• Tidak ada hasil yang ditemukan

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MASA PENDEMI COVID-19 DI SD N 06 KINALI KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA MASA PENDEMI COVID-19 DI SD N 06 KINALI KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA MASA PENDEMI COVID-19 DI SD N 06 KINALI KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Bukittinggi

Oleh : RISNAWATI

2116168 PEMBIMBING :

Dr. WEDRA APRISON, M.Ag NIP : 197205242000031001

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021 M / 1440 H

(2)

2 ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “KREATIVITAS GURU PAI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD N 06 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT” disusun oleh RISNAWATI NIM : 2116168. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Pada Masa Pandemi Covid-19 di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Dari persepsi guru PAI itu sendiri menyatakan bahwa pembelajaran di situasi pandemi ini sangat berdampak pada guru maupun siswa, sehingga pembelajaran daring tidak bisa diterapkan di SD N 06 Kinali ini, tetapi menggunakan sistem pembelajaran luring, dan itupun juga sulit untuk siswa memahami pembelajaran. Seiring berjalannya waktu maka diperbolehkan untuk siswa belajar kembali dikelas jika memasuki zona kuning dan hijau, sehingga diadakan sistem pembelajaran disekolah dengan mengurangi siswa dari kapasitas normal dengan minimal berjarak 1 meter dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian field research atau penelitian lapangan. Informan kunci pada penelitian ini yaitu 2 guru PAI dan 5 siswa yang belajar PAI, sedangkan yang menjadi informan pendukung adalah kepala sekolah dan siswa yang belajar di SD N 06 Kinali. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan peneliti di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru PAI pada masa pandemi Covid-19 dengan meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi yaitu menggunakan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, lalu melakukan inovasi dalam pembuatan soal-soal penugasan (misalkan dalam kehidupan sehari-hari warga RW. 01 tetap hidup rukun dan toleran meskipun terdiri atas berbagai keyakinan dalam beragama), selanjutnya mencari inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar dengan memberikan tugas terukur namun tetap memastikan setiap hari pembelajaran siswa terlaksana tahap demi tahap, mengatur metode mengajar, menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman serta menciptakan budaya menjelaskan bukan budaya menjawab betul.

Kata Kunci : Kreativitas, Guru PAI, Pandemi Covid-19

(3)

3 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ...

HALAMAN MOTTO ...

LEMBAR PERSEMBAHAN ...

KATA PENGANTAR ...

ABSTRAK ...

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ...6

B. Rumusan Masalah ...9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...9

D. Penjelasan Judul ...10

E. Sistematika Penulisan ...11

(4)

4

BAB II LANDASAN TEORITIS ...13

A. Kajian Teori ...13

1. Kreativitas ...13

a. Pengertian Kreativitas ...13

b. Dimensi Kreativitas ...13

c. Ciri-ciri kreativitas guru ...16

d. Strategi Pendukung Kreativitas Pembelajaran Guru ...19

2. Guru PAI ...19

a. Pengertian guru PAI ...19

b. Persyaratan guru...20

c. Kompetensi guru ...22

d. Tugas guru ...27

e. Tanggung jawab guru ...28

f. Meningkatkan kreativitas guru agama ...29

3. Virus Corona ...30

a. Pengertian Virus Corona ...30

b. Implikasi Covid-19 Terhadap Kehidupan Manusia ...30

c. Implikasi Covid-19 Terhadap Pembelajaran ...33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...41

A. Jenis Penelitian...41

B. Lokasi Penelitian ...41

C. Informan ...42

D. Teknik pengumpulan data ...42

(5)

5

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...43

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ...46

BAB IV HASIL PENELITIAN ...49

A. Profil wilayah penelitian ...49

B. Kreativitas guru PAI pada masa pandemi Covid-19 di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat ...56

BAB V PENUTUP...65

A. Kesimpulan ...65

B. Saran ...66

DAFTAR KEPUSTAKAAN ...

BIGRAFI PENULIS ...

LAMPIRAN ...

(6)

6 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak pendemi covid-19 merebak di indonesia menyebabkan beberapa dampak yang problematik di segala bidang, termasuk berdampak pada bidang pendidikan. Tidak sedikit persoalan muncul menerpa para praktisi pendidikan di sekolah.

Guru yang memiliki peran mulia dalam mendidik peserta didik di sekolah, menghadapi tantangan berat dengan adanya pendemi covid-19.1

Namun muncul polemik masyarakat pada metamorfosa di masa pendemi covid- 19. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Tuntutan untuk kreatif dalam mengantisipasi berhentinya proses pembelajaran tatap muka di kelas. Hal ini tentu tidak mudah.2

Surat edaran nomor 40 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan harus penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing. Kepala Dinas Pendidikan Kab. OKU, H. Teddy Meilwansyah, S.STP., MM. Menjelaskan bahwa ada

1 https://riaupos.jawapos.com/pendidikan/09/08/2020/236189/kreativitas-guru-pendidikan-agama-islam-di- masa-pandemi-covid19.html

2 https://riaupos.jawapos.com/pendidikan/09/08/2020/236189/kreativitas-guru-pendidikan-agama-islam-di- masa-pandemi-covid19.html

(7)

7

beberapa metode yang dapat diapakai diantaranya: Project Based Learning, daring method, luring method, Home Visit Method, Integrated Curriculum, Blended Learning, pembelajaran melalui video.

