• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Izin Usaha Industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan usaha industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat atau yang berlokasi di luar kawasan industri/kawasan berikat. Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip, diberikan kepada perusahaan industri unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan dan instalasi/peralatan, dan lain-lain yang diperlukan. Izin Usaha Industri ini diberikan kepada perusahaan industri yang jenis industri dan proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan, serta tidak menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan atau perusahaan industri yang tidak berlokasi di kawasan industri.

2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip, diberikan kepada perusahaan industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat

(2)

3. yang memiliki izin dan jenis industri atau proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan.

Berikut adalah Peraturan Walikota Kota Metro No. 03 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Industri (IUI) :

4.1.1 Ijin Usaha Industri Baru (IUI melalui PP atau Tanpa PP)

1. Mengisi formulir Permohonan Model Pm-III (untuk IUI Melalui PP) atau Model SP-II (untuk IUI Tanpa PP) bermaterai Rp. 6.000,-

2. Foto copy KTP pemohon/penanggung jawab 3. Foto copy NPWP (bagi IUI Tanpa PP);

4. Foto copy Akte Pendirian perusahaan dan atau perubahannya bagi yang non fasilitas/non PMA-PMDN, serta khusus PT, ada pengesahan dari Depkumham atau sudah didaftarkan di Pengadilan negeri untuk CV. 5. Foto copy Ijin Gangguan (HO);

6. Foto copy AMDAL / Dokumen UKL & UPL /Surat Keterangan Proses dari SKPD Teknis (untuk IUI melalui PP) dan Surat Pernyataan SP-1 (IUI tanpa PP);

7. Foto copy Persetujuan Prinsip/PP (untuk IUI Melalui PP); 8. Semua Persyaratan rangkap 3 (tiga)

(3)

Gambar 4.1 Alur Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI)

4.1.2 Penetapan Struktur Golongan

1. Golongan I (Satu) dengan modal Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) 2. Golongan II (Dua) dengan modal Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar

Rupiah) lebih.

4.1.3 Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri

1. Usaha Kecil : 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00 2. Usaha Menengah : 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 150.000,00 3. Usaha Besar : 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 250.000,00

Izin Usaha Industri (IUI) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang. Untuk pengawasan dan penyelidikan lain, pengusaha wajib melakukan Daftar Ulang 1 (satu) tahun sekali terhitung sejak Izin Usaha

(4)

4.1.4 Tidak Berlakunya Ijin Usaha Industri

1. Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) menghentikan usahanya.

2. Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) mengubah / menambah jenis usahanya tanpa mengajukan perubahan kepada Kepala Daerah

3. Tidak melaksanakan Daftar Ulang.

4. Melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 5. Persyaratan yang diajukan ternyata palsu / tidak benar.

4.1.5 Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin

1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan informasi industri secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan Izin Usaha Industri.

2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.

4.1.6 Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin

1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin Usaha Industri dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum dalam Pasal 24 dan Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan Keuangan Daerah, diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No. 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.

(5)

4.2 Pendirian CV

Sebaiknya memiliki badan resmi sebagai payung hukum atas bisnis yang hendak atau sedang dijalankan. Ada dua jenis badan usaha yang paling banyak dimiliki oleh pengusaha di Indonesia, yakni CV. Commanditaire Venootcshap atau CV (Perseroan Komanditer) berbeda dengan Perseroan Terbatas. CV berbentuk badan usaha, sedangkan PT berbentuk badan hukum.“Tempat pengurusannya berbeda. Pembuatan PT dilakukan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Dephumham), sedangkan pengurusan CV cukup di pengadilan negeri. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan pendirinya.Sedangkan CV, kekayaan pendirinya tidak bisa dipisahkan dari kekayaan CV. PT mensyaratkan modal minimal sebesar Rp 50 juta yang harus disetor ke kas perseroan. Sedangkan CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. UKM banyak menggunakan CV untuk menjalankan roda usahanya.

Beberapa langkah yang harus diketahui untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:

1. Akta Pendirian CV

Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, persyaratannya: - Menyertakan fotokopi KTP pendirinya.

- Prosesnya 1-2 hari kerja.

2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan. Persyaratan:

(6)

- Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha

- Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan

- Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir. - Prosesnya 2 hari kerja setelah permohonan diajukan.

3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP, nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak. Persyaratan:

- Lampiran bukti PPN (pajak pendapatan) atas sewa gedung

- Bukti pelunasan PBB dan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat usaha.

