• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

4.1.1 Sejarah PT. PAMINDO Tiga T

Pada tahun 1967 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di negara Indonesia. Sejak saat itu investor-investor Jepang berusaha bersaing untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis yang memiliki prospek yang baik di negara Indonesia. Dengan modal patungan, ilmu dan teknologi, mereka berusaha untuk membangun bisnis dan manufakturing yang berbasis di Indonesia. TEIJIN SEIKI CO., LTD., TEIJIN LTD merupakan para pemimpin pasar di Jepang dan telah berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan mendirikan perusahaan joint venture ini, dalam kerjasamanya dengan PT. TEKNIK UMUM, dan H.E. Kowara yang mendirikan perusahaan ini pada tanggal 9 Juni 1975 dengan kantor pusat di Gedung BUMINA E.K. Jl. Bulungan No.9 Kebayoran Baru, Jakarta 12130. Sedangkan pabrik pertama di Tangerang beralamat di Jl.

M.H. Thamrin KM-7 Tangerang 15000 PO BOX 141 dan pabrik kedua di Pulo Gadung beralamat di Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Rawagatel Kav. 7,8,24, & 25.

PT. PAMINDO Tiga T merupakan singkatan dari Pabrik Mesin Indonesia, dan Tiga T yaitu Teijin Seiki, Teijin Limited, dan Teknik Umum. Sejarah perkembangan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun sebagai berikut :

ƒ 1975 Berdirinya PT. PAMINDO Tiga T, Tangerang

ƒ 1978 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

ƒ 1981 Pembangunan Pabrik Pulogadung

ƒ 1987 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

(2)

ƒ 1989 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang dan Pulogadung

ƒ 1991 Ekspansi kapasitas di Pabrik Pulogadung

ƒ 1993 Pembangunan Pabrik Tangerang II

ƒ 1995 Kerjasama dengan Mitsubishi Krama Yudha Motor dan Manufakturing

ƒ 1996 Ekspansi kapasitas di Pabrik Tangerang

4.1.2 Lingkup Bidang Usaha

Lingkup bidang usaha PT. PAMINDO Tiga T terdiri atas dua unit bisnis, yaitu:

ƒ Engineering Works yaitu unit bisnis yang meliputi bidang usaha pemasangan dan perawatan untuk melayani penempatan mesin, konstruksi rangka pendukung, dan industri pemrosesan tangki dan pipa.

ƒ Automobile Parts yaitu unit bisnis yang melakukan produksi bagian-bagian kendaraaan bermotor untuk dirakit kembali.

4.1.3 Proses Bisnis Utama

PT. PAMINDO Tiga T merupakan perusahaan joint venture dan bergerak di bidang

engineering dan manufacturing. Bisnis utama dari PT. PAMINDO Tiga T ini berupa pabrikasi

baja yang meliputi tangki kimia, kontainer, truk, crane, dan produk lainnya. Berupa mesin

yang meliputi pembuatan jig untuk otomotif, bagian mesin, dan mesin industri. Berupa

mesin cetak untuk otomotif, peralatan listrik dan peralatan rumah. Dan berupa pekerjaan

mesin yang meliputi instalasi peralatan pabrik dan perawatan industri.

(3)

4.1.4 Visi dan Misi 4.1.4.1 Visi

Visi dari PT. PAMINDO Tiga T adalah : 1) Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami

2) Pasar bebas ASEAN (AFTA) adalah fokus berikut kami 3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah komitmen kami 4) Total Management Mutu (TQM) adalah spirit kami

4.1.4.2 Misi

Misi dari PT. PAMINDO Tiga T adalah : 1. Klaim Pelanggan

ƒ Produk Press Part

Menurunkan klaim pelanggan Untuk Otomotif 40 PPM Untuk Motorcycle 80 PPM

Dari jumlah produksi total dan keterlambatan pengiriman

ƒ Produk Non Press Part

Menurunkan klaim pelanggan sampai 0,25% dari biaya produksi dan biaya keterlambatan pengiriman

2. Produk Ditolak

ƒ Produk Press Part

Menurunkan produk ”not good” (Reject) : Otomotif = 500 PPM

Motorcycle = 700 PPM

(4)

ƒ Produk Non Press Part

Menurunkan biaya ”not good” (reject) sampai dengan 0,75 dari produksi 3. Peduli Keselamatan

Menekan angka kecelakaan kerja dengan perbaikan pengamanan keselamatan kerja 4. Aktifitas Mutu

Meningkatkan semangat karyawan melalui aktifitas TQM (Total Quality Management)

4.1.5 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 4.1.5.1 Struktur Organisasi

PT. PAMINDO Tiga T memiliki susunan struktur organisasi yang sederhana, yaitu

satu orang sebagai factory manager yang didukung oleh contract of technical support dan

technical advisor , yang langsung mengepalai setiap departemen yang memiliki koordinator

masing-masing. Adapun departemen-departemen yang ada, yaitu : Departemen General

Affairs, Departemen Plan and Cost, Departemen Production, Departemen Stamping, dan

Departemen Quality Assurance. Struktur organisasi PT. PAMINDO Tiga T bertujuan agar

organisasi tersebut dapat bekerja dengan baik, efektif, dan efesien sehinggga perusahaan

akan dapat beroperasi dengan menghasilkan kinerja yang baik.

(5)

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. PAMINDO Tiga T Pabrik Tangerang

4.1.5.2 Uraian Pekerjaan

Berikut ini adalah uraian pekerjaan dari masing-masing bagian dalam PT. PAMINDO Tiga T

1. Factory Manager :

o Menyusun struktur organisasi pabrik dengan menempatkan orang sesuai kualifikasi o Mengkordinir kegiatan produksi dengan menerima report dari section chief up o Mengkordinir pelaksanaan safety untuk mencapai target zero accident

Contract of Technical Support

Section Chief General Affairs Dept.

Manager General Affairs Dept.

Inhouse Maintenance Dept.

Section Chief Procurement Dept.

Plan & Cost Dept.

Manager Plan & Cost Dept.

Section Chief Engineering Dept.

General DNC Section Chief Machine Dept.

Section Chief Machinery Design

Dept.

Section Chief Press Die Dept.

Manager Production Dept.

Manager Stamping Dept.

Section Chief Quality Assurance Dept Factory Manager Technical Advisor

(6)

o Bersama dengan G/A manager menciptakan hubungan industrial dalam rangka mencapai kesejahteraan karyawan

o Menciptakan kondisi yang kondusif untuk meningkatkan kepercayaan customer o Menciptakan hubungan yang baik dengan customer

Factory Manager didukung oleh : a) Technical Support

ƒ Membantu factory manager dalam bidang technical engeenering

ƒ Mengkordinir kegiatan produksi/teknik kordinasi dengan section chief up

ƒ Improvement dalam proses produksi untuk mencapai target efisiensi

ƒ Membantu F/M dalam berhubungan dengan customer

ƒ Menciptakan solusi problem permasalahan teknik b) Technical Advisor

ƒ Membantu F/M dalam bidang technical, engeenering, design, dan produksi

ƒ Mengkordinir kegiatan produksi/teknik untuk mencapai target efisiensi

ƒ Membantu dalam berhubungan dengan customer

ƒ Menciptakan solusi problem permasalahan teknik, engeenering, design, dan produksi

2. Manager General Affair

o Menciptakan, menyelenggarakan dan memelihara hubungan kerja antara sesama karyawan/antar bagian/section.

o Mengontrol pelaksanaan seluruh sistem administrasi personalia dan umum o Mengatur jadwal regular meeting dengan bagian/section dan forum komunikasi

antar perusahaan dan PUK FSPSI

o Mengontrol pelaksanaan kerja dan hasil yang dicapai oleh masing-masing SSC

G/A dan personalia.

