• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: FORM BIMBINGAN ONLINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN A: FORM BIMBINGAN ONLINE"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

xix

(2)
(3)

xxi

LAMPIRAN B: WAWANCARA DENGAN AHYADI (GURU

BAHASA SUNDA)

Wawancara 1

1. Apa keunikan pupuh sebagai karya sastra?

Pupuh sebenarnya ada dua versi. Yang pertama, pupuh adalah sastra jawa yang disadur oleh orang Sunda karena adanya penjajahan kerajaan Mataram dahulu. Ada juga pupuh yang merupakan buatan orang Sunda sendiri.

Pupuh kenapa istimewa karena dia dalam bentuk lirik atau rumpakan ada patokannya. Misalnya dalam pupuh Kinanti yang terdiri dari 6 baris, baris pertama 8a. Maka liriknya harus 8 suku kata dan tidak boleh lebih serta berakhiran a. Setiap pupuh memiliki tema masing-masing. Maka dari situlah pupuh disebut unik.

2. Apakah diluar 17 jenis pupuh yang telah dicantum, apakah ada jenis pupuh lainnya?

Jadi jenis pupuh ada sekar Ageng ada 4, sedangkan sekar alit ada 13. Jenis pupuh ini sudah baku, tidak bisa diganti-ganti lagi. Namun untuk isinya, kontennya bisa diganti-ganti, asalkan sesuai dengan aturannya.

(4)

xxii

Setiap karya yang diciptakan, pasti ada amanatnya, ada pesan yang terkandung. Seperti halnya dengan karya sastra lainnya, baik modern atau pupuh buhun (tradisional) ada pesannya masing-masing. Misalnya pupuh Asmarandana itu wataknya pepeling atau mengingatkan kita. Ada juga pupuh Balakbak isinya tentang sindiran atau candaan. Jadi setiap pupuh punya wataknya masing-masing, fungsinya untuk identifikasi dan memudahkan (perbedaan).

4. Mengapa pupuh dijadikan materi dalam sekolah? Dan mengapa penting untuk dipelajari?

Pertama, pupuh adalah ilmu pengetahuan, dasarnya dari ilmu pengetahuan. Yang kedua adalah seni. Jadi dipelajarilah itu (pupuh) untuk anak-anak agar tahu seperti apa sih karya sastra itu. Yang dipelajari di sini adalah manfaat yang terkandung dalam tiap karya sastra yang dibuat. Dan saya yakin, orang dulu membuat sesuatu pasti ada tujuannya, ada manfaatnya. Maka mengapa perlu dipelajari? Agar ilmu- ilmu itu bisa diturunkan ke orang-orang.

5. Pada awal dibuat, sebenarnya pupuh itu diciptakan sebagai lagu atau sebagai pesan?

Sebenarnya pupuh adalah karya sastra seni musik, lagu tapi disitu memuat pesan- pesan. Pupuh ada lagi namanya guguritan, isinya berupa karangan cerita yang bentuknya dari patokan pupuh. Nah itu bisa lebih mendalam lagi. Jadi misalkan dalam bahasa Indonesia, seperti gurindam. Puisi yang punya patokan, tapi puisinya berbentuk cerita. Part a-b-c nya punya lanjutannya, seperti itu.

(5)

xxiii

6. Sejauh ini, media apa yang paling sering digunakan untuk belajar pupuh?

Kalau saya, biasa menggunakan buku, kemudian saya praktekan atau saya bikin videonya. Kalau lagi kepepet lagi atau gak compatible, hardware yang ada di sekolah, paling saya suruh (anak-anak) buka internet saja, yang paling memudahkan anak- anak.

Untuk kasih tahu juga, pupuh itu termasuk ke dalam tembang, biasanya dipakai untuk tembang. Dulu diajarkan tentang tembang dan kawih, pupuh biasanya digunakan oleh para penembang atau penyanyi Cianjur. Kenapa? Karena punya patokan sendiri dan disitu cocok banget untuk para penembang.

7. Jadi kita bisa bikin pupuh sendiri?

Bisa, asal sesuai dengan wataknya. Tentukan temanya apa, aturan guru lagu dan wilangan sesuai.

