“PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP ETIKET PERGAULAN
PADA SISWA KELAS VIII DI SMP SWASTA
AR-RAHMANFULL DAY SCDOOLMEDAN
TAHUN AJARAN 2013/2014”.
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
SITI MUKMINAH SINAGA
NIM.
1102151017
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
iii
ABSTRAK
SITI MUKMINAH SINAGA. NIM : 1102151017. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Sosiodrama Terhadap Etiket Pergaulan Pada Siswa Kelas VIII Di SMP Swasta Ar-Rahman Full Day School Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014.
Penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok melalui teknik sosiodrama terhadap etiket pergaulan pada siswa kelas VIII di SMP Swasta Ar-Rahman Full Day School Medan”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Swasta Ar-Rahman Full Day SchoolMedan. Jalan Brigjend H. Abdul Manaf Lubis/Gaperta Ujung No. 58 Medan
Sampel penelitian ini berjumlah 10 siswa dari 36 siswa kelas VIII-C yang mempunyai etiket pergaulan rendah yang ditentukan secara purposive sampling (penarikan sampel secara sengaja) atau rekomendasi data dari guru BK (konselor). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket etiket pergaulan. Angket uji coba etiket pergaulan sebanyak 48 butir pertanyaan yang diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII-B yang berjumlah 39 siswa dan tidak hadir 3 siswa. Angket etiket pergaulan yang valid sebanyak 30 butir pertanyaan yang akan diberikan kepada 10 siswa yang mendapatkan perlakuan (Bimbingan Kelompok). Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon.
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata Pre-test = 77,6 dan Standard Deviasi (SD) = 6,18 sedangkan nilai rata-rata Post-test= 100,7dan Standard Deviasi (SD) = 7,70 dengan demikian pemberian layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap etiket pergaulan siswa dapat mengubah tata krama didalam pergaulan yang lebih baik. Dari hasil uji wilcoxon dengan nilai z hitung adalah -2,803 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu 1,96 Nilai 1,96 didapat dari nilai Zα/2yaitu nilai dari tabel Z0,05/2 = Z0,025= 1,96, maka H0 ditolak
yang artinya penelitian ini “ Ada pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Terhadap etiket pergaulan Siswa Pada Kelas VIII-C Di SMP SwastaFull Day SchoolMedan Tahun Ajaran 2013/2014.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...iii
KATA PENGANTAR ...iv
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL...xi
DAFTAR GAMBAR...xii
DAFTAR LAMPIRAN...xiii
DAFTAR GRAFIK...xv
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1..Latarbelakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Pembatasan Masalah ... 6
1.4. Rumusan Masalah ... 6
1.5. Tujuan Penelitian ... 6
1.6. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1. Kerangka Teori... 8
2.1.1. Etiket Pergaulan ... 8
2.1.1.1. Pengertian Etiket dan Pergaulan ... 8
2.1.1.2. Pengertian Etiket Pergaulan ... 11
2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Etiket Pergaulan ... 12
2.1.3. Prinsip – Prinsip Etiket Pergaulan ... 16
ix
2.1.5. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok ... 19
2.1.6. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 21
2.1.7. Teknik-teknik Bimbingan kelompok... 23
2.1.7.1 Defenisi teknik sosiodrama ... . 29
2.1.7.2. Tujuan Sosiodrama... . 30
2.1.7.3. Langkah-langkah Sosiodrama ... . 31
2.2. Kerangka Konseptual ... 32
2.3. Hipotesis ... 35
BAB III : METODE PENELITIAN ... 36
3.1. Jenis Penelitian ... 36
3.2. Subjek Penelitian ... 36
3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 37
3.4. Desain Penelitian ... 38