- Lama proses 2-3 hari kerja

4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)

Permohonan SP-PKP ini diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Persyaratan: - Lampiran bukti PPN atas sewa gedung, bukti pelunasan PBB dan

bukti kepemilikan/ sewa/kontrak tempat usaha. - Proses memakan 3-5 hari kerja setelah diajukan.

(7)

5. Mendaftar Ke Pengadilan Negeri (PN).

Permohonan diajukan ke bagian pendaftaran CV di PN setempat. Persyaratan:

- Melampirkam NPWP dan salinan akta pendirian CV - Prosesnya 1 hari kerja.

6. Mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).

Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan Propinsi. Persyaratannya:

- SITU (Surat Izin Tempat Usaha) / HO (Hinder Ordonantie atau Surat Ijin Gangguan)

- Pas foto direktur/pimpinan perusahaan ukuran 3×4 (2 lembar) berwarna.

- Proses untuk SIUP besar 30 hari, scdangkan SIUP menengah dan kecil, 14 hari.

7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/Kabupatcn domisili perusahaann. Lama proses pengerjaan 14 hari kerja. Keseluruhan biaya mendirikan CV bisa mencapai Rp 3,5 juta. Dengan demikian, hasil atau berkas dokumen yang kita dapatkan meliputi:

(8)

- Surat Keterangan Domisili Perusahaan, - NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), - Pengesahan Pengadilan,

- SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) - TDP (Tanda Daftar Perusahaan).

8. Membuat Tanda Daftar Perusahaan

Persyaratan pembuatan tanda daftar perusahaan: - Akte Notaris Pendirian dan Perubahan (jika ada)

- SK.Menteri Hukum dan HAM (badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas [PT]), Terdaftar Pada Kantor Pengadilan Negeri (badan usaha berbentuk Persekutuan Komanditer [CV])

- Surat Keterangan Domisili Perusahaan

- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Perusahaan - SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

- Izin Investasi atau SP.BKPM (untuk PMDN/PMA) - KTP Direktur/Penanggung Jawab Perusahaan

- Kartu Keluarga Direktur/Penanggung Jawab Perusahaan

- Surat Keterangan Domisili dari Pengelola Gedung (jika di Komplek Perkantoran)

(9)

9. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

Tabel 4.1 Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

Wilayah PT CV PMA PENGURUSAN LAMA

Jakarta 1,500,000 1,500,000 2,500,000 6 hari kerja Kota Bekasi 1,500,000 1,500,000 3,000,000 10 hari kerja Kabupaten Bekasi 1,500,000 1,500,000 3,000,000 6 hari kerja Depok 2,000,000 1,500,000 3,500,000 6 hari kerja Kota Tangerang Selatan 2,000,000 1,500,000 3,500,000 6 hari kerja Kota Tangerang 2,000,000 1,500,000 3,500,000 6 hari kerja Kabupaten Tangerang 2,500,000 2,000,000 3,500,000 6 hari kerja Kota Bogor 2,000,000 1,500,000 3,500,000 6 hari kerja Kabupaten Bogor 2,000,000 1,500,000 3,500,000 6 hari kerja

10. Tingkat Suku Bunga Bank

Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 11 September 2014 yaitu sebesar 7,50% (berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur).

4.3 Data Peraturan Perpajakan

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

(10)

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai saranadalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan dan kewajiban perpajakannya.

Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

(11)

Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.

2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan

4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.

Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan usaha Wajib Pajak.

2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak secara nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis pajak, penerimaan pajak per klasifikasi lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register permohonan Wajib Pajak,

(12)

tunggakan pajak secara nasional, dan tunggakan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak.

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), terdapat beberapa poin penting yaitu :

1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak, yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp. 500.000.000,00.

2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.

3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011, semua masyarakat yang wajib memiliki NPWP. telah memiliki NPWP sehingga kewajiban pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan. 4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal.

5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 yang tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih

(13)

6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.

Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu : 1. Pajak Penghasilan (PPh)

Tabel 4.2 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri No Lapisan Penghasilan Pajak Pajak Tarif

1 < Rp. 50.000.000,00 5%

2 Rp. 50.000.000,00 - Rp. 250.000.000,00 15% 3 Rp. 250.000.000,00 - Rp. 500.000.000,00 25%

> Rp. 500.000.000,00 30%

Tabel 4.3 Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap

No Keterangan Tarif Pajak

1 Tahun 2009 28%

2 Tahun 2010 dan selanjutnya 25%

3 PT yang 40% sahamnya diperdagangkan di bursa efek 5% lebih rendah dari yang seharusnya 4 Peredaran bruto sampai dengan Rp. 50.000.000.000,00 Pengangguran 50% dari yang seharusnya

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), tarif Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

(14)

menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100%.