Baik, terima kasih banyak pak atas waktunya. Sama-sama.

Wawancara 2

1. Selamat Siang Pak Ahyadi, metode pembelajaran yang digunakan apa yang digunakan bapak ketika mengajar?

Kalau saya lebih ke Quantum Learning dan Project Based Learning. Jadi lebih ke pengajaran dimana saya memberikan projek ke anak-anak supaya anak bisa

(6)

xxiv

mempraktekannya secara langsung dari yang telah diajarkan. Tetapi tetap dengan bimbingan dari saya.

2. Kalau menurut bapak, selama proses belajar, anak-anak paling antusias metode pembelajaran seperti apa? Apakah melalui quiz, atau lewat proyek itu pak?

Mereka lebih ke praktek dan proyek. Kalau saya, mengedepankan anak-anak yang kurang aktif atau butuh bantuan, bapak satukan dengan yang rajin dan punya skill. Sehingga dicampur adukkan anggotanya. Hal ini biar yang pintar bisa memahami yang kurang, dan yang kurang bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya. Kalau saya poinnya pada kerja sama supaya anak punya tenggang rasa.

3. Contoh proyek seperti apa sih Pak?

Contohnya membuat video kawih, tapi anak-anak harus tau dulu cara aransemennya seperti ini. Nanti ada gerakannya, nanti saya kasih review seperti ini. Nanti diubah sesuai kemampuan mereka

4. Selama bapak menjadi guru, hambatan atau halangan apa yang bapak hadapi ketika menemukan materi yang sulit diajarkan?

Kalau saya, hambatan lebih ke fasilitas. Ada materi yang hanya bisa sekedar teori, bukan praktek. Contohnya yang berkaitan dengan nyayian atau musik.

5. Sebagai guru bahasa Sunda, pupuh menjadi bagian dari materi ajar. Di dalam pupuh ada maknanya, bagaimana cara bapak menyampaikan makna tersebut?

Kalau saya dari yang paling gampang dulu, contohnya Pupuh Kinanti. Atau pupuh Pucung, tentang pertemanan. Kalau saya diplesetin dulu, misalnya “budak leutik

(7)

xxv

bisa ngapung”, salah plesetin supaya anak-anak bisa tertarik, jadi “budak leutik bisa ngacung”. Baru saya masuk ke artinya.

6. Di dalam buku bahasa Sunda, biasa sudah ada lirik, aturan dan ilustrasi kecil. Kalau menurut bapak apakah itu cukup?

Sebenarnya cukup, cuman pada akhirnya dibutuhkan pendampingan. Kalau dari sisi buku, sekarang di era digital, ingin punya proyek ke depannya. Misalnya materi pupuh, ada lirik, aturan-aturan, gambar-gambarnya dan tambahan kode QR untuk project based learningnya. Anak-anak tinggal scan dan lihat dan dengar pupuhnya. Jadi anak-anak mendapatkan buku tersebut, dapat diakses di manapun dan kapan pun serta bisa langsung ingat. Jadi buku bukan cuman sekedar teks saja.

(8)

xxvi

LAMPIRAN C: WAWANCARA DENGAN DEWA AYU

SWARATARI (EDITOR ELEX KIDZ)

1. Bolehkah Kak Dewa cerita sedikit mengenai bagaimana kakak bisa menjadi editor buku anak dan mungkin tantangan yang dihadapi ketika terjun ke dunia anak?

Sebenarnya sebelumnya gak kepikiran untuk terjun di dunia editing apalagi menjadi editor buku anak karena background pendidikan saya bukan dari jurusan sastra, tapi saya adalah sarjana pendidikan biologi. Namun, karena kecintaan dalam dunia mengajar dan dunia anak maka saya memberanikan diri untuk apply menjadi editor buku anak dan akhirnya keterima. Awal menjadi editor, pastinya belajar tentang editing dari berbagai macam buku dan kebanyakan juga tanya-tanya ke editor senior.

