http://snastep.com/proceeding/index.php/snastep/index
Pemberdayaan Teknologi Pembelajaran dalam Tatanan Multidisipliner di Era 4.0
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang Tahun 2021
Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Adaptif Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Lu’luil Maknuunah
Teknologi Pembelajaran, Universitas Negeri Malang Email: luluil.maknuunah.2001218@students.um.ac.id
ABSTRAK
Pembelajaran jarak jauh semakin menjadi kebutuhan yang nyata di era abad 21 ini. Selain itu, masa pandemi covid-19 pun turut menjadi alasan gentingnya pengembangan pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja menjadi salah satu ciri dari era ini.
Era abad 21 mengusung tiga hal mendasar, yaitu learning skills, life and career skills, dan information technology and media skills. Pembelajaran jarak jauh diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang fleksibel ruang dan waktu dengan tetap mengedepankan aspek communication, critical thinking, collaborative, dan creative thinking. Google classroom merupakan salah satu platform digital yang dapat mengakomodasi interaktivitas antara guru dan siswa maupun antar siswa. Maka dari itu, google classroom merupakan sebuah media belajar bagi siswa dalam mewujudkan pembelajaran jarak jauh yang adaptif terhadap kebutuhan belajar.
Kata Kunci: Pembelajaran Jarak Jauh, Google Classroom
ABSTRACT
Distance learning is increasingly becoming a real necessity in this 21st century era. In addition, the Covid-19 pandemic has also become the reason for the urgency of developing distance learning.
Learning that can be done anytime and anywhere is one of the characteristics of this era. The era of the 21st century carries three basic things, namely learning skills, life and career skills, and information technology and media skills. Distance learning is expected to be a flexible learning space and time while still prioritizing aspects of communication, critical thinking, collaborative, and creative thinking. Google classroom is a digital platform that can accommodate interactivity between teachers and students as well as between students. Therefore, Google Classroom is a learning medium for students in realizing distance learning that is adaptive to learning needs.
Keywords: Distance Learning, Google Classroom
PENDAHULUAN
Kebutuhan belajar saat ini telah mengalami perubahan dari pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran berbasis digital. Digitalisasi dalam pembelajaran merupakan sebuah metode yang diterapkan supaya pembelajaran dapat lebih adaptif terhadap kebutuhan belajar di era ini. Era abad 21 merupakan era yang mendukung terjadinya pembelajaran dengan tiga hal mendasar, salah satunya penekanan pada information technology and media skills. Hal ini sejalan dengan pendapat Munir dalam Wiratmoko (2017) bahwa penggunaan teknologi
Lu’luil Maknuunah 424
informasi atau pembelajaran berbasis komputer perlu diterapkan, namun diperlukan juga dukungan dari kemampuan guru dan siswa dalam mengoperasikannya.
Digitalisasi pembelajaran tidak dapat menggeser peran guru, namun membantu dalam hal pengembangan sumber belajar. Dengan adanya digitalisasi pembelajaran, bukan berarti peran guru menjadi hilang. Guru berperan sebagai fasilitator, sedangkan siswa berperan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Keterlibatan aktif siswa ini menjadi highlight dalam pembelajaran berbasis digital.
Siswa dapat mengakses sumber belajar yang lebih luas. Sebagaimana dijelaskan oleh Wiratmoko (2017) bahwa melimpahnya sumber belajar dapat memudahkan siswa dalam hal belajar. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran jarak jauh identik dengan digitalisasi pembelajaran.
Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi tidak lagi menjadi asing bagi dunia Pendidikan. Dalam penelitiannya, Markova et all (2017) menjelaskan bahwa pembelajaran jarak jauh telah banyak terjadi, berkembang, dan memberikan dorongan yang kuat terhadap pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Seperti yang kita tahu bahwa teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat lazim dan massif digunakan oleh individu dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga, seharusnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh tidak menjadi sebuah hambatan terjadinya pembelajaran dengan baik.
Salah satu ciri dari pembelajaran jarak jauh adalah terakomodasinya fleksibilitas pembelajaran dari segi ruang dan waktu. Siswa diharapkan dapat belajar di mana pun dan kapan pun menyesuaikan dengan gaya dan cara belajar masing-masing. Hal ini selaras dengan paparan Caliskan et all (2017) dalam penelitiannya bahwa pembelajaran jarak jauh mendukung perolehan informasi (sumber belajar) yang telah ditargetkan dengan waktu dan tempat yang fleksibel.
Harapan dari terselenggaranya pembelajaran yang fleksibel terhadap ruang dan waktu adalah meningkatnya efektivitas dan hasil belajar masing-masing siswa.