3. Penyusutan

Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat pada tabel tarif penyusutan.

Tabel 4.4 Tarif Penyusutan

No Kelompok Harta Berwujud Manfaat Masa (tahun)

Metode Garis

Lurus Metode Saldo Menurun

1 Bangunan Bukan Kelompok I 2 50% 100% Kelompok II 4 25% 50% Kelompok III 8 12.5% 25% Kelompok IV 10 10% 20%

2 Bangunan Permanen Tidak 10 10% -

Permanen 5 20% 40%

4.4 Data Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam proses pembuatan Compatibilizer. Untuk data mesin dapat dilihat pada tabel 4.5, sedangkan untuk data peralatan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.5 Mesin yang digunakan dalam pembuatan Compatibilizer

No Mesin

Lama

Pemakaian Jumlah Jenis Mesin

Harga Kilo Watt

Biaya Listrik /Tahun

(15)

Tabel 4.6 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Compatibilizer

No Peralatan Qty Satuan Harga satuan ( Rp ) Total Harga ( Rp )

1 Beaker Glass 3 Pcs 55,000 165,000

2 Batang Pengaduk 3 Pcs 7,500 22,500

3 Gunting 2 Pcs 10,000 20,000

4 Timbangan 1 Unit 1,500,000 1,500,000

Total 1,707,500

4.5 Data Harga Komponen

4.5.1 Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost)

Komponen yang termasuk dalam biaya tetap dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost)

No Komponen Perkiraan Biaya/ Bulan (Rp) Perkiraan Biaya/ Tahun (Rp) 1 Upah tenaga kerja langsung 1,300,000 15,600,000

3 Biaya listrik 2,500,000 30,000,000

4 Biaya air 200,000 2,400,000

5 Biaya maintenance 1,000,000 12,000,000

6 Biaya administrasi 150,000 1,800,000

Total 61,800,000

4.5.2 Komponen Biaya Berubah (Variable Cost)

Komponen yang termasuk dalam biaya berubah adalah komponen yang menyusun produk utama, dimana volume produk mempengaruhi total harga, dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Komponen Biaya Variabel (Variable Cost)

No Komponen Banyak Satuan Harga @ (Rp) Total Harga (Rp)

1 Crumb Rubber S1R 1 Kg 10000 10,000

2 Maleat Anhydride 1 Kg 200000 200,000

(16)

4.5.3 Investasi

Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah, mesin dan peralatan, alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi ini dapat dilihat Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Investasi

No Keterangan Harga

1 Pra Operasi Ijin 3,000,000

2 Mesin Extrudder Twinscrew 42,546,240

3 Peralatan Beaker Glass 500 ml (5 pcs) 500,000 Batang Pengaduk (10 pcs) 75,000 Gunting (2 unit) 50,000 Timbangan (1 unit) 2,500,000 4 Lain - lain Rak (1 unit) 500,000 Laptop (1 unit) 4,000,000 Printer (1 unit) 500,000 Dispenser (1 unit) 500,000 Blower fan (1 unit) 500,000

Kursi (3 unit) 450,000

Meja (1 unit) 500,000

Total 55,621,240

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 50 kg. 2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 22 hari kerja. 3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 5 tahun.

4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi terjual seluruhnya.

(17)

4.6 Analisa Peluang Investasi

4.6.1 Perhitungan Break Even Point (BEP)

Break Even Point merupakan suatu titik atau keadaan dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian. Ada beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :

1. Apabila TR >TC maka memperoleh laba. 2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point.

3. Apabila TR < TC maka perusahaan mengalami kerugian

4. Adapun rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut: TR = TC

[Total Penerimaan] = [Total Biaya] (P)(𝑁𝐵𝐸𝑃) = (TFC) + (VC)(𝑁𝐵𝐸𝑃)

𝑁𝐵𝐸𝑃 = 𝑇𝐹𝐶 𝑃 − 𝑉𝐶 Dimana:

TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun TC = Total Cost (total biaya) per tahun

TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun

TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun Q / 𝑁𝐵𝐸𝑃 = Quantity (total unit produksi) per tahun

P = Price (harga jual) per kg

Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point (BEP) adalah yang terdapat pada table 4.7 & table 4.8, dimana dapat kita ketahui besar:

(18)

VC = 210.000 Q = 12 x 50 = 600

TC = (TFC) + (VC)(Q)

TC = 61.800.000 + 210.000 (600) TC = 187.800.000

Jika diasumsikan kita ingin mendapatkan Laba sebesar 20%, maka dapat diketahui harga jual, yaitu dengan melakukan perhitungan sebagai berikut:

20% (TC) = TR - TC TR = TC (20%+100%) TR = TC (120%) TR = 187.800.000 (120%) TR = 225.360.000 Harga (P) = TR / Q = 225.360.000 / 600 = 375.600 Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:

𝑁𝐵𝐸𝑃 = 𝑇𝐹𝐶 𝑃 − 𝑉𝐶 𝑁𝐵𝐸𝑃 = 61.800.000 375.600 − 210.000 𝑁𝐵𝐸𝑃 = 373.19 Kg

Jadi, untuk mencapai Titik Impas (BEP), yaitu keadaan dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian,

(19)

4.6.2 Perhitungan NPV & Internal Rate of Return (IRR)

Dalam menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus dilakukan untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:

1. Depresiasi

Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya

mencapai 10 tahun adalah sebesar 12.5%, dimana depresiasi non bangunan ditunjukkan pada table 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Depresiasi Non Bangunan Tahun Deprisiasi Non Bangunan 12% Total Deprisiasi

1 1,697,500 203,700 2 1,493,800 179,256 3 1,314,544 157,745 4 1,156,799 138,816 5 1,017,983 122,158 6 895,825 107,499 7 788,326 94,599 8 693,727 83,247 9 610,480 73,258 10 537,222 64,467 2. Amortisasi

Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets), misalnya nama merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut:

(20)

Tabel 4.11 Amortisasi Tahun Amortisiasi 1 300,000 2 300,000 3 300,000 4 300,000 5 300,000 6 300,000 7 300,000 8 300,000 9 300,000 10 300,000

Untuk total penyusutan setiap tahun didapat dengan cara menjumlahkan depresiasi tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Total Penyusutan Tiap Tahun Tahun Depresiasi Amortisiasi Total ( Rp )

1 203,700 300,000 503,700 2 179,256 300,000 479,256 3 157,745 300,000 457,745 4 138,816 300,000 438,816 5 122,158 300,000 422,158 6 107,499 300,000 407,499 7 94,599 300,000 394,599 8 83,247 300,000 383,247 9 73,258 300,000 373,258 10 64,467 300,000 364,467 Total 4,224,745

3. Aliran Tunai Bersih

Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun.Besar aliran tunai bersih adalah penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Berikut perhitungannya:

(21)

Laba Kotor = TR – TC – Penyusutan

= 225.360.000 - 187.800.000 – 503.700 = 37.056.300

Pajak (5%) = 5% x 37.056.300 = 1.852.815

Laba Bersih = Laba Kotor – Pajak = 37.056.300 – 1.852.815 = 35.203.485

Dengan Melakukan perhitungan yang sama dengan tahun tahun berikutnya, diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Aliran Tunai Bersih

Tahun TR (Rp) TC (Rp) Penyusutan Laba Kotor Pajak 5% Laba Bersih Total ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) 1 225,360,000 187,800,000 503,700 37,056,300 1,852,815 35,203,485 2 225,360,000 187,800,000 479,256 37,080,744 1,854,037 35,226,707 3 225,360,000 187,800,000 457,745 37,102,255 1,855,113 35,247,142 4 225,360,000 187,800,000 438,816 37,121,184 1,856,059 35,265,125 5 225,360,000 187,800,000 422,158 37,137,842 1,856,892 35,280,950 6 225,360,000 187,800,000 407,499 37,152,501 1,857,625 35,294,876 7 225,360,000 187,800,000 394,599 37,165,401 1,858,270 35,307,131 8 225,360,000 187,800,000 383,247 37,176,753 1,858,838 35,317,915 9 225,360,000 187,800,000 373,258 37,186,742 1,859,337 35,327,405 10 225,360,000 187,800,000 364,467 37,195,533 1,859,777 35,335,757 Total 352,806,493

Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk memperkirakan letak IRR, maka dicari harga Annualnya.