3.5. Langkah – Langkah Penelitian ... 38
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.6.1. Uji Validitas ... 41
3.6.2. Uji Reliabilitas ... 41
3.7. Teknik Analisis Data ... 42
3.7.1 uji wilcoxon ... 42
3.7.2. Uji Normalitas ... 43
3.7.3. Uji Homogenitas ... 44
3.8. . Persiapan Penelitian ... 44
x
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1. Gambar Umum Lokasi Penelitian ... 47
4.1.1.Keadaan SMP Swasta Ar-Rahman Full Day School Meda .. 47
4.2.Pengujian Persyaratan Analisis ... 49
4.2.1. Uji Validitas ... 49
4.2.2.Uji Reliabilitas ... 50
4.3.Uji Persyaratan Analisis ... 49
4.3.1. Uji Wilcoxon ... 50
4.3.1.Uji Normalitas ... 51
4.3.2.Uji Homogenitas ... 52
4.4.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53
4.4.1. Data Pre-Test Etiket Pergaulan Siswa ... 54
4.4.2. Data Post-Test Etiket Pergaulan Siswa ... 55
4.5.Kategori Etiket Pergaulan Siswa Pengukuran Deviasi Kuartil .... 57
4.6.1.Pengukuran Deviasi Kuartil Pre-test ... 57
4.6.2.Pengukuran Deviasi Kuartil Post-test ... 58
4.7.Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1.Kesimpulan ... 63
5.2.Saran ... 63
Daftar Pustaka ... 66
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Pemberian Skor Angket ...39
Tabel 3.2: Kisi-Kisi Uji Coba Angket Etiket Pergaulan ...40
Tabel 3.3: Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok teknik sosiodrama ... 40
Tabel 4.4: Kisi-kisi angket Etiket Pergaulan Yang Valid ... 49
Tabel 4.5 : Kisi-kisi angket Etiket Pergaulan penomoran baru………49
Tabel 4.5: Ringkasan Hasil Analisis Etiket Pergaulan Siswa ... 52
Tabel 4.6: Hasil Pre-Test (Sebelum diberikan layanan Bimbingan Kelompok) ...53
Tabel 4.7: Hasil Post Test (Sesudah diberikan layanan Bimbingan Kelompok) ...54
Tabel 4.8: Ringkasan Hasil Persen Pre-Test Dan Post-Test ...53
Tabel 4.9: Hasil Kategori Etiket Pergaulan Pada Pre-Test ... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1: Lokasi SMP Ar Rahman Full Day School Tampak Dari Luar ... 101
Gambar 2: Bangunan SMP Ar Rahman Full Day School
Tampak Dari Dalam………101
Gambar 3: Foto Peneliti Bersama Konselor SMP Ar Rahman Full Day School
Medan ... 102
Gambar 4: Peneliti Sedang Menerangkan Dan Memberikan Pengarahan tentang
pengisian angket... 102
Gambar 5: Siswa sedang mengisi angket Pre - tes yang diberikan peneliti.... 103
Gambar 6: Siswa sedang mengisi angket Post - test yang diberikan peneliti. 103
Gambar 7: Siswa sedang membaca naska dialog sosiodrama yang akan di mainkan ... 133
Gambar 8: Peserta bimbingan kelompok sedang memerankan rasa empati
memberikan selamat terhadap teman yang menang atas juaranya.133
Gambar 9: Peserta bimbingan kelompok memerankan ketidak jujuran /
melihat catatan ketika ujian berlangsung ...160
Gambar 10: Peserta bimbingan kelompok memerankan sikap ketidak jujuran karna melihat hasil ujian teman... 160
Gambar 11: Peserta bimbingan kelompok memerankan sikap empati terhadap
teman yang sedang sedih karna memiliki masalah keluarga...191
Gambar 12: Peserta bimbingan kelompok sedang memerankan rasa empati
xv
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1.Hasil angket Pre-test dan angket Post-test………53
1
BAB B
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya, bangsa yang baik adalah
bangsa yang beradab ( Alam, S 1989 : 4 ). “Manusia yang peradabannya masih
rendah adalah manusia yang masih sangat primitif, oleh karena itu di setiap
bangsa yang mempunyai peradaban, anak – anak sejak kecil sudah dididik untuk
mengenal etiket ( Sopan - santun )”(Alam, S 1989 : 3). Menurut Uno. R (2009 : 4)
“etiket berasal dari bahasa prancis, etiquette, yakni aturan sopan santun dan tata
cara pergaulan yang baik antara sesama manusia”.