Google classroom dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan pembelajaran jarak jauh yang adaptif. Google classroom merupakan sebuah platform digital yang dapat memenuhi kebutuhan interaktivitas antara guru dengan siswa maupun antar-siswa (Subandi et al., 2018). Hasil penelitian Ramadhani et all (2019) meyebutkan bahwa google classroom merupakan salah satu Learning Management System terbaik dikarenakan memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari google classroom di antaranya yaitu, dapat digunakan secara gratis, memiliki user interface yang relatif mudah digunakan, dan terintegrasi dengan beberapa aplikasi google lainnya (google form, goole grive, google meet, google doc, dll) (Choirudin, 2015).
Lu’luil Maknuunah 425
PEMBAHASAN
Fleksibilitas ruang dan waktu menjadi salah satu kebutuhan belajar yang dapat diakomodasi oleh pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan berbagai strategi, salah satu contohnya adalah blended learning yang merupakan salah satu wujud dari seamless learning. Dengan seamless learning, kebutuhan belajar formal dan informal dapat disatukan dalam sebuah desain pembelajaran. Pembelajaran informal dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai media belajar dan juga sumber belajar yang dapat diakses oleh siswa kapan dan di mana saja. Hal ini sejalan dengan yang dituliskan (Ulfa, 2017) bahwa di era abad 21 ini, sudah saatnya siswa dapat menentukan sendiri kebutuhan belajarnya; kapan, di mana, serta dengan cara dan gaya belajar yang seperti apa mereka akan belajar.
Seamless berarti berkelanjutan dengan mulus atau tanpa batas. Seamless learning berarti pembelajaran yang mulus (tidak terbatas). Seamless learning merupakan sebuah model pembelajaran yang mengkolaborasikan antara pembelajaran formal dengan pembelajaran informal, pembelajaran individual dengan pembelajaran sosial (berkelompok), dan dunia nyata dengan sumber belajar digital (Wong & Looi, 2011). Pengertian serupa juga dikemukakan oleh Chan et al (2006) bahwa seamless learning merupakan pembelajaran yang ditandai dengan segala aktivitas pembelajarannya dilakukan dengan kontinuitas pengalaman belajar melalui konteks belajar berbeda dengan memanfaatkan teknologi mobile dan ubiquitous. Model pembelajaran seamless learning mengakomodasi kebutuhan belajar yang luas dan terkini.
Awal mulanya, seamless learning tidak hanya memanfaatkan teknologi digital, seperti yang dikemukakan oleh Kuh (1996) bahwa seamless learning menyatukan komponen-komponen dalam pembelajaran yang dianggap terpisah, seperti pembelajaran dalam kelas dan pembelajaran di luar kelas, kegiatan akademik dan non-akademik, kegiatan kurikuler dan co-kurikuler, dan kegiatan dalam kampus dan kegiatan luar kampus. Dalam seamless learning, pebelajar diarahkan untuk dapat belajar dengan sumber daya yang ada dan mendapatkan pembelajaran yang bermakna. Namun, kemudian seiring berjalannya waktu, penelitian-penelitian dan literasi telah mengembangkan makna seamless learning sehingga pada saat ini seamless learning menjadi erat kaitannya dengan teknologi mobile. Inti dari seamless learning adalah mendukung pebelajar untuk mendapatkan mengoptimalkan pengalaman belajar dan mengoptimalkan kepedulian terhadap pengalaman mereka baik yang abstrak maupun yang konkrit.
Google Classroom adalah sebuah platform digital yang dapat digunakan sebagai kelas maya dalam pembelajaran formal dan informal. Google classroom dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa dalam pembelajaran jarak jauh.
Google classroom dapat disebut juga sebagai virtual classroom yang dapat memudahkan siswa mengakses sumber belajar atau materi pelajaran secara
Lu’luil Maknuunah 426
mandiri, aktif, dan selektif (Akpan et all, 2016). Google classroom terintegrasi dengan berbagai platform google yang lainnya seperti google meet, google drive, gmail, google docs, dll. Konektivitas antar platform tersebut juga memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar.
Selain yang telah disebutkan di atas, bagai media belajar dalam pembelajaran jarak jauh, google classroom memiliki keunggulan berupa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dapat dikatakan demikian dikarenakan tingginya engagement siswa di dalam pembelajaran. Partisipasi aktif siswa diperlukan di dalam pembelajaran jarak jauh menggunakan platform google classroom. Hal ini juga merupakan sebuah bentuk pemberian kepercayaan bagi siswa bahwa siswa dapat sejak dini menentukan kebutuhan belajarnya secara mandiri. Penerapan pembelajaran mengggunakan google classroom sebagai sebuah platform digital pembelajaran (Learning Management Sytem) dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa (Brian Chen et all, 2018). Hal ini dikarenakan sebagai bagian dari Learning Management System, penggunaan google classroom dapat menyesuaikan kebutuhan belajar masing-masing siswa. Di samping itu, juga terdapat satu keunggulan lainnya dari pemanfaatan google classroom, yaitu ramah lingkungan. Alasan yang menjadikannya sebuah keunggulan adalah karena siswa tidak perlu menggunakan kertas (paperless).