Kreativitas mengajar menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem pembelajaran pada masa covid-19. Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas mengajar guru pendidikan agama islam menjadi penting dalam menghadapi masalah covid-19. Akan timbul masalah dalam pelaksanaan pembelajaran saat ini, jika kreativitas guru pendidikan agama islam rendah. Guru pendidikan agama islam dalam mengahadapi tantangan pandemi Covid-19, dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dalam sistem pembelajaran saat ini karena guru merupakan jabatan profesional yang terkait langsung di dalam dunia pendidikan dan berinteraksi dengan siswa dalam kesehariannya harus memiliki kreativitas yang tinggi. Terlebih peran guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik sekaligus pembimbing siswa dalam pembelajaran Agama Islam tidak dapat ditinggalkan. Guru Pendidikan Agama Islam mesti melakukan segala cara agar siswa dapat terlayani dengan baik. 3

Kreativitas guru PAI dalam memilih media dan metode mengajar pada masa pandemi Covid-19 sangatlah penting. Memilih dan menetapkan metode pembelajaran sama artinya dengan memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran, sebab metode memiliki signifikan fungsional yang kuat dan terarah dengan tujuan pembelajaran. Untuk itu, kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam memilih media dan metode

3 https://riaupos.jawapos.com/pendidikan/09/08/2020/236189/kreativitas-guru-pendidikan-agama-islam-di- masa-pandemi-covid19.html

(8)

8

pembelajaran daring menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan dalam mengatasi tantangan guru dalam mengajar di masa Covid-19.

Tantangan atau kesulitan guru Pendidikan Agama Islam dan siswa dalam sistem pembelajaran saat ini merupakan bagian dari dinamika pendidikan Covid-19. Guru Pendidikan Agama Islam sebagai kunci keberhasilan pembelajaran, berupaya untuk meningkatkan kreativitas dalam mengajar. Dalam menghadapi permasalahan pembelajaran saat ini, guru Pendidikan Agama Islam perlu meningkatkan kreativitas.

Kreativitas tersebut berkaitan dengan kemampuan guru dalam menciptakan perubahan- perubahan model pengajaran, kemampuan guru melakukan pembenahan-pembenahan kelemahan prosedur atau tahapan pengajaran, kemampuan guru untuk mengeksplorasi (mencari) ide-ide baru, kemampuan guru dalam memanfaatkan kemajuan media teknologi serta berbagai kemampuan lain yang signifikan dengan kategori guru yang kreatif.4

Kreatifitas mengajar guru pendidikan agama islam yang sangat diharapkan dapat menjadi solusi pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Ide-ide kreatif diperlukan dalam mengembangkan sistem pembelajaran di masa pandemi bagi siswa selama belajar disituasi ini. Untuk itu, sebagai guru pendidikan agama islam diharapkan dapat terus mengembangkan diri dan berupaya untuk terus meningkatkan daya kreativitas dalam mengajar selama pandemi Covid-19 belum berakhir.

Melihat permasalahan yang terjadi pada saat ini, maka peneliti tertarik untuk mengetahui “Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Pada Masa Pandemi Covid-19 di SD N 06 Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat”

4 https://riaupos.jawapos.com/pendidikan/09/08/2020/236189/kreativitas-guru-pendidikan-agama-islam-di- masa-pandemi-covid19.html

(9)

9 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah penulis pilih maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : “Bagaimana Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Pada Masa Pandemi Covid-19 ini?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam pada masa pandemi covid-19 di sekolah dasar.

2. Manfaat penelitian

Suatu penelitian haruslah mempunyai manfaat baik untuk pribadi maupun kelompok, adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara praktis

Untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat dalam mencapai gelar sarjana (S.1) dalam ilmu pendidikan pada program studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

b. Secara teoritis

1). Memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan kreativitas guru Pendidikan Agama Islam pada masa pandemi covid-19 di sekolah menengah pertama.

2). Untuk tambahan literatur pada perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

D. Penjelasan Judul

(10)

10

Untuk menghindari salah pengertian dan kesimpang siuran dalam memahami istilah yang terdapat dalam judul ini, maka penulis akan menjelaskan istilah dari judul skripsi ini satu persatu, yaitu :

Kreativitas : kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal yang baru.

PAI : Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam dibarengi dengan tuntunan menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

covid-19 : corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, infeksi paru-paru (pneumonia).

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan judul diatas adalah Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SD N 06 Kinali Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

(11)

11 E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan proposal ini terdiri dari tiga bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan, bagian ini berisi : latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, sistematika penulisan.

BAB II : Landasan, teori bagian ini berisi : kreativitas terdiri dari pengertian kreativitas, contoh kreativitas. Virus corona terdiri dari pengertian virus corona, tingkat kematian akibat virus corona, gejala-gejala virus corona.

BAB III : metodologi penelitian bagian ini berisi : jenis penelitian, lokasi penelitian, informan, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, teknik triangulasi data.

(12)

12 BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Kajian Teori 1. Kreativitas

a. Pengertian kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal baru dan atau sesuatu ide baru yang diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikan suatu hal yang baru. Selain itu, kreativitas adalah hal-hal yang membuat kita takjub dengan hal-hal baru, karena kreativitas bisa mewujudkan ide-ide cemerlang.5

b. Dimensi Kreativitas 1. Dimensi proses 6

Dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif dan orangnya disebut sebagai orang kreatif.

Hal ini dilukiskan oleh Koestler yang mengartikan kreativitas sebagai suatu proses bisosiatif, yaitu “menyambungkan secara tidak tergesa-gesa atas duas hal yang tak terkait sebelumnya dengan ‘acuan penyambung’ untuk menghasilkan wawasan atau ciptaan baru”

5 https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-kreativitas-dan-contoh-kreativitas

6 Mif Baihaqi, menggali kreativitas tenaga didik, (Bandung : 2008)

(13)

13

Sedangkan Rothenberg menyatakan, proses kreatif identik dengan berfikir janusian (Janusian thinking), yaitu suatu tipe berfikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru.

Apabila proses bisosiatif dihubungkan dengan tahap-tahap berfikir kreatif, maka selama proses tersebut merentang dari pengumpulan informasi (preparasi), inkubasi, iluminasi, dan verifikasi/evaluasi, dapat dikatakan bahwa hasil proses berfikir itu adalah produk kreatif.

2. Dimensi Person

Dimensi person sebagai kriteria kreativitas seringkali kurang jelas rumusannya. Amabie mengatakan bahwa pengertian person sebagai kriteria kreativitas identik dengan apa yang oleh Guilford disebut kepribadian kreatif.

Kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif (yaitu bakat) dan dimensi non kognitif (yaitu minat, sikap, dan kualitas temperamental).

Menurut teori ini, orang-orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang kurang kreatif.

Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasikan orang-orang kreatif.