Demikian pula halnya dengan bangsa indonesia, dimana merupakan
bangsa yang berdasarkan Pancasila dan mengutamakan etiket (sopan-santun),
artinya memberikan pedoman atau norma-norma (Alam, S 1989 : 3).
Dalam setiap pergaulan, baik berteman, bermasyarakat, bahkan berbangsa,
dibutuhkan suatu etiket ( Sopan – santun ) sebagai alat menilai baik –buruknya
suatu tindakan. “Dalam dunia pendidikan pun demikian, karena etiket
(sopan-santun) merupakan hal yang paling mendasar yang menjadi pegangan seorang
pelajar dalam bersosialisasi dengan masyarakat” (Bertens, 2007 : 9).
Etiket pergaulan setiap individu akan tampak pada perilaku sehari – hari,
karena etiket memberikan gambaran tentang sopan - santun yang dapat dinilai
2
Menurut Uno, R (2004 : 86) etiket pergaulan perlu diterapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di lingkungan sekolah; (2) Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas, baik kepada teman sebaya, adik kelas dan guru yang ada disekolah; (3) Tidak meludah disembarang tempat; (4) Tidak kentut di hadapan teman; (5) Saling menghargai dan menghormati sesama teman; (6) Tidak menguap terlalu lebar dihadapan teman; (7) Tidak saling mengejek nama orang tua; (8) Memberikan contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat, dan kakak tingkat; (9) Menegur teman yang lagi berbuat salah.
Menurut (Alwi : 2013) dampak dari pembiasaan berperilaku baik tersebut berpengaruh pada tiga hal yaitu: (a) Pikiran, siswa mulai belajar berpikir positif (popitif thinking). (b) Ucapan, perilaku yang sesuai dengan etiket adalah tutur kata siswa yang sopan, misalnya mengucapkan salam kepada guru atau tamu yang datang, menegur guru, berbicara kepada guru ketika proses belajar mengajar, berbicara kepada adik tingkat, kakak tingkat, dan mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu serta meminta maaf jika melakukan kesalahan, berkata jujur, dan sebagainya. (c) Tingkah laku, artinya bahwa tertuju pada tingkah laku yang benar, yang sesuai dengan etiket pergaulan sehari – hari.
Hanum, F (2009 : 2) dalam penelitiannya menyatakan untuk menjaga hubungan pergaulan yang baik dengan teman, rekan kerja dan orang lain harus menerapkan etiket pergaulan yang berhubungan dengan komunikasi yang efektif, yaitu bertutur sapa yang sopan, berbicara tidak berlebihan, berbahasa tidak kasar, tidak menjadi propokator, menciptakan imej yang positif dengan melihat latar belakang budaya yang berbeda didalam berbicara.
Makna etiket pergaulan harus dipahami dan diaplikasikan didalam
lingkungan siswa yang realitanya lebih banyak siswa yang tidak sadar dan tidak
mengetahui makna etiket pergaulan, sehingga ada saja siswa-siswi yang tidak
memiliki sikap yang baik, seperti siswa yang tidak memiliki etiket pergaulan,
siswa yang lebih menyukai hidup dengan bebas, pergaulan bebas antara siswa
dengan siswi, tidak mengikuti peraturan yang berlaku dimana hal tersebut
3
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti Senin, 6 Januari 2014
Pukul 10.00 WIB di SMP – Ar-RahmanFull Day School Medan Helvetia adalah
banyak siswa yang bertingkah laku tidak sopan terhadap teman seperti berbahasa
kasar contohnya mengatakan “bodoh” kepada temannya, menghina teman
contohnya mengatakan “jelek” atau bagian kekurangan fisiknya, mengejek nama
orang tua, kurang menghargai pendapat teman, suka memotong pembicaraan
orang lain contohnya ketika temannya menyatakan pendapat langsung disalahkan
dengan teman yang lain, meludah didepan teman, memukul teman dan adik
tingkat, dan tidak permisi ketika lewat didepan kakak kelas.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru BK SMP Ar-Rahman
Full Day School Medan yang bernama Bapak Miswanto, S.Pd pada Senin, 6
Januari 2014 pukul 10.00 WIB didapatkan hasil bahwa cukup banyak siswa kelas
VIII-b dan VIII-c yang mempunyai masalah etiket pergaulan. Hal ini diperkuat
dengan laporan kepada guru BK bahwa dari beberapa guru mata pelajaran
mengatakan bahwa siswa kelas VIII-C masih banyak yang terlihat tidak saling
menghargai pendapat temannya didalam kegiatan belajar mengajar salah satu
contohnya yaitu saat melakukan diskusi kelompok, ada siswa yang
mengemukakan pendapatnya tetapi sebagian temannya tidak setuju dengan
pendapat yang dikemukakan temannya itu, sebagian temannya langsung
menyalahkan dengan bahasa yang tidak sesuai diungkapkan didalam kelompok
diskusi.