Tahun awal masih belajar editing dari berbagai jenis buku anak, seperti buku cerita, buku aktivitas, dan buku sains. Selain itu juga belajar mengembangkan buku aktivitas anak yang disesuaikan dengan umur dan karakter yang digunakan. Nah, menurut saya yang paling susah dan lama dalam mengedit buku anak adalah jenis buku sains karena saya harus mengecek kebenaran informasi sebelum meng-acc suatu naskah, tapi syukurnya saya terbantu karena background pendidikan MIPA selama SMA dan kuliah. S

elain belajar editing, saya juga mengikuti berbagai kegiatan luar kantor untuk menambah pengalaman seperti mengikuti acara Book Fair yang sering diadakan di Jakarta dan pernah menjadi PIC untuk mengarahkan mahasiswa Binus, ITB,

(9)

xxvii

Trisakti, dan UMN dalam mengerjakan tugas kuliah dan tugas akhir yang berupa buku anak. Dari berbagai pengalaman itu saya jadikan bekal untuk menambah kepekaan dalam menilai suatu naskah buku anak.

2. Menurut kakak, apa yang didefinisikan sebagai buku anak? Dan keunikannya dibandingkan buku jenis lain?

Buku anak bagi saya adalah sebuah karya yang dapat menemani tumbuh kembang anak dan dapat membentuk karakter anak agar mejadi seorang dewasa yang baik dan cerdas. Keunikan dari buku anak adalah setiap cerita yang tertuang dalam buku menggambarkan sebuah pesan kebaikan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca (anak-anak), selain itu juga ilustrasi yang ada pada setiap buku mengingatkan pembaca khususnya saya tentang ciri khas gambar atau ilustrasi dari setiap ilustratornya.

3. Biasanya kakak menyunting buku anak untuk umur berapa?

Untuk mengeditnya disesuaikan dengan jenis buku yang diedit:

a. Buku aktivitas, umur 3-5 th

b. Buku cerita (ini lebih bervariasi bergantung pada format buku yang dibuat, ada yang 3-5 th (picture book) dan 6-10 th (story book)

c. Buku sains, umur 7-10 th atau 10-13 th, cocok juga dibaca untuk dewasa.

4. Jenis Buku Anak seperti apa yang paling laku di toko buku?

(10)

xxviii

5. Cerita-cerita seperti apa yang diminati oleh anak saat ini? Fiksi atau non-fiksi?

Cerita yang masih diminati sampai sekarang adalah cerita rakyat, dongeng, atau legenda. Kalau yang saya dengar buku cerita seperti ini bisa digunakan sebagai pendamping anak dalam belajar di sekolah.

Cerita fiksi.

6. Apa yang biasanya dicari oleh anak atau orang tua dalam memilih buku anak? Ilustrasi yang bagus, konten edukasi atau yang lainnya?

Ini saya urutkan dari yang paling pertama dicari ya:

a. Harga dan jumlah konten yang terdapat dalam buku (contoh jumlah cerita jika buku kumpulan).

b. Ilustrasi cover dan isi, perpaduan warna

c. Judul yang memiliki pesan edukasi seperti pengembangan karaker anak, nilai kebaikan, atau yang berkaitan dengan moral anak. Buku anak seperti apa yang sedang menjadi trend atau sedang diminati oleh anak saat ini? Terutama untuk anak usia 7 - 12 tahun (SD)

7. Saat ini banyak buku ilustrasi anak yang interaktif, aktivitas interaktif apa yang sedang diminati?

Untuk trend saat ini buku anak berjenis picture book yang ilustrasinya lebih banyak dibandingkan teks, tapi kalau merujuk pada usia dalam pertanyaan tsb

(11)

xxix

terlalu jauh rentangnya karena jumlah teks, jumlah ilustrasi, dan tema sudah berbeda. Selain itu umur 10-12 kebanyakan cari buku sains.

Untuk buku interaktif yang paling digemari adalah pop-up book dan buku aroma (buku yang kalau disentuh/digosok mengeluarkan aroma tertentu). Namun, kelemahan dari format ini bukunya mahal.