3. Dimensi produk

(14)

14

Kriteria ketiga ialah produk kreatif, yang menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang, kerajinan.

Penampilan atau pertunjukan, karangan atau gagasan.

Kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut ‘kriteria puncak’ bagi kreativitas.

Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti atau panel ahli dan melalui sayembara/seleksi.

Dari berbagai indikator yang pernah dikemukakan para ahli (misal sebelas indikator menurut McPherson), tampak bahwa kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauh mana produk tersebut memiliki kebaruan atau orisinal, bermanfaat, dan dapat memcahkan masalah.

Produk kreatif yang ditampilkan oleh individu yang dibuktikan dalam karya-karya kreatifnya, menjadi ukuran : apakah dia layak disebut sebagai orang kreatif istimewa atau tidak.

Kriteria yang didasarkan pada produk kreatif cukup dapat dipercaya, bahkan lebih dapat dipercaya daripada kriteria yang didasarkan atas skor tes semata-mata, karena produk kreatif secara langsung menggambarkan penampilan aktual seseorang dalam kegiatan kreatif.

c. Ciri-ciri kreativitas guru

(15)

15

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini, tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.7 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.8

Seorang guru memang harus dituntut untuk menjadi kreatif, profesional dan menyenangkan. Kreativitas dalam pembelajaran sangat penting artinya untuk menumbuh-kembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik. Kreativitas diantara cirinya adalah sebagai sesuatu yang langka yang tidak semua orang mampu melakukannya. Kreativitas memang bukan merupakan sesuatu yang mudak untuk dilakukan. Namun kreativitas harus diusahakan dan diciptakan secara terus-menerus.

Manusia kreatif, apabila dibandingkan dengan manusia biasa, menunjukkan ciri-ciri yang berbeda dalam motivasi, intelektual dan kepribadian. Barron mengungkapkan hasil studinya bahwa individu yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Lebih menunjukkan sikap dewasa secara emosional dan peka dalam menangkap masalah dari suatu situasi.

2. Dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

3. Tidak tergantung pada orang lain dan percaya pada diri sendiri

7 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 3

8 Undang-Undang Guru Dan Dosen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal.3

(16)

16 4. Mampu menguasai dirinya sendiri.

5. Penuh keberanian yang bermakna 6. Panjang akal

Menurut Brown, guru-guru kreatif yakni yang melaksanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan ilmu dan kehliannya disebut sebagai Teacher Scholar. Menurutnya, jika pembelajaran dilakukan dengan baik, pada hakikatnya adalah kreatif. Guru-guru selalu mengkomunikasikan kepada peserta didiknya ide-ide lama dan ide-ide baru dalam bentuk yang baru. Lebih lanjut Brown merumuskan ciri-ciri atau karakteristik seorang Teacher Scholar itu sebagai berikut:

1. Mempunyai jiwa penasaran, ingin selalu menanyakan tentang segala sesuatu yang masih belum jelas dipahaminya.

2. Setiap hal dianalisisnya terlebih dahulu, kemudian disaringnya, dikualifikasikan untuk ditelaah dan dimengerti, untuk kemudian diendapkannya dalam “gudang” pengetahuannya.

3. Secara intuitif, guru memiliki kemampuan dibawah sadar untuk menghubungkan gagasan-gagasan lama guna membantuk ide-ide atau gagasan-gagasan baru.

4. Memiliki disiplin diri yang tinggi. Hal ini mengandung arti, bahwa teacher scholar yang kreatif itu memiliki kemampuan untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan anatara analisis dan intuisi untuk diambilnya sebagai suatu keputusan akhir.

(17)

17

5. Tidak akan puas dengan hasil sementara. Guru kreatif tidak menerima begitu saja setiap hasil yang belum memuaskannya.

6. Mempunyai kepribadian yang kuat, tidak mudah diberi instruksi tanpa pemikiran.

Ciri-ciri atau karakteristik guru kreatif sebagaimana dikemukakan oleh Mark Sund, adalah sebagai berikut:

1. Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar,

2. Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka 3. Guru kreatif biasanya tidak kehilangan akal dalam menghadapi masalah

tertentu

4. Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan hal-hal baru baik melalui observasi, pengalaman dan pengamatan langsung dan melalui kegiatan penelitian.

d. Strategi Pendukung Kreativitas Pembelajaran Guru

Pengembangan strategi kreativitas guru paling sedikit meliputi cara- cara, yaitu:

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan 2. Mengembangkan komunitas kelas

3. Mengembangkan lingkungan fisik pembelajaran 4. Mengembangkan sikap keterbukaan

5. Optimalisasi pemanfaatan teknologi pembelajaran 6. Memunculkan tantangan

(18)

18 7. Mengembangkan alat evaluasi

2. Guru PAI

a. Pengertian Guru PAI

Guru pendidikan agama islam (PAI) adalah seseorang yang bertugas mengajar, mendidik, membimbing serta orang yang memahami tingkat perkembangan intelektual siswa di sekolahan dan menanamkan ilmu-ilmu pengetahuan agama islam dengan tujuan menyiapkan kader-kader islam yang mempunyai nilai-nilai.

Pendidikan agama islam dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional itu disebutkan bahwa “Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan atau kelompok masyarakat dan pemeluk agama, sesuai dengan peraturan peundang-undangan.”dalam hal ini pendidikan agama islam adalah pendidikan yang mengajarkan agama islam namun juga mengajarkan ilmu umu yaitu dengan tujuan untuk menghormati agama lain dan hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.9

b. Persyaratan Guru

Menjadi seorang guru tidaklah semua orang dapat melaksanakannya, karena menjadi seorang guru berdasarkan tuntutan nurani pribadi. Guru dituntu mempunyai suatu pengabdian yang dedikasi, loyalitas, ikhlas sehingga menciptakan anak didik yang dewasa, berakhlak dan berketerampilan.