Kenyataan tersebut didukung dari hasil daftar chek list yang dilaksanakan
4
kelas VIII, diketahui bahwa hampir 80% dari 74 siswa di SMP Ar-RahmanFull
Day SchoolMedan yang mempunyai rendahnya kemampuan etiket pergaulan.
Kasus diatas dapat diatasi dengan beberapa cara salah satu cara untuk
membantu meningkatkan etiket pergaulan siswa adalah melalui bimbingan dan
konseling, dalam bimbingan dan konseling terdapat pula yaitu layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyaluran, bimbingan belajar, konseling individu,
bimbingan kelompok, konseling kelompok. Didalam penelitian ini peneliti
mengambil layanan bimbingan kelompok. Menurut Sukardi dan Kusmawati
(2008 : 10) “bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu
(terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang
kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan
masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan”.
Menurut Gazda (1978) dalam Prayitno dan Amti. E (2004 : 309) “kegiatan
bimbingan kelompok adalah kegiatan yang berupa penyampaian informasi yang
tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi. Informasi
tersbut diberikan terutama dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain”.
Bimbingan kelompok memiliki beberapa teknik diantaranya yaitu teknik
home room, diskusi kelompok, psikodrama, sosiodrama, karya wisata dan
organisasi murid, peneliti cenderung mengambil teknik sosiodrama. Sosiodrama
menurut Ahmadi, A dan Supriyono, W (2004 : 123) adalah “suatu cara dalam
bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid-murid untuk bermain
5
yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari – hari di masyarakat dan untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia”.
Berdasarkan alur pikiran diatas diketahui bahwa layanan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama dapat digunakan dalam penelitian desain
eksprimental untuk meningkatkan etiket pergaulan siswa.
Mengacu pada uraian di atas, maka judul yang di angkat penulis adalah
“Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Sosiodarama
Untuk Meningkatkan Etiket Pergaulan Siswa Kelas VBBB SMP Ar- Rahman
Full Day SchoolMedan Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2. Bdentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka yang
menjadi identikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa berbahasa kasar terhadap teman, adik kelas dan kakak kelas.
2. Siswa sering meludah didepan teman
3. Siswa menghina teman
4. Siswa kentut didepan teman
5. Siswa mengejek nama orang tua teman
6. Siswa menguap di depan teman
7. Siswa tidak minta permisi ketika lewat kakak kelas
8. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami etiket pergaulan
9. Kurang aktifnya layanan bimbingan kelompok di sekolah
10. Guru kurang memahami layanan bimbingan konseling
6
1.3. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “menggunakan
layanan bimbingan kelompok melalui teknik sosiodrama dengan tahap-tahap
pelaksanaan teknik sosiodrama dan rancangan pelaksanaan layanan untuk acuan
peneliti didalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terhadap etiket
pergaulan pada siswa kelas VIII di SMP Ar- Rahman Full Day School Medan
Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.4. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian di atas adalah: “Apakah ada
pengaruh layanan bimbingan kelompok melalui teknik sosiodrama terhadap etiket
pergaulan pada siswa kelas VIII di SMP Ar- Rahman Full Day School Medan
Tahun Ajaran 2013/2014”. ?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah peneitian di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian ini adalah:
a. Tujuan Umum
Secara umum peneliti bertujuan untuk Untuk meningkatkan etiket
pergaulan siswa kelas VIII di SMP Ar- Rahman Full Day SchoolMedan melalui
bimbingan kelompok teknik sosiodrama dan implementasinya dalam sikap
sehari-hari disekolah maupun di lingkungan rumah.