Dalam pembelajaran jarak jauh, google classroom dipercaya dapat mengakomodasi pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan belajar masing- masing siswa. Dalam hal behaviouristik misalnya, siswa dapat melakukan latihan- latihan soal melalui kuis. Contoh lain untuk kebutuhan belajar berkelompok pun siswa dapat melakukan diskusi di dalam google classroom. Dalam hal gaya belajar, siswa juga dapat menemukan sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Untuk siswa dengan gaya belajar visual, mereka bisa memanfaatkan gambar-gambar atau membaca bahan bacaan yang telah di- sediakan oleh guru mereka. Untuk siswa dengan gaya belajar auditori, dapat juga disediakan file pembelajaran berbentuk audio, misalnya seperti audiobook.
Sedangkan untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat melakukan praktik- praktik pembelajaran yang hasilnya dapat direkam dan diunggah ke dalam kelas maya google classroom sebagai laporan hasil belajar. Penyesuaian penggunaan google classroom terhadap gaya belajar ini dapat terjadi dengan cara mengintegrasikan sumber belajar berupa video, file, PDF, gambar, dan mengintegrasikan URL perpustakaan virtual serta sumber-sumber eksternal lainnya (Simanihuruk et all, 2019).
PENUTUP
Google classroom merupakan sebuah platform digital, salah satu contoh dari Learning Management System, yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar dalam pembelajaran jarak jauh. Dalam hal ini, google classroom dapat disebut juga
Lu’luil Maknuunah 427
sebagai kelas maya atau virtual class. Dalam mengakomodasi pembelajaran jarak jauh, google classroom memiliki beberapa keunggulan yang dapat memenuhi kebutuhan belajar formal maupun informal. Selain itu, pemanfaatan google classroom juga dapat menyesuaikan kebutuhan belajar siswa, seperti ruang, waktu, gaya belajar, dan cara belajar. Hal yang demikian lah yang menjadikan google classroom dapat disebut sebagai teknologi adaptif dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Akpan, S. J., Etim, P. J., & Ogechi, S. (2016). Virtual Classroom Instruction and Academic Performance of Educational Technology Students in Distance Education, Enugu State. World Journal of Education, 6(6).
Brian Chen, C. C., Kathy Huang, C. C., Gribbins, M., & Swan, K. (2018). Gamify online courses with tools built into your learning management system (Lms) to enhance self-determined and active learning. Online Learning Journal, 22(3), 41–54.
Caliskan, S., Suzek, S., & Ozcan, D. (2017). Determining student satisfaction in distance education courses. Procedia Computer Science, 120, 529–538.
Chan, T., Roschelle, J., Hsi, S., Kinshuk, Sharples, M., Brown, T., Patton, C., Cherniavsky, J., Pea, R., Norris, C., Soloway, E., Balacheff, N., Scardamalia, Dillenbourg, P., Looi, C., Milrad, M., & Hoppe, U. (2006). One-to-one technology-enhanced learning: An opportunity for global research collaboration. Research and Practice in Technology Enhanced Learning.
Choirudin. (2015). Efektifitas Pembelajaran Matematika Dengan E-Learning Berbasis Schoology [Masters, Universitas Terbuka].
http://repository.ut.ac.id/6907/
Kuh, G. D. (1996). Guiding principles for creating seamless learning environments for undergraduates. College Student Development.
Markova, T., Glazkova, I., & Zaborova, E. (2017). Quality Issues of Online Distance Learning. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 237, 685– 691.
Ramadhani, R., Astuti, E., & Setiawati, T. (2019). Implementasi LKS Berbasis Budaya Lokal Menggunakan LMS Google Classroom di Era Revolusi Industri 4,0. SINDIMAS, 1(1), 13–17.
Simanihuruk, L., Simarmata, J., Sudirman, A., Hasibuan, M. S., Safitri, M., Sulaiman, O. K., Ramadhani, R., & Sahir, S. H. (2019). E-Learning: Implementasi, Strategi & Inovasinya. Yayasan Kita Menulis.
Subandi, Choirudin, Mahmudi, Nizaruddin, & Hermanita. (2018). Building Interactive Communication with Google Classroom. International Journal of Engineering & Technology, 7(2.13), 460–463.
Ulfa, S. (2017). “Mobile Seamless Learning” Sebagai Model Pembelajaran Masa Depan. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran) …, Query date:
Lu’luil Maknuunah 428
2020-11-01 21:36:57.
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/article/view/2102
Wiratmoko, Condro. (2017). Digitalisasi Pembelajaran Seni Budaya: Pembelajaran Motif Batik di SMA Negeri 2 Surabaya. Jurnal Proceeding Seminar Nasional Seni dan Desain FBS UNESA 28 Oktober 2017.
Wong.L.-H & Looi. C.-K. (2011). What Seams Do We Remove in Mobile Assisted Seamless Learning? A Crtical Review of The literature. Computers &
Education.