9 Dakir Dan Sardimi, Pendidikan Islam & ESQ : Komparasi-Integratif Upaya Menuju Stadium Insan Kamil, (Semarang : Rasail Media Group, 2011), hal.31

(19)

19

Menurut Prof. Dr. Zakiag Daradjat, menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

1) Taqwa kepada allah SWT 2) Berilmu

3) Sehat jasmani 4) Berkelakuan baik Persyaratan yang lain adalah :

1) Harus memiliki sifat rabbani

2) Menyempurnakan sifat rabbani dengan keikhlasan 3) Memiliki rasasabar.

4) Memiliki kejujuran dengan menerangkan apa yang diajarkan dalam kehidupan pribadi.

5) Meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta kajian 6) Menguasai variasi serta metode mengajar

7) Mempu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya (proposisi) sehingga ia akan mampu mengintrol diri dan siswanya.

8) Memahami dan menguasai psikologis anak.

9) Mampu menguasai fenomena kehidupan sehingga memahami berbagai kecenderungan dunia beserta dampak yang akan ditimbulkan bagi peserta didik.

10) Dituntut memiliki sifat adil (objektif) terhadap peserta didik.10 c. Kompetensi guru PAI

10 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam...., hal.11-12

(20)

20

Sesuai dengan bahan kriteria dan bahan pengajar, guru harus memiliki kualifikasi kompetensi tertentu sesuai dengan bidang tugas dan akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Adapun kualifikasi kompetensi guru yang harus dimiliki juga berdasarkan peraturan pemerintah (PP) RI No. 19 tahun 05 adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik

Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dengan dikuasainya kompetensi pedagogik oleh guru, diharapkan guru dapat memahami siswa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga siswa dapat menerima pelajaran dan lebih baik dan lebih menyenangkan.11

Dalam RPP tentang guru dikemukakan bahwa : kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal sebagai berikut:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b) Pemahaman terhadap peserta didik

11 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hal.56

(21)

21

c) Pengembangan kurikulum/silabus d) Perancangan pembelajaran

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

f) Pemanfaatan tekonologi pembelajaran g) Evaluasi hasil belajar (EHB)

h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.12

2. Kompetensi kepribadian

Dalam permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi guru menjelaskan kompetensi kepribadian untuk guru kelas dan guru mata pelajaran, pada senua jenjang pendidikan dasardan menengah, sebagai berikut:13

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional indonesia, mencakup:

1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional indonesia yang beragam.

12 E Mulyasa, Guru Profesional, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2007), hal. 56

13 Djam’an Satori Dkk, Materi Pokok Profesi Kependidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal. 145

(22)

22

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup : 1) Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi

2) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia

3) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitar.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, mencakup :

1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, mencakup :

1) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi 2) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri 3) Bekerja mandiri secara profesional

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup:

1) Memahami kode etik profesi guru 2) Menerapkan kode etik profesi guru 3) Berperilaku sesuai dengan kode etik guru 3. Kompetensi profesional

(23)

23

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayau 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik nmemnuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.14

Secara ringkas kompetensi profesional guru dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Konsep, struktur, dan metode keilmuan/ teknologi/ seni yang menaungi dengan materi ajar.

b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.

c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.

d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari- hari

e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.15

Kompetensi profesioanl merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang guru. Ada beberapa pandangan mengenai kompetensi profesional. Yaitu:

a. Penguasaan bahan bidang studi

b. Pengelolaan program belajar mengajar c. Pengelolaan kelas

d. Pengelolaan dan pengunaan media serta sumber belajar

14 Djam’an Satori Dkk, Materi Pokok Profesi Kependidikan..., hal.135

15 Farida Sarimaya, Sertifikasi Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hal.21

(24)

24

e. Penguasaan landasan-landasan kependidikan f. Mampu menilai prestasi belajar mengajar

g. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah

h. Menguasai metode berfikir

i. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional j. Terampil memberikan bantuan dan kepala peserta didik k. Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan 4. Kompetensi sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi soail adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarajat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan lebih lanjut RPP tentang guru, bahwa kompetensi soail merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang- kurangnya memiliki kompetensi untuk:

a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.

b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik.

(25)

25

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Tugas guru PAI

Tugas merupakan tanggung jawab yang diamanahkan kepada seseorang untuk dilaksanakan atau dikerjakan. Semua profesi pasti mempunyai tugas, dan tugas itu bersifat sangat spesifik. Guru akan melaksanakan tugasnya dengan baik atau bertindak sebagai pengajar yang efektif, jika ia mampu melaksanakan fungsinya sebagai guru.

Heri Jauhar Muchtar menyatakan sebagaimana yang dikutip M.

Fathurrohman & Sulistyorini, tugas pendidik dibagi menjadi dua, yaitu tugas secara umum dan khusus. Secara umum tugas pendidik adalah :

1. Mujadid, yaitu sebagai pembaharu ilmu baik dalam teori maupun praktek sesuai dengan syariat islam.

2. Mujtahid, yaitu sebagai pemikir yang ulung.

3. Mujahid, yaitu sebagai pejuang kebenaran.

Sedangkan secara khusus tugas pendidik di lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan yaitu mempersiapkan bahan. Metode dan fasilitas.

2. Pelaksana yaitu pemimpin dalam proses pembelajaran.

3. Penilaian yaitu mengumpulkan data-data, menganalisis dan menilai keberhasilan proses belajar mengajar.16

e. Tanggung jawab guru PAI

16 Djam’an Satori Dkk, Materi Pokok Profesi Kependidikan, hal.40

(26)

26

Guru mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan. Pada hakikatnya, agama islam juga sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan kebutuhan hidup.17

Dilihat dari ilmu pendidikan islam, maka secara umum menjadi guru yang baik dapat memenuhi tanggung jawab sebagai berikut:

1. Takwa kepada allah 2. Berilmu

3. Sehsat jasmaniah 4. Berkelakuan baik

Oemar Humalik juga menyebutkan ada 4 tanggung jawab guru dalam pendidikan yaitu, sebagai berikut:

1. Tanggung jawab moral

2. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah 3. Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan 4. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan

f. Meningkatkan kreatifitas guru agama

Kreativitas guru merupakan hal penting dalam pembelajaran dan bahkan dapat menjadi pintu masuk dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.