8. Selama menjadi editor buku anak, adakah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat buku anak? Dan hal seperti apa yang wajib ada (mandatory) dalam setiap buku anak?

Hal yang paling diperhatikan adalah konsep bukunya seperti tema buku, untuk siapa buku yang dibuat dan format yang sedang trendnya (format penting karena berkaitan dengan harga), lalu langkah selanjutnya baru mengonsep ilustrasi dan jalan cerita yang akan direncanakan. Selain itu yang paling penting sebagai editor adalah menghindari konten-konten sensitif untuk anak seperti perkelahian/pertengkaran, kekerasan, tema seksual atau dewasa, dan konten yang membawa-bawa atau menjelekkan suatu golongan, baik isi dalam cerita atau ilustrasinya. Jadi prinsip saya kalau membuat buku anak adalah buku itu bisa dipakai secara universal dan bahkan jika dibaca oleh orang dewasa pun tetap bagus.

(12)

xxx

LAMPIRAN D: WAWANCARA DENGAN VERONICA

WINATA (ILUSTRATOR BUKU ANAK)

1. Awal mula kakak berprofesi sebagai illustrator buku anak dan alasan kakak memilih buku anak sebagai media ilustrasi.

Saya dulu kerja biasa dimulai dari advertising, dilanjutkan inhouse, kemudian buka agency sama temen, baru ke freelance. Dari freelance mulai dari luar negeri dulu, dari sini mulai menjadi ilustrator buku anak sejak tahun 2017. Jadi baru 3 tahun ya. Tetapi memang dari dulu hobinya gambar dan genre lebih ke cute, jadi cocoknya selalu mengarah ke dunia anak-anak.

2. Menurut kakak, apa yang membuat buku anak menarik hingga kakak memilih media ini?

Kalau dari pengalaman pribadi, saya awalnya karena senang pas liat karya saya dipajang di Gramedia, rasanya seperti mimpi aja gitu. Dari situ saya mulai fokus ke buku anak lokal dibandingkan buku anak luar. Tapi saya lebih banyak buat buku untuk anak balita, meskipun kadang ada buat buku ilustrasi untuk anak SD, seperti buku (ini) dari Kemendikbud.

3. Apakah ada perbedaan dari buku ilustrasi untuk anak balita dengan anak SD? Tentu saja ada, ini contoh buku untuk anak yang lebih besar (10-12 tahun). Berikut adalah buku Kemendikbud yang sudah disetujui. Sedangkan ini adalah bacaan jenjang SD/MI. Perbedaannya terdapat pada proporsi dan jumlah teksnya. Kalau untuk anak balita, teks dan gambar 20:80. Kalau untuk anak SD, teks dan gambar 40:60. Yang pasti anak-anak suka warna terang. Selain itu

(13)

xxxi

background juga perlu diperhatikan, usahakan background tidak terlalu kompleks. Lebih gampang buku anak balita karena backgroundnya lebih sederhana dibandingkan anak SD yang lebih kompleks.

4. Bagaimana proses awal pembuatan ilustrasi buku anak dari cerita / naskah penulis?

Biasanya saya sudah dapat naskah dari penulis atau editornya, dan langsung saya kerjakan satu buku. Biasanya kalau saya sudah kenal dengan editornya, saya langsung saja. Tapi kalau belum kenal, biasanya saya sketsa dan asistensi ke penulis dan editor dulu, baru lanjut ke pewarnaan.

5. Adakah tantangan yang sering kakak hadapi ketika membuat buku ilustrasi?

Kalau saya pribadi, saya lama (pengerjaannya) saat pembuatan karakter utama. Karena banyak yang harus ditentukan.

6. Apa saja yang perlu ditentukan ketika membuat karakter utama tersebut? Dan bagaimana proses risetnya supaya ilustrasi tepat sasaran? Tentu perlu riset terlebih dahulu untuk detail karakternya, seperti rambut dan pakaian. Kita harus perhatikan usia target, gender, dan cari foto-foto mereka untuk dituangkan ke dalam sketsa. Setiap kategori usia itu punya karakter yang beda, mulai dari proporsi tubuh, bentuk badan, cara berpakaian, dan tingkah laku. 7. Bagaimana proses pembuatan untuk buku ilustrasi yang interaktif? Apakah prosesnya sama dengan buku ilustrasi biasa?

