• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan pembelajaran kooperatif dengan Think Pair Share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi rantai makanan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan pembelajaran kooperatif dengan Think Pair Share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi rantai makanan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2011/2012."

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS X SMA PANGUDI

LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

MarietaPurwaningsih NIM : 081434017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS X SMA PANGUDI

LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

MarietaPurwaningsih NIM : 081434017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul :

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS

X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012

Yang diajukan oleh :

Marieta Purwaningsih

NIM : 081434017

Telah disetujui oleh :

Pembimbing 1

(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, Tarsisius Hartiyo dan Elisabhet Sangida

2. Sr. Bernadine yang tersayang atas Novena 3 Salam Maria

3. Teman-teman Pendidikan Biologi 2008.

4. Seluruh keluargaku yang telah memberikan doa, semangat dan cita kasih

selama saya mengerjakan karya ini.

5. Para pelatih dan senior Taekwondo Dojang Universitas Sanata Dharma

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 November 2012

Yang menyatakan

(7)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Marieta Purwaningsih

NIM : 081434017

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

PerpustakaanSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN THINK PAIR

SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA X.6 SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012”

Dengan demikian saya memberikan kepada PerpustakaanSanataDharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya

di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 30 November 2012

Yang menyatakan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

karunia, bimbingan dan penyertaannya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi

yang berjudul “Penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode

think pair share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi rantai

makanan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2011/2012”, sehingga

dapat terselasaikan dengan baik

Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini

dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan,gagasan, serta dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Luisa Diana Handoyo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh

studi di Progam Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

2. Drs.Antonius Tri Priantoro M.For.Sc., selaku kaprodi Pendidikan Biologi

yang telah membantu dalam memperlancar proses penyelesaian skripsi.

3. Segenap dosen Progam Studi Pendidikan Biolgi yang telah memberikan

bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh studi di

Progam Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Br. Herman Yoseph, FIC, selaku kepala SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

yang telah memberikan ijin penelitian.

5. Ibu Ratna, selaku guru biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang

(9)

viii

6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas,

dalam penulisan dan penyusunan skripsi hingga penulisan ini dapat

terselesaikan.

7. Mama dan Papa tercinta atas perjuangan yang gigih, doa, semangat, kasih

sayang dan pengertian dengan kesabaran penuh.

8. Nenek Suster Bernadine terima kasih karena telah mendoakan Novena demi

kelancaran menyelesaikan skripsi ini.

9. Pelatih-pelatih Tae kwon do, Sabeum Eka Suwartana, Sabeum Damar

Panuntun, Sabeum Joe, Sabeum Maklon Hatti dan teman – teman Dojang

Universitas Sanata Dharma yang pernah membantu terimakasih atas semua

dukungan dan semangat yang pernah kalian berikan.

10.Teman saya Lusia Sriningsih yang telah menemani saya dalam penelitian dan

observasi.

11.Sahabat dan teman-temanku, Yohana Frada, Hanna, Mbak Viky, Maria,

Marta, Atik dan orang-orang yang pernah memberikan saya dukungan selama

mengerjakan skripsi ini.

12.Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2008, yang telah bekerjasama

dalam menempuh studi di Pendidikan Biologi.

13.Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu disini, atas doa,

semangat dan dukungannya.

Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta

menyempurnakan tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

Yogyakarta, 10 Oktober 2012

(10)

ix ABSTRAK

Purwaningsih, Marieta. 2012. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012 . Skripsi. Progam Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam berdiskusi dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajara di kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

Objek penelitian ini meliputi siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, sebanyak 28 siswa.Metode Think Pair Share merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang mengutamakan kerjasama antarsiswa dalam kelompok. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Think Pair Share pada materi rantai makanan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan rata-rata nilai dari 60,29 dengan ketuntasan klasikal 20,14% menjadi 71,6 dengan ketuntasan 50% dan selanjutnya meningkat menjadi 80,29 dengan ketuntasan klasikal 70%. Aktivitas psikomotor yang dilakukan oleh siswa meningkat dari kategori C(Cukup) menjadi B(Baik). Siswa menunjukan respon yang positif selama pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share.

(11)

x ABSTRACT

Purwaningsih, Marieta. 2012. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING USING THINK PAIR SHARE METHOD IN IMPROVING THESTUDENTS ACTIVITY AND LEARNING OUTCOMESOF THE TENTH CLASS STUDENT OF SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA ON FOOD CHAIN 2011/2012. Essay. Biology Education Courses, majoring in Mathematics and Natural Sciences Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aimed at revealing the students activity in the class discussion and the students improvement toward their learning outcomes observed through the teacing and learning process in the X class of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Type of research is a classroom action research and quantitative. The type of researchused in this study were test consisting of pre-test and postest and observation guidelines for discussion activity.The object of this study were 28 students belonging to class X of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Think Pair Share method is one of the cooperative learning that promotes cooperation among students in groups. Think Pair Share method meant to give students time to think about answers to questions or problems that will be provided by the teacher. Students help each other in solving the problem with the capabilities of each. Based on these results it can be concluded that the application of the method of Think Pair Share on material food chain can improve the activity and student learning outcomes PangudiLuhur High School class X of Yogyakarta. It can be seen an increase in the average value of 60.29 with classical completeness 20.14% to 71,6 with 50% completeness and further increased to 80.29 with 70% classicalcompleteness.

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

KATA PENGANTAR ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I(PENDAHULUAN ... 1

a) Latar belakang masalah ... 1

b) Rumusan masalah ... 4

c) Batasan masalah ... 5

d) Hipotesa ... 6

e) Tujuan Penelitian ... 6

f) Manfaat penelitian... 6

BAB II(DASAR TEORI/LANDASAN TEORI ... 8

a) Proses belajar mengajar ... 8

b) Belajar ... 8

c) Hasil Belajar ... 9

(13)

xii

e) Pembelajaran kooperatif ... 12

f) Think Pair Share ... 15

g) Rantai makanan ... 16

BAB III(Metodologi Penelitian ... 19

a) Jenis Penelitian ... 19

b) Treatmen ... 19

c) Setting penelitian ... 20

d) Rancangan penelitian ... 20

e) Siklus 1 ... 21

f) Siklus 2 ... 24

g) Variabel Penelitian dan Indikator Ketercapaian ... 27

h) Instrumen penelitian ... 28

i) Metode Pengumpulan data ... 28

j) Pengujian atau validasi instrumen... 30

k) Analisis data ... 31

BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

a) Kegiatan dalam proses belajar mengajar ... 36

b) Pelaksanaan Tindakan siklus 1 ... 36

c) Pelaksanaan Tindakan siklus 2 ... 45

d) Hasil Analisa ... 55

e) Pembahasan ... 57

BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

a) Kesimpulan ... 63

b) Saran ... 63

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel penelitian dan indikator keberhasilan ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Pengambilan Data ... 30

Tabel 3.3 Skoring nilai dalam soal uraian ... 31

Tabel 3.4 Pengumpulan data aktivitas kelompok siswa saat Belajar ... 33

Tabel 3.5 Kategori hasil observasi aktivitas siswa ... 35

Tabel 4.1 Hasil kemampuan awal siswa ... 40

Tabel 4.2 Hasil pos tes 1... 41

Tabel 4.3 Prosentase tingkat aktivitas siklus 1 ... 43

Tabel 4.4 Hasil pos tes 2... 50

Tabel 4.5 Prosentase tingkat aktivitas siklus 2 ... 51

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur penelitian kelas model khemmis & Mc Taggart ... 20

Gambar 2. Siswa berdiskusi sepasang... 37

Gambar 3. Siswa berdiskusi 2 pasang ... 38

Gambar 4. Siswa presentasi hasil diskusi... 38

Gambar 5. Siswa mengerjakan soal pos tes 1 ... 39

Gambar 6. Diagram hasil observasi siklus 1 ... 44

Gambar 7. Guru menginstruksikan cara berdiskusi ... 46

Gambar 8. Siswa berkelompok sepasang di siklus 2 ... 46

Gambar 9. Siswa berkelompok menjadi 2 pasang ... 48

Gambar 10. Siswa maju kedepan menempel gambar ... 48

Gambar 11. Siswa menganalisis suatu kasus ... 49

Gambar 12. Siswa presentasi di depan kelas ... 49

Gambar 13. Siswa mengerjakan pos tes 2 ... 50

Gambar 14. Diagram Hasil Observasi Diskusi Siklus 2 ... 52

Gambar 15. Team observasi melihat kondisi berdiskusi siswa ... 55

Gambar 16. Perbadingan jumlah kelompok dengan aktivitas ≥ 70 % ... 56

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan penelitian dari FKIP ... 67

Lampiran 2. Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 68

Lampiran 3. Silabus ... 69

Lampiran 4. Kisi-kisi soal tes ... 72

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 78

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa ... 91

Lampiran 7. Soal Tes ... 95

Lampiran 8 . Kunci jawaban ... 108

Lampiran 9. Data hasil observasi aktivitas siswa ... 114

Lampiran 10. Lembar observasi aktivitas siswa berdiskusi ... 117

Lampiran 11. Daftar nilai ... 118

Lampiran 12. Analisis nilai kemampuan awal siswa ... 120

Lampiran 13. Analisis nilai akhir pos tes 1 ... 122

Lampiran 14. Analisis nilai akhir pos tes 2 ... 124

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam melakukan proses mengajar, guru harus dapat memilih dan

menggunakan beberapa metode mengajar. Banyak metode mengajar yang

dipakai oleh guru yang mana masing-masing metode mempunyai

kelebihan dan kekurangan, kekurangan suatu metode dapat ditutupi oleh

metode mengajar yang lain sehingga guru dapat menggunakan beberapa

metode mengajar dalam melakukan proses belajar mengajar. Disamping

prestasi belajar yang rendah, pada umumnya aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran materi Biologi juga kurang. Dalam proses belajar mengajar

Biologi di sekolah- sekolah banyak siswa yang menjadi pendengar setia

dari guru, siswa hanya sebagai penerima pengetahuan yang menuruti apa

yang disampaikan oleh guru, sehingga dalam pembelajaran ini gurunya

yang aktif tetapi siswanya pasif. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa

siswa akan lebih memahami suatu konsep apabila siswa ikut berperan aktif

dalam proses mencari dan menemukan.

Fasilitas pendukung belajar siswa di sekolah SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta cukup memadai. Fasilitas yang mendukung seperti viewer,

layar maupun sound didalam kelas, dan sacara pemanfaatan juga dapat

diterapkan dengan baik. Dengan fasilitas tersebut diharapkan siswa dapat

(18)

meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa tersebut.Tetapi fasilitas

tersebut dapat membuat siswa hanya berfikir untuk menghafal semua

pelajaran yang diajarkan oleh guru mereka. Maka untuk mengubah pola

berfikir tersebut, dapat digunakan berbagai pendekatan yang baru. Metode

Think Pair Share diharapkan dapat menambah aktivitas siswa sehingga

dapat memotivasi siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa itu.Banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghafal

materi yang diterima dengan baik, tetapi tidak memahami secara

mendalam apa yang mereka hafalkan.

Berdasarkan observasi wawancara dengan seorang guru Biologi di

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang mengajar kelas X, peneliti

menemukan beberapa ketimpangan. Ketimpangan yang ditemukan adalah

pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa yangkritis dalam

bertanya namun terkadang pertanyaan tersebut kurang berisi. Apabila guru

bertanya mengenai suatu hal secara klasikal, hanya beberapa siswa yang

mencoba mengungkapkan pendapat atau jawaban. Selebihnya siswa

enggan menjawab atau mengemukakan pendapat. Siswa akan

mengemukakan pendapat setelah guru menunjuk salah satu siswa untuk

berpendapat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi

Biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, kegiatan pembelajaran

untuk materi pokok pada Kompetensi Dasar tersebut dilakukan dengan

kegiatan ceramah yang dipadukan dengan presentasi oleh guru.

Selanjutnya, siswa diajak untuk membuat rangkuman materi.

Berdasarkan nilai pada ulangan harian pada mata pelajaran Biologi

(19)

Hanya 60% siswa yang tuntas sedangkan 40% siswa belum tuntas. Dapat

dikatakan bahwa terjadi ketimpangan nilai pada siswa tersebut. Nilai

ketuntasan KKM pada meteri Biologi adalah 73. Pada akhir ujian akhir

semester terdapat 18 siswa dan 10 siswa sudah tuntas. Hal ini mendorong

guru untuk menerapkan sistem baru dalam pembelajaran supaya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari data tersebut banyak siswa

yang belum tuntas dan nilai mereka masih dibawah standar ketuntasan

siswa yaitu 73. Siswa dianggap tuntas jika ≥ 73.

Di sekolah terdapat 3 jenis penilaian yaitu afektif, kognitif dan

spikomotor. Pengambilan afektif berdasarkan pemahaman siswa, kognitif

berdasarkan hasil tes atau ulangan siswa dan psikomotor dengan belajar

dilaboratorium.

Metode Think Pair Sharemerupakan salah satu dari pembelajaran

kooperatif yang mengutamakan kerja sama antarsiswa dalam kelompok.

Metode Think Pair Shareberarti memberikan waktu kepada siswa untuk

memikirkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang akan

diberikan oleh guru. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan

masalah tersebut dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.

Metode pembelajaran Think Pair Share merupakan struktur kegiatan

pembelajaran gotong-royong. Metode ini memberi kesempatan kepada

siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain.Think

Pair Share adalah metode yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan

kawan-kawan dari Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi

(20)

kelompok kelas secara keseluruhan. Keunggulan lain dari pembelajaran

kooperatif ini adalah mengoptimalkan partisipasi siswa.

Mata pelajaranBiologi pada materi rantai makanan mempelajari

bahwa semua organisme yang hidup dialam tidak dapat hidup sendiri,

melainkan harus selalu berinteraksi, baik dengan kelompoknya atau

kelompok lainnya serta interaksi dengan alam(lingkungan). Seperti halnya

manusia yang sangat membutuhkan kerjasama dan saling berinteraksi satu

sama lainnya. Organisme hidup dalam sebuah sistem, ditopang oleh

berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan menggunakan metodeThink Pair Sharediharapkan dapat

membantu mengatasi permasalahan pembelajaran Biologi pada materi

rantai makanan sehingga meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

kelas X6 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2011-2012.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dirumuskan

sebagai berikut :

“Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Think Pair

Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA

(21)

C.Batasan Masalah

Agar masalah ini dapat dikaji secara mendalam maka perlu adanya

pembatasan ruang lingkup. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ruang lingkup kognitif

berupa peningkatan hasil belajar dan psikomotor dengan melihat

aktivitas siswa melalui model pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) dengan metode Think Pair Share. Kelas X6 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah aktivitas

dan peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta

3. Kompetensi dan Materi Pembelajaran

Kompetensi yang ditingkatkan dalam penelitian ini adalah

Standar Kompetensi 4 yaitu :

“Menganalisa hubungan antara komponen ekosistem, perubahan

materi dan energi dan daur biogeokimia.

Sedangkan, Kompetensi Dasarnya adalah 4.2 yaitu :

“Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan

(22)

D.Hipotesa

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditulis sebelumnya,

dari penelitian ini dapat diambil hipotesa ” Penggunaan pembelajaran

kooperatif dengan metode Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa kelas X6 SMA Pangudi Luhur Yogyakartapada

materi rantai makanan.

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan penelitian ini antara lan :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

Biologi siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pokok

bahasan rantai makanan dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif (Cooperative Learning) dengan metode Think Pair Share.

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran Think

(23)

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian dilakukan pada intinya untuk dapat memecahkan

suatu masalah yang diteliti dan hasil penelitian diharapkan dapat

memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian

adalah :

1. Bagi peneliti sebagai sarana untuk mempraktikan teori-teori yang

diperoleh selama dibangku kuliah dengan kenyataan sehari-hari

dan meningkatkan pemahaman dan pengalaman peneliti di dunia

pendidikan yang sesungguhnya.

2. Manfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas

belajar siswa pada mata pelajaranBiologi yang lebih inovatif.

3. Manfaat bagi guru sebagai motivasi guru untuk meningkatkan

ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan

(24)

8

BAB II

DASAR TEORI

1. Proses Belajar Mengajar

Menurut Syah (1995) proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan

perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri

siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang

lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam hal ini guru berinteraksi

sedemikian rupa dengan siswa agar siswa membentuk makna dan pemahamannya

sendiri dalam memperoleh pengetahuannya. Jadi guru tidak menjejalkan

pengetahuan kepada siswa tetapi melibatkannya dalam aktivitas belajar. Dari

pengertian diatas beberapa ahli menyimpulkan bahwa yang disebut proses belajar

adalah sebuah kegiatan integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang

sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar.

2. Belajar

Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan Abdurrahman (2003) bahwa “ Belajar

merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan

belajar atau disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang

relatif menetap”.Ranah kognitif berisi tingkatan mulai dari pengetahuan,

(25)

seseorang yang belajar telah memiliki kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap fakta berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

Ranah psikomotorik menekankan ketrampilan motorik yaitu bekerja

dengan memerlukan koordinasi saraf dan otot. Kegiatan yang menunjukkan

ranah ini adalah berbicara, menulis, aktivitas jasmani, dan program

ketrampilan.

Ranah afektif berhubungan erat dengan sikap seseorang dalam belajar.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Suparno (2001:9) bahwa aspek afektif berkaitan

erat dengan sikap yang menunjukkan adanya hierarki. Tingkatan tersebut

dimulai dari menerima dan menaruh perhatian yang merupakan kesadaran

paling sederhana, memberikan respon secara sukarela, memberikan penilaian,

pengorganisasian yaitu apa yang telah dilakukan mengkristal dalam dirinya

sebagai tatakrama dan apa yang diyakini itu dibandingkan dengan standar

etika yang ada, serta karakterisasi dimana seseorang siap menilai ulang apa

yang diyakininya dan bersedia untuk merevisi pandangan yang dipegangnya.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh

setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Perubahan

tersebut meliputi aspek kognitif , afektif dan psikomotor. Dimyati (2002 : 3 )

mengungkapkan pengertian hasil belajar sebagai berikut. “ Hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses

(26)

Pencapaian prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor.

Syah (2004) memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang

memperngaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

Faktor internal siswa antara lain :

1) Aspek fisiologis

Kondisi jasmani yang memadai dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2) Aspek psikologis

Aspek-aspek psikologis yang sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan

motivasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara

lain sebagai berikut :

1) Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa. Guru sebagai teladan bagi siswa harus mampu memotivasi

siswa untuk belajar dengan baik.

2) Pemilihan metode pembelajaran

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah

tercapainya tujuan pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat

program pembelajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang

(27)

berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi

kegiatan belajar anak didik dikelas (Syah, 2004).

4. Aktivitas Belajar

Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofis

peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi

perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan

benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotor.

Dierich yang dikutip Hamlik (1980) ; (Dr.Nanang Hanafiah,2009 )

menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu

sebagai berikut.

1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat

gambar-gambar, mengamati eksperimen, demontrasi, pameran, dan

mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan(oral), yaitu mengemukakan suatu fakta

atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan

pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat,

berwawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,

mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan,

memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau

(28)

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat

grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metric, yaitu melakukan percobaan, memilih

atat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisa factor-faktor, melihat

hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani,

tenang, dan lain-lain.

5. Pembelajaran Kooperativ (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan adanya

kerjasama antar siswa, sehingga diperoleh sinergi dalam pencapaian tujuan.

Model pembelajaran kooperatif pada dasarnya juga untuk mengembangkan

kompetensi siswa untuk berani mengungkapkan gagasan. Kebanyakan siswa

bila dalam forum yang besar merasa malu untuk mengkomunikasikan

pendapatnya maka dengan beraktivitas dalam kelompok kecil diharapkan rasa

malu tersebut dapat diminimalisir. Lie (2010) dalam bukunya yang berjudul

Cooperative Learning, berpendapat bahwa terdapat tiga pilihan model

pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning.

Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membangun interaksi

siswa dalam kelompok melalui aktivitas diskusi. Dalam pembelajaran dengan

model kooperatif, aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah bekerja sama

dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas dalam

(29)

al.l(2009), model pembelajaran kooperatif dirancang tidak hanya untuk

menyelesaikan tugas dalam pembelajaran namun untuk membangun sikap

posistif antarsiswa di dalam kelas yang beragam dan multikultural.

Model pembelajaran kooperatif memiliki suatu sistem pembelajaran yang

di dalamnya terdapat aspek-aspek yang saling terkait satu sama lain.

Aspek-aspek ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur aktivitas siswa

dalam pembelajaran. Menurut Roger and Johnson dalamLie (2010),

aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut.

a. Saling ketergantungan positif

Saling ketergantungan positif menunjukkan adanya interaksi sosial yang

saling menguntungkan. Dalam proses pembelajaran di kelas, saling

ketergantungan positif akan terjadi apabila guru mampu untuk membagi

tugas untuk setiap siswa dalam kelompok secara merata. Setiap siswa

mendapatkan tugas yang berbeda-beda namun saling berhubungan satu

sama lain. Dengan demikian, aktivitas yang dilakukan setiap siswa dalam

kelompok adalah saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas sehingga

tercapai tujuan bersama dalam kelompok.

b. Tanggung jawab perseorangan

Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur

yang pertama yaitu saling ketergantungan positif. Tanggung jawab

diartikan sebagai keadaan wajib menanggung sesuatu. Tanggung jawab

perseorangan merupakan kewajiban seseorang untuk menanggung sesuatu.

Ketika setiap siswa diberi tugas yang saling mendukung satu sama lain

(30)

baik. Melalui tanggung jawab yang diembannya, setiap siswa dalam

kelompok diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.

c. Tatap muka antaranggota kelompok

Dalam pembelajaran kooperatif, diperlukan tatap muka antaranggota

dalam kelompok. Tatap muka berarti saling berhadapan muka. Hal

tersebut dapat digunakan untuk saling bertukar pikiran atau pendapat satu

sama lain sehingga terjadi aktivitas saling melengkapi dan memperkaya

pengetahuan antaranggota dalam kelompok. Tatap muka merupakan

kesempatan untuk mensharingkan hasil tugas yang telah dikerjakan tiap

anggota dalam kelompok. Hal ini bertujuan untuk melengkapi tugas

kelompok dengan menyatukan tugas yang telah dikerjakan oleh

masing-masing anggota kelompok sehingga hasil yang dicapai merupakan hasil

kerja sama kelompok.

d. Komunikasi antaranggota kelompok

Komunikasi antaranggota dalam kelompok sangat diperlukan.

Komunikasi antaranggota bertujuan agar setiap anggota bersedia

mendengarkan dan menanggapi pendapat anggota lainnya.

e. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompokdapat diartikan sebagai penilaian rangkaian

tindakan dari kumpulan beberapa orang dalam menghasilkan sesuatu.

Guru perlu memberikan waktu untuk evaluasi tiap anggota agar proses

kelompok selanjutnya dapat berjalan lebih baik. Evaluasi tidak dilakukan

setiap kali terdapat kegiatan berkelompok, namun dapat dilakukan selang

beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan

(31)

Evaluasi proses kelompok dapat dilakukan dengan menilik aspek-aspek

berikut in. Pertama, bagaimana aktivitas kerja sama yang terjadi di dalam

kelompok. Kedua, apakah setiap anggota kelompok memiliki kesetiaan

terhadap orientasi tujuan. Ketiga, apakah setiap anggota kelompok

bertanggung jawab terhadap terciptanya tujuan. Keempat, bagaimana

kelompok memanfaatkan waktu.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, model pembelajaran kooperatif

dapat diartikan sebagai belajar kelompok dengan aktivitas yang

terstruktur. Masing-masing anggota kelompok saling tergantung satu sama

lain untuk menyelesaikan tugas yang berbeda namun saling berkaitan.

Tanpa disuruh, mereka akan bertanggung jawab atas tugas pribadi mereka

masing-masing untuk tercapainya keberhasilan kelompok.

6. Think Pair Share

Think Pair Share (TPS) merupakan suatu teknik sederhana dengan

keuntungan besar. Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar

dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum

disampaikan di depan kelas. Selain itu, Think Pair Share (TPS) juga dapat

memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam kelas. Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu thinking, pairing,

dan sharing. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran

(teacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan dan

(32)

Metode yang sederhana, namun sangat bermanfaat ini dikembangkan

pertama kali oleh Frank Lyman dari Universitas of Maryland. Pertama-tama,

siswa diminta untuk duduk berpasangan. Kemudian, guru mengajukan satu

pertanyaan/ topik /masalah kepada mereka. Setiap siswa diminta untuk

berfikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas pertanyaan itu,

kemudian mendiskusikannya hasil pemikirannya dengan pasangan sebelahnya

untuk memperoleh satu konsensus atau jawaban yang telah mereka sepakati

pada siswa-siswa yang lain diruang kelas. (Miftahul Huda, 2011)

Kelebihan kelompok berpasangan yaitu :

9. Meningkatkan partisipasi

10.Cocok untuk tugas-tugas yang sederhana (tidak terlalu terstruktur)

11.Masing-masing anggota memiliki lebih banyak kesempatan untuk

berkontribusi pada kelompoknya.

12.Interaksi lebih mudah

13.Pembenukannya lebih cepat dan mudah.

Kekurangan kelompok berpasangan yaitu :

1. Banyak kelompok yang akan melaporkan tugasnya pada guru.

2. Guru harus memonitor banyak kelompok

3. Lebih sedikit ide yang muncul

4. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

7. Rantai Makanan

a. Rantai Makanan

Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam

(33)

Tiga macam rantai pokok yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai

saprofit.

i. Rantai Pemangsa

Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai

produser. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivor

sebagai konsumer I, dilanjutkan dengan hewan karnivor yang

memangsa herbivor sebagai konsumer ke-2 dan berakhir pada hewan

pemangsa karnivor maupun herbivor sebagai konsumer ketiga.

ii. Rantai Parasit

Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang

hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing,

bakteri, dan tanaman benalu.

iii.Rantai Saprofit

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati sampai organisme

pengurai. Misalnya jamur dan bakteri.

iv.Rantai makanan dan tingkat tropi

Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan

peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi,

elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk kebentuk lain

disepanjang rantai makanan. Tingkat tropik tersusun dari seluruh

organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam memakan.

Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan

gula lewat fotosintesis hanya memakai energi matahari dan CO2 dari

udara. Oleh karena itu tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat

(34)

tumbuhan termasuk anggota tingkat tropik kedua. Karnivor yang secara

langsung memakan herbivor termasuk tingakat tropik ketiga, sedangkan

karnivor yang memakan karnivor di tingkat trofik tiga termasuk dalam

anggota tingkat tropik keempat.(Pratiwi, dkk. 2004; Priadi dan Silawati.

(35)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitianini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan kajian sistematik dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru. Guru

akan melakukan tindakan – tindakan perbaikan dalam pembelajaran

berdasarkan refleksi dari hasil tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan

sebelumnya.

B. Treatmen

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengajar sendiri dalam kelas yang

menjadi sampel penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.

Peneliti mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif dengan model

Think Pair Share. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa

membentuk kelompok diskusi yang telah dibagikan oleh peneliti.

Kemudian setiap kelompok akan diberikan kartu topik untuk dibahas

dalam kelompok tersebut dan mempresentasikannya didalam kelas.

Setelah itu siswa akan diberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan

dalam kelompok. Jika semua sudah selesai, peneliti akan memberikan pos

tes selama 15 menit dan dikumpulkan. Setelah proses belajar mengajar

selesai, maka peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan refleksi selama

(36)

C. Setting Penelitian

1) Tempat dan Waktu Penelitian

a) Tempat penelitian : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Alamat : Panembahan Senopati 18 Yogyakarta

b) Waktu penelitian : Maret-Mei 2012

2) Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X6 SMA Pangudi Luhur

Yogyakarta pada semester Ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang

berjumlah 28 orang siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 21 siswa

laki-laki.

3) Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah tentang aktivitas dan peningkatan

hasil belajar siswa pada sub materi rantai makanan.

D. Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas model Spiral

Kemmis dan Taggrat (2008) berikut ini :

(37)

Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada

hakekatnya berupa perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen,

yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat

komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai 1 siklus. Oleh

karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran

kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil 2 siklus dengan rencana

kegiatan sebagai berikut.

E. Siklus I ( 1 x pertemuan- 2JP)

1. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdiri dari 7kegiatan.

Pertama, peneliti mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif

pemecahan masalah. Kedua, peneliti menentukan materi pokok

pembelajaran. Ketiga, peneliti merencanakan Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam KBM. Kegiatan

keempat, peneliti mengembangkan skenario pembelajaran. Kelima,

peneliti menyusun pertanyaan panduan atau Lembar Kerja Siswa

(LKS). Keenam, peneliti, menyiapkan sumber dan media pembelajaran

termasuk properti model pembelajaran Think Pair Share. Ketujuh,

peneliti mengembangkan format evaluasi.

2. Tindakan(acting)

Berikut ini adalah rangkaian tindakan yang akan dilakukan pada siklus

(38)

SIKLUS 1

Pada siklus I, peneliti akan melaksanakan kegiatan berikut ini.

a. Siswa dibentuk menjadi 14 kelompok asal (@2 orang).

b. Setiap kelompok menempati kelompok masing-masing dan

mendapat topik masalah yang akan didiskusikan.

c. Guru pelaksana tindakan membagikan LKS(lembar kerja siswa)

dan membacakan beberapa aturan dalam Think Pair Share.

d. Setelah masing-masing anak mendapatkan topik, mereka

berdiskusi berdua-dua selama 10 menit dan mencatat hasil

diskusi.

e. Setiap kelompok mendiskusikan tugasnya masing-masing.

(Setiap siswa dalam kelompok ahli mengerjakan tugasnya

sesuai dengan lembar kerja berisi pertanyaan pemandu

pemahaman).

f. Sesuai batas waktu yang disediakan diskusi kelompok dengan

pasangannya, siswa kembali berkumpul dangan kelompok lain

menjadi 2 pasang dan terdiri dari 4 siswa.

g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas topik

permasalahan dan setiap wakil kelompok tadi menjelaskan

kepada anggota kelompok lain.

h. Hasil diskusi masing-masing kelompok dipresentasikan secara

klasikal dan dievaluasi sebagai penilaian kelompok.

i. Guru pelaksana tindakan melakukan penilaian kepada siswa

secara individu melalui tes tertulis yang harus dikumpulkan

(39)

3. Pengamatan

Selama KBM berlangsung, mitra peneliti bertugas untuk melakukan

observasi peningkatan aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan dengan

memakai format observasi aktivitas belajar siswa untuk kelompok

selama berdiskusi.

4. Refleksi

Setelah KBM berlangsung, peneliti merefleksikan hal-hal berikut ini.

 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.

 Melakukan pembahasan hasil evaluasi tentang skenario

pembelajaran, hasil diskusi siswa, dan lain-lain.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus II.

5. Evalusi

Evaluasi ini akan melihat dari proses serta hasil belajar siswa

disetiap siklus, apakah metode yang diterapkan sudah mampu

membawa siswa pada tujuan yang ditetapkan yaitu meningkatnya

aktivitas pada diri siswa.

Evaluasi diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah

pembelajaran selanjutnya, maka dalam evaluasi ini juga akan meminta

tanggapan dari guru terkait dengan upaya tindak lanjut untuk

(40)

F. Siklus II ( 1 x pertemuan- 2JP) 1. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdiri dari

7kegiatan. Pertama, peneliti mengidentifikasi masalah dan menetapkan

alternatif pemecahan masalah. Kedua, peneliti menentukan materi pokok

pembelajaran. Ketiga, peneliti merencanakan Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam KBM. Kegiatan

keempat, peneliti mengembangkan skenario pembelajaran. Kelima,

peneliti menyusun pertanyaan panduan atau Lembar Kerja Siswa (LKS).

Keenam, peneliti, menyiapkan sumber dan media pembelajaran termasuk

properti model pembelajaran Think Pair Share. Ketujuh, peneliti

mengembangkan format evaluasi.

2. Tindakan(acting)

Pada siklus kedua ini terjadi perbedaan pada jenis kegiatannya. Pada

siklus II adalah perbedaan kelompoknya. Hal ini dibedakan supaya siswa

dapat bekerja sama dengan siswa lain dan tidak bersifat monoton. Pada

siklus II adalah diberikan masalah untuk berfikir bersama dan

mempresentasikan didepan kelas dan menanggapi hasil presentasi teman.

Berikut ini adalah rangkaian tindakan yang akan dilakukan pada siklus

II ini :

a. Guru pelaksana tindakan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan

(41)

b. Setiap kelompok 1 pasang mendapatkan gambar komponen-komponen

penyusun rantai makanan dan maju kedepan untuk menempelkan pada

sebuah papan didepan kelas.

c. Setelah itu perwakilan kelompok menjelaskan bagan didepan dan

kelompok lain menanggapinya.

d. Guru pelaksana tindakan membagikan Lembar Kerja Siswa dan

mengajak siswa untuk memecahkan suatu masalah yang ada didalam

lembar kerja siswa tersebut.

e. Siswa mengisi hasil analisa di dalam lembar kerja.

f. Guru pelaksana tindakan melakukan diskusi atau tanya jawab kepada

siswa untuk mengajak siswa menemukan konsep materi.

g. Selama kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan

kepada siswa terutama aspek kognitif dan psikomotorik siswa dalam

kelompok berdasarkan rubrik observasi.

h. Guru pelaksana tindakan melakukan penilaian kepada siswa secara

individu melalui tes tertulis/ post tes yang harus dikumpulkan oleh

siswa.

3. Pengamatan

Selama KBM berlangsung, mitra peneliti bertugas untuk melakukan

observasi peningkatan aktivitas belajar siswa. Observasi ini dilakukan dengan

(42)

4. Refleksi

Setelah proses pembelajaran dalam satu siklus ini berakhir, maka peneliti

merefleksikan hal-hal sebagai berikut ini :

 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi

mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.

 Meminta evaluasi atau tanggapan dari guru bidang studi tentang

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk diterapkan

dalam siklus selanjutnya jika peneliti belum memenuhi target yang

ditetapkan. Jika peneliti sudah mencapai target yang ditentukan, maka

siklus dihentikan.

5. Evalusi

Evaluasi yang dimaksud adalah untuk keseluruhan siklus pembelajaran

yang dilakukan dengan metode praktikum. Evaluasi ini akan melihat dari

proses serta hasil belajar siswa disetiap siklus, apakah metode yang diterapkan

sudah mampu membawa siswa pada tujuan yang ditetapkan yaitu

meningkatnya aktivitas pada diri siswa.

Evaluasi diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah pembelajaran

selanjutnya, maka dalam evaluasi ini juga akan meminta tanggapan dari guru

(43)

G. Variabel Penelitian dan Indikator Keberhasilan

Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian dan Indikator keberhasilan

Variabel Data Indikator Keberhasilan

Aktivitas siswa Data observasi aktivitas siswa Aktivitas siswa pada

pelaksanaan siklus II

meningkat dibandingkan

dengan siklus I. Tingakt

keaktifan 70%

Prestasi belajar

siswa

Hasil postes pada siklus I Siswa yang tuntas

(mencapai KKM 73)

sejumlah 50% atau 14

orang.

Hasil postes pada siklus II Siswa yang tuntas

(mencapai KKM 73)

sejumlah 70% atau 22

(44)

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran

digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Sedangkan instrumen

pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data penelitian.

 Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Silabus untuk K.D 4.2 (lampiran 1)

2) Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap siklus (lampiran 2)

3) Lembar kerja siswa (lampiran 3)

 Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian adalah sebagai berikut :

1) Kisi-kisi soal pretes dan postes (lampiran 5)

2) Soal pretes dan postes (lampiran 4)

3) Panduan skoring tes (lampiran 6)

4) Kunci jawaban tes (lampiran 7)

5) Lembar pengamatan kelompok siswa mengenai aktivitas mereka

dalam belajar(lampiran 8)

6) Rubrik pengamatan siswa(lampiran 9)

I. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. TES

Penelitian ini menggunakan pretest dan postest. Pretest akan

dilakukan sebelum siswa menerima materi pembelajaran dengan

(45)

kemampuan siswa. Sedangkan, posttest akan dilakukan di setiap siklus

yaitu setelah satu siklus berakhir untuk mengetahui ketercapaian

indikator pembelajaran maupun indikator penelitian yang ditentukan.

Dalam penelitian ini, nilai siswa yang dihasilkan dari tes merupakan

data primer pada aspek kognitif siswa.

Jenis tes yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah

tes objektif berupa soal pilihan ganda (multiple choice) yang

dipadukan dengan tes uraian (essay).

2. Observasi langsung

Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung

terhadapsubyek yang diteliti. Terdapat 2 macam observasi yang

akandilakukan yaitu observasi kognitif mengenai kemampuan siswa

dalam mengemukakan gagasan atau pemikiran serta observasi

mengenai aktivitas kelompok siswa saat belajar.

Observasi akan dilakukan disetiap siklus selama pembelajaran

berlangsung. Data yang diharapkan dari observasi ini adalah data

kuantitatif yang ditunjukkan dengan pemberian skala nilai.

Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti selanjutnya digunakan

untuk mempertimbangkan metode pengumpulan data dan analisa data

yang tepat. Adapun penggunaan instrumen berkaitan dengan prosedur,

alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data dalam penelitian

(46)

Tabel 3.2 Instrumen Pengambilan Data

J. Pengujian atau Validasi Instrumen

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil

belajar dan aktivitas siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada

materi rantai makanan dengan model belajar Think Pair Share. Validitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji keabsahannya

dengan cara :

1. Instrumen bentuk tes

Untuk pengujian instrumen tes akan dilakukan dengan

memperhatikan validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan

kesanggupan tes dalam mengukur isi yang seharusnya, yaitu tes yang

digunakan harus mampu mengungkapkan isi atau variabel yang hendak

diukur (Sudjana, 2010). Cara yang ditempuh adalah memilih materi

yang esensial dan membuat kisi-kisi. Kisi-kisi dapat dibuat untuk

memenuhi validitas isi. Selanjutnya, dilakukan validasi dengan

judgmentexperts yaitu setelah kisi-kisi dibuat lalu dimintakan bantuan

para ahli misalnya dosen ataupun guru untuk menelaah dan

Observer Siswa Analisis kualitatif

2. Menganalisis

Siswa Analisis kuantitatif

(47)

memberikan pertimbangan apakah item tes yang dibuat sudah layak

sebagai alat pengumpul data. Validitas isi tidak memerlukan uji coba

dan analisis statistik yang harus dinyatakan dalam bentuk angka

(Sudjana, 2010).

K. Analisis Data

1. Tes

Karena tes berbentuk pilihan ganda dan uraian, maka masing-masing

akan dianalisis sebagai berikut :

- Pilihan Ganda dengan skor 1 pada setiap nomor jika benar.

2. Uraian

Skoring pada soal uraian dilakukan dengan pemberian skala

jawaban dengan mengacu rubrik skoring yang telah dibuat. Selain

menggunakan sistem skala, Sudjana (2010) menganjurkan untuk

menggunakan sistem bobot untuk setiap nomor soal. Bobot nilai ini

didasarkan pada kategori soal yaitu soal dengan kategori mudah,

sedang, sulit, atau sangat sulit. Analisis yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.3Skoring nilai dalam soal uraian

(48)

Pemberian dengan bobot ini dapat memberikan penghargaan

kepada siswa yang mampu menjawab dengan kategori soal sulit

sehingga siswa tersebut berkesempatan untuk memperoleh nilai lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa yang hanya menjawab soal mudah

(Sudjana, 2010).

Nilai akhir dari soal tes ini dilakukan dengan menjumlahkan

antara nilai pilihan ganda dan uraian yang diperoleh tiap siswa

kemudian dikonversi dalam skala 100.

1. Nilai akhir dan ketuntasan belajar siswa

Untuk menentukan ketuntasan belajar secara klasikal, Ali (1988)

memberikan contoh rumus yang dapat digunakan yaitu :

P = ∑ x 100%

Keterangan :

P adalah nilai ketuntasan belajar

∑ n1 adalah jumlah siswa yang telah tuntas belajar

(49)

2. Lembar Observasi siswa

Tabel 3.4Pengumpulan data aktivitas kelompok siswa saat belajar No Kelompok Interaksi

tatap muka

1. Interaksi tatap muka

K : Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi

C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah

pada saat berdiskusi.

B : Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah saat berdiskusi

2. Tanggung jawab individu

K : Siswa tidak mengerjakan LKS dan tidak dapat menjelaskan kepada

kelompok tentang materi yang ditugasinya.

C : Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok

tentang materi yang ditugasinya.

B : Siswa mengerjakan LKS dan dapat menjelaskan kepada kelompok tentang

(50)

3. Saling ketergantungan positif

K : Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya

selama diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat

temannya.

C : Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama

diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.

B : Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi,

mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.

4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok

K : Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau

mengajukan pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh

temannya, suka memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila

mengajukan pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.

C : Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan

dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati

pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengcungkan tangan

terlebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat

anggota kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat

telunjuk dan menepuk punggung)

B : Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan

pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,

menghormati pandapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan

(51)

5. Evaluasi proses kelompok

K : Siswa tidak berpartisipasi dalam kerja kelompok yaitu tidak mengerjakan

LKS, tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, tidak mau

mendengarkan temannya dan sebagainya.

C : Siswa hanya mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan materi yang

menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya.

B : Siswa mengerjakan LKS, dapat menjelaskan materi yang menjadi

tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya dan sebagainya.

Skor :

K = 1 C = 2 B = 3

Tabel 3.5 Kategori hasil observasi

No Skor Siswa Kategori Hasil Observasi

1 66,68 ≤ % ≤ 100 Tinggi

2 33,34 ≤ % ≤ 66,67 Sedang

3 0 ≤ % ≤33,33 Rendah

(Suharismi,2007)

Skor dari hasil observasi seluruh kelas kemudian dijumlahkan kemudian diubah

ke dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Presentase siswa =

X 100%

Presentase yang diperoleh kemudian digunakan sebagai data pendukung untuk

(52)

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian pada Siklus 1 1. Deskripsi

Hari/tgl : Senin, 14 Mei 2012

Jam : 07.00- 08.30

Tempat : Kelas X6 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Materi : Rantai makanan (Fungsi rantai makanan dan jenis rantai

makanan)

Dari materi rantai makan standar kompetensi yang digunakan adalah

menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan

energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi

dasarnya adalah mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran

energi dan daur biogeokimia.

Materi tersebut mempunyai tujuan supaya siswa dapat berdiskusi dan

dapat menyebutkan fungsi rantai makanan. Siswa juga dapat

mengelompokkan komponen penyususun rantai makanan seperti produsen,

konsumen dan pengurai.

Penyampaian materi pembelajaran tersebut menggunakan model

pembelajaran Think Pair Share yang artinya berfikir sendiri kemudian

berpasangan dan kemudian mendiskusikan dengan pasangan lainnya.

Dengan berdiskusi siswa dapat bekerja satu sama lain dan tidak

(53)

Gambar 2. Siswa berdiskusi sepasang

Dalam siklus 1 siswa dapat diajak untuk saling berkomunikasi

dengan guru dan memperhatikan petunjuk guru. Guru memberikan

instruksi untuk berkelompok yang terbagi menjadi 14 kelompok

masing-masing kelompok 2 siswa. Siswa pun berkelompok sesuai dengan yang

telah dibagikan guru. Kemudian guru membagikan kartu topik dan materi

yang akan didiskusikan, guru menjelaskan prosedur dalam berdiskusi.

Setelah itu para siswa saling mengemukakan pendapat dan bertukar

pikiran tentang kartu topik yang mereka dapat. Siswa duduk berkelompok

yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Setiap kelompok

mendapatkan 1 kartu topik untuk didiskusikan bersama dan siswa saling

bertukar pendapat. Siswa ditugaskan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan topik tersebut dan mencatatnya dalam kertas. Dalam

siklus 1 kelompok sudah ditentukan sesuai dengan nomor absen siswa.

Tetapi disini ada beberapa kecenderungan yang menurun karena anggota

(54)

menyulitkan pendamping dalam mengambil tindakan. Kondisi dapat

dikendalikan dan siswa mau diajak untuk saling berdiskusi dengan tertib

dan mereka mencatat hasil diskusinya didalam buku tulis masing-masing.

Gambar 3. Siswa berdiskusi 2 pasang

Setelah itu siswa membentuk kelompok lagi menjadi 7 kelompok

dan setiap anggota berisikan 4 siswa. Dalam kelompok tersebut siswa

saling mengemukaan pendapatnya dan mencatat hasil diskusi didalam

buku catatan.

(55)

Setelah mereka mengemukakan hasil diskusi masing-masing,

setiap kelompok mengajukan perwakilan untuk mempresentasikan hasil

diskusi didepan kelas. Para siswa yang berkelompok tadi kemudian

menghadap kedepan memperhatikan teman yang sedang presentasi

didepan kelas dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

Setelah semua perwakilan selesai maju presentasi, guru memberikan pos

tes 1 untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran selama 15

menit. Siswa mengerjakan lembar soal secara pribadi dan tidak

mencontek. Suasana didalam kelas terlihat kondusif untuk mengerjakan tes

tersebut.

Setelah soal tes selesai dikerjakan, guru membuat kesimpulan

pembelajaran dengan melibatkan siswa. Melakukan refleksi pembelajaran

tentang apa yang didapatkan setelah belajar mengenai rantai makanan

dengan metode Think Pair Share. Setelah siswa cukup mengajukan

pendapat mereka, guru memberikan tugas mandiri untuk mempelajari

materi untuk minggu depan yaitu memngenai jenis-jenis rantai makanan.

(56)

2. Hasil Kognitif siswa

a. Hasil Pre tes (Kemampuan awal siswa)

Sebelum proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas dilaksanakan

terlebih dahulu pre tes yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal atau

kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatment atau perlakuan

dengan metode. Dengan begitu akan mempermudah peneliti dalam

membandingkan hasil belajar sebelum penggunaan metode. Berikut adalah

hasil pre tes siswa X6 sebelum diberikan metode Think Pair Share.

Tabel 4.1 Hasil kemampuan awal siswa

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai tertinggi siswa ada

pada nilai 80 yang diperoleh 4 siswa dan mereka mempunyai kemampuan

yang lebih dari yang lainnya. Sedangkan siswa yang mempunyai nilai

terendah ada pada nilai 30 yang diperoleh 1 orang. Siswa yang tuntas

dalam belajar hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 73. Siswa

yang belum tuntas ada 22 siswa yang nilainya masih jauh dibawah standar

nilai pembelajaran pada materi Biologi. Nilai rata-rata siswa di kelas X6

pada pelajaran Biologi materi rantai makanan adalah 62,9 dan

Aspek yang diamati Hasil

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 30

Siswa yang tuntas belajar ≥73 6 siswa

Siswa yang belum tuntas belajar ≤73 22 siswa

Rata-rata nilai 60,29

(57)

masihdibawah standar ketuntasan belajar mata pelajaran Biologi yang

seharusnya 73 atau sekitar 7,3. Ketuntasan klasikal pada pre tes tersebut

adalah 20,14% siswa yang tuntas dalam pelajaran ini. Pre tes dipergunakan

untuk mengetahui kondisi awal siswa dan dari data tersebut dapat dilihat

bahwa masih banyak siswa yang nilainya dibawah standar ketuntasan

belajar siswa. Nilai tersebut dapat dipergunakan oleh guru untuk

memperbaiki kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Ketika Pre tes

diberikan, siswa sama sekali belum mendapatkan materi rantai makanan,

hanya berupa peta konsep sebelum memasuki materi rantai makanan.

Dengan metode Think Pair Share diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar dan aktivitas siswa dalam memahami suatu materi yang diberikan

oleh guru. Think Pair Share mengutamakan kerja team atau berdiskusi

kelompok dan saling bertukar pendapat dan siswa akan bervariasi dalam

mengemukan pendapat dan guru akan memberikan penguatan jika ada

siswa yang belum paham.

b. Hasil Pos tes 1

Tabel 4.2 Hasil pos tes 1

Aspek yang diamati Hasil

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 50

Siswa yang tuntas belajar ≥73 14 siswa

Siswa yang belum tuntas belajar ≤73 14 siswa

Rata-rata nilai 71,6

(58)

Pos tes 1 dilakukan pada hari senin, 14 Mei 2012 pada jam pertama. Pos

tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran, sesudah siswa belajar dan

berdiskusi. Pada hasil postes 1 diatas terdapat nilai tertinggi adalah 90 atau 9

yang diperoleh oleh 2 siswa. Kedua siswa tersebut sudah mencapai nilai

standar ketuntasan siswa yaitu ≥ 73 atau 7,3 pada mata pelajaran Biologi

materi rantai makanan. Nilai terendah siswa adalah 50 dan nilai tersebut

masih jauh dibawah rata-rata standar ketuntasan siswa atau ≤ 73 atau 7,3 pada

matapelajaran Biologi materi rantai makanan. Hal tersebut mendorong guru

untuk memperbaiki nilai ketuntasan siswa agar menjadi diatas rata-rata standar

ketuntasan belajar siswa. Siswa yang tuntas belajar ada 14 siswa nilainya

diatas rata-rata standar ketuntasan siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas

belajar juga ada 14 siswa. Rata- rata nilai pada sisklus 1 ini adalah 71,6.

Ketuntasan klasikal siswa ada 50%. Nilai tersebut berimbang di siklus 1

dengan siswa yang tuntas 14 siswa dan siswa yang belum tuntas ada 14 siswa

juga. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai hasil

belajar siswa jika dibandingkan dengan kemampuan awal siswa atau pre tes.

Hal tersebut menunjukkan bahwa metode Think Pair Share dapat

Gambar

Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Khemmis & Mc Taggart
Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian dan Indikator keberhasilan Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Pengambilan Data
Tabel 3.3Skoring nilai dalam soal uraian Nilai yang Bobot nilai per Total nilai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Dari hasil penelitian 40 orang mahasiswa yang diukur dengan tes bangku QCST didapatkan V02 maks yaitu 28 orang ( 70 % ) memiliki kriteria baik (42,45 ml- 55,86 ml), 12 orang

[r]

Kegiatan Rintisan Rumah Pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran dan/atau pelatihan, serta pendampingan. Kegiatan yang

lebih semangat dan giat dalam melaksanakan pembelajaran. 75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak.. dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

Soal

Sehubungan dengan dilaksanakannya evaluasi penawaran dan kualifikasi pada peserta lelang sesuai dengan yang termuat dalam Berita Acara Pembukaan Penawaran Nomor

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENDATAAN SISWA DAN ALUMNI PADA SMK MA’ARIF 4 KEBUMEN BERBASI WEB..

pembelajaran d sekolah, kekuatan dan kelemahan kandungan pelajaran, kemahiran- kemahiran baru yang diperlukan oleh guru-guru, serta jenis-jenis latihan baru yang diperlukan