Seorang guru haruslah meninggalkan pola rutinitas dalam proses pembelajaran, sebaliknya lebih mengarah pada perilaku profesional yang kreatif. Skinner menitikberatkan perlunya pengembangan kreativitas guru

17 Zakiah Daradjat, Dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hal. 40

(27)

27

dalam melaksanakan tugas mengajarnya melaluipemilihan stimulus yang diskriminatif dan penggunaan penguatan. Menurut Rogers bahwa dalam mengembangkan kreativitasnya seorang guru perlu memperhatikan prinsip- prinsip pendidikan, yakni:

1. Guru perlu memberi kepercayan kepada kelas agar kelas memilih belajar secara terstruktur.

2. Guru dan siswa membuat kontrak kerja

3. Guru perlu menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan (discovery learning)

4. Guru perlu menggunakan metode simulasi

5. Guru perlu mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.

6. Guru harus bertindak sebagai fasilitator belajar.

7. Guru perlu menggunakan pengajaran berprogram agar tercipta peluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitas.

3. Corona virus ( Covid-19 ) a. Pengertian corona virus

Infeksi virus corona disebut COVID-19 ( Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota wuhan, China pada akhir desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan.18

18 Mohamad Amin, Covid-19( Corona Virus Disease 2019) Tinjauan perspektif Keilmuan Biologi

(28)

28

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekankan penyebaran virus ini.

Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi pernapasan paru-paru (pneumonia).

b. Implikasi Covid19 Terhadap Kehidupan Manusia

Virus Corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan.

Penyakit yang ditimbulkan karena infeksi ini disebut Covid19, virus corona ini dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.

Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menular ke wilayah lain di China bahkan ke beberapa negara lain, termasuk indonesia. Hal inilah yang membuat beberapa negara di luar negeri menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka untuk mencegah penyebaran virus corona.

Namun tidak dengan indonesia, sampai saat ini negara kita tidak menerapkan sistem lockdown seperti negara-negara lain. Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19, Wiku Adisasmito menyampaikan alasan mengapa pemerintah indonesia tidak menerapkan lockdown atau karantina wilayah. Hal itu berkaitan dengan keadaan perekonomian rakyat.

(29)

29

Karena di indonesia banyak yang bekerja mengandalkan upah harian, itu menjadi salah satu kepedulian pemerintah agar aktivitas perekonomian dapat tetap berjalan. Untuk itu pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan pembatasan interaksi sosial atau sicial distancing terkait dengan adanya penyebaran Covid19.

Hal itu juga didukung dengan kebijakan setiap kepala daerah diantaranya meliburkan sekolah dan menutup tempat wisata, dan meliburkan pabrik sementara waktu untuk mencegah atau menghambat penyebaran Covid19.

Akibat dari penyebaran virus tersebut para pelajar dan mahasiswa diliburkan sampai waktu yang telah ditentukan, para pelajar tersebut tidak semata-mata diliburkan karena mereka juga diberikan kewajiban untuk belajar dirumah. Mereka diberi tugas rumah dan belajar online. Hal ini menjadi tugas tambahan bagi para orangtua, karena harus memantau perkembangan belajar anak dirumah.

Tempat-tempat wisata juga ditutup untuk sementara waktu, untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona. Akibatnya tempat-tempat pariwisata tersebut mengalami kerugian. Dikarenakan temapt wisata yang sepi pengunjung namun tetap memenuhi biaya operasionalnya.

Di beberapa daerah, pabrik garmen terpaksa harus diliburkan, karena orderan atau pesanan pun menjadi terbatas karena adanya wabah Covid19 ini.

Ada beberapa pabrik yang meliburkan seluruh karyawannya, namun ada pula pabrik yang memberi kebijakan hanya sebagian saja karyawan yang

(30)

30

dirumahkan, para karyawan tersebut akan dipanggil kembali ketika orderan atau pesanan di pabrik tersebut telah kembali normal.

Bagi karyawan atau buruh yang dirumahkan, mereka tidak mendapat gaji selama mereka dirumahkan, akibatnya keadaan perekonomian para karyawan atau buruh tersebut memburuk. Keadaan ini menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran, walalupun hanya sementara tetap saja bagi karyawan yang dirumahkan mereka kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan mereka untuk sementara waktu.

Salah satu pabrik Garmen di sukabumi contohnya sebagian karyawannya dirumahkan karena orderan atau pesanan yang didapat perusahaan tersebut menurun akibat pandemi Covid-19 ini. Dan salah satu pabrik di daerah bekasi yang meliburkan karyawannya untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Covid19. Tetapi ada juga sebagian pabrik yang terpaksa memutuskan hubungan kerja (PHK) karena perusahaan tersebut menunda produksi akibat pandemi virus corona ini.

Dampak dari penyebaran virus ini juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat, contohnya kunjungan para konsumen ke pusat perbelanjaan menjadi menurun sebagian konsumen lebih memilih untuk berbelanja secara online untuk menghindari penyebaran virus ini. Akibatnya pasar dan pusat perbelanjaan menjadi sepi pengunjung.

c. Implikasi Covid19 Terhadap Pembelajaran

(31)

31

Pembatasan interaksi sosial masyarakat dapat menghambat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, namun tidak ada pilihan lain, karena cara ini adalah yang paling efektif.

Kebijakan social distancing berakibat fatal terhadap roda kehidupan manusia, masalah ekonomi yang paling terasa nampaknya, karena hal ini menyentuh berbagai lapisan masyarakat, tersendatnya laju ekonomi mengakibatkan tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk memenuhinya, karena negara akan sangat terbebani kalau harus menanggung segala kebutuhan pokok setiap penduduknya. Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi di rumah, membuat kelimpungan banyak pihak.

Ketidaksiapan stakeholder sekolah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama kekacauan ini, walaupun sebenarnya pemerintah memberikan alternatif solusi dalam memberikan penilaian terhadap siswa sebagai syarat kenaikan atau kelulusan dari lembaga pendidikan disaat situasi darurat seperti saat ini.

Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaat teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran daring ini antara lain :

(32)

32

1) Penguasaan teknologi yang masih rendah

Harus diakui bahwa tidak semua guru melek teknologi terutama guru generasi X ( lahir tahun 1980 ke bawah) yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu pasif.

