat di kontrak.

Menurut Eisenhardt yang dikemukakan oleh Bukhori (2012:13) mengemukakan bahwa “teori keagenan menggunakan tiga asumsi yaitu:

(1) asumsi tentang sifat manusia (humanassumptions), (2) asumsi tentang keorganisasian (organizational assumptions),dan (3) asumsi tentang informasi (Information assumptions)”. Asumsi sifatmanusia dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (1) self –interest, yaitu sifat manusia yang mengutamakan kepentingan diri sendiri, (2) bounded-rationality,

(27)

yaitu sifatmanusia yang memiliki keterbatasan rasionalitas, (3) risk aversion yaitu sifatmanusia yang cenderung memilih menghindari resiko.

Asumsi keorganisasian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : (1) konflik sebagai tujuan antar partisipan, (2) efisiensi sebagai suatu kriteria efektivitas, dan (3) asimetri informasi antara principal dan agen.

Menurut Sukandar (2014: 14) mengemukakan bahwa:

Permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara principal dan agent disebut dengan agency problems.Salah satu penyebab agency problems adalah adanya asymmetric information.Asymmetric Information adalah ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent, ketika principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent sebaliknya, agent memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan.

Hubungan antara principal danagent ini, merupakan hal mendasar bagi praktek penerapan Corporate Governance secara luas. Hal ini dapat kita lihat dalam teori-teori yang melandasi pengertian mengenai perusahaan sebagai tempat penerapan Corporate Governance (tata kelola perusahaan).Menurut Tjager, yang dikemukakan oleh Sukandar (2014:14) mengemukakan bahwa “Perusahaan/korporasi dapat dipandang dari dua teori, yaitu (a) teori pemegang saham (shareholding theory), dan (b) teori stakeholder (stakeholding theory”).

Shareholding theory manyatakan bahwa perusahaan didirikan dan dijalankan untuk tujuan memaksimumkan kesejahteraan pemilik/pemegang saham sebagai akibat dari investasi yang dilakukannya.

Sementara itu, Stakeholding theory, menyatakan bahwa perusahaan adalah

(28)

organ yang berhubungan dengan pihak lain yang berkepentingan, baik yang ada di dalam maupun di luar perusahaan.

2.1.2 Kinerja Perusahaan

Menurut Andri(2015:5),mengemukakan bahwa “kinerja merupakan pencapaian dari suatu tujuan suatu kegiatan atau pekerjaaan tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur dengan standar”.Penilaian kinerja perusahaan untuk mengetahui efektivitas operasional perusahaan.

Kinerja merupakan pengawasaan terus menerus dan pelaporan penyelesaian program, terutama kemajuan terhadap tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya padadasarnya tujuan dari pengukuran kinerja tidaklah jauh berbeda dengan kinerja perusahaan umumnya.

Menurut Munawir (2010:31) mengemukakan bahwa pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.

4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

(29)

Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan menurut Batubara (2014: 30) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalamsuatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilanpelaksanaan kegiatannya.

2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.

4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.1.3 Good Corporate Governance (GCG) a. Definisi Good Corporate Governance

Menurut Cadbury Committee of United Kingdom yang dikemukakan oleh Agoes dan Ardana (2014:101) mengemukakan bahwa:

Good Corporate Governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka; atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

Menurut Buallay, Hamdan & Zureigat (2017:4) mengemukakan bahwa:

Corporate governance is a combination of policies, laws and instructions influencing the way a firm is managed and controlled, it consists of a framework of rules to grant transparency and fairness in the relationship between the

(30)

firms and its shareholders, the framework of corporate governance consist of both external and internal contracts between employees and the shareholders it includes distribution of rewards and responsibilities and conditions to avoid conflicting interests.

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa good corporate governance merupakan seperangkat sistem yang mengatur hubungan antar semua pihak pemangku kepentingan dan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan pengelolaan perusahaan sesuai dengan etika bisnis sehingga terciptanya peningkatan kinerja perusahaan.

b. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Menurut The Organization for Economic Corporation and Development (OECD) yang dikemukakan oleh Arijanto (2014:141) mengemukakan bahwaprinsip-prinsip good corporate governance adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholderslainnya. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham.Sedangkan Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan, dan pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.

