• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh : Andrianta Wibawa 07.11.1439

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

I. PENDAHULUAN

Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang

menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Diantara jamur yang menguntungkan manusia misalnya : penicillium yang menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap, tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan banyak jenis jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus (campignon) dan jamur merang.

Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran.Jumlah proteinnya dua kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi, tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.

Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :

1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan lingkungan kita bersih, indah dan sehat.

2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas

3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat menambah pendapatan keluarga.

4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.

II. BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan,

(2)

tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.

Adapun proses budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut : A. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :

a) Serbuk Gergaji 100 kg

b) Bekatul atau dedak halus 10-15 kg c) Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg d) Gips (CaSO4) 0,5 kg

e) Pupuk TSP 0,5 kg f) Bibit 25 kantong g) Air secukupnya

Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).

2. Alat

- Alat pencampur seperti sekop dan cangkul

- Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara)

B. Proses pengomposan

Sebelum ditanam bibit, bahab-bahan media tanam tersebut di komposkan terlebih dahulu selama 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :

1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.

2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.

3. Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.

4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.

C. Proses Pembungkusan

Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik.Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.

(3)

Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

D. Proses Sterilisari

Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke dalam platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi dengan uap ini dilakukan selama 6 – 8 jam pada suhu 90 – 95 C. E.Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )

Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan dibiarkan dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu dengan cara memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas permukaan media dalam polibek. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung polibek dimasukan potongan pralon (cincin), kemudian ditutup dengan

potongan kertas koran dan diikat dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi dari 24 jam setelah proses sterlisasi.

F. Pemeliharaan dan Inkubasi

Polibek yang telah di inokulasi ditempatkan pada rak-rak yang telah disediakan.Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu dan kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar.Suhu dan kelembabannya diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang

diinginkan bagi pertumbuhan jamur yaitu 24 – 28 C dan kelembaban udara 80 – 90 %.Polibek tersebut dibiarkan selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong palstik sehingga warnanya putih padat.

G. Pembukaan Polibek

Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek dapat dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon.Kemudian plastik yang terbuka disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan udara sebanyak-banyaknya.

H. Pemanenan Jamur

Setelah 1 minggu dari pembukaan, jamur biasanya akan terbentuk tubuh / rumpun jamur dan sudah ada yang siap dipanen. Umur jamur dari ”singit”/ bakal jamur sampai panen sekitar 3 hari.

(4)

I. Perawatan Media Polibek

Setiap polibek yang telah ditumbuhi miselium dapat tumbuh jamur berkali- kali, sampai 4 -6 kali panen.Pemanenan ini dapat berlangsung selama 2 – 3 bulan dengan hasil total 75% dari berat serbuk gergaji kering untuk substratnya.Agar media tumbuh jamur berkali-kali maka perlu pemeliharaan. Adapun pemeliharaannya adalah sebagai berikut :

1. Media polibek yang telah tumbuh jamur sekali, permukaan bekas tumbuh jamur dikeruk atau dipotong 0,5 – 1 cm. Kemudian disuntikkan kedalamnya larutan vitamin B kompleks sekitar 30 cc (2 butir Vit. B komplek dilarutkan dalam 1,5 liter air bersih).

2. Setiap pagi dan sore permukaan media polibek disemprot dengan air bersih, Jangan sampai terlihat kering permukaannya.

3. Untuk media polibek yang telah tumbuh jamur kedua, ketiga dan seterusnya diperlakukan sama dengan point 1 dan 2, hanya saja jumlah vitamin B kompleks yang disuntikkan semakin berkurang sebanding dengan berkurangnya media yang dipotong / dibuang. J. Pemberatantasan Penyakit

Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak menular dan menyebabkan turunnya produksi.

Catatan :

1. Peralatan yang dipakai pada saat penanaman bibit (inokulasi) harus bersih dan steril. Peralatan agar steril, dipanaskan / dicelup dengan air mendidih kemudian diolesi dengan alkohol 70 %. Sterilisasi peralatan harus dijaga selama inokulasi agar media polibek tidak terkontaminasi. 2. Penamanan bibit jamur diusahakan ditempat tertutup dan steril.

3. Pada saat mencampur bahan-bahan media tanam sebaiknya memakai masker agar uap hasil reaksi bahan-bahan tersebut tidak terhirup masuk ke dalam paru-paru.

III. PENUTUP

Budidaya jamur tiram putih tidaklah sulit dan tidak diperlukan keahlian khusus.Modal usahanya puntidaklah besar. Agrobisnis di masa sekarang dan akan datang sangatlah prospektus. Semoga tulisan ini bermanfaat.

(5)

IV.DAFTAR PUSTAKA

Sumber reverensi :

http://www.scribd.com/

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran reaksi pasar menggunakan Abnormal Return kumulatif.Hasil penelitian ini adalah ukuran perusahaan, ukuran perusahaan dengan pasar untuk rasio aset buku

$EVWUDN 3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ XQWXN PHQGDSDWNDQ JDPEDUDQ WHQWDQJ LQWHQVLWDV GDODP EHUG]LNLU VHWHODK VKDODW GHQJDQ NHFHUGDVDQ HPRVL SDGD VLVZD VLVZL 608 ; GDQ 608 <

Untuk silabus guru sudah ada dari pusat hal ini dapat dilihat hasil wawancara 6 dan data observasi 7 bahwa setiap guru sudah mempunyai silabus untuk

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara menggali lubang

tanggal yang disahkan oleh PPK, dengan ini kami nyatakan bahwa dokumen penggunaan dana Bantuan Operasional Pendidikan tahun 2015 dalam bentuk bukti-bukti pengeluaran, SK Kepala RA

[r]

Hasil dari penelitian ini adalah Kota Surakarta memiliki sektor unggulan yaitu sektor pengangkutan & komunikasi, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan,

keanggotaan OPEC pada tahun 2016 tidak berdampak pada kerjasama yang dilakukan antara Indonesia dengan Iran, dimana Iran merupakan salah satu anggota dari