Sebenarnya mereka bukan tidak bisa kalau mau belajar, pasti mampu karena prinsipnya guru adalah manusia pemelajar yang harus selalu siap menghadapi perubahan zaman sekaligus mengikuti perkembangannya. Keadaan hampir sama juga di alami oleh para siswa, tidak semua sudah terbiasa menggunakan tekonologi dalam kehidupan sehari-harinya.

Di sekolah pun mereka harus rebutan dalam menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran karena keterbatasan sarana yang dimiliki oleh sekolah bahkan mungkin mereka tidak dikenalkan tekonologi dalam pembelajaran.

2) Keterbatasan sarana dan prasarana

Kepemilikan perangkat pendukung teknologi juga menjadi masalah tersendiri. Bukan rahasia umum bahwa kesejahteraan guru masih sangat rendah, jadi jangankan untuk memenuhi hal-hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya saja masih banyak guru yang kesulitan.

Hal yang sama pun terjadi pada siswa, karena tidak semua orangtua mereka mampu memberikan fasilitas teknologi

(33)

33

kepada anak-anaknya. Bahkan kalaupun mereka punya fasilitas namun tidak digunakan untuk media pendukung pembelajaran, karena ketidaktahuan orang tua dalam membimbing anaknya untuk pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

3) Jaringan internet

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari penggunaan jaringan internet. Tidak semua sekolah sudah terkoneksi ke internet sehingga guru-gurunya pun dalam keseharian belum terbiasa dalam memanfaatkannya. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.

4) Biaya

Jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi guru dan siswa. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara guru juga orang tua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Setelah munculnya wabah covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan mulai mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya surat edaran no. 40 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(34)

34

yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan harus penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.

Kepala Dinas Pendidikan Kab. OKU, H. Teddy Meilwansyah, S.STP., MM. Menjelaskan bahwa ada beberapa metode yang dapat diapakai diantaranya:

a. Project Based Learning

Metode project based learning ini di prakarsaioleh hasil implikasi dari surat edaran Mendikbud no. 4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk bisa lebih berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Metode project based learning ini sangat efektif digunakan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi.

Metode pembeljaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada padazona hijau dan kuning. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

b. Daring Method

Metode ini memanfaatkan jaringan online, dan bisa membuat para siswa kreatif menggunakan fasilitas yang ada,seperti membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang yanag ada disekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Metode ini sangat cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring

(35)

35

seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

c. Luring method

Luring method adalah model pembelajaran yang digunakan diluar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan onasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang berada di zona kuning atau hijau terutama dengan protokol ketat new normal. Dengan metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menhindari kerumunan. Model pembelajaran luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum secara masa darurat pandemi ini. Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak terlalu sulit saat disampaikan kepada sisw. Selain itu, pembelajaran yang satu ini jugaa dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang atau tidak memiliki sarana prasarana yang mendukung untuk sistem daring.

d. Home Visit Method

Home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran pada saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi pengajar mengadakan home visit ke rumah pelajar dalam waktu tertentu.

(36)

36

Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik, karena materi pelajaran dan tugas langsung terlaksana dengan baik dibawah bimbingan guru.

e. Integrated Curriculum

Metode ini akan lebih efektif bila merujuk pada project base, yang mana setiap kelas akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Dalam metode ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan materi pembeljajaran dari pelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi kesempatan untuk team teaching dengan guru mata pelajaran lainnya.

Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.

f. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatann sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Metode ini efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

(37)

37 g. Pembelajaran melalui radio

Pembelajaran melalui radio menajdi inovasi pembelajaran masa pandemi covid-19 di kabupaten Ogan Komering Ulu. Metode ini menggunakan kerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan Radio Sukses yang merupakan radio pemerintah daerah. Metode ini menjadi salah satu cara dalam mengatasi kesulitan akses internet dan solusi bagi orang tua siswa yang tak memiliki telepon pintar (smart phone). Pembelajaran dilakukan oleh guruyang berkompeten bersama siswa yang menjadi model dan juga interaktif bersama siswa yang menjadi pendengar.

Untuk jenjang PAUD dilaksanakan setiap hari Rabu dengan sistem CERIBEL (cerita sambil belajar), jenjang SD setiap hari Selasa, dan jenjang SMP setiap hari Sabtu.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research ) yang bersifat deskriptif kualitatif, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang yang berperilaku yang dapat diamati. Yang bertujuan untuk mengembangkan sesuatu apa adanya,

(38)

38

sebagaimana yang dikemukakan oleh sukardi bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk eksplorasi, dan menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat, penentuan lokasi ini berdasarkan pertimbangan karena di sekolah ini penulis menemukan gejala gejala atau fenomena yang menjadi permasalahan yang akan penulis teliti, serta lokasi yang tidak terlalu jauh untuk dijangkau, sehingga memudahkan penulis untuk menggali informasi dan memperoleh data.

C. Informan

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 orang guru yang mengajar pendidikan agama islam dan 3 orang siswa yang diajar guru pendidikan agama islam di SD N 06 Kinali. Sedangkan yang menjadi informan pendukung dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan siswa kelas VI di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

D. Teknik Pengumpulan Data

(39)

39

Untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah ini, penulis mengumpulkan data dengan :

1. Observasi

Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.19 Observasi yang penulis lakukan disini secara langsung terhadap gejala-gejala yang diteliti yaitu pengamatan tentang jalannya proses kedisiplinan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

2. Wawancara

Wawancara yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan oleh responden.20 Wawancara ini penulis lakukan dengan cara bebas terpimpin kepada guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Data-data dokumentasi diambil dari dokumen tata tertib sekolah SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Menurut bogdan21 analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

19 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi penelitian sosial, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1996 ) hal. 54

20 Joko Subahagio, Metode Penelitian Dalam Studi dan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997), cet. Ke- 2, hal. 39

21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016), hal. 244

(40)

40

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan data conclusion drawing/verification.