(7)

o Mengontrol pelaksanaan payroll untuk seluruh karyawan.

o Menciptakan relationship di dalam internal perusahaan maupun eksternal (APINDO) instansi pemerintah.

3. Section Chief General Affairs

o Menciptakan dan menyelenggarakan hubungan yang baik antar karyawan o Administrasi recruitment, pengangkatan, promosi, dan mutasi

o Menyelesaikan perselisihan perburuhan o Check Payroll, PPH, bonus, THR o Menyelenggarakan training karyawan

o Melaksanakan KKB (Kesejahteraan Karyawan, disiplin karyawan) o Membuat proposal budget tahunan

o Menyelenggarakan JAMSOSTEK, Bumida 4. Manager Plan & Cost Dept

a. Mengawasi tugas-tugas PCD

b. Mengawasi sales/ produksi dan Invoice

c. Menerbitkan perencanaan terhadap master plan produksi, budget produksi, loading capacity, forecast jam produksi

d. Mengawasi biaya produksi terhadap order-order tertentu

e. Membuat laporan per bulan, terhadap sales produksi, input-output, budget produksi serta loading capacity

f. Membuat weekly progress produksi, untuk bulan yang sedang berlangsung serta dua bulan di muka

g. Membuat resume bulanan untuk management meeting

h. Mengawasi maintenance peralatan (machine dan equipment)

(8)

5. Section Chief Procurement

a. Pengadaan barang/material sesuai permintaan dan schedule penyerahan barang b. Mengeluarkan request order

c. Mengeluarkan purchased order, payment voucher

d. Mengawasi kualitas material/delivery/cost untuk penunjang efisiensi produksi e. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian PRC dan PCD secara efektif dan

efisien

6. Manager Production Dept.

a. Membuat detail schedule bulanan dan mingguan b. Membuat detail loading capacity bulanan dan mingguan c. Membuat detail target produksi mingguan

d. Kontrol progress harian dan dilaporkan kepada factory manager e. Kontrol delivery ke costumer

f. Menindaklanjuti problem yang timbul dalam proses produksi 7. Section Chief Machinery Design

a. Membuat perencanaan per bulan loading capacity di MDS

b. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di MDS c. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian MDS secara efektif dan efisien d. Terlaksananya pendayagunaan SDM MDS untuk skill dan tekhnik

e. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di MDS 8. Section Chief Enggineering

a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di steel fabrication

b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta

evaluasinya

(9)

c. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di S/F d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian S/F secara efektif dan efisien e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik

f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di S/F 9. Section Chief MMC

a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di MMC

b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta evaluasinya

c. Membuat perencanaan dan pengawasan rencana kerja/ schedule di MMC d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian MMC secara efektif dan efisien e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik

f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di MMC 10. Section Chief Press Die

a. Membuat perencanaan per bulan dan per kuartal loading capacity di Press Die b. Melaporkan data per bulan in-output man power dan SO budget serta

evaluasinya

c. Mengatur loading dan pengawasan rencana kerja/ schedule di Press Die d. Terpenuhinya sarana penunjang di bagian Press Die secara efektif dan efisien e. Terlaksananya pendayagunaan SDM dari segi skill dan tehnik

f. Pengawasan dan pengembangan kualitas produk di Press Die 11. Manager Stamping Dept.

a. Membuat schedule detail bulanan dan mingguan b. Membuat loading capacity detail bulanan dan mingguan c. Membuat detail target produksi mingguan

d. Kontrol progress harian dan dilaporkan kepada asisten manajer

(10)

e. Kontrol delivery ke customer

f. Menindaklanjuti problem yang timbul dalam proses produksi 12. Section Chief Quality Assurance Dept

a. Membuat perencanaan perbulan dan perkwartal loading capacity di QAS b. Melaporkan data perbulan in-out put man power dan budget serta evaluasi c. Membuat perencanaan dan pengembangan kualitas kerja di bagian QAS

d. Terpenuhinya sarana penunjang ( man, measuring tools ) di bagian QAS secara efektif dan efisien

e. Terlaksananya pengembangan skill dan teknik SDM di QAS f. Pengawasan kualitas produk yang akan diserahkan ke pelanggan

4.1.6 Kondisi Perusahaan

Berikut ini adalah informasi mengenai keadaan pabrik di Tangerang dan Pulo Gadung berdasarkan tahun berdirinya, luas area, dan luas bangunan. Kemudian para pemegang saham dari PT. PAMINDO Tiga T itu sendiri.

Tabel 4.1

Pabrik PT. PAMINDO Tiga T

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)

FY Factory Land Area Building Area 1974year Tangerang 21,810m

2

16,879m

2

1981year Pulogadung 22,750m

2

12,300m

2

Total 44,560m

2

29,179m

2

(11)

Tabel 4.2

Tabel Pemegang Saham

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T (2007)

4.2 Pengukuran Kinerja pada PT. PAMINDO Tiga T

PT. PAMINDO Tiga T merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang engineering works dan manufacturing di Indonesia. Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT. PAMINDO Tiga T saat ini menggunakan metode yang berfokus pada QCD (Quality Control Delivery), yang menjadi acuannya ialah kualitas produk yang dihasilkan, pengontrolan dalam proses produksi, serta waktu pengiriman yang tepat waktu, dan hanya berdasarkan pencapaian target penjualan. Dimana penilaian tersebut dianggap baik apabila perusahaan dapat memenuhi target dari misi perusahaan. Dalam hal ini dapat dikatakan perusahaan hanya mengukur kinerja melalui proses bisnis internal saja, sehingga ukuran kinerja belum mencakup seluruh aspek.

Tabel 4.3

Data Pengukuran Kinerja PT. PAMINDO Tiga T sebelumnya

Produk 2003 2004 2005

Automotif Target Pencapaian Target Pencapaian Target Pencapaian

Nabtesco Corporation 51%

Teijin Limited 13%

Mitsubishi Krama Yudha

Motors & Manufacturing 9%

Teknik Umum & H.E. Kowara 27%

(12)

Parts 500 PPM 752 PPM 500 PPM 728 PPM 500PPM 616 PPM

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T

4.3 Analisis Porter pada PT. PAMINDO Tiga T

Berikut ini adalah keterangan mengenai kekuatan persaingan dalam industri menurut Michael E. Porter pada perusahaan PT. PAMINDO Tiga T, yaitu :

1. Pesaing Industri (persaingan diantara perusahaan yang ada)

Dalam menjalankan suatu bisnis tentu saja akan menghadapi persaingan-persaingan yang bergerak dibidang yang sama. Dibawah ini adalah pesaing utama PT. PAMINDO Tiga T yang sama-sama bergerak dibidang engineering works dan manufacturing, yaitu PT. METINDO.

Dengan semakin tingginya persaingan antar perusahaan yang ada, maka setiap perusahaan akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya baik dari segi mutu produk dan servisnya sehingga kepuasan pelanggan yang optimal dapat tercapai. PT. PAMINDO Tiga T menganggap pelanggan adalah aset yang sangat berharga, kepuasan pelanggan adalah tujuan besar yang ingin dicapai dan segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan itu, hal ini tercermin dalam servis dan sarana pendukungnya.

Dapat diketahui persaingan dalam industri ini sangat dipengaruhi oleh teknologi yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Dalam pangsa pasar ini kebanyakan dikuasai oleh perusahaan yang sudah besar dan maju yang biasanya memiliki departemen penelitian dan pengembangan teknologi dalam mendukung bisnis mereka.

Dapat disimpulkan bahwa strategi-strategi yang dipakai dalam industri ini untuk bersaing melalui :

a. Menciptakan produk yang berkualitas

(13)

b. Pelayanan purna jual yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan c. Brand image yang baik

d. Memperluas dan kerjasama yang baik dengan perusahaan lain

2. Daya Tawar Menawar Pemasok

Pemasok bahan baku dari PT. PAMINDO Tiga T yaitu pabrik manufactur bahan mentah yang ada di Pulau Jawa. Pemasok ini menjadi mitra kerja bagi PT. PAMINDO Tiga T dimana PT. PAMINDO Tiga T menjadi pabrik yang memproduksi dari bahan mentah menjadi cetakan untuk memproduksi produk-produk bagi perusahaan lain. Dalam hal ini pemasok dari PT. PAMINDO Tiga T adalah PT. CIPTA SAKSAMA INDONESIA.

Hubungan dengan pemasok meliputi negosiasi harga dan kuantitas pemesanan serta penyampaian informasi hasil survei produk pesaing yang biasanya melalui e-mail dan telepon. Dapat disimpulkan kekuatan pemasok dari PT. PAMINDO Tiga T sangat kuat karena tanpa adanya bahan dari pemasok PT. PAMINDO Tiga T tidak dapat melakukan proses bisnisnya.

3. Daya Tawar Menawar Pelanggan

Pelanggan dari PT. PAMINDO Tiga T berasal dari perusahaan lain. Kepuasan pelanggan yang disertai dengan bertambahnya pemakai barang dan jasa PT. PAMINDO Tiga T diharapkan dapat memberikan keuntungan kepada perusahaan serta meningkatkan pangsa pasarnya. Perusahaan-perusahaan yang menjadi pelanggan dari PT. PAMINDO Tiga T adalah :

a. ASTRA HONDA MOTOR

b. KAWASAKI MOTOR INDONESIA

(14)

Meskipun demikian, kekuatan tawar menawar dari pihak pelanggan termasuk kuat, karena produk yang tersedia cukup variatif dan lengkap informasinya untuk dapat dipertimbangkan oleh pelanggan, serta banyaknya perusahaan yang lain menawarkan harga serta kualitas yang sama yang menjadi pertimbangan dari para konsumen dalam memilih produk adalah segi biaya ( mahal, sedang, dan murah ) mutu atau kualitas.

4. Ancaman Pendatang Baru

Sebagian besar perusahaan engineering works dan manufacturing di Indonesia merupakan perusahaan-perusahaan besar yang keberadaannya sudah cukup lama dan untuk saat ini ancaman pendatang baru tidak memberikan pengaruh yang berarti.

Ancaman masuknya pendatang baru dalam industri disebabkan oleh halangan masuk yang ada, yaitu antara lain :

a. Modal yang diperlukan cukup besar

b. Saluran distribusi yang ada umumnya telah digunakan oleh perusahaan- perusahaan yang telah ada

c. Teknologi produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan

d. Perbedaan produk berarti perusahaan yang telah ada mempunyai keuntungan yang didapat dari identifikasi brand dan pelayanan pelanggan (customer services) dan keunikan produk yang dimilikinya.

Akan tetapi, pendatang baru yang terdiri atas perusahaan asing yang bergerak

dibidang yang sama yang memiliki potensi (sumber daya manusia yang profesional,

modal, serta pengalaman yang lebih baik) serta kualitas untuk mengembangkan

usahanya akan menjadi ancaman bagi PT. PAMINDO Tiga T di masa yang akan

datang.

(15)

Ancaman Produk Substitusi Produk-produk yang berbobot berat

Pembeli

ƒ PANCA MOTOR

ƒ KAWASAKI MOTOR INDONESIA Ancaman Pendatang Baru

Perusahaan asing yang bergerak dibidang yang

sama

Pemasok

ƒ PT. CIPTA SAKSAMA INDONESIA

Para Pesaing Industri (competitors)

Persaingan Diantara Perusahaan yang Ada

ƒ PT. METINDO

Kekuatan tawar- menawar pembeli Kekuatan Tawar-

menawar Pemasok

5. Ancaman Produk Substitusi

Produk substitusi yang dimaksud dapat berupa rangka kendaraan bermotor yang ukurannya cukup besar dan berat. Produk seperti ini jarang digunakan karena harganya termasuk mahal dan bobotnya yang berat. Dengan adanya produk pengganti diatas akan memberikan persaingan kepada PT. PAMINDO Tiga T baik dari segi kualitas produk, pelayanan, dan harga yang kompetitif. Akan tetapi untuk beberapa tahun mendatang, keberadaan produk substitusi tersebut nantinya tidak akan berpengaruh lagi terhadap produk PT. PAMINDO Tiga T, karena teknologi akan terus berkembang dan kebutuhan pelanggan akan berubah seiring dengan perkembangan teknologi ini.

Sumber : Rangkuti (2004, p11)

Gambar 4.2

Kekuatan Persaingan Dalam Industri PT. PAMINDO Tiga T

(16)

4.4 Analisis CSF

Dari hasil analisis porter dan analisis hubungan sebab akibat perusahaan, dapat diambil poin-poin yang bisa menjadi kunci kesuksesan dari perusahaan, dimana jika tidak dipenuhi maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan target yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam hal ini PT. PAMINDO Tiga T mempunyai beberapa critical success factor.

Diantaranya sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas karyawan

2. Tingkat mutu dan kualitas produk 3. Tingkat kepuasan pelanggan 4. Tingkat pertumbuhan laba

4.5 Pengukuran Kinerja PT. PAMINDO Tiga T dengan Menggunakan Balanced Scorecard

4.5.1 Perspektif Keuangan 4.5.1.1 Data Laba / Rugi

Dalam melakukan pengukuran kinerja PT. PAMINDO Tiga T untuk perspektif keuangan, digunakan data laporan laba/rugi perusahaan pada tiga tahun terakhir. Data laporan keuangan tersebut menunjukan pendapatan bersih tahun 2003 sebesar Rp 125.290.430 sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 153.666.666 menunjukan adanya kenaikan pendapatan sebesar Rp 28.376.236 atau kenaikan sebesar 22,65%.

Sementara itu pendapatan bersih pada tahun 2005 sebesar Rp 208.177.366 menunjukkan

kenaikan pendapatan sebesar Rp 54.510.700 atau kenaikan sebesar 35,47% dari tahun

2004. Perubahan pendapatan bersih tersebut dapat disebabkan karena adanya inovasi dan

perkembangan teknologi yang dimiliki oleh PT. PAMINDO Tiga T. Dengan teknologi yang

(17)

semakin berkembang pada PT. PAMINDO Tiga T, hal ini juga memberi pengaruh pada peningkatan kepuasan pelanggan. Sehingga tingkat loyalitas pelanggan pada PT. PAMINDO Tiga T pun meningkat.

Kemudian untuk data laporan keuangan laba bersih PT. PAMINDO Tiga T tahun 2003 adalah sebesar Rp 6.977.654 sedangkan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 11.856.792 menunjukan adanya kenaikan laba bersih sebesar Rp 4.879.138 atau 69,92%. sementara itu laba bersih pada tahun 2005 adalah sebesar 13.667.426 menunjukan adanya kenaikan sebesar Rp 1.810.634 atau 15,27% dari tahun 2004.

4.5.1.2 Neraca 1. Aktiva

Total aktiva lancar PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp 28.318.815 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 30.094.381 menunjukan adanya peningkatan total aktiva lancar sebesar Rp 1.775.566 atau sebesar 6,27%. Sedangkan total aktiva lancar pada tahun 2004 adalah Rp 30.094.381 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 54.750.695 menunjukan adanya peningkatan total aktiva lancar sebesar Rp 24.656.314 atau 81,93%.

Total aktiva tetap PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp 44.195.551 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 45.126.171 menunjukan adanya peningkatan total aktiva tetap sebesar Rp 930.620 atau 2,11%. Sedangkan total aktiva tetap pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 45.126.171 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 49.867.602 menunjukan adanya kenaikan total aktiva tetap sebesar Rp 4.741.431 atau sebesar 10,51%.

2. Hutang

Total hutang lancar PT. PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp

27.237.902 ke tahun 2004 adalah sebesar Rp 25.364.212 menunjukan adanya penurunan

(18)

total hutang lancar sebesar Rp 1.873.690 atau 6,88%. Sedangkan total hutang lancar pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 25.364.212 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 44.799.876 menunjukan adanya kenaikan total hutang lancar sebesar Rp 19.435.664 atau 76,63%.

3. Ekuitas/Total Modal

Ekuitas / total modal PT.PAMINDO Tiga T dari tahun 2003 adalah sebesar Rp 32.322.969 ke Tahun 2004 adalah sebesar Rp 42.441.468 menunjukan adanya kenaikan total modal sebesar Rp 10.118.499 atau 31,30%. Sedangkan total modal pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 42.441.468 ke tahun 2005 adalah sebesar Rp 53.212.194 menunjukan adanya peningkatan total modal sebesar Rp 10.770.726 atau 25,38%.

Tabel 4.4

Data Keuangan PT. PAMINDO Tiga T (dalam ribuan rupiah)

PERIODE LAPORAN

KEUANGAN 2003 % 2004 % 2005 %

Laporan Laba/Rugi

Penjualan Bersih 125.290.430 153.666.656 208.177.366 Laba bersih 6.977.654 11.856.792 13.667.426

Neraca

Total Aktiva Lancar 28.318.815 30.094.381 54.750.695 Total Aktiva Tetap 44.195.551 45.126.171 49.867.602 Total Aktiva 73.953.178 76.656.669 106.256.163 Hutang Lancar 27.237.902 25.364.212 44.799.876

Total Hutang 41.630.482 34.215.201 53.043.969

Total Modal 32.322.696 42.441.468 53.212.194

(19)

Perbandingan Berkurang/Bertambah Laporan Laba/Rugi

Penjualan Bersih 28.376.236 22,65% 54.510.700 35,47%

Laba bersih 4.879.138 69,92% 1.810.634 15,27%

Neraca

Total Aktiva Lancar 1.775.566 6,27% 24.656.314 81,93%

Total Aktiva Tetap 930.620 2,11% 4.741.431 10,51%

Total Kewajiban Lancar 1.873.690 6,88% 19.435.664 76,63%

Total Ekuitas 10.118.499 31,30% 10.770.726 25,38%

Sumber : PT. PAMINDO Tiga T

4.5.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Penilaian dalam hal rasio keuangan ini dibagi menjadi tiga, yaitu : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Masing-masing perhitungan rasio keuangan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar = Aktiva Lancar Utang Lancar

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi utang lancar. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk mengetahui kesanggupan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.

28.318.815 Tahun 2003 =

27.237.902

= 1,04 kali

(20)

30.094.381 Tahun 2004 =

25.364.212

= 1,19 kali

54.750.695 Tahun 2005 =

44.799.876

= 1,22 kali

Rasio Lancar pada PT. PAMINDO Tiga T dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.

Rasio lancar pada tahun 2003 sebesar 1,04 kali menunjukan adanya kenaikan sebesar 0,15 kali sehingga rasio lancar pada tahun 2004 menjadi 1,19 kali. Begitu juga rasio lancar pada tahun 2004 adalah 1,19 kali juga mengalami kenaikan sebesar 0,03 kali sehingga rasio lancar pada tahun 2005 menjadi 1,22 kali. Dilihat dari rata-rata rasio lancar per tahun berada di atas 1, menunjukan bahwa PT. PAMINDO Tiga T dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio Cepat = Aktiva Lancar – Persediaan Utang Lancar

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan.

28.318.815 - 4.937.500 Tahun 2003 =

27.237.902

= 0,86 kali

30.094.381 - 6.230.057 Tahun 2004 =

25.364.212 = 0,94 kali

(21)

54.750.695 - 14.221.279 Tahun 2005 =

44.799.876

= 0,91 kali

Rasio cepat PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 0,86 kali menunjukan adanya kenaikan rasio cepat sebesar 0,08 sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 0,94 kali. Sedangkan rasio cepat pada tahun 2004 sebesar 0,94 kali mengalami penurunan sebesar 0,03 kali sehingga rasio lancar pada tahun 2005 adalah sebesar 0,91 kali.

Dilihat dari rata-rata rasio lancar adalah sebesar 0,90 kali, hal ini menunjukan bahwa PT.

PAMINDO Tiga T dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.

a. Rasio Hutang Atas Modal = Total Hutang Modal(equity)

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang- utang pihak luar. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk menilai batasan perusahaan yang digunakan perusahaan dalam meminjam uang, sehingga dapat diketahui seberapa besar tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan seberapa besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian.

41.630.482 Tahun 2003 =

32.322.696 = 1,29 kali

34.215.201 Tahun 2004 =

42.441.468

= 0,81 kali

(22)

53.043.969 Tahun 2005 =

53.212.194

= 0,99 kali

Rasio hutang atas modal pada tahun 2003 adalah sebesar 1,29 kali mengalami penurunan sebesar 0,48 kali sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 0,81 kali. Sedangkan rasio hutang lancar atas modal adalah tahun 2004 adalah sebesar 0,81 kali mengalami kenaikan sebesar 0,18 kali sehingga rasio hutang atas modal pada tahun 2005 adalah sebesar 0,99 kali.

b. Rasio Hutang Atas Aktiva = Total Hutang

Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan presentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.

41.630.482 Tahun 2003 =

73.953.178 = 0,56 kali

34.215.201 Tahun 2004 =

76.656.669

= 0,45 kali

53.043.969 Tahun 2005 =

106.256.163 = 0,49 kali

(23)

Rasio hutang atas aktiva pada tahun 2003 adalah sebesar 0,56 kali mengalami penurunan sebesar 0,11 kali sehingga rasio hutang atas aktiva pada tahun 2004 adalah sebesar 0,45 kali. Sedangkan rasio hutang atas aktiva pada tahun 2004 sebesar 0,45 kali mengalami kenaikan sebesar 0,04 kali sehingga rasio hutang atas aktiva pada tahun 2005 adalah sebesar 0,49 kali. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan cukup baik dalam menutupi hutang jangka panjangnya walaupun cukup berat untuk perusahaan.

3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan.

a. Margin laba = Pendapatan Bersih Penjualan

Manfaat dari rasio ini dapat menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan, sehingga untuk menghasilkan hasil pengembalian atas modal atau ekuitas yang sama, diperlukan hasil pengembalian atas penjualan yang lebih tinggi.

6.977.654 Tahun 2003 =

125.290.430

= 5,57%

11.856.792 Tahun 2004 =

153.666.656 = 7,71%

13.667.426 Tahun 2005 =

208.177.366

= 6,56%

(24)

Margin laba PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 5,57%

mengalami kenaikan sebesar 2,14% sehingga margin laba pada tahun 2004 adalah sebesar 7,71%. Sedangkan margin laba pada tahun 2004 adalah sebesar 7,71% mengalami penurunan sebesar 1,15% sehingga margin laba pada tahun 2005 adalah sebesar 6,56%.

Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan sudah mampu untuk menempatkan labanya.

b. Aset Turn Over = Penjualan Bersih Total Aktiva

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan, sehingga akan dapat mencerminkan efisiensi manajemen investasi dalam setiap pos aktiva.

125.290.430 Tahun 2003 =

73.953.178

= 1,69 kali

153.666.656 Tahun 2004 =

76.656.669 = 2,00 kali

208.177.366 Tahun 2005 =

106.256.163

= 1,96 kali

Aset turn over PT. PAMINDO Tiga T pada tahun 2003 adalah sebesar 1,69 kali

mengalami kenaikan sebesar 0,31 kali sehingga aset turn Over pada tahun 2004 adalah

sebesar 2,00 kali. Sedangkan aset turn over pada tahun 2003 adalah sebesar 2,00 kali

mengalami penurunan 0,04 kali sehingga aset turn over pada tahun 2005 adalah sebesar

1,96 kali.

(25)

c. Return On Investment(ROI) = Laba Bersih Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Manfaat bagi perusahaan ialah manajemen dapat mengetahui hasil pengembalian operasi atas sumber daya yang digunakan oleh sebuah segmen, sehingga dapat diterapkan dalam mengukur kinerja masing-masing segmen atau divisi dari perusahaan.

6.977.654 Tahun 2003 =

73.953.178

= 9,43%

11.856.792 Tahun 2004 =

76.656.669 = 15,47%

13.667.426 Tahun 2005 =

106.256.163 = 12,86%

Return on investment (ROI) pada tahun 2003 adalah sebesar 9,43% mengalami kenaikan sebesar 6,04% sehingga return on investment pada tahun 2004 adalah sebesar 15,47%.

Sedangkan ROI pada tahun 2004 adalah sebesar 15,47% mengalami penurunan sebesar 2,61% sehingga ROI pada tahun 2005 adalah sebesar 12,86%

d. Rasio Margin Laba Kotor = Laba Kotor Penjualan

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan kotor yang diperoleh

dari setiap penjualan. Manfaat bagi perusahaan ialah untuk menjelaskan berapa banyak yang

dapat dikeluarkan untuk beban umum dan administrasi, iklan dan pemasaran, riset dan

pengembangan, dengan tetap mencapai profitabilitas akhir yang memuaskan.

(26)

27.678.088 Tahun 2003 =

125.290.430

= 22,09%

33.696.000 Tahun 2004 =

153.666.656

= 21,93%

35.357.845 Tahun 2005 =

208.177.366 = 16,98%

Margin laba kotor pada tahun 2003 adalah sebesar 22,09% mengalami penurunan sebesar 0,16% sehingga pada tahun 2004 adalah sebesar 21,93%. Sedangkan margin laba kotor pada tahun 2004 adalah sebesar 21,93% mengalami penurunan sebesar 4,95%

sehingga margin laba kotor pada tahun 2005 adalah sebesar 16,98%.

Tabel 4.5

Analisis Keuangan PT. PAMINDO Tiga T Tahun 2003-2005

Tahun Rasio

2003 2004 2005

Likuiditas

Rasio Lancar 1,04 kali 1,19 kali 1,22 kali Rasio Cepat 0,86 kali 0,94 kali 0,91 kali Solvabilitas

Rasio Hutang Atas Modal 1,29 kali 0,81 kali 0,99 kali Rasio Hutang Atas Aktiva 0,56 kali 0,45 kali 0,49 kali

Profitabilitas

Margin Laba 5,57% 7,71% 6,56%

(27)

Aset Turn Over 1,69 kali 2,00 kali 1,91 kali

ROI 9,43% 15,47% 12,86%

Rasio Margin Laba Kotor 22,09% 21,93% 16,98%

Sumber : Hasil Perhitungan Data

4.5.2 Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan ini akan dilihat sejauh mana PT. PAMINDO Tiga T telah memberikan pelayanan kepada para pelanggannya atau bisa diukur dari kepuasan pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan digunakan dan disebarkan kuesioner kepada pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Karena keterbatasan pelanggan PT. PAMINDO Tiga T. Keseluruhan jumlah populasi pelanggan dijadikan sampel yang jumlahnya sebanyak 10 perusahaan.

Berikut nama-nama perusahaan pelanggan PT. PAMINDO Tiga T yang menjadi sampel penelitian :

o PT. PANCA MOTOR o PT. RINAI INDONESIA o PT. KAO INDONESIA o PT. TIFICO

o PT. KABUTO INDONESIA o PT. MTPDI

o PT. KAWASAKI MOTOR INDONESIA o PT. ITS

o PT. YANMAR DIESEL INDONESIA

o PT. NSK BEARING INDONESIA

(28)

Tolok ukur yang dipakai sebelumnya dalam menentukan kepuasan pelanggan yang dijadikan pertanyaan dalam kuesioner ini hanya sebatas Product/Service Attributes saja, yaitu :

o Mutu dan kualitas produk o Kemudahan dalam transaksi o Ketepatan waktu delivery

Sedangkan dalam Customer Core Measurement masih ada dua komponen lain yang juga perlu diukur. Yaitu, Image dan Relationship :

o Pandangan pelanggan :

Untuk mengukur sejauh mana tingkat profesionalisme PT. PAMINDO Tiga T di mata para pelanggan.

o Komunikasi dengan pelanggan :

Untuk mengukur seberapa baik PT. PAMINDO Tiga T dapat menjaga komunikasi dengan tujuan menjaga hubungan yang baik terhadap pelanggan.

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam bekerjasama dengan para

pelanggannya.

(29)

a. Mutu dan Kualitas Produk

Tabel 4.6

Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Produk Pesanan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 3 15 30%

Puas 4 5 20 50%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 40 100%

Nilai Rata-Rata 40 / 10 = 4 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 3 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 30%, 5 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 50%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 20%.

Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4 Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk pesanan yaitu : 40/50 x 100% = 80%

termasuk dalam kategori baik.

(30)

Tabel 4.7

Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kesesuaian Desain Dengan Hasil

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 3 15 30%

Puas 4 5 20 50%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 40 100%

Nilai rata-rata = 40 / 10 = 4 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 3 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 30%, 5 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 50%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 20%.

Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4 Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap kesesuaian desain dengan hasil yaitu : 40/50 x 100% = 80%

termasuk dalam kategori baik.

(31)

b. Kemudahan Dalam Transaksi

Tabel 4.8

Kepuasan Pelanggan Terhadap Transaksi Online

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 2 10 20%

Puas 4 8 32 80%

Cukup Puas 3 0 0 0

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 42 100%

Nilai rata-rata = 42 / 10 = 4,2 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 2 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 20%, 8 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 80%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4,2

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

kepuasan pelanggan terhadap transaksi online yaitu : 42/50 x 100% = 84% termasuk dalam

kategori baik.

(32)

c. Ketepatan Waktu Dellivery

Tabel 4.9

Kepuasan Pelanggan Terhadap Ketepatan Waktu Delivery

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 4 20 40%

Puas 4 4 16 40%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 42 100%

Nilai rata-rata = 42/10 = 4,2 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 4 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 40%, 4 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 40%, 2 responden lainnya memberikan nilai 3 (cukup puas). Sehingga nilai rata- rata dihasilkan sebesar 4,2

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat kepuasan pelanggan terhadap ketepatan waktu delivery yaitu : 42/50 x 100% = 84%

termasuk dalam kategori baik.

(33)

d. Pandangan Pelanggan

Tabel 4.10

Pandangan Pelanggan Tentang Pengelolaan Perusahaan

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 7 28 70%

Cukup Puas 3 3 9 30%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 37 100%

Nilai rata-rata = 37 / 10 = 3,7 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 7 diantaranya memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 30%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat pandangan pelanggan tentang pengelolaan perusahaan yaitu : 37/50 x 100% = 74%

termasuk dalam kategori baik.

(34)

Tabel 4.11

Pandangan Pelanggan Terhadap Presentasi

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 5 20 50%

Cukup Puas 3 5 15 50%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 35 100%

Nilai rata-rata = 35/10 = 3,5 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 5 diantaranya memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 50%, 5 responden memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 50%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,5

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

pandangan pelanggan tentang presentasi yaitu : 35/50 x 100% = 70% termasuk dalam

kategori baik.

(35)

Tabel 4.12

Pandangan Pelanggan terhadap Perkembangan Teknologi Perusahaan

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 6 24 60%

Cukup Puas 3 4 12 40%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 36 100%

Nilai rata-rata = 36/10 = 3,6 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 6 diantaranya memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 60%, 4 responden memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 40%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat

pandangan pelanggan tentang perkembangan teknologi perusahaan yaitu : 36/50 x 100% =

72% termasuk dalam kategori baik.

(36)

Tabel 4.13

Pandangan Pelanggan Penerapan ISO dan TQM

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 0 0 0

Puas 4 7 28 70%

Cukup Puas 3 3 9 30%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 37 100%

Nilai rata-rata = 37/10 = 3,7 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 7 diantaranya memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 3 responden memberikan nilai 3 (cukup puas) sebanyak 30%, Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat pandangan pelanggan tentang pengelolaan perusahaan yaitu : 37/50 x 100% = 74%

termasuk dalam kategori baik.

(37)

e. Komunikasi Dengan Pelanggan

Tabel 4.14

Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberikan

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 1 5 10%

Puas 4 8 32 80%

Cukup Puas 3 1 3 10%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 40 100%

Nilai rata-rata = 40/10 = 4 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 1 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 10%, 8 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 80%, 1 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 10%. Sehingga nilai rata- rata dihasilkan sebesar 4

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberikan yaitu : 40/50 x 100% = 80%

termasuk dalam kategori baik.

(38)

Tabel 4.15

Kepuasan Pelanggan Terhadap Laporan Perkembangan

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 1 5 10%

Puas 4 7 28 70%

Cukup Puas 3 2 6 20%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 10 39 100%

Nilai rata-rata = 39/10 = 3,9 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 10 responden 1 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 10%, 7 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 70%, 2 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 30%. Sehingga nilai rata- rata dihasilkan sebesar 3,9.

Jumlah skor ideal adalah 5 x 10 = 50

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 10 responden, maka tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Informasi yang Diberkan yaitu : 39/50 x 100% = 78%

termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keseluruhan yang dihasilkan PT. PAMINDO Tiga T adalah :

4 + 4 + 4,2 + 4,2 + 3,7 + 3,5 + 3,6 + 3,7 + 4 + 3,9

10 = 3,88

(39)

Dari perhitungan rata-rata di atas menunjukan bahwa persentase tingkat kepuasan adalah :

80% + 80% + 84% + 84% + 74% + 70% + 72% +74% + 80% + 78%

10 = 77,6 %

Yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan adalah 77,6% yang artinya bisa dikategorikan pelanggan puas terhadap apa yang selama ini sudah dijalankan oleh PT.

PAMINDO Tiga T.

4.5.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif proses bisnis internal ini akan dilihat bagaimana cara perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan dengan para pesaingnya. Untuk itu perusahaan harus bisa mencapai targetnya. Agar perusahaan dapat mencapai target, perusahaan harus memiliki strategi-strategi yang sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis internalnya dan juga eksternal perusahaan.

A. Inovasi

Beberapa inovasi dalam PT. PAMINDO Tiga T yang telah dilakukan diantara lain adalah:

a) Untuk suplai tenaga listrik dalam menjalankan perusahaan ini, PT. PAMINDO Tiga T tidak memakai listrik dari PLN lagi, tetapi memakai suplai listrik dari TIFICO yang memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara.

b) Memiliki IT room untuk menghandle perkembangan dalam bidang IT dan mengontrol data absensi dari karyawan.

c) Menggunakan robot dalam memproduksi beberapa produk

(40)

Hasil dari inovasi yang telah dilakukan oleh PT. PAMINDO Tiga T berdasarkan wawancara adalah sebagai berikut :

a. Saat menggunakan suplai tenaga listrik melalui PLN, listrik terkadang mati selama beberapa jam sehingga mengganggu proses produksi yang sedang berjalan, dan tidak dapat digunakan selama 24 jam penuh. Sedangkan disaat menggunakan suplai dengan batu bara, listrik dapat digunakan 24 jam penuh, sehingga produksi dapat lebih efektif.

b. Dengan adanya IT room, membantu menghemat waktu dalam proses absensi, dan meminimalisasi waktu saat adanya crosscheck data.

c. Saat produksi dikerjakan semua oleh manusia manjadi kurang efektif. Karena manusia membutuhkan waktu istirahat ketika mereka lelah, dan banyak faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi fokus pada setiap manusia tersebut. Saat menggunakan robot untuk melakukan produksi, waktu produksi menjadi lebih efektif dan kualitas menjadi lebih terjaga.

Untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggannya serta berusaha untuk meningkatkan efektifitas kinerja operasionalnya, maka perusahaan telah melakukan berbagai cara yaitu :

a) Untuk menurunkan keluhan dari pelanggan PT. PAMINDO Tiga T menggunakan pendekatan komunikasi secara berlanjut dan pendekatan internal dengan pelanggan.

b) Dalam meningkatkan kinerja operasionalnya, PT. PAMINDO Tiga T menggunakan

prinsip “Kaizen Teian” sehingga melahirkan prinsip pada setiap bulan harus ada

140 ide untuk perbaikan.

(41)

B. Proses Operasi

Untuk mengukur seberapa efektif proses operasi pada PT. PAMINDO Tiga T, maka dapat digunakan rumus Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE).

Waktu Pengolahan MCE =

Waktu Penyelesaian

Waktu pengolahan adalah waktu dimana lama suatu produk benar-benar dikerjakan, sedangkan waktu pemeriksaan produk, waktu pemindahan produk dari satu tempat ke tempat lainnya sampai waktu menunggu merupakan sisa waktu dari waktu pengolahan sehingga dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini.

Waktu Pengolahan 299 detik

MCE =

Waktu Penyelesaian

=

299 detik+30 detik+20 detik+89,7 detik

299 detik MCE =

438,7 detik 0,6816 = 68,16%

Dari hasil perhitungan rasio MCE yang didapat dari perhitungan diatas adalah 0,6816, dimana setiap unit yang diproduksi memakan waktu 68,16% dari waktu yang ada.

Karena angka pada MCE telah mendekati angka 1, perusahaan dapat mengetahui bahwa

waktu yang terbuang untuk memindahkan, memeriksa, mereparasi, dan menyimpan produk

berkurang dan kemampuan perusahaan dalam menanggapi pesanan telah meningkat.

(42)

C. Layanan Purna Jual

Untuk mengukur layanan purna jual yang diberikan oleh PT. PAMINDO Tiga T, maka dapat dilihat dari perbandingan antara pencapaian target penurunan produk ditolak dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Berikut adalah data produk ditolak dari tahun 2003-2005:

Tabel 4.16

Data Produk Ditolak (rejected ) PT. PAMINDO Tiga T

2003 2004 2005

752 PPM 728 PPM 616 PPM

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2003 jumlah produk ditolak mencapai 752 ppm, pada tahun 2004 mencapai 728 ppm, dan pada tahun 2005 mencapai 616 ppm, sehingga nilai rata-rata jumlah produk ditolak sebesar :

752+728+616 3

= 698,67 PPM

Berdasarkan target pencapaian produk ditolak yaitu 500 ppm, maka tingkat

pencapaian penurunan jumlah produk ditolak yaitu sebesar : 500/698,67 x 100% = 71,56%

termasuk dalam kategori baik.

(43)

4.5.4 Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan A. Tingkat Kepuasan Karyawan

Pengukuran dalam perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan yang dapat mendukung penilaian kinerja adalah dengan mengetahui tingkat kepuasan karyawan dan perhitungan pendapatan laba karyawan setiap tahunnya.

Jumlah keseluruhan karyawan dari PT. PAMINDO Tiga T adalah 238 orang. Dari populasi di atas kami ambil sampel 143 karyawan berdasarkan rumus Kracjie. Berikut data lengkap dari jumlah populasi yang ada berdasarkan gender, usia, dan pendidikan terakhir.

¾ Berdasarkan gender :

o 225 karyawan pria dan 13 karyawan wanita

¾ Berdasarkan usia :

o 25 karyawan berusia antara 19 – 30 o 119 karyawan berusia antara 31 – 40 o 74 karyawan berusia antara 41 – 50 o 20 karyawan berusia 51 tahun ke atas

¾ Berdasarkan pendidikan terakhir : o 16 karyawan lulusan SD o 17 karyawan lulusan SMP o 33 karyawan lulusan SMA o 143 karyawan lulusan STM o 2 karyawan lulusan D1 o 15 karyawan lulusan D3 o 12 karyawan lulusan S1

¾ 17 karyawan pekerja kontrak

¾ 221 karyawan pekerja tetap

(44)

Tolok ukur yang dipakai dalam menentukan kepuasan karyawan dijadikan pertanyaan dalam kuesioner ini yaitu :

1. Kepuasan terhadap fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh perusahaan

2. Kepuasan terhadap hubungan kerja sama antara sesama karyawan di perusahaan 3. Kepuasan terhadap pelatihan yang diberikan di dalam perusahaan

4. Kepuasan terhadap jabatan yang ditempati sekarang ini 5. Ketepatan informasi yang di dapat selama bekerja

6. Kepuasan terhadap penghargaan prestasi kerja yang ada di perusahaan 7. Kepuasan terhadap kenyamanan / suasana kerja di perusahaan

8. Kepuasan terhadap pembagian tugas yang ada di dalam perusahaan 9. kepuasan terhadap jam kerja yang diberikan oleh perusahaan

Tabel 4.17

Kepuasan Karyawan Atas Fasilitas Perusahaan

Pendapat Reponden Nilai (a) Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 55 275 38,5%

Puas 4 72 288 50,3%

Cukup Puas 3 16 48 11,2%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 611 100%

Nilai rata-rata = 611/143 = 4,27

Sumber: Hasil Perhitungan Data

(45)

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 55 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 38,5%, 72 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 50,3%, 16 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 11,2%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 4,27.

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat Kepuasan Karyawan Atas Fasilitas Perusahaan yaitu : 611/715 x 100% = 85% termasuk dalam kategori sangat baik.

Tabel 4.18

Kepuasan Karyawan Terhadap Hubungan Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 27 135 18,9%

Puas 4 86 344 60,1%

Cukup Puas 3 30 90 21%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 569 100%

Nilai rata-rata = 569/143 = 3,93 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 27 diantaranya

memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 18,9%, 86 responden memberikan nilai 4 (puas)

sebanyak 61,1%, 30 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 21%. Sehingga nilai

rata-rata dihasilkan sebesar 3,93.

(46)

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Hubungan Kerja yaitu : 569/715 x 100% = 79,58% termasuk dalam kategori baik.

Tabel 4.19

Kepuasan Akan Pelatihan

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 10 50 7%

Puas 4 88 352 61,5%

Cukup Puas 3 41 123 28,7%

Tidak Puas 2 2 6 1,4%

Sangat Tidak Puas 1 2 2 1,4%

Jumlah 143 533 100%

Nilai rata-rata = 533/143 = 3,7 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 10 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 7%, 88 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 61,5%, 41 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 28,7%, 2 responden memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 1,4%, 2 responden memberikan nilai 1 (sangat tidak puas) sebanyak 1,4%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7.

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Akan Pelatihan yaitu : 533/715 x 100% = 74,5% termasuk dalam kategori baik.

(47)

Tabel 4.20

Kepuasan Karyawan Terhadap Jabatan

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 5 25 3,5%

Puas 4 83 332 58%

Cukup Puas 3 51 153 35,7%

Tidak Puas 2 4 8 2,8%

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 518 100%

Nilai rata-rata = 518/143 = 3,6 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 5 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 3,5%, 83 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 58%, 51 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 35,7%, 4 responden memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 2,8%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Terhadap Jabatan yaitu : 518/715 x 100% = 72,45% termasuk dalam

kategori baik.

(48)

Tabel 4.21

Kepuasan Karyawan Akan Ketepatan Informasi

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 4 20 2,8%

Puas 4 86 344 60,1%

Cukup Puas 3 53 159 37,1%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 523 100%

Nilai rata-rata = 523/143 = 3,66 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 4 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 2,8%, 86 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 60,1%, 53 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 37,1%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,66

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Akan Ketepatan Informasi yaitu : 523/715 x 100% = 73,15% termasuk

dalam kategori baik.

(49)

Tabel 4.22

Kepuasan Karyawan Terhadap Penghargaan Prestasi Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 2 10 1,4%

Puas 4 95 380 66,4%

Cukup Puas 3 45 135 31,5%

Tidak Puas 2 1 2 0,7%

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 527 100%

Nilai rata-rata = 527/143 = 3,7 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 2 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 1,4%, 95 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 66,4%, 45 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 31,5%. Dan 1 responden memberikan nilai 2 (tidak puas) sebanyak 0,7%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Penghargaan Prestasi Kerja yaitu : 527/715 x 100% = 74%

termasuk dalam kategori baik.

(50)

Tabel 4.23

Kepuasan Karyawan Akan Kenyamanan Suasana Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 1 5 0,7%

Puas 4 91 364 63,6%

Cukup Puas 3 51 153 35,7%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 522 100%

Nilai rata-rata = 522/143 = 3,6 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 1 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 0,7%, 91 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 63,6%, 51 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 35,7%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat Kepuasan Karyawan Akan Kenyamanan Suasana Kerja yaitu : 522/715 x 100% = 73%

termasuk dalam kategori baik.

(51)

Tabel 4.24

Kepuasan Karyawan Dalam Pembagian Tugas

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 2 10 1,4%

Puas 4 89 356 62,2%

Cukup Puas 3 52 156 36,4%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 522 100%

Nilai rata-rata = 522/143 = 3,6 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 2 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 1,4%, 89 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 62,2%, 52 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 36,4%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,6

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat

Kepuasan Karyawan Dalam Pembagian Tugas yaitu : 522/715 x 100% = 73% termasuk

dalam kategori baik.

(52)

Tabel 4.25

Kepuasan Karyawan Terhadap Jam Kerja

Pendapat Reponden Nilai (a)

Jumlah Responden (b)

Jumlah Skor (a x b)

Persentase Pendapat Responden

Sangat Puas 5 6 30 4,2%

Puas 4 91 364 63,6%

Cukup Puas 3 46 138 32,2%

Tidak Puas 2 0 0 0

Sangat Tidak Puas 1 0 0 0

Jumlah 143 532 100%

Nilai rata-rata = 532/143 = 3,7 Sumber: Hasil Perhitungan Data

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa dari 143 responden 6 diantaranya memberikan nilai 5 (sangat puas) sebanyak 4,2%, 91 responden memberikan nilai 4 (puas) sebanyak 63,6%, 46 responden memberikan nilai 3 (puas) sebanyak 32,2%. Sehingga nilai rata-rata dihasilkan sebesar 3,7

Jumlah skor ideal adalah 5 x 143 = 715

Berdasarkan jumlah skor ideal yang diperoleh dari 143 responden, maka tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Jam Kerja yaitu : 532/715 x 100% = 74% termasuk dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil kuesioner di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata yang dihasilkan karyawan adalah ;

3,05 + 4,27 + 3,93 + 3,7 + 3,6 + 3,66 + 3,7 + 3,6 + 3,6 + 3,7

10 = 3,68

(53)

Dari nilai rata-rata diatas menunjukkan bahwa persentase tingkat kepuasan karyawan yaitu : 61 + 85 + 79,58 + 74,5 + 72,45 + 73,15 + 74 + 73 +73 + 74

10

= 73,96%

Yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan karyawan adalah 73,96% yang artinya karyawan berada dalam kategori puas terhadap apa yang selama ini sudah diberikan oleh PT. PAMINDO Tiga T.

B. Tingkat Retensi Karyawan

Tabel 4.26

Data Jumlah Karyawan Setiap Bulan Dalam 3 Tahun Terakhir

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des 2003 220 221 231 231 231 231 231 232 232 231 231 315 2004 228 228 232 230 228 227 227 229 228 229 229 299 2005 226 226 226 226 226 226 226 226 237 236 236 238 Sumber : PT. PAMINDO Tiga T

Rumus turnover karyawan :

Jumlah Karyawan Keluar 12

Rata-Rata Karyawan Dalam 1 Tahun X

Periode Waktu Tertentu

= Turnover Karyawan

1 12 Tahun 2003 =

236,42 X

12 = 0,004

Referensi

Dokumen terkait

• Terus menyediakan pasokan tenaga listrik yang terpercaya kepada pelanggan di Kawasan Industri Cikarang • Mengejar ekspansi kapasitas untuk memenuhi bertambahnya permintaan

Sedangkan pada sisi barat menggunakan wall pada bagian tengah bangunan yang terdiri dari commercial area dan staff area, curtain wall hanya terletak sepanjang hold room pada lantai

Kontraktor harus menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada salah satu oprit jembatan yang cocok untuk merakit suatu rangka jangkar untuk pengimbang dimana pemasangan dengan

Dilihat dari ketentuan umum dalam UU No.2 Tahun 1992 menyebutkan bahwa, “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih, yang

Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya.. Beban berat sebagai orang sukses

Dewa Made Mayun (Ketua Pura Dadia Dalem Paruman, Banjar Adat Wangbung, Desa Pakraman Guwang, Kecamatan

Tentu masih banyak hal baik lainnya yang berkaitan dengan serangga, meskipun demikian tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian kecil serangga merupakan hama tanaman,

Izuddin