A =

𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

(22)

A =

352.806.493

10

A = 35.280.649

P (Investasi) = 55.621.240

Nilai A/P = 35.280.649 / 55.621.240 = 0.6343

Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i 60% - 70% Nilai A/P --> berada diantara suku bunga 60% - 70%

Tabel 4.14 Perhitungan i 60% i = 60%

n Laba bersih (P/F, i, n)* laba bersih 1 35,203,485 22,002,178 2 35,226,707 13,760,432 3 35,247,142 8,605,272 4 35,265,125 5,381,035 5 35,280,950 3,364,638 6 35,294,876 2,103,751 7 35,307,131 1,315,297 8 35,317,915 822,307 9 35,327,405 514,084 10 35,335,757 321,379 Total 58,190,374

Jadi pada bunga 60% ∑NPV= 58.190.374 – 55.621.240 = 2.569.134 Tabel 4.15 Perhitungan i = 70%

i = 70%

n Laba bersih (P/F, i, n)* laba bersih 1 35,203,485 20,707,922

(23)

4 35,265,125 4,222,293 5 35,280,950 2,484,837 6 35,294,876 1,462,231 7 35,307,131 860,435 8 35,317,915 506,282 9 35,327,405 297,916 10 35,335,757 175,265 Total 50,080,637

Jadi pada bunga 70% ∑NPV= 50.080.637 – 55.621.240 = -5.540.603 Tabel 4.16 Perhitungan NPV pada Persen Bunga 60% - 70%

Persen (P/F) Out Cash Flow(Rp) NPV (Rp)

60% 55,621,240 2,569,134

70% 55,621,240 - 5,540,603

Berikut adalah perhitungan untuk mendapat nilai IRR berdasarkan hasil perhitungan NPV yang dapat dilihat pada table 4.16 :

IRR = 𝑖2 + [ 𝑁𝑃𝑉2 NPV1−NPV2× (𝑖2 − 𝑖1)] IRR = 70% + [2.569.134 −(−5.540.603)(−5.540.603) × (70% − 60%)] IRR = 0.70 + [(−5.540.603) 8.109.737 × (0.1)] IRR = 0.70 + [−0.0683] IRR = 0.6317 IRR = 63.17 %

Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 63.17 % jauh lebih besar daripada suku bunga bank yang sebesar 7.50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini sangat layak sekali dilakukan, ditinjau dari hasil perhitungan IRR tersebut.

(24)

3.6.3 Perhitungan Pay Back Periode

Pada tahun nol nilai cash out flow adalah sebesar nilai dari investasi. Perhitungan pay back period dapat dilihat pada Tabel 3.25 berikut:

Tabel 4.17 Perhitungan Pay Back Periode

Tahun Bersih Laba Depresiasi Amortisasi Proceeds Cash Cash Out Flow Saldo Cash

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 0 55,621,240 -55,621,240 1 35,203,485 203,700 300,000 35,707,185 0 -19,914,055 2 35,226,707 179,256 300,000 35,705,963 0 15,791,908 3 35,247,142 157,745 300,000 35,704,887 0 51,496,795 4 35,265,125 138,816 300,000 35,703,941 0 87,200,736 5 35,280,950 122,158 300,000 35,703,108 0 122,903,844 6 35,294,876 107,499 300,000 35,702,375 0 158,606,219 7 35,307,131 94,599 300,000 35,701,730 0 194,307,949 8 35,317,915 83,247 300,000 35,701,162 0 230,009,111 9 35,327,405 73,258 300,000 35,700,663 0 265,709,774 10 35,335,757 64,467 300,000 35,700,223 0 301,409,997

Pay Back Periode

=

55.621.240

(55.621.240+(−19.914.055))+ 1

Pay Back Periode = 1.558 + 1 Pay Back Periode = 2 tahun 6 bulan

Gambar

Gambar 4.1  Alur Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI)
Tabel 4.1  Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
Tabel 4.2  Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Tabel 4.4  Tarif Penyusutan
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The best stiffened plate against blast loads is the Parallel Configuration with T Stiffener Geometry, reducing up to 36.87% deformation of unstiffened plate. The design

Diharapkan dengan terbitnya Buku Petunjuk Teknis Continuing Professional Development Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (CPD/P2KB) IAUI akan memudahkan setiap

Struktur bumi dari dalam sampai luar adalah lapisan inti matahari, zona radiasi, zona konveksi, kromosfer, fotosfer, dan korona Guru memberikan soal posttest. (45 menit)

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data atau sebuah informasi dari beberapa sumber yang bersangkutan tentang keadaan SMKN 5 Surabaya dalam hal penguatan

Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi augmented reality pada media promosi di Jurusan Teknik Informatika Universitas Negeri Surabaya diharapkan mampu membantu

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman dan mempraktekkan secara langsung tentang teknik kultur pakan alami Tetraselmis chuii

Lembar ini berisi daftar gambar yang telah digunakan pada laporan terdiri dari nomor gambar, judul gambar dan halamane. Lembar daftar