Bagan 1

Komponen Dalam Analisis Data

Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan Huberman

(Sugiyono, 2014:247)

1. Reduksi Data

Pengumpulan Data

Penyajian D a t Kesimpulan a

Pena rikan /Veri fikas i Reduksi Data

(41)

41

Data yang peneliti peroleh selama di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.22 Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.

Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan pada saat peneliti mendapatkan data dari SD N 06 Kinali, kecamatan Kinali, kabupaten Pasaman Barat. Penulis kemudian menyederhanakan data tersebut dengan mengambil data-data yang mendukung pembahasan penelitian ini. Sehingga data-data tersebut mengarah pada kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Selanjutnya disarankan dalam melakukan display data, selain

22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D..., hal. 244

(42)

42

teks yang naratif juga dapat berupa grafik, matrik, network (jaringan kerja), dan chart.23

Dalam menyajikan data dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan data-data tentang kreativitas guru PAI pada masa pandemi Covid-19, sehingga makna dari peristiwa-peristiwa yang ditemui lebih mudah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 24

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D..., hal. 244

24 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D..., hal. 244

(43)

43

Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reabilitas (dependability), dan obyektivitas (confirmability).25

1. Uji validitas internal (credibility) ini dilaksanakan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (membercheck).

2. Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif, maka peneliti dapat membuat laporan yang memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3. Dalam penelitian kualitatif, dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4. Confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

5. Teknik yang digunakan dalam keabsahan data ini menggunakan uji validitas internal (Creadibility).

Penulis memilih keabsahan data dengan pendekatan triangulasi sumber untuk mengungkap dan menganalisis masalah-masalah yang dijadikan subjek

25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2016), hal. 270

(44)

44

penelitian. Untuk menguji kreativitas guru PAI pada masa pandemi Covid-19 perlu melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dari sumber-sumber yang ditentukan. Data tersebut kemudian di deskripsikan, dipetakan nama pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari sumber-sumber tersebut. Selanjutnya data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (membercheck) dengan sumber-sumber data tersebut.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Wilayah Penelitian

(45)

45

SD N 06 Kinali merupakan sebuah sekolah Negeri yang beralamat di Koto Padang Jorong VI Koto Utara, Nagari Kinali, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

Sekolah ini berakreditasi B. Kepala sekolah saat ini adalah bapak Baharuddin, S.Pd.SD. Luas tanah sekolah ini 504 M persegi daya listrik sekolah ini 900 watt, memiliki 1 perpustakaan dan 13 ruang kelas untuk belajar.

VISI dan MISI SD N 06 Kinali 1. Visi

“Terwujudnya manusia berprestasi, trampil, mandiri dan berakhlak mulia”

2. Misi

a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam iptek b. Mengupayakan fisik sekolah yang baik (lingkungan)

c. Mengupayakan tenaga pendidik yang memenuhi standar kualitas dan kuantitas (manajemen)

d. Mengupayakan PBM yang efektif dan efisien.

e. Mengimplementasikan nilai-nilai aqidah kepada siswa melalui IMTAQ.

f. Menguatkan kerjasama antar guru, karyawan, wali murid, dan lingkungan masyarakat.

g. Mengembangkan SDM secara optimal untuk mencapai kemandirian.

3. Tujuan pendidikan

a. Menghasilkan lulusan yang berkopetitif dan berbudaya.

b. Menciptakan siswa yang terampildalam kreativitas untuk hidup mandiri.

(46)

46 c. Mempunyai kepribadian.

Data Siswa Guru Dan Pegawai 1. Data Siswa

NO ROMBEL L P JUMLH MUTASI

1 I A 7 9 16 -

2 I B 10 7 17 -

3 II A 15 17 32 -

4 II B 17 16 33 1

5 III A 12 15 27 1

6 III B 14 12 26 -

7 IV A 12 11 23 -

8 IV B 10 12 22 3

9 V 23 14 37 -

10 VI A 14 9 23 1

11 VI B 11 11 22 -

(47)

47 2. Data Guru Dan Pegawai

NO NAMA/TGL

LHIR

L/

P

NIP PNDDK

THUN

JABATA N

MULAI TUGAS

PANGKAT/GO L

1 H.BAHARUDDI

N S.Pd, SD Koto padang, 10- 04-1967

L 19670410199312100 1

S1 UT 2011

KEPSEK Januari 2017 PEMBINA IV/A

2 Sariaman II, S.Pd Simpang tonang, 01-10-1979

P 19791001200501201 1

S1 UT 2009

GURU KELAS

01 januari 2005

PENATA III/C

3 Yulita Murni, S.Pd

Koto Padang, 29-

P 7861763665300022 S1 PGSD UNP 2016

Guru Kelas

08 januari 2000

(48)

48 05-1985

4 Hendri Faisal, S.Pd

Kampung Jambu, 27-04-1983

L 8759761664200002 S1 PGSD UNP 2013

Guru Kelas

01 Januari 2006

5 Defi Imelda Sari, S.Pd

Kampung Jambu, 06-06-1984

P 1938762663300092 S1 UT 2012

Guru Kelas

01 Juli 2006

6 Liza Wati, a.Ma Koto Padang, 07- 07-1984

P 3039762665300013 DII PGSD MI 2007

Guru Kelas

17 Juli 2007

(49)

49 7 Khairina, S.Pd.I

Simpang Tonang, 22-06-1985

P 9954763665300012 S1 STIP YAPTIP 2014

Guru Kelas

01 Februari 2014

8 Fitri Yeni, S.Pd Koto Panjang, 07-04-1993

P S1

STKIPA HLUSSU NNAH

Guru Kelas

07 Februari 2016

9 Emawati, S.Kom Koto Gadang Jaya, 04-09-1991

P S1

SISTEM INFORM ASI

TATA USAHA

02 Januari 2017

10 Mita Suswati, Koto Padang, 09- 09-1996

P SMA N 1

KINALI

Guru Kelas

02 Januari 2017

(50)