2. Pertanggungjawaban (Resposibility)

Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati.

(31)

3. Keterbukaan (Transparency)

Dalam prinsip ini, informasi harus di ungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang di ungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepimilikan dan pengelolaan perusahaan.keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.

4. Kewajaran (fairness)

Pemberlakuan prinsip ini diperusahaan akan melarang praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang dalam merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi- transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

5. Kemandirian (independency)

Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku.

c. Manfaat Good Corporate Governance

Penerapan Good Corporate Governanceakan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi perusahaan dan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan.

Menurut FCGI (2013) berbagai manfaat yang diperoleh dengan penerapan Corporate Governance antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan karena proses pengambilan keputusan menjadi lebih baik sehingga menghasilkan keputusan yang optimal, meninggkatkan efisiensi serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.

2. Good Corporate Governanceakan meminimalkan tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak

(32)

manajerial perusahaan. Hal ini akan menekan kemungkinan kerugian (agency cost) bagi perusahaan maupun pihak yang berkepentingan lainnya akibat tindakan tersebut.

3. Memaksimalkan nilai perusahaan dan pemegang saham dengan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, reabilitas, tanggung jawab dan keadilan dalam rangka memperkuat posisi perusahaan. Peningkatan nilai saham akan meningkatkan kepercayaan investor untuk meningkatkan investasi mereka. Bagi pemegang saham, penerapan Good Corporate Governance dengan sendirinya akan meningkatkan nilai dividen yang mereka terima.

4. Penerapan Corporate Governanceakan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahan. Manajemen akan lebih hati-hati dan lebih transparan dalam menyajikan laporan keuangan karena adanya kewajiban untuk mematuhi aturan dan prinsip akuntamsi yang berlaku.

2.1.4 Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan pihak dalam suatu entitas perusahaan yang bertugas melakukan melaksanakan operasi dan kepengurusan perusahaan.Anggota dewan direksi diangkat oleh RUPS. Menurut Pasal 1 dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dimaksud dengan dewan direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Fungsi, wewenang, dan tanggung jawab direksi diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Dewan direksi memiliki tugas antara lain:

(33)

1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan- kebijakan perusahaan,

2. Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer),

3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan,

4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

Menurut Bukhori (2012:32) mengemukakan bahwa

“dewan direksi bertanggung jawab penuh atas segala bentuk operasionaldan kepengurusan perusahaan dalam rangka melaksanakan kepentingan-kepentingan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dewan direksi juga bertanggung jawab terhadap urusan perusahaan dengan pihak- pihak eksternal seperti pemasok, konsumen, regulator dan pihak legal”.

2.1.5 Komisaris Independen

Menurut Kristi (2014:22) mengemukakan bahwa “Komisaris independen adalah anggota komisaris yang tidak terlibat secara langsung dalam perusahaan dan tidak mewakili pemegang saham”. Dewan komisaris wajib menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara indenpenden, dalam arti dapat menjalankan tugas secara objektif dan bebas dari tekanan pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap direksi.Komisaris independen diangkat karena pengalamannya dianggapberguna bagi organisasi tersebut.Mereka bisa mengawasi dewan komisaris dan mengawasi bagaimana dewan direksi menjalankan perusahaan tersebut.Komisaris independen biasanya berguna dalam melerai sengketa antaradewan direksi, atau antara pemegang saham dan dewan

(34)

komisaris.Menurut Batubara (2014:26) mengemukakan bahwa

“Komisarisindependen dianggap berguna karena mereka bisa bersikap objektif danmemiliki resiko kecil dalam conflict of interest. Persyaratan jumlah minimalKomisaris Independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan komisaris”.

Menurut Bukhori (2012:31) beberapa kriteria lainnya tentang Komisaris Independen adalah sebagaiberikut:

1. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controllingshareholders) perusahaan tercatat yang bersangkutan;

2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan;

3. Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;

4. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal;

5. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukancontrolling shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Menurut Bukhori (2012:34) mengemukakan bahwa “ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalampengelolaan perusahaan” . Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar total asset yang dimiliki perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaanmenggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya. Semakinbesar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikeloladan semakin kompleks pula pengelolaannya.

(35)

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 ukuran perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha mikro, usaha kecil, usahamenengah, dan usaha besar. Pengklasifikasian ukuran perusahaan tersebutdidasarkan pada total aset yang dimiliki dan total penjualan tahunanperusahaan tersebut.

2.1.7 Struktur Modal

Menurut Nadzirah, Yudiatmaja, & Cipta (2016:3) mengemukakan bahwa:

Struktur modal (capital structure) merupakan proporsi modal perusahaan baik modal yang digunakan dari dalam perusahaan maupun modal yang bersumber dari luar perusahaan (hutang).Sumber dana internal berasal dari dana yang terkumpul dari laba yang ditahan yang berasal dari kegiatan perusahaan.

Sedangkan sumber dana eksternal berasal dari pemilik yang merupakan komponen modal sendiri dan dana yang berasal dari para kreditur yang merupakan modal pinjaman atau hutang.

Faktor –faktor yang mempengaruhi struktur modal

1. Tingkat bunga :tingkat bunga yang berlaku akan menentukan struktur modal dan mempengaruhi jenis modal yang akan digunakan untuk memakai saham atau obligasi.

2. Stabilitas earning : stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh perusahaan menentukkan apakah perusahaan dibenarkan menggunakan utang tetap atau tidak.

3. Susunan aktiva : banyak industri atau manufaktur yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap cenderung menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan modal asing sebagai pelengkap.

4. Risiko aktiva : risiko yang melekat pada setiap aktiva belum tebtu sama.semakin panjang jangka waktu penggunannya, semakin besar resikonya.

5. Jumlah modal yang dibutuhkan : jumlah modal yang diperlukan akan memepengaruhi struktur modal.

6. Keadaan pasar modal : kondisi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor.

7. Sifat manajemen : perusahaan yang optimal terhadap masa yang akan berani menanggung resiko besar sehingga akan

(36)

lebih menggunakan utang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan.

8. Besarnya perusahaan : perusahaan yang sahamnya tersebar sangat luas, penambahan saham untuk memenuhi kebutuhan dana tidak banyak mepengaruhi kekuasaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan ataupun perbandingan dalam penelitianskripsi ini:

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Batubara (2014)

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada

Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012

Variabel Independen : Dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen

Variabel Dependen : Kinerja Perusahaan (ROA)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan ke dalam dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit bukan indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI.

Santy (2014)

Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada

Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen:

Ukuran dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, dan ukuran perusahaan

Variabel Dependen:

Kinerja Perusahaan (ROA)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa good corporate governance yang diproksikan dalam variabel ukuran dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan secara simultan.

Secara parsial ukuran dewan komisaris dan ukuran

perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, dewan direksi berpengaruh positif dan tidak signifikan, komite audit berpengaruh negatif dan

(37)

signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROA)

Sukandar (2014)

Pengaruh Ukuran Dewan Direksi Dan Dewan Komisaris Serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Good Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010 – 2012)

Variabel Independen:

Dewan direksi, dewan komisaris, dan ukuran perusahaan

Variabel Dependen : Kinerja Keuangan Perusahaan (CFROA)

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CFROA atau kinerja keuangan perusahaan.

Sedangkan dewan direksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CFROA atau kinerja keuangan perusahaan.

Bukhori (2012)

Pengaruh Good Corporate

Governance Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Kinerja Perusahaan

(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei 2010)

Variabel Independen:

Ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan ukuran perusahaan

Variabel Dependen : Kinerja Perusahaan (CFROA)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara mekanisme internal corporate governance terhadap kinerja

perusahaan. Demikian pula ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Hal ini berarti bahwa

mekanisme internal corporate governancedan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerjaperusahaan.

Bukit (2012)

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan melalui Profitabilitas:

Analisis Data Panel Perusahaan Manufaktur di BEI

Variabel independen:

Struktur Modal

Variabel dependen: Nilai Perusahaan

Variabel

Struktur modal berhubungan positif dengan nilai perusahaan dan profitabilitas memiliki peranan mediating yang signifikan dari profitabilitas pada hubungan struktur modal dan nilai perusahaan.

(38)

Ukuran Perusahaan (X3)

Struktur Modal (Z)

Pemoderasi:

Profitabilitas

2.3Kerangka Konseptual

MenurutHamid (2010:26) mengemukakan bahwa “kerangka konseptualmerupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.

Kerangka konseptual dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1Kerangka Konseptual H1

Dewan Direksi (X1)

H4

Komisaris Independen (X2)

H2 Kinerja

Perusahaan (ROE) (Y) H3

H5

(39)

2.4Keterkaitan antar Variabel dan PengembanganHipotesis

2.4.1 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan

Peranan dewan direksi akan memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena apabila dewan direksi dapat mengelola perusahaan dengan baik, maka perusahaan dapat beroperasi sesuai dengan tujuan dan dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan.

2.4.2 Pengaruh Komisaris Independen Terhadap KinerjaPerusahaan Komisaris indenpenden merupakan faktor penting yang mempengaruhi manajemen dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan.Dengan adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan pengawasan dalam menciptakan lingkungan usaha yang sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Dengan terciptanya tata kelola perusahaan yang baik, maka akan tercipta pengelolaan usaha yang lebih baik dan akan terjadi peningkatan kinerja perusahaan.

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan TerhadapKinerja Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporankeuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan melihatseberapa besar asset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.Aset yang dimilikiperusahaan ini menggambarkan hak &

kewajiban serta permodalan perusahaan (Bukhori, 2012:44).Semakin besar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pula pengelolaannya (Santy, 2014:26).

(40)

2.4.4 Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh komisaris independen dan dewan direksiagar terciptanya tata kelola perusahaan yang baik merupakan penunjang yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat meningkat.

Ukuran perusahaan yang besar dan memiliki total aset yang banyak, akan menjadikan perusahaan memiliki nilai tambah bagi investor, sehingga manajemen dalam melakukan kinerjanya akan lebih berhati-hati dan diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan.

2.4.5 Pengaruh Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Dalam Hubungan antara Dewan Direksi, Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

Modal menjadi salah satu sumber daya penunjang pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola komposisi struktur modal dengan baik akan mendapat lebih banyak manfaat dibandingkan biaya dibalik keputusan pendanaan. Adanya manfaat dan risiko biaya dari struktur modal secara tidak langsung dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Perusahaan barang konsumsi yang berkinerja baik akan dapat bertahan di tengah persainganindustri.

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan, pada umumnya direktur memiliki tugas memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan, memilih, menetapkan,

(41)

mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer), menyetujui anggaran tahunan perusahaan, menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

Perusahaan akan memilih kebijakan pendanaan melalui hutang karena lebih memiliki risiko perusahaan yang lebih rendah dibandingkan dengan menerbitkan saham dan untuk mencegah terjadinya moral hazard (Rahadian dan Hadiprajitno, 2014:4).

Komisaris independen adalah pihak luar perusahaan yang menilai kinerja perusahaan dan mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Semakin kuat komisaris independen, maka pendanaan modal akan semakin besar, karena berpengaruh kepada keputusan yang diambil. Komisaris independen akan memberikan saran dan kebijakan terbaik untuk perusahaan seperti pemilihan modal.

Menurut (Ichwan dan Widyawati, 2015:8) menyatakan bahwa

“perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat Leverage yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, dimana tingkat kebangkrutanya lebih rendah daripada perusahaan kecil, semakin besar suatu perusahaan, ada kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil”.

Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar lebih banyak menggunakan hutang sehingga memperbesar struktur modal, sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang kecil, lebih sedikit menggunakan hutang sehingga memperkecil struktur modal perusahaan.

(42)

Berdasarkan uraian teori yang telah dikemukakan sebelumnya dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui satu kerangka konseptual tersebut.Penelitian inidilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

2.5 HipotesisPenelitian

Menurut Dantes(2012:46)hipotesis dinyatakan sebagai praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh dengan jalan penelitian.Berdasarkankerangka konseptual, maka hipotesis dalampenelitian ini adalah:

H1 H

:Dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

2

H

: Komisaris independen berpengaruhsignifikan terhadap kinerja perusahaan

3

H

: Ukuran perusahaan berpengaruhsignifikanterhadapkinerja perusahaan

4

H

: Dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

5 :Struktur modal memoderasi hubungan antara dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat (causal research).Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antara beberapa variabel. Adapun variabel yang akan diteliti sebagai variabel independen adalah dewan direksi, komisaris independen, dan ukuran perusahaan mempunyai hubungan dengan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen dan struktur modal sebagai variabel moderatingpada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2014-2016.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data dalam laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi periode 2014-2016 yang bersumber dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaituwww.idx.co.id. Waktu penelitian ini dilakukan terhitung dari Maret 2017 hingga selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini terdiri atas hal-hal berikut:

1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan (Y), variabel independen dalam penelitian ini adalah dewan direksi (X1),

(44)

komisaris independen (X2) dan ukuran perusahaan (X3

2. Objek yang digunakandalampenelitianiniyaituperusahaanmanufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2016.

), dan variabel moderating dalam penelitian ini adalah struktur modal (Z).

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Definisi dari operasional adalah menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkankonsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.Pengukuran adalah pemberian nilai properti dari suatu objek.Menurut Erlina (2012:32) mengemukakan bahwa

“objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti. Properti merupakan karakteristik dari objek”.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen, variabel independen, dan variable moderator.

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel ini sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan.Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan.Kinerja perusahaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk melakukan seluruh kegiatan operasional yang dimilikinya.Dalam hal ini, secara umum hasil kinerja perusahaan dapat dilihat pada kinerja keuangan perusahaan.Kinerja keuangan merupakan hal yang sangat mendasar untuk menilaikinerja perusahaan secara

(45)

keseluruhan. Untuk mengukur kinerja perusahaan, peneliti menggunakan Return OnEquity (ROE).

Dengan Return On Equity (ROE) akan terlihat seberapa besar tingkat produktifitas seluruh ekuitas. Rumus perhitungannya adalah :

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑁𝑁 𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑅𝑅𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑁𝑁𝐸𝐸 Keterangan :

ROE = Return on Equity Net Income = Laba Bersih Total Equity = Total Ekuitas

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen (X) atau variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan variabel yang variabelnyadiukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untukmenentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1. Dewan Direksi (X1

Dewan direksi merupakan pihak yang diamanahkan oleh para pemegang saham untuk menjalankan perusahaan demi tercapainya tujuan perusahaan. Dewan direksi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus:

𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝑇𝑇𝐼𝐼 𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝐷𝐷𝐸𝐸 = ∑𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝑇𝑇𝐼𝐼 𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝐷𝐷𝐸𝐸 )

(46)

2. Komisaris Independen (X2

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terhubung langsung dengan perusahaan tersebut.Komisaris independen yang memiliki sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris, berarti telah memenuhi pedoman good corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat.

Proporsi komisaris independen dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐷𝐷𝐷𝐷𝐼𝐼 = ∑ 𝐴𝐴𝐼𝐼𝐴𝐴𝐴𝐴𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇 𝐷𝐷𝐼𝐼𝐼𝐼𝐸𝐸𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑁𝑁𝐼𝐼𝑁𝑁𝐼𝐼𝐼𝐼𝑁𝑁𝐼𝐼

∑ 𝐴𝐴𝐼𝐼𝐴𝐴𝐴𝐴𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇 𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝑇𝑇𝐼𝐼 𝐷𝐷𝐼𝐼𝐼𝐼𝐸𝐸𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷 )

3. Ukuran Perusahaan (X3

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan berdasarkan total aset yang dimilikinya sesuai dengan keputusan menteri perindustrian dan perdagangan No. 254 Tahun 1997.

Perhitungan yang digunakan untuk menilai ukuran perusahaan ialah menggunakan nilai log natural total aset. Penggunaan nilai log natural total aset dimaksudkan untuk menghindari problem data yang tidak berdistribusi normal. Ukuran perusahaan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑈𝑈𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷𝑇𝑇𝐼𝐼 𝑃𝑃𝑁𝑁𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷𝑇𝑇ℎ𝑇𝑇𝑇𝑇𝐼𝐼 = 𝐿𝐿𝐼𝐼 𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐷𝐷𝐷𝐷𝑁𝑁𝑁𝑁 )

3.4.3Variabel Moderating

Variabel moderating adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah

(47)

variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal.Untuk menganalisis struktur modal maka dapat digunakan dengan debt to equity ratio.Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.Debt to equity ratio dipilih dikarenakan untuk menilai tingginya pendanaan atau modal yang berasal dari modal sendiri atau hutang perusahaan. Struktur modal menggunakan rumus:

𝐷𝐷𝑅𝑅𝑅𝑅 =𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇𝐸𝐸𝑁𝑁𝐸𝐸𝑁𝑁𝐷𝐷 𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑅𝑅𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑁𝑁𝐸𝐸 Tabel 3.1

Definisi OperasionalDan Pengukuran Variabel Penelitian

Jenis Variabel

Nama

Variabel Definisi Pengukuran Skala

Dependen Kinerja Perusahaan

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan total ekuitas- nya.

𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑁𝑁

𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑁𝑁𝐸𝐸 Rasio

Independen Dewan Direksi

Jumlah dewan direksiyang menjalankan

perusahaan.

𝛴𝛴𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝑇𝑇𝐼𝐼𝐼𝐼𝐸𝐸𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝐷𝐷𝐸𝐸

Rasio

Independen Komisaris Independen

Perbandingan antarajumlah komisaris independen dengan seluruh dewan komisaris perusahaan.

𝐴𝐴𝐼𝐼𝐴𝐴𝐴𝐴𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝐷𝐷𝐼𝐼𝐼𝐼𝐸𝐸𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝑁𝑁𝐼𝐼𝑁𝑁𝐼𝐼𝐼𝐼𝑁𝑁𝐼𝐼

𝐴𝐴𝐼𝐼𝐴𝐴𝐴𝐴𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝐷𝐷𝑁𝑁𝐷𝐷𝑇𝑇𝐼𝐼𝐷𝐷𝐼𝐼𝐼𝐼𝐸𝐸𝐷𝐷𝑇𝑇𝐷𝐷𝐸𝐸𝐷𝐷 Rasio

(48)

Independen Ukuran Perusahaan

Besar asset yang dimiliki oleh

perusahaan.

Ln(Total Asset) Rasio

Moderating Struktur Modal

Perbandingan antara

jumlahliabilita s dengan jumlah ekuitas.

𝐷𝐷𝑅𝑅𝑅𝑅 =𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇𝐿𝐿𝐸𝐸𝑇𝑇𝐸𝐸𝑁𝑁𝐸𝐸𝑁𝑁𝐷𝐷

𝑇𝑇𝐼𝐼𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇𝑅𝑅𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑁𝑁𝐸𝐸 Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2012:80) mengemukakan bahwa “Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan ditarik suatu kesimpulan”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

MenurutErlina (2012:82) mengemukakan bahwa “pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan suatu kriteria tertentu, kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan(judgment) atau berdasarkan kuota tertentu”. Adapun pertimbangan pengambilan sampel tersebut adalah:

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2014-2016 serta mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan (annual report) untuk periode 2014-2016.

2. Perusahaan yang menyampaikan data secara lengkap selama periode pengamatan tahun 2014-2016 berkaitan dengan dewan direksi,

Referensi

Dokumen terkait

Dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika namun masih ada peserta didik yang tidak dapat membuat model matematika dalam menyelesaikan

The traditional contract being the most widely used procurement method for housing delivery in Nigeria was evalua- ted for time and cost overruns on projects ranging from one

“Faktor -Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru (Studi Kasus di Puskesmas Purwodadai I Kabupaten Grobongan)”.. Jurnal

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas responden menilai Sangat Setuju (SS) pada pernyataan kualitas layanan universitas sebagai berikut: Ruang kuliah nyaman dan tenang

Selama lomba peserta tidak boleh keluar masuk ruangan, kecuali untuk keperluan emergency.. Penilaian dilakukan berdasarkan kesesuaian diagram alur, 2 angka untuk setiap kotak yang

ADX berada di atas (lebih besar) dari 45 yang menginterpertasikan bahwa indeks berada dalam posisi overextended , dimana harus berhati-hati terhadap pembalikan tren yang

metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar. klorida yang dilakukan dengan mempergunakan AgNO 3 dan indikator K 2 CrO 4

Rhinolith dan antrolith adalah benda asing yang tidak lazim pada hidung dan antrum, Rhinolith adalah batu yang ditemukan di dalam rongga hidung yang mungkin didapati secara tidak