Hampir sama, tetapi saya biasanya diskusi dahulu dengan editornya tentang interaksi yang menarik buat anak-anak seperti apa. Kemudian saya juga tes

(14)

xxxii

interaktifnya ke anak-anak untuk lihat berhasil atau tidak. Kalau dalam kasus saya, saya coba ke anak saya sendiri.

8. Adakah tips dari kakak untuk membuat sebuah buku ilustrasi?

Harus sering lihat dan research buku anak di internet atau toko buku, lokal maupun import supaya bisa lihat trendnya seperti apa. Mungkin sekarang bisanya lewat internet saja ya karena sedang pandemi.

(15)

xxxiii

LAMPIRAN E: WAWANCARA DENGAN GUGUN GUNARDI

(DOSEN SASTRA SUNDA UNIVERSITAS PADJAJARAN)

1. Bolehkah bapak bercerita sedikit mengenai diri bapak sebagai dosen sastra Sunda dan apa yang menjadi fokus pengajaran bapak dalam Sastra Sunda?

Saya menjadi dosen di Program Studi Sastra Sunda sejak tahun 1984, jadi sampai hari ini saya sudah mengajar kurang lebih 36 tahun. Yang menjadi fokus pengajaran saya di Prodi Sastra Sunda adalah; 1. Pengantar Linguistik Umum, 2. Morfofonologi, 3. Morfosintaksis, dan 4. Wacana. Di samping itu saya juga mengajar di S2 (magister) Kajian Budaya untuk mata kuliah Teknologi Seni dan Industri Hiburan serta Seminar Topik.

2. Menurut bapak, bagaimana kondisi budaya Sunda khususnya pada generasi muda, terutama pada pupuh Sunda?

Kondisi budaya sunda pada saat ini terutama pada generasi muda, sedikit terganggu. Sebagai contoh sudah banyak generasi muda dan generasi berikutnya yang sudah tidak menggunakan lagi bahasa Sunda sebagai bahasa Ibu (bahasa sehari-hari), hal ini disebabkan keengganan keluarga muda untuk mengajarkan bahasa Sunda kepada anak-anaknya, karena bahasa Sunda bagi mereka dianggap susah dengan adanya tingkat tutur (undak-usuk) yang mengharuskan dan membiasakan bertutur dengan aturan penghalusan kata-kata. Maka mereka

(16)

xxxiv

akhirnya memilih bahasa Indonesia, yang dianggap lebih mudah di dalam berkomunikasi sehari-hari.

Demikian pun, pengenalan seni Sunda kepada generasi muda mendapat sambutan yang baik, karena begitu gencarnya seni budaya popular yang dianggap lebih modern dan lebih mudah dipelajari, sehingga kesenian Sunda tersisihkan di kampung halamannya sendiri. Bisa jadi juga kurangnya pembelajaran seni Sunda di sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD hingga tingkat SLA.

Kalaupun ada yang bertahan dan masih diminati oleh generasi muda, ini pun sudah dimodifikasi. Biasanya kalau di Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Sumedang, masih dipertahankan dan dikembangkan oleh masyarakatnya. Sedangkan di kota Bandung, boleh dikatakan sudah kurang diminati.

3. Menurut bapak, apa yang membuat budaya atau sastra Sunda ‘unik’ atau ‘spesial’ hingga bapak tertarik untuk belajar lebih dalam mengenai budaya dan sastra Sunda?

Bahasa itu merupakan basic dari kebudayaan, jadi seseorang yang mempelajari suatu kebudayaan tertentu, akan lebih mendalam jika mempelajari bahasanya dulu.

Yang unik dari budaya Sunda, yaitu kehidupan bergotong royong antar sesama masyarakatnya, saling membantu, saling mengayomi, sesuai dengan salah satu falsafah hidup orang Sunda, yaitu: “silih asih, silih asah, dan silih asuh”, saling mengasihi dulu, baru saling mengingatkan dan mengkritik kalau ada yang perlu diperbaiki, dan hidupnya saling mengasuh di antara sesama masyarakat.

(17)

xxxv

Kemudian kasih orang tua dan sekaligus doa orang tua kepada anaknya, “cing cageur, bageur, bener, pinter, singer, wanter”, yaitu; “sehat, menjadi orang baik, jujur, pintar, terampil, dan harus berani tampil”.

Sedangkan dalam bahasa Sunda yang menarik adalah, makna kata bahasa Sunda banyak yang mengandung makna konotasi positif. Salah satu contoh kalau mengkritik itu tidak langsung kepada sasaran, tetapi sering menggunakan kata tertentu yang lebih halus, jadi eufemisme atau penghalusan kata inilah yang menarik untuk saya pelajari lebih lanjut.

4. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, apakah ada perubahan metode dalam pengajaran budaya Sunda?

Tentu saja ada, kalau dahulu proses belajar bahasa Sunda lebih banyak menggunakan metode tatap muka langsung di kelas, sekarang berbagai perangkat digital mengiringi proses belajar bahasa Sunda. Sebagai contoh saya dengan tim, sekarang sedang membuat format kursus bahasa Sunda untuk orang asing dengan menggunakan perangkat video, dan proses belajar jarak jauh dengan menggunakan Zoom meet.

Dengan proses belajar seperti ini orang asing yang berada jauh dari tanah Sunda, dapat belajar bahasa Sunda tanpa harus capek mengunjungi tanah Sunda, mereka bisa belajar dulu di negara masing-masing, dan nanti untuk lebih mendalami bahasa Sunda bisa datang ke tanah Sunda. Perangkat teknologi modern ini juga saya gunakan untuk mengajar pengetahuan budaya Sunda kepada para mahasiswa Sastra Sunda di Unpad, dengan pembuatan video, dalam bentuk MP4.

(18)

xxxvi

5. Menurut bapak, apakah nilai-nilai yang ada dalam budaya Sunda masih relevan hingga sekarang?

Nilai-nilai yang ada di dalam budaya Sunda, hampir kebanyakan masih relevan untuk diterapkan kepada generasi muda saat ini, contohnya seperti yang saya tulis di atas. Akan tetapi ada juga yang harus dihilangkan ada disesuaikan dengan perkembangan zaman, yaitu nasihat orang tua “kumpul ngariung bangok ngaronyok” artinya “harus hidup jangan jauh-jauh dari orang tua”, ini harus diubah. Generasi Sunda sekarang dan mendatang harus berani keluar dari lingkungan orang tua agar mereka lebih maju dan lebih menambah pengalaman di dalam hidupnya. Jangan terus-terusan berkumpul dengan orang tua, dunia ini luas, dimanapun kita hidup harus sanggup.

Referensi

Dokumen terkait

H Seojto (2013) yang menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams games Tournament multimedia dapat meningkatkan aktivitas gur

Evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran pada anak usia dini di Kelompok Bermain Islam Terpadu Qurrata A’yun Desa Parincahan Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai

Dari guru dan kepala sekolah diperoleh informasi bahwa siswa sangat tertarik dengan bahasa Inggris karena mereka mendapat semangat dari orangtuanya yang menganggap

akhir semester muatan matematika kelas V secara umum dapat ditarik.. Subhan, Dkk: Analisis HOTS dan LOTS... 2) Soal yang tidak memenuhi kriteria HOTS ada dua kategori

tersebut sebenarnya guru memperhatikan karakteristik umum peserta didik yaitu: Question 5 options: Question 5 options: Kultural Kultural Gender Gender Usia Usia Minat Minat Etnik

Masjid Nurul Amal – Komplek Perguruan Muhammadiyah Kebayoran

• Suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya • Ilmu politik mempelajari negara,.. tujuan negara, lembaga-lembaga

Hasil penelitian di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi dapat disimpulkan bahwa, keanekaragaman jenis tumbuhan paku relatif cukup tinggi yaitu 42 jenis yang