b. Tujuan Khusus :
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bimbingan kelompok teknik sosiodrama terhadap etiket pergaulan siswa kelas
7
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antaranya:
1. Manfaat Konseptual
Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan bimbingan kelompok dan melalui teknik
sosiodrama dan etiket pergaulan.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Sekolah
Sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kualitas dan mutu sekolah
untuk melahirkan siswa yang berkualitas, berakhlak dan sopan-santun yang baik.
Membantu siswa yang memiliki etiket pergaulan yang rendah dengan dilakukan
upaya layanan bimbingan kelompok.
b. Bagi guru pembimbing
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru pembimbing di SMP Ar Rahman
Full Day SchoolMedan dalam melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok,
dengan memanfaatkan jam bimbingan dan konseling dikelas seefektif mungkin
untuk membantu membentuk karakter pada diri siswa.
c. Manfaat Bagi Peserta Didik
Dengan mengikuti kegiatan bimbingan kelompok teknik sosiodrama siswa
akan terdorong untuk membentuk kepribadian yang positif, khususnya dapat
63 BAB B
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV yaitu pre-test
mempunyai rata-rata (M) = 77,6 dan Standard Deviasi (SD) = 6,18, sedangkan
post-test rata-rata (M) = 100,7 dan Standard Deviasi (SD) = 7,70, dan nilai
persentil yang diperoleh dari data pre-test terdapat ketegori rendah 50%, sedang
30% dan tinggi 20% dibandingkan dengan data post-test dapat diperoleh kategori
rendah 20%, sedang 20% dan tinggi 60%, maka data post-test lebih tinggi
dibandingkan dengan data pre-test.
Selanjutnya diperoleh Dari hasil uji wilcoxon dengan nilai z hitung adalah
-2,803 dan itu lebih kecil dari nilai z tabel yaitu 1,96 Nilai 1,96 didapat dari nilai
Zα/2 yaitu nilai dari tabel Z0,05/2 = Z0,025 = 1,96, maka H0 ditolak yang artinya
penelitian ini “ Ada pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik
Sosiodrama Terhadap etiket pergaulan Siswa Pada Kelas VIII-C Di SMP Swasta
Full Day SchoolMedan Tahun Ajaran 2013/2014
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan pada beberapa pihak,
antaranya :
1. Bagi siswa
Untuk para siswa yang mempunyai etiket pergaulan rendah, hendaknya
mau mengikuti kegiatan bimbingan kelompok melalui teknik sosiodrama dan
64 2. Bagi Konselor
Dengan adanya bukti bahwa layanan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama dapat meningkatkan etiket pergaulan siswa di lingkungan sekolah,
Konselor dapat menggunakan teknik sosiodrama sebagai salah satu teknik untuk
memberikan layanan bimbingan kepada siswa.
3. Bagi Sekolah
Bagi pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan etiket pergaulan
siswa, salah satu caranya dengan mengadakan bimbingan kelompok melalui
teknik sosiodrama serta hendaknya lebih memfasilitasi jalannya kegiatan
bimbingan konseling disekolah.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti lain di harapkan agar waktu pemberian bimbingan layanan di
perpanjang 8 sampai 10 kali bimbingan layanan agar hasil layanan bimbingan
kelompok teknik sosiodrama lebih maksimal dan dalam penelitian ini juga hanya
melakukan satu kali post tes sehingga tidak diketahui secara pasti sampai berapa
lama efek pemberian layanan bimbingan terhadap peningkatan etiket pergaulan
siswa di lingkungan sekolah terhadap subyek penelitian. Ada baiknya jika
dilakukan lebih dari satu kali pemberian pos testuntuk melihat tingkat efektivitas
jangka panjang pemberian layanan bimbingan teknik sosiodrama terhadap etiket