50

11 Feny Elma

Yulinda, S.Pd Pariaman, 18-03- 1994

P S1 PAI

IAIN BUKITTI NGGI

Guru Kelas

04 April 2018

12 Netti Sumami, Aur Badidik, 20- 07-1987

P SMA N

01 KINALI 2007

Guru Kelas

25 Oktober 2017

13 Rika Putri Yeni, S.Pd

Kampung Kurai, 10-10-1994

P S1

STKIP ADZKIA

Guru Kelas

14 Sefra Ulunari, S.Pd

P Guru PAI 02 Juli 2018

(51)

51 Lubuk Talang,

10-09-1995 15 Septihadi, S.Pd

Alai, 30-09-1987

L 19870930201902100 1

S1 PGSD UNP

Guru Kelas

01 Maret 2019

16 Rosmaini, S.Pd Air Meruap, 11- 10-1995

P S1

STKIP PGRI

Guru Kelas

03-09-2019

Sumber : TU SD N 06 Kinali

(52)

52

B. Kreativitas Guru PAI Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SD N 06 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Pada bab ini penulis melakukan wawancara langsung dengan beberapa informan yang meliputi guru pendidikan agama islam dan beberapa siswa yang belajar Pendidikan Agama Islam yang ada di SD N 06 Kinali sebagai informasi. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui kreativitas guru PAI dalam menghadapi situasi pandemi saat ini.

Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk meningkatkan daya pikir dalam menciptakan atau menghasilkan hal-hal baru, dan pelaksanaan suatu aktivitas lebih bersifat aktif, dinamis, serta menggairahkan sehingga pencapaian kualitas hasil sesuai dengan yang diharapkan. Kreativitas guru merupakan hal penting dalam pembelajaran dan bahkan dapat menjadi pintu masuk dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.

Saat sekarang ini Covid-19 masih merajalela dimana-mana, untuk memutuskan mata rantai Covid-19 ini maka pelaksanaan belajar mengajar juga dilakukan secara daring maupun luring. Di SD N 06 Kinali proses belajar mengajar dilaksanakan secara luring yaitu masing-masing siswa menjemput tugas setiap seminggu sekali ke sekolah serta mengambil tugas baru yang akan dikerjakan. Tetapi sekarang sudah belajar disekolah lagi dan tidak menggunakan daring maupun luring melainkan sistem 1 hari sekolah 1 hari libur. Yang situasi normal di isi maksimal 30 orang perkelas tetapi sekarang

(53)

53

karena adanya virus Covid-19 maka setiap kelas hanya ada maksimal 15 orang dengan duduk berjarak minimal 1 meter. Melihat kondisi seperti ini maka guru PAI harus kreatif dalam menggunakan media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran sekarang tentu agak beda dengan sebelumnya. Maka disinilah kreativitas guru sangat dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru dan siswa yang belajar PAI di SD N 06 Kinali. Berikut penjelasannya :

1. Keterampilan berfikir tingkat tinggi

Keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah suatu kemampuan dalam menggunakan dan mengolah proses berfikir di atas fakta.

Seseorang yang mempunyai keterampilan berfikir tingkat tinggi tidak hanya mengetahui suatu fakta tertentu, tetapi juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh untuk mengembangakan pengetahuan itu sendiri.26

Higher Order Of Thinking Skill (HOTS) atau kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan suatu kemampuan berfikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berfikir kreatif dan kritis.

26 Anita Lie, Mengembangkan Keterampilan Tingkat Tinggi, 2020

(54)

54

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan ibu Sefra Ulunari yaitu sebagai berikut:27

“Dalam situasi saat ini saya menggunakan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah.

Model ini dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui batasan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Saya memberikan sebuah projek ke peserta didik. Peserta didik bertanggung jawab sepenuhnya atas projek tersebut. Projek tersebut bisa melibatkan keluarga maupun teman sebaya.”

2. Melakukan inovasi dalam pembuatan soal-soal penugasan

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha dalam memanusiakan manusia yaitu pendidikan mampu menjadikan seseorang memahami dari ketidaktahuan menjadi sebuah pengetahuan, menjadikan seseorang lebih beretika, dan beradab ketika bersosialisasi maupun berinteraksi dengan masyarakat luas. Pendidikan juga bisa dikatakan sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter atau kepribadian seorang manusia menjadi yang lebih beradab (baik) dan sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan ibu Feni Elma Yulinda beliau mengatakan bahwa:

“Yang saya lakukan mengenai inovasi dalam pembuatan soal penugasan yaitu dengan cara membuat soal yang memancing sisi kreatif siswa yaitu dengan membuat soal memakai konteks nyata kehidupan sehari-hari (misalkan dalam kehidupan sehari-hari warga RW. 01 tetap hidup rukun dan toleran meskipun terdiri atas berbagai keyakinan dalam beragama. Hal tersebut mengacu pada QS. Yunus

27 Sefra Ulunari, Guru Mata Pelajaran PAI di SD N 06 Kinali, Pada Tanggal 13 Januari 2021

Referensi

Dokumen terkait

Fokus penelitian penulis dalam topik jual beli ini adalah tentang analisis hukum Islam terhadap praktek jual beli pohon dengan sistem ijohan (Studi Kasus di Desa

Jika perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang berbe- da, penonton dapat melihatnya dengan jelas.. Tetapi perganti- an cahaya dalam satu area

Kegiatan penyuluhan kewirausahaan ini sangat penting dilakukan karena tujuan program PKM salah satunya adalah membentuk kelompok masyarakat yang.. mandiri secara

Issariyakul et al., (2008), dan Nakpong dan Wootthikanokkhan (2009) mengatakan penambahan minyak sayur segar ke minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel dengan rasio

(3) pendekatan keluarga melalui komunikasi aktif untuk meningkatkan komitmen kerja guru dilakukan kepala sekolah melalui kunjungan ke rumah guru agar tercipta

Telah dilakukan isolasi, identifikasi, dan karakterisasi fraksi non aktif terhadap Artemia salina ekstrak kloroform dari kayu batang tumbuhan Melochia umbellata (Houtt)

Saluran udara tegangan ekstra tinggi tersebut menyalurkan daya listrik ke beberapa gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) pada Region 4, yang kemudian diturunkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, prestasi belajar mahasiswa yang diterima melaui Jalur SNMPTN Tulis Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha